You are on page 1of 13

STANDAR SPLN 10-1A:1996

PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA Lampiran keputusan Direksi PT PLN (Persero)


No. : 099.K/0594/DIR/1996, tanggal 15 Oktober 1996

ISOLATOR RENTENG JENIS KAP DAN PIN

DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI


P.T. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO)

JALAN TRUNOJOYO NO. 135 – KEBAYORAN BARU – JAKARTA 12160


STANDAR SPLN 10-1A:1996
PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA Lampiran keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. : 099.K/0594/DIR/1996, tanggal 15 Oktober 1996

ISOLATOR RENTENG JENIS KAP DAN PIN

Disusun oleh:
Kelompok Pcmbakuan Bidang Distribusi dengan
Surat Keputusan Dircksi PT. PLN (PERSERO)
No.: 055.K/495/DIR/1995 tanggal 11 Agustus 1995

Diterbitkan oleh:
PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO)

JIn. Trunojoyo No. 135 - Kebayoran Baru

JAKARTA 12160
Susunan Anggota Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PLN ( PERSERO )
No.: 055.K/495/DIR/1995

1. Kepala PT. PLN ( PERSERPO ) Pusat Sebagai Ketua


Penyelidikan Masalah Kelistrikan merangkap Anggota Tetap

2 Kepala Dinas Pembakuan, Sebagai Ketua Harian merangkap


PT. PLN ( PERSERO ) PPMK Anggota Tetap
3. Kepala Bagian Pembakuan Peralatan, . Sebagai Sekretaris merangkap
P.T. PLN ( PERSERO) PPMK Anggota Tetap
4. Kepala Bagian Peralatan Listrik , P.T. PLN Sebagai Wakil Sekretaris merangkap
( PERSERO) PPMK Anggota Tetap
5. Kepala Divisi Listrik Pedesaan, Scbagai Anggota Tetap
P.T. PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT
6. Kepala Divisi Pengadaan Konstruksi, Sebagai Anggota Tetap
P.T. PLN ( PERSERO) KANTOR PUSAT
7. Kcpala Divisi Pelayanan Pclanggan, Sebagai Anggota Tetap
P.T. PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT
8. Kepala Divisi Perbendaharaan, Sebagai Anggota Tetap
P.T, PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT
9. Kepala Divisi Humas Sebagai Anggota Tetap
P.T PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT
10. Inspektur Bidang Teknik, PT. PLN
( PERSERO) SPI Sebagai Anggota Tetap
11. Kepala Departemen Teknik Listrik, P.T.
PLN ( PERSERO ) PPE Sebagai Anggota Tetap
12. PemimpinPT. PLN (PERSERO) Wilayah
VIII Sebagai Anggota Tetap
13. Penumpm PT. PLN (PERSERO) Distribusi
JAYA & TGR Sebagai Anggota Tetap
14. Kepala Laboratoriom Listrik, PT. PLN
(PERSERO) PPMK Sebagai Anggota Tetap
15. Kepala UDIKLAT CIBOGO,
PT. PLN ( PERSERO) PUSDIKLAT Sebagai Anggota Tetap
PASAL 1 - RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Halaman
1. Ruang lingkup 1
2. Tujuan 1
PASAL 2 - DEFINISI

3. Definisi 1
PASAL 3 - KONSTRUKSI
4. Bentuk 2
5. Sifattampak 2
5.1 Begian keramik (untuk isolator kap dan pin dan bahan keramik) 2
5.2 Bagian gelas (untuk isolator kap dan pin dari bahan gelas) 2
5.3 Bagian logam 2
5.4 Lapisan seng 3
PASAL 4 -BAHAN
6. Bahan 3
6.1 Piringan isolator 62. Permukaan piringan 3
6.3 Bagian logam 3
6.4 Gawai pengunci 3
PASAL 5 - KARAKTERISTIK
7. Karakteristik listrik 4
8. Karakteristik mekanik 4
9. Karakteristik dimensi dan toleransi 4
9.1 Karakteristik dimensi 4
9.2 Toleransi 4
PASAL 6 - KODE PENGENAL DAN PENANDAAN
10. Kode Pengenal 4
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Halaman

