Professional Documents
Culture Documents
Andi Muhammad Ghifari Athallah Kti
Andi Muhammad Ghifari Athallah Kti
Academic Paper
Diajukan sebagai salah satu syarat
Dalam menyelesaikan pendidikan di Al Azhar Kelapa Gading
Oleh :
Andi Muhammad Ghifari Athallah
0069055109
1
ABSTRAK
Andi Muhammad Ghifari Athallah (0069055109) Reaksi Masyarakat Terhadap Tren NFT.
Kelas XII IPA C. SMAI AL-AZHAR KELAPA GADING. Guru Pembimbing : Jihan Githa
Penelitian ini bertujuan untuk membahas reaksi masyarakat Indonesia terhadap tren
NFT. NFT merupakan salah satu contoh uang kripto yang bisa menjadi alat investasi karena
harganya yang bisa naik turun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi pustaka dan akan ditulis dalam bentuk kualitatif pada bagian pembahasan.
Penelitian ini menganalisis bagaimana reaksi masyarakat terhadap tren NFT yang naik.
Tren NFT di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi akibat kejadian seorang pemuda
bernama Ghozali yang mendapatkan untung yang banyak dari menjual foto selfie-nya di
sebuah marketplace NFT yaitu OpenSea. Akibat viral-nya Ghozali, sebagian masyarakat
Indonesia langsung berbondong-bondong menjual berbagai foto-foto nyeleneh di OpenSea.
Selain Ghozali, masyarakat juga termakan oleh ucapan-ucapan para influencer yang
mengatakan bahwa NFT merupakan peluang bisnis yang akan sangat menjanjikan di masa
yang akan dating.
Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat ketidakpahaman masyarakat yang terkait
dengan NFT, di mana sebagian masyarakat menganggapnya hanya sebagai perdagangan foto
digital. Reaksi masyarakat cenderung beragam, dari memiliki kekaguman terhadap nilai seni
digital hingga kekhawatiran terkait dengan perilaku masyarakat yang latah berjualan NFT
akan terus berlanjut. Sebagian masyarakat Indonesia juga memiliki mentalitas yang
menginginkan sesuatu secara instan terutama jika bersangkutan dengan uang. Fenomena ini
juga menunjukkan betapa minimnya literasi masyarakat Indonesia terhadap konsep NFT dan
cara kerjanya.
Perilaku masyarakat yang ikut-ikutan ini merupakan fenomena Bandwagon effect,
Bandwagon effect merupakan fenomena dimana orang-orang melakukan atau mempercayai
sesuatu karena melihat mayoritas orang melakukan atau mempercayai hal tersebut. Penelitian
ini menunjukkan bahwa masyarakat yang latah berjualan NFT kebanyakan memiliki literasi
keuangan yang rendah serta literasi tentang konsep NFT. Masyarakat juga tidak ingin
tertinggal dan ingin ikut-ikutan mendapatkan keuntungan yang sama dengan Ghozali yang
mendapatkan uang dari menjual foto dirinya sendiri.
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak pandemi covid-19 dimulai, berbagai macam aktivitas daring mulai marak
dilakukan oleh orang-orang seperti belajar secara online, bermain game online, belanja
online, dan lain-lain. Salah satu contoh kegiatan yang ramai digandrungi banyak orang selam
pandemi adalah melakukan transaksi pada cryptocurrency. Cryptocurrency adalah uang
digital, atau uang elektronik yang terbagi menjadi koin dan token yang berada di dunia maya
dan tidak memiliki bentuk benda yang konkret 1. Transaksi Cryptocurrency sendiri memiliki
fungsi sebagai alat investasi yang harganya akan naik ketika ramai peminat, kripto juga
memiliki fungsi sebagai alat pembayaran walaupun hanya beberapa tempat saja yang
menggunakan kripto dan jenis kripto yang digunakan pun masi sedikit.
Salah satu contoh dari mata uang kripto yang sering dibahas adalah Non-Fungible
Token atau lebih dikenal dengan sebutan NFT. NFT atau Non-Fungible Token sendiri adalah
sekumpulan data yang tersimpan pada buku besar digital yang dikenal sebagai blockchain.
NFT hampir mirip seperti bitcoin namun tidak mampu dipecah layaknya mata uang kripto
lainnya2.
OpenSea merupakan salah satu platform jual beli NFT yang saat ini sedang ramai
digunakan. OpenSea sendiri didirikan oleh 2 orang bernama Devin Finzer dan Alex Atallah
1
Ausop. dkk., TEKNOLOGI CRYPTOCURRENCY BITCOIN UNTUK INVESTASI DAN TRANSAKSI BISNIS MENURUT SYARIAT ISLAM, Jurnal Sosioteknologi, Vol. 17,
2018, h.74-92.
2
Noor, M.,U., (NFT (NON-FUNGIBLE TOKEN): MASA DEPAN ARSIP DIGITAL? ATAU HANYA SEKEDAR BUBBLE?, Universitas Indonesia,2021 h.223-234.
