You are on page 1of 5

Universitas Dr Soetomo

FAKULTAS HUKUM

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL THN AK 2023/2024

MATA KULIAH ; HUKUM ACARA PERDATA


SEMESTER : V
KELAS : A, K, P
HARI/TANGGAL : 17 Januari 2024

WAKTU : 90 MENIT
Dosen Penguji : Dr M. Syahrul Borman, SH MH
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Bahwa untuk memahami dan mengerti tentang Hukum Acara Perdata ,perlu diketahui
tentang Asas – asas Hukum Acara Perdata coba Saudara jelaskan apa saja aasas-asas
hukum acara perdata tersebut dan jelaskan ?

2. Bahwa didalam menangani perkara seorang Advokat harus tahu membedakan antara
istilah Peradilan dan Pengadilan coba Saudara Jelaskan perbedaan keduanya ?

3. Bahwa di Indonesia selain ada badan peradilan Umum dikenal juga ada badan peradilan
khusus Saudar diminta untuk menyebutkan badan – badan peradilan khusus tersebut

4. Bahwa setiap badan peradilan yang ada di Indonesia diberikan kewenangan dalam
memeriksa perkara dan dua kewenangan yang dimiliki oleh badan peradilan yaitu
kewenangan absulut dan kewenangan relatif sebutkan perbedaan dua kewenangan
tersebut

5. Bahwa siapa yang berhak untuk mendampingi Penggugat atau Tergugat di Pengadilan.
dan apa syarat – syaratnya sebutkan dan jelaskan ?

6. Coba Saudara Jelaskan bagaimana fungsi dan tujuan dari Surat Kuasa Khusus di
Pengadilan serta bagaimana bentuk nya jelaskan

7. Bahwa sengketa Perdata bisa diperiksa dan diadili di Pengadilan kalau ada Gugatan yang
masuk Ke Pengadilan. Pertanyaannya Apa yang dimaksud dengan Gugatan tersebut, apa
saja yang harus ada dalam surat gugatan dan bagaimana bentuk suatu Gugatan serta
diajukan di Pengadilan mana Surat Gugatan tersebut sebutkan dan jelaskan

8. Bahwa dalam berperkara Perdata di Pengadilan dikenal ada istilah gugurnya suatu
gugatan dan juga dikenal Istilah PERSTEK ? coba Saudara Jelaskan dua pengertian
istilah tersebut
9. Dalam sengketa perdata yang terjadi di Pengadilan sering dikenal istilah-istilah dibawah
ini coba Saudara jelaskan tentang :

a. eksepsi
b. dupli
c. replik

Nama : Dinata Eskanda Putra


Nim : 202121500011
Kelas : K

1. Asas-asas Hukum Acara Perdata adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan
dalam peradilan perkara perdata. Berikut adalah beberapa asas hukum acara perdata
beserta penjelasannya :
1) Asas Keterbukaan Sidang (Openbaarheidsbeginsel), Sidang peradilan perdata
bersifat terbuka untuk umum, kecuali jika diatur sebaliknya. Prinsip ini
mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam sistem peradilan.
2) Asas Pemeriksaan yang Cermat (Onderzoeksmaxime), Hakim berkewajiban
untuk melakukan pemeriksaan yang cermat dan menyeluruh terhadap fakta-fakta
perkara. Hakim dapat mengumpulkan bukti tambahan untuk memastikan
kebenaran dan keadilan.
3) Asas Tertulis (Schriftelijkheidsbeginsel), Putusan hakim harus diucapkan secara
tertulis. Prinsip ini memberikan kejelasan dan kepastian hukum, serta
memudahkan pihak-pihak yang bersengketa untuk memahami alasan-alasan
putusan.
4) Asas Pembuktian (Bewijsrecht), Pihak yang mengajukan gugatan wajib
membuktikan dalil-dalilnya. Asas ini menempatkan beban pembuktian pada pihak
yang mendakwa atau mengajukan permohonan.
5) Asas Merapat (Concentratiebeginsel), Dalam satu persidangan, hakim berusaha
untuk menyelesaikan sebanyak mungkin pokok-pokok sengketa antara para pihak.
Prinsip ini menciptakan efisiensi dan menghindari pemecahan sengketa yang
terpisah-pisah.
6) Asas Pencarian Keadilan Substansial (Materialrechtelijke Gerechtigheid,
Hakim tidak hanya berfokus pada formalitas hukum, tetapi juga mencari keadilan
substansial. Prinsip ini menekankan penyelesaian perkara dengan
mempertimbangkan substansi hak dan kewajiban pihak.
7) Asas Keadilan Berproses (Procesrechtelijke Gerechtigheid), Setiap pihak
memiliki hak untuk memperoleh perlakuan yang adil dan merasa dihormati
selama proses peradilan. Prinsip ini menjamin hak procedural dan perlakuan yang
setara bagi semua pihak.
8) Asas Pembatasan Gugatan (Beginsel van Vordering), Gugatan harus jelas dan
tertentu, tidak boleh bersifat umum. Asas ini mencegah gugatan yang tidak jelas
atau melibatkan klaim yang terlalu umum.

2. Dalam konteks hukum, istilah "peradilan" dan "pengadilan" sering digunakan secara
bersamaan, tetapi mereka memiliki makna yang sedikit berbeda.

Peradilan merupakan sistem penegakan hukum secara umum atau keseluruhan lembaga-
lembaga hukum yang bertugas menegakkan hukum dan menyelenggarakan proses
peradilan.

Pengadilan merupakan lembaga konkret tempat dilaksanakannya proses peradilan atau


sidang-sidang hukum. Pengadilan adalah bagian dari sistem peradilan yang menjadi
tempat penyelesaian sengketa melalui jalur hukum.

3. Di Indonesia, selain badan peradilan umum, terdapat beberapa badan peradilan khusus
yang memiliki yurisdiksi tertentu untuk menangani jenis perkara khusus. Berikut adalah
beberapa badan peradilan khusus di Indonesia:
1) Pengadilan anak
2) Pengadilan niaga
3) Pengadilan hak asasi manusia
4) Pengadilan tindak pidana korupsi
5) Pengadilan hubungan industrial
6) Pengadilan perikanan

4. Kewenangan absolut merujuk pada wewenang suatu badan peradilan untuk memeriksa
dan memutus perkara tanpa memandang klaim atau gugatan pihak yang bersangkutan.

Sedangkan kewenangan relatif merujuk pada wewenang suatu badan peradilan untuk
memeriksa dan memutus perkara berdasarkan klaim atau gugatan yang diajukan oleh
pihak tertentu.

5. Di dalam pengadilan, baik penggugat maupun tergugat memiliki hak untuk didampingi
oleh seorang kuasa hukum atau pendamping hukum. Adapun syarat-syarat dan penjelasan
terkait dengan hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Penggugat memiliki hak untuk didampingi oleh kuasa hukum atau pendamping
hukumnya selama proses persidangan.
 Tergugat juga memiliki hak untuk didampingi oleh kuasa hukum atau
pendamping hukumnya selama persidangan.
 Pihak yang akan didampingi harus memberikan kuasa khusus atau surat kuasa
kepada kuasa hukum yang akan mendampingi. Kuasa khusus ini menunjukkan
bahwa pihak yang memberikan kuasa mengizinkan kuasa hukum untuk mewakili
dan bertindak atas namanya di pengadilan.
 Pengacara diharapkan mematuhi etika profesi hukum dan memiliki reputasi yang
baik dalam menjalankan tugas hukumnya.

6. Fungsi dan tujuan surat kuasa khusus ialah :


 Pemberian wewenang, Surat kuasa khusus memberikan wewenang khusus kepada
penerima kuasa (misalnya, pengacara) untuk melakukan tindakan tertentu di
pengadilan atas nama pemberi kuasa. Ini dapat mencakup memberikan kuasa
untuk mengajukan gugatan, memberikan keterangan, atau melakukan tindakan
hukum lainnya.
 Legitimasi hukum, Surat kuasa adalah bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
seseorang memiliki hak dan wewenang hukum untuk mewakili pemberi kuasa di
pengadilan. Ini memberikan legitimasi hukum terhadap tindakan yang diambil
oleh penerima kuasa.
 Perlindungan hukum untuk pemberi kuasa, Surat kuasa dapat memberikan
perlindungan hukum kepada pemberi kuasa karena menetapkan batasan-batasan
tindakan yang diizinkan oleh penerima kuasa. Hal ini membantu mencegah
penyalahgunaan wewenang atau tindakan yang tidak diinginkan.

Bentuk dari surat kuasa khusus meliputi :


 Identifikasi pemberi kuasa dan penerima kuasa, Nama dan identifikasi pemberi
kuasa serta penerima kuasa harus jelas dicantumkan di surat kuasa.
 Deskripsi wewenang yang diberikan, Surat kuasa harus menyatakan secara rinci
tindakan atau wewenang khusus yang diberikan kepada penerima kuasa.
Deskripsi ini sebaiknya spesifik dan jelas.
 Tujuan penggunaan surat kuasa, Surat kuasa dapat mencantumkan tujuan atau
keperluan khusus penggunaan surat kuasa tersebut, terutama jika terdapat batasan
waktu atau keperluan tertentu.
 Tanda tangan dan tanggal, Surat kuasa harus ditandatangani oleh pemberi kuasa
dan mencantumkan tanggal pemberian wewenang. Tanda tangan ini menunjukkan
persetujuan pemberi kuasa.

7. Gugatan merupakan tindakan hukum yang diajukan oleh pihak yang merasa dirugikan
(penggugat) ke pengadilan untuk menyelesaikan sengketa hukum atau menegakkan
haknya terhadap pihak lain (tergugat). Gugatan merupakan permohonan kepada
pengadilan untuk memberikan keputusan atau putusan hukum terkait suatu perkara. Isi
surat gugatan meliputi :
 Identitas pihak
 Perihal gugatan
 Fakta-fakta hukum
 Tuntutan hukum
 Bukti-bukti

Bentuk dari surat gugatan, gugatan biasanya berbentuk surat tertulis yang berisi
pemaparan lengkap mengenai fakta-fakta yang menjadi dasar gugatan, alasan hukum, dan
tuntutan yang diajukan oleh penggugat. Surat gugatan harus dibuat dengan cermat dan
jelas agar memudahkan pengadilan dalam memahami pokok perkara.

Gugatan perdata biasanya diajukan di Pengadilan Negeri (PN) di wilayah tempat


terjadinya sengketa atau tempat tinggal tergugat. Namun, terdapat pengecualian untuk
beberapa jenis perkara yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

8. PERSTEK adalah permohonan yang diajukan oleh salah satu pihak dalam perkara
perdata setelah dilakukan pemeriksaan dan pembuktian, tetapi sebelum diucapkan
putusan oleh pengadilan. Permohonan ini diajukan agar pengadilan dapat
mempertimbangkan alat bukti yang belum diajukan pada saat pemeriksaan dan
pembuktian sebelumnya. PERSTEK dilakukan untuk mendukung argumen atau klaim
salah satu pihak yang bersengketa.

9. Istilah-istilah yang sering terjadi di pengadilan antara lain :


a. Eksepsi adalah suatu pembelaan atau penolakan yang diajukan oleh pihak
tergugat sebagai tanggapan terhadap gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat.
Eksepsi bertujuan untuk membantah atau menyanggah klaim atau dasar hukum
yang diajukan oleh pihak penggugat. Dengan kata lain, eksepsi adalah alat hukum
yang digunakan untuk menyatakan ketidaksetujuan atau penolakan terhadap dasar
atau klaim gugatan.
b. Dupli adalah istilah dalam konteks peradilan perdata yang merujuk pada
pembelaan tertulis yang diajukan oleh pihak tergugat sebagai tanggapan terhadap
gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat. Dupli berfungsi sebagai respons
atau jawaban formal terhadap gugatan yang berisi bantahan atau pembelaan
terhadap klaim atau tuntutan yang diajukan oleh pihak penggugat.
c. Replik adalah tanggapan tertulis yang diajukan oleh pihak penggugat sebagai
reaksi terhadap jawaban (konklusi) yang diajukan oleh pihak tergugat dalam
proses peradilan. Replik berfungsi sebagai sarana bagi penggugat untuk
memberikan klarifikasi atau tanggapan terhadap argumen atau fakta-fakta yang
diajukan oleh pihak tergugat dalam jawaban mereka.

You might also like