Professional Documents
Culture Documents
Laporan OTK 2 Batch Distilasi - Muhamad Andreyan Renaldo
Laporan OTK 2 Batch Distilasi - Muhamad Andreyan Renaldo
BATCH DISTILASI
Gambar 1 Kesetimbangan uap cair pada temperatur buble dan temperatur dew
xA,1 dan yA,1 adalah komposisi cairan dan uap pada keadaan setimbang.
Umpan no n n - dn
Neraca massa
Pada batch distilasi penambahan produk distilat D sama dengan pengurangan produksi W
Dimana:
Hasil penurunan tersebut dikenal sebagai persamaan Rayleigh. Penyelesaian ruas kanan
dari persamaan dilakukan secara grafis.
Temperatur Temperatur
x y x y
OC OF O C O F
100 212 0 0 81.0 177.8 0.600 0.794
98.1 208.5 0.020 0.192 80.1 176.2 0.700 0.822
95.2 203.4 0.050 0.377 79.1 174.3 0.800 0.858
91.8 197.2 0.100 0.527 78.3 173.0 0.900 0.912
87.3 189.2 0.200 0.656 78.2 172.8 0.940 0.942
84.7 184.5 0.300 0.713 78.1 172.7 0.960 0.959
83.2 181.7 0.400 0.746 78.2 172.8 0.980 0.978
82.0 179.6 0.500 0.771 78.3 173.0 1.000 1.000
III. Alat dan Bahan
•Alat
- Seperangkat alat batch distilasi
- Gelas ukur 100 ml
- Wadah plastik
• Bahan
- Etanol
- Air
V. Data pengamatan
VI. Perhitungan
Keterangan :
•V Pikno = 24,580 𝑐𝑚3 •V Etanol = 1000 ml •V 𝐻2 𝑂 = 2000 ml
23,098 20,047
= 24,580 = 24,580
92−90 𝑥−90
= 0,815−0,818
0,813−0,818
2 𝑥−90
= −0,003
−0,005
X = 91,2 %
2 𝑥−88 2 𝑥−90
= −0,003 = −0,003
−0,005 −0,005
X = 89,2 % X = 91,2 %
20,180 20,638
= 24,580 = 24,580
84−82 𝑥−82
= 0,835−0,839
0,834−0,839
2 𝑥−82
=
−0,005 −0,004
X = 83,6 %
23,482
= 24,580
= 0,955 g/𝑐𝑚3
% Etanol =
30−28 𝑥−28
= 0,955−0,957
0,954−0,957
2 𝑥−28
= −0,002
−0,003
X = 29,3 %
Persamaan Rayleigh
Dari persamaan Rayleigh, kita akan
L1x1 = L2x2 + (L1 – L2)Yav membandingkan:
L2 = massa residu
X2 = %mol residu
L2 = 2339,75 gram
X1 = 38% 0,38
X2 = 29,3% 0,293
b). X2 Rayleigh
L1x1 − L2x2
• Yav Rayleigh = (L1 – L2)
1071,258 − 685,5468
Yav = 479,35
385,7112
Yav = 479,35
1071,258 − 395,6555
X2 = 2339,75
675,6025
X2 = 2339,75
X2 = 0,2887
X2 = 28,87%
VII. Pembahasan
Pada praktikum distilasi batch kali ini sampel yang digunakan adalah etanol
dengan air. Distilasi adalah pemisahan atau pemurnian komponen-komponen zat cair dari
campurannya. Dalam pemisahan, campuran zat di didihkan hingga menguap dan uap
tersebut didinginkan kembali untuk menjadikan ke wujud cairan menggunakan kondensor.
Zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Pada distilasi sederhana, feed (campuran awal distilasi) dan sisa (hasil yang tidak
teruapkan) berada pada tempat yang sama. Hasil distilasi (distilat) keluar dari ujung
keluaran pipa kondensor bagian dalam. Campuran sampel percobaan yang dilakukan
adalah etanol dengan air murni. Titik didih senyawa etanol adalah 70°C dan air murni
100°C dan suhu pada proses distilasi berada di rentang 60 – 70 °C agar air tidak ikut
teruapkan.
