Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Full + Watermark
Skripsi Full + Watermark
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
DESSY MAULIDINA
NIM. 1111016200038
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Munaqasah.
Dessy Maulidina
1111016200038
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
The aims of this study are to analyze the interpersonal relationships between
chemistry teachers and their students, investigate chemistry teacher intepersonal
behaviour using Model for Interpersonal Teacher Behaviour (MITB), and also
identify profile of chemistry teacher interpersonal behaviour according to students
perception. The data were collected from 472 students of science class in 5 Public
Senior High School and 5 Private Senior High School who were randomly sampled
using teacher-student interpersonal relationships questionnaire adapted from
Questionnaire on Teacher Interaction (QTI) constructed by Maulana, et al. (2011).
Data were analyzed using Rasch model in Winsteps version 3.73. Results showed
that in general, it was indicated that the interpersonal relationships of chemistry
teachers and their students is categorized as realtively good. The teachers were
considered to have adequately dominant and very cooperative behaviour with
students in classroom. Meanwhile, in term of interpersonal behaviour scale,
students perceived their teachers as having higher rate on leadership,
helping/friendly, and understanding behaviour than the hostility behaviour. Yet,
according to interpersonal behaviour profile, it showed that chemistry teachers in
South Tangerang City were identified as authoritative.
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Keluarga tersayang
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillah puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dengan judul “Analisis Persepsi
Siswa Terhadap Hubungan Interpersonal Guru-Siswa pada Pembelajaran Kimia di
SMA di Kota Tangerang Selatan”.
Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
telah berjuang untuk membawa kebenaran dan menyempurnakan akhlak manusia,
kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman.
Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan
skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas
bimbingan dan dukungan serta bantuan yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa bagaimana pun usaha yang ditempuh tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Salamah Agung, S.Si, Apt, M.A, Ph. D., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan ilmu, masukan, bimbingan, dan perhatiannya kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan sebaik-baiknya.
viii
5. Luki Yunita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan ilmu,
saran, bimbingan dan perhatiannya selama penyusunan skripsi ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
6. Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di sepuluh SMA
Negeri dan SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melalukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Ibunda tercinta Ermi Suswati dan Abangku Arief Setiawan, terima kasih yang
sebesar-besarnya atas semua kasih sayang, pengorbanan, perhatian, pengertian,
dan dorongan baik moriil serta materiil, semangat, dan do’a yang diberikan
setiap saat.
8. Nely Rahmawati, S.Kom.I. yang selalu menyemangati dan mengingatkan
penulis untuk tak menyerah dalam proses penyusunan skripsi ini. Jazaakillahu
khayran katsiran.
9. Sella Marselyana Abadi, S.Pd. dan Amrina Alhumaira yang telah sedianya
memberikan waktu untuk menyemangati dan memberi masukan serta saran-
saran yang bermanfaat dalam proses pengerjaan penelitian ini. Jazaakunallahu
khayran katsiran.
10. Teman-teman bimbingan Ibu Salamah Agung dan Ibu Luki Yunita dan seluruh
keluarga besar kimia 2011 yang juga sedang berjuang meraih kesuksesannya,
dimanapun kalian berada, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran dan
pengalaman berharga kepada penulis, Semoga Allah SWT mengumpulkan kita
dalam kebaikan.
11. Adik-adik Pendidikan Kimia 2012 di sekolah-sekolah tempat peneliti
mengambil data penelitian, yang sedang berjuang dalam pengerjaan skripsi,
namun tetap bersedia memberi semangat serta bantuan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Jazaakumullahu khayran katsiran.
12. Teman-teman rumah binaan Tasqif dan Nahdhoh yang telah memberi
semangat dan bantuan kepada peneliti dari awal penelitian ini dimulai hingga
selesai. Jazaakunnallahu khayran katsiran.
ix
13. Teman-teman Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus Ciputat atas
dorongan semangat dan bantuan selama peneliti menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Jazaakunnallahu khayran katsiran.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya karya ini.
Mudah-mudahan segala bentuk partisipasi dari berbagai pihak terkait dapat
menjadi berkah dan semua kebaikan di balas oleh Allah SWT. Masih banyak cacat
dan cela pada skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diperlukan demi perbaikan. Semoga karya ini dapat bermanfaat, Aamiin.
Wassalamua’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
c. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal 18
4. Hubungan Interpersonal Guru dan Siswa ................................ 20
a. Model Hubungan Interpersonal Guru-Siswa ....................... 20
b. Profil Perilaku Interpersonal Guru ...................................... 27
B. Penelitian yang Relevan................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir.......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Metode Penelitian ......................................................................... 34
C. Desain Penelitian .......................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 38
G. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 41
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 49
B. Pembahasan .................................................................................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 86
A. Kesimpulan ..................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88
LAMPIRAN ........................................................................................................ 92
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Lampiran 22 Data Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kerjasama Guru
Kimia ......................................................................................... 130
Lampiran 23 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Dimensi Kerjasama Guru Kimia ....................... 131
Lampiran 24 Data Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Perlawanan Guru
Kimia ......................................................................................... 132
Lampiran 25 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Dimensi Perlawanan Guru Kimia ...................... 133
Lampiran 26 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Kepemimpinan Guru
Kimia ......................................................................................... 134
Lampiran 27 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Kepemimpinan Guru Kimia ................ 135
Lampiran 28 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Membantu/
Bersahabat Guru Kimia ............................................................. 136
Lampiran 29 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Membantu/Bersahabat Guru Kimia .... 137
Lampiran 30 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Pengertian Guru
Kimia ......................................................................................... 138
Lampiran 31 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Pengertian Guru Kimia ....................... 139
Lampiran 32 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Memberi Kebebasan/
Tanggung Jawab pada Siswa oleh Guru Kimia ........................ 140
Lampiran 33 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Memberi Kebebasan/ Tanggung Jawab
pada Siswa oleh Guru Kimia...................................................... 141
Lampiran 34 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Ragu-ragu Guru
Kimia ......................................................................................... 142
Lampiran 35 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Ragu-ragu Guru Kimia ........................ 143
Lampiran 36 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Tidak Puas Guru
Kimia ......................................................................................... 144
xvi
Lampiran 37 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Tidak Puas Guru Kimia....................... 145
Lampiran 38 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Menegur Guru
Kimia ......................................................................................... 146
Lampiran 39 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Menegur Guru Kimia .......................... 147
Lampiran 40 Data Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Disiplin Guru
Kimia ......................................................................................... 148
Lampiran 41 Hasil Perhitungan Nilai Parameter Ideal, Kecenderungan Skor,
dan Persentase Perilaku Disiplin Guru Kimia............................ 149
Lampiran 42 Peta Konstruk Perilaku Kepemimpinan (DC) ........................... 150
Lampiran 43 Peta Konstruk Perilaku Membantu/Bersahabat (CD) ................ 151
Lampiran 44 Peta Konstruk Perilaku Pengertian (CS) ................................... 152
Lampiran 45 Peta Konstruk Perilaku Memberi Tanggung Jawab/Kebebasan
Siswa (SC) ................................................................................. 153
Lampiran 46 Peta Konstruk Perilaku Ragu-ragu (SO) ................................... 154
Lampiran 47 Peta Konstruk Perilaku Tidak Puas (OS) .................................. 155
Lampiran 48 Peta Konstruk Perilaku Menegur (OD) ..................................... 156
Lampiran 49 Peta Konstruk Perilaku Disiplin (DO) ....................................... 157
Lampiran 50 Representasi Grafis Profil Guru Tiap Sekolah .......................... 158
Lampiran 51 Lembar Uji Referensi ................................................................ 159
Lampiran 52 Surat Ijin Penelitian ................................................................... 160
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Purwanto, “belajar adalah proses yang menimbulkan terjadinya
perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai di mana perubahan itu
dapat tercapai, berhasil atau tidaknya belajar, tergantung kepada bermacam-
macam faktor, di antaranya yaitu guru dan cara mengajarnya” (2011, hlm. 102).
