You are on page 1of 11

Modul Permainan

Tradisional Provinsi
Aceh
“CEBUNIN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Kelas : II_A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP ANDI MATAPPA
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga modul ini bisa tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang sudah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga modul ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar modul ini si pembaca
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan modul ini, karena keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.

Pangkep, 14 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................................3

A. Permainan Tradisional Aceh.............................................................. Error! Bookmark not defined.


B. Sejarah Permainan Cebunin .............................................................. Error! Bookmark not defined.

C. Permainan Tradisional Cebunin........................................................ Error! Bookmark not defined.

Kesimpulan : ............................................................................................................................................... 10

Saran : ......................................................................................................................................................... 10

3
A. Permainan Tradisional Aceh

Sebanyak 54 nama olahraga dan permainan tradisional yang ada di Provinsi Aceh
dirangkum oleh Drs. Asli Kesuma, salah seorang narasumber pada seminar Permainan
Rakyat yang digelar di Banda Aceh, 3-4 September 2012 oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Aceh.

Ke-54 nama-nama olahraga dan permainan rakyat yang tumbuh dari 7 suku bangsa di
Aceh (Aceh pesisir, Gayo, Alas, Melayu Tamiang, Jamee, Simeulue, dan Kluet) tersebut antara
lain :
30. Jejorosen
1. Meuen Galah 31. Berenep Empan
2. Geulayang Teunang 32. Berkekuren
3. Silat Pelintau 33. Pacu Kude
4. Gatok (Katok) 34. Bebaningen
5. Lomba Perahu Tradisional 35. Kededes
6. Geudeue-Geudeue 36. Asak-asakan
7. Panca 37. Lelumpeten
8. Gasing 38. Kude Mandi
9. Sipak Raga 39. Pangkal
10. Galumbang 40. Dukung
11. Geunteut (Engrang) 41. Gedung
12. Patok Lele Skupang
13. Sepangkal 42. Pak Kemiri
14. King-kingan 43. Terompah
15. Tempi Bambu dan
16. Auh-auh batok
17. Bebilun 44. Beciken
18. Cebunih 45. Rangkam
19. Gegeli 46. Pepilo
20. Merimueng-rimueng 47. Cek Meng
21. Menduwo 48. Cengkerek
22. Meukrueng-krueng 49. Teng-teng Iyek
23. Somsom Batee 50. Berkekucingen
24. Meuheneb 51. Itik-itiken
25. Nebang Kayu 52. Merah Mege
26. Leteb 53. Inen
27. Lehong Maskerning
28. Daboih 54. Atu Belah
29. Nandong

Asli Kesuma meyakini masih banyak olahraga dan permainan rakyat yang belum
terinventaris dan kepada peserta dia berharap agar segera melakukan pendataan sebelum hilang
tergerus zaman modern.

4
B. Sejarah Permainan Cebunin

Cebunin dalam bahasa Alas memiliki arti sembunyi-sembunyian. Permainan Cebunin


merupakan permainan yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kebudayaan suatu
daerah sangat identik dengan keberadaan masyarakat. Permainan Cebunin sebagai bagian dari
kebudayaan Alas berkembang sesuai dengan keberadaan masyarakat suku bangsa Alas.
Permainan ini telah diturunkan dari generasi ke genarasi hingga saat ini. Munculnya permainan
Cebunih tidak diketahui, namun masyarakat suku bangsa Alas sudah muncul dari zaman scbelum
pemerintah kolonial Belanda masuk ke Indonesia. Kala itu, kehidupannya masih nomaden
dengan menganut kepercayaan animisme (Radermacher dalam kemendikbud, 2018).

Permainan ini hanya memerlukan kain penutup mata. Biasanya, masyarakat memainkan
permainan ini saat malam. Sesuatu yang khas dari permainan Cebunih adalah sembunyi.
Sebagian dari pemain harus bersembunyi dan merebut daerah pusat lingkaran. (Kemendikbud,
1998:19)

5
C. Permainan Tradisional Cebunin
Keberadaan sebuah budaya identik dengan keberadaan sebuah masyarakat. Perkembangan
budaya pun mengikuti berkembangnya sebuah kebudayaan. Permainan Rakyat Cebunin sebagai
bagian dari kebudayaan Alas berkembang sesuai dengan keberadaan suku bangsa Alas. Unsur
budaya ini diwariskan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Tidak diketahui kapan tepatnya
budaya ini mulai muncul dan berkembang. Akan tetapi, suku bangsa Alas sudah ada di tanah
Alas jauh sebelum Pemerintah Kolonial Belanda masuk ke Indonesia dimana keadaan penduduk
lembah Alas telah diabadikan dalam sebuah buku yang dikarang oleh seorang bangsa Belanda
bernama Radermacher (1781:8), bila dilihat dari catatan sejarah masuknya Islam ke Tanah Alas,
pada tahun 1325 (Effendy, 1960:26) maka jelas penduduk ini sudah ada walaupun masih
bersifat nomaden dengan menganut kepercayaan animisme.

Manfaat

Manfaat permainan Cebunin sebagai berikut Aspek Fisik : Permainan Cebunin melatih anak untuk bergerak
dengan gesit dan hati-hati. Pergerakan kaki dan tangan sangat dibutuhkan dalam per- mainan ini.

