You are on page 1of 27

LAPORAN PRAKTEK

KELISTRIKAN REFRIGERASI DAN TATA UDARA


Refrigeration System With Electric Defrost, Pump Down Control, Security Presostat and DTFD
Thermostat
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kelistrikan Refrigerasi dan Tata Udara (MS450)
SEMESTER GANJIL 2023-2024

Disusun Oleh :
Ahmed Saddam Datin (2102959)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kitaa panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul
”Refrigeration System Defrost by Heater and Ventilator Start Delay”. Laporan Praktikum ini
dibtujukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kelistrikan Refrigerasi da
Tata Udara.
Dalam penulisan laporan praktikum ini disadari oleh penulis bahwa laporan
praktikum ini masih membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga dapat menyempurnakan laporan praktikum ini.

Bandung, 23 November 2023

Ahmed Saddam Datin


Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ I
Daftar Isi....................................................................................................................... Ii
Daftar Gambar............................................................................................................ Iii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................... 1
1.3 1
Manfaat.....................................................................................................................
BAB II Landasan Teori............................................................................................... 2
2.1Refrigeration............................................................................................................. 2
.
2.2 Pump Down.............................................................................................................. 2
2.3 Defrost Timer........................................................................................................... 2
2.4 Kabel....................................................................................................................... 3
2.5 Kontaktor.................................................................................................................. 5
2.6 MCB......................................................................................................................... 5
2.7 Staker........................................................................................................................ 6
2.8 Bohlamp................................................................................................................... 7
2.9 Time Relay............................................................................................................... 7
2.10 Defrost Heater........................................................................................................ 7
2.11 Kompresor.............................................................................................................. 8
2.12 Selenoid Valve....................................................................................................... 8
2.13 Fan Evaporator...................................................................................................... 8
2.14 Fan Kondensor....................................................................................................... 8
2.15 HLP........................................................................................................................ 8
2.16 Oil Pressure............................................................................................................ 8
2.17 Hot Gas Defrost...................................................................................................... 9
BAB III Proses Praktikum.......................................................................................... 9
3.1 Alat yang igunakan.................................................................................................. 10
3.2 Bahan yang Digunakan........................................................................................... 10
3.3 Langkah Kerja......................................................................................................... 12
3.4 Cara Kerja................................................................................................................ 14
3.5 Gambar Kerja.......................................................................................................... 15
BAB VI Penutup........................................................................................................... 18
4.1 18
Kesimpulan...............................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................... 18
Daftar Gambar
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam era di mana kebutuhan akan efisiensi energi, keselamatan sistem, dan
optimalisasi kinerja menjadi sangat penting, pengembangan sistem pendinginan dengan fitur-
fitur yang disebutkan menjadi fokus utama. Defrost listrik memberikan solusi untuk
menghilangkan pembekuan yang tidak diinginkan pada permukaan evaporator, meningkatkan
efisiensi sistem, dan mencegah penumpukan es yang dapat mengurangi kinerja.

Kontrol pump down, presostat keamanan, dan termostat DTFD memiliki peran
penting dalam menjaga keamanan dan kinerja sistem. Kontrol pump down membantu
mengatur penggunaan kompresor untuk mengurangi konsumsi energi dan mencegah
kerusakan akibat tekanan yang berlebihan. Presostat keamanan bertindak sebagai
perlindungan tambahan dengan mendeteksi tekanan berlebih dan mengambil langkah-langkah
preventif untuk mencegah kegagalan sistem. Sementara termostat DTFD berfungsi untuk
mendeteksi perbedaan suhu yang signifikan yang dapat menandakan kondisi pembekuan
yang berbahaya dalam sistem.

Dalam konteks industri dan keberlanjutan, penggunaan sistem pendinginan yang


efisien dan aman adalah kunci untuk mengurangi konsumsi energi yang berlebihan,
mengurangi biaya operasional, dan menjaga lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam tentang teknologi ini menjadi krusial bagi kemajuan industri pendinginan modern
menuju sistem yang lebih cerdas, efisien, dan ramah lingkungan.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan utama dari laporan praktek ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa mampu untuk merakit, memahami, dan menganalisis trouble shooting
yang terjadi pada rangkaian refrigeration system eith electric defrost, pum down control and
ventilator start delay.