Dalam belajar di sekolah, guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang
penting. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada siswa turut
menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai (Purwanto, 2011, hlm.
104-105).
Bagi guru, mengajar tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran
tapi juga merupakan proses mengatur lingkungan yang memungkinkan siswa
betah dan merasa senang belajar sehingga mereka dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya (Sanjaya,
2008, hlm.102). Hal ini senada dengan pandangan Van Petergem, dkk. (2005,
hlm. 34) yang mengemukakan bahwa pada beberapa kasus terdapat guru yang
lebih menyukai lingkungan disiplin untuk belajar, sedangkan beberapa yang lain
ingin menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, dimana siswa dapat
merasa aman untuk mengambil risiko dan menjadi kreatif.
Di dalam kelas, proses belajar mengajar terdiri atas serangkaian
perbuatan guru dan siswa berdasarkan hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif. Interaksi timbal balik antara guru dan siswa merupakan
syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar (Usman, 2005, hlm.
4). Rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu pada umumnya
didefinisikan sebagai strategi pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat
memahami strategi pembelajaran tersebut yaitu melalui pemahaman pada pola
hubungan guru dan siswa (Mulyasa, 2014, hlm. 132).
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Perilaku interpersonal guru di dalam kelas mempengaruhi sikap dan motivasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
2. Hubungan interpersonal guru-siswa memiliki peran penting dalam
tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa, namun penelitian
pada pembelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota
Tangerang Selatan belum pernah dilakukan.
3. Penting bagi guru kimia untuk mengetahui hubungan interpersonal guru-
siswa yang terbentuk melalui perilaku interpersonal guru dan mengetahui
lingkungan pembelajaran yang teridentifikasi lewat profil interpersonal guru
demi menjaga lingkungan pembelajaran yang nyaman dan mendukung
kondisi psikologis dan sosial bagi siswa.
C. Pembatasan Masalah
Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah, mengingat begitu
luas dan kompleksnya permasalahan, maka perlu dibuat suatu pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Hubungan interpersonal guru-siswa yang diukur hanya pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Kota Tangerang Selatan pada pembelajaran kimia
berdasarkan persepsi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta kelas XI IPA
Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Hubungan interpersonal guru-siswa diukur berdasarkan Model for
Interpersonal Teacher Behaviour (MITB) pada level dimensi influence
(pengaruh) dan proximity (kedekatan) dan level skala perilaku interpersonal
guru menggunakan angket persepsi siswa terhadap hubungan interpersonal
guru-siswa, hasil adaptasi dari QTI versi Indonesia yang dikembangkan oleh
Maulana, dkk. (2011).
3. Perilaku interpersonal guru dipetakan menggunakan prinsip pemodelan
Rasch untuk menjelaskan profil perilaku interpersonal yang teridentifikasi
pada pembelajaran kimia di Kota Tangerang Selatan.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat penulis rumuskan item
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan interpersonal guru-siswa pada pembelajaran kimia di
kelas XI IPA Tahun Ajaran 2015/2016 di SMA Negeri dan SMA Swasta di
Kota Tangerang Selatan?
2. Bagaimana perilaku interpersonal guru kimia di dalam kelas berdasarkan
berdasarkan level dimensi influence (pengaruh) dan proximity (kedekatan)
dan level skala perilaku interpersonal guru dalam Model for Interpersonal
Teacher Behaviour (MITB)?
3. Apakah tipe profil perilaku interpersonal guru kimia yang teridentifikasi
berdasarkan persepsi siswa kelas XI IPA Tahun Ajaran 2015/2016 di SMA
Negeri dan SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan dengan pemetaan
perilaku interpersonal guru berdasarkan prinsip pemodelan Rasch?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan interpersonal guru kimia dan siswa, mengetahui perilaku
interpersonal guru kimia di dalam kelas berdasarkan level dimensi influence
(pengaruh) dan proximity (kedekatan) dan level skala perilaku interpersonal guru
dalam Model for Interpersonal Teacher Behaviour (MITB), serta
mengidentifikasi profil perilaku interpersonal guru kimia berdasarkan persepsi
siswa kelas XI IPA Tahun Ajaran 2015/2016 di SMA di Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada sekolah
sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam
mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran di
sekolah yang bersangkutan.
8
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru agar lebih memberikan
perhatian terhadap hubungan interpersonal yang terbentuk dengan siswanya
di dalam kelas. Selain itu, angket persepsi siswa terhadap hubungan
interpersonal guru-siswa yang telah dibuat dapat menjadi alat refleksi diri
guru terhadap kinerja pengajaran yang telah dilakukan sehingga guru dapat
merancang lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang lebih tepat untuk
siswa.
3. Bagi siswa
Siswa sebagai peserta didik diharapkan dapat memahami persepsinya
terhadap proses pembelajaran di sekolah dan menjadi salah satu pendorong
bagi siswa untuk lebih tekun dalam mengoptimalkan kualitas prestasi
belajarnya.
4. Bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti sendiri adalah sebagai gambaran tentang hubungan
interpersonal yang terbentuk di antara guru dan siswa dalam pengajaran
kimia. Selain itu, penelitian ini sebagai cakrawala ilmu pengetahuan penulis
dalam berkarya dalam khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menambah
pengalaman yang dapat berguna di masa mendatang.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Persepsi Siswa
a. Pengertian Persepsi
Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang
diambil dari bahasa Latin “perceptio”, yang berarti menerima atau
mengambil. Menurut Leavitt (1978), perception dalam pengertian
sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu; sedangkan dalam arti luas, perception adalah “pandangan”,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Desmita, 2010, hlm. 117).
Branca (1964), Woodworth dan Marquis (1957) dalam Walgito
(2003, hlm. 53) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan.
“Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat penerima yaitu indera. Pada umumnya
stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat
susunan syaraf dan proses selanjutnya merupakan proses
persepsi. Karena itu proses persepsi tidak lepas dari proses
penginderaan dan proses penginderaan merupakan proses yang
mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi
setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang
mengenai dirinya melalui alat indera. Stimulus yang mengenai
individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan,
sehingga individu menyadari apa yang diinderanya itu”.
