You are on page 1of 9

Nama : Helmy Anwar

NIM : D1A022014
Kelas : A (Agroekoteknologi 2022)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Elis Kartika, M.Si.
Hari/Tanggal : Selasa/19 Maret 2024

MATERI KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN


ABSORBSI DAN TRANSPIRASI

A. Absorbsi
Air adalah salah satu komponen utama penyusun tubuh tanaman. Air memiliki fungsi-
fungsi pokok seperti, sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis, penyusun protoplasma
yang sekaligus memelihara turgor sel, sebagai media dalam proses transpirasi, sebagai pelarut
unsur hara, serta sebagai media translokasi unsur hara, baik di dalam tanah maupun di dalam
jaringan tubuh tanaman. Tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda pada setiap fase
pertumbuhan.
Kapasitas air tersedia perlu ditetapkan agar pemberian air sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pemberian air dengan yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
optimal serta meningkatkan efisiensi pemberian air pada tanaman. Pada tanaman, jika
kekurangan air akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi kerdil, dan perkembangannya
menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama
yang terlihat ialah layunya daun-daun.
Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi
kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranpirasi ini cukup besar dan penyerapan
air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalami kelayuan
sementara (transcient wilting), sedangkan ada pula tanaman yang akan mengalami kelayuan
tetap, yaitu jika keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent (wilting percentage).
Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya
telah mengalami plasmolisis
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan air dan mineral oleh tumbuhan. Setiap hari
tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan proses metabolisme dalam
tubuhnya. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan antara lain air, garam mineral,
oksigen, dan karbon dioksida yang bisa diperoleh dari luar tubuh tumbuhan. Melalui daun,
tumbuhan dapat memperoleh oksigen dan karbon dioksida. Sedangkan melalui ujung akar
dan buluh-buluh akar, air dan garam mineraldiseraptumbuhan ke dalam tubuhnya.
Penyerapan dan pengangkutan zat ini dilakukan oleh jaringan pengangkut yang melewati
berkas pembuluh. Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan
tumbuhan dan air kususnya utuk penyerapan yang dilakukan melalui akar. Meskipun pada
kenyataannya daun dan batang juga memiliki pengaruh yang cukup penting dalam proses
penyerapan air . Proses penyerapan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal
dari air di dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh rambut akar. Air mengalir karena
ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Air tanah mempunyai kepekatan
larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan sel sehingga air tanah dapat masuk ke
rambut akar terjadi (difusi).
Masuknya air dari tanah ke dalam sel-sel akar dilakukan dengan jalan difusi osmosis
dan imbibisi. Berdasarkan hukum yang berlaku juga untuk zat cair dan sekalipun zat padat.
Air berdifusi dari suatu larutan yang encer ke suatu larutan yang lebih pekat, atau dengan kata
lain air berdifusi dari daerah yang devisit tekanan difusinya kecil ke daerah yang defisit
tekanan difusinya besar. Keadaan semacam dapat diamati dalam larutan tanah, pada
umumnya larutan tanah merupakan larutan yang konsentrasinya jauh lebih rendah daripada
konsentrasi larutan yang ada dalam sel-sel akar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai osmosis sel-sel suatu tanaman itu
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan air di dalam tanah. Pada umumnya terdapat
hubungan timbal balik seperti ini. Jika tanah cukup mengandung air maka nilai osmosis sel-
sel suatu tanaman tidak demikian tingginya dibandingkan jika tanah kekurangan air. Jadi
cukup air di dalam tanah menurunkan nilai osmosis, sedangkan kurang air menaikkan nilai
osmosis sel-sel suatu tanaman, bahkan nilai osmosis suatu sel pada siang hari itu berbeda
dengan nilai osmosis pada malam hari. Hal ini sesuai dengan keadaan air pada siang hari dan
pada malam hari. Dengan masuknya air dari tanah kedalam sel-sel akar tentulah terbawa juga
ion-ion yang terdapat di dalam tanah, karena larutan tanah memang mengandung ion-ion.
Pemasukan ion-ion dari tanah kedalam akar itu dipengaruhi oleh suatu hal yang disebut
antagonisme ion yang artinya, bahwa pemasukan ion yang satu mempengaruhi, bahkan
kadang-kadang menentang pemasukkan-pemasukkan ion jenis lain. Misalkan ion-ion Ca2+
meniadakan ion-ion Na+ terhadap kegiatan masuk keluarnya zat tertentu. Konsentrasi ion-ion
Na+ yang agak tinggi menghambat peresapan ion-ion K+ atau ion-ion Ca2+ .
1. Mekanisme Penyerapan
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air mempunyai
peranan sangat penting karena air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam
tubuh makhluk hidup. Air juga digunakan sebagai medium enzimatis. Organ yang menyerap
air.
a. Akar = organ tanaman yang aktif menyerap air
b. Rambut akar paling cepat menyerap air, jumlahnya sedikit, jumlah air yang diserap
sedikit
c. Sel gabus lambat dalam menyerap air, jumlahnya banyak, air yang diserap banyak.
Mekanisme Penyerapan Air Ada 2 yaitu penyerapan aktif dan pasif:
a. Aktif: aktif osmotik dan aktif non osmotik. Absorbsi aktif harus dibedakan dari
transpor aktif seyawa-senyawa yang terlarut melalui membran. Absorpsi aktif terjadi
jika kelembaban tanah itu tinggi dan tumbuhan melangsungkan transpirasi yang