1.3 Manfaat Laporan Praktek


Laporan praktek ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
Mahasiswa dapat untuk merakit, memahami, dan menganalisis trouble shooting yang
terjadi pada rangkaian Refrigeration System With Electric Defrost, Pump Down Control, Security
Presostat and DTFD Thermostat
Dengan merinci rumusan masalah, tujuan, dan manfaat laporan praktek ini, kami berharap
untuk memberikan panduan yang jelas tentang apa yang akan dibahas dan apa yang dapat
diharapkan dari pembaca.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Refrigerationn
Refrigeration adalah proses atau teknologi yang digunakan untuk menurunkan suhu
atau menjaga suhu rendah pada suatu ruang, bahan, atau sistem dengan cara
mengalirkan panas dari satu tempat ke tempat lain. Tujuan utama dari sistem
refrigerasi adalah untuk membuat lingkungan atau bahan menjadi lebih dingin dari
suhu sekitarnya, menjaga makanan atau barang-barang yang mudah rusak tetap segar,
atau untuk menciptakan kondisi yang lebih nyaman dalam suatu ruangan.

2.2 Pumpdown
"Pumpdown" adalah proses di dalam sistem pendinginan di mana kompresor pada
unit pendingin diprogram untuk memompa atau memindahkan refrigeran dari
evaporator (bagian dalam unit yang mendinginkan udara atau cairan) ke kondensor
(bagian luar yang melepaskan panas ke udara luar) dan akhirnya ke receiver atau
tangki penyimpanan refrigeran.

2.3 Defrost Timer


timer defrost adalah komponen yang ditemukan dalam kulkas yang
mengontrol siklus defrost. Ia bekerja dengan mematikan sistem pendingin dan
menyalakan elemen pemanas untuk melelehkan penumpukan es pada kumparan
evaporator. Defrost timer biasanya adalah perangkat mekanis yang beroperasi pada
jadwal waktu yang ditetapkan, meskipun beberapa model baru mungkin
menggunakan kontrol elektronik.

Timer defrost bekerja dengan mengontrol siklus defrost kulkas. Ini biasanya
merupakan perangkat mekanis yang beroperasi pada jadwal waktu yang ditetapkan,
meskipun beberapa model baru mungkin menggunakan kontrol elektronik. Timer
defrost mematikan sistem pendingin dan menyalakan elemen pemanas untuk
melelehkan penumpukan es pada kumparan evaporator. Siklus defrost biasanya
berlangsung setiap 6 sampai 12 jam, tergantung pada model kulkas. Setelah siklus
defrost selesai, timer defrost mematikan elemen pemanas dan menghidupkan kembali
sistem pendingin

Fungsi utamanya adalah untuk mematikan sistem pendingin dan


menghidupkan elemen pemanas untuk melelehkan penumpukan es pada kumparan
evaporator. Timer defrost beroperasi pada jadwal waktu yang ditetapkan, biasanya
setiap 6 sampai 12 jam, tergantung pada model kulkas. Setelah siklus defrost selesai,
timer defrost mematikan elemen pemanas dan menghidupkan kembali sistem
pendingin. Defrost timer adalah perangkat mekanis yang juga dapat menggunakan
kontrol elektronik dalam model yang lebih baru, berikut adalah gambar dari defrost
timer :

Figur 1.1 Defrost Timmer ( Sumber : Amazon.com )

2.4 Kabel
Kabel adalah suatu benda yang terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat
yang diikat atau dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan
fleksibel. Kabel digunakan untuk menghantarkan listrik, data, atau sinyal dari satu
tempat ke tempat lain. Kabel dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti tembaga,
aluminium, atau serat optik, tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Kabel juga
dapat memiliki berbagai ukuran dan jenis, seperti kabel listrik, kabel jaringan, atau
kabel koaksial, tergantung pada fungsinya. Kabel dapat digunakan dalam berbagai
aplikasi, seperti di rumah, di kantor, atau di industri.

