You are on page 1of 8

Konsep Pemberitaan Firman Allah Menurut Pandangan Karl Barth

Novi
2020207471
C. Teologi
Novimuez@gmail.com

Abstract

There are two meanings of the word Word in Indonesian, one of which is the language which
means the word is the word or utterance of God. The word of God is called in another term is
kalanullah. The Bible is the holy book inspired by God for the lives of Christians. God's word
contained in it is very useful as a basic rule in living life. The Bible consists of various books that
tell stories and guidelines for life that govern human relationships with God, and vice versa.
Many stories in the Bible have values and examples that can be read, studied, meditated on, and
applied in everyday life. This can be seen through the words of Responding to the spirit of
Liberalism who overruled his age, Karl Barth exerted to “save” the Scripture from the mocking
of liberal theologians. One of Barth’s positive influences is that the Scripture resumed to
be respected as a media where God reveals himself. However, Barth unfortunately
treated the Scripture as no more than testimonies about God. To Barth, the Bible is fallible
because it is written by men. This is the focus of this study. This writing endeavors to
articulate Barth’s concept of the Bible (also known as neo-orthodoxy) and provides
critical analysis and arguments towards Barth’s view, especially related with the nature
of the Bible. Through this study it can be concluded that Barth's thoughts about the Bible
are heavily influenced by existentialism, and therefore are subjective.correcting behavior
and for educating people in truth." (1 Timothy 3:16). Karl Barth called the Theologia the word of
God.

Keywords: Karl Barth, Bible,God’ words,Revelation,Encounter


Abstrak

Dalam Tulisan ini akan membahas mengenai pandangan salah satu Tokoh mengenai
firman Allah menurutnnya Karl Barth. Ada dua arti kata Firman dalam bahasa Indonesia
diantaranya bahasa yang artinya firman adalah perkataan atau ucapan Allah. Firman
Allah dinamakan dalam istilah lain adalah kalanullah. Alkitab adalah kitab suci yang
diilhamkan Allah bagi kehidupan umat Kristen. Firman Allah yang terdapat di dalamnya
sangat bermanfaat sebagai kaidah dasar dalam menjalani kehidupan. Alkitab terdiri dari
berbagai kitab yang menceritakan tentang kisah-kisah dan pedoman hidup yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, dan begitu juga sebaliknya. Banyak kisah-
kisah dalam Alkitab memiliki nilai-nilai dan teladan yang dapat dibaca, dipelajari,
direnungkan, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilihat
melalui perkataan Rasul Paulus “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (1 Timotius 3:16). Karl Barth
menyebut sebagai Theologia firman Allah. Menyikapi semangat Liberalisme yang
melanda zamannya, Karl Barth berusaha “menyelamatkan: Kitab Suci dari hinaan para
teolog liberal. Salah satu pengaruh Barth yang positif adalah dihormatinya kembali Kitab
Suci sebagai media Allah menyatakan diri-Nya. Walaupun demikian, sangat
disayangkan bahwa Barth memandang Kitab Suci tidak lebih dari sekadar kesaksian
tentang Allah. Bagi Barth, Alkitab memiliki kapasitas kesalahan karena ditulis oleh
manusia. Ini menjadi fokus penelitian penulis. Tulisan ini berusaha memaparkan
konsepsi Barth (atau yang dikenal sebagai neo-ortodoksi) tentang Alkitab dan
memberikan analisis dan argumentasi kritis terhadap pandangan ini, khususnya
berkaitan dengan natur Alkitab. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran
Barth tentang Alkitab sangat dipengaruhi oleh eksistensialisme, dan karenanya bersifat
subyektif.

Kata Kunci: Karl Barth; Alkitab; Firman Allah; wahyu; perjumpaan

Pendahuluan

Karl Barth Lahir di Bassel pada tahun 1886 sebagai anak sulung gembala jemaat Calvinis.
1
Di bawah asuhan sang ayah, Fritz Barth, seorang profesor Perjanjian Baru dan Sejarah
Gereja Mula-mula di Bern, Karl Barth memiliki minat yang kuat terhadap teologi.
Tumbuh besar dalam lingkungan akademis terbaik di zamannya, Bern, Berlin, Tübingen
dan Marburg, Karl Barth mungkin dapat dikatakan sebagai “the most influential
German speaking theologian of his centuryMenyikapi semangat liberalisme yang
melanda zamannya, Barth berusaha “menyelamatkan” Kitab Suci dari hinaan para
teolog liberal. Dalam lingkup diskusi teologis di Indonesia sendiri, Barth mendapat
tempat luas di hati para peneliti teologi. Denni Boy Saragih, ketua dari “Karl
Barth Center” di Sekolah Tinggi Teologi dan Filsafat Jakarta membenarkan hal ini
bahwa “among Indonesian theologians, Barth is a familiar figure. Histheology is object

