Professional Documents
Culture Documents
Analitik
Analitik
NIM : G30122048
KELAS : KIMIA B
CuSO4•5H2O,
3 NiSO4•7H2O Larut Larut Larut Larut Larut Larut
(b) Untuk membedakan antara asam benzoat dan natrium benzoat (keduanya padatan
putih), Anda dapat menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH). Berikut
langkah-langkahnya:
1. Ambil sedikit dari padatan yang ingin diuji.
2. Tambahkan sedikit larutan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam sampel.
3. Jika terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam larutan NaOH, itu
menunjukkan keberadaan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan
NaOH, menghasilkan endapan natrium benzoat yang tidak larut.
4. Jika tidak terbentuk endapan dan larutan tetap bening, itu menunjukkan
keberadaan natrium benzoat, yang tidak akan bereaksi dengan NaOH.
(c) Untuk membedakan antara amonium karbonat dan amonium klorida (keduanya
padatan putih), Anda dapat menggunakan uji dengan asam sulfat (H 2SO4) dan
pemanasan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Ambil sedikit dari padatan yang ingin diuji.
2. Tambahkan sedikit asam sulfat (H2SO4) ke dalam sampel dan panaskan.
3. Jika tercium bau amonia (NH3) dan terlihat uap putih atau endapan putih, itu
menunjukkan keberadaan amonium karbonat. Amonium karbonat akan terurai
menjadi amonia, air, dan karbon dioksida (NH4)2CO3 → 2NH3 + H2O + CO2.
4. Jika tidak terjadi perubahan atau tidak ada bau amonia, itu menunjukkan
keberadaan amonium klorida.
(d) Untuk membedakan antara tembaga nitrat hidrat dan tembaga sulfat hidrat
(keduanya padatan biru), Anda dapat melakukan uji reaksi dengan natrium hidroksida
(NaOH). Berikut langkah-langkahnya:
1. Ambil sedikit dari padatan yang ingin diuji.
2. Tambahkan sedikit larutan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam sampel.
3. Jika terbentuk endapan biru yang tidak larut dalam larutan NaOH, itu
menunjukkan keberadaan tembaga nitrat hidrat. Tembaga nitrat akan
membentuk endapan tembaga hidroksida (biru) ketika bereaksi dengan NaOH.
4. Jika tidak terbentuk endapan atau larutan tetap bening, itu menunjukkan
keberadaan tembaga sulfat hidrat.
4. (a) Cara membedakan larutan asam nitrat (HNO3) dengan larutan asam klorida
(HCl):
1. Uji pereaksi perak nitrat (AgNO3): Tambahkan sedikit larutan perak nitrat
(AgNO3) ke dalam masing-masing larutan. Jika terbentuk endapan putih, itu
menunjukkan keberadaan asam klorida (HCl), karena AgNO 3 akan bereaksi
dengan HCl membentuk endapan AgCl (perak klorida) yang tidak larut dalam
air.
2. Untuk memastikan bahwa larutan yang tidak menghasilkan endapan dengan
AgNO3 adalah asam nitrat, Anda dapat menggunakan indikator pH. Asam
nitrat akan memberikan larutan yang bersifat asam dan memiliki pH rendah,
sementara asam klorida tidak akan memberikan perubahan yang signifikan
pada pH larutan.
(b) Cara membedakan larutan asam sulfat (H 2SO4) dengan larutan asam klorida
(HCl):
1. Uji pereaksi barium klorida (BaCl2): Tambahkan sedikit larutan barium
klorida (BaCl2) ke dalam masing-masing larutan. Jika terbentuk endapan
putih, itu menunjukkan keberadaan asam sulfat (H 2SO4), karena BaCl2 akan
bereaksi dengan H2SO4 membentuk endapan BaSO4 (barium sulfat) yang tidak
larut dalam air.
2. Untuk memastikan bahwa larutan yang tidak menghasilkan endapan dengan
BaCl2 adalah asam klorida, Anda dapat menggunakan indikator pH. Asam
klorida akan memberikan larutan yang bersifat asam dan memiliki pH rendah,
sementara asam sulfat tidak akan memberikan perubahan yang signifikan pada
pH larutan.