Pada tataran yang lebih kompleks, persepsi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan mereka. Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan
mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan
keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat
dikemukakan bahwa persepsi dapat datang dari luar diri individu tetapi
10
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan (Robbins,
2001, hlm. 88).
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah diterima oleh
sistem indera manusia. Persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan
manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan
menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu mengindera objek di
lingkungannya, kemudian ia memproses hasil pengindraan itu sehingga
timbullah makna tentang objek tersebut.
Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi
pikirannya. Artinya, persepsi seseorang akan memungkinkannya untuk
memberi penilaian terhadap suatu kondisi stimulus. Sebagai contoh,
persepsi siswa terhadap perilaku guru di dalam kelas akan
mempengaruhi pikirannya dan menjadikan siswa memberikan penilaian
kepada perilaku guru tersebut.
b. Proses Pembentukan Persepsi
Persepsi mengikuti suatu interaksi rumit yang melibatkan
setidaknya tiga komponen utama (Desmita, 2010, hlm. 120), yaitu:
1) Seleksi
Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap
stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam
kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan
memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentingan dirinya.
Jadi, seleksi perseptual ini tidak hanya bergantung pada determinan-
determinan utama dari perhatian―seperti: intensitas (intensity),
kualitas (quality), kesegeraan (suddenness), kebaruan (novelty),
gerakan (movement), dan kesesuaian (congruity) dengan muatan
kesadaran yang telah ada―melainkan juga bergantung pada minat,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai yang dianut.
11
2) Penyusunan
Penyusunan adalah proses reduksi, mengorganisasikan,
menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam
suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt, manusia
secara alamiah memiliki kecenderungan tertentu dan melakukan
penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek
perseptual. Sejumlah stimulus dari lingkungan cenderung
diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara yang sama.
Berdasarkan pemikiran ini, Gestalt mengajukan beberapa pinsip
tentang kecenderungan-kecenderungan manusia dalam penyusunan
onformasi ini, di antaranya prinsip kemiripan (similarity), prinsip
kedekatan (proximity), prinsip ketertutupan atau kelengkapan
(closure), prinsip searah (direction), dan lain-lain.
3) Penafsiran
Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau
menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk
tingkah laku sebagai respon. Dalam proses ini, individu membangun
kaitan-kaitan antara stimulus yang datang dengan struktur kognitif
yang lama, dan membedakan stimulus yang datang untuk memberi
makna berdasarkan hasil interpretasi yang dikaitkan dengan
pengalaman sebelumnya, dan kemudian bertindak atau bereaksi.
Tindakan ini dapat berupa tindakan bersembunyi (seperti:
pembentukan pendapat dan sikap) dan dapat pula berupa tindakan
terbuka atau perilaku nyata.
c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang
mengubah persepsi. Faktor-faktor ini bisa terletak dalam diri pembentuk
persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks
situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Ketika seorang individu melihat
sebuah target dan berusaha untuk mengintepretasikan apa yang ia lihat,
interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi
12
2) Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif
dalam komunikasi. Dengan sikap defensif, komunikasi interpersonal
akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri
dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi
ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat
terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan,
harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dan juga faktor
situasional seperti perilaku komunikasi orang lain.
3) Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya
dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Brooks dan Emmert (1977) menjelaskan karakteristik orang yang
terbuka, yaitu menilai pesan secara objektif dengan menggunakan
data dan keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat
nuansa; berorientasi pada isi; mencari informasi dari berbagai
sumber; lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah
kepercayaannya; dan mencari pengertian pesan yang tidak sesuai
dengan rangkaian kepercayaaannya.
4. Hubungan Interpersonal Guru dan Siswa
a. Model Hubungan Interpersonal Guru-Siswa
Wubbels & Levy (1993) dalam Van Petergem, dkk. (2005, hlm.
34) mengemukakan bahwa mengajar adalah aktivitas yang sangat
kompleks yang dipengaruhi oleh materi pelajaran, waktu yang tersedia,
karakter guru, karakter peserta didik, sumber daya, khususnya
kompetensi pedagogik, perspektif metodologi pengajaran, dan
perspektif antar pribadi yang berfokus pada hubungan interpersonal
guru-siswa.
Hubungan interpersonal guru-siswa merupakan aspek penting
dalam komunikasi yang terjadi di dalam kelas. Pengamatan pada
pengajaran yang sukses pasti bergantung pada interaksi yang baik
21
Dominance (D)
Influence
Proximity
Opposition (O) Cooperation (C)
Submission (S)
bahwa guru biologi di Turki dipersepsi lebih tinggi pada dimensi pengaruh
daripada guru di Belanda. Guru kimia di Turki dipersepsi lebih
mendominasi ketika di dalam kelas, sedangkan guru Fisika di Turki
dipersepsi memiliki efek pengaruh terhadap siswa meski tidak sebesar guru
biologi dan guru kimia. Sedangkan untuk profil guru yang teridentifikasi,
guru kimia di Turki dipersepsi dengan dengan tiga urutan persentase
terbesar yaitu profil toleran/otoriatif sebesar 41,8%, otoritatif sebesar 38%
dan direktif sebesar 17%. Sedangkan guru kimia di Belanda dipersepsi
dengan profil toleran sebesar 30%, ragu-ragu/toleran sebesar 21%, dan
toleran/otoritatif sebesar 19%.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Maulana, Marie-Christine
Opdenakker, Perry den Brok, dan Roel Bosker, berjudul “Teacher-Student
Interpersonal Relationship in Indonesia: Profiles and Importance to
Student Motivation”, yang dimuat dalam Asia Pasific Journal of Education
Vol. 31, No. 1, hal. 33-49, Maret 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa siswa memersepsi guru memiliki perilaku yang kooperatif
(kepemimpinan, membantu/ramah, dan memahami) daripada perilaku
memusuhi (ragu-ragu, tidak puas, menegur). Namun para siswa juga
menilai guru mereka memiliki perilaku yang ketat. Pada level dimensi,
siswa memersepsi guru mereka memiliki perilaku yang cukup tinggi pada
dimensi dominasi dan kerjasama. Terkait motivasi siswa dalam
pembelajaran di kelas, perilaku guru yang tinggi pada dimensi kedekatan
berhubungan positif dengan motivasi intrinsik, sedangkan pada dimensi
pengaruh berhubungan positif dengan motivasi ekstrinsik siswa. Penelitian
ini juga mengidentifikasi profil guru Indonesia yang merupakan kombinasi
dari guru direktif dan guru otoritatif.
5. Penelitian yang dilakukan oleh R. Maulana, M. C. J. L. Opdenakker, P. Den
Brok dan R. J. Bosker, berjudul “Teacher-Student Interpersonal
Relationship in Indonesian Lower Secondary Education: Teacher and
Student Perceptions”, yang dimuat dalam Jurnal Learning Environment
Research yang diterbitkan oleh Springer Science+Business Media B.V.,
32
Vol. 15, hal. 251-271, tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
guru di Indonesia dipersepsi memiliki perilaku pada level dimensi pengaruh
yang sama dengan guru di Amerika Serikat, Australia dan Singapore. Di sisi
lain, hasil pada dimensi kedekatan sama dengan guru di Belanda dan
Amerika Serikat. Sedangkan pada dimensi dominasi yang lebih rendah
dibandingkan guru di Brunei dan lebih rendah pada dimensi kerja sama
dibandingkan guru di Australia, Singapore, Brunei dan Turki.
