Professional Documents
Culture Documents
Strategi Pembelajaran SD Kel 3
Strategi Pembelajaran SD Kel 3
STRATEGI PEMBELAJARAN SD
Segala puji bagi Allah SWI yang telah memberikan hidayab-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Strategi Pembelajaran
Menyenangkan, Implementasi Rencana Pembelajaran; Melaksanakan
Pembelajaran Bermutu dan Kegiatan Peningkatan Pembelajaran Bermutu" ini
tepat pada waktunya. Makalah in disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan pada
mata kuliah Strategi Pembelajam SD. Makalah ini membahas tentang Strategi
Pembelajaran Menyenangkan, Implementasi Rencana Pembelajaran;
Melaksanakan Pembelajaran Bermutu dan Kegiatan Peningkatan Pembelajaran
Bermutu
Kami sampailan terima kasth kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sudah berupaya
untuk memberikan hasil terbaik: kami, namun kami hanya manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan
atau pada isi makalah, kami mengharapkan adanya kritik: dan saran yang dapat
membantu kami dalam menyempurnakan makalah ini, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadi salah satu
alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta
didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang
baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru
terhadap hakikat tersebut.Selain dapat meningkatkan semangat belajar,
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Disinilah tingkat
kekreativan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat, sehingga guru harus
pandai memutar otak.Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna bagi peserta
didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pembelajaran menyenangkan?
2. Bagaimana implementasi rencana pembelajaran dalam melaksanakan
pembelajaran bermutu?
3. Bagaimana kegiatan peningkatan pembelajaran bermutu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran menyenangkan?
2. Untuk mengetahui implementasi rencana pembelajaran dalam
melaksanakan pembelajaran bermutu?
3. Untuk mengetahui kegiatan peningkatan pembelajaran bermutu?
BAB II
PEMBAHASAN
Berkaitan dengan hal di atas, Dryden dan Vos (2000) memberikan rincian
bahwa interaksi haruslah positif, aman, mendukung, santai / rileks, penjelajahan
(exploratory), mengembirakan, dan menggunakan humor. Lingkungan fisik perlu
adanya penataan ruangan, jenis dan warna cat yang digunakan, penataan bunga
dan aroma, poster berwarna-warni serta kelengkapan kelas lainnya. Penataan
suasana disarankan memilih yang nyaman, cukup penerangan, enak dipandang
mata, diiringi musik dan lain-lain.
Hal yang terkadang tidak disadari oleh seorang guru adalah mereka hanya
lebih fokus menilai siswa dalam aspek kognitif (kecerdasan) namun
cenderung mengabaikan aspek psikomotor dan afektif. Padahal ke-3 aspek
ini seharusnya diseimbangkan dalam penilain maupun dalam pembelajaran
karena kecerdasan sendiri terbagi 3 yakni kecerdasan kognitif, afektif dan
psikomotor. Jadi alngkah tidak adilnya jika lebih berorientasi pada
kecerdasan kognitif sehingga siswa yang memiliki kecerdasan psikomotor
dan afektif terabaikan.
1. Definisi
Dengan kata lain anak harus dihargai apa adanya. Mereka harus
merasa aman, bisa mengekspresikan pendapatnya, dan sukses dalam
belajarnya. Keramahan inilah yang membantu anak-anak menikmati belajar
dan guru bisa memperkuat rasa senang ini melalui penciptaan kelas yang
lebih “menyenangkan”.
a. Teknik persiapan
b. Teknik Penyampaikan
Tahap penyampaikan dalam siklus pembelajaran dimaksudkan
untuk mempertemukan pembelajran dengan materi belajar yang
mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Adapun cara
mengajak siswa terlibat penuh dalam proses belajar.
1) Presentasi guru (fasilitator)
Ketika sedang mengerjakan suatu proses atau prosedur, gunakan
hasil karya untuk menampilkannya besar-besar pada dinding,
papan planel, atau papan tulis magnetik. Selanjutnya, suruhlah
siswa membongkarnya dan menyusunnya kembali sebagai
aktivitas belajar ”mengajar-kembali”
2) Presentasi siswa
Sebelum presentasi, mintalah setiap siswa memilih mitra.
Katakan bahwa mereka harus menyusun soal ujian lisan berisi 20
pertanyaan untuk teman mereka berdasarkan presentasi yang akan
mereka dengar. Pada akhir presentasi, mereka harus menyerahkan
soal ujian lisan tersebut pada teman mitranya dan menilai apakah
pasangan mereka mampu atau tidak menangkap materi pelajaran
yangbaru saja diberikan. Semenara itu, saat presentasi, mitra
mereka akan menyiapkan soal ujian lisan 20 pertanyaan untuk
mereka.
3) Presentasi siswa dan berlatih menemukan
Guru membagi siswa dalam beberapa tim. Minta setiap tim
meneliti berkas bahan pelajaran yang mereka hadapi dan buatlah
presentasi untuk kelompok. Bekali setiap tim dengan materi untuk
membuat pendukung atau bantuan presentasi yang dapat
membantu mereka menyampaikan poin-poin mereka. Karena
siswa lebih banyak mengingat dengan diasosiasikan dengan
sesuatu yang telah atau pernah dilakukan. Seperti yang dikatakan
oleh Harry Lorayne dan jerry lucas yaitu ” anda bisa mengingat
sepotong informasi jika diasosiasikan dengan sesuatu yang telah
anda ketahui atau ingat sebelumnya.
c. Teknik Pelatihan
Pada tahap inilah pembelajaran yang berlangsung sebenarnya. Apa
yang dipikirkan, dan dikatakan serta dilakukan siswalah yang
menciptakan pembelajran, dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan,
dan dilakukan oleh guru. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan
meminta siswa berulang-ulang mempraktikkan suatu ketrampilan
(andaipun tidak berhasil pada mulanya), mendapatkan umpan balik
segera, dan mempraktikkan ketrampilan itu lagi. Mintalah siswa
membicarakan apa yang mereka alami, perasaan mereka
mengenainya, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk
meningkatkan prestasinya.
d. Teknik Penutup
Banyak kasus dalam menyampaikan pelajaran dalam akhir semester
atau dalam akhir jam guru menjelaskan agar materinya selesai. Namun
dengan ini, malah akan tidak efektif yang seharusnya dilakukan adalah
pada pemahaman guru dalam joyfull learning hendaknya memberi
penguatan kepada materi yang telah diterima oleh siswa dengan
memusatkan perhatian, hal itu peluang ada cara mengingat yang kuat
akan apa yang terjadi. Seperti yang telah dikatakan oleh Lynn Stern,
penulis improving your memory ” alasan utama mengapa kita lupa
adalah karena kita tidak benar-benar memusatkan perhatian”.
Ada banyak tindakan positif yang bisa diambil untuk menciptakan
penutup mata pelajaran yang bermakna dan membuat pembelajaran
tidak terlupakan dengan cara antara lain:
1) Strategi peninjauan kembali yaitu membahas cara–cara untuk
membuat siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan
menguji pengetahuan dan kemampuan mereka yang sekarang.
Yaitu guru bisa dengan menggunakan kartu indeks yang terpisah,
menuliskan pertanyaan tentang materi yang diajarkan kartu
berisikan pertanyaan dengan jumlah separuh dari jumlah siswa,
dari kartu yang terpisah siswa menuliskan jawaban atas masing-
masing pertanyaan. Guru mencampurkan dua kumpulan kartu dan
mengaduk agar acak. Berikan satu kartu untuk satu siswa, sebagian
jumlah siswa menerima kartu pertanyaan sebagian yang lain
menerima jawaban. Guru memerintahkan siswa untuk mencari
pasangannya atau siswa yang membawa kartu jawaban
pertanyaannya. Bila telah bertemu salah satu siswa diminta untuk
membacanya keras-keras untuk melihat kebenaran dan kecocokkan
jawaban dan pertanyaannya.
