You are on page 1of 14

INTERPRETASI

1.

Foto : periapikal

Interpretasi : terdapat gambaran radioopak yang terlokalisir dan difus di sekitar kedua akar gigi
36 (mesial – distal)

Radiodiagnosis : condensing osteitis

DD : enostosis

Condensing osteitis adalah gambaran radioopak yang terlihat di bawah apeks gigi yang sudah
nonvital dan biasanya memiliki lesi karies yang besar atau tumpatan yang luas. Condensing
osteitis terjadi akibat inflamasi pada pulpa yang bersifat kronis. Pulpa yang terinflamasi seperti
pada pulpitis kronis dapat merangsang respon tulang. Tulang periapikal akan
mengalami proliferasi sehingga menghasilkan gambar radioopak. Condensing osteitis
bervariasi dilihat dari bentuk dan ketebalan dengan lesi yang tidak terlihat menempel pada akar
gigi.
Biasanya terjadi sebelum usia 25 tahun, dan gigi yang paling sering adalah molar pertama
mandibula, dengan vitalitas pulpa, dengan pertumbuhan yang lambat dan dapat memperluas
tulang kortikal

2.

Interpretasi Gambar

Radiografi:

Lesi radioopak pada region posterior mandibula.


Radiografis:

Lesi radioopak (jaringan telah terkalsifikasi) berbatas jelas namun tidak teratur dan dibatasi oleh
garis radiolusen pada region posterior mandibula, menghambat erupsi gigi molar tetap.

Radiodiagnosis:

Odontoma complex pada region posterior mandibula.

Source: Syafriadi, Mei. 2008. Patologi Mulut

3.
Interpretasi Gambar

Radiografi:

Lesi radioopak diantara gigi 43 dan 44.

Radiografis:

Lesi radioopak kecil berbatas jelas, berbentuk bulat menyerupai benih supernumerary teeth,
terletak diantara gigi 43 dan 44.

Radiodiagnosis:

Odontoma compound diantara gigi 43 dan 44.

4.

Foto : periapikal

Interpretasi: terdapat gamabaran radioopak yg irreguler pada regio gigi 13 dengan batas
radiolusen

Radidiagnosis: calcifying odontogenic cyst (gorlin's cyst)

DD: odontoma
Gorlin's cyst menurut WHO mendefinisikan sebagai neoplasma kistik jinak odontogenik,
ditandai dengan epitel mirip ameloblastoma dengan ghost cell yang dapat mengapur

5.

jenis Foto : Panoramic

Intepretasi : Masa Radioopak di kelilingi radiolusen


berbatas tegas mencapai 1/3 apikal gigi 36

Radiodiagnosis : Cementoma

Cementoma adalah neoplasma odontogenik yang jarang terjadi, terjadi sehubungan dengan
tulang periapikal dan sementum pada puncak akar.

Source : http://www.drpulp.com/2014/02/what-is-cementoma-periapical-cemental.html?m=1
6.Ameoblastoma

Ameloblastoma pada gambaran radiografi ditemukan adanya gambaran radiolusensi multiokuler


dengan tepi tegas dan sklerotik yang meluas di daerah molar ketiga rahang bawah
Ameloblastoma dapat ditemukan pada gigi molar dan ramus mandibula.

Tetapi lesi ini dapat ditemukan di bagian rahang manapun, baik di mandibula maupun di
maksila.Lesi ni dapat berbentuk unilokular jika kecil dan seringkali gigi yang berkontak
dengannya,Lesi ini tidak pernah tampak radiopak.

Gambaran Klinis :

1. Asimtomatik. Dapat ditemukan pada anak-anak maupun dewasa, tetapi biasanya terjadi
pada decade keempat dan kelima dari kehidupan yaitu sekitar umur 35-45 tahun.
2. Gigi sekitarnya terkadang goyang karena terdapat resorbsi akar dan ada maloklusi.
3. Tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga kebanyakan penderita menyadari penyakit tumor
ini ketika sudah parah sehingga kerusakan tulangtelah menyeluruh. Perluasan tidak cuma
ke arah bukal tetapi juga ke arah lingual.