(c) Cara membedakan tepung soda kue (NaHCO 3) dengan tepung terigu (tepung
gandum):
1. Uji reaksi dengan asam: Tambahkan sedikit asam (misalnya, asam cuka) ke
dalam masing-masing sampel. Jika ada gelembung gas yang dilepaskan, itu
menunjukkan keberadaan natrium bikarbonat (NaHCO 3). NaHCO3 akan
bereaksi dengan asam untuk melepaskan karbon dioksida (CO2).
2. Uji reaksi dengan larutan iodin: Tambahkan larutan iodin ke dalam masing-
masing sampel. Jika larutan berubah menjadi biru atau ungu, itu menunjukkan
keberadaan amilum, yang biasanya ada dalam tepung gandum (tepung terigu)
sebagai sumber karbohidrat. Tepung soda kue (NaHCO3) tidak mengandung
amilum.
(d) Cara membedakan bijih besi pyrit (FeS) dengan bijih tembaga chalcopyrite
(CuS.FeS):
1. Uji pereaksi asam sulfat (H2SO4): Tambahkan sedikit asam sulfat ke dalam
masing-masing sampel. Jika ada pelepasan gas berbau busuk yang
mengandung belerang dioksida (SO2), itu menunjukkan keberadaan bijih besi
pyrit (FeS). Pyrit akan bereaksi dengan asam sulfat untuk melepaskan gas
SO2.
2. Uji pereaksi asam nitrat (HNO3): Tambahkan sedikit asam nitrat ke dalam
masing-masing sampel. Jika ada pelepasan gas nitrogen dioksida (NO 2)
berwarna coklat, itu menunjukkan keberadaan bijih tembaga chalcopyrite
(CuS.FeS). Chalcopyrite akan bereaksi dengan asam nitrat untuk melepaskan
gas NO2.
5. Analisis kualitatif adalah metode pengujian kimia yang digunakan untuk
membedakan antara berbagai zat kimia berdasarkan sifat-sifat kualitatif tertentu,
seperti warna, bau, rasa, reaksi kimia, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa cara
untuk membedakan antara zat-zat yang disebutkan di atas:
a. Aqua regia dan larutan HNO3 pekat:
Aqua regia adalah campuran asam nitrat (HNO3) dan asam klorida (HCl)
dalam perbandingan 1:3. Karena mengandung HCl, aqua regia dapat
menghasilkan gas asam klorida yang kuat ketika bereaksi dengan logam-
logam tertentu.
Larutan HNO3 pekat adalah asam nitrat murni. Ini biasanya tidak
menghasilkan gas asam klorida. Anda dapat membedakannya dengan
menambahkan logam tembaga ke dalam larutan. Aqua regia akan
menghasilkan gas asam klorida, sementara larutan HNO3 pekat tidak.
b. Serbuk logam nikel dan serbuk logam besi:
Logam nikel memiliki warna perak yang cenderung putih.
Logam besi memiliki warna abu-abu atau keperakan yang cenderung lebih
gelap dibandingkan dengan nikel.
Anda dapat membedakannya dengan melihat warna dan perbedaan
penampilan fisik.
c. Tepung tapioka dan tepung natrium karbonat:
Tepung tapioka adalah tepung pati yang berasal dari umbi-umbian seperti
singkong. Ini tidak memiliki rasa yang kuat dan tidak berbau.
Tepung natrium karbonat adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini dapat
memiliki rasa yang sedikit asin, dan jika dilarutkan dalam air, itu akan
menghasilkan larutan alkali.
d. Air demineralisasi (aqua DM) dan air hujan:
Air demineralisasi adalah air yang telah melewati proses demineralisasi atau
deionisasi untuk menghilangkan ion-ion mineral. Ini adalah air murni yang
biasanya tidak memiliki rasa atau bau yang khas.
Air hujan adalah air yang jatuh dari atmosfer dan mungkin mengandung
sedikit ion-ion mineral, tetapi biasanya tidak seberat air demineralisasi. Anda
dapat membedakannya dengan menganalisis konsentrasi ion-ion mineral
dalam kedua jenis air.
e. Larutan NaCl dan larutan KCl:
Larutan NaCl adalah larutan garam natrium klorida. Ini memiliki rasa yang
gurih dan rasa asin.
Larutan KCl adalah larutan garam kalium klorida. Ini juga memiliki rasa asin,
tetapi mungkin memiliki rasa yang sedikit berbeda dibandingkan dengan
NaCl. Anda dapat membedakannya dengan merasakannya, tetapi
perbedaannya mungkin sulit dikenali hanya dengan rasa.
6. a. Berdasarkan hasil uji kelarutan yang Anda sebutkan, kita dapat menyimpulkan
kemungkinan garam-garam yang ada dalam padatan media tumbuh Hoagland.
Berikut adalah kemungkinan garam-garamnya:
1. KCl (Kalium Klorida): Larut dalam air, HCl, HNO3, H2SO4, NH3, dan NaOH.
2. KNO3 (Kalium Nitrat): Larut dalam air, HCl, HNO3, H2SO4, NH3, dan NaOH.
3. NH4Cl (Amonium Klorida): Larut dalam air, HCl, HNO3, H2SO4, NH3, dan
NaOH.
4. NH4NO3 (Amonium Nitrat): Larut dalam air, HCl, HNO 3, H2SO4, NH3, dan
NaOH.
5. NaH2PO4 (Natrium Dihidrogen Fosfat): Larut dalam air, HCl, HNO 3, H2SO4,
NH3, dan NaOH.
6. Na2HPO4 (Natrium Hidrogen Fosfat): Larut dalam air, HCl, HNO3, H2SO4,
NH3, dan NaOH.
7. Mg(SO4).7H2O (Magnesium Sulfat Heptahidrat): Larut dalam air, HCl, HNO 3,
H2SO4, NH3, dan NaOH.
8. Ca3(PO4)2 (Kalsium Fosfat): Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam HCl,
HNO3, H2SO4, NH3, dan NaOH setelah perlakuan asam kuat.
Berdasarkan kelarutan ini, garam-garam ini mungkin ada dalam padatan tersebut.
b. Untuk memastikan kation dan anion yang ada dalam padatan tersebut, Anda dapat
melakukan serangkaian uji kualitatif dan uji analisis kimia. Berikut adalah beberapa
uji yang dapat Anda lakukan:
A: Larutan AgNO3
Percobaan menunjukkan bahwa ketika AgNO 3 (larutan perak nitrat) dicampur
dengan larutan KSCN (senyawa yang berada di botol A), maka terjadi
timbulnya endapan putih. Ini menunjukkan reaksi pembentukan senyawa
AgSCN (perak tiocianat). Sebagai tambahan, AgSCN memiliki kelarutan
yang rendah sehingga membentuk endapan putih.
B: Larutan Na2S
Percobaan menunjukkan bahwa ketika Na2S (larutan natrium sulfida)
dicampur dengan larutan AgNO3 (senyawa yang berada di botol B), maka
terjadi timbulnya endapan hitam. Ini menunjukkan reaksi pembentukan
senyawa Ag2S (perak sulfida) yang bersifat endapan hitam. Ag 2S adalah
senyawa yang memiliki kelarutan rendah dalam air.
C: Larutan BaCl2
Percobaan menunjukkan bahwa ketika BaCl 2 (larutan barium klorida)
dicampur dengan larutan KSCN (senyawa yang berada di botol C), maka
terjadi timbulnya endapan putih. Ini menunjukkan reaksi pembentukan
senyawa Ba(SCN)2 (barium tiocianat) yang memiliki kelarutan rendah dan
membentuk endapan putih.
D: Larutan NH4Cl
Percobaan menunjukkan bahwa ketika NH4Cl (larutan amonium klorida)
dicampur dengan larutan KSCN (senyawa yang berada di botol D), tidak
terjadi reaksi yang menghasilkan endapan. Oleh karena itu, botol D
kemungkinan berisi NH4Cl yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan
KSCN.
E: Larutan KSCN
Percobaan menunjukkan bahwa ketika KSCN (larutan kalium sianida)
dicampur dengan larutan Na2S (senyawa yang berada di botol E), terjadi
timbulnya endapan kuning. Ini menunjukkan reaksi pembentukan senyawa
K2S (kalium sulfida) yang bersifat endapan kuning. Sulfida yang dihasilkan
dari reaksi adalah senyawa yang larut dalam air dengan kelarutan yang cukup
baik.
