You are on page 1of 10

A.

Sejarah Klasifikasi Pasar Uang


Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-
dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari
satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan.
Pada pasar uang ini diperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek. Kredit yang
dimaksud dapat berupa kredit harian (on call), kredit bulanan (prolongasi), ataupun kredit
tiga bulanan (belening). Karena diperjualbelikan kurang dari satu tahun, kredit tersebut
disebut kredit jangka pendek. Adapun jenis instrumen pada pasar uang, antara lain SBI,
SBPU, SUN, repurchase agreement, dan lain-lain. Para pelaku pasar uang, di antaranya
bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan keuangan nonbank lainnya.
Dalam sejarahnya, pasar uang muncul karena dunia mengalami krisis moneter secara
global, yang memunculkan sebuah ide di dunia perekonomian, yaitu diadakannya simpan
pinjam, kredit, baik jangka panjang maupun jangka pendek, seperti SBI, SBPU, SUN,
repurchase agreement, yang dapat membantu perekonomian pada saat krisis moneter.
Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal tahun
1969, yang diketuai Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun 1972 tim ini diganti dengan
Badan Pembina Pasar Uang dan Modal yang masih diketuai oleh Gubernur Bank
Indonesia. Pada akhir tahun 1967, badan inilah yang melahirkan Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam) dan PT Persero Danareksa.
B. Pengertian Pasar Uang
Menurut Eko Sudarmanto, dkk, pasar uang atau yang disebut juga dengan money market
adalah tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat
menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya baik secara langsung ataupun
melalui perantara. Dilansir dari bi.go.id, pasar uang adalah bagian dari sistem keuangan
yang berhubungan dengan kegiatan perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan
berjangka pendek sampai dengan satu tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing,
yang berperan dalam transmisi kebijakan moneter, pencapaian stabilitas sistem keuangan,
dan kelancaran sistem pembayaran.
Singkatnya, pasar uang adalah tempat instrumen pendanaan jangka pendek
diperdagangkan oleh pemilik modal kepada peminjam modal. Pasar uang hadir untuk
menjawab kebutuhan akan sejumlah biaya atau dana jangka pendek yang harus dipenuhi
secepat mungkin. Pasar ini juga disebut sebagai pasar kredit jangka pendek karena
instrumen yang diperdagangkan memiliki periode waktu singkat, yakni hingga satu tahun.
Instrumen pasar uang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat dan dengan
biaya yang relatif rendah. Selain itu, transaksi dalam pasar uang juga memiliki risiko
harga rendah karena jatuh tempo yang singkat.

Pasar uang menempati tempat sentral dalam sistem keuangan modern. Sebagai sumber
pendanaan, pasar uang diharapkan mampu mendukung iklim pendanaan yang efisien.
Pasar uang juga turut berperan penting dalam menentukan keberlangsungan kebijakan
moneter, stabilitas perekonomian nasional, serta kelancaran perputaran rupiah.

