Professional Documents
Culture Documents
Makalah Psikologi Belajar
Makalah Psikologi Belajar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari – hari baik secara disadari atau tidak kita pasti mengalami sebuah
kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan sekitar. Belajar
mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi semakin baik. Anak – anak kecil pun belajar
bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik kita
juga dituntut untuk mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah
yang pasti dihadapi setiap orang. Oleh karena itu di sini kita akan mengupas lebih dalam tentang
arti dari kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan berguna bagi kita para calon
pendidik untuk lebih memahami kegiatan beajar mengajar ini dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari bagi peserta didik kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar?
3. Bagaimana proses belajar itu berlangsung?
4. Bagaimana tahapan dalam belajar?
5. Apa saja teori-teori tentang belajar?
6. Bagaimana cara belajar yang baik dan hasil belajar yang lebih efisien?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui deinisi belajar.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
3. Untuk mengetahui cara-cara keberlangsungan proses belajar.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam belajar.
5. Untuk mengetahui macam-macam teori tentang belajar.
6. Untuk mengetahui cara belajar yang baik dan efisien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Belajar
Banyak ahli yang telah mendefinisikan apa itu belajar, diantaranya adalah definisi yang
diungkapkan oleh :[1]
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar .[3]
Dari dua jenis penyesuaian ini sangat berhubungan erat dengan belajar karena belajar
memerlukan proses penyesuaian dan dalam penyesuaian juga dibutuhkan sebuah
latihan-latihan yang erat kaitannya dengan proses belajar. Jadi, sama artinya dengan
adanya simbiosis mutualisme antar keduanya.
3. Belajar dan pengalaman
Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar tapi tiap-tiap kegiatan dari belajar
berarti juga mengalami. Contoh kegiatan yang bukan belajar adalah mengalami
sesuatu yang menyedihkan dapat menimbulkan apatis dan kesedihan.[6] Jadi, ketika
kita belajar sesuatu itu merupakan pengalaman yang sedang kita dapat dapatkan.
Namun ketika kita mengalami sesuatu, belum tentu itu merupakan sebuah proses
belajar . Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar tentu akan ada
sebuah pengalaman . Yang pengalaman-pengalaman itu apabila dimanfaatkan dengan
baik akan memberikan efek positif pada proses belajar.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985),
dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase.
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh
itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam
tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada
gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan
bimbingan guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang
tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa
menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak ada
penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan peristiwa
retrieval untuk merespons lingkungan yang sedang dihadapi.
Menurut Arno F. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses
belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1) acquisition (tahap
perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval
(tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai
menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara
pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition
dalam belajar merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan
mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang
siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku
baru yang ia proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu
melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang
siwa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah
upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa
yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku
tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.
Menurut Crow and Crow untuk mendapat hasil belajar yang efisien dibutuhkan hal –
hal sebagai berikut :[17]
a. Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti.
b. Usahakan adanya tempat belajar yang memadai.
c. Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental.
d. Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.
e. Selingilah belajar dengan waktu – waktu istirahat yang teratur.
f. Carilah kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraph.
g. Gunakan metode pengulangan dalam hati.
h. Lakukan metode keseluruhan bila mungkin yaitu membaca buku yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
i. Usahakan membaca cepat dan cermat.
j. Buat catatan dan rangkuman yang tersusun rapi.
k. Adakan penilaian kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut.
l. Susun dan buat pertanyaan yang tepat llu coba cari jawabannya.
m. Pusatkan perhatian dengan sungguh – sungguh waktu belajar.
n. Pelajari dengan teliti tabel – tabel , grafik – grafik dan bahan ilustrasi lainnya.
o. Biasakan buat rangkuman dan kesimpulan.
p. Buat kepastian untuk melengkapi tugas – tugas belajar itu.
q. Pelajari baik – baik pernyataan yang dibuat oleh pengarang suatu buku sumber.
r. Teliti pendapat beberapa pengarang jika diperlukan.
s. Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik – baiknya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku
seseorang yang memerlukan sebuah proses secara terus menerus. Dalam hal ini
banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga diperlukan
banyak latihan dan konsentrasi. Kita juga perlu mengetahui berbagai teori-teori
tentang belajar sehingga menambah wawasan kita bagaimana cara belajar yang
mampu membantu kita mendapatkan hasil yang maksimal. Yang sangat diharapkan
setelah kita belajar tidaklah hanya menguasai teorinya saja, tetapi bisa kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kehidupan kita lebih
baik.
B. Saran
Belajar merupakan suatu kunci yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Belajar juga merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai
kompetensi, keterampilan dan sikap. karena itu, belajar sangat penting bagi
kehidupan manusia. Salah satunya yaitu dengan manusia dapat mengelola informasi
dengan cara berpikir, juga sangat erat kaitannya dengan proses belajar. Terjadinya
proses belajar dilandasi dengan adanya teori belajar. Untuk itu kita perlu
memahami teori belajar yang tepat demi tercapainya suatu pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Sumadi Suryabrata, Psikology Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 232
[3]M. Ngalim Purwanto, Psikology Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2007), hlm. 107
[7]Ibid, hlm. 87
[9]Ibid, hlm. 89
[10]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003) , hlm. 94
[11]Ibid, hlm. 97
[14] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 103,105
[16] M. Ngalim Purwanto, Psikology Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2007) hlm. 113-116
[17]M. Ngalim Purwanto, Psikology Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 120-121