2) Penilaian sendiri yaitu membahas cara-cara untuk membantu siswa
untuk menilai sendiri apa yang telah mereka peroleh. Pada awal
sebuah mata pelajaran, perintahkan siswa untuk mengungkapkan
pendapat mereka tentang topik pelajaran, pada akhir mata pelajaran
perintahkan siswa untuk kembali mengemukakan pendapatnnya.
Lalu tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama
ataukah sudah berbeda antara pendangan pada awal pelajaran dan
akhir pelajaran.
3) Perencanaan masa depan Guru mengungkapkan harapannya agar
siswa tidak berhenti belajar hanya karena pelajaran telah berakhir.
Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak car bagi mereka
untuk terus belajar secara mandiri. Tunjukkan bahwa slah satu cara
dengan membuat daftar berisi gagasan mereka. Buatlah sub-sub
kelompok, perintahkan tiap sub untuk mencetuskan gagasan
mereka.
4) Ucapan perpisahan Beri siswa kertas kosong dan katakan pada
mereka inilah saatnya ”ujian akhir”, katakan pada siswa bahwa
tugas mereka adalah menulis secara urut banyaknya aktifitas
belajar yang telah ditempuh, lalu perintahkan siswa untuk
mengenang masa belajar yang mereka rasakan selama ini.
IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN; MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN BERMUTU
A. Kegiatan Membuka Pembelajaran: Kegiatan Awal
Secara operasional sebagai mana telah disebutkan dalam perencanaan di
atas, kegiatan awal meliputi 1) memberi/mengucapkan salam; 2) menyapa; 3)
berdoa; 4) memberi motivasi; 5) menyampaikan IPK/tujuan pembelajaran yang
akan dicapai; 6) melakukan apersepsi. Selain keenam langkah tersebut dalam
pendahuluan dapat saja membagi kelompok dan atau kegiatan lainnya sesuai
dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
1. Megucapkan Salam
Pengucapan salam dapat dilakukan oleh guru pada waku masuk
kelas. Setelah di dalam kelas pun dapat disampaikan kembali dengan
khusyuk sebagai da keselamatan, menggunakan suara yang menggema
sehingga menimbulkan semangat bagi peserta didik dan juga menjadi
pembangkit motivasi belajar. ucapan salam waktu masuk kelas dapat
singkat seperti mengucapkan Assalamu’alaikum, sedangkan ketika dalam
kelas mengucapkan salam dengan lengkap: Assalamu’alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh, selain sebagai doa, salam dengan lengkap
tujuannya supaya peserta didik dibawa untuk berkonsentrasi pada
pembelajaran yang akan dimulai.
2. Menyapa
Mengapa adalah komunikasi pertama antara guru dan peserta didik
setelah mengucapkan salam, untuk itu jadikan kata menyapa yang
berkesan dan membahagiakan adalah menyapa dengan menggunakan kata-
kata yang baik, kata-kata positif disertai dengan kelembutan dan senyum.
Misalnya kata-kata menyapa; apa kabar? Bagaimana sehat semua?
Semangat semua? Semangat pagi? Dan kata-kata lainnya yang dapat
mengembangakan gairah belajar.
Kata-kata sapaan diusahakan kalau bisa setiap pertemuan cara
menyapa dengan kata berbeda. Misalnya, ada kabar apa hari ini? Atau
menjadi bagaimana kabarnya semua? Dan seterusnya. Dengan kata-kata
sapaan yang berbeda-beda membuat peserta didik penasaran dengan kata
sapaan dipertemuan berikutnya. Membangkitkan sifat penasaran peserta
didik telah menumbuhkan perhatiannya untuk mengikuti pembelajaran.
3. Berdoa
Berdoa merupakan kegiatan penting sebelum pembelajaran.
Dengan berdoa menumbuhkan kesadaran keberagamaan, pembiasaan, rasa
percaya diri peserta didik, dan lain-lain. Berdoa sebelum belajar juga
sekaligus mendoakan peserta didik yang tidak hadir, baik yang sakit
maupun ada kepentingan. Peserta didik yang sakit didoakan cepet sembuh,
dan jika ada yang tidak hadir (karena sakit atau karena kepentingan
lainnya) sebaiknya guru bersama-sama mendoakan kesembuhan dan atau
kelancaran dari peserta didik yang tidak hadir dalam perjalaran tersebut.
