You are on page 1of 18

BUPATI KONAWE
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE


NOMOR 13 TAHUN2020

TENTANG

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KONAWE,

Menimbang: a. bahwa pemberdayaan masyarakat desa Zkelurahan


harus berorentasi pada peningkatan ku ali tas
manusia Indonesia seutuhnya yang maju, berdaulat,
mandiri, sejahtera dan berkeadilan daIam rangka
mengatasi persoaIan kemiskinan, dan kesenjangan
sosial di Kabupaten Konawe;
b. bahwa pemberdayaan masyarakat desa Zkelurahan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor34 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya masing-masing;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam poin a, dan poin b maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desay Kelurahan.
Mengingat
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun ] 945',
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tarnbah an Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor4310);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tarnbahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5659);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
ten tang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi Sebagai Daerab Otonom (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tabun 2000 Nomor 54
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2004
tentang Perubahan Nama Kabupaten Kendari
Menjadi Kabupaten Konawe (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 103 );
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539);
11. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 ten tang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang- Undangan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 ten tang Pedoman Pembangunan Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2094);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri NomOI"80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Tahun 2018 Nomor 157);
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KONAWE

Dan

BUPATI KONAWE

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA


PEMBERDAYAANMASYARAKATDESAI KELURAHAN

BABI
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Konawe;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Konawe;
3. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang merniliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
4. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten;
5. Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan keseiahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
Desai Kelurahan;
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat LPM
adalah lembaga pengganti LKMDsebagai wadah yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sebagai mitraPemerintah Desa atau Pemerintah
Kelurahan dalam menampung dan mewujudkanaspirasi dan
kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan;
7. Badan Permusyawaratan D .
esa yang selanJutnya disingkat BPD adalah
Iembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotany
merupakan wakil dari d d a
. . an pen u uk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan dltetapkan secara demokratis'
8. P~raturan Desa adalah peraturan p~rundang- undangan yang
dltetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa.

BABII
PEMBENTUKAN
LEMBAGAPEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Pasal2

(1) Disetiap desa dan kelurahan dibentuk Lembaga Pemberdayaan


Masyarakat, yang disingkat LPM;
(2) LPM dibentuk disetiap Desa dengan Peraturan Oesa, sedangkan
susunan pengurus LPM dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat desa
yang disahkan/dikukuhkan dengan Keputusan Kepala Desa yang
bersangku tan;
(3) LPM dibentuk disetiap Kelurahan dengan Peraturan Kelurah an ,
sedangkan susunan pengurus LPM dipilih dan ditetapkan oleh
masyarakat kelurahan yang disahkan/dikukuhkan dengan Keputusan
Lurah yang bersangkutan.

Pasal 3

(1) Pembentukan, pemilihan dan penetapan pengurus LPM di Desa dan


Kelurahan dilakukan oleh masyarakat Desa atau Kelurahan yang
bersangkutan;
(2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwakili oleh semua
unsur yang berada di Desa/Kelurahan.

BABIIl
MAKSUDDANTUJUAN

Pasal4

(1) LPMDesa/Kelurahan dititikberatkan pada upaya mewujudkan


penyelenggaraan pemerintahan desaj'kelurahan yang berdayaguna
dengan memaksimalkan potensi desa Zkelurahan yang ada di daerah;
(2) LPMDesa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat
desa/kelurahan.
Pasal5

Tujuan pengaturan LPMDesajKelurahan adalah:


a. Memberikan kepastian hukum dan jaminan terhadap upaya
pemberdayaan desajkelurahan di daerah; dan
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan pemberdyaan masyarakat
desajkelurahan di daerah.

