Professional Documents
Culture Documents
8280 24953 1 SM
8280 24953 1 SM
) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar
ABSTRAK
Kata Kunci
Produktivitas tanaman melon Kalimantan Selatan dari tahun ke
Usahatani Melon; Struktur Biaya; tahun ada yang mengalami fluktuatif. Hal ini terjadi karena adanya
Penerimaan; Pendapatan; cuaca yang tidak menentu seperti musim kemarau panjang yang
Keuntungan; Tingkat Kelayakan membuat kesulitan air untuk penyiraman tanaman sehingga
Usahatani; Permasalahan tanaman mengalami pembuahan yang kurang maksimal. Hal
Usahatani. tersebut dapat mempengaruhi pada tingkat produksinya dan
perkembangan produksi tanaman melon di Provinsi Kalimantan
Korespondensi
Corresponding author Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya,
E-mail: penerimaan, pendapatan, keuntungan dan tingkat kelayakan usaha
abdurrahman10091998@gmail.com dari usahatani melon (Cucumis melo L.) dan mendeskripsikan
permasalahan apa saja yang terdapat dalam usahatani melon
Diterima: Januari 2023, (Cucumis melo L.). Penelitian ini dilaksanakan di usahatani melon
Disetujui: 17 Januari 2023, (Cucumis melo L.) di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.
Diterbitkan on-line : 31 Maret 2023
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata biaya total yang dikeluarkan
selama tiga bulan masa tanam sebesar Rp 21.418.333,- dengan
jumlah penerimaan rata-rata sebesar Rp 45.500.000,- pendapatan
rata-rata sebesar Rp 25.661.667,- dan keuntungan yang diperoleh
yaitu rata-rata sebesar Rp 24.081.667,-. Kelayakan usahatani pada
tiga bulan masa tanam secara finansial diperoleh nilai RCR > 1
yaitu rata-rata sebesar 2,18. Permasalahan-permasalahan yang
dihadapi usahatani yaitu untuk masalah teknis terkendala dengan
iklim mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman melon
dan lambatnya datang pasokan obat-obatan karena tidak
tersedianya obat-obatan lengkap.
Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi produktivitasnya selalu meningkat dalam tiga
dan produktivitas tanaman melon di tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun
Tabel 3. Perkembangan luas panen, produksi
2017-2021
dan produktivitas tanaman melon di
Luas Produktiv
Produksi Kabupaten Banjar tahun 2019-2021
Tahun Panen itas
(ton)
(ha) (ton/ha) Luas
Produksi Produktivitas
2017 39 245 6,3 Tahun Panen
(ton) (ton/ha)
(ha)
2018 45 249,7 5,5
2019 56 341,1 6,1 2019 3 13,7 4,6
2020 73 702,5 9,6 2020 3 25,0 8,3
2021 89 1.147,9 12,9 2021 5 64,8 13,0
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banjar Tahun 2022
Kalimantan Selatan tahun 2022
Dari data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
Produktivitas terendah terjadi pada tahun 2018
jumlah produksi dan perkembangan
yang produktivitasnya hanya 5,5 ton/ha.
produktivitas tanaman melon di Kabupaten
Berdasarkan data tersebut menunjukkan
Banjar mengalami peningkatan dari tahun ke
produktivitas tanaman melon terjadi penurunan
tahun diiringi dengan peningkatan luas lahan.
pada tahun 2018 dan setelah itu selalu terjadi
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian
peningkatan produktivitas hingga di tahun 2021.
Kabupaten Banjar yang dapat dilihat pada Tabel
Hal ini menjadikan masalah yang harus
4, di Kabupaten Banjar sendiri hanya terdapat
dipertimbangkan petani dalam mengusahakan
tiga kecamatan yang memproduksi melon yaitu
komoditas melon untuk musim tanam
Kecamatan Martapura, Kecamatan Astambul
selanjutnya agar tidak mengakibatkan
dan Kecamatan Karang Intan.
