You are on page 1of 45

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Guru PAUD


1. Pengertian Kompetensi

Secara etimologi istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu


competence yang diartikan sebagai kecakapan, kemmapuan dan wewenang.
Sedang kan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kompetensi diartikan
sebagai wewenang atau kekuasaan untuk menentukan dan memutuskan
seseuatu. Dengan demikian , secara etimlogi kompetensi berarti kemmapuan
atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang sehingga ia mempunyai wewenang
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kompetensi diperoleh melaui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan
memanfaatkan sumber belajar.7

Menurut Spencer dan Spencer, mengemukakan bahwa kompetensi individu


guru merupakan karakter sikap dan perilaku, atau kemampuan individual guru
yang relatif bersifat stabil ketika menghadapi suatu situasi di tempat kerja yang
berbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri , motivasi internal, serta
kapasitas pengetahuan kontekstual. Peningkatan kompetensi pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan kebutuhan yang sangat urgen
dan menjadi bagian integral dari program peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan Anak Usia Dini.8

Menurut Mc Acshan dalam Sutrisno, memberikan pengertian kompetensi


sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan

7
Jejen Musfah. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h.27.
8
Tabrani Rusyan, Wiwin Winari, Asep Hermawan. 2020. Seri Pembaharuan Pendidikan
Membangun Kelas dan Inspiratif. Yogyakarta: CV Budi Utama. h.228.

10
11

perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.


Apabila kompetensi diartikan sama dengan kemampuan, maka dapat diartikan
pengetahuan memahami tujuan bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan kiat-
kiat jitu dalam melaksanakan pekerjaan yang tepat dan baik, serta memahami
betapa pentingnya disiplin dalam organisasi agar semua aturan dapat berjalan
dengan baik.9

Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun


2005 adalah kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut Mulyasa
kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personalia,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spritual yang membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi , pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Kompetensi guru lebih merujuk pada kemampuan guru untuk mengajar dan
mendidik sehingga menghasilkan perubahan perilaku belajar dari peserta didik.
Kemampuan guru yang dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja
tetapi juga dari segi kepribadian, sosial dan profesional sebagai guru.

Kompetensi guru berdasarkan Undang-undangNomor 14 Tahun 2005 yang


selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru
harus mempunyai kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial dan profesional.
Guru dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar daat menjadi
panutan bagi peserta didik. Mushaf membagi kompetensi guru dalam tiga bagian
yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak dapat berdiri
sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Dari
penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan kompetensi guru adalah perpaduan

9
Pribadiyono & Willy Hendarto. 2019. Kompetensi Kerja Perusahaan Perkapalan. Surabaya:
CV. Jakad Publishing. h.19.
12

antara pengetahuan , keterampilan, serta sikap yang harus dimiliki oleh guru
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional.10

Kompetensi guru berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Bab VI pasal 28


ayat 3 tentang standar pendidikan dan tenga kependidikan meliputi11:

Kompetensi pedagogik dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan pasal


28 ayat 3 butir dikemukakan bahwa kometensi pedagogik adalah:

“kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi


pemahaman terhadap eserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengalaman peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya”.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dan kewenangan guru


dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi profesional dapat
diartikan sebagai kemampuan dan kewenagan dalam menjalankan profesi
keguruannya. Guru yang ahli dan teramil dalam melaksanakan profesinya dapat
disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional.

Kompetensi kepribadian adalah merupakan kemampuan seseorang yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik , dan berakal mulia. Guru yang telah memiliki
kompetensi kepribadian pasti dapat melakukan tuntuntan profesi dengan baik
pula. Guru yang memiliki kepribadian mantap juga mampu melakukan kinerja
yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat.

Kompetensi sosial adalah suatu daya atau kemampuan untuk mempersiapkan


peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang
akan datang. Peran guru di sekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan

10
Iswadi. 2019. Kompetensi Profesional Guru. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia. h.21.
11
Ibid. h.23.
13

pembelajaran, tetapi juga harus memiliki tanggung jawab yang lebih banyak,
yaitu bekerja sama dengan pengelolah pendidikan lainnya di dalam lingkungan
masyrakat, untuk itu guru harus lebih bnayak melibatkan dirinya di luar sekolah.
Perangkat kompetensi yang dijabarkan secara operasional di atas merupakan
bekal bagi calon guru, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di sekolah
guru di masyarakat.

2. Kompetensi Profesional Guru PAUD

Peran guru sebagai tenaga pendidik adalah sebagai pekerja profesional


dengan fungsi mengajar, membimbing, dan melatih. Guru juga merupakan
pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki, tugas dan fungsi mengajar serta mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik. guru merupakan bagian
internal dari sebuah organisasi pendidikan yang memiliki fungsi, peran dan
kedudukan yang sangat strategis dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
bangsa di bidang pendidikan. Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan berbagai
macam program pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Sehingga berhasil
dan berkualitasnya program-program pendidikan yang dirancang oleh penentu
kebijakan pendidikan, salah satunya akan sangat tergantung kepada kinerja dan
profesionalisme para guru.12

Kebutuhan guru yang berkualitas akan semakin meningkat dengan adanya


lembaga pendidikan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional.
Masyarakat semakin menantang, mengharuskan dan menuntut terselenggaranya
pendidikan yang dikelola dengan profesional. Salah satunya adalah tersedianya
guru yang profesional. Tuntutan global dan kehidupan modren mendorong
profesionalisme dalam bidang pendidikan umumnya dan profesionalisme guru
pada khususnya menjadi mutlak segera diwujudkan.

12
Shilphy Afiattresna Octavia. 2019. Sikap dan Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta:
Deepublish Publisher. h.8.
14

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,


keilmuan, teknologi, sosial dan spritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga


lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses
penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: 1)
penguasan minimal kompetensi dasar, 2) praktik kompetensi dasar, 3)
panambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau
keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada
kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan
kompetensinya. Di dalam agama Islam juga diterangkan bagaimana sikap yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik yaitu mempunyai kecerdasan secara
menyeluruh serta memberikan suri tauladan yang baik kepada peserta didik
maupun masyarakat. Al- Ghozali mengatakan: seseorang yang berilmu dan
kemudian bekerja dengan ilmunya itu dialah yang bekerja di bidang pendidikan.
Sesungguhnyaa ialah telah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat
penting, maka hendaknya ia memilihara adab dan sopan santun dalam
tugasnya.13

Profesional dalam Islam khususnya dibidang pendidikan, seseorang harus


bensar-benar mempunyai kualitas keilmuan kependidikan dan keinginan yang
memdai guna menunjang jabatan profesinya, serta tidak semua orang bisa
melakukan tugas dengan baik. apabila tugas tersebut dilimpahkan kepada orang
yang bukan ahlinya maka tidak akan berhasil bahkan akan mengalami
kegagalan. Pentingnya masalah profesional ini, dalam pendidikan Islam

13
Febrialismanto. 2017. Analisis Kompetensi Profesional Guru PAUD. Jurnal PG-PAUD. Vol. 4
No. 2, Oktober. h.104.
15

mengingatkan dengan tegas mengenai pentingnya unsur profesionalis dalam


Alquran yaitu:

‫س‬

Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (ahlinya)


masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya, (QS.Al-Israa‟ (17:84)

Para ulama tafsir memberikan penjelasann terkait dari ayat ini:

1. Tafsir Ibnu Katsir


Ayat ini mengandung makna ancaman terhadap orang-orang musyrik dan
peringatan bagi mereka, terhadap keyakinan dan sifat mereka yang selalu
mendustakan Allah swt terhadap segala kenikmatan yang diperoleh,
perihalnnya sama dengan apa yang disebutkan Allah swt, dalam ayat
lain, yaitu: 14

dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: “Berbuatlah


menurut kemampuanmu; Sesungguhunya kami pun berbuat (pula).”
(QS.Hud: 121)
Karena itulah dalam ayat ini disebutkan firman-Nya:

‫س‬

Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (ahlinya)


masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalannya. (Al-Isra: 84)

14
M. Syaid Mahadhir. 2018. Profesionalisme Guru dalam Pandangan QS. Al-Isra‟: 84. Jurnal
RAUDHAH Proud To Be Professionals. Vol. 3 No. 2. Desember. h.86-87.
16

2. Tafsir Al-Maraghi
Terhadap nikmat Allah swt maka baik yang bersyukur atau yang kufur
keduanya berjalan sesuai dengan jalannya dan tabiat keadaannya apakah
dia memang pada dasarnya berada di jalan kebaikan atau berada di jalan
keburukan. Untuk itu maka Allah swt lebih tahu dari siapapun juga
tentang siapa diantara kamu yang lebih nyata jalannya terhadap
kebenaran dan dia berikan kepada orang tersebut pahala yang sempurna.
Allah swt juga maha tahu siapakah diantara kamu yang lebih sesat
jalannya, lalu dia menghukumnya sesuai dengan yang patut diterima
karena memang tabiat aslinya dan bakat yang mereka peroleh.
3. Tafsir Fi Zhilal Al-Quran
Kenikmatan itu pada tabiatnya menyesatkan dan menyombongkan
selama manusianya tidak mengingat sang pemberi nikmat itu sehingga ia
bersyukur. Sedangkan kesengsaraan pada tabiatnya membuat manusia
putus asa dan pesimis selama manusia tidak tersambung kepada Allah.
Dari sini akan tampak nilai keimanan dan apa yang terkandung
didalamnya berupa rahmat baik dalam keadaan senang atau susah.
Lalu kemudian Allah swt menegaskan bahwa setiap manusia dan setiap
kelompok (organisasi) akan bekerja sesuai dengan jalan dan tujuannya
masing-masing, sedangkan apa yang dikerjakan berikut jalan dan tujuan
dari pekerjaan itu akan menjadi penilaian Allah swt, maka berhati-hatilah
dalam mengambil jalan dan tujuan, pastikan bahwa tujuan dan jalan yang
ditempuh jalan yang penuh petunjuk dan jalan yang akan menuju Allah
swt.
4. Tafsir Marah Labid
Syeikh Nawawi al-Bantani menguraikan bahwa : kata „ala syakilatihi
diartikan dengan: cara atau jalan yang sesuai dengan keadaannya dalam
memperoleh petunjuk Allah dan menghindari kesesatan. Sehingga bila
seseorang mempunyai jiwa yang bersih maka akan memunculkan
17

perbuatan yang baik dan jika seseorang mempunyai jiwa yang kotor
maka akan melahirkan perbuatan yang jelek pula.

Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa Islam sangat mementingkan faktor


profesionalitas. Pendidikan Islam mengenai profesional tidak terlepas dari tujuan
baik yang diharapkan, dikatakan setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang
yang profesional atau ahlinya, supaya pekerjaan itu dilakukan secara benar dan
tepat serta mendapatkan hasil yang diinginkan dan tidak mengecewakan. Sifat
profesional sangat penting untuk meraih tujuan yang berhasil dan
menghindarkan dari kerugian dan kegagalan.15

Ayat-ayat tersebut kemudian diperjelas dengan hadist-hadist Nabi


Muhammad saw. Nabi yang bertugas untuk menjelaskan dan menjabarkan
ajaran-ajaran alquran dengan memberikan uraian dan keterangan terhadap teknis
berkenaan dengan etos kerja. Penjelasan tersebut bisa berupa qoliyah dan ada
pula yang berbentuk fi‟iliyah. Dalam bentuk ungkapan lisan Nabi bersabda
diriwayatkan oleh Abu Syaikh dalam kitam Al-Tsawab, Abu Nuaim dalam kitab
Hiliyatul Aulia‟ dan Imam Baihaqi dalam Kitab Syu‟bul iman, yang
kesemuanya berasal dari Abu Hurairah.16

Kemudian Nabi menyampaikan hadits yang cukup populer yang


diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan sanad berasal dari Abu Hurairah:

“Sungguh orang yang membawa tali atau kapak kemudian ia membawa


kayu bakar dan memikul diatas punggungnya (bekerja) lebih baik dari pada
meinta- minta kepada orang kaya baik ia itu diberi atau tidak”.

15
Zulkipli. 2019. Metode Pembelajaran Pendidikan Profesinal Dalam Alquran. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Vol 3 No. 1 Januari-Juni ISSN. 2615-1499.h.113.
16
Suriadi & Triyo Supriyatno. 2018. Profesionalisme Guru Berbasis Religius. Malang: Literasi
Nusantara. h.105.
18

Ketika „Umar bin Khathab menjadi Khalifah sangat marah melihat orang
yang senantiasa berdiam di mesjid untuk beribadah, sementara ia mengabaikan
tugas dan tanggung jawab terhadap keluarganya. Dan ia menggantungkan
kebutuhannya kepada saudaranya. Sehingga kemudian Umar membuat
pernyataan: janganlah seorang diantara kamu tidak mau mencari rizki tetapi
hanya berdoa‟ ya Allah berilah saya rizki padahal kamu tahu bahwa langit
tidak akan menurunkan hujan emas dan perak (baca syarahlhya”Ithaf” jilid 5).

Yang jadi persoalan sekarang adalah bagaimana pekerjaan dilakukan dengan


profesional. Yakni menggunakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki serta
pekerjaan itu menjadi panggilan jiwa. Dari sini akan tergambar bagaimana etos
kerja yang dilakukan. Pada kesempatan yang berbeda Nabi pernah menyatakan
bahwa ada empat prinsip kerja (keempat prinsip tersebut yang termasuk kedalam
unsur profesional dalam pandangan Islam) yang menyebabkan seseorang akan
menemani Allah dengan keadaan riang gembira, yaitu: pertama orang yang
mencari dunia dengan cra halal ( man thalaba al-dunya halalm Artinya orang itu
melakukan kerja dengan cara yang benar dan tidak menyalahi ketentuan yang
telah ditetapkan oleh aturan Allah dan rasulnya.

Keduanya, oang yang bekerja demi menjaga diri agar tidak meminta-minta
(wata:affufan, an al-mas alah) artinya orang tersebut bekerja agar tidak menjadi beba bagi
oranglain,untuk memperoleh upah yang kemudian digunakan untuk memenuhi keluarga,
kempat, bekerja karena kasih sayang terhadap ttangganya, seorang bekerja ntuk membantu
meringkan.
19

Sehubungan dengan hal ini, Nabi Muhammad saw juga mengingatkan


kepada umat manusia melalaui sabdanya yang berbunyi: 17

Muhmmad ibn Sinan telah bercerita kepada kami ia berkata: Fulaih telah
bercerita kepada kami dan Ibrahim ibn Mundzir bercerita kepadaku, ia berkata:
Muhammad ibn Fulaih berkata: bapakku bercerita kepadaku, ia berkata: Hial
ibn „Ali telah bercerita kepadaku dari „Atha ibn Yasar dari Abu Hurairah, ia
berkata: “Ketika Nabi sedang memberikan nasehat kepada orang banyak
didalam suatu majelis, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman (Badui) lalu ia
berkata: kapan hari kiamat (kehancuran) terjadi?Namun rasulullah tetap
meneruskan menyampaikan nasehatnya. Sehingga sebagian orang menyatakan
nabi mendengar pertanyaan itu tetapi beliau tidak menyukainya, sementara
sebagian lain menyatakan nabi itu tidak mendengarnya. Kemudian setelah nabi
menyelesaikan nasehatnya, kemudian nabi bertanya: dimana orang yang
bertanya tentang hari kiamat tadi? Orang itu (Badui) menjawab: saya ya
Rasulullah! Nabi Bersabda: apabila amanat itu telah diabaikan maka
tunggulah kehancurannya. Orang itu bertanya: Bagaimana mengabaikan

17
Ibid.h.107
20

amanat itu?Nabi menjawab: Apabila suatu urusan diberikan (disandarkan)


kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saatnya (kehancurannya).

