You are on page 1of 17

MAKALAH

MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN AKTIF


INOVATIF KREATIF DAN MENYENANGKAN

Disusun oleh :
Sang Putu Gede Cahya Purnama (2324131018)
Ni Putu Wina Maryuni (2324131019)
Ni Kadek Armini (2324131020)

PROGRAM STUDI MAGISTER DHARMA ACARYA


UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini . Atas berkat rahmat –
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengembangkan
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Dan Menyenangkan” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas salah satu mata kuliah yang
merupakan syarat penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas, penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi wawasan bagi penulis dan pembaca
mengenai pentingnya peran dharma acarya sebagai panduan moral dan etika dalam
ruang pendidikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dan telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 10 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
2.1 Pengertian Model PAIKEM......................................................................................
2.2 Arti Penting PAIKEM..............................................................................................
2.3 Ciri-Ciri Model PAIKEM.........................................................................................
2.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi Model PAIKEM................
2.5 Prinsip-Prinsip Model PAIKEM...............................................................................
2.6 Penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran....................................................
2.7 Kelebihan dan Kekurangan PAIKEM......................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran Hindu di Nusantara tidak hanya merupakan sebuah peristiwa religius
tetapi juga sosial-budaya yang mengakibatkan interaksi dan integrasi antara berbagai
elemen lokal dengan tradisi Hindu, menghasilkan bentuk-bentuk baru dalam seni,
arsitektur, bahasa, dan sistem sosial yang unik. Sejarah mencatat bahwa peradaban
Hindu mulai mempengaruhi Nusantara sekitar awal abad masehi, ditandai dengan
ditemukannya berbagai artefak, prasasti, serta struktur arsitektur yang menunjukkan
pengaruh Hindu. Pergerakan ini tidak hanya menyebarkan agama Hindu tetapi juga

3
membawa serta sistem kepercayaan, tradisi, serta tata nilai yang kemudian berakulturasi
dengan kebudayaan lokal. Proses akulturasi ini membentuk sebuah dinamika
kebudayaan yang kompleks dan multilayer, menciptakan identitas khas Nusantara yang
beragam dan plural.
Pengaruh Hindu di Nusantara dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan.
Dalam aspek religius, misalnya, ditemukan sintesis antara kepercayaan animisme dan
dinamisme setempat dengan ajaran Hindu, yang melahirkan praktik keagamaan unik.
Dalam bidang seni dan arsitektur, pengaruh Hindu termanifestasi melalui pembangunan
candi-candi megah, seperti Borobudur dan Prambanan, yang menjadi saksi bisu
kejayaan peradaban Hindu di Nusantara. Bahasa dan sastra juga tidak terlepas dari
pengaruh ini, dengan banyaknya kata-kata Sanskerta yang masuk ke dalam bahasa-
bahasa lokal dan karya sastra yang terinspirasi dari epik Hindu. Namun, pengaruh
Hindu tidak hanya terbatas pada aspek fisik kebudayaan tetapi juga pada struktur sosial
dan politik. Sistem kasta, meskipun tidak sepenuhnya diterapkan seperti di India,
memberi inspirasi terhadap pembentukan strata sosial di beberapa kerajaan Hindu di
Nusantara. Selain itu, konsep kepemimpinan dan tata pemerintahan yang terinspirasi
dari filosofi Hindu turut membentuk pola kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Melalui makalah ini, akan dijelajahi bagaimana Hindu berinteraksi dan
mengintegrasikan dengan budaya lokal, membentuk sebuah peradaban yang unik di
Nusantara. Dari proses akulturasi ini, kita dapat memahami dinamika perubahan sosial-
budaya yang terjadi, serta bagaimana kebudayaan Hindu beradaptasi dan berkembang
dalam konteks lokal. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
dalam tentang bagaimana peradaban Hindu telah memberikan kontribusi signifikan
terhadap pembentukan identitas budaya di Nusantara, menciptakan warisan yang tetap
lestari hingga hari ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dari topik yang dibahas adalah
1. Apa pengertian dari Model PAIKEM?
2. Apa arti penting PAIKEM?
3. Apa ciri-ciri Model PAIKEM?