Cara kerja kabel tergantung pada jenis kabel dan fungsinya. Secara umum,
kabel digunakan untuk menghantarkan listrik, data, atau sinyal dari satu tempat ke
tempat lain. Kabel terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat yang diikat atau
dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan fleksibel. Kabel dapat
terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti tembaga, aluminium, atau serat optik,
tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Kabel juga dapat memiliki berbagai
ukuran dan jenis, seperti kabel listrik, kabel jaringan, atau kabel koaksial, tergantung
pada fungsinya. Cara kerja kabel listrik, misalnya, adalah dengan menghantarkan arus
listrik dari sumber listrik ke perangkat listrik yang membutuhkan daya. Arus listrik
mengalir melalui kabel yang terbuat dari bahan konduktor, seperti tembaga atau
aluminium, dan terisolasi dengan bahan isolator, seperti PVC atau karet. Kabel
jaringan, di sisi lain, digunakan untuk menghubungkan perangkat jaringan, seperti
komputer atau printer, ke jaringan komputer. Kabel jaringan menghantarkan data
dalam bentuk sinyal listrik yang diubah menjadi data digital oleh perangkat jaringan.
Kabel koaksial, pada gilirannya, digunakan untuk menghantarkan sinyal televisi atau
internet. Kabel koaksial terdiri dari konduktor dalam, isolator, lapisan pelindung, dan
lapisan luar. Sinyal televisi atau internet dikirim melalui konduktor dalam dan diubah
menjadi sinyal listrik oleh perangkat penerima.

Kabel memiliki berbagai fungsi tergantung pada jenis dan fungsinya. Berikut
adalah beberapa fungsi kabel yang umum:
a) Menghantarkan listrik: Kabel digunakan untuk menghantarkan listrik
dari sumber listrik ke perangkat listrik yang membutuhkan daya. Kabel
listrik terdiri dari konduktor dalam dan bahan isolator yang terbungkus
oleh lapisan pelindung.
b) Menghantarkan data: Kabel jaringan digunakan untuk menghubungkan
perangkat jaringan, seperti komputer atau printer, ke jaringan
komputer. Kabel jaringan menghantarkan data dalam bentuk sinyal
listrik yang diubah menjadi data digital oleh perangkat jaringan.
c) Menghantarkan sinyal: Kabel koaksial digunakan untuk
menghantarkan sinyal televisi atau internet. Kabel koaksial terdiri dari
konduktor dalam, isolator, lapisan pelindung, dan lapisan luar.
d) Menghantarkan cahaya: Kabel optik digunakan untuk mengirim sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Kabel optik terbuat dari bahan
kaca atau sejenis plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai
rambut.
e) Menyalurkan tenaga listrik: Kabel digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber ke beban. Penentuan luas penampang,
pembebanan, dan panjang kabel sebaiknya memperhitungkan susut
tegangan yang terjadi pada kabel karena dapat mempengaruhi kinerja
beban.
f) Menjaga keamanan: Kabel juga dapat digunakan untuk menjaga
keamanan suatu gedung atau bangunan dengan memperhatikan standar
kelayakan isolasi kabel pada gedung dan melakukan pengujian uji
kelayakan isolasi kabel tegangan rendah dan tahanan isolasi dengan
metode pengujian sesuai dengan standar SPLN yang telah ditetapkan.
Berikut adalah gambar Kabel :
Figur 2.1 Kabel Tunggal 4 Warna (Sumber : https://id.cnlxcable.com )

2.5 Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
aliran listrik pada suatu rangkaian listrik. Kontaktor biasanya digunakan pada
rangkaian listrik yang membutuhkan daya listrik yang besar, seperti pada motor listrik
atau pada sistem penerangan yang membutuhkan daya listrik yang besar. Kontakor
bekerja dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik dengan menggunakan
kontak-kontak yang terdapat pada komponen tersebut. Ketika kontakor diberi sinyal
listrik, maka kontak-kontak pada komponen tersebut akan menutup dan mengalirkan
arus listrik pada rangkaian listrik yang terhubung dengan kontakor tersebut.
Sebaliknya, ketika sinyal listrik dihilangkan, maka kontak-kontak pada komponen
tersebut akan membuka dan menghentikan aliran listrik pada rangkaian listrik yang
terhubung dengan kontakor tersebut.

Kontaktor bekerja dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik dengan
menggunakan kontak-kontak yang terdapat pada komponen tersebut. Ketika kontakor
diberi sinyal listrik, maka kontak-kontak pada komponen tersebut akan menutup dan
mengalirkan arus listrik pada rangkaian listrik yang terhubung dengan kontakor
tersebut. Sebaliknya, ketika sinyal listrik dihilangkan, maka kontak-kontak pada
komponen tersebut akan membuka dan menghentikan aliran listrik pada rangkaian
listrik yang terhubung dengan kontakor tersebut.
Figur 3.1 Kontaktor (Sumber : Kompas.com )