Bukhari dalam kitab shaihnya meletakkan hadits ini pada kitab ilmu, bab
orang yang ditanya tentang ilmu dan orang tersebut menyibukkan diri dalam
membahasnya kemudian menuntaskan pembahasan ilmu tersebut, lalu
menjawab pertanyaan orang yang bertanya. Dari segi penempatan hadist ini
pada bab ilmu, hadist tersebut sangat dekat bila dikaitkan dengan pendidikan,
terutama dengan profesionalisme guru. Karena mendidik adalah amanah yang
harus ditunaikan oleh guru, maka guru haruslah orang yang memang betul-betul
mempunyai sifat amanah dan dapat mengemban amanah tersebut. Mempunyai
komitmen, kompetensi, dan kemampuan dan kemauan untuk menjalankan
fungsinya dengan baik.

Ibnu Hajar Al-„Asqalariy dalam kitab Fatkhu Al-Bary memberikan komentar


terhadap hadits diatas bahwa terjadinya kehancuran itu karena adanya suatu
urusan diberikan kepada orang yang bukan ahlinya, tidak punya kemampuan
untuk mengemban amanah (wussida al-amru ila ghairi ahlihi), hal ini
berpangkal dari akibat merajalelanya kebodohan dan terputusnya ilmu
pengetahuan. Kebodohan itu terjadi karena seseorang menyerahkan urusan
kepada orang yang tidak mempunyai keahlian sesuai dengan bidangnya. Artinya
merajalelanya kebodohan didalam kehidupan umat manusia pada gilirannya
akan memutuskan tali kesinambungan ilmu pengetahuan. Keadaan yang
demikian ini pada akhirnya akan mendatangkan kehancuran (Al-Asqalaniy, n.d)

Penulis sependapat dengan komentar yang telah diberikan oleh Ahmad


Tafsir bahwa dari dua pendapat diatas, keduanya amat memberikan penekanan
pada pentingnya kasih sayang kepada anak didi, karena pada hakekatnya bila
seorang guru telah mempunyai perhatian dan kasih sayang yang tinggi terhadap
anak didiknya, maka pastilah ia akan senatiasa berusaha dengan semaksimal
mungkin untuk meningkatkaan kemampuan dan keahliannya demi memberikan
21

sesuatu yang terbaik buat murid dengan penuh kasih sayang. Artinya sikap untuk
berbuat secara profesional pasti akan muncul, berbeda dengan apabila guru tidak
punya jiwa kasih sayang terhadap anak didik. Ia akan melakukan tugasnya
dengan semuanya saja, tidak ada kemajuan dalam cara mendidik anak, tidak
berusaha untuk mencari cara baru, strategi baru, metode baru, atau variasi dan
sebagainya akibatnya guru tersebut semakin tidak profesional dan membosankan
dalam cara mengajar, tidak inovatif, statis dan kaku.

Sebagaimana Rasulullah saw diutus sebagai rahmatan lil „alamin. Ialah


menjadi sauri teladan bagi umatnya. Dengan kata lain, beliau datang sebagai
pendidik, yang mengajarkan kepada seluruh umatnya terutama bagi para guru,
bahwa yang tak kalah pentingnya dari seorang guru harus memiliki sifat kasih
sayang. Hal ini dibuktikan dengan sikap toleransi dan kebijakan Nabi sebagai
guru dalam menyikapi suatu kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan anak
didi yakni para sehabat. Rasulullah saw juga mengajarkan agar seorang guru
mendidik dengan cara yang lemah lembut, luwes dan tidak keras. Sebagaimana
hadis yang bebunyi:18

“Dari Abu Musa berkata: jika Rasulullah saw mengutus seseorang dari para
Sahabatnya dalam suatu perkara, beliau bersabda: “Berikanlah berita gembira
dan jangan membuat orang lari, permudahlah orang lain jangan ebgkau
persulit”. (HR. Bukhari Muslim, No,)

Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa seorang guru seharusnya


sempurna akal dan juga akhlak. Akhlak seorang guru sangatlah penting. Karena
dapat menimbulkan rasa untuk menghormati dari siswa kepada guru dan

18
Muhammad Irwaansyah, Melda Diana, & Afrida. 2019. Urgensi Kompetensi Kepribadian
Guru dalam Sistem Pendidikan Persepektif Hadist Nabawi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam. Vol
9 No. 2 2 Juli-Desember ISSN 2579-714X.h. 14.
22

mendorong untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh guru. Pentingnya akhlak
atau kepribadian seorang guru telah menjadi sorotan bagi masyarakat terutama
bagi parang orang tua.

Hadist diatas menyatakan bahwa pentingnya kompetensi kepribadian


seorang guru. Karena banyak masalah yang ditimbulkan karena kurangnya usaha
para pendidik dalam menata kepribadian yang menunjang tinggi nilai-nilai
akhlaqul kariimah, sehingga ia bisa menjadi tauladan yang baik buat anak
didiknya.

Allah menciptakan segala makhluk dari ketiadaan untuk menguji siapakah di


antara mereka yang paling baik perbuatannya. Hal ini sejalan dengan sebuah
hadist yang menjelaskan:19

“Sesungguhnya Allah mewajibkan (kepada kita) untuk berbuat yang


optimaldalam segala sesuatu”.

Dalam sebuah hadist diterangkan:


“Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya
maka tunggulah saat (kehancurannya)”. (HR. Bukhari dari Abi
Hurairah)

Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir Menjelaskan: segala sesuatu


termasuk pengajaran dan lainnya jika diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya, yakni apabila (pengolahan urusahan) perintah dan larangan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat, sebab hal itu sudah datang
tanda-tandanya. Ini menunjukkan datangnya kiamat , sebab menyerahkan urusan
dalam hal amar (printah) dan nahi (larangan) kepadanya yang tidak amanah,

19
Al-Munawi, Faidhul Qadir,juz I, (Beirut:Darul Fikr, cetakan I, 1416 H/1996 M), h.563-564.
23

rapuh agamanya, lemah Islamnya, dan (mengakibatkan) merajalelanya


kebodohon, hilangnya ilmu dan lemahnya ahli kebenaran untuk pelaksanaan dan
penegakannya, maka itu adalah sebagai dari tanda-tanda kiamat (kehancuran).
Dalam kaidah ushul fikih mengingatkan : ‫( ا آلصل فى اننهى يقتضى انتكر ار مطلقا‬asal
dalam larangan menghendaki adanya pengulangan sepanjang masa) yang
menunjukkan Allah melarang melakukan sesuatu yang tidak didasari
pengetahuan. Dan mafhum mukhalafahnya adalah Allah memerintahkan
mengerjakan segala sesuatu atas dasar pengetahuan.

Mafhum muwafaqah dari pengetahuan itu adalah wawasan, keterampilan


dan skill/keahlian yang mesti dimiliki dalam melakukan sebuah pekerjaan
termasuk di dalamnya usaha pendidikan.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa dalam kajian


Alquran hadis menuntut keahlian dan tanggung jawab pelakunya. Allah dengan
tegas menyatakan prinsip-prinsip profesionalisme dalam melaksanakan
pekerjaan, yang membawa kepada keilmuan.

Broke and Stone dalam Usman, mengatakan kompetensi adalah gambaran


hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Dengan
gambaran pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.20

Nana Sudjana , mengutip pendapat Cooper bahwa ada empat kompetensi


yang harus dimiliki guru, yaitu:

1) Mempunyai pengetahuan tentang belajar tingkah laku manusia.


2) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
3) Mempunyai sikap yang tepat tentang dirinya , sekolah , teman sejawat
dan bidang studi yang dibinanya.

20
Uzer Usman. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakry.h.14.
24

4) Mempunyai kemampuan tentang teknik mengajar.21

Guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi


keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk memahami beratnya profesi
guru karena harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang
pendidikan dan keahlian dalam bidang studi yang diajarkan, maka Kellough
mengemukakan profesionalisme guru antara lain sebagai berikut:

1) Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.


2) Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
profesional, melakukan dialog, mengembangkan kemahiran
metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
3) Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar,
harapan-harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.
4) Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan
5) Melaksanakan perilaku sesuai dengan model yang diinginkan di depan
kelas.
6) Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan , berani mengambil resiko ,
daan siap bertanggung jawab.
7) Mengorganisasikan kelas dan merencenakan pembelajaran secara
cermat.22

Adapun persyaratan seorang guru profesional, khusunya dalam persepektif


pendidikan islam. Diantaranya persyaratan tersebut adalah:

1) Sehat jasmani dan rohani


2) Bertaqwa
3) Berilmu pengetahuan
4) Berlaku adil
21
Nana Sudjana. 2004. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Cet, VII; Bandung: Sinar Baru
Algesindo. h.18.
22
Syarifah Normawati, Sudirman Anwar, Selpi Indramaya. 2019. Etika & Profesi Guru, Riau:
PT. Indragiri Dot Com. h.5.
25

5) Berwibawaa
6) Ikhlas
7) Mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan
melaksanakan evaluasi pendidikan dan menguasai bidang yang
ditekuninya.

Ketujuh syarat ini penting bagi guru profesional, secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu persyaratan administatif, akademis,
dan kepribadian.`

Persyaratan administratif, yaitu persyaratan yang harus dimiliki oleh


seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan
persyaratan legal form. Dalam konteks kindonesiaan, persayaratan administratif
merupakan salah satu persayaratan yang dikemukakan dapat dipahami dari
persayaratan yang ketiga.

Persayaratan akademis, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru


yang ingin menjadi preofesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan
kualitas intelektual. Persyaratana ini sangant menetuukan keberhasilan proses
pendidikan yang dilaksanakan. Kesuksesan pendidikan bukan hanya menjadi
beban dan tanggung jawab sang murid sebagai pencari ilmu, akan tetapi justru
gurulah yang memegang peran dominan. Karena jika sang guru secara akademis
sudah tidak memadai, maka dengan sendirinya keterampilan untuk mengajar,
kemampuan penguasaan materi pengajaran, sebagaimana pengevaluasian
keberhasilan murid tidak dimiliki secara akurat dan benar.23

Persyaratan kepribadian, yaitu persyaratan yang harus dimilki seorang guru


yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan siakp dan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diungkap di bagian awal bahwa guru
adalah seseorang yang harus ditiru , khususnya oleh murid. Guru yang

23
Ibid. h.26.
26

profesional bukanlah guru yang mampu menghabiskan dan kecil. Guru


profesional yaitu guru yang mampu mewujudkan prestasi yang lebih tinggi
dengan biaya yang setara dengan biaya sebelumnya.

Menurut Fadhli Ilahi, untuk menjadi guru yang profesional dalam mendidik
anak usia dini, hendaklah menggunakan dua bentuk pengajaran yang dilakukan
Rasulullah yaitu:24

1. Mengajari dengan perbuatan, seseorang mengerjakan perkara yang ia


perintahakan kepada murid-muridnya dan menjauhi perkara yang
dilarangnya. Bentuk ini disebut kesempurnaan teladan. Contoh
melakukan perbuatan dermawan, jujur, rendah hati dan lain sebagainya.
2. Seorang guru menerangkan apa yang ia sampaikan dengan penjelasan
berupa tindakan.

Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar,


bermain dan berbanyi. Pembelajaran anak usia dini diwujudkan sedemikian
rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang dan bebas memilih.
Profesional guru dalam mendidik anak usia dini dengan menggunakan
metode uswah (sebagai teladan) bagi anak, dan metode pengembangan
sosial dan emosi melalui kegiatan pembiasaan.

Standar kompetensi guru TK/PAUD/RA menurut Peraturan Pendidikan


Nasional Nomor 16 Tahun 2007, meliputu:25

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,


kultur, emosional , dan intelektuan.

24
Zulfiana Herni. 2018. Pendidikan Agama Islam Pada PAUD. Jurnal Edudeena. Vol. II No.1
Januari. h.8.
25
Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tanggal
14 Mei 2007. h.3.
27

a. Memahami karakteristik peserta didik usia TK.PAUD/RA yang


berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral
dan latar belakang sosial-budaya.
b. Mengindetifikasi potensi peserta didik uisa TK/PAUD/RA dalam
berbagai bidang pengembangan.
c. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia
TK/PAUD/RA dalam berbagai bidang pengembangan.
d. Mengidentifikasi kesulitan peserta didk usia TK/PAUD/RA
dalam berbagai bidang pengembangan.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain
sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai
bidang pengembangan di TK/PAUD.
b. Menerapkan berbagai bidang pendekatan,strategi, metode, dan
teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan
bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan
di TK/PAUD.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang diampu.
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
b. Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik.
c. Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pengembangan.
d. Memilih materi kegiatan pengembnagan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan.
e. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4) Menyelenggrakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
28

a. Memahami prinsip-prinsip perencangan kegiatan pengembangan


yang mendidik dan menyenangkan.
b. Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.
c. Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik
yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di
luar kelas.
d. Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, dan
bermakna.
e. Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan , inklusif,
dan demokratis.
f. Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan
pendekatan bermain sambil belajar..
g. Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan
pengembangan di TK/PAUD.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.

Jadi kompetensi profesional adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh


tenaga pendidik. Kompetensi profesional adalah kompetensi profesional berupa
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Maksud dari
penguasaan materi secara luas dan mendalam yaitu tenaga pendidik atau guru
harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi
yang diajarkan kepada peserta didik, memiliki pengetahuan yang fundamental
29

tentang pendidikan, serta memiliki keterampilan untuk memilih dan


menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.26

Tuntutan kemampuan profesional diperuntukkan bagi seluruh tenaga


pendidik tidak terkecuali tenaga pendidik PAUD . guru PAUD dituntut memiliki
kemampuan pedagogik dan profesional seperti dicantumkan dalam
Permendiknas nomor 52 tahun 2009 tentang standar pendidik TK/RA/PAUD .
beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD antara lain: guru
mampu menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual. Guru mampu mengembngakan kurikulum
yang terkait dengan bidang pengembnagan yang mendidik bagi pesrta didik.
Kegiatan pengembangan dalam mendidik peserta didik tersebut harus selalu
ditingkatakan agar guru mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PAUD
pada peserta didik sesuai dengan tahapan usianya.

B. Proses Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran

Proses merupakan suatu tahapan-tahapan yang diterapkan dari suatu


pekerjaan sehingga hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut mampu
menggambarkan baiknya prosedur yang digunakan. Menurut S. Handayaningrat
proses adalah serangkaian tahap kegiatan mulai dari menentukan sasaran sampai
tujuan.27

Pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan pengajaran, yang dalam bahasa


Arab disebut dengan “ta lim” yang dalam kamus Arab-Inggris karangan Elias &
Elias (1982) diartikan sebagai “to teach; to educate; to instruct; to train, yakni
mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan ungkapan
yang dikemukakan Syah (1996), yaitu “allamal ilma” yang berarti to teach atau
26
Sylva Alkornia. 2016. Studi Deskriptif Kompetensi Pedagogik dan Profesionalisme Guru
PAUD. Pancara. Vol. 5 No. 4 November. h.145.
27
Sunhaji. 2014. Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan. Vol. 2 No.2, November. h.32.
30

to instruct (mengajar atau membelajarkan). Selanjutnya, istilah pembelajaran


dalam bahasa Inggris disebut dengan “instruction”, yang menurut Tardif (1987)
bahwa “instruction” diartikan sebagai proses kependidikan yang sebelumnya
direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Reber (1998)
mengartikannya sebagai proses perbuatan mengajarkan pengetahuan, dan
Degeng (1998) mengistilahkan “pembelajaran” sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Istilah pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam
untuk mengungkpakan hakikat perencanaan pembelajaran , sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Karena dalam kegiatan belajar, siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga
berinteraksi pula dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat
digunakan/dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang digunakan.28