4
4. Bagaimana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM?
5. Apa prinsip-prinsip Model PAIKEM?
6. Bagaimana penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran?
7. Apa kelebihan dan kekuranagn PAIKEM?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian dari Model PAIKEM
2. Untuk mengetahui arti penting PAIKEM
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Model PAIKEM
4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Model PAIKEM
6. Untuk mengetahui Penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan PAIKEM.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model PAIKEM


Strategi pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu strategi yang dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang
garapannya tertuju pada bagaimana cara pengorganisasian materi pembelajaran,
menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran (Hamzah, 2012). PAIKEM
merupakan arkonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
PAIKEM bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu
strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, yang senantiasa
memposisikan guru sebagai orang yang mencciptakan suasana belajar yang kondusif
atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang
harus aktif, inovatif, lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber belajar kreatif, efektif
dan menyenangkan (Ali Sadikin, 2017). Bagaimana guru menyampaikan materi

5
merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan
tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas,
fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. Peduli
terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang menarik serta
bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak
kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa.
Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan mengajar
dengan menggunakan metode pembelajaran dan media pengajaran yang sesuai dan
disertai penataan lingkungan sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan beragam untuk mengembangkan karakter
dalam bersikap, mengembangkan pemahaman, dan keterampilannya sendiri secara
benar dan tanggung jawab. Berikut ini akan disajikan pengertian PAIKEM lebih rinci:
1. Pembelajaran Aktif
Secara harfiah active, menurut Hornby, berarti: “in the habit of doing
things, energetic”. Artinya, terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan
segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan
keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral
dan spiritual (Umi Kulsum, 2011). Guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa agar siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan
yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan
proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Siswa aktif
adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung jawab lebih besar
dalam proses belajarnya sendiri (Jamal, 2011). Bonwell dan Eison memberikan
beberapa contoh pembelajaran aktif, misalnya, pembelajaran berpasang-
pasangan, berdiskusi, bermain peran, debat, studi kasus, terlibat aktif dalam
kerja kelompok, atau membuat laporan singkat, dan sebagainya (Jamal, 2011).
Pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:
a. Keterlekatan pada tugas (commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya
bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan memiliki
keterkaitan dengan kepentingan pribadi.

6
b. Tanggung Jawab (Responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada
siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru
lebih banyak mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta
memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil
keputusan sendiri.
c. Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa,
yang dalam hal ini adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan
belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan
langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
Guru harus dapat menciptakan suasana yang membangkitkan siswa terlibat
aktif menemukan, mengolah, dan membangun pengetahuan atau
keterampilan menjadi sebuah konsep baru yang benar (Mohamad, 2011).
2. Pembelajaran Inovatif
Mc Leod mengartikan inovasi sebagai: “something newly introduced such
as method or device”, berdasarkan definisi ini, segala aspek (metode, bahan,
perangkat, dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode
dan sebagainya berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun
semua itu bukan barang baru bagi guru lain. Membangun pembelajaran yang
inovatif dapat dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya menampung setiap
karakteristik siswa dan mengukur kemampuan atau daya serap setiap siswa.
Dalam hal ini, seorang guru bertindak inovatif dalam hal:
a. Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat
b. Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru
c. Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan
d. Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran
Di sisi lain, siswapun bertindak inovatif dalam hal:
a. Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku

7
b. Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari sumber-sumber yang
relevan
c. Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif diperlukan
adanya beraneka ragam strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
berbagai bidang studi.
3. Pembelajaran Aktif
Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau bahkan
berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk
menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan hal-hal yang artistik
lainnya (Lif Khoiru, 2011)
Dalam hal ini seorang guru harus mampu kreatif dalam arti:
e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam
f. Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana
g. Memanfaatkan lingkungan
h. Mengelola kelas dan sumber belajar
i. Merencanakan proses dan hasil belajar.
Di sisi lain, siswapun dituntut untuk kreatif dalam hal:
a. Merancang atau membuat sesuatu
b. Menulis atau mengarang.
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Disamping itu, yang
terpenting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat baik oleh
siswa maupun guru. Dan untuk mengetahui keefektifan sebuah proses
pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi,
tapi evaluasi disini bukan sekedar tes untuk siswa, melainkan semacam refleksi,
perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, dan didukung oleh data catatan
guru (Lif Khoiru, 2011).
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan
berarti hanya ada lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang meriah.

8
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati
siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan
mengandung unsur dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu
sesuatu.
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah:
a. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang,
aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu
meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi
b. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan
c. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan
d. Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh ke
depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari
e. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar
bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan
dukungan yang antusias (Ismail SM, 2008).

