You are on page 1of 10

Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.

) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

Frontier Agribisnis OPEN ACCESS


e-ISSN 0000-0000
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/fag

ANALISIS USAHATANI MELON (Cucumis Melo L.) DI KECAMATAN


MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Analysis of Melon (Cucumis Melo L.) Farming in Martapura Sub-District,


Banjar Regency
Abdurrahman *, Hamdani, Nuri Dewi Yanti
*Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Kata Kunci
Produktivitas tanaman melon Kalimantan Selatan dari tahun ke
Usahatani Melon; Struktur Biaya; tahun ada yang mengalami fluktuatif. Hal ini terjadi karena adanya
Penerimaan; Pendapatan; cuaca yang tidak menentu seperti musim kemarau panjang yang
Keuntungan; Tingkat Kelayakan membuat kesulitan air untuk penyiraman tanaman sehingga
Usahatani; Permasalahan tanaman mengalami pembuahan yang kurang maksimal. Hal
Usahatani. tersebut dapat mempengaruhi pada tingkat produksinya dan
perkembangan produksi tanaman melon di Provinsi Kalimantan
Korespondensi
Corresponding author Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya,
E-mail: penerimaan, pendapatan, keuntungan dan tingkat kelayakan usaha
abdurrahman10091998@gmail.com dari usahatani melon (Cucumis melo L.) dan mendeskripsikan
permasalahan apa saja yang terdapat dalam usahatani melon
Diterima: Januari 2023, (Cucumis melo L.). Penelitian ini dilaksanakan di usahatani melon
Disetujui: 17 Januari 2023, (Cucumis melo L.) di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.
Diterbitkan on-line : 31 Maret 2023
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata biaya total yang dikeluarkan
selama tiga bulan masa tanam sebesar Rp 21.418.333,- dengan
jumlah penerimaan rata-rata sebesar Rp 45.500.000,- pendapatan
rata-rata sebesar Rp 25.661.667,- dan keuntungan yang diperoleh
yaitu rata-rata sebesar Rp 24.081.667,-. Kelayakan usahatani pada
tiga bulan masa tanam secara finansial diperoleh nilai RCR > 1
yaitu rata-rata sebesar 2,18. Permasalahan-permasalahan yang
dihadapi usahatani yaitu untuk masalah teknis terkendala dengan
iklim mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman melon
dan lambatnya datang pasokan obat-obatan karena tidak
tersedianya obat-obatan lengkap.

PENDAHULUAN untuk penyiraman tanaman sehingga tanaman


Salah satu komoditas hortikultura yang mengalami pembuahan yang kurang maksimal
memiliki potensi agar dapat dikembangkan hal tersebut dapat mempengaruhi pada tingkat
adalah komoditas melon. Produktivitas tanaman produksinya. Perkembangan produksi tanaman
melon Kalimantan Selatan dari tahun ke tahun melon di Provinsi Kalimantan Selatan.
mengalami fluktuatif. Ini terjadi karena adanya Perkembangan produksi tanaman melon di
cuaca yang tidak menentu, seperti musim Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada
kemarau panjang yang membuat kesulitan air Tabel 1.

Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023 - 63


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi produktivitasnya selalu meningkat dalam tiga
dan produktivitas tanaman melon di tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun
Tabel 3. Perkembangan luas panen, produksi
2017-2021
dan produktivitas tanaman melon di
Luas Produktiv
Produksi Kabupaten Banjar tahun 2019-2021
Tahun Panen itas
(ton)
(ha) (ton/ha) Luas
Produksi Produktivitas
2017 39 245 6,3 Tahun Panen
(ton) (ton/ha)
(ha)
2018 45 249,7 5,5
2019 56 341,1 6,1 2019 3 13,7 4,6
2020 73 702,5 9,6 2020 3 25,0 8,3
2021 89 1.147,9 12,9 2021 5 64,8 13,0
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banjar Tahun 2022
Kalimantan Selatan tahun 2022
Dari data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
Produktivitas terendah terjadi pada tahun 2018
jumlah produksi dan perkembangan
yang produktivitasnya hanya 5,5 ton/ha.
produktivitas tanaman melon di Kabupaten
Berdasarkan data tersebut menunjukkan
Banjar mengalami peningkatan dari tahun ke
produktivitas tanaman melon terjadi penurunan
tahun diiringi dengan peningkatan luas lahan.
pada tahun 2018 dan setelah itu selalu terjadi
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian
peningkatan produktivitas hingga di tahun 2021.
Kabupaten Banjar yang dapat dilihat pada Tabel
Hal ini menjadikan masalah yang harus
4, di Kabupaten Banjar sendiri hanya terdapat
dipertimbangkan petani dalam mengusahakan
tiga kecamatan yang memproduksi melon yaitu
komoditas melon untuk musim tanam
Kecamatan Martapura, Kecamatan Astambul
selanjutnya agar tidak mengakibatkan
dan Kecamatan Karang Intan.
penurunan produksi dan pendapatan produsen
dapat diliat pada Tabel 2. Tabel 4. Luas lahan, jumlah produksi dan
produktivitas melon per kecamatan
Tabel 2. Produktivitas melon menurut
di Kabupaten Banjar tahun 2021
Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Selatan dalam ton/ha No Kecamatan Luas Prod Produkti
tahun 2019-2021 Lahan uksi vitas
No Kabupaten/Kota 2019 2020 2021
(ha) (ton) (ton/ha)
1 Tanah Laut 0 2,1 10,4 1 Martapura 1 4,5 4,5
2 Kotabaru 0,2 9,3 8,2 2 Astambul 1 8,3 8,3
3 Banjar 4,6 8,3 13,0 3 Karang Intan 3 52 17,3
4 Barito Kuala 1,0 4,5 3,4 Kab. Banjar 5 64,8 13
5 Tapin 4,1 24,0 13,7 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Banjar
6 Hulu Sungai Selatan 13,0 11,9 10,6 2022
7 Hulu Sungai Tengah 0 0 0
8 Hulu Sungai Utara 0 0 0 Tujuan dari usahatani adalah untuk memperoleh
9 Tabalong 2,1 1,3 1,0 pendapatan yang setinggi-tingginya bagi
10 Tanah Bumbu 5,2 6,0 1,6 keluarga petani. Besarnya pendapatan ini dapat
11 Balangan 0 15,0 3,3 digunakan untuk menilai keberhasilan petani
12 Banjarmasin 0 0 0
dalam mengelola usahanya. Keberhasilan dalam
berusahatani pada akhirnya akan ditentukan
13 Banjarbaru 18,1 5,2 24,8
oleh biaya yang dikeluarkan pada usahatani
Sumber: Badan Pusat Statistik Kalimantan melon dan penerimaan yang diperoleh dalam
Selatan Tahun 2022 satu musim tanam.
Pada Tabel 2, dalam tiga tahun terakhir yaitu Berdasarkan latar belakang usahatani melon di
pada tahun 2019-2021 tingkat produktivitas Kecamatan Martapura terbilang sedikit di
melon di Kalimantan Selatan didominasi oleh Kabupaten Banjar padahal lahan di Kecamatan
Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Martapura tidak kalah berpotensi dengan
Selatan, Kabupaten Tapin dan Kabupaten kecamatan lainnya di Kabupaten Banjar dan
Banjar. Empat Kabupaten yang mendominasi juga keuntungan yang menjanjikan sebab
tersebut hanya Kabupaten Banjar yang tingkat

64 – Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

minimnya persaingan pasar. Oleh sebab itu METODE


perlu adanya penilitian mengenai usahatani
melon di Kecamatan Martapura untuk Tempat dan Waktu Penelitian
mengetahui struktur biaya dan kelayakan Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan
usahatani melon di Kecamatan Martapura. Martapura Kabupaten Banjar yang bertempat di
Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi Desa Tungkaran dan Kelurahan Keraton. Waktu
pertimbangan para petani di Kecamatan penelitian ini akan dimulai dari bulan
Martapura untuk membudidayakan melon September 2022 sampai selesai. Proses
terlebih untuk petani yang memiliki lahan cukup pelaksanaan terdiri dari partisipasi peneliti,
luas agar bisa menambahkan budidaya melon di pengambilan data, pengolahan data dan
lahannya. penyusunan laporan hasil penelitian.
Kecamatan Martapura adalah wilayah yang Jenis Data dan Sumber Data
termasuk perkotaan dengan minimnya area
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
lahan pertanian karena Kecamatan Martapura
adalah data primer dan data sekunder. Data
wilayah ibu kota Kabupaten Banjar yang
primer adalah data yang diperoleh langsung dari
menjadi pusat pemerintahan dan sekaligus
lapangan baik melalui observasi maupun
perekonomian yaitu pusat pertumbuhan
melalui wawancara menggunakan kuisioner
ekonomi yang merupakan suatu kawasan yang
yang telah disiapkan yaitu dengan petani contoh
memliki pertumbuhan ekonomi dengan
(responden). Data sekunder, yaitu berupa
intensitas tinggi, ditandai dengan banyak dan
dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari
beragamnya aktifitas perekonomian yang ada
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar
didalamnya kegiatan yang berupa industri,
Provinsi Kalimantan Selatan, perpustakaan,
maupun perdagangan dan jasa di Kabupaten
internet, jurnal dan lain sebagainya.
Banjar. Maka diperlukan penelitian untuk
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mengetahui biaya, kelayakan usaha dan
mengambil atau menggunakannya
permasalahan apa saja yang dihadapi oleh
sebagian/seluruhnya dari sekumpulan data yang
petani melon di Kecamatan Martapura.
telah dicatat atau dilaporkan.
Tujuan dan Manfaat
Analisis Data
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
sebagai berikut:
dan dianalisis. Untuk menjawab tujuan pertama
1. Menganalisis penyelenggaraan usahatani
yaitu mengetahui penyelenggaraan usahatani
buah melon di Kecamatan Martapura
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten
Kabupaten Banjar.
Banjar menggunakan metode deskriptif.
2. Menganalisis struktur biaya usahatani melon
Kemudian menjawab tujuan kedua yaitu
di Kecamatan Martapura Kabupaten banjar.
menganalisis besar biaya yang dikeluarkan
3. Menganalisis besar penerimaan, pendapatan,
untuk usahatani melon. Untuk mengetahui total
keuntungan dan kelayakan pada usahatani
biaya yang dikeluarkan dapat dilihat dengan
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten
menjumlahkan total biaya eksplisit dengan total
Banjar.
biaya implisit menggunakan rumus sebagai
Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat berikut (Kasim, 1997):
bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai wadah pengembangan dan TC = TCe + TCi (1)
penerapan keilmuan yang diperoleh
mahasiswa. Dengan: TC = Biaya total usahatani melon
2. Diharapkan berguna bagi petani sebagai (Rp)
bahan pertimbangan dalam menjalin usaha, TCe = Biaya total eksplisit usahatani
meningkatkan pendapatan dan melon (Rp/Kg)
pengembangan usaha dimasa mendatang. TCi = Biaya total implisit usahatani
3. Sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan melon (Rp/Kg)
bagi pemerintah atau instansi-instansi yang
Menurut Kasim (1997), untuk menghitung nilai
ingin melakukan penelitian dimasa yang
penyusutan selama satu tahun usaha dihitung
akan datang sehubungan dengan komoditas
dengan metode garis lurus (Straight Line
melon.

Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023 - 65


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

Method). Rumus dikembangkan dan disesuaikan Untuk mengetahui keuntungan usahatani melon
dengan kebutuhan peneliti yang hanya meneliti didapat dari pengurangan total penerimaan
usahatani yang diusahakan oleh responden dan dengan total biaya (Kasim, 1997). Didapat
hanya pada satu musim tanam serta perhitungan dirumuskan sebagai berikut:
biaya bersama untuk usahatani melon, yang
π = TR − TC (5)
dirumuskan sebagai berikut:
Dengan: II = Profit atau Keuntungan
D= (2) usahatani melon (Rp)
TR = Total Revenue atau Penerimaan
Dengan: D = Besarnya nilai penyusutan atau Total usahatani melon (Rp)
depresiasi barang modal tetap TC = Total Cost atau Biaya Total
selama satu tahun usaha usahatani melon (Rp)
(Rp/Tahun) Dan untuk menganalisis tingkat kelayakan
Na = Nilai awal barang tetap yang menurut Soekartawi (2003) dari usahatani
sama dengan harga beli atau melon di Kecamatan Martapura dapat
pengadaannya (Rp) menggunakan sebagai berikut:
Ns = Nilai sisa dari barang modal
tetap, yaitu nilainya pada saat RCR = (6)
sudah tidak terpakai (Rp)
Up = Umur ekonomis penggunaan Dengan: RCR = Revenue Cost Ratio usahatani
barang (Tahun) melon
Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu untuk TR = Total Revenue atau
mengetahui besar penerimaan, pendapatan dan Penerimaan Total usahatani
keuntungan yang diperoleh petani usahatani melon (Rp)
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten TC = Total Cost atau Biaya Total
Banjar. Penerimaan petani melon adalah hasil usahatani melon (Rp)
dari perkalian antara besarnya output yang Kriteria yang digunakan dalam penentuan R/C
dihasilkan dengan harga komoditi persatuan Ratio yaitu sebagai berikut:
produksi (Kasim, 1997). Dapat dirumuskan 1. R/C Ratio > 1, maka usahatani
sebagai berikut: menguntungkan dan layak untuk
TR = Py.Y (3) dikembangkan.
2. R/C Ratio = 1, maka usahatani tidak ada
Dengan: TR = Penerimaan total usahatani keuntungan atau kerugian.
melon (Rp) 3. R/C Ratio < 1, maka usahatani
Py = Harga dari output atau hasil mengalami kerugian dan tidak layak
fisik dari usahatani melon untuk dikembangkan.
(Rp/Kg) Untuk mengetahui apa saja masalah yang
Y= Output atau hasil fisik dari dihadapi petani pada saat budidaya usahatani
melon di Kecamatan Martapura Kabupaten
usahatani melon (Kg) Banjar dilakukan dengan menggunakan analisis
Kemudian untuk mengetahui pendapatan yang deskriptif dan memberikan solusi bagi petani
didapat dari usahatani melon dilakukan dengan yang membudidayakan buah melon tersebut.
Sehingga untuk kedepannya diharapkan petani
cara mengurangi total penerimaan dengan total dapat mengembangkan usahataninya.
biaya eksplisit (Kasim, 1997). Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
I = TR – TCe (4)
Karakteristik Petani Melon
Dengan: I = Income atau Pendapatan Usahatani melon memiliki potensi yang cukup
usahatani melon (Rp) besar di Kecamatan Martapura tetapi masih
TR = Total Revenue atau Penerimaan belum banyak petani yang berminat untuk
Total usahatani melon (Rp) budidaya tanaman melon. Berdasarkan data dari
TCe = Total Biaya Eksplisit (Rp) Dinas Pertanian Kabupaten Banjar hanya
terdapat 2 petani yang melaksanakan usahatani

