You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KADAR ASAM

OLEH :
NAMA : ALDINOSA DAFA ASYABAN
NIM : 2210712210001
KELOMPOK :5
ASISTEN : SITI KHADIJAH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


1
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2023
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kimia dasar merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntutan dalam
banyak jurusan perguruan tinggi. Kimia dasar adalah ilmu yang mempelajari bahan
dan perubahannya serta bersifat eksperimental. Salah satunya adalah dengan
melakukan percobaan. Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, di temukan
banyak bahan-bahan kimia dari alam yang bermanfaat dan sangat penting secara
ekonomis serta dapat di buat menjadi sesuatu yang berguna.
Larutan asam dan basa dapat kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat dari kedua larutan tersebut dapat di pakai secara optimal apabila di
gunakan dalam kadar yang cukup. Perolehan larutan serta kadarnya dapat di
lakukan dengan reaksi kimia contohnya titrasi. Maka dari itu, praktikum ini sangat
dianjurkan untuk dilakukan agar penggunaan larutan asam maupun basa dapat
berdampak baik bagi kehidupan.
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila di larutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yaitu yang di sebut basa, atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari basa,
atau asam adalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai
materi, contoh asam adalah jeruk nipis, lemon dan tomat.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika di
larutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7, atau basa adalah senyawa
yang dapat bereaksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang di sebut garam.
Contoh basa : sabun cuci, sampo, pasta gigi, pupuk, obat maag.
Aspirin atau asam asetil adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering di gunakan sebagai senyawa analgesic. Aspirin juga memimiliki efek
antikoagulan dan dapat di gunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk
mencegah serangan jantung.
Penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur adalah reaksi penetralan
antara asam dengan basa dengan cara titrasi. Tablet aspirin mengandung asam asetil
3

silsilat yang berfungsi untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit ringan. Oleh
karena itu bersifat asam, asam asetil silsilat dalam aspirin juga dapat di tentukan
kadarnya melalui metode titrasi. Salah satu aplikasi stiokiometri larutan adalah
titrasi. Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan
banyakmya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah di ketahui agar tepat habis
bereaksi dengan sejumlah larutan yang di analisis (ingin di ketahui kadarnya).
Titrasi adalah suatu jenis volumetri. Dalam titrasi, analitit di reaksikan
dengan suatu bahan lain yang di ketahui dapat di ketahui jumlah mol nya dengan
tepat. Bila bahan tersebut berupa larutan, maka konsentrasi harus di ketahui dengan
teliti larutan demikian dinamakan larutan baku. Dalam titrasi, konsentrasi arutan
baku harus di ketahui sampai empat desimal.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah di ketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya di
bedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi. Sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redoks untuk titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan
kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan di tentukan kadarnya di sebut sebagai
“titran” dan biasanya di letakkan di dalam erlemenyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasi disebut sebagai “titer” dan biasanya di letakkan di dalam
buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.

1.2. Tujuan praktikum

Tujuan pada praktikum kali ini sebagai berikut :


1. Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur.
2. Menentukan kadar asam asetil salisilat dalam aspirin.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Mulyono (2006), Asam atau basa memiliki sifat-sifat yang