penurunan produksi dan pendapatan produsen
dapat diliat pada Tabel 2. Tabel 4. Luas lahan, jumlah produksi dan
produktivitas melon per kecamatan
Tabel 2. Produktivitas melon menurut
di Kabupaten Banjar tahun 2021
Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Selatan dalam ton/ha No Kecamatan Luas Prod Produkti
tahun 2019-2021 Lahan uksi vitas
No Kabupaten/Kota 2019 2020 2021
(ha) (ton) (ton/ha)
1 Tanah Laut 0 2,1 10,4 1 Martapura 1 4,5 4,5
2 Kotabaru 0,2 9,3 8,2 2 Astambul 1 8,3 8,3
3 Banjar 4,6 8,3 13,0 3 Karang Intan 3 52 17,3
4 Barito Kuala 1,0 4,5 3,4 Kab. Banjar 5 64,8 13
5 Tapin 4,1 24,0 13,7 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Banjar
6 Hulu Sungai Selatan 13,0 11,9 10,6 2022
7 Hulu Sungai Tengah 0 0 0
8 Hulu Sungai Utara 0 0 0 Tujuan dari usahatani adalah untuk memperoleh
9 Tabalong 2,1 1,3 1,0 pendapatan yang setinggi-tingginya bagi
10 Tanah Bumbu 5,2 6,0 1,6 keluarga petani. Besarnya pendapatan ini dapat
11 Balangan 0 15,0 3,3 digunakan untuk menilai keberhasilan petani
12 Banjarmasin 0 0 0
dalam mengelola usahanya. Keberhasilan dalam
berusahatani pada akhirnya akan ditentukan
13 Banjarbaru 18,1 5,2 24,8
oleh biaya yang dikeluarkan pada usahatani
Sumber: Badan Pusat Statistik Kalimantan melon dan penerimaan yang diperoleh dalam
Selatan Tahun 2022 satu musim tanam.
Pada Tabel 2, dalam tiga tahun terakhir yaitu Berdasarkan latar belakang usahatani melon di
pada tahun 2019-2021 tingkat produktivitas Kecamatan Martapura terbilang sedikit di
melon di Kalimantan Selatan didominasi oleh Kabupaten Banjar padahal lahan di Kecamatan
Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Martapura tidak kalah berpotensi dengan
Selatan, Kabupaten Tapin dan Kabupaten kecamatan lainnya di Kabupaten Banjar dan
Banjar. Empat Kabupaten yang mendominasi juga keuntungan yang menjanjikan sebab
tersebut hanya Kabupaten Banjar yang tingkat
Method). Rumus dikembangkan dan disesuaikan Untuk mengetahui keuntungan usahatani melon
dengan kebutuhan peneliti yang hanya meneliti didapat dari pengurangan total penerimaan
usahatani yang diusahakan oleh responden dan dengan total biaya (Kasim, 1997). Didapat
hanya pada satu musim tanam serta perhitungan dirumuskan sebagai berikut:
biaya bersama untuk usahatani melon, yang
π = TR − TC (5)
dirumuskan sebagai berikut:
Dengan: II = Profit atau Keuntungan
D= (2) usahatani melon (Rp)
TR = Total Revenue atau Penerimaan
Dengan: D = Besarnya nilai penyusutan atau Total usahatani melon (Rp)
depresiasi barang modal tetap TC = Total Cost atau Biaya Total
selama satu tahun usaha usahatani melon (Rp)
(Rp/Tahun) Dan untuk menganalisis tingkat kelayakan
Na = Nilai awal barang tetap yang menurut Soekartawi (2003) dari usahatani
sama dengan harga beli atau melon di Kecamatan Martapura dapat
pengadaannya (Rp) menggunakan sebagai berikut:
Ns = Nilai sisa dari barang modal
tetap, yaitu nilainya pada saat RCR = (6)
sudah tidak terpakai (Rp)
Up = Umur ekonomis penggunaan Dengan: RCR = Revenue Cost Ratio usahatani
barang (Tahun) melon
Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu untuk TR = Total Revenue atau
mengetahui besar penerimaan, pendapatan dan Penerimaan Total usahatani
keuntungan yang diperoleh petani usahatani melon (Rp)
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten TC = Total Cost atau Biaya Total
Banjar. Penerimaan petani melon adalah hasil usahatani melon (Rp)
dari perkalian antara besarnya output yang Kriteria yang digunakan dalam penentuan R/C
dihasilkan dengan harga komoditi persatuan Ratio yaitu sebagai berikut:
produksi (Kasim, 1997). Dapat dirumuskan 1. R/C Ratio > 1, maka usahatani
sebagai berikut: menguntungkan dan layak untuk
TR = Py.Y (3) dikembangkan.