Aspek Emosional : Pada permainan Cebunin, anak diajarkan untuk sabar dan cermat ketika
mereka menjadi regu penjaga. Anak-anak juga dilatih untuk melakukan apa yang sudah menjadi
ketentuan, tidak melakukan ke- curangan.

Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam permainan Cebunin adalah mem- berikan pengalaman kepada
anak untuk terlibat langsung pada kon- sep peningkatan kepekaan hati nurani. Pada saat anak
harus menutupi matanya, maka anak diuji untuk jujur yaitu tidak mengintip. Sclama ber- main,
anak juga diajarkan untuk bermain sportif, tahu apa yang harus dilakukan dan
dipertanggungjawabkan.

Sasaran

Sasaran dari permainan Cebunin adalah kelompok mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya.

Syarat Khusus

Ruang terbuka, tanah lapang di tengah perumahan.

Usia

6
6 – 12 Tahun

Jumlah Pemain

6 – 10 Orang.

Waktu

Dapat dimainkan minimal 1 ronde selama kurang lebih 75 menit/ ronde.

Alat dan Bahan

5-10 Kain penutup mata.

Langkah – Langkah permainan

No Kegiatan Keterangan Durasi

1. Kegiatan Awal Pembukaan 10 menit

1. Salam dan doa

2. Anak menyanyikan lagu daerah Nanggroe Acch


Darussalam ber- judul "Bungong Jeumpa" (lirik asli
dan modifikasi).

Orientasi

1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan sasaran


permainan.
2. Fasilitator menjelaskan permainan dan peraturan
permainan yang akan dimainkan.

7
2. Kegiatan Inti Pembagian kelompok 25 menit

1. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu


kelompok pencari dan penjaga.

2. Kelompok penjaga berada dalam lingkaran besar


atau di luar lingkaran kecil atau daerah bebas
dengan mata tertutup.

3. Kelompok perantau berpencar ke setiap sudut di


sekitar ruang terbuka yang digunakan untuk
bermain.
Aksi Ronde 1
1. Setelah ada suara nggo (sudah), kelompok penjaga
mulai mencari kelompok perantau.

2. Kelompok perantau berusaha ma- suk ke rumah


atau lingkanan kecil.

3. Kelompok penjaga harus di luar lingkaran besar,


kecuali saat ada an- ggota kelompok perantau
yang akan masuk ke rumah. Tahap ini terjadi
kontak fisik antar kelompok, tetapi masih dalam
batas sportivitas.

4. Seluruh anggota kelompok peran- tau memasuki


lingkaran kecil dalam waktu 3 menit.

5. Jika ada scorang dari kelompok per- antau yang


berhasil masuk lingkaran kecil, maka harus
berteriak "Hore!".

6. Jika semua anggota perantau berha- sil memasuki


lingkaran kecil sebe- lum waktu habis, maka
kelompok perantau mendapat skor 1, lalu ber-
gantian posisi antara kelompok per- antau dan
penjaga.
Jika seluruh anggota perantau be- lum dapat
memasuki lingkaran kecil, maka harus bergantian
posisi de- ngan kelompok penjaga tanpa ada

8
yang mendapat skor.

Ronde 2

1. 1. Peraturan dan langkah permainan sama


seperti ronde 1.

9
Kesimpulan :

Permainan cebunin adalah permainan


sembunyi - sembunyian yang biasanya di
mainkan di malam hari. Permainan ini memiliki
manfaat, baik itu dari segi fisik untuk melatih
bergerak gesit dan berhati-hati dan dari segi
emosional untuk sabar dan cermat, serta anak -
anak di latih untuk tidak melakukan kecurangan
dan taat akan ketentuan.

Saran :

Permainan tradisional memang harus disosialisasikan kepada generasi


penerus supaya budaya warisan dari nenek moyang kita yang berupa
permainan tradisional tidak tingal namanya saja yang didengar ditelinga anak-
anak. NamunSaran : juga bisa bagai mana cara bermain permainan
anak-anak
tradisional yang jumlahnya hampir ratusan yang ada di Indonesia. Anak-anak
juga seharusnya bisa membedakan permainan mana yang sekiranya bisa
memberi manfaat bagi dirinya. Bukan asal bermain dan senang namun harus
diperhatikan dampak positif dan negatif dari permainan yang dimainkan
tersebut dan industrialisasi seharusnya tidak hanya memproduksi permainan -
permainan yang modern saja namun juga memproduksi permainan tradisional
dan bisa juga permainan modern yang dimodifikasi dengan permainan
tradisional supaya nilai dan existensi permainan tradisional masi dikenali
dikalangan anak.

Penulis menyadari sepenuhnya jika modul ini masih banyak kesalahan


dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki modul tersebut
penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca.

10
TIM : Kelompok 1 Semester II_A

Penulis : Ria Anugerah

Penyusun :

Rahmanillah
Ria Anugerah
Syamsinar
Kartika Kamaruddin
Nurfadillah Sari
Nisrina Farah Salsabila
Riswandi

Editor : Rahmanillah

Desain Sampul Dan Tata Letak : Rahmanillah, Ria Anugerah

Redaksi : Jl. Andi Mauraga No.70 Pangkep

Cetakan : 14 Juni 2021

11

You might also like