rendah. Dalam kondisi ini, absorbsi air dinyatakan akibat osmosis, walaupun
mekanisme lain mungkin ikut terlibat. Gerakan air kedalam tergantung pada
konsentrasi solut yang lebih tinggi di dalam pembuluh xilem yang mati dibandingkan
dengan yang ada dalam larutan tanah. Gerakan tersebut dikenal sebagai absorbsi aktif
karena bergantung pada kandungan solut dan ketetapan (permeabilitas) sel-sel akar
hidup
b. Pasif: tarikan transpirasi (penggeraknya transpirasi). Bila gerakan air ke dalam
tumbuhan yang mempunyai laju transpirasi yang tinggi, menyangkut perbedaan
tekanan di dalam dan di luar tumbuhan, maka kondisi ini dinamakan absorbsi pasif
karena gaya penyebabnya timbul pada puncak tumbuhan bukan dalam akar. Absorbsi
pasif bergantung pada tarikan transpirasi. Ditinjau dari volume air yang diabsorbsi,
absorbsi pasif jauh lebih penting daripada absorbsi aktif, dan boleh jadi mencakup
sekitar 98 % dari jumlah gerakan air ke dalam akar. Bila tumbuhan mengalami
transpirasi yang tinggi, pengambilan air berlangsung melalui absorbsi pasif. Pada
konsisi tersebut, absorbsi aktif tidak berfungsi karena gerakan air yang cepat melalui
akar akan menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbsi aktif.
2. Perbandingan Peranan
Penyerapan secara pasif lebih penting dibanding aktif, alasannya: penyerapan aktif
mempunyai banyak kelemahan yaitu :
a. Pada beberapa jenis tanaman (gymnospermae) tekanan akar yang merupakan
pendukung penyerapan aktif tidak terjadi
b. Tekanan akar juga tidak terjadi pada tanaman yang transpirasinya berlangsung cepat
c. Air eksudasi yang keluar dari ujung batang yang dipotong tajuknya (murni hasil
penyerapan aktif) hanya 5% dari total transpirasi
d. Tanaman yang utuh menyerap air lebih banyak daripada yang dipotong tajuknya
e. Tumbuhan hidrofit yang tubuhnya tenggelam, menyerap air dari seluruh tubuhnya
3. Jalur Penyerapan Air
Air dan mineral yang terlarut di dalam tanah masuk ke dalam sel rambut secara
osmosis. Setelah rambut akar menyerap air, maka cairan pada sel rambut akar menjadi kurang
pekat jika dibandingkan dengan cairan pada sel korteks. Hal ini membuat air dari sel rambut
akar dapat mengalir ke dalam sel pada korteks secara osmosis. Air kemudian mengalir ke
endoddermis dengan cara yang osmosis hingga mencapai pembuluh kayu (xylem). Proses
pengangkutan air dari rambut akar menuju ke pembuluh xylem dinamakan pengangkutan
ekstravasikuler (pengangkutan di luar pembuluh angkut). Proses penyerapan air
menyebabkan akar menekankan air hingga air masuk ke dalam pembuluh xylem, dalam
pembuluh ini air diangkut menuju ke batang daun yang letaknya lebih tinggi. Saat air masuk
ke dalam sel, akan terjadi tekanan pada dinding sel, sehingga sel akan merenggang. Hal ini
menyebabkan adanya tekanan hidrostatis untuk melawan aliran air tersebut.
4. Faktor yang mempengaruhi penyerapan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan air pada tumbuhan dan
faktor tersebut terbagi menjadi 2 yaitu faktor dalam dan faktor luar.
1) Faktordalam (disebutjugafaktortumbuhan) yaitu:
a) Kecepatan Transpirasi
Penyerapan air hampir setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila
penyediaan air tanah cukup. Hal itu terjadi karena adanya transpirasi yang
menyebabkan terbentuknya daya isap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan
lewat sistem hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh
banyaknya stomata dan keadaan permukaan daun.
b) SistemPerakaran
Berbagai tumbuhan menunjukan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan
maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan berlangsung di bulu
akar yang terjadi akibat percabangan akar, yang menentukan penyerapan. Tumbuhan
yang mempunyai akar dengan percabangan banyak tetapi hanya meliputi daerah
perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang
akarnya sedikit tetapi tumbuh memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut
perakaran ekstensif.
c) Pertumbuan Pucuk
Bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air sehingga menyebabkan
daya serap bertambah.
d) Metabolisme
Karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan metabolisme
terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang baik
juga memungkinkan pertumbuhan akar yang lebih baik, sehingga semakin banyak
cabang akar/ bulu akar yang terbentuk.
2) Faktorluaryaitu:
a) Ketersediaan air tanah
Tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak antara kapasitas
lapang dan titik layu tetap. Bila air berada pada keadaan diatas kapasitas lapang,
penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam lingkungan anaerob.
b) Konsentrasiataupotensialosmotikairtanah
Karena dalam air tanah terlarut berbagai ion dan molekul maka potensial osmotiknya
berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila ion atau molekul yang larut
terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu tinggi, sel tidak akan mampu
menyerap, atau perlu menggunakan energi yang lebih besar. Tumbuhan halofit
mampu menyerap air dari larutan dengan potensial osmotik yang lebih besar dari
tumbuhan mesofit.
c) Temperatur tanah
Temperatur tanah berpengaruh terhadap penyerapan melalu berbagai cara, yaitu bila
temperatur rendah, air menjadi lebih kental sehingga lebih sukar bergerak,
permeabilitas plasma berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.
d) Aerasi
Aerasi yang tidak baik menghambat metabolisme dan pertumbuhan akar. Kurangnya
oksigen akan menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk penyerapan
berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa alkohol yang dapat
melarutkan lipoprotein membran plasma sehingga akar busuk. Aerasi yang jelek juga