2.6 MCB
Miniatur Circuit Breaker (MCB) adalah jenis saklar listrik yang secara
otomatis mematikan sirkuit listrik ketika arus yang mengalir di atasnya melebihi
tingkat tertentu. MCB umumnya digunakan dalam sistem distribusi listrik untuk
melindungi peralatan listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebih.
Mereka dirancang untuk berjalan dengan cepat dan mengganggu aliran arus untuk
mencegah kerusakan pada peralatan atau kabel. MCB tersedia dalam ukuran dan
rating yang berbeda, dan dapat digunakan untuk sirkuit AC dan DC. Mereka biasanya
dipasang di panel listrik dan digunakan untuk melindungi sirkuit individu. Beberapa
MCB juga dilengkapi dengan fitur tambahan seperti pemantauan real-time tingkat
konsumsi daya dan tersandung otomatis sirkuit jika terjadi kesalahan. Berikut adalah
fotonya :

Figur 4.1 MCB (sumber : Monotaro.com )

Miniatur Circuit Breaker (MCB) bekerja dengan mematikan sirkuit listrik


secara otomatis ketika arus yang mengalir di dalamnya melebihi level tertentu. MCB
dirancang untuk berjalan dengan cepat dan mengganggu aliran arus untuk mencegah
kerusakan pada peralatan atau kabel. Ketika arus yang mengalir melalui MCB
melebihi kapasitas yang dinilai, mekanisme internal MCB dipicu, menyebabkan
kontak untuk membuka dan mengganggu arus. Mekanisme ini didasarkan pada
prinsip termal-magnetik tersandung. Elemen termal MCB merespons arus berlebih
yang berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu, sementara elemen magnetik
merespons arus arus pendek yang berkekuatan tinggi dan durasi pendek. Kombinasi
kedua elemen ini memberikan perlindungan yang dapat diandalkan terhadap arus
berlebih dan arus pendek. Setelah MCB tersandung, itu harus diatur ulang secara
manual dengan mengubah saklar ke posisi "mati" dan kemudian kembali ke posisi
"on".

2.7 Staker
Steker adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik ke sumber listrik melalui stopkontak atau soket listrik. Steker biasanya
memiliki pin atau kaki yang sesuai dengan konfigurasi stopkontak atau soket tempat
mereka akan dimasukkan. Di berbagai negara atau wilayah, ada standar yang berbeda
untuk desain steker dan stopkontak, sehingga steker dari satu negara mungkin tidak
sesuai dengan stopkontak dari negara lain. Berikut adalah gambar dari steker :

Figur 5.1 Staker (sumber : Indotrading.com )

Steker memiliki fungsi penting untuk menyediakan jalur listrik yang aman dan
andal antara peralatan listrik dan sumber listriknya. Dengan mencolokkan steker ke
stopkontak yang sesuai, peralatan listrik dapat menerima daya listrik yang diperlukan
untuk beroperasi. Ada berbagai jenis steker, termasuk yang memiliki dua, tiga, atau
lebih pin, tergantung pada desain dan kebutuhan lokal.

2.8 Bohlamp
Bohlamp adalah jenis lampu listrik yang menggunakan filamen pijar untuk
menghasilkan cahaya. Lampu ini juga dikenal sebagai lampu pijar atau lampu filamen.
Filamen ini terbuat dari kawat wolfram yang dipanaskan oleh arus listrik, menyebabkan
ia bersinar dan memancarkan cahaya. Lampu Boh umumnya digunakan dalam aplikasi
penerangan perumahan dan komersial, tetapi kurang hemat energi dibandingkan jenis
lampu lainnya, seperti lampu LED dan lampu neon. Mereka tersedia dalam berbagai
bentuk dan ukuran, dan mereka dapat digunakan untuk berbagai tujuan pencahayaan,
seperti pencahayaan umum, pencahayaan tugas, dan pencahayaan dekoratif. Namun,
karena efisiensi energi dan umur pendeknya yang rendah, lampu bohlamp telah dihapus
di banyak negara demi teknologi pencahayaan yang lebih hemat energi. Berikut adalah
gambar dari bohlamp :

Figur 6.1 Bohlam (sumber : Indotrading.com )