1
Tony Lane Runtut Pijar Tokoh dan Pemikiran Kristen dari Masa ke Masa BPK. Gunung Mulia,2016( 220)
of admiration as well as aversion Barth adalah figur yang kontroversial.Salah satu
pengaruh Barth yang positif adalah dihormatinya kembali Kitab Suci sebagai media
Allah menyatakan diriNya. Studi tentang pandangan Barth terhadap Alkitab sudah
cukup banyak. Salah satu diantaranya ialah “Alkitab: Penyataan Allah Yang
Diilhamkan” yang ditulis oleh Djoko Sukono.Pada artikel tersebut, Sukono menguraikan
teori teori pengilhaman dan bagaimana Alkitab tetap sebagai Firman Allah dalam
kanonisasi terlepas tuduhan pandangan kaum liberal yang menentangnya.Sekalipun
menyinggung tentang pandangan Neo ortodoksi, Sukono tidak mengulas lebih dalam
hal tersebut. Dalam artikel ini, penulis melanjutkan penelitian Sukono dengan
memfokuskan pada pandangan Barth terhadap Alkitab secara lebih spesifik dan
memberikan ulasan teologis terhadapnya.2

Sekalipun Barth tidak merendahkan Alkitab sebagai mitos, Barth juga tidak serta
merta menerima Alkitab sebagai Firman Allah yang tanpa salah. Barth memandang
Alkitab tidak identik dengan Firman Allah. Baginya, Alkitab tidak lebih dari sekadar
witnesse ” atau kesaksian tentang Allah.Dalam kapasitas yang demikian, Barth menilai,
tentu saja Alkitab memiliki berbagai kesalahan. Dengan sendirinya, Barth menolak
ineransi Alkitab sebagai Firman Allah. Yang dimaksud dengan ineransi di sini adalah
bahwa pada waktu semua fakta diketahui, maka Kitab Suci dalam tulisan aslinya,
apabila diinterpretasikan dengan benar akan terlihat sepenuhnya benar dalam setiap
pengajarannya; baik pengajaran itu berkaitan dengan doktrin, sejarah, ilmu
pengetahuan, geografi, geologi atau disiplin lain, dan pengetahuan lain. Alkitab ialah
kitab suci yang di ilhamkan Allah bagi kehidupan umat Kristen. Firman Allah yang
terdapat didalamnnya sangat bermanfaat sebagai kaidah dasar dalam menjalani
kehidupan. Alkitab terdiri dari berbagai kitab yang menceritakan tentang kisah-kisah
dan pedoman hidup yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan begitu juga
sebaliknya. Iman dalam kekristenan sentral yang di ajarkan oleh Yesus Kristus, sehingga
iman sangat mempengaruhi kehidupan orang Kristen, karena imanlah syarat untuk
masuk dalam kejaraan Allah. Tanpa iman seseorang tidak mungkin berkenan kepada
Allah atau tiket masuk ke sorga( Ibrani 11:6), jadi iman adalah bagian yang
memungkinkan manusia berhubungan dengan Tuhan, maka tanda- tanda kerohanian
yang terlihat dari luar( eksternal ) masih mungkin bersifat menipu atau tidak benar

2
https://journalis.sttab.ac.id Evaluasi Teologi pandangan Karl Barth
Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah riset pustaka.Melaluinya
penulis menguraikan sumber-sumber pertama dari pokok pikiran Barth terkait
isu isu tentang Alkitab. Penulis juga akan menyajikan sumber sumber kedua yang
mendukung pemikiran Barth.Pemaparan ini kemudian akan ditanggapi dalam
diskusi teologis tekait empat pokok. pikiran: pertama, Alkitab memiliki kapasitas
kesalahan fallible kedua, Alkitab bukan Firman Allah melainkan sekadar kesaksian
tentang Firman yang Sejati, yaitu Kristus; ketiga, wahyu yang sejati, baru dan bersifat
pribadi dapat dialami kembali oleh siapapun melalui encounteringyang difasilitasi
oleh Roh Kudus; dan keempat, bahwa Allah tidak dapat diformulasikan oleh
sistematika, doktrin, maupun tulisan tangan manusia termasuk oleh Alkitab. Di dalam
tanggapan ini,penulis akan menyajikan peneliTian penelitian dari berbagai sumber
baik yang mendukung maupun yang menentang pemikiran Barth. Melalui interaksi ini,
diharapkan diskusi teologis yang mendalam dapat terjadi.3

