You are on page 1of 3

Jose Immanuel Siregar

202211587 / Sistem Kontrol Pembangkit

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SISTEM KONTROL PEMBANGKIT EBT

EBT (Energi Baru Terbarukan), terutama ET (Energi Terbarukan) sejauh ini hanya dapat
dimaksimalkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik nasional, menggantikan pembangkit
berbahan energi fosil. Bahkan, pada aplikasi riil di lapangan, energi terbarukan ini hanya dapat
digunakan untuk memenuhi permintaan beban dasar (base load) dan beban puncak (peak load)
dari sistem kelistrikan nasional. Pemodelan yang dilakukan lebih dititikberatkan untuk
memahami behavior (perilaku) sistem kelistrikan nasional, bagaimana merespon permintaan
beban dasar, beban menengah, dan beban puncak di masing-masing sistem yang dipelajari
(Sistem Nasional, Sistem Sumatera, Sistem Sulbagsel (Sulawesi Bagian Selatan), Sistem Maluku,
dan Sistem Papua Barat). Dari pemodelan yang dilakukan dengan kondisi trend permintaan listrik
untuk semua sistem kelistrikan yang terus naik, secara umum pembangkit energi terbarukan
bersama-sama dengan pembangkit energi fosil yang telah direncanakan untuk dikembangkan
hingga tahun 2024, relatif dapat memenuhi permintaan beban dasar dan beban puncak.
Permasalahan secara umum ada di permintaan beban medium dimana pembangkit energi
terbarukan tidak ada yang masuk ke dalam sistem kelistrikan tersebut.

Sistem kontrol dalam pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) telah mengalami
perkembangan yang signifikan seiring waktu, bergerak dari kontrol sederhana hingga sistem yang
kompleks dan terotomatisasi. Berikut adalah tinjauan singkat sejarah perkembangan teknologi
sistem kontrol pembangkit EBT:

• Awal Penggunaan Sistem Kontrol Sederhana (1970-an - 1980-an): Pada awalnya,


pembangkit EBT seperti pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS) menggunakan sistem kontrol yang sederhana. Kontrol manual dan
mekanis digunakan untuk mengatur operasi dasar seperti kecepatan rotor atau posisi
panel surya.
• Munculnya Kontrol Mikroprosesor (1990-an): Pada tahun 1990-an, penggunaan
mikroprosesor mulai umum dalam sistem kontrol pembangkit EBT. Hal ini
memungkinkan pengembangan kontrol yang lebih canggih dan fleksibel. Penggunaan
sensor dan pemrosesan data yang lebih maju meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem.
• Perkembangan Kontrol Terdistribusi dan Jaringan (2000-an): Di era ini, teknologi kontrol
terdistribusi mulai berkembang pesat. Sistem kontrol yang terhubung dalam jaringan
memungkinkan pemantauan dan pengaturan jarak jauh, serta koordinasi antarunit
pembangkit. Hal ini memungkinkan integrasi yang lebih baik dengan jaringan listrik
konvensional.
• Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning (2010-an - 2020-
an): Dalam dekade terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam penerapan kecerdasan
buatan (AI) dan machine learning dalam sistem kontrol EBT. Algoritma cerdas digunakan
untuk memprediksi produksi energi, mengoptimalkan operasi, dan meningkatkan
respons terhadap variabilitas cuaca dan permintaan energi.
• Integrasi Sistem Kontrol yang Komprehensif (2020-an dan seterusnya): Saat ini, fokus
utama adalah pada integrasi sistem kontrol yang komprehensif untuk pembangkit EBT. Ini
melibatkan penggunaan teknologi Internet of Things (IoT), big data analytics, dan platform
digital untuk menciptakan sistem yang lebih adaptif, responsif, dan efisien.
• Pengembangan Sistem Kontrol Grid-Forming (2020-an dan seterusnya): Seiring dengan
pertumbuhan penetrasi EBT dalam jaringan listrik, penting untuk mengembangkan
sistem kontrol yang mampu membentuk grid sendiri (grid-forming). Hal ini
memungkinkan pembangkit EBT untuk beroperasi secara mandiri atau dalam mode
islanding ketika terputus dari jaringan utama.
• Perkembangan teknologi sistem kontrol pembangkit EBT terus berlangsung dengan
cepat, didorong oleh inovasi dalam teknologi komputer, sensor, dan komunikasi.
Fokusnya adalah pada peningkatan efisiensi, keandalan, dan integrasi yang lebih baik
dengan jaringan listrik konvensional untuk mendukung transisi menuju sistem energi
yang lebih berkelanjutan.

