ACARA|
IDENTIFIKAS! DAN PEMETAAN BENTUKLAHAN SEBAGAI SISTEM LAHAN.
(Case Based Learning)
‘A. TUIUAN
1. Mahasiswa mampu menentukan AO! (area of interest) sesuai hasit diskusi kelompok
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis satuan bentuklahan minor pada AOI
3. Mahasiswa mampu menyusun peta bentuklahan berdasarkan sumiberdata yang digunakan
‘melalui pendekatan morfologi dan morfogenesa
ALAT DAN BAHAN
1. DEMNas resolusi Sm
2. Citra Sentinel
3, Peta geologi lembar daerah kajian skala 1:100.000
4, Peta RBI lembar daerah kajian skala 1:25.000
5. Perangkat software ArcGIS
6. Alet tulis
C._LANGKAH KERIA
|. Buat AOI berukuran skala layout peta 1:50,000
2. Gunakan batas AOI tersebut untuk mendownload data DEMNas secara online pada tautan
https://tanahair indonesia go.id/demnas/it/
3. Download sentinel sesuai AO! dan sekitarnya
Buka ArcGIS dan lakukan pengolahan data DEM yang sudah didownload menggunakan 3D
analyst yaity hillshade dan slope.
5. Lakukan superimposed kedua hasil 3D analyst tersebut dengan bantuan transparans| agar
iperoleh kenampakan 3 dimensi dan kelas kemiringan lereng
6. Tambahkan shapefile data jaringan sungai dari peta RBI dan lakukan delineasi satuan
bentuklahan hingga ke tingkat minor
7. Tambahkan shapefile data litologi untuk membantu mendelineasi bentuklahan minor
denudasional yang terkikis kuat dan lemah berdasarkan jenis batuan penyusunnya.
8. Layout peta secara kartografis.
D. DASAR TEORI
‘Metode pembelajaran dalam praktikum acara 1 ini adalah case based learning. Metode
ini digunakan agar mahasiswa dapat menyelesaikan sebuah permasalahan berdasarkan diskusi
kelompok. Beberapa sasaran yang diharapkan dapat tercapal dari metode pembelajaran ini
adalah :
1. Mahasiswa berperan sebagai pemeran utama yang berusaha untuk memecahkan kasus;
2. Mahasiswa melakukan analisis terhadap kasus untuk memberi solusi, rekomendasi solusi
dengan diskusi kelompok untuk menguli dan mengembangkan rancangan solusi; dan3. Mahasiswa berdiskusi secara aktif; sedangkan dosen berperan sebagai fasilitator yang
bertugas mengobservasi, memberi pertanyaan, dan mengarahkan diskusi, memberikan
pertanyaan, dan observasi.
Secara sederhana skema metode pembelajaran case based learning adalah seperti gambar
berikut :
&
eh yy
Case W secs
a .: oy Postoaes
Databece New |
bed ase )
Ba Goren
Rar Kerowedye “Yy
Aeparea
Cone
al,
Solute Ste ISsuggesied
Salton
Gambar 1. Skema Case Based Learning
Sumber : Robbi Rahim et ol, 2019
Dalam proses praktikum acara 1 ini, mahasiswa diwajibkan untuk membuat kelompok
kecil berjumlah anggota maksimal 5 orang dan diketual oleh satu orang. Permasalahan yang
diangkat dari tema acara 1 ini adalah banyaknya metode pemetaan satuan lahan. Dengan
mendasarkan apda prinsip dan pedoman pemetaan satuan lahan menurut NSPK atau Norma
Standar Prosedur Pemetaan Sistem Lahan Skala 1:25.000/1:50.000, maka metode inilah yang
digunakan untuk pemetaan bentuklahan. Peta bentuklahan selanjutnya disebut sebagai peta
satuan lahan atau peta sistem lahan yang dibuat oleh masing-masing kelompok dan didampingi
oleh dosen/asisten.
Menurut konsep dari Christian dan Stewart (1968}, sistem lahan didefinisikan sebagai
daerah yang memiliki pola pengulangan (kesamaan karakteristik) dalam hal morfologi, material,
dan iklim yang relative seragam. Berdasarkan definisi sistem lahan dari dari Christian dan Stewart
(4968), terlihat bahwa pemetaan sistem lahan lebih bersifat fisik lahan atau bentanglahan dan
belum mencakup berbagai aktivitas masyarakat yang menyebabkan perubahan morfologi pada
permukaan bumi,
Pendekatan yang digunakan untuk mendetilkan peta sistem lahan adalah masih sama,
yaitupendekatan bentanglahan (landsacape approach). Pendetilan peta sistem lahanmenggunakan satuan bentuklahan sebagal dasar penarikan batas sistem lahan. Klasifikasi
‘ataupun hierarki pembaruan sistem Iahan memperhatikan 4 (empat) aspek bentuklahan, yaltu:
1). Morfologi (morfometri dan morfografi); 2). Morfogenesa yang mencakup morfostruktur pasif
(material penyusun bentuklahan) dan morfostruktur aktif (berbagal proses endogenik dan
‘eksogenik/morfodinamik); 3). Morfokronologi (urutan pembentukan); dan 4). Morfoaransemen
(susunan dalam ruang).
‘Metode pengambilan sampel untuk survel eros! berbasis pendekatan bentukiahan dapat
ditempuh dengan 2 cara yaitu :
11. Purposive sampling yaitu transect / toposekuen. Metode ini langsung merujuk pada
aris lurus yang dipilih berdasarkan perbedaan morfologi. Metode ini bertujuan agar
mahasiswa dapat mendefinisikan pengaruh morfologi / lereng terhadap jenis erosl
yang diternukan di lapangan. Adapun jumish sampel adalah minimal 3 yang mewakili
lereng atas, tengah, dan bawah. Namun, akan lebih detil dan valid apabila di setiap
pergantian tekuk lereng diambil 1 sampel. Berikut adalah contoh pengambilan
sampel metode transek :
——— Garis transek yang mewakili lereng atas sampai bawah
Gambar 1. Skema Transect Sampling
2. Stratified random sampling. Metode ini dipilih berdasarkan strata yang ada dalam
peta bentuklahan dimana strata yang dimaksud adalah bentuklahan itu sendiri.
Dengan demikian, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah sejumizh
bentuklahan yang telah didelineasi. Namun, untuk lebih ilmiah dan sesuai kaidah,
‘maka jumlah sampel sebaiknya sesuai dengan rumus yaitu. Berikut adalah contoh
skema pengambilan sampel menggunakan metode stratified random samplingGambar 2. Skema Stratified Random Sampling
E, HASILPRAKTIKUM
1. Peta tentatif bentukiahan area kajian masing-masing kelompok
2. Peta rencana titik sampel
DAFTAR PUSTAKA
Robbi Rahim et al, 2019 J. Phys.: Conf. Ser. 1381 012044
G. LAMPIRAN
SNI PETA GEOMORFOLOGI