11. Penandaan 5
11.1 Penandaanpada isolator 5
11.2 Penandaan pada kemasan 5

PASAL 7 - PENGGUNAAN
12. Penggunaan 5

PASAL 8 - PEMAKAIAN SELONGSONG SENG

13. Pemakaian selongsong seng 5

PASAL 9 - PENGUJIAN

14. Pengujian 5
Gambar 1 : Unit isolator renteng jenis kap dan pin dengan kopling bola dan sendi 6
6 Tabel 1 : Spesifikasi nilai karakteristik dimensi, mekanis dan listrik unit isolator renteng
7 jenis kap dan pin 7
ISOLATOR RENTENG JENIS KAP DAN PIN
PASAL 1 - RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1. Ruang lingkup
Standar ini berlaku untuk unit isolator renteng jenis kap dan pin dengan bagian isolasi dan
bahan keramik atau gelas untuk saluran udara dan gardu induk dengan tegangan nominal
lebih besar dari 1000 volt dan frekuensi 50 Hz.
Standar ini berlaku untuk unit isolator renteng yang dipasang pada saluran udara di kawasan
bersih atau terpolusi. Bila dipasang pada kawasan dengan tingkat polusi sangat berat dan
pada kondisi lingkungan khusus atau ekstrim, dimensi tertentu perlu diubah dan untuk isolator
yang mempunyai jarak rambat, spasi dan bentuk yang berbeda lebih disukai (sebagai contoh
profil datar, profil hemispherical dan lain-lain).
Catatan : 1) Untuk definisi tingkat polusi lihat SPLN 10-3B, “Tingkat intensitas polusi sehubungan dengan pemilihan
isolator".
2) Dimensi kopling bola dan sendi tereakup dalam IEC 120 : 1984, "Dimension of ball and socket coupling of string
insulator units".
2. Tujuan
Standar ini dimaksudkan untuk memberikan pegangan yang terarah bagi pemesanan dan
pengujian oleh PT. PLN (PERSERO) serta membatasi dan menyeragamkan jenis dan
konstruksinya.
Standar ini menentukan nilai spesifikasi untuk karakteristik listrik dan mekanik serta dimensi
utama unit isolator renteng jenis kap dan pin.
PASAL 2 - DEFINISI
3. Definisi
3.1 Isolator
Isolator adalah gawai yang berfungsi sebagai isolasi listrik dan pemegang mekanik dari
perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial.
3.2 Jarak rambat
Jarak rambat adalah jarak terpendek sepanjang permukaan isolator antara dua bagian
konduktif.
3.3 Spasi
Spasi adalah jarak antara dua titik yang sama letaknya pada sirip yang berurutan dari suatu
isolator atau rakitan isolator
3.4 Isolator kap dan pin
Unit isolator kap dan pin adalah suatu isolator yang terdiri dari bagian isolasi yang berbentuk
piringan atau lonceng dengan atau tanpa rusuk pada permukaan bawahnya dilengkapi gawai
pemegang yang terdiri dari kap di bagian luar (atas) dan pin di bagian dalam (bawah) yang
terpasang secara aksial.
3.5 Isolator kap dan pin dengan kopling bola dan sendi
Isolator jenis kap dan pin dengan kopling bola dan sendi adalah isolator kap dan pin dengan
kopling yang terdiri dari bola, sendi dan gawai pengunci sehingga menyebabkan rentengan
isolator fleksibel.
PASAL 3 - KONSTRUKSI

4. Bcntuk
Bentuk unit isolator renteng jenis kap dan pin dengan kopling bola dan sendi dapat dilihat pada
Gambar 1.

5. Sifat tampak
5. 1. Bagian keramik ( untuk isolator kap dan pin dari bahan keramik)
Bagian keramik setiap unit isolator renteng jenis kap dan pin harus bebas dan lubang atau
cacat dan harus diglasur.

Warna glasur harus coklat, dan wama yang lebih tua atau lebih muda diijinkan.
Hal ini juga berlaku untuk daerah dimana glasur lebih tipis dan lebih terang, sebagai contoh
pada bagian tepi dengan radius kecil.
Daerah yang diglasur harus dilingkupi glasur halus dan mengkilat, bebas dari retak dan cacat

lain. Cacat glasur antara lain : bercak tanpa glasur, ada bahan lain dalam glasur atau bintik

lubang. Toleransi cacat glasur yang diijinkan dapat dilihat pada SPLN 10-IE. Luas total cacat

glasur setiap unit isolator tidak melebihi:

100 + ((D * F)/2000 ) mm2

Luas setiap cacat glasur tunggal tidak melebihi:

50 + ((D * F)/2000 ) mm2


Dimana D adalah diameter terbesar isolator dalam mm, dan F adalahjarak rambat
isolator dalam mm. SPLN 10-3B memberikan penjelasan rinci mengenai parameter
pcnting profil sinp isolator anti polusi. Akumulasi benda yang masuk (scbagai contoh
butir-butir pasir) dianggap scbagai cacat glasur tunggal.
Bintik sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 mm (sebagai contoh disebabkan oleh partikel
debu selama pcngglasuran) tidak dimasukkan dalam luas total cacat glasur. Dalam setiap luas
50 mm x 10 mm, jumlah bintik tidak melebihi 15.