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga


berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses
pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dan siswa
untuk menuju tujuan yang lebih baik. menurut Chauhan, mengatakan bahwa
pembelajaran adalah upaya memberikan perangsang (stimulus), bimbingan,
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar lebih lanjut.
Dalam hal ini, maka dapat dipahami bahwa belajar dan pembelajaran akan
ditemukan dalil-dalinya dari alquran tentang pentinga belajar dan pembelajaran:

Perintah belajar dan pembelajaran dikemukakan dalam QS. Al-„Alaq/ 96:1-


5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan dia telah


menciptkan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
28
Farida Jaya. 2019.“Perencanaan Pembelajaran”. Medan: Gema Insani. h.5.

pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dan mengajarkan


kepada manusia apa yang tidak ditemukannya.29
31

Adapun tafsir dari surah Al-„Alaq diatas yaitu:

Imam Ahmad meriwayatkan dari „Aisy`ah, dia mengatakan: “Wahyu yang


pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah mimpi yang benar melalui
tidur. Di mana beliau tidak bermimpi melainkan` datang sesuatu seperti falaq
subuh. Setelah itu, belaiu menjadi lebih senang mengasingkan diri. Kemudian
beliu mendatngi gua Hira. Di sana beliau beribadah untuk beberapa malam
dengan membawa perbekalan yang cukup. Setelh itu, beliau pulang kembali
kepada Khdijah untuk mengambil bekal yang sama sampai akhirnya datang
kepada beliau wahyu secara tiba-tiba, yang ketika itu beliau masih berada di gua
Hira. Di gua itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril seraya berkata,‟Bacalah!‟
Rasulullah bersabda, “Maka kukatakan: „Aku tidak dapat membaca.” Lebih
lanjut, beliau bersabda: “Lalu Jibril memegangku seraya mendekapku sampai
aku merasa kepayahan. Selanjutnya, Jibril melepaskanku dan berkata: „Bacalah.‟
„Aku tidak dapat membaca,‟ jawabku. Kemudian Jibril mendekapku untuk
kedua kalinya sampai aku benar-benar kepayahan. Selanjutnya, dia
melepaskanku lagi seraya berkata, „Bacalah.‟ Aku tetp menjawab: „Aku tidak
dapat membaca.

Dengan sekujur tubuh dalam keadaan mengigil hingga akhirnya masuk


menemui Khadijah dan berkata: “Selimuti aku, selimuti aku”. Mereka pun
segera menyelimuti beliau sampai akhirnya rasa takut beliau hilang. Selanjutnya,
beliau bersabda,”Apa yang terjadi padaku?” lau beliau menceritakan peristiwa
yang dialaminya seraya bersabda,”Aku khawatir sesuatu akan menimpadiriku.”
Maka.

29
Dahwadin & Farhan Sifa Nugraha. 2019. Motivasi dan Pembelajaran dalam Agama Islam.
Jawa Tengah: CV. Mangku Bumi Media. h.31.
32

Khadijah pun berkata kepada kepada beliau: “Tidak, bergembiralah. Demi


Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu. Sesungguhnya engkau adalah
orang yang paing suka menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menanggung
beban, menghormati tamu, dan membantu menegakkan pilar-pilar kebenaran”.30

Kemudian Khadijah mengajak beliau pergi hingga akhirnya dia membawa


beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin „Abdil „Uzza bin Qushy,
yaitu anak paman Khadijah, saudara laki-laki ayahnya. Dia seorang penganut
Nasrani pada masa Jahiliyyah. Dia yang menulis sebuah kitab berbasaha Arab
dan juga menulis Injil dengan bahasa Arabdengan kehendak Allah. Dia adalah
seorang yang sudah berumur lagi buta. Lalu Khadijah berkata, “Wahai anak
paman, dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini.” Kemudian Waraqag
berkata,”Wahai anak saudaraku, apa yang telah terjadi padamu?” kemudian
Rasulullah menceritakan apa yang beliau alami kepadanya. Lau Waraqah
berkata, “Ini adalah Namus (Malaikat Jibril) yang diturunkan kepada Musa.
Andai saja saat itu aku masih muda. Andai saja nanti aku masih hidup saat
engkau diusir oleh kaummu”. Kemudian Rasulullah bertanya, “Apakah mereka
akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak akan ada seorang pun yang
datang dengan membawa apa yang engkau bawa melainkan akan disakiti. Dan
jika aku masih hidup pada masamu, niscaya aku akan mendukungmu dengan
pertolongan yang sangat besar.” Dan tidak lama kemudian, Waraqah meninggal
dunia dan wahyu terhenti, sehingga Rasulullah benar-benar bersedih hati.
Berdasarkan pada berita yang sampai kepada kami, kesedihan beliau itu
berlangsung terus menerus, agar beliau turun dari puncak gunung. Setiap kali
beliau sampai di puncak gunung dengan tujuan menjatuhkan diri. 31

Maka Jibril muncul seraya berkata, “Wahai Muhammad sesungguhnya


engkau benar-benar Rasul Allah”. Dengan demikian, maka hati beliau pun

30
Abdullah. 2004. Lubaabut Tafsir Min Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir terjemahan Abdul
Ghoffar, Abdurrahim Mut‟hi, Abu Ihsan Al-Atsari. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafai‟I. h.503.
31
Ibid. h.504.

menjadi tenang dan jiwanya menjadi stabil dan setelah itu beliau kembali
pulang. Dan jika tenggang waktu tidak turunnya wahyu itu terlalu lama, maka
33

beliau akan melakukan hal yang sama. Di mana jika beliau sampai puncak
gunung, maka malaikat Jibril tampak olehnya dan mengucapkan hal yang sama
kepada beliau.

Hadits di atas diriwayatkan di dalam kitab ash-Shahihain, dari hadits az-


Zuhri. Dan kami telah membicarakan sanad, matan, dan pengertian hadits ini di
awal syarah kami untuk kitab Shahih al-Bukhari secara rinci. Ayat al-Qur-an
yang pertama turun adalah ayat-ayat yang mulia lagi penuh berkah ini. Ayat-ayat
tersebut merupakan rahmat pertama yang dengnnya Allah menyangi hamba-
hamba-Nya sekaligus sebagi nikmat pertama yang diberikan kepada mereka. Di
dalam ayat-ayat tersebut juga termuat peringatan mengenai permulaan
penciptaan manusia dari segumpal darah. Dan bahwasanya di antara kemurahan
Allah Ta‟ala adalah dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Dengan demikian, dia telah memuliakannya dengan ilmu. Dan
itulah hal yang menjadikan bapak ummat manusia ini, Adam mempunyai
kelebihan atas malaikat. Terkadang, ilmu berada di dalam akal fikiran dan
terkadang juga berada dalam lisan. Juga terkadang berada dalam tulisan. Secara
akal, lisan, dan tulisan mengharuskan perolehan ilmu, dan tidak sebaliknya .32

32
Ibid. h.505.
34

Ayat diatas mengandung pensan antologis tentang belajar dan pembelajaran.


Dalam hal ini , Nabi Muhammad SAW , yang ummi (buta huruf aksara) melalui
ayat tersebut. Ia diperintahkan untuk belajar mengajar.

Menurut Gagne & Briggs pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan


oleh guru untuk membelajarakan siswa dalam belajar, bagaimana belajar
memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Konsep
pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap sitausi tertentu ,
pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses
pembelajaran pada walnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar
yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuannya dasarnya, motivasinya, latar
belakang, akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.
Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran
merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menajdi indikator
suskesnya pelaksanaan pembelajaran. Di sisi lainnya pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip deangan pengajaran, tetapi sebenarnya memounyai
konotosai yang berbeda.

Dalam konteks pendidikan , guru mengajar agar peserta didik dapat belajar
dan mengusai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objek yang ditentukan
(aspek kognitif) , juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi
antara pengajar dengan pesera didik. Dapt ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan bau yang berlaku dalam waktu
35

yang relatif lama dan karena adanya usaha. Oleh karena pembelajaran
merupakan proses, tentu dalam sebuah proses terdapat komponen-komponen
pokok dalam pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta
didik, kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.