menyebabkan konsentrasi larutannnya sukar bahkan tidak mungkin di pastikan
langsung daro proses hasil pembuatan pengencerannya. Oleh karena itu pembakuan
di perlukan untuk pemastian konsentrasi larutannya. Pereaksi atau larutan yang
selalu sering di jumpai di laboratrium berdasarkan pada prinsip netralisasi asam-
basa di antaranya adalah :
1. Asam-asam seperti HCL, H2S04, CH3COOH, H2C2O4, NH4OH.
2. Basa-basa seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, NH4OH.
Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari
buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi
ekivalen atau satu sama lain. Pada saat titran yang ditambahkan telah ekivalen,
maka penambahan titran harus dihentikan pada saat demikian dinamakan “titik
akhir” titrasi. Larutan yang di tambahkan dari buret disebut titran, sedangkan
larutan yang ditambahkan titran disebut titrat. Prinsip titrasi asam basa yaitu
melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. (artinya secara stoikiometri titran dan
titer cepat habis bereaksi). Keadaan ini di sebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat
titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian mencatat volume titer
yang di perlukan untuk mencapai keadaan tersebut (Cahyati, 2012).
Pada saat titrasi, kita menentukan titik akhir titrasi. Pada titik akhir titrasi
ini jumlah mol ekuivalen antara zat yang yang dititrasi dan penitrasi sama dan
ditunjukkan dengan perubahan warna indikator asam basa, setelah diketahui
volumenya kita dapat melakukan perhitungan (Fauziah, 2009).
Senyawa indikator merupakan senyawa organik berupa asam atau basa
lemah yang berubah warnanya dalam larutan sesuai pH larutaan. Karena sifat ini,
senyawa indikator dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen titrasi dari
suatu asam-basa. Indikator fenolftalein dalam suasana asam berada dalam struktur

4
5

asli yang tidak berwarna. Dalam suasana basa, struktur fenolftalein mengalami
deprotonasi pada dua gugus –OH pada anionnya (Hanapi, 2007).
Indikator titrasi asam basa merupakan suatu zat yang di gunakan sebagai
penanda terjadinya titik titrasi pada analisis volumetri khususnya metode titrasi
asam basa. Suatu zat dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat
merubah warna suatu larutan seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion
hidrogen atau pH. Biasanya indikator titrasi asam basa merupakan suatu senyawa
organik yang bersifat sebagai asam lemah dan dapat mendonorkan ion hidrogen
untuk molekul air membentuk basa konjugasi. Kondisi inilah yang dapat
memberikan warna karakteristik pada setiap penggunaan indikator titrasi asam basa
(Marwati, 2012).
Titik ekuivalen adalah keadaan disaat terjadinya kesetaraan antara zat yang
di titrasi dan zat yang menitrasi. Titik ekuivalen tercapai dengan di tandai adanya
perubahan warna pada zat indikator. (Suhanda, 2009 dalam Funay et al., 2009).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum “Kadar Asam” ini dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Mei 2023
pukul 13.00-14.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Gelas ukur 6. Labu erlenmeyer 200 ml
2. Pipet tetes 7. Labu porselen
3. Buret 8. pengaduk
4. Gelas arlogi
5. Labu ukur 100 ml

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Cuka dapur 4. Larutan NH4OH 0,5M
2. Tablet aspirin 5. Indikator pp
3. Larutan NaOH 0,1 M 6. Air

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah :


Percobaan A : Penentuan kadar asam asetat (CH2COOOH) dalam cuka dapur.
1. Mengambil 2 ml cuka dengan gelas ukur 10 ml dan menuangkan ke dalam labu
ukur 100 ml.
2. Mengencerkan cuka tersebut dengan menambahkan air sampai volumenya
mencapai 100 ml, mengocok larutan hingga rata. mengocok larutan hingga rata.