Jumlah total bintik pada unit isolator tidak melebihi:

50 + ((D * F)/1500 ) mm2

5.2 Bagian gelas (untuk isolator kap dan pin dari bahan gelas)
Bagian gelas harus bebas dari lubang atau cacat termasuk adanya gelembung dalam gelas
Wama gelas harus hijau, warna yang lebih tua atau lebih muda diijinkan.
5.3 Bagian logam
- Bagian logam dari kap dan pin harus digalvanis dengan bahan seng.
- Bagian logam direkatkan ke bagian isolasi menggunakan semen Portland

5.4 Lapisun seng


Bagian Iogam digalvanis celup panas.
Pelapisan seng pada logam (galvanisasi) harus kontinu merata dan sehalus mungkin ( agar
tidak melukai tangan pada saat dipegang) dan bebas dan segala sesuatu yang dapat merusak
benda yang dilapisi.

Tolcransi cacal yang diijinkan dan nilai massa lapisan seng sesuai SPLN 10-1E.
Bercak kecil tak terlapisi diijinkan. Luas maksimum satu bercak tak lerlapisi 4 mm2, tetapi
seluruh permukaan yang tak terlapisi tidak melebihi 0,5 % dan permukaan total bagian logam
dengan maksimum 20 mm2.
Pelapisan harus tahan terhadap akibat penanganan pada penggunaan nonnal barang terscbut
tanpa mengelupas atau menyerpih.

Massa lapisan seng :


- Untuk besi dan baja tuang atau tempa minimum : 500 g/m , rata-rata 600 g/m
- Untuk baut, mur dan ring minimum : 300 g/m , rata-rata 375 g/m
Catalan : Sebagai pedoman. ekivalen ketebalan pendekatan nilai massa adalah:
500 g/m2 70 H m, 600 gr/m2 - 85 H m 300 g/m2 ; 43 tim, 375 gr/m2 - 54 ^ m

PASAL 4 -BAHAN

6. Bahan
6.1 Piringan Isolator
Piringan isolator dari isolator kap dan pin terbuat dari keramik proses basah atau gelas yang

diperkeras. Piringan harus kuat dan bebas dan kerusakan.

6.2 Permukaan piringan


Permukaan piringan isolator kap dan pin dari bahan keramik harus diglasur, licin dan bebas
dari cacat lapisan, permukaan isolator kap dan pin dari bahan gelas harus licin dan bebas dari
cacat lubang.
6.3 Bagian logam
Bagian logam isolator kap dan pin, kecuali gawai pengunci terbuat dari besi tempa dengan
tingkat yang baik, besi luang atau baja.
Bagian yang terbuat dari besi/baja harus dilapisi bahan tahan karat dengan cara galvanisasi.
6.4 Gawai pengunci
Gawai pengunci terbuat dari kawat tank dingin, kawat terbuat dari bahan : campuran tembaga
dengan timan, kumngan, baja tahan karat atau aluminium.
Catalan: 1) Syarat glasur dan lapisan sengdiberikan dalam SPLN 10-1E
2) Syarat gawai pengunci diberikan dalam SPLN 10-1C

PASAL 5 - KARAKTERISTIK

7. Karakteristik listrik

Sctiap unit isolator kap dan pin dicirikan oleh tegangan ketahanan impuls petir pengenal dan
tegangan ketahanan frekucnsi kerja basah pengenal dan tegangan tembus minimum sesuai
SPLN 7A dan 7B: Koordinasi Isolasi.
Catatan : Tegangan operasi tidak ditetapkan, jumlah rentengan tergantung kondisi dan
tegangan pelayanan.

8. Karakteristik mekanik
Setiap unit isolator kap dan pin dicinkan oleh beban gagal mekanik atau elektromekanik.
9. Karakteristik dimensi dan toleransi
9.1 Karakteristik dimensi
Karaktenstik dimensi ditetapkan sebagai bcnkut:
a. Diameter nominal maksimum bagian isolasi
b. Spasi nominal
c. Jarak rambat nominal minimum
d. Kopling standar Karakteristik listrik, mekanik atau elektromckanik dan dimensi harus
sesuai Tabel 1.