2. R/C Ratio = 1, maka usahatani tidak ada
Dengan: TR = Penerimaan total usahatani keuntungan atau kerugian.
melon (Rp) 3. R/C Ratio < 1, maka usahatani
Py = Harga dari output atau hasil mengalami kerugian dan tidak layak
fisik dari usahatani melon untuk dikembangkan.
(Rp/Kg) Untuk mengetahui apa saja masalah yang
Y= Output atau hasil fisik dari dihadapi petani pada saat budidaya usahatani
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten
usahatani melon (Kg) Banjar dilakukan dengan menggunakan analisis
Kemudian untuk mengetahui pendapatan yang deskriptif dan memberikan solusi bagi petani
didapat dari usahatani melon dilakukan dengan yang membudidayakan buah melon tersebut.
Sehingga untuk kedepannya diharapkan petani
cara mengurangi total penerimaan dengan total dapat mengembangkan usahataninya.
biaya eksplisit (Kasim, 1997). Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
I = TR – TCe (4)
Karakteristik Petani Melon
Dengan: I = Income atau Pendapatan Usahatani melon memiliki potensi yang cukup
usahatani melon (Rp) besar di Kecamatan Martapura tetapi masih
TR = Total Revenue atau Penerimaan belum banyak petani yang berminat untuk
Total usahatani melon (Rp) budidaya tanaman melon. Berdasarkan data dari
TCe = Total Biaya Eksplisit (Rp) Dinas Pertanian Kabupaten Banjar hanya
terdapat 2 petani yang melaksanakan usahatani
dan insektisida pada lubang tanam. Penanaman cerah sedangkan saat hujan penyiraman
bibit dilakukan pada pagi atau sore hari agar dilakukan setiap hujan sudah berhenti karena
menghindarkan tanaman dari stress akibat terik bagi petani air hujan masam dan tidak baik
matahari. untuk tanaman melon. Siram tanaman
seperlunya dan kondisikan media tanam selalu
Pemeliharaan
dalam keadaan lembab dan jangan kelebihan air.
Proses pemeliharaan terdiri dari sistem Tenaga kerja penyiraman untuk di Kecamatan
pengairan, penyulaman, penyiangan, Martapura terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3
pemupukan, pemberian obat, penyiraman dan orang perempuan.
pemanenan.
Pemanenan. Proses pemanenan dilakukan pada
Sistem Pengairan. Sistem pengairan yang pagi hari untuk mengurangi kelayuan buah
dilakukan petani di Kecamatan Martapura akibat panas matahari. Buah melon dapat
menggunakan pengairan pipanisasi yaitu dipanen setelah 70-80 hari sejak penanaman.
rangkaian pipa yang digunakan untuk Buah yang sudah dipanen disimpan dalam
mengalirkan air. Pada proses ini petani wadah dan diletakkan di tempat yang terlindung
menggunakan alkon untuk mengalirkan air dari dari sinar matahari langsung. Rata-rata produksi
irigasi ke lahan dan ada juga pengairan yang di Kecamatan Martapura sebanyak 14,5 ton.
dilakukan dengan menggunakan sumur dan Lahan yang sudah dipanen harus segera
disedot dengan alkon untuk proses pengairan. dibongkar.