2.9 Time Relay
Relay waktu adalah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
waktu rangkaian listrik. Ini dirancang untuk beroperasi setelah sejumlah waktu
berlalu, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti mengendalikan operasi
motor, sistem pencahayaan, dan peralatan listrik lainnya. Relay waktu bekerja dengan
menggunakan jam internal atau timer untuk mengontrol pembukaan dan penutupan
kontak listrik. Ketika timer mencapai titik tertentu, kontak akan terbuka atau tertutup,
tergantung pada desain relay. Relay waktu dapat diatur untuk beroperasi selama
durasi waktu tertentu, atau dapat diatur untuk beroperasi pada interval tertentu.
Mereka umumnya digunakan dalam aplikasi industri dan komersial di mana waktu
yang tepat diperlukan. Berikut foto dari time relay :

Figure 1.7 TIme Relay Sumber : Aliexpress.com


Relay waktu bekerja dengan menggunakan jam internal atau timer untuk
mengontrol pembukaan dan penutupan kontak listrik. Ketika timer mencapai titik
tertentu, kontak akan terbuka atau tertutup, tergantung pada desain relay. Relay waktu
dapat diatur untuk beroperasi selama durasi waktu tertentu, atau dapat diatur untuk
beroperasi pada interval tertentu. Pengoperasian relay waktu dapat dibagi menjadi dua
tahap utama: tahap penundaan dan tahap kontak. Selama tahap penundaan, timer
diatur ke interval waktu tertentu, dan relay tetap dalam mode siaga. Setelah timer
mencapai interval waktu yang ditetapkan, relay memasuki tahap kontak, dan kontak
terbuka atau tertutup, tergantung pada desain relay. Tahap kontak dapat digunakan
untuk mengontrol pengoperasian peralatan listrik, seperti motor, sistem pencahayaan,
dan perangkat listrik lainnya. Relay waktu umumnya digunakan dalam aplikasi
industri dan komersial di mana waktu yang tepat diperlukan.

2.10 Defrost Heater


Defrost heater adalah elemen pemanas yang terdapat dalam sistem pendingin
yang berfungsi untuk menghilangkan atau mencairkan es yang terbentuk pada
bagian evaporator atau bagian lain dari sistem pendingin yang membutuhkan
defrosting (penghilangan es).

Figure 8.1 defrsot heater (sumber : homeexspress.com)

2.11 Kompresor
Kompresor merupakan salah satu komponen inti dalam sistem pendingin
yang berperan dalam mengonversi refrigeran dari bentuk gas ke bentuk cair dan
meningkatkan tekanan serta suhunya. Proses ini memungkinkan refrigeran menyerap
panas dari area yang lebih dingin dan melepaskannya di area yang lebih hangat.

Figure 9.1 kompresor (Sumber : phoenixhillna.org)


2.12 Selenoid valve
Solenoid valve adalah katup kontrol yang menggunakan solenoid (sebuah coil kawat
yang dililitkan di sekitar inti logam) untuk mengontrol aliran fluida atau gas dalam sistem.
Ketika solenoid diaktifkan dengan arus listrik, ia menciptakan medan elektromagnetik yang
menarik atau mendorong inti logam di dalamnya. Gerakan ini membuka atau menutup jalur
aliran di dalam katup, mengatur aliran fluida atau gas.

Figure 10.1 SV (Sumber : toolots.com)

2.13 Fan Evaporator


Kipas (fan) evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang bertugas
untuk mengatur aliran udara melintasi evaporator. Evaporator adalah bagian dari sistem
pendingin yang bertanggung jawab untuk menyerap panas dari udara atau cairan di
sekitarnya, mengubah refrigeran dari bentuk cair ke gas, sehingga mendinginkan udara atau
cairan tersebut.

Figure 11.1 Fan Evaporatot (sumber : indiamart.com)

2.14 Fan Kondensor


Kipas kondensor merupakan komponen penting dalam sistem pendingin yang
terletak di bagian luar unit pendingin, berdekatan dengan kondensor. Kondensor adalah
bagian sistem pendingin yang bertugas melepaskan panas yang diambil dari dalam ruangan
atau tempat lain ke udara luar.
Figure 12.1 Fan Kondenser (sumber : gelpha.com)

2.15 HLP
Kontrol tekanan tinggi dan rendah (high-low pressure control) adalah bagian dari
sistem perlindungan dan pengendalian dalam sistem pendingin. Mereka digunakan untuk
memonitor dan mengontrol tekanan dalam sistem agar tetap berada dalam rentang yang
aman dan optimal.

2.16 DFTD
DTFD adalah jenis termostat yang digunakan dalam sistem pendingin untuk
mendeteksi perbedaan suhu yang signifikan yang dapat menandakan pembekuan yang tidak
diinginkan dalam sistem. Ketika suhu turun ke tingkat yang dapat mengakibatkan
pembekuan berlebihan, DTFD akan mendeteksi perbedaan suhu yang signifikan di antara
bagian-bagian sistem dan mengambil tindakan pencegahan.