3
Inn, Mengenal Lagi NFT: Cara Jual-Beli Hingga Cara Membuat, diakses pada tahun 2023,(https://www.google.co.id/amp/s/www.cnnindonesia.com/teknologi/20211124070345-185-
725248/mengenal-lagi-nft-cara-jual-beli-hingga-cara-membuat/amp ).
3
pada bulan Desember tahun 2017, sejak maraknya transaksi NFT, perusahaan tersebut
memiliki nilai sekitar 13,3 milliar USD yang meningkat jauh sejak 6 bulan lalu yaitu 1,5
milliar USD4. Sementara itu, pembayaran yang digunakan di OpenSea adalah jenis mata uang
kripto juga yaitu Etherium (ETH). Etherium adalah sebuah jaringan blokchain publik yang
berfokus untuk menjalankan program sesuai dengan keinginan publik, Etherium juga
memiliki mata uang kripto yang banyak digunakan5.
Walaupun tidak memiliki karya NFT sendiri, orang-orang bisa membeli NFT orang lain
dan dijual kembali dengan syarat kreator NFT tersebut mendapat royalty sebesar 10%. Salah
satu contoh NFT yang terkenal adalah Bored Ape Yacht Club yang memiliki rata rata harga
sekitar 90 ETH atau sekitar 3.2 Milliar Rupiah (rate harga pada 2023-03-01).
Tidak hanya itu, ada banyak jenis NFT lain yang dijual di OpenSea seperti Invisible
Friends yang memiliki desain orang tembus pandang yang memiliki floorprice harga sekitar
217 Juta Rupiah (rate harga pada 1 Maret 2023). Selain berbentuk gambar, terdapat juga NFT
yang berbentuk Graphics Interchangeable Format yang merupakan looping animasi atau
video pendek seperti NFT Starcatchers yang memiliki value sekitar 16 Juta Rupiah (rate
harga pada 1 Maret 2022). Melejitnya NFT ini juga menarik banyak artis dunia untuk
membuat NFTnya sendiri seperti contoh NFT The Doggies yang dimiliki oleh Rapper
terkenal yaitu Snopp Dogg yang memiliki rata-rata harga sekitar 0.525 Etherium atau sekitar
25 Juta Rupiah (rate harga pada 2023-03-01)
Bukan hanya konten-konten grafis biasa yang dijual di NFT, namun ada juga konten-
konten aneh yang coba dijual oleh orang-orang di OpenSea. Salah satunya yang sedang
marak beberapa bulan belakangan adalah konten NFT berupa foto selfie milik seorang creator
bernama Ghozali. Ia menjual foto selfienya yang sudah ia ambil dari rentan tahun 2017
sampai tahun 2021, jumlah foto yang ia jual jumlahnya kurang lebih 933 foto. Harga pertama
dari NFT Ghozali berharga 48 Ribu Rupiah atau sekitar 0.001 ETH, namun sekarang rata-rata
foto dari Ghozali memiliki rata-rata harga diatas sekitar 0.094 atau sekitar 2.4 juta Rupiah
(rate harga 2023-03-02).
Setelah viralnya Ghozali yang menghasilkan banyak uang melalui berjualan NFT,
banyak masyarakat Indonesia mulai terinspirasi dan menganggap bahwa NFT adalah salah
4
Mauliada, Berkat NFT, Dua Anak Muda Pendiri OpenSea Ini Menjadi Milyarder Baru, diakses pada tahun 2023, (https://internasional.kontan.co.id/news/berkat-nft-dua-anak-muda-
pendiri-opensea-ini-menjadi-milyarder-baru)
5
Aulia, PREDIKSI HARGA ETHEREUM BERDASARKAN INFORMASI BLOCKCHAIN MENGGUNAKAN METODE LONG SHORT TERM MEMORY, Universitas Islam
Indonesia, 2020.
4
satu cara untuk meraup keuntungan dengan mudah. Akibatnya, banyak warga Indonesia yang
ikut-ikutan berjualan berbagai jenis NFT di OpenSea. Namun dengan minimnya pengetahuan
masyarakat Indonesia terhadap NFT, mereka justru menjual beberapa barang yang tidak biasa
diperjual belikan di OpenSea seperti misalnya makanan. Harga dari makanan yang dijual pun
beragam mulai dari yang paling murah yaitu 0.001 ETH atau sekitar 25 Ribu Rupiah (Rate
harga 2023-03-22) dan paling mahal yaitu 80 ETH atau sekitar 2 Milliar Rupiah (Rate harga
2023-03-22)6 (Riyanto, 2022). Tidak hanya makanan, hal lain yang coba diperjual belikan
oleh orang Indonesia di OpenSea adalah pakaian, barang-barang rumahan, bahkan hingga
foto koruptor. Seperti contoh, baju koko yang dijual dengan harga 0.01 ETH atau sekitar 25
Ribu Rupiah (Rate harga 2023-03-22) foto koruptor yang dijual oleh akun bernama KOMISI
PEMBERANTASAN KORUPSI yang memiliki harga dari 0.06 sampai 0.7 ETH atau sekitar
1,5 - 18 Juta Rupiah (Rate harga 2023-03-23)7.