Catalan : Hal berikut perlu diperhatikan untuk isolator yang dipasang dikawasan tcrpolusi
a) Walaupun jarak rambat sama, karakteristik tegangan ketahanan dapat berubah sesuai
bentuk sirip isolator.
b) Walapun panjang renteng sama, karaktenstik tegangan ketahanan dapat berkurang sesuai
dengan bertambahnya kekuatan isolator karena efisiensi jarak rambat yang Iebih rendah
pada diameter rata-rata yang lebih besar.
9.2 Toleransi
Kecuali spasi nominal, toleransi dimensi yang dinyatakan dalam SPLN 10-1E bcrlaku untuk
semua nilai nominal termasuk nilai diameter nominal maksimum dan nilai jarak rambat
nominal minimum dalam Tabel 1.
Toleransi spasi nominal adalah
± (0,03 p + 0,3) mm p adalah spasi dinyatakan dalam mm.

PASAL 6 - KODE PENGENAL DAN PENANDAAN

10. Kode pcngenal


Isolator pada Tabel 1 ditandai dengan huruf U yang menyatakan jenis kap dan pin yang diikuti
suatu bilangan yang mcnyatakaii beban gagal mekanik atau elektromekanik, dalam
kiloNewton. Huruf B berikutnya menyatakan kopling bola dan sendi serta huruf S atau L yang
menyatakan spasi pendek atau panjang.Isolator dengan berjarak rambal panjang untuk
kawasan terpolusi ditandai dengan huruf akhir P.

11. Penandaan

II.I Penandaan pada isolator

Isolator ditandai pada bahan isolasinya dengan kode pengenalnya sesual Tabel 1 dilambah
merk dagang pabrikan dan tahun pembuatan Tanda ini harus Jelas terbaca dan tak dapat
dihapus. Tanda ini harus tercetak pada bagian bahan isolasinya dan atau padabagian kapnya.
11.2 Penandaan pada kemasan :
- Kode pengenal isolator (beban gagal mekanis danjarak rambat minimum)
- Merk dagang pabnkan
- Tahun pembuatan

PASAL 7 -PENGGUNAAN

12. Penggunaan
Penggunaan isolator jenis kap dan pin disesuaikan dengan tingkat polusi dimana isolator itu
akan dipasang
(sesuai SPLN 10-3B "Tingkat intensitas sehubungan dengan pedoman pemilihan isolator").

PASAL 8 - PEMAKAIAN SELONGSONG SENG

13. Pemakaian selongsong seng


Untuk menghindan terjadinya korosi pin pada kawasan terpolusi sedang, berat dan sangat
berat maka perlu dipasang selongsong seng pada pin isolator. Material selongsong seng harus
seng mumi dengan kemumian tidak kurang dari 99,7%.

Selongsong seng harus dileburkan ke balang pin di bagian perbatasan antara semen dan
batang pin tanpa sela diantaranya.

PASAL 9 - PENGUJIAN
14. Pengujian
Metoda dan kriteria penerimaan pengujian isolator jenis kap dan pin berdasaikan pada SPLN

10-IE. Pengujian yang perlu dilakukan adalah:

Uji jenis:
- Verifikasi dimensi
- Uji tegangan ketahanan impuls petir kering
- Uji tegangan ketahanan frekuensi kerja basah
- Uji beban gagal mekanik ( untuk bahan gelas )
- Uji beban gagal elektro mekanik (untuk bahan keramik)
- Uji termal mekanis

Uji contoh:
- Vcririkasi dimcnsi
- Verifikasi pergeseran aksial, radial dan sudut
- Uji bcban gagal elektro mekamk (untuk keramik)
- Uji daur suhu
- Uji kejut tcrmal ( untuk bahan gelas )
- Uji bcban gagal mekamk ( untuk bahan gelas )
- Uji (embus
- Uji keporian ( untuk bahan keramik )
- Verifikasi sistem penguncian
- Uji galvanis
Uji nitin:
- Pemenksaan sifat tampak
- Uji mekanik rutin
- Uji elektrik rutin ( untuk bahan keramik )
Gambar 1. Unit isolator rentengjenis kap dan pin dengan kopling bola dan sendi

You might also like