C. Fungsi Pasar Uang


Fungsi pasar uang diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Sumber Pendanaan
Pasar uang adalah sarana yang mempertemukan pemilik modal dengan peminjam
modal. Bagi pencari modal, uang atau dana yang dimiliki oleh investor dapat
digunakan untuk pembiayaan modal kerja atau ekspansi usaha. Dengan demikian,
pasar uang merupakan salah satu sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan para
pencari modal. Ini juga sejalan dengan harapan Bank Indonesia agar pasar uang di
Indonesia dapat menjadi alternatif sumber pendanaan.
Ada dua tipe pendanaan jangka pendek yang dalam transaksi pasar uang; pendanaan
spontan dan pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan spontan adalah tipe
pendanaan yang terjadi karena perubahan situasi saat berlangsungnya aktivitas
ekonomi. Pendanaan yang memerlukan negosiasi merupakan tipe pendanaan yang
memerlukan diskusi dan perjanjian formal selama prosesnya.
2. Sarana Investasi
Pemilik modal dapat menyalurkan dana yang dimilikinya dalam pasar uang sehingga
uang tersebut dapat berputar bahkan memperoleh keuntungan di kemudian hari.
Kegiatan ini juga disebut investasi.
3. Melibatkan Partisipasi Masyarakat
Dengan adanya pasar uang, masyarakat bisa menempatkan kelebihan dana yang
dimiliki melalui penjualan surat-surat berharga berjangka pendek. Surat berharga
jangka pendek ini diterbitkan oleh pemerintah guna memperoleh tambahan modal
untuk mendukung pembangunan negara. Hal tersebut juga merupakan salah satu
upaya pemerintah melibatkan peran masyarakat dalam pembangunan negara sebagai
penanam modal atau investor.
4. Menjaga Stabilitas Perekonomian
Salah satu tujuan utama pencari modal dalam jangka pendek adalah memenuhi
kebutuhan mendesak akan pembiayaan. Ini bisa berlaku bagi perusahaan maupun
perorangan. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, pendapatan sebuah perusahaan bisa
saja terganggu bahkan mengalami pailit. Angka pengangguran pun tak dapat
dihindarkan dan berimbas pada defisit pertumbuhan ekonomi.
5. Menjadi Fasilitator dan Mediator
Pasar uang mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (investor atau
pemilik modal) dengan pihak yang membutuhkan dana (peminjam atau pencari
modal). Dengan ini pasar uang menjalankan fungsi sebagai fasilitator yang
menjembatani penyaluran dana dari pemilik modal kepada peminjam modal.
D. Tujuan Pasar Uang
Secara umum, tujuan pasar uang dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu bagi pemilik dana
dan pinjaman dana.
1. Pemilik dana
a. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu
b. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan
c. Spekulasi
2. Peminjamn dana
a. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
b. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
c. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
d. Sedang mengalami kalah kliring
E. Karakteristik Pasar Uang
Pasar uang sebagaimana dengan semua pasar keuangan menyediakan fasilitas atau
jaringan transaksi jual beli asset financial. Namun pasar ini sangan menekankan pada
kredit untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Pasar uang adalah mekanisme yang
mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang mengalami defisit.
Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat jangka pendek. Oleh karena itu
mekanisme dalam pasar uang pada dasarnya dirancang untuk mempertemukan kebutuhan
dana jangka pendek perusahaan, lembagai keuangan, dan pemerintah, mulai dari
overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun. Pada waktu yang sama
pasar uang menyediakan Outlet investasi bagi pihak surplus dana jangka pendek yang
ingin memperoleh pendapatan atas dana yang belum terpakai. Dengan demikian,
keberadaan pasar uang memungkinkan terjadinya transaksi pinjam-meminjam.
F. Jenis-Jenis Risiko Investasi di Pasar Uang
1. Resiko yang mungkin dihadapi investor dalam kegiatan investasi di pasar keuangan
yaitu: Risiko Pasar (interest-rate risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan turunnya
harga surat berharga dan tingkat bunga naik mengakibatkan investor mengalami
capital loss
2. Risiko reinvestment, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu aset finansial yang harus
di-reinvest dalam aset yang berpendapatan rendah, atau dapat dikatakan bahwa risiko
reinvestment adalah risiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang
diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan
rendah akibat turunnya tingkat bunga.
3. Risiko gagal bayar. Risiko ini terjadi akibat tidak mampunya peminjam memenuhi
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.
4. Risiko inflasi. Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga
barang dan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang
diterimanya.
5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk). Investor internasional dihadapkan pada
risiko mata uang, yaitu kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak
menguntungkan terhadap kurs mata uang asing.
6. Risiko politik. Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan
perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu
investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan.
7. Marketability atau Liquidity risk. Risiko dapat terjadi apabila instrumen pasar uang
yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual
kembali surat berharga tersebut memberi risiko untuk tidak dapat mencairkan kembali
instrumen pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas
sebelum jatuh tempo.
G. Instrumen Pasar Uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang ada beberapa
macam,yaitu:
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan instrumen hutang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau Bank Sentral (di Amerika Serikat ) atas tunjuk dengan jumlah
tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
T-Bills tidak memberikan bunga secara langsung tetapi dijual atas dasar diskonto,
dengan jumlah diskonto ditetapkan melalui proses pelelangan.
T-Bills tidak dimanfaatkan sebagai sarana investasi bagi lembaga keuangan maupun
perusahaan non keuangan yang memiliki kelebihan dana. Dengan penempatan
kelebihan dana tersebut di samping memperoleh penghasilan (bunga) juga sebagai
cadangan likuiditas. Sebagai sarana investasi instrumen pasar uang ini mempunyai
berbagai kelebihan, yaitu:
a. Tidak beresiko karena diterbitkan oleh lembaga pemerintah (Bank Sentral)
b. Mempunyai pasar sekunder sehingga mudah diperjualbelikan
c. Kemungkinan terjadi kerugian apabila investor menjual surat berharga ini untuk
memenuhi kebutuhan likuiditasnya adalah sangat kecil.
Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-Bills ini antara lain
Bank Sentral, bank-bank umum, mutual funds, BUMN, lembaga-lembaga keuangan
non bank, perusahaan-perusahaan, dan badan pemerintah negara lain, dan individu.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan, yang
diterbitkan oleh perusahaan / bank untuk mendapatkan dana jangka pendek. CP dijual
kepada investor dalam pasar uang. Dengan demikian CP pada dasarnya merupakan
promes di mana penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat CP
jatuh tempo.Jangka waktu CP ini berkisar mulai dari beberapa hari samapi 270 hari.
Penjualan CP pada umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa di antaranya
menggunakan bunga.Penerbitan CP tidak perlu menggunakan penjamin (underwriter)
emisi, tetapi beberapa penerbit karena alasan tertentu menggunakan arranger dalam
penerbitannya. Arranger ini pada umumnya merupakan bank-bank umum yang
berfungsi sebagai perantara antara pemodal dan penerbit, namun mereka tidak tidak
bertanggung jawab atas terjual atau tidak terjualnya CP yang diterbitkan.
3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable Certificate of Deposit (CD) atau sertifikat deposito merupakan instrumen
yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah,
jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito diterbitkan oleh bank-
bank umum atas dasar diskonto dengan nilai nominal sekurang-kurangnya Rp. 1 juta
dan jangka waktu 30 hari samapi dengan 1 tahun. Pencairan sertifikat deposito dapat
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, tetapi apabila pemegang instrumen tersebut
membutuhkan dana sebelum jatuh tempo maka mereka dapat menjualnya kepada
lembaga keuangan atau kepada investor lainnya. Di samping itu, deposito berjangka
selalu diterbitkan dengan atas nama sementara CD atas unjuk.
4. Banker’s Acceptance
Banker’s Acceptance (BA) merupakan wesel bank yang ditarik oleh seorang eksportir
atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli
valuta asing yang diberi tanda “accepted” apabila bank menyetujui wesel tersebut, dan
dapat diperjualbelikan di pasar uang sebagai salah satu sumber pendanaan jangka
pendek. BA merupakan instrumen jangka pendek yang dapat dipindahtangankan. BA
pada dasarnya memberikan alternatif untuk mendapatkan kredit pada saat
barangbarang yang diekspor dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri. BA
pada umumnya digunakan pada proses L/C dalam perdagangan luar negeri. Jangka
waktu jatuh tempo BA berkisar antara 30 hari sampai 180 hari
5. Bill of Exchange
Bill of exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan
oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat
diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.
Surat wesel harus berisikan hal-hal sebagai berikut, dalam kaitannya dengan
penarikan wesel ini: a. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
b. Nama orang yang yang harus membayar (tertarik atau pembayar). c. Penetapan hari
bayarnya. d. Penetapan tempat di mana pembayaran harus dilakukan. e. Nama orang
atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran. f. Tanggal dan tempat
surat wesel ditarik. g. Tanda tangan orang yang mengeluarkannya (penarik). Jangka
waktu jatuh tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari.
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo merupakan transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang telah dijual tersebut pada
tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga yang
sering digunakan untuk transaksi Repo adalah surat berharga yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto. misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat berharga atas unjuk dalam satuan uang Rupiah
yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
hutang jangka pendek. SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka digunakan untuk
mengendalikan moneter untuk mengendalikan moneter melalui lelang harian.
Tujuan bank dan lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah sebagai alternatif
kelebihan dananya untuk memeperoleh pendapatan, dan apabila memerlukan dana
maka SBI dapat dijual kepada lembaga lain atau Bank Indonesia
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan
secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
SBPU berfungsi sebagi piranti pasar uang dan juga merupakan instrumen operasi
pasar terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia denagn
menetapkan tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya,
SBPU dapat dibagi sebagai berikut:
a. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat berupa:
1) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit
dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu.
2) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.
b. Surat Wesel, dapat berupa:
1) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam
rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank.
2) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam
rangka pemebrian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
9. Call Money
Call Money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan
pasar uang. Pasar uang antarbank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam
dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.
H. Transaksi Pasar Uang
Terdapat empat jenis transaksi pasar uang yang dapat dipilih yaitu sebagai berikut:
1. Pasar Uang Antar Bank: Sebagian besar melibatkan banyak bank yang meminjam dan
meminjamkan uang untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Jenis perdagangan ini
cukup mudah ditemukan di pasar saham.
2. Sertifikat Deposito: Bank menerbitkan surat berharga yang dapat dibeli pelanggan
dengan nilai nominal tetap, tetapi sertifikat dapat ditransfer.
3. Jual beli obligasi: Bank sentral atau negara menerbitkan obligasi bank komersial yang
dapat ditukar dengan tambahan modal dari bank sentral. Sebaliknya, bank umum
dapat menjual surat utang kepada bank sentral untuk mengumpulkan dana tambahan.
4. Pasar valuta asing : jual beli valuta asing yang dapat ditukarkan dengan mata uang
Indonesia atau sebaliknya. Karena beberapa investor juga datang dari luar negeri.
Oleh karena itu, transaksi ini sangat berguna untuk melakukan transaksi mata uang
antar negara di dunia.
I. Benefit Berinvestasi Pasar Uang
Sebagai wahana investasi, baik pasar uang maupun pasar modal tentu saja menawarkan
keuntungan yang dapat meningkatkan kekuatan finansial sebagai investor. Sebelum
memulai, juga harus memahami manfaat berinvestasi di pasar uang dan modal sehingga
dapat menentukan investasi mana yang paling sesuai dengan kepribadian. Berikut benefit
berinvestasi di pasar uang :
1. Pergerakan Nilai Yang Stabil
Ketika Anda mulai berinvestasi baik di pasar uang maupun pasar modal, tentunya
Anda menginginkan pergerakan nilai aset yang stabil sehingga Anda dapat
memprediksi kapan Anda akan mendapatkan pengembalian finansial yang baik.
Menawarkan pergerakan nilai saham yang umumnya stabil, investasi pasar uang bisa
menjadi wahana investasi yang cocok untuk Anda sebagai pemula. Pasar uang dikenal
menawarkan pergerakan dan pertumbuhan konstan dalam nilai aset hingga 5% per
tahun.
2. Likuiditas tinggi
Selain menyediakan sistem investasi jangka pendek, pasar uang juga menawarkan
likuiditas tinggi. Dengan kata lain, Anda dapat dengan mudah menarik keuntungan
Anda dan bahkan modal yang Anda investasikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan
Anda.
3. Mulai berinvestasi di mana saja
Berbeda dengan pasar modal, Anda dapat mulai berinvestasi di pasar uang tanpa
meninggalkan rumah. Investasi pasar uang biasanya ditangani oleh bank, jadi Anda
hanya perlu menghubungi bank Anda. Anda sudah bisa berinvestasi di pasar uang
secara digital dengan koneksi internet.