Penyulaman. Penyulaman dilakukan pada Pasca panen. Kegiatan pasca panen yang
tanaman berumur 5 hari. Jika tanaman tidak dilakukan oleh petani di Kecamatan Martapura
tumbuh normal/mati tanaman tersebut dicabut meliputi, pengangkutan dan proses
sampai keakarnya kemudian diganti dengan pengangkutan sekaligus pemasaran hasil panen
bibit baru. Penyulaman dilakukan pada sore hari melon dilakukan oleh pedagang pengumpul
agar tanaman yang baru saja dipindah bisa yang langsung datang ke lahan untuk membeli
beradaptasi dengan lingkungannya dan buah melon dan langsung mengangkut sendiri
penyulaman dilakukan pada tanaman umur 1 dan ada juga proses pengangkutan dan
minggu. pemasaran hasil panen melon yang dilakukan
Penyiangan. Penyiangan merupakan kegiatan oleh petani yaitu, pekerja dan pemilik sendiri
memberantas gulma secara manual biasanya yang mengangkut dan menjual kepada pedagang
menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan pengumpul.
pada saat gulma mulai tumbuh minimal Biaya Usahatani Melon
seminggu sekali.
Biaya usahatani melon adalah biaya yang
Pemupukan. Pupuk yang digunakan oleh merupakan hasil dari semua pengeluaran
petani di Kecamatan Martapura untuk menanam usahatani melon tersebut. Berdasarkan hasil
melon terdiri dari 6 jenis pupuk yaitu, pupuk penelitian dalam usahatani ini, luas keseluruhan
kandang, pupuk dolomit, pupuk KNO3 putih, lahan melon petani responden adalah seluas 1 ha
pupuk SP36, pupuk NPK, pupuk KCL dan dengan masing-masing seluas 0,5 ha/usahatani
pupuk urea. Pemupukan dilakukan saat musim di Kecamatan Martapura. Petani melon
tanam dan pada usia 14 hari setelah tanam. menyelenggarakan usahatani melon sebanyak 2
Pemberian obat. Jenis obat-obatan yang kali dalam 1 tahun dan ada juga melakukan
digunakan oleh petani di Kecamatan Martapura panen cuma sebanyak 1 kali dalam 1 tahun hal
yaitu, demolish, muertieur, antracol, detan-neb, ini dikarenakan lahan yang sangat basah dan
kalsium, insektisida dan fungisida. Obat-obatan bisa melakukan budidaya melon pada saat
tersebut digunakan untuk pengendalian gulma, musim kemarau saja. Biaya usahatani melon
hama dan patogen penyakit yang bisa terbagi menjadi 2 komponen yaitu biaya
menyerang tanaman melon. eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit
adalah biaya yang terdiri dari upah untuk tenaga
Penyiraman. Tanaman melon sangat kerja luar keluarga, sarana produksi benih,
membutuhkan air sehingga tanaman melon pupuk, obat-obatan, biaya alat dan perlengkapan
harus disiram tetapi penyiraman yang dilakukan (yang dihitung sebesar penyusutannya).
jangan terlalu basah. Penyiraman dilakukan Sementara itu biaya implisit adalah biaya yang
sebanyak 3 kali dalam seminggu jika cuaca terdiri dari upah untuk tenaga kerja dalam
keluarga dan biaya bantuan alat dari pemerintah. Komponen biaya terbesar adalah biaya eksplisit,
hal ini disebabkan karena banyaknya keperluan
Biaya Eksplisit
perlengkapan untuk budidaya melon seperti
Biaya eksplisit atau (Explicit Cost) yaitu biaya keperluan perlengkapan petani di Kecamatan
yang benar-benar dikeluarkan secara nyata oleh Martapura berupa karung, mulsa, tusuk, turus,
petani dalam usahatani melon. Biaya yang tali, paring dan gelas. Rata-rata biaya
dikeluarkan tentu saja berhubungan dengan perlengakapan yang dikeluarkan di Kecamatan
berbagai faktor produksi. Biaya eksplisit dalam Martapura sebesar Rp 10.666.000,-.
usahatani melon ini terdiri dari biaya
Komponen biaya TKLK untuk petani di
penyusutan alat, biaya pembelian benih, biaya
Kecamatan Martapura biaya upah tenaga kerja
pembelian pupuk, biaya pembelian obat-obatan,
laki-laki Rp 90.000,-/hari, untuk biaya upah
biaya perlengkapan dan biaya tenaga kerja luar
tenaga kerja perempuan Rp 70.000,-/hari dan
keluarga (TKLK).
