Professional Documents
Culture Documents
Perkembangan Sistem Kontrol Pembangkit EBT
Perkembangan Sistem Kontrol Pembangkit EBT
EBT (Energi Baru Terbarukan), terutama ET (Energi Terbarukan) sejauh ini hanya dapat
dimaksimalkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik nasional, menggantikan pembangkit
berbahan energi fosil. Bahkan, pada aplikasi riil di lapangan, energi terbarukan ini hanya dapat
digunakan untuk memenuhi permintaan beban dasar (base load) dan beban puncak (peak load)
dari sistem kelistrikan nasional. Pemodelan yang dilakukan lebih dititikberatkan untuk
memahami behavior (perilaku) sistem kelistrikan nasional, bagaimana merespon permintaan
beban dasar, beban menengah, dan beban puncak di masing-masing sistem yang dipelajari
(Sistem Nasional, Sistem Sumatera, Sistem Sulbagsel (Sulawesi Bagian Selatan), Sistem Maluku,
dan Sistem Papua Barat). Dari pemodelan yang dilakukan dengan kondisi trend permintaan listrik
untuk semua sistem kelistrikan yang terus naik, secara umum pembangkit energi terbarukan
bersama-sama dengan pembangkit energi fosil yang telah direncanakan untuk dikembangkan
hingga tahun 2024, relatif dapat memenuhi permintaan beban dasar dan beban puncak.
Permasalahan secara umum ada di permintaan beban medium dimana pembangkit energi
terbarukan tidak ada yang masuk ke dalam sistem kelistrikan tersebut.
Sistem kontrol dalam pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) telah mengalami
perkembangan yang signifikan seiring waktu, bergerak dari kontrol sederhana hingga sistem yang
kompleks dan terotomatisasi. Berikut adalah tinjauan singkat sejarah perkembangan teknologi
sistem kontrol pembangkit EBT:
Teknologi dalam sistem kontrol pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terus
berkembang pesat seiring dengan peningkatan kebutuhan akan sumber energi yang ramah
lingkungan. Berikut adalah beberapa perkembangan teknologi dalam sistem kontrol pembangkit
EBT: