Professional Documents
Culture Documents
Hakikat Kurikulum
Hakikat Kurikulum
HAKIKAT KURIKULUM
O
L
E
H
KELOMPOK I
ADELYNA OKTAVIA NASUTION / 4123321001
M. FADLI SURIADI / 4123321029
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Kurikulum”
untuk tugas mata kuliah Telaah Kurikulum.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Telaah Kurikulum.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami
sungguh terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Tuhan YME memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.
Februari 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kurikulum
2. Mengetahui pengertian kurikulum menurut para ahli
3. Mengetahui fungsi dari kurikulum
4. Mengetahui peranan dari kurikulum
5. Mengetahui yang termasuk kedalam komponen kurikulum
6. Mengetahui model konsep kurikulum
7. Mengetahui organisasi kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu berorientasi pada
masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat mendasar sifatnya.
5
kondisi perorangan. Di sinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan, sehingga
individu bersifat well-adjusted.
2.4.2 Fungsi Integrasi (The Integrating Function)
Kurikulum berfungsi mendidik pribadi –pribadi yang terintegrasi. Oleh karena
individu sendiri merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam pembentukan atau pengintegrasian masyarkat.
6
merupakan fungsi diagnostik kurikulum dan akan membimbing siswa untuk dapat
berkembang secara optimal.Berbagai fungsi kurikulum tadi dilaksanakan oleh kurikulum
secara keseluruhan.Fungsi-fungsi tersebut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan siswa,sejalan dengan arah filsafat pendidika dan tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh insitusi pendidikan yang bersangkutan.
Dakir (2004: 33) menyatakan, “Ada tiga pengorganisasian pokok kurikulum’’ yaitu:
Bidang studi diajarkan secara terpisah sesuai dengan pembatasan bahan serta waktu
yang telah ditentukan terlebih dahulu.
7
sistematis
8
3 Tidak berinisiatif
4 CBSA tidak berlaku
9
swasta
5 Guru Guru lebih kreatif, inisiatif, Guru kurang biasa
dan tidak terpancang pada melaksanakan, karena di
waktu sekolah guru tidak dilatih
correlates curriculum
Guru akan mempunyai Pembagian tugas pada team
pengetahuan yang luas dan teaching perlu penyelesuaian
dalam
Secara team teaching tidak Tidak semua guru sanggup
melelahkan melaksanakan
6 Peserta didik Peserta didik mempunyai Kurang mempunyai
pengetahuan praktis dan luas pengetahuan yang dalam
Sesuai dengan minatnya Kurang mempunyai
pengetahuan yang seimbang
antar bidang studi untuk setiap
bidang studi pengetahuan
Peserta didik tidak hanya
diasah otaknya saja tetapi
secara keseluruhan.
10
kurikulum tersebut. Dengan digalakkannya kurikulum muatan local sebetulnya guru telah
melakukan integrated curriculum.
Kurikulum subjek akademis ini adalah model konsep kurikulum yang paling tua, mulai
sekolah pertama berdiri, kurikulum yang dipakai mirip dengan kurikulum tipe ini. Hingga
saat ini, realitas mengatakan bahwa mayoritas Sekolah tidak bisa terlepas dari tepe ini,
walaupun sudah banyak berkembang tipe-tipe lain. Kenapa demikian ? kurikulum ini sangat
praktis, sehingga mudah disusun dan mudah dikabungkan dengan kurikulum tipe yang lain.
Kurikulum subjek akademis ini bersumber dari pendidikan klasik, yaitu : perenialisme
dan esensialisme, yang memiliki orientasi pada masa lalu. menurut kedua teori itu, semua
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai sudah ditemukan oleh para pemikir dan yang ahli
dibidangnya, pada masa lalu. Sehingga, fungsi pendidikan adalah memilihara dan
mewariskan hasil-hasil budaya yang sudah temukan pada masa lalu tersebut. Yang
diutamakan dan dinomorsatukan dalam kurikulum tipe ini adalah isi pendidikan. sehingga
menurut tipe ini, belajar adalah berusaha mengusai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang
belajar dikatakan berhasil jika ia sudah mengusai seluruh atau sebagian besar dari isi
pendidikan yang telah diberikan dan disiapkan oleh pendidik (guru).
Dalam perkembangannya kurikulum subjek akademis ini tidak hanya menekankan pada
isi atau materi pendidikan yang disampaikan oleh pendidik, tetapi secara berangsur-angsur
yang juga diperhatikan dan ditekankan adalah proses belajar yang dilakukan oleh para siswa.
Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dan
diutamakan dalam materi pelajaran tersebut.
Jeromo Bruner dalam The Proces of Education menyarankan bahwa desai kurikulum
hendaknya didasarkan atas struktur disiplin ilmu. selanjutnya, ia menegaskan bahwa
kurikulum suatu mata pelajaran harus didasarkan atas pemahaman yang mendasar yang dapat
diperoleh dari prinsip-prinsip yang mendasarinya dan memberi struktur kepada suatu disiplin
ilmu.
Contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man : A Course
of Stud (MACOS) Macos adalah kurikulum yang dipakai untuk sekolah tingkat dasar, yang
11
terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya.
kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial
dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Bruner.
Kedua, studi yang bersifat integratif. pendekatan ini merupakan respons terhadap
perkembangan masyarakat yang menuntuk model-model pengetahuan yang lebih
komprehensif-terpadu. pelajaran disusun atas satuan-satuan pelajaran, dalam satuan-satuan
pelajaran tersebut batas-batas ilmu menjadi hilang. pengorganisasian tema-tema pengajaran
didasarkan pada fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang
ada. Mereka mengembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (Integrated
Curriculum). Ada tiga ciri model kurikulum yang dikembangkan.
a. Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan yang dapat terdiri atas ide atau
konsep besar yang bisa mencakup semua ilmu atau suatu proses kerja ilmu, fenomena
alam, atau masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secara ilmiah.
b. Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu. Kegiatan belajar melibatkan isi
dan proses dari satu atau beberapa ilmu sosial atau perilaku yang mempunyai hubungan
dengan tema yang dipilih atau dikerjakan.
c. Menyatukan berbagai metode atau cara balajar. kegiatan belajar ditekankan pada
pengalaman konret yang bertolak dari minat dan kebutuhan murid serta disesuaikan
dengan keadaan setempat
Kurikulum subjek akademis ini memiliki beberapa ciri yang berkenaan dengan tujuan,
metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan dari kurikulum subjek akademis adalah
12
pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”. Setelah para siswa mempunyai pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu,
diharapkan mereka dapat memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang bisa terus
dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas.
Adapun metode yang seringkali digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah
metode ekspositori dan inkuiri. sedankan mengenai organisasi isi (materi pelajaran)
kurikulum subjek akademis. Nana menyebutkan empat pola organisasi isi yang menurutnya
adalah menduduki paling sentral (penting) sebagai berikut :
a. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam
suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran yang lain.
b. Unified atau concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun
dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin
ilmu.
c. Integrated curriculum adalah pola organisasi bahan ajar yang diintegrasikan dalam suatu
persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu. Perbedaan mendasar dari integrated
curriculum dengan unified adalah jika dalam unified masih tampak disiplin ilmunya, maka
dalam pola integrated ini warna disiplin ilmu tersebut sudah melebur sehingga tidak
kelihatan lagi.
d. Problem solving curriculum adalah pola organisasi materi yang berisi topik pemecahan
masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.
13
2.6.1.2 Pemilihan Disiplin Ilmu
Dalam kurikulum subjek akademis ini yang menjadi masalah besar bagi para
pengembang kurikulum ini adalah hal yang berkaitan dengan bagaimana memilih materi
pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Sebab jika inging memiliki pengusaan
materi yang cukup mendalam maka jumlah disiplin ilmu yang dipelajari harus sedikit.
Sedangkan, jika hanya mempelajari sedikit disiplin ilmu maka penguasaan para siswa akan
sangat terbatas, sehingga konskoensinya adalah sulit untuk menerapkannya dalam kehidupan
masyarakat secara luas. dan apabila disiplin ilmu yang dipelajari siswa sangat banyak, maka
penguasaannya pada materi tersebut akan dangkal. mereka akan tahu banyak tetapi
pengetahuannya hanya sedikit-sedikit (tidak memdalam).