6
7

Mengambil 25 ml cuka yang telah diencerkan tersebut dan menuangkannya ke


dalam tabung erlenmeyer.
3. Menambahkan 2-3 tetes indikator pp (fenolflein).
4. Meneteskan larutan NaOH 0,1 M dari buret hingga larutan tepat mulai berubah
warna menjadi merah muda. Menggoyangkan labu erlenmeyer agar NaOH yang
ditambahkan merata. Mengulangi langkah 1-4 sampai diperoleh volume NaOH
yang tetap (selisih nilai kecil).
Catatan : jika tidak tersedia buret, proses titrasi dengan cara yaitu :
a. Menuangkan 10 ml NaOH 0,1 M kedalam gelas ukur 10 ml.
b. Menggunakan pipet tetes bersih untuk menenteskan NaOH 0,1 M ke dalam
larutan cuka + indikator pp. Menggoyangkan erlemenyer untuk setiap
penambahan NaOH.
c. Menambahkan NaOH sampai larutan tepat mulai berubah warna menjadi merah
muda. Volume NaOH 0,1 M yang dipakai dapat dihitung dari selisih volume
NaOH awal (10 ml) dan volume NaOH yang tersisa.
Percobaan B : Penentuan kadar asam asetil silsilat (CH3COOC6H4COOH) dalam
tablet aspirin.
1. Menggerus atau menghaluskan tablet aspirin yang akan di uji menggunakan
lumping porselen.
2. Menimbang ±2 gram serbuk aspirin menggunakan gelas arloji. Memasukkan
serbuk aspirin tersebut kedalam erlemenyer. Menambahkan air suling sampai
volume 100 ml (gunakan air tersebut untuk melarutkan sisa-sisa aspirin di gelas
arlogi) dan melarutkan serbuk aspirin tersebut. Mengambil 25 ml larutan aspirin
tersebut dan menuagkannya ke dalam labu erlenmeyer.
3. Mengambil 25 ml larutan aspirin tersebut dan menuangkan kedalam labu 4
4. Menambahkan 2-3 tetes indikator pp (fenoflaein).
5. Menitrasi larutan aspirin tersebut dengan larutan NH4OH 0,5 M sampai larutan
di dalam erlemenyer mulai berubah warna. Menjadi urah muda. Mengulangi
langkah 1-4 sampai diperoleh volume NH4OH yang teteap (selisih nilai kecil).
Catatan : Jika tidak tersedia buret, proses titrasi seperti pada percobaan A.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum kadar asam sebagai berikut :


Tabel 4.1.1. Percoban Titrasi Asam Cuka
Merek Cuka Titrasi ke- Volume Larutan Cuka (ml) Volume NaOH 0,1 M
1 25 4,4 ml
Cap sendok 2 25 6,9 ml
3 25 5,5 ml

Tabel 4.1.2. Percobaan Titrasi Aspirin


Merek Volume Larutan Aspiririn
Titrasi ke- Volume NH4OH 0,5 M
Aspirin (ml)
Paracetamol 1 25 9 ml
2 25 15 ml
Pertanyaan :
1. Mengapa pada titrasi ini menggunakan indikator pp?
Jawab:
Karena dalam percobaan ini fungsi penambahan indikator pp atau
fenolftalein pada titrasi asam basa yaitu untuk menentukan titik ekuivalen. Indikator
fenolftalein berubah warna di titik ekivalen dan merupakan indikator yang sesuai.
Titik ekuivalen adalah keadaan disaat terjadinya kesetaraan anatara zat yang di
titrasi dan zat yang menitrasi. Tiitk ekuivalen tercapai dengan di tandai adanya
perubahan warna pada zat indikator.

2. Hitung konsentrasi mol/liter dari CH3COOH dalam cuka pada percobaan A yang
telah mengalami pengenceran ?
Jawab :
Menghitung kandungan Asam Asetat CH3COOH dalam cuka
mol H+ x V asam = mol OH- x V basa
= mol H+ x (rata-rata NaOH) = 0,1 x 25 ml
= mol H+ x 5,6 = 2,5
:,;
= mol H+ = ;,<

= mol H+ = 0,44 M

8
9

3. Hitung konsentrasi mol/liter asam asetil salisilat CH3COO6H4COOH dalam


tablet aspirin pada percoban B?
Jawab :
Menghitung kandungan asam asetil salisilat CH3COO6H4COOH dalam aspirin.
mol H+ x V asam = mol OH- x V basa
= mol H+ x (rata-rata NH2OH) = 0,5 x 25 ml
= mol H+ x 12 = 12,5
?:,;
= mol H+ = ?:

= mol H+ = 1,04 M

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini menentukan kadar asam asetat pada asam cuka
Na0H dan menentukan kadar asam asetil salisilat pada tabel aspirin.
Salah satu aplikasi stiokimetri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan
suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukana banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah di ketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan
yang dianalisis. Titrasi yang melibatkan rekasi antara asam dengan basa dikenal
dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan
dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan
basa melalui buret, kedalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak
dalam labu erlemenyer sampai keduanya tepat habis ditandai dengan berubahnya
warna pada indikator.
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan
konsep lain rekasi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor
proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat melepas ion H+
dalam larutan dan basa sebagai senyawa yang dapat menerima ion H+. Suatu
indikator jika ditambahkan pada suatu larutan akan merespon keadaan ion H+ dalam
medium dengan terjadinya perubahan warna. Hal ini terjadi karena kemikalia pada
indikator dapat berionisasi dalam larutan. Indikator-indikator yang berbeda berubah
10

warna pada nilai pH yang berbeda. Warna sesungguhnya dari indikator yang
bergantung pada angka banding konsentrasi bentuk terionisasi dan bentuk tak
terionisasi, sangat berkaitan langsung dengan konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan.
Pada titrasi ini menggunakan indikator pp karena biasanya basa yang
digunakan sebagai larutan standart nya, dan asam adalah larutan yang dititrasi. Jadi
ketika larutan yang di titrasi masih bersifat asam dan netral, dia tidak akan berubah
warna, dan ketika larutan sudah mencapai titik akhir titrasi akan memberikan mulai
warna merah muda. Hal ini dapat terjadi karena pp akan berubah warna jika larutan
mencapai pH 8 atau lebih.

4.2.1. Titrasi Asam Cuka

Asam asetat tidak hanya berguna sebagai bahan penyedap masakan saja,
tetapi jugadiproduksi dalam jumlah besar untuk berbagai kegunaan lain. Asam
organik ini bisadiproduksi dalam berbagai konsentrasi. Dalam bentuk murni, asam
asetat dikenal sebagaiasam asetat glasial karena mengkristal dalam suhu dingin.
Bentuk asam ini sangat korosif dan bisa berbahaya jika mengenai kulit sehingga
orang yang bekerja menggunakan senyawa iniharus menggunakan alat pelindung
(Amazine, 2015).
Pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator
Fenolftalein (PP) karena indikator ini akan mengalami perubahan warna apabila
telah melewati titik ekuivalen yaitu yang sering disebut dengan titik akhir titrasi dan
mempunyai jangkauan pH antara 8,0-9,6. Fenolftalein akan berubah menjadi merah
muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8,2 atau lebih. Perubahan warna indikator
Fenolftalein akan tidak bewarna (bening) jika berada dalam larutan asam dan akan
berubah warna menjadi merah muda dalam larutan basa. Sehingga indikator PP
adalah indikator yang paling tepat digunakan untuk memperkecil kesalahan pada
titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat.

4.2.2. Titrasi Aspirin

Fenoftalein memiliki rumus molekul C20H14O4. Fenolftalein berupa serbuk


putih-kuning yang tidak berbau. Titik leleh fenolftalein berkisar antara 258oC
sampai 262oC. Sintesisi aspirin termasuk reaksi esterifikasi yaitu reaksi pengubahan
11

dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan
katalis asam. Reaksi juga sering disebut rekasi esterifikasi Fischer (Jumhari, 1995).
Fenolftalein hampir tidak larut dalam air, sedikit larut dalam kloroform,
dan larut dalam alkohol, dietil eter, larutan alkali encer, dan larutan panas alkali
karbonat. Fenolftalein termasuk indikator asam-basa golongan ftalein. Fenolftalein
merupakan senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga bersifat sebagai asam
lemah.
Fenolftalein sebagai indikator titrasi asam-basa sangat sering digunakan,
umumnya digunakan dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat. Dalam larutan
dengan pH dibawah 8,3, fenolftalein tidak berwarna dan dalam larutan dengan pH
= 10, fenolftalein berwarna kemerahan. Di bawah pH 8,3, fenolftalein dinyatakan
sebagai lakton fenol. Struktur fenolftalein berubah dan memberikan warna merah
pada pH = 10. Dalam rentangan pH 8 – 10, proton-proton asam akan diambil oleh
ion OH- dari NaOH, sehingga memberikan ion P2- yang berwarna merah muda.
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemeberi rasa asam dan aroma pada makanan. Asam
cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat
glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting.
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilenaterftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Pada tabel 4.1 percobaan titrasi Asam Cuka penentukan kadar asam asetat
dalam cuka dapur dengan merek cap sendok diketahui bahwa, pada titrasi pertama
larutan cuka 25 ml (larutan dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer) yang telah
dicampur dengan air diteteskan dengan larutan NaOH 0,1 M dari buret dan larutan
berubah warna menjadi merah muda setelah diberi larutan NaOH 0,1 M sebanyak
4,4 ml. Percobaan titrasi kedua larutan cuka 25 ml (dengan labu Erlenmeyer yang
berbeda) diteteskan dengan larutan NaOH 0,1 M dari buret dan larutan berubah
warna menjadi merah muda setelah diberi larutan NaOH 0,1 M sebanyak 6,9 ml.
Percobaan titrasi ketiga larutan cuka 25 ml (dengan labu Erlenmeyer yang berbeda)
diteteskan dengan larutan NaOH 0,1 M dari buret dan larutan berubah warna
menjadi merah muda setelah diberi larutan NaOH sebanyak 5,5 ml.
12