Sebagaimana terdapat dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar


TK (GBPKB TK ), bahwa tujuan program kegiatan pembelajaran TK adalah
untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, daya cipta yang diperlukan oleh anak dalam menyuasaikan diri
dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnnya. Untuk melaksanakan proses pembelajaran di lembaga pendidikan
TK sangat membutuhkan suatu strategi pembelajaran yang aktif dan kreatif.
Berbagai aktivitas perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran seperti,
bermain, menari, olahraga, gerak tangan dan kaki dan apapun yang merupakan
aktivitas positif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan
kreatif anak didik untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk kegiatan ,
sehingga baik dengan daya pikir, emosi, dan keterampilaannya mereka belajar
dan berlatih.

Sedangkan ruang lingkup program kegiatan pembelajaran meliputi:


pembentukan perilaku melalaui pembiasaan dalam pengembangan moral,
pancasila,agama,disiplin, perasaan emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta
pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru
meliputi perkembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta serta
keterampilan dan jasmani.

2) Komponen Pembelajaran

Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang
belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya, tutor,
media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari
36

pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen pembelajaran


dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu: (a) guru, (b) isi atau materi
pembelajaran, (c) siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat
beljar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.33

3) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang


diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. batasan yang lebih jelas tentang
tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalaui pernyataan
yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa. 34

Pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengethuan, kemampuan,


keterampilan , dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati
dan diukur. Tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yag
harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaaran memang perlu dirumuskan
dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolok
ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.

Tujuan pembelajaran tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP). RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Tujuan
pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam bentuk perilaku akhir
belajar. tujuan dalam pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu cita-cita yang
bernilai formatif, maksudnya dalam tujuan tersebut terdapat nilai yang harus

33
Nina Khayatul Virdyna. 2019. Media Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Pamekasan:
Duta Media Publishing. h.3.
34
Ibid. h.4.
37

ditanamkan pada anak didik. Roestiyah NK menyatakan bahwa suatu tujuan


pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perlaku (performance) siswa-
siswa yang diharapkan setelah mempelajari bahan pengajaran.

Tujuan pembelajaran yang penulis tekankan pada pembelajaran pada anak


usia dini dalah sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 14:35

Pendidikan anak usia dini dalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.

Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah adalah:

1) Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta
mencintai sesamanya.
2) Agar anak mampu mengelola keterampilan termasuk gerakan motorik
kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik.
3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan
dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk
berpokir dan belajar.
4) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat dan menghargai sosial dan budaya serta mampu
mengembangkan konsep diri yang positif dan control diri..
5) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan , memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
6) Anak memiliki kepekaan terhdap irama, nada, berbagai bunyi, serta
menghargai kreatif.

35
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
38

4) Prinsip Pembelajaran

Prinsip yang digunkan dalam proses pembelajaran anak usia dini menurut
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu sebagai
berikut:36

1) Belajar melalui bermain


Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain, pemberian
rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat
memberikan pembelajaran yang bermkna pada anak.
2) Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan
sesuai dengan tahapan usia anak.
3) Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi
sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai
kebutuhan khusus.
4) Berpusat pada anak
Pendidik harus menciptakan suasana yaang bisa mendorong semangat
belajar , motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inivasi, dan
kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat
perkembangan, dan kebutuhan anak.
5) Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif
mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan
melakukan serta mengalami sendiri.
6) Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter

36
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. h.1-2.
39

Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan niali-


nilai yang membentuk karaktek yang positif pada anak. Pengembangan
nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan
keteladanan.
7) Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembnagkan
kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan serta
terpadu bak melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan
keteladanan.
8) Didukung oleh lingkungaan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik,
menyenangkan , aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar
anak dapat berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.
9) Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan
rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak
dengan anak lain.
10) Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber, penggunaan
media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan
PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
Termasuk narasumber adalah orang-orang dengan profesi tetentu yang
dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan
petugas pemadam kebakaran.
5) Pengelolaan Pembelajaran
1. Perencanaan pengelolaan kelas
Rencana pengelolaan kelas mencakup penataan lingkungan belajar serta
pengorganisasian anak dan kelas (dapat di dalam maupun di luar
ruangan). Pengelolaan kelas disesuaikan dengan model pembelajaran
40

yang akan digunakan. Model-model pembelajaran tersebut di antaranya


adalah:37
a. Model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan
b. Model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman
c. Model pembelajaran berdasarkan area (minat)
d. Model pembelajaran berdasarkan sentra
2. Pelaksanaan pembelajaran
Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum
2013 adalah pendekatan tematik terpadu. Dalam model pembelajaran
tematik terpadu di PAUD , kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk satu
tema, sub tema, atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara
bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan
mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dan
tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi
langsung antara anak dengan sumber belajar yang dirancang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang
terkandung dalam kompetensi inti-3 (pengetahuan) dan kompetensi- 4
(keterampilan).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang
secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung.
Melalui proses pembelajaran langsung mencapai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan kan terjadi dampak ikutan pada
pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam kompetensi inti-1
(sikap spritual) dan kompetensi -2 (sikap sosial).

37
Rita Mariyana, Ali Nugraha, Yeni Rachmawati. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. h.67.
41

Pembelajatan tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan


pembukaan , inti dan penutup.
a. Kegiatan pembukaan
Kegiatan pembukaan dilakukan untuk menyiapkan anak secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajara. Kegiatan ini
berhubungan dengan pembahasan sub tema atau sub-sub tema yang
akan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara
lain, berbasis , mengucap salam , berdoa, dan bercerita atau berbagai
pengalaman.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupkaan upaya kegiaatan bermain yang memberikan
pengalaman belajar secara langsung kepada anak sebagai dasar
pembentukan sikap, perolehan pengetahuan dan keterampilan.
Kegiatan inti memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk
berinisiatif, kreatif , dan mandiri sesuai dengan bakat, minat dan
kebutuhan anak. Kegiatan inti dilaksanakan dengan pendekatan
saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
a) Mengamati
Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek di antaranya
dengan menggunakan indra seperti melihat, mendengar,
menghidu, merasa, dan meraba.
b) Mananya
Anak didorong untuk bertanya, baik tentang obek yang telah
diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.
c) Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dilakukan melalui beragam cara,
misalnya: dengan melakukan , mencoba, mendiskusikan dan
menyimpulkan hasil dari berbagai sumber.
d) Menalar
42

Menalar merupakan kemampuan menguhubungkan informasi


yang sudah dimiliki dengan informasi yang baru diperoleh
sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu
hal.
e) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan
hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, islanya
melaui cerita, gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya
berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur
kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat penenangan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan penutup di
antaranya adalah:
a) Membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah
dilakukan , termasuk di dalamnya adalah pesan moral yang ingin
disampaikan.
b) Nasihat-nasihat yang mendukung pembiasaa yang baik
c) Refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan
d) Membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi, bersyair, dan
bercerita yang sifatnya menggembirakan
e) Menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
6) Model Pembelajaran

Snelbecker, mengemukakan bahwa model ialah perwujudan suatu teori , atau


wakil dari proses dan variable yang tercakup dalam teori. Sedangkan menurut
Zainsyah, dkk, bahwa model mengajar ialah suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan
43

memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun


setting lainnya.38

Dalam kegitan pembelajaran model dapat dimaknai sebagI suatu pola atau
gambaran yang menjelaskan tentang berbagi bentuk, pandangan yang terkait
dengan kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian , model-model pembelajaran anak usia dini dapat


didefinisikan sebagi serangkaian pola , bentuk kegiatan ataupun cara pandang
kelompok tertentu terhadap kegiatan belajar anak usia dini. Adapun model-
model pembelajaran anak usia dini adalah:

1. Model kelas berpusat pada anak


Tujuan model ini ialah:
a. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak
b. Memberikan kesempatan pada anak untuk menggali seluruh potensi
yang dimiliki
c. Memberikan kesempatan pada anak untyk mengembangkan
kemampuan melalui berbagai macam kecerdasan yang dimiliki atau
kecerdasan jamak (multiple intelligences)
d. Menggunakan pendekatan bermain yang dilaksanakan sesuai dengan
prinsip “learning by learning” dan learning by doing.
2. Model pembelajaran keterampilan hidup
a. Hakekat pembelajaran keterampilan
Kemp menegaskan bahwa keterampilan psikomotorik dapat
dikategorikan ke dalam bentuk keterampilan jasmani. Sedangkan
keterampilan siasat kohnitif menurut Gagne ialah keterampilan
merupkan cara bagimana seseorang engelola belajarnya, mengingat,
dan berfikirnya. Model ini berorientasi pada pengembangan
keterampilan hidup umum (general life skill) yang terdiri atas self-

38
Khadijah. 2016. Pendidikan Prasekolah . Medan: Perdana Publishing. h.65-78.
44

awareness, thinking skill, social skill, pre-vocational skill. Bertujuan


untuk mengenalkan kepada anak tentang kehidupan nyata yang akan
dihadapinya. Pola belajarnya yang disesuaikan dengan
perkembangan anak baik secara fisik dan praktis. Adapun dimensi
keterampilan hidup antara lain: keterampilan untk kemandirian,
karakteristik perkembangannya antara lain: dapat mempergunakan
serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat menuangkan air
dan minuman sendiri, dapat makan sendiri, dapat melepaskan pakain
sendiri, dapat memakai sepatu tanpa tali, dapat mencuci tangan
sendiri, dapat ke kamarkecil dan membersihkan dirinya saat buang
air sendiri, membuka dan menutup keran air, menyikat gigi dengan
diawasi dan menyeka hidung saat siperlukan.
b. Model BCCT (beyond center and circile)
Model BCCT (beyond center and circile) adalah suatu metode atau
pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan
merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman praktik. Pusat
kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak
dibangun atas dasar bahwa setiap anak memiliki modalitas, gaya
belajar dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin
diketahuinya.
Di dalam model BCCT (beyond center and circile) terdapat empat
kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan
anak usia dini, yaitu:
a) Pentaan lingkungan main
1. Sebelum anak datang guru menyiapkan bahan dan alat main
yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwa kegiatan yang
telah disusun untuk kelompok yang dibaginya.
2. Guru menata akat dan bahan main yang akan digunakan
sesuia dengaan kelompok usia yang dibaginya.
45

3. Penataan main harus mencerminkan rencana pembealajaran


yang sudah dibuat.
b) Penyambutan anak
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seorang furu
bertugas menyambut kedatangan anak.
c) Main pembukaan
Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran , lalu
menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan
pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan musik dan
lain-lain.
d) Taransisi 10 menit
1. setelaah main pembukaan , anak-anak diberikan waktu untuk
pendidnginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran. Atau
membuat permaianan tebak-tebakan, tujuannya agar anak
kembali tenang.
2. Sambil menunggu anak minum atau ke kamar mandi,
masing-masing guru siap di tempat bermain yang sudah
disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.
e) Kegiatan inti dimasing-masing kelompok
a. Pijakan pengalaman sebelum main
1. Guru dan anak-anak duduk melingkar. Guru memberi
salam kepada anak-anak, mennayakan kabar anak-anak.
2. Guru meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja
yang tidak hadir hari ini.
3. Berdoa bersamma, mintalah anak secara bergiliran siap
yang akan memimpin doa.
4. Guru menyampaikan tema hari ini yang dikaitkan dengan
kehidupan anak.
5. Guru membacakan buku yang terkait dengan tema.
6. Guru mengaitkan cerita dengan kegiatan main.
46

7. Guru mengenalkan semua tempat dan alat main yang


sudah disiapkan.
8. Guru menyampaikan bagaimana aturan main.
b. Pijakan pengalaman selama anak bermain
1. Guru berkeliling diantara anak yang sedang bermain.
2. Memberi contoh cara main paada anak yang belum bisa
meenggunakan alat/bahan.
3. Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang
pekerjaan yang dilakukan anak.
4. Memancing dengan pertanyaann terbuka untuk
memperluas cara main anak.
5. Mencatat yang dilakukan anak.
6. Mengumpulkan hasil kerja anak , jangan lupa mencatat
nama dan tanggal dilembar kerja anak.
c. Pijakan pengalaman setelah main
1. Bila waktu main habis, guru memberitahukaan saatnya
membereskan
2. Bila anak belum terbiasa untu membereskan, guru bisa
membuat permainan yang menarik agar anak ikut
memebereskan.
3. Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda
untuk setiap jenis alat main.
4. Bila bahan mainan sudah dirapikan satu orang guru
membantu anak membereskan baju anak, sedangkan guru
lainnya dibantu membereskan semua mainan rapi
ditempatnya.
5. Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar
bersama pendidik.
47

6. Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, guru


menanyakan pada setiap anak kegitan main yang tadi
dilakukannya.
d. Makan bekal bersama (15 menit)
1. Usahakan setiap pertemuan ada makanan bersama
2. Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak
yang tidak membawa makanan.
3. Jadikan makan waktu bekal bersama sebagai pembiasaan
tata cara makan yang baik.
4. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan
danmembuang makanan ke tempat sampah.
e. Kegiatan penutup 15 (menit)
1. Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran guru
dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi.
2. Guru meminta anak yang sudah besar secara bergiliran
untuk memimpin doa penutup.
3. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan
berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk keluar
dan bersalaman terlebih dahulu.
c. Model Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak
Bermain kreatif adalah kegiatan bermian yang memberikan
kebebasan pada anak untuk berimajinasi, bereksplorasi dan
menciptakan suatu bentuk kreativitas yang unik. Model pembelajaran
anak usia dini yang dapat mengakomodir pendekatan yang dilakukan
untuk meningkatkann efektivitas dan efosiensi kegiatan belajar-
perskripsi: peningkatan pengetahuan, keterampilan, sensitifitas dan
teknik pengelolaan pembelajaran : 1) pembelajaran terpadu atau
tematik, 2) pusat kegiatan belajar/sentra, dan, 3) pengelolaan kelas
berpindah (moving class) ciri model:
48

a) Fase berpikir kreatif: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan


verifikasi.
b) Karakteristik krerivitas: kelancaran, kelenturan, keaslian,
elaborasi, keuletan dan kesabaran.
c) Penerapan potensi kecerdasan jamak, yang merupakanungkapan
dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modalitas
dalam belajar melalui bermain. Aspek kecerdasan jamak:
linguistik, logika matematika, visual spasial, interpersonal,
musikal, kinestetik, naturalisme, spritual.
d. Metode Stimulasi OED (observasi, eksplorasi dan dikembangkan)
Menurut Bandura bahwa belajar observasi jauh lebih efisien
dibanding belajar dengan penglaman langsung. Melalui observasi
oranng dapat memperoleh respon yang tidak terhingga banyaknya,
yang mungkin diikuti denga perhubungan atau penguatan. Kemudian
dia juga mengatakan bahwa inti dari belajar melalui observasi ialah
modeling, dimana modeling bukan hanya sekedar eniruan atau
menguangi apa yang dilakukan orang model (orang lain) tetapi
modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah
laku yang teramati, mengeneralisir berbagai pengamatan sekaligus
melibatkan proses kognitiif.
Model ini memiliki tiga langkah utama yaitu:
a) Observasi: bahwa belajar melalui observasi lebih jauh efisien
dibanding belajar dengan pengalaman langsung. Melalui
observasi orang dapat memperoleh respon yang tidak terhingga
banyaknya, yang mungkin diikuti dengan penghubungan atau
penguatan.
b) Eksplorasi: adalah suatu jenis kegiatan bermain yang aktivitas
utamanya melakukan penjelajahan atau eksplorasi. Kegiatan
bermain penjelajahan atau eksplorasi. Kegiatan bermain
penjelajahan ada yang dilakukan secara berkelompok misalnya
49

mencari jejak dan petak umpet, dan ada juga yang dilakukan scara
individual misalnya mencari jejak daalam gambar, merangkai
puzzel, mencocokan gambar, dan sebgainya.
c) Dikembangkan: adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator
dalam rangka mengoptimalisasi potensi yang muncul sesuai
dengan tahapan dan karakteristik perkembangan anak pada saat
itu.