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, Nana, memberikan beberapa saran mengenai
hal itu, sebagaimana berikut :
14
perbedaan individu dan kebutuhan setempat. ketiga, pemanfaatan fasilitas dan sumber yang
ada pada masyarakat.
pertama, pendidikan konfluen. Aliran ini lebih menekankan keutuhan pribadi, individu
harus merespons secara utuh baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan, terhadap kesatuan
yang menyeluruh dari lingkungan.
kedua, pendidikan kritisisme radikal. aliran ini bersumber dari aliran naturalisme dan
romantisisme Rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai uapaya untuk membantu
siswa atau anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
kurikulum konfluen ini dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen, yang
berkeinginan menyatukan segi-segi afektif yakni; sikap, perasaan, dan nilai dengan segi-segi
kognitif (kemampuan intelektual). pendidikan konfluen kurang menekankan pada
pengetahuan yang mengandung segi afektif. menurut pendapat mereka kurikulum tidak
menyiapkan pendidikan tentang sikap, perasaan, dan nilai yang harus dimiliki para siswa.
kurikulum hendaknya mempersiapkan berbagai alternatif yang dapat dipilih setiap siswa
15
dalam proses bersikap, berperasaan dan memberi pertimbangan nilai. setiap siswa seharusnya
diajak untuk menyatakan pilihan dan mempertanggungjawabkan sikap-sikap, perasaan-
perasaan, dan pertimbangan-pertimbangan nilai yang sudah dipilihnya.
a. Partisipasi. kurikulum ini menekankan partisipasi anak atau siswa dalam belajar. kegiatan
belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai bentuk aktivitas kelompok.
b. Integrasi. melalui partisipasi dalam berbagai bentuk kegiatan kelompok dapat terjadi
interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan,dan tindakan.
c. Relevansi. isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan siswa karena
diambil dari dunia siswa oleh siswa sendiri.
d. Pribadi anak. pendidikan ini memberi tempat utama pada pribadi anak. pendidikan adalah
pengembangan pribadi anak secara utuh.
e. Tujuan. pendidikan ini bertujuan mengembangkan pribadi yang utuh, serasi baik dalam
dirinya maupun dengan lingkungan secara menyeluruh.
2.6.3.2 Metode-Metode Belajar Konfluen
Menurut Nana, dalam bukunya bahwa george issac brown sudah memberikan sekitar 40
macam teknik pengajaran konfluen, di antaranya adalah : dyads yang merupakan latihan
komonikasi afektif antara dua orang, fantasi body trips merupakan pemahaman tentang badan
dan diri individu, ritual yaitu merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kebiasaan,
kegiatan atau ritual baru.
Dalam kegiatan belajar ada beberapa metode atau cara yang bisa dilaksanakan
sebagaimana berikut :
Kedua, materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai (open ended), tema atau issue-
issue diharapkan muncul secara sepontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran yang
ada.
16
2.6.3.3 Karakteristik Kurikulum Humanistik
Kurikulum ini menuntuk hubungan emosional yang baik antara guru dan murid, juga guru
harus mampu menjadi sumber.
Kurikulum ini menekankan integrasi, yaitu kesatuan prilaku bukan hanya yang bersifat
intelektual tetapi juga emosional dan tindakan.
Kurikulum ini kurang menekankan sekuens, karena dengan sekuens para siswa kurang
mempunyai kesempatan untuk memperluas dan memperdalam aspek-aspek
perkembangannya.
17
sekolah bukan saja dapat membantu individu memperkembangkan kemampuan sosialnya,
tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.
1. Asumsi. Tujuan utama kurikulum rekontruksi sosial adalah menghadapkan para siswa
pada tangtangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi
manusia.
2. Masalah-masalah sosial yang mendesak. kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-
masalah sosial yang mendesak. masalah-masalah tersebut dirumuskan dalam pertanyaan,
seperti: dapatkah kehidupan seperti sekarang ini memberikan kekuatan untuk
menghadapi ancaman-ancaman yang akan mengganagu integrasi kemanusiaan?.
3. Pola-pola organisasi. pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi kurikuluum disusun
seperti sebuah roda. di tengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang
menjadi tema utama dan dibahas secara pleno. dari tema utama dijabarkan sejumlah topik
yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lain-lain.
topik-topik dengan berbagai kegiatan kelompok ini merupakan jari-jari.