J. Pelaku Pasar Uang

Pelaku pasar uang adalah pihak-pihak yang membutuhkan dana atau modal maupun
pihak-pihak yang menanamkan dana/investasi dalam pasar uang. Pelaku dalam pasar
uang terdiri dari bank sentral (Bank Indonesia), lembaga-lembaga pemerintah,
perusahaan-perusahaan swasta, bank-bank komersial, yayasan, lembaga dana pensiun,
perusahaan asuransi, perantara pedagang efek (broker dan dealer), serta lembaga
keuangan lainnya maupun individu masyarakat.

Peran Bank Indonesia (bank sentral) sebagai pelaku utama dalam pasar uang adalah untuk
menjaga kestabilan moneter dan harga melalui instrumen keuangan yang dikeluarkannya
yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Lembaga-lembaga pemerintah memainkan peranannya dalam pasar uang sebagai pihak


yang membutuhkan dana untuk membiayai proyek-proyek pemerintah dikarenakan
adanya perbedaan waktu antara penerimaan pajak ataupun penerimaan lainnya dengan
pengeluaran yang mesti dilakukan.

Perusahaan-perusahaan swasta mengambil peranan sebagai pihak yang menghimpun dana


dari pasar uang dengan menerbitkan surat berharga jangka pendek.

Bank-bank komersial sebagai pelaku pasar keuangan berperan sebagai dealer derivatif di
luar bursa, lembaga perantara keuangan, dan untuk memenuhi ketentuan kewajiban giro
minimum yang harus mereka pelihara pada bank sentral serta pemberi jasa pendapatan
atas dasar fee.

Dealers berperan sebagai perantara di antara pelaku dalam Pasar Repo,


sedangkan brokers sebagai pihak yang mempertemukan antara pemberi pinjaman dengan
peminjam dalam pasar uang. Lembaga keuangan lainnya, individu masyarakat, dan
lembaga dana pensiun juga mempunyai peranan masing-masing dalam pasar uang.

K. Debitur Dan Kreditur Dalam Pasar Uang


Menentukan siapa debitur (borrrower) dan siapa kreditur (leader) dalam pasar uang agak
sulit, karena kadang perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama beroperasi di kedua
sisi pasar uang, yaitu dalam waktu yang sama bisa sebagai debitur dan juga kreditur.
Misalnya, sebuah bank umum beroperasi di pasar uang akan meminjam dana secara
agresif melalui sertifikat deposito dan instrument utang jangka pendek lainnya sementara
pada waktu yang sama memberi pinjaman jangka pendek kepada perusahaan-perusahaaan
yang sedang mengalami kekurangan dana sementara. Lembaga-lembaga yang biasanya
ikut bermain di dua sisi pasar uang adalah bank-bank besar, lembaga-lembaga keuangan
non bank, lembaga-lembaga pemerintah. Bahkan kadang bank-bank sentral dapat menjadi
pemasok dana yang agresif di pasar uang dan mengambil posisi sebaliknya pada esok
harinya. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan dalam rangka pelaksanaan operasi pasar
terbuka.
Sumber :

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pasar-uang/

https://www.gramedia.com/best-seller/pasar-uang/

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/pasar-uang.pdf

https://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/419/2023/01/pasar-modal-6.pdf

(Yushita, 2015)

You might also like