Pada praktikum kami, kami menggunakan etanol sebanyak 1L dan air sebanyak
2L dengan perbandingan 40% etanol dan 60% air. Pada saat sebelum dilakukannya
distilasi, didapatkan massa umpan/campuran etanol-air sebesar 2819,1 g dengan % etanol
sebesar 38% dengan perbandingan 40:60. Distilat dari percobaan yang dihasilkan adalah
etanol, karena etanol memiliki titik didih yang lebih rendah dari air. Massa distilat yang
didapat dari percobaan kami ada 5, untuk distilat 1 didapatkan massa etanol sebesar 81,55
g dengan % etanol sebesar 91,2%, distilat 2 sebesar 82,09 g dengan % etanol sebesar
89,2%, distilat 3 sebesar 81,59 g dengan % etanol sebesar 91,2%, distilat 4 sebesar 83,5 g
dengan % etanol sebesar 83,6% dan terakhir distilat 5 sebesar 83,96 g dengan % etanol
sebesar 82%. Untuk destilat didapatkan % etanol yang besar karena sifat kedua jenis zat
yang dicampurkan. Kedua senyawa yang digunakan dalam distilasi ini bersifat polar
sehingga kedua senyawa tercampur dengan baik. Sedangkan untuk residunya didapat
massa etanol sebesar 2339,75 gram dengan % etanol sebesar 29,3%.
Dari data diatas kita dapat mengetahui nilai X1 dan X2 dilihat dari %
umpan/campuran etanol-air dan % residu, lalu data tersebut kita plotkan ke dalam grafik
etanol air dan didapatkan hasil seperti gambar dibawah ini.
Dari grafik kita bisa tahu di rentang berapa umpan/campuran etanol-air yang kita
dapat dengan residu etanol-air yang kita dapat. Dari data grafik diatas kita bisa
membandingkan nilai X2 dengan X2 Rayleigh dan juga nilai Yav dengan Yav Rayleigh. Dari
data pengamatan kami didapatkan nilai X2 sebesar 0,293 dan X2 Rayleigh sebesar 0,2887
dan Yav sebesar 0,8254 g/𝑐𝑚3 dan Yav Rayleigh sebesar 0,8047 g/𝑐𝑚3 . Dari data
perbandingan nilai X2 dengan X2 Rayleigh dan nilai Yav dengan Yav terdapat selisih error
yang sangat kecil. Hal ini disebabkan karena selama proses pengisian etanol-air kedalam
pikno, dan kedalam tangki terjadi ketumpahan selama proses distilasi sehingga
menyebabkan jumlah konsentrasi etanol-air berkurang walau sedikit, dan juga pada saat
proses seharusnya kelompok kami mengukur 10 kali destilat tetapi hanya mengukur 5 kali
destilat sehingga hasil residu yang didapat tidak sesuai dan mempengaruhi % etanol yang
keluar dan data pengamatan.
VIII. Pembahasan
1). Massa distilat yang didapat untuk distilat 1 didapatkan massa etanol sebesar 81,55 g
dengan % etanol sebesar 91,2%, distilat 2 sebesar 82,09 g dengan % etanol sebesar 89,2%,
distilat 3 sebesar 81,59 g dengan % etanol sebesar 91,2%, distilat 4 sebesar 83,5 g dengan
% etanol sebesar 83,6% dan terakhir distilat 5 sebesar 83,96 g dengan % etanol sebesar
82%.
2). Dari data pengamatan kami didapatkan nilai X2 sebesar 0,293 dan X2 Rayleigh sebesar
0,2887 dan Yav sebesar 0,8254 g/𝑐𝑚3 dan Yav Rayleigh sebesar 0,8047 g/𝑐𝑚3 . Dari data
perbandingan nilai X2 dengan X2 Rayleigh dan nilai Yav dengan Yav terdapat selisih error
yang sangat kecil.
1). Othmer, Kirk .1983. “Encyclopedia of Chemical Technology”, Volume 4, edition, John
Wiley and Sons, New York.