BABIV
TUGAS DAN FUNGSI

Pasal6

(1) LPMmempunyai tugas :


a. Menyusun rencana pembangunan yang partisipatif.
b. Menggerakan swadaya dan gotong royongmasyarakat.
c. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pembangunan.
(2) LPM dapat melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa, Asosiasi LPMatau
LembagajOrganisasi lain dalam rangka pemberdayaan masyarakat di
Desa atau Kelurahan yang bersangkutan;
(3) Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya dapat
dilaksanakan apabila desertai dengan dana dan sarana yang cukup
untuk pelaksanaan kegiatan tersebut;
(4) Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dikerjakan sendiri oleh pengurus LPMatau orang lain yang ditunjuk
oleh pengurus LPM berdasarkan hasil keputusan musyawarah
pengurus.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugasnya, LPMmempunyai fungsi :


a. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
Desa danKelurahan.
b. Pengkoordinasian perencanaan perrbangunan.
c. Pengkoordinasian perencanaan lenbaga kemasyarakatan.
d. Perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu.
e. Penggalian dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
manusia untukpembangunan di Desa dan Kelurahan.
BABV
SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Pertama
Susunan Pengurus dan Bidang

Pasa18

(1) Pengurus LPMterdiri atas:


a. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara
danWakilBendahara.
b. Beberapa orang Ketua Bidang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi.

(2) Musyawarah LPMdapat menunjuk beberapa orang Penasehat dan atau


Penyantun sesuai dengan kebutuhan;
(3) Penasehat dan atau Penyantun dapat dipilih diantara tokoh agama,
tokoh pendidikan, tokoh adat, tokoh masyarakat dan Pemerintah
Desa/Kelurahan.

Pasa19

(1) Bidang-bidang yang dapat dibentuk pada setiap LPM sekurang-


kurangnya terdiri atas:
a. Bidang peningkatan Sumber Daya Manusia.
b. Bidang pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
c. Bidang pemberdayaan perempuan.
d. Bidang kemitraan usaha dan pembangunan.
e. Bidang pemuda, olahraga dan seni budaya.
f. Bidang keamanan, ketentrarnan dan ketertiban.

(2) Setiap Bidang dipimpin oleh seorang Ketua Bidang dibantu oleh
beberapa orang anggota sesuai kebutuhan;
(3) Jumlah Bidang dapat ditambah dan/ atau dikurangi sesuai dengan
kondisi danperkembangan organisasi.

Bagian Kedua
Syarat-Syarat AnggotaPengurus

Pasal 10

(1) Anggotapengurus terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat antara lain


tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh adat, tokoh masyarakat,
pendidik/guru, pemuda, perempuan dan pimpinan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada di Desa atau Kelurahan yang bersangkutan;
(2) Persyaratan untuk dipilih dan ditetapkan sebagai pengurus antara
lain:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD NRI 1945 serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Berkelakuan baik, jujur, adil, dan amanah dan penuh pengabdian
terhadap masyarakat.
d. Terdaftar sebagai penduduk DesajKelurahan dan bertempat tinggal
tetap di DesajKelurahan yang bersangkutan.
e. Mempunyai kemampuan dan kesungguhan untuk bekerja dan
membangun DesajKelurahan yang bersangkutan.
f. Menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk dipilih dan
ditetapkan sebagai pengurus.
(3) Anggota pengurus tidak dirangkap dengan jabatan struktural di
pemerintahan termasuk perangkat DesajKelurahan, Kades, Sekdes
dan Kaur serta BPD.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pemilihan Pengurus

Pasal 11

(1) Pengurus dipilih secara demokratis dari anggota masyarakat yang


memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;
(2) Anggota masyarakat yang berhak memilih dan dipilih adalah semua
unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Pasal 12

(1) Pemilihan dan penetapan pengurus dilakukan oleh Panitia pemilihan


pengurus yang dibentuk dalam musyawarah Desa/Kelurahan yang
bersangkutan;
(2) Panitia pemilihan pengurus terdiri atas tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh pendidikan.tokoh adat yang mencerminkan
keterwakilan dari Dusurr/Lingkungan yang ada di Desai Kelurahan
tersebut;
(3) Panitia pemilihan dimaksud dapat dibentuk sebelum atau pada waktu
musyawarah pemilihan pengurus;

(4) Panitia pemilihan terdiri dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan


sebanyak banyaknya 7 (tujuh) orang yang di antaranya ditunjuk
seorang ketua, seorang sekretaris dan anggota;
(5) Tata Tertib pemilihan pergurus disusun oleh panitia pemilihan dan
disahkan dalam Musyawarah LPMyang bersangkutan.
Pasal 13

(1) Pem~l~han Pengurus dilaksanakan melalui pencalonan ataupun


pernilihan langsung secara umum, bebas, rabasia, jujur dan adil;
(2) Calon yang mendapat suara terbanyak dinyatakan terpilih dan
ditetapkan sebagai pengurus;
(3) Sebelum pemilihan dilangsungkan, panitia pemilihan mendaftar
anggota musyawarah LPMyang hadir;
(4) Musyawarah LPM dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurarig-
kurangnya Y2(satu per dual ditambah 1 (satu) dari jumlah udangan;
(5) Apabila kuorum sebagaimana ditentukan pada ayat (4) tidak tercapai,
maka musyawarah ditunda paling lama 1 (satu) jam dan apabila
setelah ditunda, kuorum tidak tercapai juga maka musyawarah
dinyatakan sah.

