You are on page 1of 3

Nama : Putri Hamidah

NIM : 19045036
Sesi : Geografi Pembangunan, (Senin, 16.20 - 18.00)

Lembar Jawaban
1. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi ada dua hal yang saling berkaitan.
Pembangunan ekonomi terjadi ketika terdapat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah,
keduanya beriringan. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek yang terdapat pada
pembangunan ekonomi. Namun keduanya juga memiliki perbedaan prinsip yaitu,
Pertumbuhan lebih menyikapi aspek kuantitas dari variabel-variabel ekonomi yang
dipergunakan dalam rangka menumbuhkan atau meningkatkan tujuan (output) suatu kegiatan
ekonomi. sedangkan, pembangunan lebih menekankan pada prinsip kualitas dari proses-
proses menciptakan atau merealisasikan potensi manusia.
Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, pemerataan pembangunan lebih layak
diutamakan sebab pemerataan pembangunan berarti memperhatikan sarana dan prasana
produksi, memperluan lapangan pekerjaan serta memerhatikan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini akan mengurangi kesenjangan sosial sehingga tercipta struktur ekonomi yang stabil.
Sedangkan jika kita hanya memoerhatikan pertumbuhan ekonomi tanpa pemerataan
pembangunan akan berpotensi terjadi permasalahan di masa depan. Contohnya pada masa
orde baru, saat pertumbuhan ekonomi diutamakan, saat repelita VI selesai, krisis moneter
yang merupakan “bom waktu” pertumbuhan ekonomi yang kita banggakan tersebut meledak
pada tahun 1997, tanpa kita mampu menduganya. Pertumbuhan ekonomi semata-mata tidak
banyak menyelesaikan masalah dan kadangkala memiliki akibat yang tidak dikehendaki.

2. Salah satu contoh aplikasi teori tersebut di wilayah Sumatera Barat adalah pada Kota
Bukittinggi. Sector pariwisata yang menjadi keunggulan wilayah tersebut meningkatkan
perekonomian dan memajukan daerah. Sehingga berdasarkan struktur ruang kota dapat
diketahui banyaknya jaringan yang menghubungkan wilayah lain ke daerah tersebut dengan
ditandai keberlanjutan peningkatan infrastruktur jalan yang semakin memudahkan akses
menuju wilayah ini, seperti jalan tol padang-bukittinggi. Adapun didalam regionalnya sendiri
tampak bahwa kegiatan dan usaha yang terkait dengan pariwisata tertarik untuk berlokasi
mendekati objek wisata. Keberadaan 3 buah terminal di sekitar pusat kota misalnya serta
aksesibilitas dari jaringan jalan yang semuanya mengarah ke pusat kota telah menjadikan
kawasan pusat kota sebagai kawasan pusat pertumbuhan.

3. Trickle down effect adalah pentingnya peranan kutub pertumbuhan wilayah sebagai
penggerak utama atau lokomotif pertumbuhan yang selanjutnya menyebarkan hasil-hasil
pembangunan ke wilayah lain atau yang dikenal sebagai trickle down effect (dampak tetesan
ke bawah). Salah satu bentuk trickle down effect di Indonesia adalah pada masa orde baru
dimana pembangunan dari segi ekonomi, sosial, dan politik dipusatkan di Jawa, khususnya
Jakarta yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh pada perekonomian daerah lainya.
puncaknya adalah Reformasi 1998 yang menuntut desentralisasi dan pemberian wewenang
pembangunan ke daerah-daerah. Pengaplikasian teori ini di Indonesia rentan menyebabkan
terjadinya kesenjangan sosial. Dimana wilayah yang menjadi prioritas utama menjadi
semakin maju sedangkan wilayah lain masih mengalami ketertinggalan.

4. Adanya system pasar bebas membuat beberapa wilayah Indonesia menjadi pusat
pertumbuhan seperti wilayah Jawa dan Bali. Hal ini menjadi penyebab terjadinya
ketimpangan antara wilayah tersebut dengan wilayah lain yang menjadi terlantar. Fenomena
ini di Indonesia mengakibatkan backwash effect yakni wilayah yang menjadi pusat
pertumbuhan semakin berkembang sementara wilayah lain terus mengalami ketertinggalan.
Kemiskinan dan ketimpangan pembanguanan layaknya satu unsur yang tak dapat dipisahkan.
Kemiskinan ada diakibatkan karena adanya ketimpangan social dalam suatu wilayah.
Dimana sebagian besar pendapatan suatu negara hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang
dan lainnya hanya mendapatkan porsi yang kecil atau malah tidak mendapatkannya.
Pengaruh tingkat kemiskinan terhadap ketimpangan memiliki pengaruh yang negatif, yaitu di
mana ketika tingkat kemiskinan meningkat maka akan meningkatkan pula disparitas ekonomi
yang akan terjadi.

5. Menurut saya, tujuan pembangunan nasional dalam mensejahterakan masyarakat tidak akan
dapat tercapai jika kesenjangan gender masih belum dapat diatasi di Indonesia. Karena untuk
membangun perekonomian yang baik pada suatu negara diperlukan kerjasama aktif
masyarakat (laki-laki dan perempuan). Kesetaraan gender relevan dengan pertumbuhan
ekonomi, karena perempuan yang berpendapatan dapat menopang kehidupan, baik
kehidupannya sendiri maupun keluarga, akan meningkatkan kegiatan konsumsinya yang juga
akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Pemberian akses kegiatan yang sama
luasnya seperti laki-laki akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kesetaraan dalam mendapatkan kesempatan dan hak-hak dalam hal apapun akan
memperkuat ekonomi negara. Hal ini kemudian secara bersamaan akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perjuangan dalam mencapai kesetaraan gender di
Indonesia harus terus dilakukan baik secara hukum dalam berbagai kebijakan maupun secara
sosial, tradisi dan pemikiran lama yang menlanggengkan ketidaksetaraan harus segera
dihilangkan.

You might also like