Selain itu, terdapat sebuah akun OpenSea yang bernama Indonesian Identity Card
(KTP) Collection yang menjual foto KTP beserta wajah pemiliknya. Salah satu foto KTP di
akun tersebut dijual seharga 0.5 Etherium atau sekitar 13 juta Rupiah (Rate harga 2023-03-
28). Hal tersebut berbahaya sebab bisa disalahgunakan untuk dijual di pasar gelap ataupun
untuk digunakan sebagai jamina pinjol atau pinjaman online oleh orang-orang tidak
bertanggung jawab8.
Serta, orang-orang yang menyebarkan ataupun menjual KTP sebagai NFT juga dapat
dijatuhi berupa denda sebanyak 1 Milliar Rupiah dan terancam dipenjara selama 10 tahun.
Hal tersebut tertera pada Undang-undang pasal 96 dan 96A yaitu “Setiap orang atau badan
hukum yang tanpa hak mencetak, menerbitkan, dan/atau mendistribusikan blangko Dokumen
Kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f dan huruf g dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Fokus masalah pada penelitian ini adalah perilaku masyarakat terhadap naiknya NFT
6
Riyanto, G., R., Warganet Indonesia Serbu OpenSea, Jual NFT Foto KTP Hingga Makanan Rp. 3.8 Milliar, diakses pada tahun 2023,
(https://tekno.kompas.com/read/2022/01/16/12300077/warganet-indonesia-serbu-opensea-jual-nft-foto-ktp-hingga-makanan-rp-38-miliar?amp=1&page=2 )
7
Djamiraga, A., C., Efek Ghozali! Kini NFT Wajah Koruptor Dijual di OpenSea, Ada yang Mau Beli?, diakses pada tahun 2023, (https://www.indozone.id/news/mnsv0ZX/efek-ghozali-
kini-nft-wajah-koruptor-dijual-di-opensea-ada-yang-mau-beli/read-all ).
8
Kanzuddin, D., R., Fenomena Ghozali Everyday, Orang Jual NFT Selfie KTP Hingga Lemari, diakses pada tahun 2023, (https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220117111237-185-
747486/fenomena-ghozali-everyday-orang-jual-nft-selfie-ktp-hingga-lemari)
5
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan 3 masalah dalam penelitian ini.
Permasalahan tersebut:
1. Mengapa masyarakat Indonesia ikut berjualan NFT setelah NFT milik Ghozali viral
dan laku keras?
2. Bagaimana dampak dari perilaku masyarakat Indonesia yang ikut berjualan NFT?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk memperbaiki masalah tersebut?
6
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teoritis
Non-Fungible Token atau yang lebih dikenal dengan singkatan NFT merupakan sebuah
aset digital atau sebuah alat investasi yang dapat diperjual belikan9. Biasanya, NFT yang
dijual merupakan karya seni seperti foto dan Graphics Intergrated Format atau dikenal
dengan GIF yang memiliki desain yang unik, biasanya NFT memiliki desain sebuah benda
atau wajah hewan yang dimodifikasi dengan beberapa tambahan pernak pernik yang unik.
NFT juga memiliki harga yang beragam tergantung dari seberapa banyak orang yang
menginginkan atau minat terhadap NFT tersebut.
NFT pertama kali dijual dan dibuat oleh seorang pria bernama Kevin McCoy yang
merupakan seorang digital artist yang membuat NFT pertama pada bulan Mei tahun 2014
bernama ”Quantum”10. NFT tersebut telah terjual pada bulan Juni tahun 2021 dengan harga
sekitar $1.47 Million Dollar atau sekitar 23.3 Milliar Rupiah (Rate harga 2023-10-29)11.
Sedangkan, konsep NFT pertama kali berasal dari seorang pria bernama Mike Winkelmann
dengan julukan Beeple yang merupakan seorang Artist, Graphic Designer dan Animator yang
membuat NFT yang berisi 5000 gambar yang dibuat setiap hari sejak tahun 2007 yang
selesai pada 16 Februari 2021, kemudian NFT tersebut terjual dengan harga $69 Million
Dollars atau sekitar 1 Triliun Rupiah (Rate harga 2023-10-29)12.
9
Tim, Apa Itu NFT? Hal Yang Membuat Ghozali Tajir Melinti, diakses pada tahun 2023.( https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220117115005-37-307907/apa-itu-nft-hal-yang-bikin-
ghozali-tajir-melintir-bak-sultan)
10
Alexiades, Where Do NFTs Actually Come From? A Short History Of Non-Fungible Tokens, diakses pada tahun 2023, (https://www.altpress.com/history-of-nfts-non-funfible-tokens/ )
11
Ludel, Sotheby’s and artist Kevin McCoy sued over sale of early NFT, diakses pada tahun 2023 (https://www.theartnewspaper.com/2022/02/04/sothebys-kevin-mccoy-lawsuit-
quantum-nft)
12
Nelson, A., NFT meaning: crypto art tech explained, diakses pada tahun 2023, (https://www.nationalworld.com/lifestyle/money/nft-meaning-crypto-art-tech-explained-what-is-a-non-
fungible-token-where-to-buy-them-and-best-marketplace-3163733 )
7
zombies, 3.840 female punks and 6,039 male punks yang memiliki keunikan tersendiri pada
setiap karya13.