Pada tabel 4.2 percobaan Aspirin penentukan kadar asam asetil salisilat
dalam tablet aspirin merek paracetamol diketahui bahwa pada titrasi pertama
larutan aspirin 25 ml (larutan dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer) yang telah
dicampur dengan air diteteskan dengan larutan NH4OH 0,5 M dari buret dan larutan
aspirin berubah warna menjadi merah muda setelah diberi larutan NH4OH sebanyak
9 ml. Percobaan titrasi kedua larutan aspirin 25 ml (menggunakan labu Erlenmeyer
yang berbeda) diteteskan dengan larutan NH4OH 0,5 M dari buret dan larutan
aspirin berubah warna menjadi merah muda setelah diberi larutan NH4OH sebanyak
15 ml. Reaksi dari paracetamol tidak ada perubahan warna yang tidak signifikan
karena paracetamol bersifat zat aktif sehingga agak sukar larut dalam air yang
dipengaruhi oleh laju pelarutan.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan menggunakan
indikator fenolftalein (pp). Karena indikator ini akan mengalami perubahan
warna apabila telah melewati titik ekuivalen yaitu sering disebut dengan titik
akhir titrasi dan mempunyai jangkauan pH antara 8,0-9,6.
2. Dapat menentukan kadar asam dalam cuka. Dengan dicampur air dan
penambahan indikator pp menyebabkan perubahan warna keungguan pada
larutan.
3. Dapat menentukan kadar asam asetil salisilat dalam aspirin. Dengan di
campurkan air sehingga berubah warna menjadi merah muda keunguan karena
pada titrasi pertama diberikan larutan Na4OH sebanyak 9 ml dan pada titrasi
kedua diberikan larutan Na4OH sebanyak 15 ml.

5.2. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus lebih berhati-hati


karena terdapat banyak bahan yang berbahaya dan alat yang terbuat dari bahan kaca
bersifat mudah pecah. praktikan diharapkan agar lebih memahami proses titrasi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amazine. 2015. Apa itu Asam Asetat? Ketahui cara pembuatan dan manfaatnya.
Malang : Universitas Brawijaya.
Cahyati, Rama. 2012. Idikator Yang Digunakan Dalam Titrasi Asam-Basa.
Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman.
Fauziah, Nenden. 2009. Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Funay, C. M. S., Banunaek, N., Rauf, A. (2019). Studi Perbandingan Kualitas Tanah
Untuk Reklamasi Berdasarkan Tingkat Kesuburan Tanah Pada Blok 1 Pit
3 & Pit 5 Terhadap Tanah Asli di PT. Soe Makmur Resources Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Prosiding
Nasional
Hanapi, dkk. 2007. Sintesis Turunan Senyawa Imina Dari Vanilin Sebagai
Indikator Titrasi Asam Basa. Malang : UIN Maliki.
Jumhari, A. 1995. Sinsopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan
perawatan. Hipokrates. Jakarta.
Marwati, S. 2012. Ekstraksi dan Preparasi Zat Warna Alami Sebagai Indikator
Titrasi Asam Basa. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIV Tahun 2019 (ReTII), 48-
53.
Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
.

You might also like