4. Komponen-Komponen Kurikulum Rekontruksi Sosial
5. Tujuan dan isi kurikulum.
6. Metode.
7. Evaluasi.
Salah satu badan yang banyak mengembangkan baik teori maupun prakti pengajaran
rekontruksi sosial adalah Paulo Freize. Mereka banyak membantuk pengembangan daerah-
daerah di Amirika latin. dalam memerangi kebodohan dan keterbelakangan mereka
18
menggalakkan gerakan budaya budi (conscientization). Conscientization adalah suatu proses
pendidikan atau pengajaran memperlakukan siswa tidak sebagai penerima melainkan pelajar
yang aktif.
Abad dua puluh ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. sejak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi teknologi
sederhana. misalnya penggunaan papan tulis dan kapur, pena dan tinta, dan lain-lain. Dewasa
ini yang digunakan dalam pendidikan adalah teknologi maju, seperti audio dan video
cassette, overhead projector, film slide, dan motion film, mesin pengajar, komputer, CD-rom
dan internit.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua
bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) yang dikenal dengan teknologi alat (tools
technology) dan perangkat keras (hardware) yang dikenal dengan sebutan teknologi sistem
(system technology).
Teknologi pendidikan dalam bentuk teknologi alat, lebih menekankan pada penggunaan
alat-alat teknologis untuk menunjang efiensi dan efektivitas pendidikan. kurikulumnya berisi
rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-model yang banyak
melibatkan penggunaan alat. contoh model pengajaran tersebut adalah : pengajaran dengan
bantuan film dan video, pengajaran berprogram, masin pengajaran dan lain-lain.
Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan memiliki beberapa ciri
khusus sebagai berikut :
1. Tujuan. tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk
perilaku. tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan
khusus, yang disebut objektif atau tujuan intruksional. Objektif ini menggambarkan
prilaku, perbuatan atau kecakapan-keterampilan yang dapat diamati atau diukur.
19
2. Metode. Metode yang dipakai adakalanya berupa pengajaran yang bersifat individual, tiap
siswa menghadapi serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju sesuai dengan
kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas kelompok. Pelaksanaan
pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penegasan tujuan, yaitu para siswa diberi penjelasan tentang pentingnya bahan yang
harus dipelajari.
b. Pelaksanaan pengajaran, para siswa belajar secar individual melalui media buku-buku
ataupun media elektronik.
c. Pengetahuan tentang hasil, kemajuan siswa dapat segera diketahui oleh siswa sendiri,
sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan.
3. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu,
tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan sesuatu
kompetensi.
4. Evalusi. kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu
unit ataupun semester. evaluasi yang digunakan umumnya berentuk tes objektif. Sesuai
dengan landasan pemikiran mereka, bahwa model pengajarannya menekankan sifat
ilmiah, bentuk ini tes dipandang lebih cocok.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala
makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di cita –
citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah
20
pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya
masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi
dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan
tujuan proses pembelajaran.
Dari kedua pengertian diatas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan atau strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai
pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian
penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
21
menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi
menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in
achieving something.
Istilah lain juga yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan
(approach). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Roy
Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada
siswa (student centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan
strategi pembelajaran discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif. Dengan
demikian, istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia tetapi berasal dari bahasa Latin yang kata
dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti “lapangan perlombaan lari”
2. Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan
kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif
3. Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi tertentu.
Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918), mengatakan
bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian , fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
4. Dakir (2004: 33) menyatakan, “Ada tiga pengorganisasian pokok kurikulum’’ yaitu:
✓ Organisasi Separated Subject Curriculum
✓ Organisasi Correlated Curriculum
✓ Integrated curriculum
5. Model Konsep Kurikulum, terbagi atas:
✓ Kurikulum Subjek Akademis
✓ Kurikulum Humanistik
✓ Kurikulum Konfluen
✓ Kurikulum Rekontruksi Sosial
✓ Teknologi dan Kurikulum
6. Komponen-Komponen Kurikulum terdiri atas komponen tujuan, isi kurikulum,
komponen metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
23