Dengan demikian, berdasarkan hasil percobaan, kita dapat menyimpulkan bahwa
senyawa dalam botol timbang dengan label A, B, C, D, dan E adalah sebagai berikut:
A: KSCN (Kalium sianida)
B: Na2S (Natrium sulfida)
C: AgNO3 (Perak nitrat)
D: NH4Cl (Amonium klorida)
E: KSCN (Kalium sianida)
17. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diberikan, kita dapat mengambil
beberapa kesimpulan awal tentang senyawa penyusun sublimat dan penjelasannya:
a. Saat ditambahkan air, sebagian besar larut dan menyisakan padatan berwarna hitam
dan padatan berwarna putih. Ini menunjukkan bahwa ada beberapa senyawa yang
larut dalam air dan senyawa yang tidak larut dalam air. Warna hitam dan putih
mungkin merupakan indikasi adanya senyawa berbeda.
b. Penambahan larutan HCl 6M menghasilkan reaksi dengan timbulnya gelembung
gas pada padatan hitam dan padatan putih. Selain itu, ada bau telur busuk. Ini
menunjukkan bahwa ada senyawa yang menghasilkan gas (mungkin belerang
dioksida) dan bau telur busuk. Ini mungkin menunjukkan adanya senyawa sulfida.
c. Penambahan larutan NaOH 6M juga menghasilkan reaksi dengan larutnya sebagian
besar padatan. Namun, padatan hitam dan putih tidak menunjukkan reaksi. Ini
menunjukkan adanya senyawa yang dapat bereaksi dengan basa (mungkin senyawa
asam) yang larut dalam NaOH.
d. Uji nyala menunjukkan nyala berwarna ungu dengan intensitas tinggi saat
menggunakan filter kaca kobalt. Ini adalah indikasi adanya ion logam nikel atau ion
kobalt.
Berdasarkan informasi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sublimat mungkin
mengandung senyawa-senyawa seperti:
Senyawa sulfida, yang dapat menghasilkan gas belerang dioksida dan bau
telur busuk ketika bereaksi dengan HCl.
Senyawa asam, yang bereaksi dengan NaOH.
Senyawa yang mengandung ion logam nikel atau ion kobalt.
Untuk mengkonfirmasi identifikasi senyawa-senyawa ini dan melakukan uji kimia
lebih lanjut, beberapa uji tambahan yang mungkin perlu dilakukan termasuk:
Uji pengendapan dengan reagen yang sesuai untuk mengidentifikasi senyawa
sulfida yang mungkin hadir.
Uji kimia untuk mengidentifikasi senyawa asam yang mungkin hadir.
Uji untuk mengkonfirmasi keberadaan ion logam nikel atau ion kobalt,
mungkin dengan menggunakan reagen yang lebih spesifik.
Analisis lebih lanjut untuk menentukan persentase masing-masing senyawa
dalam sampel sublimat.
18. membedakan larutan
(a) Larutan asam nitrat dengan larutan asam klorida:
Larutan asam nitrat adalah asam kuat yang mengandung ion nitrat (NO 3-).
Untuk membedakannya dari asam klorida, Anda dapat menambahkan larutan
perak nitrat (AgNO3). Jika larutan asam nitrat mengandung klorida, maka
akan terbentuk endapan putih AgCl, yang merupakan reaksi khusus untuk
klorida.
Larutan asam klorida juga adalah asam kuat yang mengandung ion klorida
(Cl-). Untuk membedakannya dari asam nitrat, Anda dapat menggunakan uji
reaksi larutan. Asam nitrat akan memberikan uji gas NO 2 dengan
menambahkan tembaga (Cu), sedangkan asam klorida tidak.
(b) Larutan asam sulfat dengan larutan asam klorida:
Larutan asam sulfat adalah asam kuat yang mengandung ion sulfat (SO 4²⁻).
Untuk membedakannya dari asam klorida, Anda dapat menambahkan larutan
perak nitrat (AgNO3). Jika larutan asam sulfat mengandung klorida, maka
akan terbentuk endapan putih AgCl, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Larutan asam klorida adalah asam kuat yang mengandung ion klorida (Cl -).