2. Opensea
Disaat NFT sedang naik-naiknya, terdapat satu hal yang juga naik yaitu OpenSea.io.
OpenSea merupakan sebuah marketplace atau sebuah tempat untuk pemasaran produk yang
dilakukan secara online yang mempertemukan banyak penjual dan pembeli untuk saling
berinteraksi14. OpenSea sendiri mirip dengan Tokopedia, Amazon, Shopee namun barang
yang dijual merupakan barang koleksi digital dalam bentuk NFT yang dapat dijual belikan.
OpenSea awalnya didirikan pada tahun 2017 oleh dua orang insinyur software bernama Alex
Atallah dan Devin Finzer yang terpukau pada NFT CryptoKitties dan melihat bahwa NFT
akan sangat menguntungkan kedepannya15.
Mereka pun membuka versi beta pada 2017 dan merilis nya pada bulan maret 2020. Saat
itu, OpenSea hanya memiliki 4000 pengguna aktif yang melakukan transaksi bulanan sebesar
1.1 Juta Dollar. Ketika NFT menjadi booming, OpenSea berhasil memproses US$350 juta
atau kurang lebih Rp. 5,01 triliun dalam jual beli NFT dibulan Juli 202116. Sekarang OpenSea
telah memiliki 300 ribu pengguna dengan volume transaksi mencapai US$4 Milliar.
3. BandWagon Effect
13
Irwan, Get To Know CryptoPunk, The Oldest NFT Worth Hundreds Of Billions Of Rupiah, diakses pada tahun 2023, (https://voi.id/en/technology/131502/get-to-know-cryptopunk-the-
oldest-nft-worth-hundreds-of-billions-of-rupiah )
14
Wahyuni, dkk. PENGENALAN DAN PEMANFAATAN MARKETPLACE E-COMMERCE UNTUK PELAKU UKM WILAYAH CILEGON, Fakultas Teknik, 2019,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Dinamika/article/download/8751/5830
15
Vardai, Z., What is OpenSea and why is everyone talking about it?, diakses pada tahun 2023, (https://forkast.news/what-is-opensea-nft-marketplace/amp/ )
16
Anonim,Apa Itu Opensea io: Pengertian, Cara Kerja, Sejarah Sampai Resiko NFT, diakses pada tahun 2023, (https://followtekno.id/apa-itu-opensea/)
17
Nuswantoro, A., R., Media Massa dalam Situasi Konflik:dari Bandwagon Effect Sampai Peace Narrative, Jurnal Komunikasi, Volume 1 2013, h.503-516
8
BandWagon Effect18. Biasanya efek ini terjadi kepada para milenial yang mengikuti trend
yang sedang booming agar tidak merasa tertinggal.
Secara sederhana, Bandwagon Effect dapat diartikan sebagai suatu fenomena psikologi
di masyarakat, dimana seseorang melakukan suatu hal karena hal tersebut ramai dilakukan
oleh orang-orang. Terdapat juga faktor dari terjadinya Bandwagon Effect yaitu, Bandwagon
Effect merupakan sebuah groupthink dimana semakin banyak orang yang mengikuti tren
tersebut maka semakin besar peluang orang lain untuk mengikuti tren tersebut, adanya
keinginan jadi benar serta berada di bagian yang benar juga membuat orang-orang mengikuti
hal yang ramai dilakukan serta agar ia benar benar diterima oleh kelompok sosialnya19.
Tidak hanya dari selebriti, orang-orang mulai banyak yang berinvestasi jika
dilingkungan ataupun teman-teman mereka mempengaruhi mereka dalam berinvestasi.
Sehingga, mereka akan bersemangat dan minat mereka akan meningkat terhadap investasi
sebab adanya teori Bandwagon Effect yang meyakinkan mereka untuk berinvestasi20.
18
Shandi Fadhila, Ikut-Ikutan Tren Bukti Millennial Tidak Mau Disebut Ndeso – Penjelasan Bandwagon Effect dalam Psikologi. Diakses pada tahun 2023.
(https://bumipsikologi.com/penjelasan-bandwagon-effect-dalam-psikologi/ )
19
Nurhasan, F., A., Bandwagon Effect: Fenomena Mengikuti Tren dari Sudut Pandang Psikologi. Diakses pada tahun 2023, https://kumparan.com/farsyaasfarina/bandwagon-effect-
fenomena-mengikuti-tren-dari-sudut-pandang-psikologi-1x7qUQxxsPL/4
20
Hasannah, dkk., Analisis Pengaruh Bandwagon Effect dan Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi Mahasiswa di Pasar Modal, JURNAL BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN.