Bagian Keempat
Pengesahan Pengurus

Pasal 14

(1) Pengurus yang terpilih dalam musyawarah LPM dituangkan ke dalam


berita acara hasil pemilihan pengurus oleh panitia pemilihan
sebagaimana diatur dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini;
(2) Pengurus yang dipilih dalam musyawarah LPM ditetapkan sebagai
pengurus dengan Keputusan Forum Komunikasi Asosiasi LPM
Kecamatanyang bersangkutan dan disahkan oleh Bupati atau pejabat
yang ditunjuk;
(3) Dalam musyawarah LPM itu juga dilantik pengurus terpilih tersebut
oleh Kepala Desai KepalaKelurahan atau pejabat yang mewakilinya.

Bagian Kelima
Masa Bakti Pengurus

Pasal15

(1) Masa bakti pengurus selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggat
pelatikannya;
(2) Pengurus yang telah berakhirmasa baktinya, dapat dipilih kembali,
kecuali ketua yang hanya dapat dipilih untuk 1 (satu) masa bakti
berikutnya.
Bagian Keenam
Pemberhentian Anggota Pengurus

Pasal16

(1) Pengurus berhenti atau diberhentikan karena:


a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Desa/Kelurahan lain.
d. Berakhir masa baktinya.
e. Tidak memmuhi lagi persyaratan sebagai anggota pengurus.
f. Melakukan perbuatan tercela dan melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

(2) Pemberhentian anggota pengurus ditetapkan dengan keputusan


pengurus berdasarkan hasil rapat pengurus.

Bagian Ketujuh
Tugas dan Fungsi Pengurus

Pasal17

(1) Pengurus bertugas:


a. Menyusun rencana / program kerja operasional pelaksanaan tugas
LPM.
b. Memimpin penyelenggaraan pelaksanaan program kerja operasional
lembaga.
c. Mewakililembaga, baik dalam dan di luar pengadilan.
d. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dan rapat kerja
lembaga.
e. Melakukan tugas-tugas lain dalam upaya pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat.

(2) Pembagian tugas diantara anggota pengurus diatur dan ditetapkan


dalam keputusan pengurus berdasarkan hasil musyawarah mufakat
pengurus.

Pasal 18

(1) Pengurus dalam melaksanakan tugasnya, mempunyai fungsi:


a. Menyusun rancangan operasional program kerja, baik jangka
panjang (selama masa bakti) mapun rencana operasional tahunan.
b. Menyelenggarakan dan melaksanakan rencana Zprogram kerja
operasional yang telah ditetapkan.
c. Mengkoordinasi semua rencana dan pelaksanaan serta
pengendalian program kerja operasionallembaga.
d. Mengendalikan, mengevaluasi dan mengawasi semua
rencanaj program kerja.
e. Menyusun laporan atas pelaksanaan rencanaj program kerja
operasional lembaga.

(2) Pengurus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bertanggung


jawab kepada Musyawarah LPM dan melaporkan kepada Pemerintah
DesajKelurahan serta instansi terkait, termasuk kepada Forum
Komunikasi Asosiasi LPM di Kecamatan yang bersangkutan.

BAB VI
MUSYAWARAH
LEMBAGA
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

Bagian Pertama
Musyawarah Desa/Kelurahan

Pasal 19

(1) Musyawarah LPMDese/Kelurahan diadakan 5 (lima)tahun sekali yang


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat
Desai Kelurahan;
(2) Tugas dan wewenang musyawarah tersebut adalah:
a. Menetapkan program kerja organisasi.
b. Mernutuskan /menetapkan keputusan terhadap permasalahan
organisasi dan masalah lainnya.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap laporan
pertanggungjawaban pengurus.
d. Memilihdan menetapkan penguru s.
e. Menunjuk Badan Penasehat dan Zatau Badan Penyantun.

(3) Peserta musyawarah adalah:


a. Utusan unsur masyarakat di Desa/Kelurahan.
b. AnggotaPengurus.

(4) Setiap peserta mempunyai hak bicara, hak dipilih dan hak memilih;
(5) Peninjau Musyawarah adalah:
a. Anggotapenasehat dan Zatau penyantun.
b. Perangkat Desa/Kelurahan.
c. Pejabat Kecamatan yang diundang.
Pasal 20

(1) Pengurus Forum Komunikasi LPM Kecamatan dan Pengurus Asosiasi


LPM Kabupaten merupakan nara sumber yang dapat memberikan
arahan dan informasi yang diperlukan;
(2) Musyawarah dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab pengurus
dengan membentuk Panitia Musyawarah LPM;
(3) Tata tertib musyawarah disusun oleh pengurus dan disahkan dalam
musyawarah tersebut.

Bagian Kedua
Rapat Kerja

Pasal21

(I) Rapat Kerja LPM Desa/Kelurahan adalah forum tertinggi di bawah


musyawarah yang diselenggarakan setahun sekali;
(2) Tugas dan wewenang Rapat Kerja adalah:
a. Mengevaluasi terhadap kebijakan pelaksanaan program kerja serta
menetapkan kebijakan selanjutnya.
b. Membahas permasalahan yang dihadapi lembaga dan memutuskan
penyelesaiannya.

(3) Peserta rapat kerja adalah AnggotaPengurus;


(4) Setiap peserta mempunyai hak bicara;
(5) Peninjau Rapat Kerja adalah:
a. Anggotapenasehat dan/ atau penyantun.
b. Perangkat Desa/Kelurahan,
c. Pejabat Kecamatan yang diundang.

(6) Rapat kerja dilaksanakan dan merupakan tanggung jawab pengurus,


termasuk menyusun tata tertib Rapat Kerja dimaksud.

Bagian Ketiga
Rapat-Rapat Pengurus

Pasal 22

(1) Pengurus mengadakan rapat sebulan sekali atau apabila dianggap


perlu;
(2) Penasehat dan/ atau Penyantun dapat menghadiri rapat pengurus, baik
diundang maupun tidak;
(3) Tugas dan wewenangrapat pengurus adalah:
a. Menetapkan rencana kerja operasional sebagai pelaksanaan
program kerja dan keputusan rap at kerja dan.' atau pelaksanaan
tugas pembantuan.
b. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan
operasional program kerja.
c. Menyusun dan memperinci rencana kerja operasional setiap bidang.
d. Membahas dan memutuskan permasalahan organisasi yang timbut
dan memerlukan penyelesaiannya.
e. Mernilih dan menetapkan anggota pengurus sebagai pengganti
anggota pengurus yang berhenti/ diberhentikan.

(4) Tata tertib rap at pengurus disusun dan ditetapkan oleh pengurus.

BAB VII
HUBUNGAN
KERJA

Pasal23

(1) Hubungan LPMdengan Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam bentuk


kemitraan, yaitu bekerjasana menggerakan swadaya dan gotong royong
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan partisipatif dan
berkelanjutan;
(2) Hubungan LPM dengan lembaga atau organisasi kemasyarakatan
lainnya bersifat konsultatif dan kerja sama yang saling
menguntungkan;
(3) Hubungan LPM antar Desa dan Kelurahan bersifat kerja sarna dan
saling membantu dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

BAB VIII
SUMBERDANA

Pasal24

(1) Sumber dana LPM berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
(2) Sumber lain yang tidak mengikat;
(3) Pengurus dapat mengadakan kerjasarna atau bermitra dengan badan
usaha lain dengan rnernbentuk badan usaha atau koperasi untuk
melaksanakan suatu proyek/program tertentu dalam rangka
pemberdayaan masyarakat dan menghimpun dana untuk organisasi;
(4) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2)dan (3), dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Desa/Lurah
dan BPD.
BABIX
TATA KERJA

Pasa125

(1) Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing pengurus menerapkan


prinsip koordinasi integrasi dan sinkronisasi serta melakukan
konsultasi dan memberikan informasi yangjelas dan akurat;
(2) Tata kerja pengurus disusun dan ditetapkan oleh pengurus dan
dituangkan dalam keputusan pengurus;
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pengurus perlu dibahas dan ditindak
lanjuti sebagaimana mestinya.