Uji reaksi untuk membedakannya dari asam sulfat adalah reaksi dengan gas
HCl yang akan tercium jika asam klorida ada.
(c) Tepung soda kue (NaHCO3, putih) dengan tepung terigu (putih):
Tepung soda kue (natrium bikarbonat, NaHCO3) dapat dibedakan dari tepung
terigu dengan cara mencicipinya. Tepung soda kue bersifat basa dan jika
Anda mencicipinya, Anda akan merasakan rasa ringan yang berbeda dengan
tepung terigu. Ini karena tepung soda kue mengandung natrium bikarbonat,
yang akan melepaskan gas karbon dioksida saat terkena panas atau reaksi
asam.
Selain itu, Anda juga dapat mencampurkan masing-masing tepung dengan
sedikit cuka. Tepung soda kue akan menghasilkan gelembung gas karbon
dioksida, sementara tepung terigu tidak akan memberikan reaksi yang sama.
(d) Bijih besi pyrit (FeS) dengan bijih tembaga chalcopyrite (CuS):
Bijih besi pyrit (FeS) adalah bijih besi yang mengandung sulfida besi. Ini
biasanya memiliki warna keemasan atau kuning kecoklatan dan sering
menghasilkan endapan sulfur ketika dipanaskan.
Bijih tembaga chalcopyrite (CuS) adalah bijih tembaga yang mengandung
sulfida tembaga. Ini memiliki warna kuning keemasan yang lebih cerah
daripada pyrit.
Untuk membedakan keduanya, Anda dapat memeriksa warna dan ciri fisik
mereka. Juga, Anda dapat melakukan uji kimia untuk mengkonfirmasi
keberadaan tembaga dalam chalcopyrite, seperti menggunakan reagen yang
menghasilkan warna khusus pada tembaga.
19. Untuk menentukan jenis garam-garam yang mungkin terkandung dalam sampel
padatan tersebut, Anda dapat menggunakan serangkaian uji kimia untuk
mengidentifikasi kation (ion positif) dan anion (ion negatif) yang ada. Berikut adalah
beberapa uji kimia yang dapat dilakukan untuk menentukan komposisi garam dalam
sampel padatan tersebut:
1. Uji Kelarutan:
Larutkan sejumlah kecil sampel padatan dalam air dan amati kelarutan
padatan. Ini dapat memberikan petunjuk awal tentang jenis garam
yang ada dalam sampel.
Selanjutnya, Anda dapat mencoba melarutkan padatan dalam larutan
HCl 6M, H2SO4 3M, HNO3 6M, dan NaOH 6M untuk memeriksa
respons padatan terhadap berbagai asam dan basa. Reaksi dengan
asam dan basa tertentu mungkin mengindikasikan kation atau anion
tertentu.
2. Uji Grup Kation:
Uji untuk mengidentifikasi kation-kation dalam sampel, seperti K+,
Na+, NH4+, Cu²⁺, Zn²⁺, Mn²⁺, dan Fe³⁺, melibatkan reaksi dengan
reagen kimia yang khusus untuk masing-masing kation. Misalnya,
penggunaan larutan NH3 6M dapat membantu mengidentifikasi ion
logam berat seperti Cu²⁺, Zn²⁺, Mn²⁺, dan Fe³⁺.
3. Uji Grup Anion:
Uji untuk mengidentifikasi anion-anion dalam sampel, seperti Cl-,
NO3-, SO4²⁻, dan PO4³⁻, melibatkan reaksi dengan reagen kimia
yang khusus untuk masing-masing anion. Misalnya, penggunaan
larutan AgNO3 dapat membantu mengidentifikasi ion klorida (Cl-)
dan ion nitrat (NO3-), sedangkan penggunaan larutan BaCl2 dapat
mengidentifikasi ion sulfat (SO4²⁻).
4. Uji Khusus:
Beberapa garam mungkin memerlukan uji khusus yang lebih rinci
untuk identifikasi, terutama jika ada banyak kemungkinan garam yang
dapat terkandung dalam sampel. Misalnya, untuk mengidentifikasi
fosfat (PO4³⁻), Anda dapat menggunakan reagen khusus seperti
larutan asam amonium molibdat.