Vol.15, 2019, h.101-107
9
BAB 3
METODE
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan fenomena yang dibahas, maka penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif-eksploratif yang bertujuan untuk mencari penjelasan dari permasalahan dari
munculnya prilaku ikut-ikutan masyarakat Indonesia dalam transaksi NFT. Penelitian ini
bersifat kualitatif, hal ini didasarkan pada metode pengumpulan data yang menekankan pada
kedalaman informasi serta pemahaman secara mendalam terhadap permasalahan yang
diteliti. Penelitian ini di tulis dalam bentuk kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan yang nantinya akan ditulis di bagian pembahasan dari
penelitian ini21.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur. Metode studi literatur merupakan kegiatan pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Pustaka yang dimaksud merupakan berita-berita
dari sumber yang terpercaya atau penelitian-penelitian seperti jurnal yang terkait dengan
NFT. Data-data dikumpulkan melalui penelaahan terhadap sumber-sumber literatur yang
relevan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dari sumber berupa
jurnal yang membahas mengenai bandwagon effect, transaksi NFT, dan juga berita-berita
elektronik yang memuat informasi mengenai fenomena terkait.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis data kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman (dalam Mujib 2017), tahapan analisis data kualitatif dibagi
menjadi tiga, yakni tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam
tahapan reduksi data, dilakukan pengelolaan awal dari semua informasi yang terkumpul
melalui teknik pengumpulan data. Pada tahap ini data-data dikelompokkan dan
disederhanakan. Dilanjutkan dengan tahap penyajian data di mana serangkaian informasi
yang sudah disederhanakan tadi disusun untuk menarik kesimpulan. Pada tahap akhir,
21
Subandi, DESKRIPSI KUALITATIF SEBAGAI SATU METODE DALAM PENELITIAN PERTUNJUKAN, Harmonia. Vol 11, 2011, h. 173-179.
10
dilakukan verifikasi kembali pada kesimpulan awal yang telah didapat. Proses ini diulang
kembali hingga akhirnya menemukan titik jenu dan diperoleh kesimpulan yang kongkret.
BAB 4
PEMBAHASAN
Semenjak viralnya NFT dan Ghozali pada tahun 2022, banyak perhatian masyarakat
Indonesia pada saat itu langsung mengarah pada NFT. Hal tersebut juga membuat banyak
masyarakat Indonesia mulai berjualan NFT di akun OpenSea pribadi mereka. Kebanyakan
dari mereka beranggapan bahwa berjualan NFT merupakan sebuah peluang bisnis yang
menjanjikan sebab bisa menghasilkan keuntungan yang besar hanya dengan berjualan “foto”.
Hal itulah yang membuat sebgaian masyarakat Indonesia tertarik untuk berjualan NFT
walaupun mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti apa arti dari NFT itu sendiri dan
menjual barang-barang yang seharusnya tidak diperjualbelikan di OpenSea NFT seperti
contoh makanan, pakaian atau bahkan foto KTP. Mereka juga memasang harga yang sangat
tinggi sampai puluhan juta untuk barang-barang yang mereka jual dan berharap barang-
barang tersebut akan terjual.
“Ini menunjukkan orang yang jual tidak mengerti konsep NFT, mereka masih mengira
bisa menjual aset digital, data digital, tapi malah itu kegiatan melanggar hukum, dan kalau
di Opensea atau marketplace NFT itu jadi bahan tertawaan,” .
Ia juga mengatakan bahwa yang dijual adalah sebuah karya seni yang memiliki nilai
bukan sebuah foto makanan apalagi dokumen seperti KTP, ia juga mengatakan bahwa konsep
OpenSea mirip dengan Tokopedia dan Shopee namun lebih rumit dan memiliki resiko yang
tinggi,22.
Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari fenomena Bandwagon effect, dimana
secara teori Bandwagon dapat diartikan sebagai kecenderungan orang-orang melakukan atau
22
Rizky Perdana, Komentari yang Jual Selfie KTP di NFT Opensea, Pakar Siber: Saya Malu, Dia Nggak Ngerti Konsepnya, diakses pada tahun 2023, https://prfmnews.pikiran-
rakyat.com/nasional/pr-133490026/komentari-yang-jual-selfie-ktp-di-nft-opensea-pakar-siber-saya-malu-dia-nggak-ngerti-konsepnya
11
mempecayai sesuatu karena mayoritas orang melakukan atau mempercayai hal itu. Walaupun
keyakinan umum tersebut belum tentu benar23.
Dalam konteks ini, yang dibahas adalah masyarakat yang mulai untuk menjual NFT-
NFT mereka akibat melihat dan mengikuti Ghozali dalam menjual NFT dan bisa
menghasilkan uang yang sangat menggiurkan apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini dimana
uang menjadi sulit didapat dan banyak masyarakat yang menjadi sangat membutuhkan uang.
Selain itu, mentalitas masyarakat Indonesia yang cenderung selalu mencari sesuatu yang
instan terutama dalam kaitan kekayaan memang sangat mudah tergoda dengan hal-hal yang
sifatnya instan, seperti misal praktek dukun penggandaan uang, MLM ataupun skema ponzi
yang memberikan janji-janji keuntungan dengan cepat24.