pada saat pemanenan semua tenaga kerja laki-
Perhitungan biaya penyusutan alat-alat laki ataupun perempuan mendapat upah yang
pertanian dalam usahatani melon menggunakan sama sebesar Rp 100.000,-/hari dan ada juga
metode garis lurus (Straight line method). Biaya biaya upah Rp 100.000,-/hari untuk semua jenis
penyusutan alat di Desa Tungkaran yang terdiri pekerjaan dan tidak mempunyai tenaga kerja
dari cangkul, parang, pemotong rumput, perempuan. Biaya ini mencakup tenaga kerja
handsprayer, alat kocor, arit, ayakan, corong, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan
sekrup, alkon dan pipa. Rata-rata biaya dan pasca panen dengan gaji rata-rata TKLK di
penyusutan alat di Kecamatan Martapura Kecamatan Martapura sebesar Rp 5.475.000,-
sebesar Rp 354.332,- dalam satu kali musim /hari.
tanam. Petani responden usahatani melon di
Mengenai rata-rata biaya eksplisit usahatani
Kecamatan Martapura sama-sama tidak
melon selama satu kali musim tanam
memiliki nilai sisa dari alat-alat pertanian yang
menunjukkan bahwa biaya eksplisit yang
mereka gunakan.
dikeluarkan oleh petani melon di Kecamatan
Komponen biaya benih melon varietas yang Martapura sebesar Rp 17.119.171,-.
digunakan adalah petani di Kecamatan
Biaya Implisit
Martapura menggunakan benih Gracia F1 dan
Pertiwi Anvi yang sama-sama memiliki umur Biaya implisit atau Implisit Cost yaitu biaya
tanam 70-80 hari. Rata-rata keperluan yang tidak benar-benar nyata dikeluarkan oleh
penggunaan benih pada petani di Kecamatan petani, tetapi tetap diperhitungkan sebagai biaya
Martapura adalah 180 gram, harga melon dalam yang seolah-olah harus dibayar oleh petani.
satu tahun terakhir di Desa Tungkaran dengan Dalam usahatani melon yang termasuk biaya
harga Rp 3.500,-/kg, sedangkan di Kelurahan implisit adalah Biaya penyusutan alat bantuan
Keraton dengan harga Rp 2.800,-/kg hal ini dari pemerintah dan tenaga kerja dalam
dikarenakan beda varietas benih beda juga berat keluarga (TKDK).
dan harga dari prduksi buah melon tersebut.
Biaya Implisit di Kecamatan Martapura yaitu
Rata-rata biaya benih di Kecamatan Martapura
alat bantuan dari pemerintah berupa 2 buah
sebesar Rp 225.000,-.
traktor, 2 buah Alkon dan pipa sebanyak 6 roll
Biaya pupuk dalam usahatani melon di Desa dan biaya TKDK (tenaga kerja dalam keluarga).
Tungkaran menggunakan pupuk kandang, Untuk tenaga kerja dalam keluarga di
pupuk dolomit, pupuk KNO3 putih, pupuk Kecamatan Martapura biasanya melakukan
SP36, pupuk NPK, pupuk KCL dan pupuk urea. pekerjaan penanaman dengan per hari 5 jam,
Rata-rata biaya pupuk yang di keluarkan di penyiraman dengan lama pengerjaan 5 jam dan
Kecamatan Martapura sebesar Rp 2.705.000,-. pemanenan dengan lama pengerjaan 4 jam
Komponen biaya obat-obatan dalam usahatani sedangkan untuk biaya upah penanaman sama
melon di Kecamatan Martapura menggunakan penyiraman Rp 90.000,-/hari, tetapi untuk biaya
demolish, muertieur, antracol, detan-neb, upah tenaga kerja wanita Rp 70.000,-/hari dan
kalsium, insektisida dan fungisida. Rata-rata untuk upah tenaga kerja laki-laki ataupun
biaya obat-obatan yang dikeluarkan di wanita sama saat pemanenan Rp 100.000,-/hari,
Kecamatan Martapura sebesar Rp 393.000,-. lalu ada juga untuk tenaga kerja dalam keluarga
dengan melakukan pekerjaan saat penanaman
obatan lengkap disini jadi harus memesan obatan di daerah sini sehingga harus
terlebih dahulu yang lumayan memakan waktu. membeli dari luar yang memakan waktu.
