You are on page 1of 22

THERAPEUTIC

COMMUNICATION
WITH ELDERLY
By:
Ns. Yosefina F. Novita Lagut, MAdvNurs
OUTLINE
KARAKTERISTIK LANSIA
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA DALAM KONTEKS
KOMUNIKASI
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA dan CARA
MENANGANINYA
KARAKTERISTIK LANSIA
KARAKTERISTIK LANSIA
Berdasarkan kelompok usia, WHO mengklasidfikasikan usia lancet
menjadi:
Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 sampan 59 tahun.
Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 sampai 70 tahun
Usia lanjut usia (old) kelompok usia antra 75 sampan 90 tahun
Usia tua (very old) kelompok usia di atlas 90 tahun.
Reaksi Penolakan Pada Lansia
Perubahan emosi pada lansia mempengaruhi reaksi penolakan terhadap
kondisi kesehatannya. Gejala penolakan pada lansia, diantaranya:
Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan
yang diberikan petugas kesehatan.
Mengubah keterangan yang diberikan sedemikan rupa, sehingga diterima
keliru.
Menolak membicarakan perawatan di rumah sakit.
Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya
tindakan yang mengikut sertakan dirinya.
Menolak nasehat-nasehat. Ex. Istirahat, tirah baring, berganti posisi tidur,
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA
DALAM KONTEKS KOMUNIKASI
Pendekatan fisik
Mengidentifikasi kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisia organ tubus,
tingkat kesehatan yang masie bisa dicapai dan di kembangkan serta penyakit yang
dapat dicegah progesifnya.
Pendekatan psikologis
Membutuhkan waktu lama. Perawat dapat berperan sebagai konselor, advokat,
supporter, interpreter terhadap sesuatu yang asing atau sebagai penampung
masalah-masalah yang bersifat pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
Pendekatan sosial
Melakukan discuss, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan
kegiatan-kegiatan kelompok agar Klien dapat berinteraksi dengan sesama
klien maupun dengan petugas kesehatan.
Pendekatan spiritual
Petawat harus bisa menfasilitasi kepuasan batin pasien dalam
hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianut terutama Klien
dalam keadaan sakit.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA
Beberapa teknik komunikasi yang dapat diterapkan pada lansia, antara lain:
Teknik asertif
Teknik ini menekankan pada etika komunikasi dengan menunjukkan sikap yang
dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli,
sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara.
Responsif
Reaksi perawat merupakan bentuk perhatian terhadap kondisi pasien yang akan
mencipatakan perasaan naaman dan tenang. Ex. Ketidaka petawat melihat
perubahan sikap atau kebiasaan, perawat dapat mengajukan pertanyaa ‘apa yang
sedang Bapak/Ibu pikirkan saat ini?’ ‘ada yang bisa saya bantu?’
Fokus
Klien Lansia senang menceritakan hal-hal yang relevan untuk kepentingan
petugas kesehatan. Maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan
agar pertanyaan yang diajukan sesuai dengna hal yang dijelaskan.
Supportif
Perubahan pada fisik maupun psikis dapat menyebabkan emosi pasien menjadi
labil. Sehingga perawat dapat menjaga kestabilan emosi pasien lansia dengan
mengiyakan, senyum, mengangukan kepala, jangan terkesan mengurui atau
mengajari klien. Ex. ‘saya yakit Bapak/Ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk
itu Bapak/Ibu dapat melaksanakannya … dan bila perlu kami dapat membantu.’
Klarifikasi
Perubahan yang terjadi pada lansia, sering menyebabkan proses komunikasi
tidak berlangsung dengan lancara. Sehingga peting dilakukan klarifikasi dengan
cara mengajukan pertanyaan atau meminta pasien menjelaskan kembali. Ex.
‘Bapak/Ibu bisa menerima apa yang saya jelaskan …? Bapak/Ibu bisa tolong
jelaskan kembali yang sudah saya jelaskan.’
Sabar dan Ikhlas
Klien Lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan yang merepotkan dan
kekanak-kanakan. Petawat harus bersikap lebih sabar dan ikhlas ketika
menghadapi pasien lansia.
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN
LANSIA dan CARA MENGATASINYA
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
Agresif
Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
Meremehkan orang lain
Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
Menonjolkan diri sendiri
Mempermalukan orang lain di dopant umum, baik salam perkataan
maupun tindakan.
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
non-Agresif
Menarik diri bila diajak berbicara
Merasa render diri
Merasa tidak berdaya
Tidak berani mengungkapkan keyakinan
Membuat orang lain mengambil keputusan untuk dirinya
Tampa diam (pasif)
Mengikuti kehendak orang lain
Mengorbanan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain
Teknik Mengatasi Hambatan
Selalu memulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien
Keraskan suara anda jika perlu.
Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara (melihat pasien).
Atur lingkungan yang tenang, nyaman dan pencahayaan yang cukup.
Apabila klien mengalami ganga komunikasi (jangan menarik kesimpulan
bahwa klien tidak kooperatif).
Jadilah fasilitator pasien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahamannya.
Teknik Mengatasi Hambatan
Berbicara dengan pelan dan jelas. Lakukan kontak mata dan gunakan
kalimat pendek dan bahasa yang sederhana.
Gunakan isyarat visual
Gunakan komunikasi non-verbal
Ringkaslah hal-hal yang penting
Berikan kesempatan klien untuk bertanya
Jadilah pendengar yang baik
Libatkan keluarga saat berkomunikasi.
Reaksi Penolakan
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi klien dengan
reaksi penolakan diantaranya:
Kenali segera reaksi penolakan klien
Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri
sendiri
Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinterakti dengan Lansia
Menunjukkan rasa hormat ‘Bapak’, ‘Ibu’ (kecuali jika klien mengijinkan
untuk memanggil dengan sebutan lain)
Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
Pertahankan kontak mata dengan pasien
Mendengarkan dan jangan tergesa-gesa
Beri kesempatan kepada klien untuk menyampaikan perasaanya
Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan
bahasa dan kalimat yang sederhana
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinterakti dengan Lansia
Menggunakan bahasa yang Judah dimengerti (hindari kata-kata medis)
Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
Kenali latar belakang budaya klien
Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan. Lengan
atau baht.
Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi
Kurangi debisingan dan beri penerangan yang cukup saat berinteraksi.
REFERENCES
https://www.registerednursing.org/nclex/therapeutic-communication/
#assessing-verbal-nonverbal-client-communication-needs
Koutoukidis, Gabrielle, Kate Stanton, Jodie Hughson. 2021. Tabner’s Nursing
Care Theory and Practice, 8th ed. Elsevier Australia.

You might also like