Salah satu contoh kasus dari praktek dukun penggandaan uang adalah Dimas Kanjeng
Taat Pribadi yang telah melakukan penggelapan dan menipu dengan mewajibkan setiap
murid yang ingin bergabung wajib menyetorkan sejumlah uang dan mahar kepadannya dan
berjanji akan menggandakan uang tersebut25.
Hal itu juga disebabkan akibat masyarakat Indonesia yang masih mempercayai hal-hal
gaib walaupun hal tersebut terdengar tidak masuk akal, namun masih dipercayai oleh
masyarkat Indonesia sebab mereka percaya bisa menghasilkan uang yang banyak dengan
waktu yang singkat.
23
Djuna, dkk. Pemanfaatan Fenomena The Bandwagon Effect Pada Generasi Muda Indonesia. SANISA: JURNAL KREATIVITAS MAHASISWA HUKUM. Vol.2, 2022, h.18-23
24
Mahendra, D. I., Masyarakat Indonesia Bermental Instan. diakses pada tahun 2023. (https://mediaindonesia.com/ekonomi/49038/masyarakat-indonesia-bermental-instan )
25
Rosidi et al,. The Fascination of Dimas Kanjeng: Social Phenomena between Religion, Mystical and Economic Motives. European Union Digital Library
12
Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data
Pribadi menyatakan bahwa,“Setiap Orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
mengunglapkan Data Pribadi yang bukan miliknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).”
Selain foto KTP, beberapa masyarakat Indonesia juga menjual foto dari wajah pelaku
korupsi di Indonesia serta mereka juga menjual berbagai foto-foto makanan yang sepertinya
diambil dari google secara tanpa izin dari pemilik foto tersebut.
Masyarakat yang mengambil foto milik orang lain tanpa izin dan
memperjualbelikannya dapat terjerat oleh Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang menyatakan bahwa, “Setiap Orang yang dengan tanpa
hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).”
Perilaku masyarakat Indonesia yang fomo ini dapat menarik perhatian pelaku penipuan
dan pelaku kecurangan yang berusaha memanfaatkan kebingungan dan ketidaktahuan
masyarakat mengenai NFT. Salah satu teknik penipuan paling terkenal di dunia NFT adalah
Rug Pull. Rug Pull adalah tindakan pengembang kripto yang menjual kripto secara besar-
besaran yang pada awalnya memiliki harga yang tinggi dan dalam waktu singkat memiliki
harga yang sangat rendah bahkan tidak memiliki harga sama sekali akibat developer yang
meninggalkan proyek dan membawa kabur dana yang telah dikumpulkan oleh investor26.
Salah satu kasus Rug Pull Scam yang terbesar adalah penipuan pada Bored Bunny NFT.
Awalnya, proyek NFT ini merupakan salah satu proyek NFT terbesar pada tahun 2022 dan
meng-endorse berbagai selebritis seperti French Montana, Jake Paul serta Floyd Mayweather.
Proyek ini memiliki awal yang baik dengan meledaknya koleksi pertama dan koleksi kedua.
Setelah memiliki awalan yang bagus, harga NFT ini tiba-tiba menurun dan Team Dev dari
26
Prasetyo, dkk. KEABSAHAN CRYPTOCURRENCY PADA SARANA INVESTASI DI INDONESIA. Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political
Governance. Vol.3, 2022, h.204-2014.
13
proyek ini menghilang dan mengambil dana sekitar $21 Juta Dollar atau sekitar 325 Miliar
Rupiah (Rate harga pada 2023-11-21)27.
Hal ini merupakan sebuah bukti dari minimnya literasi warga Indonesia terhadap
konsep NFT, baik apa itu NFT serta cara kerja dan cara jual beli NFT. Berdasarkan data hasil
survei dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 menunjukkan
indeks literasi keuangan sebesar 49,68%28. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hanya
setengah dari total populasi masyarakat Indonesia yang mengerti tentang pengetahuan dalam
memahami konsep dan resiko serta keterampilan dalam membuat keputusan yang efektif
dalam finansial terkhusus dibidang NFT apalagi terdapat resiko kejahatan yang tinggi dalam
dunia NFT.
Sebelum mulai berinvestasi dalam sebuah proyek NFT, sebaiknya melakukan riset dan
pemeriksaan lebih dalam terhadap keaslian karya atau reputasi proyek atau tim developernya.
Analisis secara fundamental juga dapat membantu dalam mengidentifikasi proyek yang
memiliki potensi besar dan potensi penipuan yang minim. Masyarakat juga harus
menghindari program yang menjanjikan prospek yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan
sebab dikhawatirkan akan merugikan orang yang berinvestasi pada proyek tersebut. Selain
projek, kegiatan jual-beli NFT harus memastikan platform yang digunakan terpercaya dan
aman dengan memeriksa reputasinya dan melihat ulasan serta pengalaman pengguna lainnya.