Tentu saja sambil penanaman nilai dan pembiasaan sikap ini perlu
diamati oleh guru siapa yang sungguh-sungguh berdoanya dan siapa yang
tidak. Bagi yang tidak sungguh-sungguh bisa ditegur dengan cara yang
baik dan bijaksana dan mengulangi doanya. Sebuah kebiasaan yang kecil,
tetapi sangat bernilai. Kegiatan berdoa dipimpin oleh peserta didik secara
bergiliran, hal ini untuk melatih kepemimpinan, tanggung jawab dan
kemandirian peserta didik.
4. Memberikan Motivasi Belajar
Pemberian motivasi sebelum pembelajaran juga menjadi penting
agar peserta didik siap untuk belajar. pemberian motivasi dapat berupa
kata-kata positif, yel-yel, games, tayangan atau hal lain, yang dapat
membangkitkan motivasi belajar peserta didik. pemberian motivasi juga
kegiatannya dapat digabungkan dengan kagiatan menyapa, misalnya; apa
kabar anak-anak? (kata guru). Al-hamdulillah luar biasa, Allah Akbar (kata
peserta didik) atau kata-kata lain yang dapat membangkitkan semangat
peserta didik.
Games yang dapat membangkitkan motivasi peserta didik,
misalnya senam otak, games uji konsentrasi atau hal lain yang dapat
memotivasi peserta didik, dapat juga memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membuatr games atau yel-yel secara bergiliran.
5. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Indikator pembelajaran perlu disampaikan agar peserta didik
memahami tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan
memahami tujuan yang akan dilaksanakan memungkinkan
kemampuannya, terutama konsentrasi terhadapat pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Penyampaian indikator juga sebagai sangsangan
(memotivasi) terhadap peserta didik untuk menumbuhkan keingintahuan
tentang materi pelajaran yang akan disampaikan (terlepas dari apakah ia
sudah tahu atau belum).
Dalam penyampaian indikator ditekankan kepada kesadaran
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya, guru mengatakan:
anak-anak yang ibu/bapak sayangi dengan indikator di atas berarti kita
dianggap berhasil dalam pembelajaran ini jika anak-anak ku sudah
menguasai kompetensi yang disebutkan tadi. Bagaimana siappppp?????,
atau ungkap lainnya yang menggugah motivasi peserta didik.
6. Melakukan Apersepsi
Setelah menyampaikan indikator perlu dilakukan apersepsi.
Apersepsi itu bukan hanya terbatas terhadap evaluasi terhadap meteri yang
sudah disampaikan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru
mengetahui kemampuan peserta didik sebagai modal dasar untuk
mengikuti pembelajaran.
Dalam melaksanakan apersepsi boleh juga guru bertanya kepada
peserta didik untuk berdiskusi tentang seperti apa sebaiknya
pemebelajarannya supaya indikator yang sudah ditetapkan dapat tercapai.
Seperti guru boleh bertanya;”ananda setelah kita mengetahui kompetensi
yang harus dikuasai, kira-kira ada usulan untuk pembelajarannya agar
lebih efektif atau yang biasa saja?” pertanyaan tersebut selintas tidak
penting, tetapi secara psikologis peserta didik merasa dihargai dan
dilibatkan. Awal yang baik untuk memberikan motivasi.
Selain itu, apersepsi juga dilakukan dengan lengkap mengaitkan
materi yang akan dipelajari dengan yang telah dipelajari, supaya keutuhan
materi pembelajaran dapat terjaga. Disamping itu motivasi untuk terus
mempelajari materi yang telah dipelajari menjadi poin penting dalam
apersepsi ini.
A. Lesson Study
Lesson study merupakan terjemahan langsung dari bahasa jepang
jugyoukenkyuu, yaitu jogyu artinya leson dan kenkyuu artinya study atau research.