66 – Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

melon di Kecamatan Martapura yaitu yang Penyelenggaraan usahatani melon yang


berlokasi di Desa Tungkaran milik Pak Amin dilakukan di Kecamatan Martapura terdiri dari
Tohari dan Kelurahan Keraton milik Pak Heru pra produksi, produksi dan pasca produksi
Purnomo. usahtani melon. Adapun tahapan
penyelenggaraan usahatani melon adalah
Usahatani melon di Desa Tungkaran yang
sebagai berikut.
dikelola oleh Pak Amin Tohari sejak tahun 2000
dan memiliki aspek hukum berupa Surat Izin Persiapan. Persiapan yang dilakukan oleh
Usaha. Lahan yang digunakan Pak Amin Tohari petani yaitu, penyiapan lahan, persemaian dan
untuk menanam melon merupakan lahan milik penanaman. Rata-rata luas lahan yang
orang lain yang dipinjamkan tanpa perlu digunakan adalah 0,5 ha. Penyiapan lahan
membayar apapun kepada pemilik lahan. dilakukan dengan pembersihan lahan dari gulma
Menurut Pak Amin, yang punya lahan hanya dan sampah. Setelah dibersihkan lalu dilakukan
ingin agar lahannya bisa dimanfaatkan. Luas pengolahan tanah. Kondisi lahan yang agak
lahan yang digunakan untuk usahatani melon kering untuk menjaga pH tanah adalah dengan
seluas 0,5 ha. Pak Amin memilih untuk menggunakan kapur dolomit untuk
berkebun melon karena dengan persaingan pasar meningkatkan pH tanah karena pH tanah sangat
yang relatif sedikit. berpengaruh untuk keberhasilan dalam budidaya
melon. Kapur dolomit hanya digunakan jika pH
Modal awal yang digunakan sebesar Rp
nya kurang dari 4. Dosis pemakaian kapur
30.000.000,- dan bantuan pengadaan alat dari
dolomit sebanyak 1 ton/ha apabila lahan yang
pemerintah berupa alkon, traktor dan pipa,
digunakan merupakan lahan basah, lahan ini
beliau memulai usahatani ini. Pak Amin dalam
dapat untuk menjaga pH tanah sehingga tidak
menjalankan usahanya dibantu oleh istri beliau
terlalu banyak menggunakan kapur dolomit.
dan memiliki 6 orang pekerja yang terdiri dari 3
orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Gaji Proses persemaian dilakukan bersamaan saat
pekerja pada saat pengolahan tanah, penenaman penyiapan lahan dan pembenihannya.
dan pemeliharaan untuk laki-laki sebesar Rp Penyemaian benih dilakukan dengan terlebih
90.000,-/hari dan gaji pekerja perempuan dahulu merendam benih melon dalam air hangat
sebesar Rp 70.000,-/hari, sedangkan gaji pekerja yang sudah dicampur dengan fungisida selama
pada saat pemanenan sebesar Rp 100.000,-. 4-6 jam. Kemudian benih melon ditiriskan pada
suhu kamar selama 1 hari 2 malam. Penanaman
Usahatani melon di Kelurahan Keraton milik
benih dilakukan pagi atau sore hari pada
Pak Heru Purnomo dikelola sejak tahun 2015
bedengam yang sudah disiram sehari
dan yang juga mempunyai Surat Izin Usaha.
sebelumnya.
Lahan yang digunakan Pak Heru Purnomo
Benih yang digunakan petani di Kecamatan
merupakan lahan milik sendiri. Luas lahan yang
Martapura untuk menanam melon yaitu varietas
digunakan untuk perkebunan melon seluas 0,5
Gracia F1. Benih ini cocok untuk dataran
ha. Tujuan Pak Heru Purnomo. menanam melon
rendah sesuai dengan lahan di Kecamatan
karena memanfaatkan peluang minimnya
Martapura yang berada pada dataran rendah,
budidaya melon yang ada di Kecamatan
kemampuan benih yang dapat untuk tumbuh
Martapura sehingga menguntungkan
normal dan cukup tahan virus Gemini yang juga
dilaksanakan. Modal awal yang digunakan
disebut dengan sebutan virus kuning yang
sebesar Rp 25.000.000.-. Karena baru tercatat di
menyebabkan penyakit kuning pada tanaman.
BPP Kecamatan Martapura terkait, usaha
Benih lain yang digunakan petani di Kecamatan
perkebunan melon milik Pak Heru Purnomo
Martapura adalah Varietas Pertiwi Anvi alasan
belum mendapatkan bantuan pendaan oleh
petani menggunakan benih ini karena benih
pemerintah. Pak Amin dalam menjalankan
Pertiwi Anvi unggul dalam menangkal serangan
usahanya dibantu oleh anak laki-laki beliau 1
virus dan mempunyai potensi produktivitas
orang dan memiliki 3 orang pekerja laki-laki
yang tinggi.
perhari sebesar Rp 100.000,- dengan pekerjaan
yang dilakukan yaitu, pengolahan tanah, Proses penanaman yang dilakukan yaitu,
penanaman, pemeliharaan, panen dan membuat lubang tanam pada permukaan plastik
pengangkutan. mulsa dengan jarak 40-50 cm antar lubang
tanam sedalam 2 cm, lalu benih dimasukkan ke
Penyelenggaraan Usahatani Melon
dalam lubang. Setelah itu diberi larutan NPK

Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023 - 67


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

dan insektisida pada lubang tanam. Penanaman cerah sedangkan saat hujan penyiraman
bibit dilakukan pada pagi atau sore hari agar dilakukan setiap hujan sudah berhenti karena
menghindarkan tanaman dari stress akibat terik bagi petani air hujan masam dan tidak baik
matahari. untuk tanaman melon. Siram tanaman
seperlunya dan kondisikan media tanam selalu
Pemeliharaan
dalam keadaan lembab dan jangan kelebihan air.
Proses pemeliharaan terdiri dari sistem Tenaga kerja penyiraman untuk di Kecamatan
pengairan, penyulaman, penyiangan, Martapura terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3
pemupukan, pemberian obat, penyiraman dan orang perempuan.
pemanenan.
Pemanenan. Proses pemanenan dilakukan pada
Sistem Pengairan. Sistem pengairan yang pagi hari untuk mengurangi kelayuan buah
dilakukan petani di Kecamatan Martapura akibat panas matahari. Buah melon dapat
menggunakan pengairan pipanisasi yaitu dipanen setelah 70-80 hari sejak penanaman.
rangkaian pipa yang digunakan untuk Buah yang sudah dipanen disimpan dalam
mengalirkan air. Pada proses ini petani wadah dan diletakkan di tempat yang terlindung
menggunakan alkon untuk mengalirkan air dari dari sinar matahari langsung. Rata-rata produksi
irigasi ke lahan dan ada juga pengairan yang di Kecamatan Martapura sebanyak 14,5 ton.
dilakukan dengan menggunakan sumur dan Lahan yang sudah dipanen harus segera
disedot dengan alkon untuk proses pengairan. dibongkar.
Penyulaman. Penyulaman dilakukan pada Pasca panen. Kegiatan pasca panen yang
tanaman berumur 5 hari. Jika tanaman tidak dilakukan oleh petani di Kecamatan Martapura
tumbuh normal/mati tanaman tersebut dicabut meliputi, pengangkutan dan proses
sampai keakarnya kemudian diganti dengan pengangkutan sekaligus pemasaran hasil panen
bibit baru. Penyulaman dilakukan pada sore hari melon dilakukan oleh pedagang pengumpul
agar tanaman yang baru saja dipindah bisa yang langsung datang ke lahan untuk membeli
beradaptasi dengan lingkungannya dan buah melon dan langsung mengangkut sendiri
penyulaman dilakukan pada tanaman umur 1 dan ada juga proses pengangkutan dan
minggu. pemasaran hasil panen melon yang dilakukan
Penyiangan. Penyiangan merupakan kegiatan oleh petani yaitu, pekerja dan pemilik sendiri
memberantas gulma secara manual biasanya yang mengangkut dan menjual kepada pedagang
menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan pengumpul.
pada saat gulma mulai tumbuh minimal Biaya Usahatani Melon
seminggu sekali.
Biaya usahatani melon adalah biaya yang
Pemupukan. Pupuk yang digunakan oleh merupakan hasil dari semua pengeluaran
petani di Kecamatan Martapura untuk menanam usahatani melon tersebut. Berdasarkan hasil
melon terdiri dari 6 jenis pupuk yaitu, pupuk penelitian dalam usahatani ini, luas keseluruhan
kandang, pupuk dolomit, pupuk KNO3 putih, lahan melon petani responden adalah seluas 1 ha
pupuk SP36, pupuk NPK, pupuk KCL dan dengan masing-masing seluas 0,5 ha/usahatani
pupuk urea. Pemupukan dilakukan saat musim di Kecamatan Martapura. Petani melon
tanam dan pada usia 14 hari setelah tanam. menyelenggarakan usahatani melon sebanyak 2
Pemberian obat. Jenis obat-obatan yang kali dalam 1 tahun dan ada juga melakukan
digunakan oleh petani di Kecamatan Martapura panen cuma sebanyak 1 kali dalam 1 tahun hal
yaitu, demolish, muertieur, antracol, detan-neb, ini dikarenakan lahan yang sangat basah dan
kalsium, insektisida dan fungisida. Obat-obatan bisa melakukan budidaya melon pada saat
tersebut digunakan untuk pengendalian gulma, musim kemarau saja. Biaya usahatani melon
hama dan patogen penyakit yang bisa terbagi menjadi 2 komponen yaitu biaya
menyerang tanaman melon. eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit
adalah biaya yang terdiri dari upah untuk tenaga
Penyiraman. Tanaman melon sangat kerja luar keluarga, sarana produksi benih,
membutuhkan air sehingga tanaman melon pupuk, obat-obatan, biaya alat dan perlengkapan
harus disiram tetapi penyiraman yang dilakukan (yang dihitung sebesar penyusutannya).
jangan terlalu basah. Penyiraman dilakukan Sementara itu biaya implisit adalah biaya yang
sebanyak 3 kali dalam seminggu jika cuaca terdiri dari upah untuk tenaga kerja dalam