27
Aaron S., Bored Bunny NFT Project Exposed as a Slow Rug, $21M Stolen from Investors, diakses pada tahun 2023. (https://www.bitdegree.org/crypto/news/bored-bunny-nft-creators-
snatch-21-million-from-slow-rug-pull)
28
Otoritas Jasa Keuangan, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 – 2025, diakses pada tahun 2023,
(https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-Survei-Nasional-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Tahun-2022.aspx )
14
meminimalisir kerugian, hindari berinvestasi dalam satu proyek NFT tunggal. Melakukan
diversifikasi portofolio juga dapat membantu melindungi dari fluktuasi ekstrem dalam nilai
aset dan mengurangi risiko keseluruhan.
Meskipun dunia NFT memiliki prospek yang besar dan menjanjikan, seorang Peneliti
Center for Digital Society (CfDS) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Iradat Wirid
menganjurkan pemerintah untuk menerbitkan sebuah regulasi yang mengawasi tentang
perkembangan jual-beli NFT di Indonesia agar tidak terjadinya pencurian karya digital. Ia
juga mengatakan bahwa banyak orang yang ingin mengikuti kesuksesan Ghozali walaupun
gagap literasi digital NFT menganggap NFT sebagai ladang cuan yang membuat pasar
Opensea menjadi penuh dengan foto masakan lokal, swafoto, dan yang paling
memprihatinkan menurut Iradat yakni foto identitias, KTP29 (Wawan, 2022).
Maka dari itu masyarakat Indonesia sebaiknya meningkatkan literasi finansial mereka
agar bisa mengerti konsep serta resiko dari berjualan NFT dan tidak langsung ikut berjualan
NFT karena tergiur dari cuan atau untung yang bisa didapatkan.
29
Wawan J. H., Booming NFT, Pakar UGM Soroti Kaum Gagap Literasi Pengejar Cuan, diakses pada tahun 2023, (https://www.detik.com/jateng/jogja/d-5908551/booming-nft-pakar-
ugm-soroti-kaum-gagap-literasi-pengejar-cuan)
15
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perilaku masyarakat yang latah berjualan NFT telah membuktikan betapa minimnya
literasi keuangan masyarakat Indonesia. Kebanyakan masyarakat Indonesia yang berjualan
NFT tidak mengetahui konsep dari NFT itu sendiri dan mengira bahwa NFT itu hanyalah
sebuah foto yang diperjualbelikan. Hal ini membuat sebagian masyarakat Indonesia lainnya
merasa bahwa perilaku ini hanya akan mempermalukan bangsa Indonesia, sebab jualan
mereka memiliki harga yang tinggi namun hanya bermodalkan foto sebuah barang.
5.2 Saran
Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas, terdapat saran yang dapat disampaikan.
Sebelum berinvestasi dalam NFT, sebaiknya masyarakat Indonesia lebih sering membaca
ataupun mem-follow berbagai akun sosial media yang mengedukasi tentang berinvestasi pada
NFT. Sehingga orang-orang bisa meningkatkan literasi finansial dan pengetahuan mereka
tentang NFT agar bisa mengetahui cara untuk mengatur dan mengelola keuangan. Serta
terhindar dari berbagai resiko penipuan yang bisa membuat kerugian bagi orang yang minim
pengetahuan tentang NFT.
16
Daftar Pustaka
Aaron, S., (2023, October 12). Bored Bunny NFT Project Exposed as a Slow Rug, $21M
Stolen from Investors. BitDegree. https://www.bitdegree.org/crypto/news/bored-bunny-
nft-creators-snatch-21-million-from-slow-rug-pull
Abang Tekno, (2022), Apa Itu Opensea io: Pengertian, Cara Kerja, Sejarah Sampai Resiko
NFT, Follow Tekno, https://followtekno.id/apa-itu-opensea/
Alexiades (2021), Where Do NFTs Actually Come From? A Short History Of Non-Fungible
Tokens, Alternative Press, https://www.altpress.com/meta/history-of-nfts-non-funfible-
tokens/
Djamiraga, A., C., (2022), Efek Ghozali! Kini NFT Wajah Koruptor Dijual di OpenSea, Ada
yang Mau Beli?, Indozone, https://www.indozone.id/news/mnsv0ZX/efek-ghozali-kini-
nft-wajah-koruptor-dijual-di-opensea-ada-yang-mau-beli/read-all.
Djuna, K., & Fadillah, A. N. (2022). Pemanfaatan Fenomena The Bandwagon Effect Pada
Generasi Muda Indonesia. SANISA: JURNAL KREATIVITAS MAHASISWA
HUKUM,2(1), 18-23. https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sanisa/article/view/994
Hassanah, A., Yulinda, Yuniasih, H., (2019), Analisis Pengaruh Bandwagon Effect dan
Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi Mahasiswa di Pasar Modal, JURNAL
BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN, 15 (2), 101-107.
Inn (2021), Mengenal Lagi NFT: Cara Jual-Beli Hingga Cara Membuat, CNN Indonesia
https://www.google.co.id/amp/s/www.cnnindonesia.com/teknologi/20211124070345-
185-725248/mengenal-lagi-nft-cara-jual-beli-hingga-cara-membuat/amp.