6. Penelitian yang dilakukan oleh C. Reid dan D. Fisher, berjudul “Teacher
Interpersonal Behaviour: Its Influence on Student Motivation in Science”,
yang dimuat dalam Proceedings of the Fifth International Conference on
Science, Mathematics and Technology Education Udon Thani, Thailand
(pp. 437-445), tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru
sains yang memiliki perilaku kepemimpinan, membantu/bersahabat,
pengertian dan memberikan tanggung jawab dan kebebasan pada siswa
memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi siswa dalam pencapaian
hasil belajar pada mata pelajaran sains.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Susanti, berjudul “Hubungan Interaksi
Interpersonal Guru Biologi dan Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMAN 1 Purwareja Klampok Banjarnegara”, yang disusun sebagai
skripsi di Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Semarang, tahun 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara interaksi interpersonal guru Biologi dan siswa
dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menyarankan agar guru
mengetahui bagaimana cara pandang siswa terhadap interaksinya dengan
guru dan mengevaluasi serta mengambil sikap supaya dapat memberi
motivasi dengan baik.
33
C. Kerangka Berpikir
Menarik kesimpulan.
Banyaknya
No. Nama Sekolah Keterangan
Siswa
SMAN 1 Kota Laki-laki : 9 siswa
1 34 siswa
Tangerang Selatan Perempuan : 25 siswa
SMAN 3 Kota Laki-laki : 38 siswa
2 107 siswa
Tangerang Selatan Perempuan : 69 siswa
SMAN 4 Kota Laki-laki : 21 siswa
3 65 siswa
Tangerang Selatan Perempuan : 44 siswa
SMAN 8 Kota Laki-laki : 26 siswa
4 44 siswa
Tangerang Selatan Perempuan : 18 siswa
SMAN 10 Kota Laki-laki : 33 siswa
5 101 siswa
Tangerang Selatan Perempuan : 68 siswa
SMA
Laki-laki : 11 siswa
6 Muhammadiyah 32 siswa
Perempuan : 21 siswa
25 Pamulang
SMA
Laki-laki : 4 siswa
7 Muhammadiyah 8 17 siswa
Perempuan : 13 siswa
Ciputat
SMA Triguna Laki-laki : 8 siswa
8 24 siswa
Utama Perempuan : 16 siswa
Laki-laki : 16 siswa
9 SMA Darussalam 25 siswa
Perempuan : 9 siswa
Laki-laki : 10 siswa
10 SMA Dua Mei 23 siswa
Perempuan : 13 siswa
Laki-laki : 176 siswa
Jumlah 472 siswa
Perempuan : 296 siswa
Item Jumlah
No. Skala Perilaku Deskripsi
soal soal
1. DC Leadership Sejauh mana guru
(Kepemimpinan) memimpin kelas. 1, 2 2
“... lead, ... mengorganisasikan
organize, 3, 4 2
kelas.
determine ... menentukan prosedur.
procedure, 5, 6 2
structure the ... menyusun situasi kelas
classroom 7, 8, 9 3
situation”.
2. CD Sejauh mana guru
Helpful/Friendly membantu siswa. 10, 11 2
(Membantu/Bers
ahabat) ... bisa membuat lelucon.
12, 13 2
“... assist, be able
to make a joke, ... berperilaku ramah
behave in a terhadap siswa.
14, 15 2
friendly
manner”.
3. CS Sejauh mana guru
Understanding mendengarkan siswa 16, 17 2
(Pengertian) dengan penuh perhatian.
“... listen with ... berempati. 18, 19 2
interest, ... menunjukkan
emphatize, show keyakinan dan 20, 21 2
pengertian.
40
Item Jumlah
No. Skala Perilaku Deskripsi
soal soal
confidence and
understanding”.
4. SC Student Sejauh mana guru
Freedom memberikan kesempatan 22, 23,
(Memberi kepada siswa untuk 3
24
Tanggung bekerja mandiri.
jawab/Kebebasa
n siswa) ... memberikan kebebasan
“... give dan tanggung jawab pada
opportunity for siswa.
25, 26,
independent 3
27
work, give
freedom and
responsibility”.
5. SO Uncertain Sejauh mana guru 28*,
(Ragu-ragu) berperilaku ragu-ragu. 29*, 3
“...Behave in an 30*
uncertain ... mengakui sebagai
manner, admit orang yang bersalah. 31*,
2
one is in the 32*
wrong”.
6. OS Dissatisfied Sejauh mana guru
33*,
(Tidak puas) menunjukkan 2
34*
“... express ketidakpuasan.
dissatisfaction, ... tampak kecewa 35*,
looks 2
terhadap siswa. 36*
dissappointed, ... mencela/mengkritik 37*,
criticize”. 2
38*
7. OD Sejauh mana guru 39*,
2
Admonishing gampang marah. 40*
(Menegur) ... menunjukkan ekspresi
41*,
“... get angry, terganggu dan 2
42*
express irritation kemarahan.
and anger, ... selalu mengkoreksi 43*,
correct, punish”. 2
siswa. 44*
... suka
menghukum/menyiksa 45* 1
siswa.
8. DO Strict Sejauh mana guru 46*,
(Disiplin) menjaga keheningan. 47*, 3
“...maintain 48*
silence, check, ... memeriksa siswa. 49*,
2
judge, exact 50*
41
Item Jumlah
No. Skala Perilaku Deskripsi
soal soal
norms and set ... menilai siswa. 51*,
2
rules”. 52*
... menerapkan norma dan
53* 1
aturan yang tepat.
* Pernyataan negatif
𝑵 𝚺𝒙𝒚 − (𝚺𝒙)(𝚺𝒚)
𝒓𝒙𝒚 =
√{𝑵𝚺𝒙𝟐 − (𝚺𝒙)𝟐 }{𝑵𝚺𝒚𝟐 − (𝚺𝒚)𝟐 }
Keterangan:
terdapat 17 item pernyataan yang tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid
adalah yang memiliki r hitung lebih kecil dari r tabel untuk jumlah responden
sebanyak 70 dengan taraf signifikasi 5% (r tabel = 0,235). Item-item pernyataan
yang tidak valid digugurkan dan item pernyataan yang valid masih cukup
mewakili masing-masing indikator yang ingin diungkapkan, sehingga
instrumen penelitian ini masih layak digunakan.
Item Jumlah
No. Skala Perilaku Deskripsi
soal soal
“... give ... memberikan
opportunity for kebebasan dan
25, 26,
independent work, tanggung jawab pada 3
27
give freedom and siswa.
responsibility”.