Salah satu fungsi utama dari DTFD adalah untuk menghindari pembekuan berlebih
yang dapat merusak komponen-komponen penting dalam sistem pendingin. Ketika DTFD
mendeteksi ancaman pembekuan yang berlebihan, biasanya akan memicu defrosting atau
langkah-langkah lain untuk mencegah terjadinya masalah lebih lanjut.

2.17 Oil Pressure


Sistem tekanan minyak (oil pressure) adalah komponen penting dalam banyak mesin,
terutama mesin pembakaran dalam seperti mesin mobil. Tekanan minyak memainkan peran
kritis dalam memastikan pelumasan yang memadai untuk berbagai bagian mesin yang
bergerak satu sama lain. Sensor tekanan minyak terletak di dalam mesin dan mengukur
tekanan minyak yang dihasilkan oleh pompa oli. Tekanan minyak yang tepat diperlukan
untuk melumasi berbagai komponen mesin, seperti poros engkol, bantalan, dan komponen
bergerak lainnya. Tekanan minyak yang rendah dapat menyebabkan gesekan berlebihan dan
keausan komponen mesin, sementara tekanan yang terlalu tinggi dapat menunjukkan
masalah dan memerlukan perhatian segera.Sistem peringatan tekanan minyak biasanya
terdapat pada dashboard kendaraan, memberikan peringatan kepada pengemudi jika tekanan
minyak tidak berada dalam kisaran normal. Jika lampu peringatan ini menyala atau indikator
tekanan minyak menunjukkan nilai yang tidak normal, disarankan untuk memeriksakan
kendaraan ke bengkel segera agar dapat mencegah kerusakan serius pada mesin.
Figure 13.1 Pressure oil (sumber : Amazon.com )

2.18 Hot Gas Defrost


Hot gas defrost adalah metode yang digunakan dalam sistem pendingin untuk
menghilangkan es atau embun yang dapat terbentuk pada penukar panas evaporator. Pada
siklus defrost hot gas, sebagian refrigeran bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi dari
saluran keluar kompresor dialirkan ke penukar panas evaporator. Refrigeran ini bertindak
sebagai sumber panas untuk mencairkan atau menghilangkan es yang menumpuk pada
permukaan evaporator.

Figure 214.1 Hot Gas Defrost ( Sumber : https://cnzengo.en.made-in-china.com/ )

Proses hot gas defrost melibatkan beberapa langkah. Pertama, katup atau katup
pengalihan memandu refrigeran panas dari jalur keluar kompresor ke jalur evaporator.
Refrigeran yang panas ini kemudian melewati penukar panas evaporator dan mencairkan es
yang mungkin terbentuk di sana. Setelah proses defrost selesai, sistem kembali ke siklus
pendinginan normalnya.

Hot gas defrost digunakan terutama pada sistem refrigerasi dengan evaporator di
dalam ruangan beku atau chiller, di mana penumpukan es dapat mengurangi efisiensi
penukar panas dan menghambat aliran udara. Ini adalah metode yang efektif untuk menjaga
kinerja sistem dan mencegah pembentukan es yang tidak diinginkan.
BAB III
PROSES PRAKTIKUM

3.1 Alat yang Digunakan


a) Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja dengan dua
rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di tempat

Figure 1.2 Ragum Sumber www.indotrading.com

b) Avometer
Multimeter ini digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik seperti
tegangan, arus, dan resistansi. AvoMeter umumnya memiliki jarum penunjuk pada
layarnya yang bergerak di sepanjang skala untuk memberikan pembacaan nilai yang
diukur.

Figure 3.2 Avometer Sumber : hargano.com

c) Tang Kombinasi
Tang kombinasi sering dilengkapi dengan ujung potong diagonal pada
rahangnya. Ini memungkinkan penggunanya untuk memotong kawat atau kabel
dengan mudah.

Figure 4.2 Tang Kombinasi Sumber : www.bukalapak.com


d) Obeng (+) dan ( - )
Obeng minus memiliki ujung datar yang sesuai dengan baut atau sekrup
dengan alur lurus. Kepala obeng minus disebut juga kepala slotted.
Obeng plus memiliki kepala berbentuk silang. Ini dikembangkan untuk
mengatasi beberapa kelemahan obeng minus, seperti kemungkinan slip pada sekrup
atau baut dengan torsi tinggi.