Teknologi dalam sistem kontrol pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terus
berkembang pesat seiring dengan peningkatan kebutuhan akan sumber energi yang ramah
lingkungan. Berikut adalah beberapa perkembangan teknologi dalam sistem kontrol pembangkit
EBT:

• Peningkatan Efisiensi Konversi Energi: Teknologi kontrol terbaru memungkinkan


pembangkit EBT seperti turbin angin dan panel surya untuk menghasilkan energi dengan
efisiensi yang lebih tinggi. Ini mencakup pengoptimalan operasi, penyesuaian terhadap
kondisi lingkungan yang berubah, dan pengurangan kehilangan energi dalam proses
konversi.
• Integrasi Jaringan Listrik: Sistem kontrol terbaru memungkinkan integrasi yang lebih baik
antara pembangkit EBT dan jaringan listrik utama. Ini termasuk teknologi sinkronisasi
yang lebih canggih, manajemen aliran daya yang lebih presisi, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan fluktuasi dalam permintaan energi.
• Pemantauan dan Prediksi Kinerja: Sensor yang lebih canggih dan sistem pemantauan
memungkinkan pengelola untuk memantau kinerja pembangkit EBT secara real-time dan
membuat prediksi tentang kinerja masa depan. Hal ini membantu dalam perawatan
preventif, optimasi operasi, dan perencanaan jangka panjang.
• Kontrol Fleksibilitas: Teknologi kontrol yang lebih canggih memungkinkan pembangkit
EBT untuk menyesuaikan operasinya dengan lebih fleksibel. Ini termasuk kemampuan
untuk mengubah output daya sesuai dengan permintaan jaringan, memanfaatkan energi
penyimpanan, dan berpartisipasi dalam pasar energi yang lebih dinamis.
• Keselamatan dan Keandalan: Perkembangan dalam sistem kontrol juga bertujuan untuk
meningkatkan keselamatan dan keandalan operasi pembangkit EBT. Ini mencakup
sistem otomatisasi untuk mendeteksi dan merespons kegagalan peralatan, teknologi
redundansi untuk mengurangi risiko pemadaman, dan peningkatan dalam manajemen
risiko secara keseluruhan.
• Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin: AI dan teknik
pembelajaran mesin semakin diterapkan dalam sistem kontrol pembangkit EBT. Hal ini
memungkinkan sistem untuk belajar dari pola operasi historis, memprediksi permintaan
energi, mengoptimalkan pengaturan operasional, dan secara otomatis mengambil
keputusan yang lebih cerdas.
• Interkoneksi dan Penyimpanan Energi: Perkembangan dalam kontrol pembangkit EBT
juga terkait dengan integrasi penyimpanan energi yang lebih baik. Ini mencakup
koordinasi antara pembangkit dan sistem penyimpanan energi, serta penggunaan
algoritma kontrol yang canggih untuk mengoptimalkan penggunaan energi yang
disimpan.
• Keterhubungan dengan Internet Hal-hal (IoT): Teknologi IoT memungkinkan pengumpulan
data yang lebih luas dan real-time dari pembangkit EBT. Ini dapat digunakan untuk
pemantauan yang lebih akurat, analisis data yang lebih mendalam, dan pengambilan
keputusan yang lebih tepat waktu dalam pengoperasian dan pemeliharaan.

You might also like