BABX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasa126

(1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LKM)atau sebutan lain tetap


melaksanakan tugasnya sampai terbentuknya LPMdi Desa/Kelurahan
yang bersangkutan;
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka peraturan yang
mengatur LPM atau sebutan lain dapat menyesuaikan dengan
peraturan ini.
BABXI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Konawe .

Ditetapkan di : Unaaha
Pada tanggal 24 Juli 2020

BUPATI KONAWE,

ttd
KERY SAlFUL KONGGOASA

Diundangkan di : Unaaha
Pada tanggal 24 Juli 2020

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KONAWE,

ttd

FERDINAND

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KONAWETAHUN 2020 NOMOR : 249

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE


PROVlNSI SULAWESI TENGGARA : ( 13/60/2020)
PENJELASAN ATAS
PERATURANDAERAH KABUPATEN KONAWE
NOMOR 13 TAHUN 2020

TENTANG

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN

I. UMUM
Memajukan kesejahteraan umum adalah tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang termaktub didalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Konstruksi pikir tersebut mereduksi cara pandang pelaksanaan
kekuasaan negara yang teroreientasi pada upaya pemenuhan aspek
kebutuhan kehidupan warga negara. Pola tersebut terintegrasi pada
semua satuan pemerintahan baik pada tingkat pusat maupun daerah
sebagai upaya untuk mengejawantahkan konsep atau ide negara
kesejahteraan.Pada proposisi ini, negara tidak saja terformulasi sebagai
organisasi kekuasaan melainkan sebagai roda penggerak pemenuhan
kesejahteraan masyarakat.

Pemberdayaan merupakan salah satu strategi pemerintah baik


pusat maupun daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakatnya. Dengan pemberdayaan, diharapkan baik
masyarakat desa maupun kelurahan mampu meningkatkan derajat
hidupnya serta memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Hal
ini semata-mata karena pemberdayaan pada hakekatnya adalah
mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat
posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

Untuk mendukung upaya pemberdayaan dimaksud, melalui


peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pernerintah daerah
Kabupaten Konawe mernbuat payung hukum untuk pemberdayaan
masyarakat desa /kelurahan di kabupaten Konawe dalam bentuk
Peraturan Daerah tentang Lembaga Pemberdyaan Masyarakat
Desa/Kelurahan.
II. PASALDEMI PASAL

Pasal 1
Cukupjelas
Pasal2
Cukup jelas

Pasal3
Ayat(l)
Cukup jelas

Ayat (2)
yang dimaksud dengan unsur masyarakat adalah
tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh adat, tokoh
masyarakat, pendidik/ guru, pemuda, perempuan
dan pimpinan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang ada di Desa atau Kelurahan yang
bersangku tan.
Pasal4
Cukupjelas
Pasal5
Cukup jelas
Pasal6
Ayat 1 Hurup c
Yang dimaksud dengan melaksanakan,
mengendalikan dan pengawasan pem bangunan
adalah berlaku untuk pembangunan di kelurahan,
LPM dapat merangkap sebagai TPK (Tim Pelaksana
Kelurahan). Pelaksanaan pembangunan di Desa
oleh TPTKD (Tim Pelaksana Teknis Kegiatan Desa) ,
sekretaris desa sebagai koordinator, LPM sebagai
pengendali dan pengawas, juga sebagai
penanggung jawab pembangunan yang
dilaksanakan oleh pihak lain.

Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal8
Cukup Jelas
Pasal9
Cukup Jelas
PasallO
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas

Pasal12
Cukup Jelas
Pasa113
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasa117
Cukup Jelas
Pasal18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasa120
Cukup Jelas
Pasal21
Cukup Jelas
Pasa122
Cukup Jelas
Pasa123
Cukup Jelas
Pasa124
Cukup Jelas

Pasal25
Cukup Jelas

Pasa126
Cukup Jelas

Pasa127
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KONAWE NOMOR :

You might also like