5. SO Uncertain Sejauh mana guru 28*,
(Ragu-ragu) berperilaku ragu-ragu. 29*, 3
“...Behave in an 30*
uncertain manner, ... mengakui sebagai
admit one is in the orang yang bersalah. 32* 1
wrong”.
6. OS Dissatisfied Sejauh mana guru
33*,
(Tidak puas) menunjukkan 2
34*
“... express ketidakpuasan.
dissatisfaction, ... tampak kecewa 35*,
looks terhadap siswa. 2
36*
dissappointed, ... mencela/mengkritik 37*,
criticize”. 38*
2
7. OD Admonishing Sejauh mana guru
(Menegur) selalu mengkoreksi 44* 1
“...correct, siswa.
punish”. ... suka
menghukum/menyiksa 45* 1
siswa.
8. DO Strict Sejauh mana guru 46*,
(Disiplin) menjaga keheningan. 47*, 3
“...maintain 48*
silence, check.’. ... memeriksa siswa. 49*,
2
50*
* Pernyataan negatif
Setelah dilakukan uji validitas, pada item pernyataan yang telah valid
dilakukan uji reliabilitas. Instrumen dikatakan reliabel (dapat dipercaya) jika
memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2014, hlm. 157). Untuk menguji reliabilitas dalam instrumen
penelitian ini digunakan rumus koefisien Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan
perangkat lunak SPSS versi 20 for windows. Adapun rumus yang digunakan
untuk mengukur reliabilitas instrumen di atas adalah sebagai berikut.
45
𝒌 𝚺𝑺𝟏
𝒓𝟏𝟏 = ( ) (𝟏 − )
𝒌−𝟏 𝑺𝟏
Keterangan:
r11 = Nilai Reliabilitas
ΣS1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
S1 = Varians total
k = Jumlah item
(Riduwan, 2013, hlm. 115)
Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak adalah
dengan mengkonsultasikannya dengan harga kritik atau standar reliabilitas.
Harga kritik indeks reliabilitas instrumen adalah 0,7. Menurut Kaplan (1982)
suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha
sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2014, hlm. 165).
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rumus koefisien Alpha
(Cronbach’s) dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 20 for windows yang
telah dikurangi dengan item pernyataan yang tidak valid, diperoleh nilai Alpha
(Cronbach’s) sebesar r11 = 0,822. Dengan demikian diketahui bahwa instrumen
tersebut reliabel.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami yang dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Sugiyono, 2006, hlm. 274).
Penelitian ini bermaksud mencari tingkat hubungan interpersonal guru-
siswa pada mata pelajaran kimia di kelas XI IPA di SMA Negeri dan SMA
Swasta di Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2015/2016, menganalisis
perilaku dan profil interpersonal guru kimia yang teridentifikasi berdasarkan
46
∑(𝒙𝒊 − 𝒙
̅) 𝟐
𝒔=√
𝒏
Keterangan:
s : Standar deviasi (simpangan baku)
Σ : Epsilon (baca jumlah)
xi : Nilai x ke i sampai ke n
𝑥̅ : Rata-rata
47
n : Jumlah sampel
Untuk mengetahui kecenderungan variabel hubungan interpersonal
guru-siswa digunakan skor rata-rata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi).
1
Untuk menghitung skor rata-rata ideal (Mi) digunakan rumus (skor tertinggi
2
1
+ skor terendah) dan simpangan baku ideal (SDi) digunakan rumus (skor
6
tertinggi – skor terendah) (Sya’ban, 2005, hlm. 15). Kecenderungan skor tiap
variabel dibagi menjadi empat kelompok (Sudijono, 2006, hlm. 174-175) yaitu:
Tabel 3.6 Kategori Kecenderungan Variabel Hubungan Interpersonal
Guru-Siswa
Interval Skor Kategori
> Mi + 1,5 SDi Sangat Baik
Mi s.d Mi + 1,5 SDi Baik
Mi – 1,5 SDi s.d. < Mi Cukup Baik
< Mi – 1,5 SDi Tidak Baik
2. Peta konstruk item soal, dalam hal ini berupa item pernyataan yang
menunjukkan pola jawaban yang diberikan siswa terhadap masing-masing
skala perilaku interpersonal guru yang terukur dari kategorisasi item
pernyataan yang mudah ke item pernyataan yang sulit untuk dijawab
(dipersepsi) oleh siswa.
Selain menampilkan peta konstruk perilaku interpersonal guru,
penelitian ini juga menyajikan analisis deskriptif perilaku interpersonal guru
berupa data rata-rata (mean) dari tiap variabel yang terukur. Selanjutnya data
yang diperoleh dicari presentasenya dengan menggunakan rumus (Riduwan,
2013, hlm. 89):
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
Adapun untuk mendapatkan profil interpersonal guru, dilakukan
pemetaan persentase tiap variabel perilaku ke dalam representasi grafis dengan
menggunakan radar chart dan bantuan perangkat lunak AutoCad 2016. Hasil
yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan delapan profil perilaku
interpersonal guru menurut Wubbels, dkk. (2006).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian berupa analisis deskriptif
tentang perilaku interpersonal guru kimia berdasarkan persepsi siswa dan
pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Kecenderungan Hubungan Interpersonal Guru Kimia dan Siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Tangerang Selatan
Data hasil survei 36 item pernyataan hubungan interpersonal guru
kimia dan siswa kepada 472 siswa kelas XI IPA di 5 Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri dan 5 SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan
dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak Winsteps versi 3.73 for
windows. Hasil analisis data hubungan interpersonal guru-siswa menurut
persepsi siswa dirangkum pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Hubungan Interpersonal Guru Kimia
dan Siswa
Hubungan Interpersonal Guru Kimia
Sampel Penelitian dan Siswa
Rata-rata (Mean) Persentase (%)
SMA Negeri dan Swasta 106 58,9
SMA Negeri 104,9 58,3
SMA Swasta 109 60,6
72 s.d. Cukup
3 251 53,18 196 55,84 55 45,45
< 108 Baik
Tidak
4 < 72 0 0 0 0 0 0
Baik
kategori tidak baik. Data yang diperoleh dari angket yang disebarkan pada
121 responden menunjukkan bahwa hubungan interpersonal guru-siswa
diperoleh rata-rata sebesar 109 terletak pada kelas interval skor (108 s.d.
144) dengan kategori baik, sehingga disimpulkan bahwa hubungan
interpersonal guru-siswa pada pembelajaran kimia kelas XI IPA Tahun
Ajaran 2015/2016 di SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan berada pada
kategori baik.
Persentase hubungan interpersonal guru-siswa di SMA di Kota
Tangerang Selatan disajikan dalam diagram grafik di bawah ini.
65 60.6
58.9 58.3
60
55
50
Persentase (%)
64.4
63.1 63.1
65
59.6 59.3 59.6 59.8
60 56.8
55.4 54.9
55
50
Persentase (%)
interval skor (21 s.d. 28,05) dengan kategori tinggi dan perolehan
persentase sebesar 79,7%.
