You are on page 1of 3

PRAKTIKUM 7

REAKSI SAPONIFIKASI

A. TUJUAN

Untuk mempelajari reaksi saponifikasi

B. DASAR TEORI
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak dan diperoleh dari reaksi asam lemak.
Basa alkali yang umum digunakan untuk membuat sabun adalah natrium (NaOH) dan
amonia (NH4OH) sehingga rumus molekul selalu dinyatakan sebagai RCOONa, RCOOK
atau RCOONH4. Sabun mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam
karboksilat. Proses pembuatan sabun dikenal disebut reaksi saponifikasi. Reaksi
saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah/kuat. Saponifikasi
merupakan reaksi antara asam/lemak dengan basanya yang menghasilkan sabun dan gliserol
merupakan produk samping.
Sabun jenis apapun menggunakan bahan dasar yang sama, yaitu minyak atau
trigliserida. Pembuatan sabun mandi cair membutuhkan berbagai macam minyak ataupun
lemak sebagai bahan baku utama. Jenis minyak yang digunakan akan mempengaruhi sifat
sabun itu sendiri baik dalam tingkat jumlah busa dan pengaruh terhadap kulit. Bahan baku
minyak pada pembuatan sabun mandi cair yang digunakan pada penelitian ini adalah
minyak kelapa murni (VCO) dan minyak jarak (Castor Oil). Bahan baku tersebut dipilih
karena memiliki beberapa keunggulan untuk dijadikan sabun mandi cair.
Proses reaksi saponifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu
operasi, pengadukan trigliserida, dan konsentrasi reaktan. Proses saponifikasi trigliserida
dapat berlangsung pada suhu kamar dan prosesnya sangat cepat berlangsung, hal ini dapat
dilihat dari persamaan Van`t Hoff. Asam lemak, metil ester dan minyak sangat sukar larut
dalam air, sedangkan larutan basa seperti NaOH sangat larut dalam air. Sehingga jika kedua
reaktan ini diiamkan akan terbentuk dua lapisan dan reaksinya akan berlangsung lambat.
Untuk menghindari hal tersebut maka pengadukan yang cukup kuat perlu dilakukan agar
seluruh partikel dari reaktan dapat terdispersi satu sama lain dan dengan demikian laju
reaksi akan semakin cepat. Dalam reaksi kimia, reaksi yang berlangsung cepat adalah pada
saat awal terjadinya reaksi, karena terdapat banyak reaktan dan produk yang masih sedikit.
Karena pada reaksi saponifikasi menghasilkan air sebagai produk samping yang dapat

20
membuat laju reaksi akan semakin kecil, maka untuk menghindari hal tersebut dilakukan
dengan cara melarutkan basa alkali dengan air yang secukupnya sehingga menghasilkan
larutan basa yang pekat.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan:
1. Penangas
2. Erlenmeyer
3. Botol bunsen
4. Alat kawat kotak
5. Gelas ukur
6. Minyak kelapa
7. NaOH 25%
8. Alkohol
9. Akuades
10. CaCl2
11. NaCl jenuh
12. Deterjen bubuk
13. Sabun cair
D. CARA KERJA
- Pembuatan sabun
1. Minyak dimasukkan sebanyak 6,5 mL ke dalam erlenmeyer 100mL, lalu
ditambahkan 5 mL etanol dan 5 mL NaOH 25%.
2. Larutan diaduk lalu panaskan dalam penangas air hingga semua larut.
3. Kemudian dinginkan larutan dalam penangas berisi es. Untuk mengendapkan sabun
ditambahkan 37,5 mL NaCl jenuh ke dalam campuran sambil diaduk.

21
- Identifikasi sabun
1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 5 mL air dan 5 tetes minyak ke dalam lalu
kocok, dan amati apa yang terjadi.
2. Ke dalam tabung reaksi lainnya dimasukkan 5 mL air dan 5 tetes minyak dan
sedikit sabut ayng telah dibuat sebelumnya. dikocok dan diamati yang terjadi
- Alkalinitas
1. Sabun yang telah dibuat dilarutkan sedikit saja dengan air lalu ukur pH dengan
kertas pH universal.
2. Ukur dengan perlakuan yang sama pada sabun cair dan sabun deterjen.

E. HASIL PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan/Hasil

22

You might also like