menyebabkan kadar CO2 naik dan permeabilitas akar terhadap air berkurang.
5. Pengangkutan air
Pengangkutan air adalah suatu proses pergerakan air melewati pembuluh xilem dari
sistem perakaran ke bagian tajuk tanaman, khususnya daun. Ada beberapa teori yang dikenal:
teori vital, teori tekanan akar, dan teori kekuatan fisika.
a. Teori kekuatan fisika: teori tarikan transpirasi, tekanan kohesi, teori kapiler, teori
tekanan atmosfer.
b. Teori vital: Air dapat diangkut ke daun karena adanya pompa yang menghisap dan
mendorong air naik ke daun Teori ini dibantah, dan tidak berlaku lagi.
c. Teori Tekanan Akar: Air dari akar dapat diangkut ke daun karena adanya tekanan dari
akar Tekanan akar maksimum 2 atm, hanya mampu menaikkan air sampai ketinggian
21 m).
6. Pergerakan Air dalam Sel Tanaman
a. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus
terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan
kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam
dari solid atau fluida. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2) Ketebalanmembran.Semakintebalmembran,semakinlambatkecepatandifusi.
3) Luassuatuarea.Semakinbesarluasarea,semakincepatkecepatandifusinya.
4) Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
5) difusinya.
6) Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
b. Aliran Massa
Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan
akar tanaman bersama-sama gerakan massa air. Aliran massa pada tanah disebut juga
konveksi, meliputi pergerakan dalam fase larutan maupun gas. Gerakan massa air di
dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung secara terus menerus
karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi. Aliran massa merupakan
proses penyediaan hara yang terpenting bagi unsur-unsur N (98,8%), Ca (71,,4%), S
(95,0%), dan Mo (95,2%). Aliran massa adalah ion dan bahan lain yang larut
berpindah bersama aliran larutan air ke akar tanaman akibat transpirasi tanaman.
Transpirasi menggerakkan perpindahan air dan melarutkan nutrisi melalui tanah ke
akar dengan aliran massa. Berarti dapat dikatakan pula bahwa aliran massa berperan
dalam perpindahan bahan-bahan organik yang dimanfaatkan oleh tumbuhan. Seperti
halnya dengan unsur hara N, hara Ca, dan Mg diserap oleh tanaman melalui
mekanisme aliran massa. Telah disebutkan sebelumnya bahwa aliran massa memiliki
keterkaitan dengan peristiwa transpirasi. Tujuan dari proses transpirasi itu sendiri
adalah sebagai mekanisme pemenuh kebutuhan air dan ion-ion oleh tumbuhan. Pada
saat tumbuhan melakukan transpirasi, maka tumbuhan menyalurkan air dan ion-ion
yang terkandung dari bagian bawah tumbuhan ke bagian atas tumbuhan sampai ke
pucuk (daun), untuk kemudian air diuapkan/dikeluarkan ke udara melalui daun dan
hara ditransport ke seluruh bagian tumbuhan. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa banyak sedikitnya hara yang didapatkan oleh tumbuhan memiliki
ketergantungan dengan besar kecilnya transpirasi. Kecilnya laju transpirasi dapat
disebabka oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sedikitnya persediaan air tanah
atau terlalu tingginya suhu lingkungan yang mengakibatkan tertutupnya stomata
untuk mengurangi penguapan. Bahwa rendahnya serapan unsur hara pada kadar air
tanah tersedia rendah terjadi karena laju aliran massa menurun sebagai akibat
menutupnya stomata.
c. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya
per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang
berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena
fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke
luar sel.
B. Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang
hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah
hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi
juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara
kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi
bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran
massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena
difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari
permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata
untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga
terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau
terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air
yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui
stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Hanya 1-
2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau dalam
kegiatan metabolik sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi.
Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan
baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang pada
waktu transpirasi.
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar. Untuk menguapkan air,
tumbuhan butuh energi baru atau berubah energi menjadi panas. Dengan demikian,
transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk
menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi
dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh
dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1. Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang
hilang terjadi melaui stomata.
2. Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air.
Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air
kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar.
Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap
air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila
atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
3. Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan
ini adalah 0,1%.

1. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi


a. Faktor dalam adalah:
1) PenutupanStomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak
tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika
stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar
stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2) JumlahdanUkuranStomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai
pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan
penutupan stomata.
3) JumlahDaun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi. Penggulungan atau
pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
4) Kedalaman dan Proliferasi Akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam.
meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah )
meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen.
b. Faktor luar adalah:
1) SinarMatahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma
dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah),
maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan
tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan
melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi.
2) Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun
yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama
dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F
lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat
pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan
uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah
tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam
ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang
terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan
mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
3) Kebasahanudara(Kelembabanudara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang
demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap
di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap
air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi
tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya
ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan
konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke
dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak
masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara,
yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.
4) Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian,
maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi
ke luar. Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung
untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui
penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap
penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi,
cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
5) KeadaanairDalamTanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada
di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat
bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel
mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak Laju transpirasi
dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang
hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun
lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,
gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.

2. Mekanisme Transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel
yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air
ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan
air sehingga potensial airnya menurun.
Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan
seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga
antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata
membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan
uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan
keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya
transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Stomata merupakan bagian penting dari daun, khususnya adalah sel epidermis daun.
Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang (dua buah) sel
penjaga yang bisa menimbulkan celah (lubang) sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan
antara bagian dalam dari stomata dengan lingkungan luarnya. Sel penjaga memiliki bentuk
yang berbeda dari sel-sel epidermis lainnya, yaitu bentuknya lebih kecil dan agak
memanjang. Umumnya sel penjaga memiliki bentuk seperti halter disertai dengan sepasang
sel subsider), bentuk sel penjaga seperti ini terjadi pada rumput-rumputan. Bentuk lainnya
adalah seperti sepasang ginjal. Bentuk ini biasanya tidak disertai dengan sel subsider. Kedua
jenis sel penjaga tersebut biasanya memiliki penebalan dinding sel yang berbeda antara di
bagian ujung dan tengahnya karena adanya benang mikrofibril dari selulosa. Bentuk yang
khusus inilah yang mendukung fungsi dari stomata yang bisa membuka dan menutup.

3. Kegunaan Dan Kerugian Transpirasi


a. Kegunaan Transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang
membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam
hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan
dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk
penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,
membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi
optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas
suhu daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi.
Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi
berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada
siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika
transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
b. Kerugian Transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapanair tidak
mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.

You might also like