Pembahasan

Arti kata Firman adalah kata perintah Tuhan atau ucapan Tuhan. Artinya lainnya
dari firman Allah adalah sabda Tuhan.Pemberitaan Firman Tuhan dan persekutuan
adalah aspek ultima bagi pengembangan iman jemaat baik di lingkungan kecil,

3
https:/digilib.uin-suka.ac.id/23459/.
menengah dan besar. Konotasi pemberitaan tidak semata Mata berkhotbah tetapi
di dalamnya juga termaktub pengajaran, perbaikan cara hidup dan pembinaan corak
hidup baru sebagai murid Kristus. Pemberitaan Firman Tuhan dalam sebuah
komunitas kristiani di tingkat lokal ataupun regional sangat dimungkinkan untuk
ditelaah dan diamati pengaruhnya terhadap pertumbuhan iman jemaat. Pemberitaan
Firman Tuhan adalah pemberitaan tentang kasih dan kuasa Allah di dalam Alkitab
kepada sesama manusia di dalam konteks kehidupan berjemaat, pada masa kini.
Pertumbuhan iman jemaat adalah kualitas persekutuan jemaat secara pribadi dengan
Kristus sebagai Kepala Gereja dan kualitas persekutuan jemaat dengan sesamanya. Jadi
pertumbuhan iman memiliki dimensi vertikal sebagai sumber pertumbuhan iman secara
pribadi dan dimensi horizontal sebagai sumber kesaksian kepada sesama.Penelitian ini
membuktikan bahwa pemberitaan Firman sangat penting bahkan merupakan suatu yang
ultima bagi pembentukan akhlak jemaat di dalam usaha menuju keserupaan dengan
Kristus. Disamping itu, pembenahan cara hidup yang terus menerus diperbaharui di
dalam Roh Kudus hanya mungkin lewat asupan Firman Tuhan yang didengar.

Oleh karena pertumbuhan iman seseorang dan pertumbuhan iman komunitas


adalah anugerah Allah, maka tugas dari umat beriman adalah menjaga anugerah itu di
dalam hidup yang disiplin dan taat kepada Firman Tuhan. Pengajaran Firman dan
persekutuan dapat dilihat juga tidak hanya dari sentralitas pemberitaan serta
persekutuan umat Tuhan semata. Tetapi juga dapat dilihat, dipahami dari sisi
kesatuan unitydan keragamannya diversityMelalui pemberitaan Firman Tuhan, umat
yang berbeda beda dipersatukan di dalam salib Kristus.aspek salib Kristus dapat
dilihat dalam pemberitaan Firman Tuhan serta persekutuan umat tebusanNya.
Tepatlah jika pemberitaan Firman Tuhan sebagai Pengarah dalam persekutuan
mampu membawa jemaat untuk beradaptasi dengan sesamanya serta memberikan
peluang secara konkrit untuk saling bertumbuh di dalam anugerah ilahi.Sikap dan
pandangan ini berakar dari teladan Kristus. Pada dasarnya,Ia juga mengatakan
kepada kita, ”Temukanlah apa yang seharusnya engkau lakukan, dan sajikanlah
itu kepada orang lain sebuah filsafat pertumbuhan dalam kebersamaan karena
saling memperhatikan dan berbagi serta melayani sama seperti Guru Agung dan
KepalaJemaat itu, yakni Kristus.Bertumbuh di dalam anugerah itu berarti
menikmati kebebasan di dalam Kristus untuk melayani sesamanya.