2) Sumbu Dimensi Perlawanan (Opposition)
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data terhadap 8
item pernyataan dimensi perlawanan guru kimia kimia (lihat pada
Lampiran 24 dan 25) diketahui bahwa skor tingkat kerjasama guru
kimia terhadap siswa SMA di Kota Tangerang Selatan diperoleh
rata-rata sebesar 18 terletak pada kelas interval skor (16,05 s.d. < 24)
dengan kategori cukup tinggi dan perolehan persentase sebesar
45,0%. Pada guru kimia di SMA Negeri diperoleh rata-rata sebesar
18 terletak pada kelas interval skor (16,05 s.d. < 24) dengan kategori
cukup tinggi dan perolehan persentase sebesar 45,0%. Pada guru
kimia di SMA Swasta diperoleh rata-rata sebesar 17,8 terletak pada
kelas interval skor (16,05 s.d. < 24) dengan kategori cukup tinggi
dan perolehan persentase sebesar 44,5%.
Secara umum, hasil analisis menunjukkan bahwa guru kimia di
SMA di Kota Tangerang Selatan dipersepsi siswa cukup mendominasi
(67,1%) dan sangat bekerja sama (75,1%) dengan siswa di dalam kelas,
sebagaimana yang ditunjukkan pada diagram grafik di bawah ini.
75.1
80.0 67.1
49.6 45.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Dominasi Kepatuhan Kerjasama Perlawanan
Persentase (%)
40.0
20.0
0.0
Dominasi Kepatuhan Kerjasama Perlawanan
Persentase (%)
interval skor (12 s.d. < 18) dengan kategori cukup tinggi dan perolehan
persentase sebesar 59,7%. Pada guru kimia di SMA Negeri diperoleh
rata-rata sebesar 18 terletak pada kelas interval skor (18 s.d. 24) dengan
kategori tinggi dan perolehan persentase sebesar 60,0%. Pada guru
kimia di SMA Swasta diperoleh rata-rata sebesar 17,7 terletak pada
kelas interval skor (12 s.d. < 18) dengan kategori cukup tinggi dan
perolehan persentase sebesar 59,0%.
e. Perilaku Ragu-Ragu (SO)
Perilaku ragu-ragu (uncertain behaviour) dideskripsikan dengan
bersikap merendah, meminta maaf, menunggu dan melihat bagaimana
arah proses pembelajaran dan mengakui kesalahan.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data terhadap 4 item
pernyataan perilaku ragu-ragu (lihat pada Lampiran 34 dan 35)
diketahui bahwa skor perilaku ragu-ragu guru kimia terhadap siswa
SMA di Kota Tangerang Selatan diperoleh rata-rata sebesar 6,9 terletak
pada kelas interval skor (< 7,95) dengan kategori rendah dan perolehan
persentase sebesar 34,5%.
f. Perilaku Tidak Puas (OS)
Perilaku tidak puas (dissatisfied behaviour) dideskripsikan
dengan menunggu siswa diam, mempertimbangkan pendapat pro dan
kontra, diam, menunjukkan ketidakpuasan, terlihat murung, bertanya-
tanya/ragu, dan mencela.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data terhadap 6 item
pernyataan perilaku tidak puas (lihat pada Lampiran 36 dan 37)
diketahui bahwa skor perilaku tidak puas guru kimia terhadap siswa
SMA di Kota Tangerang Selatan diperoleh rata-rata sebesar 14,1
terletak pada kelas interval skor (12 s.d. < 18) dengan kategori cukup
tinggi dan perolehan persentase sebesar 47,0%. Pada guru kimia di SMA
Negeri diperoleh rata-rata sebesar 14 terletak pada kelas interval skor
(12 s.d. < 18) dengan kategori cukup tinggi dan perolehan persentase
sebesar 46,7%. Pada guru kimia di SMA Swasta diperoleh rata-rata
60
sebesar 14,3 terletak pada kelas interval skor (12 s.d. < 18) dengan
kategori cukup tinggi dan perolehan persentase sebesar 47,7%.
g. Perilaku Menegur (OD)
Perilaku menegur (admonishing behaviour) dideskripsikan
dengan gampang marah, memberikan siswa tugas, menampilkan
ekspresi terganggu dan kemarahan, melarang siswa, selalu ingin benar,
dan suka menghukum.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data terhadap 2 item
pernyataan perilaku menegur (lihat pada Lampiran 38 dan 39) diketahui
bahwa skor perilaku menegur guru kimia terhadap siswa SMA di Kota
Tangerang Selatan diperoleh rata-rata sebesar 3,9 terletak pada kelas
interval skor (< 4,05) dengan kategori rendah dan perolehan persentase
sebesar 39,0%. Pada guru kimia di SMA Negeri diperoleh rata-rata
sebesar 4,1 terletak pada kelas interval skor (4,05 s.d. < 6) dengan
kategori cukup tinggi dan perolehan persentase sebesar 41,0%. Pada
guru kimia di SMA Swasta diperoleh rata-rata sebesar 3,6 terletak pada
kelas interval skor (< 4,05) dengan kategori rendah dan perolehan
persentase sebesar 36,0%.
h. Perilaku Disiplin (DO)
Perilaku disiplin (strict behaviour) dideskripsikan dengan
menjaga kendali yang ketat, memeriksa, menghakimi, menjaga kelas
tetap diam, mempertahankan keheningan, bersikap tegas/disiplin,
menetapkan aturan dan norma-norma yang tepat.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data terhadap 5 item
pernyataan perilaku disiplin (lihat pada Lampiran 40 dan 41) diketahui
bahwa skor perilaku disiplin guru kimia terhadap siswa SMA di Kota
Tangerang Selatan diperoleh rata-rata sebesar 13,5 terletak pada kelas
interval skor (10,05 s.d. < 15) dengan kategori cukup tinggi dan
perolehan persentase sebesar 54,0%. Pada guru kimia di SMA Negeri
diperoleh rata-rata sebesar 13,4 terletak pada kelas interval skor (10,05
s.d. < 15) dengan kategori cukup tinggi dan perolehan persentase
61
78 77.5
72
80 59.7
54
60 47
34.5 39
40
20
0
Persentase (%)
SMA Negeri. Sedangkan pada perilaku ragu-ragu, baik guru kimia di SMA
Negeri dan guru kimia SMA Swasta memiliki persentase sama besar,
meskipun masih terkategori rendah. Perbandingan persentase perilaku
interpersonal guru kimia berdasarkan level skala perilaku untuk SMA
Negeri dan SMA Swasta disajikan dalam diagram grafik di bawah ini.
100
82.7 81
76.3 76 78
80 70
60 59
53.655.2
60 46.747.7
41
34.534.5 36
40
20
Persentase (%)
dengan kode “SC”, skala perilaku ragu-ragu dengan kode “SO”, skala
perilaku tidak puas dengan kode “OS”, skala perilaku menegur dengan kode
“OD”, dan skala perilaku disiplin dengan kode “DO”. Kedelapan indikator
tersebut terdapat di sebelah kanan pada peta konstruk, sedangkan pada
sebelah kiri peta konstruk menjelaskan tingkat abilitas skor hubungan
interpersonal guru-siswa yang diurutkan berdasarkan skala logit. Semakin
tinggi posisi siswa yang telah diurutkan berdasarkan nilai logit, maka
semakin besar pula skor hubungan interpersonal yang dipersepsikan.