Figure 5.2 Obeng Plus dan Minus Sumber : www.tokopedia.com

3.2 Bahan yang digunakan


a) Timer
Timer dalam refrigerator (kulkas) adalah komponen penting yang berperan
dalam mengatur siklus defrosting dan beberapa operasi lainnya.

Figure 6.2 timer Sumber : www.heritageparts.com

b) Kabel tunggal 4 warna


Kabel adalah suatu benda yang terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat yang
diikat atau dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan fleksibel.

Figure 7.2 kabel tunggal 4 warna sumber : ww.jagobengkel.com


c) Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
aliran listrik pada suatu rangkaian listrik. Kontaktor biasanya digunakan pada
rangkaian listrik yang membutuhkan daya listrik yang besar, seperti pada motor listrik
atau pada sistem penerangan yang membutuhkan daya listrik yang besar.

Figure 8.2 Kontaktor sumber : www.kompass.com


d) MCB
Miniatur Circuit Breaker (MCB) adalah jenis saklar listrik yang secara
otomatis mematikan sirkuit listrik ketika arus yang mengalir di atasnya melebihi
tingkat tertentu.

Figure 9.2 MCB sumber : Monotaro.com


e) Steker
Steker adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik ke sumber listrik melalui stopkontak atau soket listrik.

Figure 10.2 staker sumber : indotrading.com


f) Bohlam lampu (pengganti fungsi kompresor, Solenoid valve dan fan evaporator)
Bohlamp adalah jenis lampu listrik yang menggunakan filamen pijar untuk
menghasilkan cahaya. Lampu ini juga dikenal sebagai lampu pijar atau lampu
filamen. Dalam praktikum ini bohlam digunakan sebagai indicator atau pengganti
dalam komponen utama pada sistem.

Figure 11.2 Bohlam sumber : indotrading.com


g) Time relay
Relay waktu adalah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
waktu rangkaian listrik. Ini dirancang untuk beroperasi setelah sejumlah waktu
berlalu, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti mengendalikan operasi
motor, sistem pencahayaan, dan peralatan listrik lainnya

Figure 12.2 Time relay sumber : www.Aliexpres.com

3.3 Langkah kerja

1. Memakai perlengkapan kerja yang sesuai (K3).

2. Menyiapkan dan memeriksa kondisi alat dan bahan dalam keadaan normal serta
gunakan secara efektif dan efisien ( pinjamm dan gunakan yang hanya dibutuhkan).

3. Tentukan meja praktikum yang memiliki ventilasi udara dan intensitas cahaya yang
cukup.
4. Pahami alur pengawatan dari rangkaian, prinsip kerja dari masing-masing komponen
dan prinsip kerja secara umum pada rangkaian refrigeration system defrosted by
ventilator and pump down control. Panel Kelistrikan Gambar Kerja Alat Bahan
Avometer Wire Lampu Obeng (+-) Tang Kombinasi dan Tang Potong Lampu Lampu.

5. Tempatkanlah bahan yang sesuai pada papan/panel rangkaian dengan menggunakan


baut dan obeng yang sesuai.

6. Hubungkan masing-masing komponen dengan kabel yang sesuai dan bentuklah


dengan bantuan ragum serta tang agar rangkaian pengawatan terlihat rapih.

a. Ujilah rangkaian bisa dengan mengukur hubungan tahanan


menggunakan ohm meter, atau bisa dilakukan uji arus yang masuk
kerangkaian dengan menghubungjan steker terrlebih dahulu dan
lakukan pengujian dengan test pen.
b. Lakukan prsentasi guna mendapat pemahaman berlebih untuk
menguasai materi praktikum.
c. Periksa kembali rangkaian, jika sudah rapihkan kembali alat, bahan
dan K3 seperti semula.