Latif dkk (2013) menjelaskan secara rinci mengenai jenis-jenis


media yang digunakan dalam pembelajaran, diantaraya:39

a) Media visual/media grafis: adalah media yang hanya dapat


dilihat. Jenis media visual ini tampaknya yang paling sering
digunakan oleh para guru pada lembaga pendidikan anak usia
dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikann
yangs sedang di pelajari. Media visual ini terdiri atas media yang
tidak dapat diproyeksikan dan media yang dapat diproyeksikan.
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang
digunakan menyangkut indera penglihatan.
b) Grafik : gambar sederhana yang menggunakan titik-tik, garis
atau gambar, untuk melengkapinya sering kali menggunakan
simbol-simbol verbal.
c) Kartun: suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-
simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan
ringkas atau sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu.
d) Poster: gambar yang berfungsi untuk memengaruhi dan
memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.

39
Khadijah. 2015. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. h.31.
50

e) Papa flanel: media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-


pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
f) Peta dan globe: berfungsi untuk menyajikan data-data dan
informasi tentang lokasi.
g) Papan blurin: berfungsi selain menerangkan sesuatu, papan
buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam
waktu tertentu.
7. Metode Pembelajaran

Metode adalah jalan harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat lain
menngatakan bahwa metode adalah cara yang dalam bekerjanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan kegiatan. Metode pembelajaran adalah metode yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada setting
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah metode yang diterapkan oleh guru
terhadap anak didiknya di dalam kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak di capai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Dari beberapa
pengertian diatas tentang metode , pembelajaran dan Pendidikan Anak Usia
Dini, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran untuk Pendidikan Anak
Usia Dini adalah cara yang digunakan guru atau pendidik dalam menyajikan
materi kepada peserta didik yaitu anak yang berumur di bawah 6 tahun untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran seacra efektif dan efisien sesuai dengan
perencanaan sebelumnya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan kejenjang dasar.40

Adapun metode-metode pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:


a) Metode bermain balok
Dalam metode bermain blok ini media yang digunakan guru adalah balok-
balok kecil yang tersedia di sekolah dan tersusun rapi di rak balok.

40
Eci Sriwahyuni & Nofialdi. 2016. Metode Pembelajaran Yang Digunakan PAUD. Jurnal
ThufulA. Vol.4 No.1 Desember. h.48-56.
51

Sebelum memulai kegiatan ini guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai


aktifitas yang akan dilakukan dan tata tertib yang harus dipenuhi.
b) Metode hafalan
Aktifitas yang dilakukan dalam metode hafalan ini adalah menghafal ayat-
ayat alquran dalam surat pendekatan dan menghafal bacaan sholat.
Langkah pertama yang dilakukan guru yaitu mengajarkan surat pendek
dan meminta anak untuk menghafalnya di rumah. selain untuk menghafal
ayat-ayat alquran, metode hafalan ini juga dipakai untuk membimbing
anak dalam menghafal bacaan sholat. Anak diajarkan mulai dari sholat,
bacaan dalam sholat, sampai pada salam untuk beberpa kali pertemuan.
c) Metode bermain peran
Metode bermain peran merupakan salah satu kegiatan yang sangat
digemari oleh anak. Dalam metode ini anak diajak untuk memerankan
beberapa pekerjaan yang sudah familiar bagi mereka seperti memerankan
petani, dokter, polisi, dan sebaginya. Ketiga bermain peran dengan tema
petani, anak diajak untuk memerankan seorang pak petani dengan keluarga
kecilnya seperti ibu tani dan anak petani. Dalam aktivitas ini digambarkan
bagimana seorang petani mempersiapkan peralatan untuk untuk ke kebun
atau sawah seperti cangkul, bu tani menyiapkan makanan untuk dibawa ke
sawah atau kebun dan anak-anak petani membantu orang tua mereka.
d) Metode bernyanyi
Metode ini merupakankegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang
mengandung unsur pendidkan. Dengan bernyanyi anak dapat terbawa
situasi emosional dan dapat menumbuhkan rasa stetika pada anak.
e) Metode pembiasaan
Metode ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan untuk melatih anak agar memilih kebiasan-kebiasan
teretntu.
f) Metode karyawisata
52

Bagi anak karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk


mengobservasi , memperoleh informasi atau mengkaji sesuatu secara
langsung. Karyawista juga berarti membawa anak ke objek-objek tertentu
sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak
mungkin didapat anak di dalam kelas.
g) Metode bercakap-cakap
Metode ini adalah suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab
antara anak dengan anak atau antara anak dengan guru. Bercakap-cakap
mempunyai makna penting bagi perkembnagan anak, karena dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi anak dengan orang laain.
h) Metode bercerita
Bercerita adalah meneceritakan atau memebacakan cerita yang
mengandung nilai-nilai pendidikan. Daa imajinasi anak dapat ditingkatkan
melalui cerita. Bercerita dapat disertai gambar maupun dalam bentuk
lainnya sperti boneka tangan.
i) Metode demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi
dalam demonstrasi pendidik menunjukkan dan menjelaskan cara-cara
mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat
mnegenal langkah-langkah pelaksanaan.
j) Metode pemberian tugas
Pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan pada anak
untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah
disipkan sehingga anak dapat mengaalami secara nyata dan melaksanakan
tugas secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau
individual.
C. Penelitian Relavan
1. Dyah Novitasari, Nila Fitria. Gambaran Kompetensi Profesional Guru
PAUD Mangga Paninggilan Ciledug. Penelitian ini bertujuan untuk
mengtahui gambaran kompetensi profesional guru PAUD. Metode yang
53

digunakan deskriptif kualitatif dengan melakukan terhadap 4 orang guru.


Data penelitian dikumpulkan dengan cara wawncara, observasi, dan
dokumentasi. Peredaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
penelitian ini menggambarkan kompetensi profesional guru PAUD dan
penlitian saya menganalisis kompetensi profesional guru PAUD dalam
proses pembelajaran.41
2. Febriaismanto. Analisis Komptensi Profesional Guru PG PAUD Kabupaten
Kampar Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan
kompetensi guru PAUD yang telah menyelesaikan studi S1 dari Kabupaten
Kampar, Universitas Riau. Metode yang digunakan deskripsi kuantitatif
dengan melakukan terhadap 35 orang guru. Data penelitian dikumpulkan
dengan cara melakukan test yang ditabulasikan kedalam tabel. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penelitian ini meggunakan
metode deskripsi kuantitatif sedangkan penelitian ini menganalisis
kompetensi profesional guru PG PAUD dan penelitian saya terletak pada
kompetensi profesional guru PAUD dalam proses pembelajaran.42
3. Theresia Alviani Sum. Kompetensi Guru PAUD dalam Pembelajaran di
PAUD di Kecematan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Penelitian ini
bertujuan untuk menggali sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh guru
PAUD di Manggarai.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif, instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara ,
observasi dan dokumentasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
penulis adalah penelitian ini menganalisis tentang kompetensi guru PAUD
dalam Pembelajaran di PAUD di Kecamatan Langke Rembong dan

41
Dyah Novitasari, Nila Fitria. 2021. Gambaran Kompetensi Profesional Guru PAUD Mangga
Paninggilan Ciledug. Vol.3. h.67.
42
Febri Lismanto. 2017. Analisis Kompetensi Profesional Guru PAUD. Vol.6 No.2 Desember.
h.121.
54

penelitian saya terletak pada komptensi profesional guru PAUD dalam


proses pembelajaran.43

43
Thereseia Alviani Sum.2019. Kompetensi Guru PAUD dalam Pembelajaran di PAUD Di
Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Vol.2 No. 1 Januari. h.68.

You might also like