Sedangkan pada bagian kanan peta konstruk, semakin tinggi posisi item
pernyataan, semakin rendah tingkat kesukaran responden (siswa) untuk
menjawab item pernyataan tersebut, begitupula sebaliknya.
Pada Gambar 4.8, hasil peta konstruk hubungan interpersonal guru-
siswa menunjukkan terdapat beberapa perilaku interpersonal guru kimia
yang mudah dipersepsi oleh siswa SMA di Kota Tangerang Selatan, di
antaranya yaitu perilaku membantu/bersahabat (CD), perilaku pengertian
(CS), dan perilaku kepemimpinan (DC). Hal ini dikarenakan posisi item
pernyataan berada di atas logit 0, yang menandakan bahwa perilaku guru
tersebut memiliki skor yang lebih banyak dibanding perilaku lainnya. Peta
konstruk di atas juga menunjukkan perilaku interpersonal guru yang agak
sulit dipersepsi oleh siswa terhadap guru kimia mereka dan memiliki nilai
logit di bawah 0, yaitu perilaku menegur (OD) dan perilaku ragu-ragu (SO).
Pada sisi bagian kiri dari peta konstruk menunjukkan posisi
responden (siswa) yang disimbolkan dengan tanda ‘#’ dan ‘.’. Posisi siswa
berada di antara logit -2 sampai 2. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
interpersonal guru-siswa memiliki skor yang bervariasi dari paling rendah
hingga paling tinggi. Pemaparan tiap skala perilaku interpersonal guru akan
dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
a. Perilaku Kepemimpinan (DC)
Perilaku kepemimpinan (leadership behaviour) dideskripsikan
dengan memperhatikan apa yang terjadi di kelas, memimpin,
mengorganisasikan, memberi perintah, menetapkan tugas, menentukan
66
D
100
78
O-D 80 D-C
60 77.5
54
40
20
O 39 0 72 C
47 34.5 59.67
S-O C-S
D
100.0
O-D 80.076.3 D-C
60.0 76.0
54 40.0
20.0
O 41 0.0 70 C
47 34.5 60.00
S-O C-S
D
100.0
82.7
O-D 80.0 D-C
60.0 81.0
55 40.0
20.0
O 36 0.0 78 C
48 34.5 59.00
S-O C-S
B. Saran
Sebagai bahan tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Persepsi siswa kadang tidak menampakan kondisi lingkungan kelas yang
sebenarnya karena faktor-faktor pada diri pemersepsi. Penelitian lanjutan
yang disertai dengan observasi kelas, wawancara atau analisis berdasarkan
persepsi guru perlu dilakukan untuk memvalidasi hasil temuan pada
penelitian ini.
2. Tingginya perilaku kepemimpinan, membantu/bersahabat, dan pengertian
yang diperoleh dalam hasil penelitian ini tidak serta merta dapat
menjelaskan bahwa guru kimia mampu memotivasi dan membuat siswa
menyukai dan berhasil dalam pelajaran kimia, sehingga perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mengkonfirmasi hal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Diakses dari
http://www.bsnp-indonesia.org/../Standar_Isi.pdf pada tanggal 8 September
2016.
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
Den Brok, P., Fisher, D., & Koul, R. (2005). The Importance of Teacher
Interpersonal Behaviour for Secondary Science Students' Attitudes in
Kashmir. Journal of Classroom Interaction Vol. 40, No. 2, 5-19.
Reid, C., & Fisher, D. (2008). Teacher Interpersonal Behaviour: Its Influence on
Student Motivation in Science. Proceedings of the Fifth International
Conference on Science, Mathematics and Technology Education Udon
Thani, Thailand (pp. 437-45). Perth: Key Centre for School Science and
Mathematics.
Sya’ban, A. (2005). Teknik Analisis Data Penelitian: Aplikasi Program SPSS dan
Teknik Menghitungnya. Pelatihan Metode Penelitian Universitas Prof.
Dr. Hamka, pp. 1-69.
Sumintono, B., & Widhiarso, W. (2014). Aplikasi Model Rasch Untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial Edisi Revisi. Cimahi: Tri Komunikata Publishing House.
Identitas Responden
PETUNJUK PENGISIAN
Angket ini berisi tentang bagaimana kondisi lingkungan belajar yang kamu alami PADA
SAAT INI serta bagaimana perilaku dan interaksi guru mata pelajaran kimia di kelasmu.
Bacalah semua pertanyaan dengan seksama kemudian jawablah pilihan yang sesuai dengan
kondisimu dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang kamu berikan akan dijaga kerahasiaannya
dan tidak akan dilihat oleh guru atau siapapun juga di sekolahmu.
Lingkarilah angka yang kamu anggap paling sesuai dengan kondisimu. Apabila kamu ingin
mengganti jawaban yang sudah kamu lingkari, berilah tanda garis dua (═) pada jawaban
awalmu itu, lalu lingkarilah pilihan lain.
Contoh:
Di bawah ini adalah pernyataan mengenai interaksi antara guru kimia dengan kelasmu. Berikan
untuk setiap pernyataan, mana yang paling sesuai dengan kondisi guru di kelasmu selama
pelajaran berlangsung. Lingkarilah pilihan yang sesuai antara 1 (Tidak pernah) sampai 5
(Selalu) di kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
TP = Tidak pernah
JR = Jarang
KK = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
Skala Interaksi guru
No. Pernyataan
TP JR KK SR SL
Guru ini adalah seorang pemimpin
1. 1 2 3 4 5
yang baik.
Identitas Responden
PETUNJUK PENGISIAN
Angket ini berisi tentang bagaimana kondisi lingkungan belajar yang kamu alami PADA
SAAT INI serta bagaimana perilaku dan interaksi guru mata pelajaran kimia di kelasmu.
Bacalah semua pertanyaan dengan seksama kemudian jawablah pilihan yang sesuai dengan
kondisimu dengan sejujur-jujurnya. Jawaban yang kamu berikan akan dijaga kerahasiaannya
dan tidak akan dilihat oleh guru atau siapapun juga di sekolahmu.
Lingkarilah angka yang kamu anggap paling sesuai dengan kondisimu. Apabila kamu ingin
mengganti jawaban yang sudah kamu lingkari, berilah tanda garis dua (═) pada jawaban
awalmu itu, lalu lingkarilah pilihan lain.
Contoh:
Di bawah ini adalah pernyataan mengenai interaksi antara guru kimia dengan kelasmu. Berikan
untuk setiap pernyataan, mana yang paling sesuai dengan kondisi guru di kelasmu selama
pelajaran berlangsung. Lingkarilah pilihan yang sesuai antara 1 (Tidak pernah) sampai 5
(Selalu) di kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
TP = Tidak pernah
JR = Jarang
KK = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
Skala Interaksi guru
No. Pernyataan
TP JR KK SR SL
Guru tahu semua hal yang terjadi di
1. 1 2 3 4 5
dalam kelas.