Jadi, lesson study merupakan suatu penetian tau pengajian terhadap pembelajaran.
Kegiatn ini mulai berkembang dijepang awal tahun 1900-an yang berjasa besar
mengembangkan lesson study di jepang adalah Makoto Yoshida. Cikal bakal
kegiatan ini adalah konaikenshu yang berarti school-based in service training
yang berkembng sejak awal 1960-an yang awalnya bersifat mandiri, namun sejak
tahun 1970-an dibiayai oleh pemerintah jepang karena dirasakan manfaatnya
dalam meningkatkan kulitas pembelajaran disekolah dasar dan sekolah menengah
pertama. Alasasn mengapa lesson study menjadi populer dijepang karena lesson
study sangat membanatu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu, guru-
guru memperoleh manfaat yang sanagt besar berupa informasi berharga untuk
meningkatkan keterampilan mengajar mereka.
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembianaan untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan
berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengobservasi serta
melaporkan hasil pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang
mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara
konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individu
maupun manajerial. Lesson study menargetkan pencapaian berbagai kualitas siswa
yang memengaruhi kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar adalah kebiasaan berpikir dan bersikap.
Kebiasaan berpikir dan bersikap itu berupa ketekunan, kerja sama, tanggung
jawab dan kemauan untuk bekerja keras. Oleh karena itu, guru harus terus bekerja
sama sebagai satu tim untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik.
Lesson study merupakan kegiatan kelaborasi yang secara ideal mula
dengan inisiatif dari kepala sekolah bersama guru sebagai inti kegiatan. Ada dua
macam pelaksanaan lesson study, yaitu berbasis sekola/madrasah dan berbasis
KKG/MGMP. Pada lesson study berbasis sekola/madrasah semua guru dan kepala
sekolah madrasah terlibat langsung, sedangkan yang berbasis KKG/MGMP
melibatkan guru-guru mata pelajaran sejenis dan dengan difasilitasi oleh pengurus
KKG/MGMP setempat.
Lesson study berkembang di indonesia melalui IMSTEP (Indonesia
Mathematics and Science Teacher Education Project) yang diimplementasikan
sejak oktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu IKIP bandung yang sekang UPI, IKIP
yogyakarta yang sekarang UNY dan IKIP malang yang sekarang UM bekerja
sama dengan JICA. Tujuan IMSTEP untuk meningkatkan mutu pendidikan
matematika dan IPA diindonesia, sementara tujuan khususnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan matematikan dan IPA di 3 wilayah UPI, UNY, dan
UM. Rancangan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain malakukan revisi
silabus program pre dan in service, pengembangan kegiatan praktikum dan
pengembanagan teaching materials. Piloting lesson study-nya ditiga wilayah,
yaitu di Sumedang, Bantul, dan Pasuruan. Piloting ini melibatkan seluruh guru
matematika dan IPA SMP/MTS di tiga wilayah tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa pengertian lesson study.
1. Lesson study is a cycle in which teacher work together to consider their
long-term goals for student, and callaboratively observe, disccus, and
refine the lessons (wang-Iverson & Yoshida, glossary of lesson study
terms. p.151). lesson study merupakan suatu siklus, dimana para guru
bekerjasama merumuskan tujuan jangka panjang yang akan dicapai siswa
dengan cara berkolaburasi untuk mengamati. Mendiskusikan, dan
menyimpulkan hasil-hasil belajar yang telah dicapai.
2. Lesson study is the lesson that is team-written, taugh in the presence of
observing colleagues, discussed during the discussion session, revised, re-
taught, and reported (Wang-Iverson & Yoshida, Glossary of Lesson Study
Terms, p.154). lesson study merupakan pelajaran yang dirumuskan secara
tim, dengan salah seorang guru mengajar dihadapan para rekan kerja yang
melakukan pengamatan, setelah itu dibahas dalam sesi diskusi, kemudia
ditinjaun ulang, diajarkan kembali dan dilaporkan.