3.4 Cara kerja rangkaian

Ketika system dioperasikan, maka kompresor akan bekerja dengan mendapat suplai
arus listrik dari defrost timer, thermostat, oil pressure switch dan HLP. Sedangkan
evaporator ventilator ditunda start nya menggunakan time relay untuk mengumpulkan
dulu udara dingin pada evaporator supaya pendinginannya lebih efektif. Saat temperature
tercapai, maka thermostat akan memutuskan arus listrik yang mengalir ke kompresor dan
ventilator evaporator, maka kompresor dan evaporator akan berhenti bekerja. Untuk
defrost, defrost timer akan merubah pisisi kontaknya yng mulanya NO menjadi NC
sehingga arus listrik yang menalir ke thermostat akan terputus, maka evaporator ventilator
berhenti bekerja akan tetapi kompresor tetap bekerja karena mendapatkanarus listrik dari
kontaktor defrost ventilator. Ketika defrost sedang berlangsung, maka komponen yang
bekerja adalah kompresor, defrost solenoid dan defrost ventilator. Fungsi dari defrost
solenoid adalah untuk mengalirkan refrigerant panas langsung ke evaporator dan
dalanjutkan ke defrost evaporator, kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant
selama defrost berlangsung dan defrost ventilator berfungsi untuk mencairkan bunga es
pada defrost evaporator. Ketika defrost telah selesai maka system bekerja secara normal.
3.5 Gambar kerja

Rangkaian Sistem
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Defrosting dalam sistem refrigerasi adalah langkah kritis untuk menjaga kinerja
optimal sistem. Akumulasi embun beku atau es pada evaporator dapat mengganggu
transfer panas dan mengurangi efisiensi sistem.

2. Saran
Dalam penulisan laporan praktek ini penulis sangat membutuhkan saran dari pembaca
dalam rangka menyempurnakan laporan praktik ini sehingga dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Liang, K. (2017). A review of linear compressors for refrigeration. International Journal of


Refrigeration, 84, 253-273.

Wu, J., Hu, J., Chen, A., Mei, P., Zhou, X., & Chen, Z. (2016). Numerical analysis of
temperature distribution of motor-refrigerant in a R32 rotary compressor. Applied Thermal
Engineering, 95, 365-373.

Rahmawati, Y. (2012). Optimasi Peletakkan Arester Pada Saluran Distribusi Kabel Cabang
Tunggal Akibat Surja Petir Gelombang Penuh. TEKNO, 1(1).

Andriyani, D. (2019). ANALISIS DAN UPAYA PENGENDALIAN NILAI KEANDALAN


DEFROST TIMER PADA LEMARI ES TIPE GR 212 DI PT. LG ELECTRONICS
INDONESIA.

Kustori, K., musadek, M., & Hero, D. (2021). Rancangan Simulasi Pengganti Kontaktor
Brightness pada CCR NBF 1200 dengan Menggunakan TRIAC sebagai Penunjang Praktikum
di Politeknik Penerbangan Surabaya. Jurnal Penelitian, 6, 23-29.

Azizah, N.K., & Jakfar, M. (2021). DEFINISI SEDERHANA DARI GENERALISASI RUANG
BERNORMA DAN SIFAT-SIFATNYA. MATHunesa: Jurnal Ilmiah Matematika.

Harmoko, D.D. (2023). Apa itu Copywriting? (Memahami Definisi Copywriting dari Sudut Pandang
Lain). LITERATUS.

Kurniawan, Y.D. (2015). TINGKAT PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI, STUDI KASUS DI KOTA
SEMARANG.

Xingwei, F., Kunpeng, T., Yu, Z., & Ping, L. (2022). Practical Issue Analysis of Miniature Circuit Breaker
Implementation. Volume 1: Nuclear Plant Operation and Maintenance, Engineering and Modification,
Operation Life Extension (OLE), and Life Cycle.

Kommey, B., Kotey, S.D., Tchao, E.T., & Bamfi, G.A. (2021). Intelligent Miniature Circuit
Breaker. Computer Engineering and Applications Journal.

Fahruzi, A., Suryowinoto, A., & Suherman, A.A. (2018). RANCANG BANGUN MESIN PENETAS
BURUNG MURAI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16.

Ramadhan, G., Basir, Y., & Utari, Y.W. (2020). PENERAPAN OVER CURRENT RELAY (OCR)
KOPEL 20 KV DI GARDU INDUK BOOMBARU.

Ermanda, B., & Latifa, U. (2023). KENDALI RELAY OTOMATIS DILENGKAPI TIMER DAN
DETEKSI SUHU MENGGUNAKAN RTC DS3231. Aisyah Journal Of Informatics and Electrical
Engineering (A.J.I.E.E).

Cotter, D., & Stevenson, R. (1996). Controlling heater for glass door of refrigeration equipment.

尊充, 嶌., & 洋次, 伊. (2014). The oil pressure switch failure determination device.
Nelson, B.I. (2016). “OPTIMIZING HOT GAS DEFROST”.

You might also like