Irwan, (2022), Get To Know CryptoPunk, The Oldest NFT Worth Hundreds Of Billions Of
Rupiah, VOI.ID, https://voi.id/en/technology/131502/get-to-know-cryptopunk-the-
oldest-nft-worth-hundreds-of-billions-of-rupiah
17
Kanzuddin, D., R., (2022), Fenomena Ghozali Everyday, Orang Jual NFT Selfie KTP Hingga
Lemari, CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220117111237-
185-747486/fenomena-ghozali-everyday-orang-jual-nft-selfie-ktp-hingga-lemari
Ludel, (2022), Sotheby’s and artist Kevin McCoy sued over sale of early NFT, The Art
NewsPaper, https://www.theartnewspaper.com/2022/02/04/sothebys-kevin-mccoy-
lawsuit-quantum-nft
Mahendra, D. I., (2016, Juni 5). Masyarakat Indonesia Bermental Instan. Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/ekonomi/49038/masyarakat-indonesia-bermental-instan
Mauliada, L., (2022), Berkat NFT, Dua Anak Muda Pendiri OpenSea Ini Menjadi Milyarder
Baru, Kontan.co.id, https://internasional.kontan.co.id/news/berkat-nft-dua-anak-muda-
pendiri-opensea-ini-menjadi-milyarder-baru
Nelson, A., (2022), NFT meaning: crypto art tech explained, National World,
https://www.nationalworld.com/lifestyle/money/nft-meaning-crypto-art-tech-explained-
what-is-a-non-fungible-token-where-to-buy-them-and-best-marketplace-3163733
Noor, M.,U, (2021), NFT (NON-FUNGIBLE TOKEN): MASA DEPAN ARSIP DIGITAL?
ATAU HANYA SEKEDAR BUBBLE?, Universitas Indonesia, 223-234,
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/pustakaloka/article/view/3289.
Nurhasan, F., A., (2021), Bandwagon Effect: Fenomena Mengikuti Tren dari Sudut Pandang
Psikologi, Kumparan.com, https://kumparan.com/farsyaasfarina/bandwagon-effect-
fenomena-mengikuti-tren-dari-sudut-pandang-psikologi-1x7qUQxxsPL/4
Nuswantoro, A., R., Media Massa dalam Situasi Konflik:dari Bandwagon Effect Sampai
Peace Narrative, Jurnal Komunikasi, 1(6), 503-516,
Otoritas Jasa Keuangan, (2021), Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI)
2021 – 2025, Otoritas Jasa Keuangan Indonesia. https://ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-Survei-Nasional-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-
Tahun-2022.aspx
Riyanto, G., R., (2022), Warganet Indonesia Serbu OpenSea, Jual NFT Foto KTP Hingga
Makanan Rp. 3.8 Milliar. Kompas.com,
https://tekno.kompas.com/read/2022/01/16/12300077/warganet-indonesia-serbu-
opensea-jual-nft-foto-ktp-hingga-makanan-rp-38-miliar?amp=1&page=2.
18
Rizky P., (2022), Komentari yang Jual Selfie KTP di NFT Opensea, Pakar Siber: Saya Malu,
Dia Nggak Ngerti Konsepnya, pfrmnews.id,
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-133490026/komentari-yang-jual-
selfie-ktp-di-nft-opensea-pakar-siber-saya-malu-dia-nggak-ngerti-konsepnya
Rosidi, A., Mulyono, A., Sugiyarto, W., (2021). The Fascination of Dimas Kanjeng: Social
Phenomena between Religion, Mystical and Economic Motives. European Union
Digital Library. https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.2-11-2020.2305034
Shandi, F., (2020), Ikut-Ikutan Tren Bukti Millennial Tidak Mau Disebut Ndeso – Penjelasan
Bandwagon Effect dalam Psikologi, BumiPsikologi.com,
https://bumipsikologi.com/penjelasan-bandwagon-effect-dalam-psikologi/
Tim, (2022), Apa Itu NFT? Hal Yang Membuat Ghozali Tajir Melintir, CNBC Indonesia,
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220117115005-37-307907/apa-itu-nft-hal-
yang-bikin-ghozali-tajir-melintir-bak-sultan
Vardai., Z, (2022), What is OpenSea and why is everyone talking about it?, forkast.news,
https://forkast.news/what-is-opensea-nft-marketplace/amp/
Wahyuni, N., Mutaqin, A., I., S., Gunawan, A., (2019), PENGENALAN DAN
PEMANFAATAN MARKETPLACE E-COMMERCE UNTUK PELAKU UKM
WILAYAH CILEGON, Fakultas Teknik,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Dinamika/article/download/8751/5830
Wawan, J. H., (2022, January 21). Booming NFT, Pakar UGM Soroti Kaum Gagap Literasi
Pengejar Cuan. DetikJateng. https://www.detik.com/jateng/jogja/d-5908551/booming-
nft-pakar-ugm-soroti-kaum-gagap-literasi-pengejar-cuan.
19