68 – Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

keluarga dan biaya bantuan alat dari pemerintah. Komponen biaya terbesar adalah biaya eksplisit,
hal ini disebabkan karena banyaknya keperluan
Biaya Eksplisit
perlengkapan untuk budidaya melon seperti
Biaya eksplisit atau (Explicit Cost) yaitu biaya keperluan perlengkapan petani di Kecamatan
yang benar-benar dikeluarkan secara nyata oleh Martapura berupa karung, mulsa, tusuk, turus,
petani dalam usahatani melon. Biaya yang tali, paring dan gelas. Rata-rata biaya
dikeluarkan tentu saja berhubungan dengan perlengakapan yang dikeluarkan di Kecamatan
berbagai faktor produksi. Biaya eksplisit dalam Martapura sebesar Rp 10.666.000,-.
usahatani melon ini terdiri dari biaya
Komponen biaya TKLK untuk petani di
penyusutan alat, biaya pembelian benih, biaya
Kecamatan Martapura biaya upah tenaga kerja
pembelian pupuk, biaya pembelian obat-obatan,
laki-laki Rp 90.000,-/hari, untuk biaya upah
biaya perlengkapan dan biaya tenaga kerja luar
tenaga kerja perempuan Rp 70.000,-/hari dan
keluarga (TKLK).
pada saat pemanenan semua tenaga kerja laki-
Perhitungan biaya penyusutan alat-alat laki ataupun perempuan mendapat upah yang
pertanian dalam usahatani melon menggunakan sama sebesar Rp 100.000,-/hari dan ada juga
metode garis lurus (Straight line method). Biaya biaya upah Rp 100.000,-/hari untuk semua jenis
penyusutan alat di Desa Tungkaran yang terdiri pekerjaan dan tidak mempunyai tenaga kerja
dari cangkul, parang, pemotong rumput, perempuan. Biaya ini mencakup tenaga kerja
handsprayer, alat kocor, arit, ayakan, corong, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan
sekrup, alkon dan pipa. Rata-rata biaya dan pasca panen dengan gaji rata-rata TKLK di
penyusutan alat di Kecamatan Martapura Kecamatan Martapura sebesar Rp 5.475.000,-
sebesar Rp 354.332,- dalam satu kali musim /hari.
tanam. Petani responden usahatani melon di
Mengenai rata-rata biaya eksplisit usahatani
Kecamatan Martapura sama-sama tidak
melon selama satu kali musim tanam
memiliki nilai sisa dari alat-alat pertanian yang
menunjukkan bahwa biaya eksplisit yang
mereka gunakan.
dikeluarkan oleh petani melon di Kecamatan
Komponen biaya benih melon varietas yang Martapura sebesar Rp 17.119.171,-.
digunakan adalah petani di Kecamatan
Biaya Implisit
Martapura menggunakan benih Gracia F1 dan
Pertiwi Anvi yang sama-sama memiliki umur Biaya implisit atau Implisit Cost yaitu biaya
tanam 70-80 hari. Rata-rata keperluan yang tidak benar-benar nyata dikeluarkan oleh
penggunaan benih pada petani di Kecamatan petani, tetapi tetap diperhitungkan sebagai biaya
Martapura adalah 180 gram, harga melon dalam yang seolah-olah harus dibayar oleh petani.
satu tahun terakhir di Desa Tungkaran dengan Dalam usahatani melon yang termasuk biaya
harga Rp 3.500,-/kg, sedangkan di Kelurahan implisit adalah Biaya penyusutan alat bantuan
Keraton dengan harga Rp 2.800,-/kg hal ini dari pemerintah dan tenaga kerja dalam
dikarenakan beda varietas benih beda juga berat keluarga (TKDK).
dan harga dari prduksi buah melon tersebut.
Biaya Implisit di Kecamatan Martapura yaitu
Rata-rata biaya benih di Kecamatan Martapura
alat bantuan dari pemerintah berupa 2 buah
sebesar Rp 225.000,-.
traktor, 2 buah Alkon dan pipa sebanyak 6 roll
Biaya pupuk dalam usahatani melon di Desa dan biaya TKDK (tenaga kerja dalam keluarga).
Tungkaran menggunakan pupuk kandang, Untuk tenaga kerja dalam keluarga di
pupuk dolomit, pupuk KNO3 putih, pupuk Kecamatan Martapura biasanya melakukan
SP36, pupuk NPK, pupuk KCL dan pupuk urea. pekerjaan penanaman dengan per hari 5 jam,
Rata-rata biaya pupuk yang di keluarkan di penyiraman dengan lama pengerjaan 5 jam dan
Kecamatan Martapura sebesar Rp 2.705.000,-. pemanenan dengan lama pengerjaan 4 jam
Komponen biaya obat-obatan dalam usahatani sedangkan untuk biaya upah penanaman sama
melon di Kecamatan Martapura menggunakan penyiraman Rp 90.000,-/hari, tetapi untuk biaya
demolish, muertieur, antracol, detan-neb, upah tenaga kerja wanita Rp 70.000,-/hari dan
kalsium, insektisida dan fungisida. Rata-rata untuk upah tenaga kerja laki-laki ataupun
biaya obat-obatan yang dikeluarkan di wanita sama saat pemanenan Rp 100.000,-/hari,
Kecamatan Martapura sebesar Rp 393.000,-. lalu ada juga untuk tenaga kerja dalam keluarga
dengan melakukan pekerjaan saat penanaman

Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023 - 69


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

dengan lama pengerjaan 7 jam, menyulam Kecamatan Martapura dengan rata-rata


dengan per hari 3 jam, pemupukan dengan lama pendapatan usahatani melon sebesar Rp
pengerjaan 7 jam, pemberian obat dengan lama 25.661.667,-.
pengerjaan 7 jam, penyiraman dengan lama
Keuntungan Usahatani. Keuntungan
pengerjaan 5 jam, pemanenan dengan lama
merupakan hasil perhitungan dari penerimaan
pengerjaan 4 jam dan pengangkutan dengan
dikurang dengan total biaya meliputi biaya
lama pengerjaan 4 jam lalu untuk semua upah
eksplisit dan implisit yang dikeluarkan dalam
tersebut adalah sama Rp 100.000,-/hari. Rata-
usahatani melon yaitu penerimaan dikurangi
rata biaya implisit di Kecamatan Martapura
total biaya. Rata-rata keuntungan yang
sebesar Rp 3.470.000,-.
diperoleh di Kecamatan Martapura sebesar Rp
Biaya Total Usahatani. Dalam usahatani 24.081.667,-.
melon biaya total (Total Cost) merupakan
Kelayakan Usahatani. Berdasarkan
merupakan hasil dari penjumlahan antara biaya
keuntungan yang diperoleh, maka dapat
eksplisit dan biaya implisit. Analisis ini
diketahui RCR atau kelayakan dari usahatani
digunakan untuk mengetahui total biaya yang
melon. Analisis Revenue Cost Ratio (RCR)
dikeluarkan oleh petani melon selama satu
digunakan untuk mengetahui apakah usahatani
musim tanam. Besarnya biaya total yang
yang diselenggarakan oleh para petani
dikeluarkan petani melon.
responden memiliki tingkat kelayakan yang
Dapat diketahui bahwa rata-rata biaya total yang tinggi atau rendah. RCR diperoleh dari
dikeluarkan petani responden untuk usahatani perbandingan antara total penerimaan dengan
melon di Kecamatan Martapura pada satu kali total biaya meliputi biaya eksplisit dan implisit.
periode masa tanam dengan rata-rata biaya Dengan memperbesar penerimaan total
terbesar yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani dan menekan biaya total usahatani,
usahatani melon adalah berasal dari biaya maka petani akan memperoleh nilai RCR yang
eksplisit sebesar Rp 19.838.333,- dan rata-rata lebih besar. Jika nilai RCR semakin besar maka
total biaya usahatani melon di Kecamatan akan memberikan keuntungan yang semakin
Martapura sebesar Rp 21.418.333,-. besar juga untuk para petani melon. Dapat
diketahui bahwa nilai RCR lebih besar dari satu
Penerimaan, Pendapatan, Keuntungan dan
berdasarkan kriteria kelayakan usahatani melon
Kelayakan Usahatani
di Kecamatan Martapura dengan perhitungan
Penerimaan Usahatani. Penerimaan R/C > 1 maka usahatani melon di Kecamatan
merupakan nilai fisik dikali dengan harga sekali Martapura dikatakan layak secara finansial
musim tanam pada saat petani menjual ke untuk diusahakan karena rata-rata nilai RCR
tengkulak. Berdasarkan hasil penelitian dalam nya sebesar 2,18. Jadi, semua usahatani melon
usahatani ini, terkadang tidak menentu petani di Kecamatan Martapura dinyatakan layak tetapi
melakukan panen sebanyak 2 kali dalam satu untuk kelayakan usahatani melon terendah
tahun itu pun tergantung pada cuaca dan iklim adalah di Desa Tungkaran karena besarnya
dalam satu tahun tersebut. Hasil produksi melon modal petani untuk kebutuhan usahatani
di Kecamatan Martapura adalah rata-rata meliputi banyaknya pupuk yang diperlukan,
sebanyak 14,5 ton/per usahatani dengan rata- banyaknya obat-obatan yang diperlukan,
rata harga jual sebesar Rp 3.150,-/kg. Hasil banyaknya perlengkapan yang diperlukan dan
produksi melon ini kemudian dijual kepada besarnya biaya TKLK yang dikeluarkan.
pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul
Permasalahan Usahatani. Dalam menjalankan
menjual ke pasar dengan harga jual yang telah
usahatani maka tak luput dari masalah ekonomi
ditentukan antara kedua belah pihak. Hasil dari
dan teknis. Untuk petani responden di Desa
penjualan melon ini akan menjadi penerimaan
Tungkaran tidak merasakan adanya kendala dan
usahatani melon yang diperoleh oleh para
masalah dalam hal ekonomi ataupun modal
petani. Rata-rata penerimaan usahatani melon di
tetapi untuk masalah teknis terkendala dengan
Kecamatan Martapura sebesar Rp 45.500.000,-.
iklim di Desa Tungkaran yang terlalu panas
Pendapatan Usahatani. Pendapatan usahatani sehingga lahan menjadi kering yang
melon dilihat dari selisih antara penerimaan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
dengan biaya eksplisit, jadi dalam satu musim tanaman melon dan lambatnya datang pasokan
tanam pendapatan usahatani melon di obat-obatan karena tidak tersedianya obat-

