Professional Documents
Culture Documents
Uas Hukum Acara Perdata Dinata Eskanda
Uas Hukum Acara Perdata Dinata Eskanda
FAKULTAS HUKUM
WAKTU : 90 MENIT
Dosen Penguji : Dr M. Syahrul Borman, SH MH
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa untuk memahami dan mengerti tentang Hukum Acara Perdata ,perlu diketahui
tentang Asas – asas Hukum Acara Perdata coba Saudara jelaskan apa saja aasas-asas
hukum acara perdata tersebut dan jelaskan ?
2. Bahwa didalam menangani perkara seorang Advokat harus tahu membedakan antara
istilah Peradilan dan Pengadilan coba Saudara Jelaskan perbedaan keduanya ?
3. Bahwa di Indonesia selain ada badan peradilan Umum dikenal juga ada badan peradilan
khusus Saudar diminta untuk menyebutkan badan – badan peradilan khusus tersebut
4. Bahwa setiap badan peradilan yang ada di Indonesia diberikan kewenangan dalam
memeriksa perkara dan dua kewenangan yang dimiliki oleh badan peradilan yaitu
kewenangan absulut dan kewenangan relatif sebutkan perbedaan dua kewenangan
tersebut
5. Bahwa siapa yang berhak untuk mendampingi Penggugat atau Tergugat di Pengadilan.
dan apa syarat – syaratnya sebutkan dan jelaskan ?
6. Coba Saudara Jelaskan bagaimana fungsi dan tujuan dari Surat Kuasa Khusus di
Pengadilan serta bagaimana bentuk nya jelaskan
7. Bahwa sengketa Perdata bisa diperiksa dan diadili di Pengadilan kalau ada Gugatan yang
masuk Ke Pengadilan. Pertanyaannya Apa yang dimaksud dengan Gugatan tersebut, apa
saja yang harus ada dalam surat gugatan dan bagaimana bentuk suatu Gugatan serta
diajukan di Pengadilan mana Surat Gugatan tersebut sebutkan dan jelaskan
8. Bahwa dalam berperkara Perdata di Pengadilan dikenal ada istilah gugurnya suatu
gugatan dan juga dikenal Istilah PERSTEK ? coba Saudara Jelaskan dua pengertian
istilah tersebut
9. Dalam sengketa perdata yang terjadi di Pengadilan sering dikenal istilah-istilah dibawah
ini coba Saudara jelaskan tentang :
a. eksepsi
b. dupli
c. replik
1. Asas-asas Hukum Acara Perdata adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan
dalam peradilan perkara perdata. Berikut adalah beberapa asas hukum acara perdata
beserta penjelasannya :
1) Asas Keterbukaan Sidang (Openbaarheidsbeginsel), Sidang peradilan perdata
bersifat terbuka untuk umum, kecuali jika diatur sebaliknya. Prinsip ini
mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam sistem peradilan.
2) Asas Pemeriksaan yang Cermat (Onderzoeksmaxime), Hakim berkewajiban
untuk melakukan pemeriksaan yang cermat dan menyeluruh terhadap fakta-fakta
perkara. Hakim dapat mengumpulkan bukti tambahan untuk memastikan
kebenaran dan keadilan.
3) Asas Tertulis (Schriftelijkheidsbeginsel), Putusan hakim harus diucapkan secara
tertulis. Prinsip ini memberikan kejelasan dan kepastian hukum, serta
memudahkan pihak-pihak yang bersengketa untuk memahami alasan-alasan
putusan.
4) Asas Pembuktian (Bewijsrecht), Pihak yang mengajukan gugatan wajib
membuktikan dalil-dalilnya. Asas ini menempatkan beban pembuktian pada pihak
yang mendakwa atau mengajukan permohonan.
5) Asas Merapat (Concentratiebeginsel), Dalam satu persidangan, hakim berusaha
untuk menyelesaikan sebanyak mungkin pokok-pokok sengketa antara para pihak.
Prinsip ini menciptakan efisiensi dan menghindari pemecahan sengketa yang
terpisah-pisah.
6) Asas Pencarian Keadilan Substansial (Materialrechtelijke Gerechtigheid,
Hakim tidak hanya berfokus pada formalitas hukum, tetapi juga mencari keadilan
substansial. Prinsip ini menekankan penyelesaian perkara dengan
mempertimbangkan substansi hak dan kewajiban pihak.
7) Asas Keadilan Berproses (Procesrechtelijke Gerechtigheid), Setiap pihak
memiliki hak untuk memperoleh perlakuan yang adil dan merasa dihormati
selama proses peradilan. Prinsip ini menjamin hak procedural dan perlakuan yang
setara bagi semua pihak.
8) Asas Pembatasan Gugatan (Beginsel van Vordering), Gugatan harus jelas dan
tertentu, tidak boleh bersifat umum. Asas ini mencegah gugatan yang tidak jelas
atau melibatkan klaim yang terlalu umum.
2. Dalam konteks hukum, istilah "peradilan" dan "pengadilan" sering digunakan secara
bersamaan, tetapi mereka memiliki makna yang sedikit berbeda.
Peradilan merupakan sistem penegakan hukum secara umum atau keseluruhan lembaga-
lembaga hukum yang bertugas menegakkan hukum dan menyelenggarakan proses
peradilan.
3. Di Indonesia, selain badan peradilan umum, terdapat beberapa badan peradilan khusus
yang memiliki yurisdiksi tertentu untuk menangani jenis perkara khusus. Berikut adalah
beberapa badan peradilan khusus di Indonesia:
1) Pengadilan anak
2) Pengadilan niaga
3) Pengadilan hak asasi manusia
4) Pengadilan tindak pidana korupsi
5) Pengadilan hubungan industrial
6) Pengadilan perikanan
4. Kewenangan absolut merujuk pada wewenang suatu badan peradilan untuk memeriksa
dan memutus perkara tanpa memandang klaim atau gugatan pihak yang bersangkutan.
Sedangkan kewenangan relatif merujuk pada wewenang suatu badan peradilan untuk
memeriksa dan memutus perkara berdasarkan klaim atau gugatan yang diajukan oleh
pihak tertentu.
5. Di dalam pengadilan, baik penggugat maupun tergugat memiliki hak untuk didampingi
oleh seorang kuasa hukum atau pendamping hukum. Adapun syarat-syarat dan penjelasan
terkait dengan hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penggugat memiliki hak untuk didampingi oleh kuasa hukum atau pendamping
hukumnya selama proses persidangan.
Tergugat juga memiliki hak untuk didampingi oleh kuasa hukum atau
pendamping hukumnya selama persidangan.
Pihak yang akan didampingi harus memberikan kuasa khusus atau surat kuasa
kepada kuasa hukum yang akan mendampingi. Kuasa khusus ini menunjukkan
bahwa pihak yang memberikan kuasa mengizinkan kuasa hukum untuk mewakili
dan bertindak atas namanya di pengadilan.
Pengacara diharapkan mematuhi etika profesi hukum dan memiliki reputasi yang
baik dalam menjalankan tugas hukumnya.
7. Gugatan merupakan tindakan hukum yang diajukan oleh pihak yang merasa dirugikan
(penggugat) ke pengadilan untuk menyelesaikan sengketa hukum atau menegakkan
haknya terhadap pihak lain (tergugat). Gugatan merupakan permohonan kepada
pengadilan untuk memberikan keputusan atau putusan hukum terkait suatu perkara. Isi
surat gugatan meliputi :
Identitas pihak
Perihal gugatan
Fakta-fakta hukum
Tuntutan hukum
Bukti-bukti
Bentuk dari surat gugatan, gugatan biasanya berbentuk surat tertulis yang berisi
pemaparan lengkap mengenai fakta-fakta yang menjadi dasar gugatan, alasan hukum, dan
tuntutan yang diajukan oleh penggugat. Surat gugatan harus dibuat dengan cermat dan
jelas agar memudahkan pengadilan dalam memahami pokok perkara.
8. PERSTEK adalah permohonan yang diajukan oleh salah satu pihak dalam perkara
perdata setelah dilakukan pemeriksaan dan pembuktian, tetapi sebelum diucapkan
putusan oleh pengadilan. Permohonan ini diajukan agar pengadilan dapat
mempertimbangkan alat bukti yang belum diajukan pada saat pemeriksaan dan
pembuktian sebelumnya. PERSTEK dilakukan untuk mendukung argumen atau klaim
salah satu pihak yang bersengketa.