2.2 Arti Penting PAIKEM


Ada 2 alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah, yakni:
1. PAIKEM lebih memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif terlibat dalam
pembelajaran. Selama ini hanya guru yang aktif sementara para siswanya pasif
sehingga pembelajaran menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan
bahkan kadang menakutkan bagi siswa.
2. PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. Guru
berupaya segala cara untuk melibatkan siswa secara kreatif dalam pembelajaran.
Sementara itu, siswa juga didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan
sesama teman, guru, materi pelajaran, dan segala alat bantu belajar sehingga
hasil pembelajaran meningkat.

2.3 Ciri-Ciri Model PAIKEM


PAIKEM memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student-centered).
b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

9
c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu
(competency-based learning).
d. Belajar secara tuntas (mastery learning).
e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning).
a. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual learning) (Muhibbin
Syah, 2009).

2.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Implementasi Model PAIKEM


Dalam melaksanakan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Memahami Sifat yang Dimiliki Siswa
Guru perlu memahami sikap yang dimiliki siswa, misalnya rasa ingin tahu yang
besar, keinginan untuk belajar, dan daya imajinasi yang tinggi. Hal ini berguna
agar guru mampu menyajikan pembelajaran yang lebih baik (Inderawati, 2007).
2. Memahami Perkembangan Kecerdasan Siswa
Menurut teori perkembangan Peaget selama menempuh pendidikan dasar dan
menengah, siswa berada pada tahap operasional konkret (Concrete operational)
dan opersaional formal (Formal-operational).16 Pada masa ini permasalahan yang
mereka hadapi adalah yang bersifat konkret. Siswa akan menemui kesulitan jika
diberikan tugas untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Periode operasional
konkret yang berlangsung hingga usia anak menjelang remaja, anak akan
memperoleh tambahan kemampuan yang disebut system of operations (satuan
langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah berpikir ini berfaedah bagi anak
untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke
dalam sistem pemikirannya sendiri, dalam perkembangan kognitif tahap Formal-
operational seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik
secara serentak maupun berurutan. Dua ragam kemampuan kognitif, yakni:
kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip
abstrak.
3. Mengenal Siswa Secara Perorangan
Berbekal pengetahuan tentang perbedaan kemampuan, harapan, pengalaman,
dan sikap yang dimiliki siswa, guru dapat membantu siswa menyelesaikan

10
masalah sehingga siswa belajar dengan optimal.18 Perbedaan individual dalam
PAIKEM perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
misalnya dengan cara ”tutor sebaya”.
4. Memanfaakan Prilaku Siswa dalam Pengorganisasian Belajar
Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Kemampuan
Memecahkan Masalah
Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari
alasan dan membuat analisis yang kritis. Pertanyaan dengan kata- kata
”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...” dan “Apa yang terjadi jika…” lebih baik
daripada pertanyaan dengan kata-kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di
mana?”.
6. Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi
ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang itu diharapkan memotivasi
siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata
dengan baik dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.
7. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

11
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/ diagram.
8. Memberikan Umpan Balik yang Baik Untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar
Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa
lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekadar angka.
9. Membedakan Antara Aktif Fisik dengan Aktif Mental
d Aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara fisik
(phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti:
takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
muncul dari temannya maupun dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan prinsip PAIKEM.

2.5 Prinsip-Prinsip Model PAIKEM


Prinsip-Prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran berbasis
PAIKEM antara lain:
a. Mengalami: Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi
makna kepada siswa dari pada hanya mendengarkan. Misalnya pada mata
pelajaran olahraga. Siswa dapat mengetahui bagaimana caranya melakukan
serve pada permainan bola voli, maka guru memberikan kesempatan kepada
siswanya untuk melakukan serve bola.
b. Komunikasi: Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi
antara guru dan peserta didik;

12
c. Interaksi: Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi
arah. Di mana proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru,
siswa dengan siswa.
d. Refleksi: Kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan
kembali apa yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama
antara guru dengan siswa.

2.6 Penerapan Model PAIKEM dalam Pembelajaran


Dalam penerapannya, model PAIKEM dalam proses pembelajaran harus
dipraktikan dengan benar. Secara garis besar penerapan PAIKEM dapat dijelaskan
sebagai berikut (Amri dan Ahmadi, 2010: 17):
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan intraktif, termasuk
cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Untuk menerapkan PAIKEM guru juga perlu merancang kegiatan sesuai sintaks.
Sintak PAIKEM pada dasarnya direduksi dari berbagai model pembelajaran, berikut
Sintaks Model PAIKEM:
a. Tahap 1 Pendahuluan; Mengaitkan pembelajaran sekarang dengan pembelajaran
sbelumnya, memotivasi siswa, memberikan pertanyaan kepada siswaa untuk
mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa. Dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Tahap 2 Presentasi Materi; Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh
siswa. Dan presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan.