70 – Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

obatan lengkap disini jadi harus memesan obatan di daerah sini sehingga harus
terlebih dahulu yang lumayan memakan waktu. membeli dari luar yang memakan waktu.
Usahatani melon ini juga terkendala
Kendala yang ada di Kelurahan Keraton
permodalan karena modal yang begitu
berdasarkan wawancancara dengan responden
besar dan tidak adanya mendapat bantuan
didapati kendala dari segi modal. Modal yang
dari pemerintah atau dinas terkait sehingga
begitu besar dan tidak adanya mendapat bantuan
petani melon mengalami kesulitan untuk
dari pemerintah atau dinas terkait sehingga
permodalan dan disaat turun hujan bagi
petani melon mengalami kesulitan untuk
lahan yang tidak berada di dataran tinggi
permodalan. Sedangkan untuk kendala teknis
maka dapat membuat lahan terendam. Hal
yaitu terkendala disaat turun hujan lahan di
tersebut membuat tanaman melon mati atau
Kelurahan Keraton tidak berada di dataran
gagal panen.
tinggi sehingga lahan dapat terendam. Hal
tersebut membuat tanaman melon mati atau Saran
gagal panen.
Adapun saran yang diberikan terhadap
penelitian ini adalah sebagai berikut:
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Petani responden usahatani melon
menginginkan dinas terkait untuk
Kesimpulan membantu dalam penyediaan lengkap
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian, pupuk atau obat-obatan agar bisa
maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah digunakan secara langsung dan tidak perlu
sebagai berikut: menunggu untuk pupuk atau obat-obatan
1. Penyelenggaraan usahatani melon adalah tersebut karena harus memesan terlebih
terdiri dari persiapan, pemeliharaan dan dahulu.
pasca panen usahtani melon. Kegiatan 2. Petani responden juga menginginkan
persiapan terdiri dari penyiapan lahan, mencari cara untuk melakukan pengaliran
atau pengeringan pada lahan yang mudah
persemaian dan penanaman. Pemeliharaan terendam di Kecamatan Martapura ini
terdiri dari sistem pengairan, penyulaman, disaat musim hujan.
penyiangan, pemupukan, pemberian obat,
penyiraman dan pemanenan. Sedangkan
untuk pasca panen yaitu, pengangkutan dan DAFTAR PUSTAKA
pemasaran.
2. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk Badan Pusat Statisitik Kabupaten Banjar. 2021.
usahatani melon sebesar Rp 21.418.333,- Kabupaten Banjar Dalam Angka 2021.
terdiri dari, biaya eksplisit dan biaya BPS Kabupaten Banjar.
implisit. Rata-rata biaya eksplisit yang Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
dikeluarkan sebesar Rp 19.838.333,- dan Selatan. 2021. Provinsi Kalimantan
untuk rata-rata biaya implisit sebesar Rp Selatan Dalam Angka 2021. BPS Provinsi
1.580.000,-. Kalimantan Selatan.
3. Rata-rata penerimaan usahatani melon di Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2022.
Kecamatan Martapura sebesar Rp Luas Tanah Kecamatan Martapura 2022.
45.500.000,- untuk sekali panen. Rata-rata BPS Kabupaten Banjar.
pendapatan di Kecamatan Martapura Badan Pusat Statistik Pertanian Hortikultura
sebesar Rp 25.661.667,- untuk sekali Kabupaten Banjar. 2022. Komoditas
panen. Rata-rata keuntungan usahatani Tanaman Sayur-sayuran dan Buah-
melon di Kecamatan Martapura sebesar Rp buahan Kecamatan Martapura 2021.
24.081.667,- untuk sekali panen. Untuk BPS Pertanian Hortikultura Kabupaten
R/C nilai rata-rata di Kecamatan Martapura Banjar.
senilai 2,18. Jadi, usaha ini layak Dinas Pertanian Kabupaten Banjar. 2022.
dijalankan. Produktivitas Melon di Kabupaten
4. Usahatani melon di Kecamatan Martapura Banjar. 2021
terkendala dengan iklim yang terlalu panas Kasim, Syarifuddin. 1997. Petunjuk Teknis
sehingga lahan menjadi kering yang Menghitung Keuntungan dan Pendapatan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Usahatani. Universitas Lambung
tanaman melon dan sulitnya mencari obat- Mangkurat. Banjarbaru.

Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023 - 71


Abdurrahman et al. Analisis Usahatani Melon (Cucumis Melo L.) di Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan


Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

72 – Frontier Agribisnis 7 (1), Maret 2023

You might also like