Definisi ameloblastoma (amel, yang berarti enamel dan blastos, yang berarti kuman) adalah
tumor, jarang jinak epitel odontogenik (ameloblasts, atau bagian luar, pada gigi selama
pengembangan) jauh lebih sering muncul di rahang bawah dari rahang atas. Ini diakui pada tahun
1827 oleh Cusack. Jenis neoplasma odontogenik ditunjuk sebagai adamantinoma pada 1885.
Tumor ini jarang ganas atau metastasis (yaitu, mereka jarang menyebar ke bagian lain dari
tubuh), dan kemajuan perlahan, lesi yang dihasilkan dapat menyebabkan kelainan yang parah
dari wajah dan rahang. Selain itu, karena pertumbuhan sel yang abnormal mudah infiltrat dan
menghancurkan jaringan sekitar tulang.

Belum ditemukan etiologi pasti tumor ini. 40% kasus berhubungan dengan gigi yang tidak
erupsi. Lebih sering meluas pada daerah bukal dan lingual. Dapat terjadi resorbsi akar gigi.
(ameloblastoma-clinical review) (medoralv17)

Pada saat ini sebagian penulis mempertimbangkan bahwa tumor ini tumbuh dari berbagai asal,
walaupun rangsangan awal dari proses pembentukan tumor ini belum diketahui.(CII)

Tumor ini dapat berasal dari:(CII)

1. Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina. Struktur mikroskopis dari
beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada perifer berbentuk
kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada bagian tengah mengalami
degenerasi serta menyerupai retikulum stelata.
2. Sisa-sisa dari epitel Malassez. Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada
membran periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang spongiosa yang
mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi terbentuknya kista odontogenik
3. Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan odontoma. Pada kasus
yang dilaporkan oleh Cahn (1933), Ivy (1958), Hodson (1957) mengenai ameloblastoma
yang berkembang dari kista periodontal atau kista dentigerous tapi hal ini sangat jarang
terjadi. Setelah perawatan dari kista odontogenik, terjadi perkembangan dan rekurensi
menjadi ameloblastoma.
4. Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang. Siegmund dan Weber (1926) pada
beberapa kasus ameloblastoma menemukan adanya hubungan dengan epiteluim oral.

7.
Complex odontoma
menunjukkan
gambaran radiopak pada struktur gigi yangdikelilingi garis radiolusen tipis. Massa gabungan
tunggal seperti material dan tak adakemiripan anatomi gigi apapun. Muncul sebagai massa yang
buram dikelilingi oleh tepi sempit lucent
Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi denganukuran dan bentuk
variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis.Memiliki massagigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil
dengan srtuktur cacat serta berhubungan dengan gigiyang erupsi.

8.

Interpretasi: Tampak gambaran radiopak di regio sinus maksilaris, dengan bentuk bulat besar
dikelilingi oleh radiolusen yang meluas membentuk cincin pertumbuhan konsentris yang
menunjukkan pertumbuhan lesi.

Radiodiagnosis: Torus palatinus pada regio sinus maksilaris

9. Sialolithiasis

Interpretasi : terdapat gambaran radioopaq pada


regio gigi 36 ,37

Pathogenesis :

Beberapa pathogenesis dapat digunakan untuk


menjelaskan terjadinya penyakit ini. Pertama,
adanya ekresi dari intracellular microcalculi ke
dalam saluran duktus dan menjadi nidus kalsifikasi. Kedua, dugaan adanya substansi dan bakteri
dari rongga mulut yang migrasi ke dalam duktus salivary dan menjadi nidus kalsifikasi. Kedua
hipotesis ini sebagai pemicu nidus organic yang kemudian berkembang menjadi penumpukan
substansi organic dan inorganic. Hipotesis lainnya mengatakan bahwa terdapat proses biologi
terbentuknya batu,yang ditandai menurunnya sekresi kelenjar, perubahan elektrolit, dan
menurunnya sintesis glikoprotein. Hal ini terjadi karena terjadi pembusukan membrane sel akibat
proses penuaan.