Usahatani melon ini juga terkendala
Kendala yang ada di Kelurahan Keraton
permodalan karena modal yang begitu
berdasarkan wawancancara dengan responden
besar dan tidak adanya mendapat bantuan
didapati kendala dari segi modal. Modal yang
dari pemerintah atau dinas terkait sehingga
begitu besar dan tidak adanya mendapat bantuan
petani melon mengalami kesulitan untuk
dari pemerintah atau dinas terkait sehingga
permodalan dan disaat turun hujan bagi
petani melon mengalami kesulitan untuk
lahan yang tidak berada di dataran tinggi
permodalan. Sedangkan untuk kendala teknis
maka dapat membuat lahan terendam. Hal
yaitu terkendala disaat turun hujan lahan di
tersebut membuat tanaman melon mati atau
Kelurahan Keraton tidak berada di dataran
gagal panen.
tinggi sehingga lahan dapat terendam. Hal
tersebut membuat tanaman melon mati atau Saran
gagal panen.
Adapun saran yang diberikan terhadap
penelitian ini adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Petani responden usahatani melon
menginginkan dinas terkait untuk
Kesimpulan membantu dalam penyediaan lengkap
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian, pupuk atau obat-obatan agar bisa
maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah digunakan secara langsung dan tidak perlu
sebagai berikut: menunggu untuk pupuk atau obat-obatan
1. Penyelenggaraan usahatani melon adalah tersebut karena harus memesan terlebih
terdiri dari persiapan, pemeliharaan dan dahulu.
pasca panen usahtani melon. Kegiatan 2. Petani responden juga menginginkan
persiapan terdiri dari penyiapan lahan, mencari cara untuk melakukan pengaliran
atau pengeringan pada lahan yang mudah
persemaian dan penanaman. Pemeliharaan terendam di Kecamatan Martapura ini
terdiri dari sistem pengairan, penyulaman, disaat musim hujan.
penyiangan, pemupukan, pemberian obat,
penyiraman dan pemanenan. Sedangkan
untuk pasca panen yaitu, pengangkutan dan DAFTAR PUSTAKA
pemasaran.
2. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk Badan Pusat Statisitik Kabupaten Banjar. 2021.
usahatani melon sebesar Rp 21.418.333,- Kabupaten Banjar Dalam Angka 2021.
terdiri dari, biaya eksplisit dan biaya BPS Kabupaten Banjar.
implisit. Rata-rata biaya eksplisit yang Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
dikeluarkan sebesar Rp 19.838.333,- dan Selatan. 2021. Provinsi Kalimantan
untuk rata-rata biaya implisit sebesar Rp Selatan Dalam Angka 2021. BPS Provinsi
1.580.000,-. Kalimantan Selatan.
3. Rata-rata penerimaan usahatani melon di Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2022.
Kecamatan Martapura sebesar Rp Luas Tanah Kecamatan Martapura 2022.
45.500.000,- untuk sekali panen. Rata-rata BPS Kabupaten Banjar.
pendapatan di Kecamatan Martapura Badan Pusat Statistik Pertanian Hortikultura
sebesar Rp 25.661.667,- untuk sekali Kabupaten Banjar. 2022. Komoditas
panen. Rata-rata keuntungan usahatani Tanaman Sayur-sayuran dan Buah-
melon di Kecamatan Martapura sebesar Rp buahan Kecamatan Martapura 2021.
24.081.667,- untuk sekali panen. Untuk BPS Pertanian Hortikultura Kabupaten
R/C nilai rata-rata di Kecamatan Martapura Banjar.
senilai 2,18. Jadi, usaha ini layak Dinas Pertanian Kabupaten Banjar. 2022.
dijalankan. Produktivitas Melon di Kabupaten
4. Usahatani melon di Kecamatan Martapura Banjar. 2021
terkendala dengan iklim yang terlalu panas Kasim, Syarifuddin. 1997. Petunjuk Teknis
sehingga lahan menjadi kering yang Menghitung Keuntungan dan Pendapatan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Usahatani. Universitas Lambung
tanaman melon dan sulitnya mencari obat- Mangkurat. Banjarbaru.