Firman Allah yang nyatakan adalah peristiwa allah yang berbicara kepada
manusia dan menyatakan diri melalui Yesus Kristus. Firman Allah yang tertulis adalah
saksi dari peristiwa pernyataan diri Alah sama seperti kalau seorang senimanm “
mengabadikan “ sekilas kilatnya diatas kanvasnya. Perjanjian lama mengarahkan ke
depan kepada Yesus Kristus dalam pengharapan. Gereja masa kini melalui firman yang
diberitahukan (dalam khotbha,, teologi dan sakramen ), juga bersaksi tentang firman
yang dinyatakan. Pemberitaan. Pemberitaan ini harus didasarkan pada firman tertulis,
yaitu Alktab. Gereja tidak berhak berkhotbah selain itu. Firman tertulis dari Alkitab dan
firman yang diberitakan itu senidir bukan pernyataan, tetapi kata-kata manusia yang
bisa salah yang menunjuk pada pernyataan Allah. Gereja memberitakan kesaksian
Alkitab ini. Ketika Alkitab dibacakan dan diberitakan sekarang, maka Allah berbicara
lagi melaui firman tertulis dan firman yang diberitakan. Demikianlah kalau Allah
berkenan, firmn tertulis dan yang diberitakan pada hakikat-Nya menjadi apa yang
mereka saksikan Allah sendiri yang sedang berbicara kepada kita dalam Yesus Kristus.
Bagi Karl Barth firman Allah adalah suatu peristiwa , sesuatu yang terjadi ,ia tidak
dapat menyebut Alkitab firman Allah saja. Alkitab hanya merupakan firman Allah
dalam arti bahwa ia menkyaksikan tentang peristiwa masa lampau, ketika Allah
berbicara dan bahwa Ia berbiaca Kembali sekarang ini melalui Alkitab. Barth sering di
kritik karena tidak mengakui bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Namun menurut karl
Barth sekali “firman Allah “ dirumuskan sebagai “ peristiwa Allah berbicara kepada kita
“ memang tidak mungkin lagi menyamakan Alkitab dengan Firman Allah. Suatu buku
dalam arti sebenarnya tidak bisa disebut peristiwa. Bagi Barth, teologi harus didasarkan
atas firman Allah saja, bukan atas filsafat manusia. Barth menolak semua teologi alamiah,
yaitu teologi berdasatrkan ciptaan atau akal manusia, lepas dari pernyataan kristiani.
Menurutnya Thomas Aquinas telah mengembangkan sistem dua tingkat, yaitu ketika
akal menetapkan keberadaan Allah serta beberapa ciri-ciri-Nya sedangkan atas dasar ini
pernyataan membangun doktrin-doktin tertentu khas Kristen. Penyelesaian yang
ditawarkan barth adalah dengan meniadakan semua teologi alamiah. Ini pun
menandaskan bahwa hanya firman Allah yang harus menjadi satu-satunya dasar teologi.
Dan dengan demikian ia membakukan secara eksplisit pendekatan para reformator yang
tadinya belum dirumuskan. Prinsip ini memberikan dasar ideologi yang kuat untuk
menangkis penyusupan cita-cita Nazi ke dalam gereja. Penolakan Barth terhadap semua
pengetahuan alamiah mengenai Allah berarti bahwa Allah agama Kristen sama sekali
tidak dikenal di luar Yesus Kristus. Iya datang kepada orang tak percaya seperti orang
yang sama sekali asing. Bertela dituduh terlalu menanggap pandangan atheis tentang
manusia sebagai yang tidak ber- Tuhan.4

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pandangan Karl Barth terhadap Firman Allah dapat
disimpulkan bahwa Satu-satunya firman Allah kepada manusia adalah dalam Yesus Kristus. Semua
urusan Allah dengan manusia terjadi di dalam dan melalui Yesus Kristus. Barth mengaku bahwa mereka
terlalu berat sebelah karena situasi waktu itu memerlukan nya. Kini diperlukan perubahan arah sebagai

4
Ibid.223-224
perbedaan dan bukan perlawanan terhadap penekanan keilahian Allah sebelum itu. Di samping keilahian
Allah termasuk di dalamnya adalah kemanusiaan- Nya, di dalam Yesus Kristus." Seperti pernah
diungkapkan nya di tempat lain, pada tahun 1948, " berita kasih karunia Allah kelihatannya lebih
dibutuhkan daripada pesan mengenai hukum Allah, kemurahan-Nya, dakwaan-Nya dan penghakiman-
Nya. Sepanjang hidupnya Barth tetap sebagai orang percaya yang sederhana.

Referensi
Runtut Pijar Tony Lane

Alkitab Di Dunia Modern James Barr

Handbook To the Bible

Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vo

l. 1 No. 2 2017│116
https://jounalis .sttab.ac.id evaluasi teologi pandangan Karl Barth

You might also like