Ketika guru masuk kelas, siswa
2. 1 2 3 4 5
harus memberi salam.
Guru memberikan langkah-langkah
3. 1 2 3 4 5
mengerjakan tugas kepada siswa.
Guru dapat menarik perhatian siswa
4. 1 2 3 4 5
dalam mengajar.
N %
Valid 70 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 70 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.822 36
Lampiran 16. Data Hasil Perhitungan Statistik Hubungan Interpersonal Guru-Siswa Pada Mata
Pelajaran Kimia
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Hubungan Interpersonal Guru-Siswa Pada Mata Pelajaran
Kimia di SMA di Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.3 sekolah negeri atau swasta ZOU501WS.TXT Oct 18 7:57 2016
INPUT: 472 Person 36 Item REPORTED: 472 Person 36 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Hubungan Interpersonal Guru-Siswa Pada Mata Pelajaran
Kimia di SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.4 sekolah negeri atau swasta ZOU501WS.TXT Oct 18 7:57 2016
INPUT: 472 Person 36 Item REPORTED: 472 Person 36 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Hubungan Interpersonal Guru-Siswa Pada Mata Pelajaran
Kimia di SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.5 sekolah negeri atau swasta ZOU501WS.TXT Oct 18 7:57 2016
INPUT: 472 Person 36 Item REPORTED: 472 Person 36 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Dominasi Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
TABLE 28.3 dominance 36 ZOU319WS.TXT Oct 20 17:13 2016
INPUT: 472 Person 11 Item REPORTED: 472 Person 11 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Dominasi Guru Kimia SMA Negeri di Kota Tangerang
Selatan
TABLE 28.4 dominance 36 ZOU319WS.TXT Oct 20 17:13 2016
INPUT: 472 Person 11 Item REPORTED: 472 Person 11 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Dominasi Guru Kimia SMA Swasta di Kota Tangerang
Selatan
TABLE 28.5 dominance 36 ZOU319WS.TXT Oct 20 17:13 2016
INPUT: 472 Person 11 Item REPORTED: 472 Person 11 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kepatuhan Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kepatuhan Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
TABLE 28.4 submission 36 ZOU310WS.TXT Oct 20 17:19 2016
INPUT: 472 Person 10 Item REPORTED: 472 Person 10 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kepatuhan Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kerjasama Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kerjasama Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
TABLE 28.4 Dimensi Kerja sama ZOU970WS.TXT Oct 20 17:16 2016
INPUT: 472 Person 7 Item REPORTED: 472 Person 7 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Kerjasama Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
TABLE 28.5 Dimensi Kerja sama ZOU970WS.TXT Oct 20 17:16 2016
INPUT: 472 Person 7 Item REPORTED: 472 Person 7 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Perlawanan Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Perlawanan Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Tingkat Perlawanan Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Kepemimpinan Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Kepemimpinan Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Kepemimpinan Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Membantu/Bersahabat Guru Kimia SMA di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Membantu/Bersahabat Guru Kimia SMA Negeri di
Kota Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Membantu/Bersahabat Guru Kimia SMA Swasta di
Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.5 helpful 36 ZOU616WS.TXT Oct 20 16:41 2016
INPUT: 472 Person 4 Item REPORTED: 472 Person 4 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Pengerian Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Pengertian Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Pengertian Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Memberi Kebebasan/Tanggung Jawab pada Siswa
oleh Guru Kimia SMA di Kota Tangerang Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Memberi Kebebasan/Tanggung Jawab pada Siswa
oleh Guru Kimia SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Memberi Kebebasan/Tanggung Jawab pada Siswa
oleh Guru Kimia SMA Swasta di Kota Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Ragu-ragu Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Ragu-ragu Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Ragu-ragu Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Tidak Puas Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Tidak Puas Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Tidak Puas Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Menegur Guru Kimia SMA di Kota Tangerang
Selatan
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Menegur Guru Kimia SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
TABLE 28.4 admonishing 36 ZOU195WS.TXT Oct 20 17:07 2016
INPUT: 472 Person 2 Item REPORTED: 472 Person 2 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Menegur Guru Kimia SMA Swasta di Kota
Tangerang Selatan
TABLE 28.5 admonishing 36 ZOU195WS.TXT Oct 20 17:07 2016
INPUT: 472 Person 2 Item REPORTED: 472 Person 2 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 1. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Disiplin Guru Kimia SMA di Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.3 strict 36 ZOU857WS.TXT Oct 20 17:11 2016
INPUT: 472 Person 5 Item REPORTED: 472 Person 5 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 2. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Disiplin Guru Kimia SMA Negeri di Kota Tangerang
Selatan
TABLE 28.4 strict 36 ZOU857WS.TXT Oct 20 17:11 2016
INPUT: 472 Person 5 Item REPORTED: 472 Person 5 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3. Hasil Perhitungan Statistik Perilaku Disiplin Guru Kimia SMA di Kota Tangerang Selatan
TABLE 28.5 strict 36 ZOU857WS.TXT Oct 20 17:11 2016
INPUT: 472 Person 5 Item REPORTED: 472 Person 5 Item 5 CATS WINSTEPS 3.73
--------------------------------------------------------------------------------
2 Siswa ++T
Perilaku Disiplin
||
|| Ket:
B ||
||
DO1: Guru membuat siswa merasa
|| takut selama kegiatan
B || pembelajaran berlangsung.
1 A ++S DO2: Guru suka mengawasi siswa
B || DO3
AAAA BBB T|| untuk mengikuti pelajaran
AAAAAA BBBB || dengan serius.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBB || DO3: Guru tampak serius dalam
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBBBBB S|| DO2 mengajar.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBBBBBB ||
0 AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB ++M DO4: Guru sangat keras menuntut
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB M|| DO4 siswa untuk belajar dan
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBB || mengerjakan tugas.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBB S||
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBB ||
DO5: Guru membuat siswa takut
AAAAAAAAAAAAAAA BBB || masuk kelas jika belum
AAAAAAAAAAA BB T|| DO5 menyelesaikan PR.
-1 AAAA B ++S
AA ||
|| DO1
||
||
||
||
-2 ++T
<less>||<rare>
Keterangan:
A = Siswa SMA Negeri
B = Siswa SMA Swasta
Lampiran 50. Representasi Grafis Profil Guru Tiap Sekolah
Keterangan:
1. Profil Guru SMA N 1 : Otoritatif
2. Profil Guru SMA N 3 : Otoritatif
3. Profil Guru SMA N 4 : Otoritatif
4. Profil Guru SMA N 8 : Membosankan
5. Profil Guru SMA N 10 : Otoritatif
6. Profil Guru SMA Darussalam : Otoritatif
7. Profil Guru SMA Dua Mei : Otoritatif
8. Profil Guru SMA Muhammadiyah 8 : Otoritatif
9. Profil Guru SMA Muhammadiyah 25 : Otoritatif
10. Profil Guru SMA Triguna Utama : Direktif
Lampiran 52.
Surat Ijin Penelitian