13
c. Tahap 3 Membimbing Kelompok Belajar; Menempatkan siswa ke dalam
kelompok belajar, memberi Lembar Kerja Siswa (LKS), menjelaskan langkah-
langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. memberikan bimbingan pada
kelompok yang membutuhkan dan mengumpulkan hasil kerja kelompok
d. Tahap 4 Menelaah dan Memberikan Umpan Balik; Memberikan kesempatan
pada kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya, memberikan
kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi dan
memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
e. Tahap 5 Pengembangan dan Penyerapan; Membimbing siswa menyimpulkan
seluruh materi pembelajaran yang telah diperajari dan memberikan tugas rumah
f. Tahap 6 Menganalisis dan Mengevaluasi; Membantu siswa untuk melakukan
refleksi dan melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran dalam bentuk tes.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan PAIKEM


Suatu proses perbaikan tentunya tidak selamanya mudah untuk dilaksanakan,
pastinya ada faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat. Begitu juga dengan
pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM) ada kelebihan dan juga kekurangannya. Akan tetapi itu semua haruslah
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan berfikir untuk pemecahan masalah agar
pelaksanaan selanjutnya dapat berjalan dengan optimal.
1. Kelebihan
a. Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
b. Paikem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
c. Paikem menghargai potensi semua siswa
d. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi
dalam proses pembelajaran
e. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya
f. Peserta didik tidak jenuh dengan pembelajaran di kelas
g. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal
h. Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
i. Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
j. Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi.

14
k. Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri
2. Kekurangan
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum
b. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukannya.
c. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru.
d. Membutuhkan dana, dalam pembelajaran PAIKEM sering kita memakai
media sehingga membutuhkan biaya yang lebih untuk menunjang proses
pembelajaran
e. Pengembangan RPP, dalam pembelajaran PAKEM guru dituntut untuk kerja
extra dalam pengembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan
pembelajaran yang diinginkan
f. Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat
menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan. PAIKEM bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran, yang senantiasa memposisikan guru sebagai orang yang mencciptakan
suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa
sebagai peserta belajar yang harus aktif, inovatif, lingkungan dimanfaatkan sebagai
sumber belajar kreatif, efektif dan menyenangkan. Dua arti penting yaitu, lebih
memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran dan lebih
memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. apabila dalam pembelajaran
terdapat empat aspek yaitu komunikasi, interaksi, pengalaman, dan refleksi, maka

15
kreteria PAIKEM terpenuhi. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan, memahami sifat
dan perkembangan siswa, mengenal siswa satu persatu, memanfaatkan prilaku siswa
dalam pengorganisasian belajar, dan sebagainya.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil peneulisan dan simpulan di atas, maka dapat disampaikan
saran sebagai berikut yaitu, dalam penulisan ini masih banyak kekurangan baik dari segi
landasan teori, pembahasan, maupun yang lainnya karena kurangnya sumber bacaan
baik berupa buku, jurnal, dokumen, maupun sumber-sumber yang menunjang
pembahasan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi., Sofyan, A. (2011). PAIKEM GEMBROT (Pengembangan Pembelajaran


Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot.
Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Hamzah B. (2012). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, cet III. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indrawati., Setiawan, W. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program
PERMUTU.
Ismail SM. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
RaSAIL Media Group.
Jakarta: UT.
Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Khoiru Ahmadi, Lif., Amri, S. (2011). PAIKEM GEMBROT. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Kulsum, Umi. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Surabaya:
Gena Pratama Pustaka.
Ma’mur Asmani, Jamal. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press.
Mulyani, S., Nana, S. (2007). Perkembangan Peserta Didik Cetakan ke-17.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sadikin, A.,
Hakim, N. (2017). Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Salim Media Indonesia.
Syah, S., Kariadinata, R. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Bandung: Bahan Pelatihan, UIN Sunan Gunung Djati.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. (2001). Strategi Pembelajaran
Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Umi, H. (2012). Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajarr Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Siswa Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota Tegal. Semarang: UNS.

17

You might also like