10. Abses periapikal

Abses periapikal adalah kumpulan nanah/pus yang terlokalisir di batasi oleh jar.tulang yang
disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal dari
nekrosis jar.pulpa. jaringan yg terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.

Sel-sel darah putih yang merupakan siatem imun tubuh bergerak ke dalam rongga tersebut untuk
memfagosit bakteri dan setelah itu akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk
nanah/pus yang kemudian mengisi robgga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, jaringan
sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses.

Gambaran radiografi:
Ditandai dengan adanya pelebaran membran periodontal didaerah periapikal sebagai akibat dari
suatu peradangan. Dalam waktu singkat dapat juga menyebabkan demineralisasi dari tulang
alveolar dan sekitarnya sehingga terlihat gambaran radiolusen yang meluad di sekitar apeks
dengan batas yang difus.

11.

Seorang pria berumur 27 tahun dilaporkan untuk evaluasi pengambilan impaksi gigi insisif
lateral bawah, untuk alasan ortodontik. Ada riwayat osteogenesis imperfecta dan kesulitan
bernafas yang telah dilakukan pembedahan rhinoseptoplasty pada tahun 2003. Pasien dilaporkan
mengalami ketidaknyamanan pada lidah akibat erupsi gigi pada regio 32. Pemeriksaan klinis
memperlihatkan erupsi gigi kecil pada bagian lingual, seperti gigi konus supernumerary, antara
31 dan 33. Tidak ada inflamasi, nyeri atau infeksi, eritema atau ulserasi pada mulut atau lidah.
Pemeriksaan pelengkap seperti panoramik dan periapikal untuk memeriksa regio tersebut,
memperlihatkan impaksi gigi 32 dan berhubungan dengan gambaran radiografi antara 31 dan 33,
dan menyebabkan divergensi dari akar. Diagnosis bandingnya ialah fibroodontoma ameloblastik,
odontoma, periferal osteoma dan gigi supernumerari. Pengobatannya ialah dengan pembuanagn
secara bedah gigi 32 dengan reseksi biopsi lesi tersebut. Potongan tersebut terdiri dari 5 miniatur
gigi, dan pemeriksaan secara histopatologis memperlihatkan bahwa lesi tersebut ialah compound
odontoma.
Interpretasi: radioopak gigi 32 di daerah apikal berbatas tegas
TUGAS RADIOLOGI DENTAL
INTERPRETASI KASUS

Disusun Oleh :
Mokhamad Reza Aftahi H 2014-11-104
Nabila Dhia 2014-11-112 Lintang Radityaningrum 2014-11-094
Lintang Nityas 2014-11-093 Luthfia Rizky Amanda 2014-11-095
Nadya Alisha 2014-11-117 Marshella Firman 2014-11-099
Nadia Shabrina Amalia 2014-11-116 Adly Adib 2014-11-096
Nahdia Ramadhani 2014-11-114 Narda Chamoto 2013-11-114
Vida Nabila 2013-11-169 Asep Syaefullah 2013-11-024
Rahma Amalina 2013-11-133 Dyah Ayu K. 2012-11-058
Mega Octafiarini 2014-11-101 Muthia Rachmawaty 2014-11-109
Maya Murinda Sari 2014-11-100 Nabila Putri Safira 2014-11-113
Mukhni Rinaldi 2014-11-108 Nadia Salsabila 2014-11-115
Natasha Avrisa M 2014-11-121 Natali Saraswasti 2014-11-120
Mutia Oktira 2014-11-110 Muhamad Raiza 2014-11-105
Nandini Setyaputri 2014-11-119 Maria Valencia 2014-11-098

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA
2016/2017

You might also like