PT. MULIA MANDIRI TEHNIK
STANDARD OPERATIONAL PROSEDURE
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
No. Dokumen : MMT.K3.PR.001
Rev. 00
Tanggal Berlaku : 2 Januari 2020
Disiapkan oleh, I Disetujui oleh,
HSS - Direkfar Ut
‘Dokumen ini milik PT. MULIA MANDIRI TEHNIK dan tidak boleh disalin atau digunakan
untuk keperluan lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari manajemen PT. MULIA MANDIRI TEHNIKSTANDART OPERATIONAL | Nomor MMT-K3.PR.O001
vex PROCEDURE Revisi 200
\\MUI2)| [WIDENTIFIKASTBAHAYA, | Tel. Berlaku : 2 Januari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 12/9
PENGENDALIAN RISIKO.
RIWAYAT REVISI DOKUMEN
Tany Bagian ___Uraian Disetujui olehSTANDART OPERATIONAL | Nomor MMT-K3.PR.00T
___ PROCEDURE ——_| Revisi 0
000 | ADENTIFIKASEBAHAYA, — | Tel. Beriaku <2 Januari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 2319
PENGENDALIAN RISIKO
1. TUJUAN
Tujuan prosedur ini adalah menguraikan proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
‘mengevaluasi aspek lingkungan dan bahaya K3, serta menetapkan pengendalian dan penilaian
risiko K3L yang telah teridentifikasi dan terevaluasi
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi, evaluasi, penilaian dan penetapan kendali terhadap
aspek dan bahaya yang ada dalam seluruh area operasi yang dikelola oleh PT. Mulia Mandiri
‘Tebnik.
3, REFERENSI
3.1. PP RINo. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 elemen 2.1 Rencana Strategi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.2, ISO 14001:2015 Klausul 6.1.2 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko, 8.1
Perencanaan dan Pengendalian Operasional.
4, DEFINISI
4.1, Bahaya Potensial
Sumber atau situasi dimana terdapat potensi yang menyebabkan timbulnya cidera atau
sakit pada manusia, kerusakan property, kerusakan lingkungan kerja.
4.2. Risiko
Gabungan dari tingkat keparahan kecelakaan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
43. Lingkungan
Keadaan sekeliling lingkungan kerja PT. Mulia Mandiri Tehnik beroperasi termasuk
tanah, udara, air, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan keterkaitannya,
44. Aspek
Unsur kegiatan atau produk jasa PT. Mulia Mandiri Tehnik yang dapat berinteraksi
dengan lingkungan.
4.5. Dampak Lingkungan
Perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau memiliki manfaat keseluruhan
atau sebagian yang disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi.‘Nomar 7MMT.K3.PRO01
Revisi 00
STANDART OPERATIONAL,
PROCEDURE
\\R1) | IDENTIFIKAST BAHAYA, | Tel. Berlaku — : 2 Januari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 34/9
PENGENDALIAN RISIKO
Bahaya
Proses analisa bahaya dan karakteristiknya.
4.7. Sakit
Identifikasi menurunnya kondisi fisik atau mental yang muncul atau menjadi lebih buruk
Karena kegiatan kerja
4.8. Insiden
Kejadian yang tidak diinginkan ataupun tidak direncanakan terlebih dahulu yang dapat
mengakibatkan kerugian baerupa cedera atau kehilangan nyawa, kerusakan properti,
maupun gangguan pada proses produksi dan lingkungan.
4.9. Kerusakan
Dampak dari konsekuensi seberapa besar atau seberapa buruk
4.10, Penilaian Risiko
Proses evaluasi risiko yang timbul dari potensi bahaya yang kemudian dilakukan
penilaian serta diputuskan risiko apakah bias diterima dengan atau tidak
4.11. Manajemen Risil
Penerapan kebijakan menejemen yang sistematis, petunjuk-petunjuk dan tindakan pada
‘tugas untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengukur, dan memantau risiko.
4.12. Konsekuensi
Suatu akibat tertentu yang terkait dengan suatu kejadian yang tidak diinginkan,
4.13, Tempat Kerja
Setiap lokasi dimana dilakukan aktifitas kerja dibawah control organisasi.
4.14, Program Manajemen K3L_
Rencana kerja yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran,
5, PROSEDUR
5.1. Identifikasi Bahaya
5.1.1. Pada tahap awal tim akan melakukan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan
yang ada pada suatu obyek atau aktivitas yang akan dinilai risikonya. Bahaya danSTANDART OPERATIONAL _| Noor TMMT.RSPROOT
ox PROCEDURE Revisi 00
Matte IDENTIFIKASI BAHAYA, | Tgl. Berlaku = 2 Januari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 3/9
PENGENDALIAN RISIKO
52.
aspek ini dapat ditentukan dengan melihat hal apa saja yang dapat mencelakai
personil atau menimbulkan kecelakaan kerja maupun mencemari lingkungan.
5.1.2. Identifikasi bahaya atau aspek lingkungan juga dilakukan dengan cara observasi
suatu aktivitas atau melakukan wawancara dengan personil yang terkait dengan
aktivitas tersebut.
5.1.3. Dalam menentukan identifikasi bahaya atau aspek lingkungan, kondisi berikut
harus diperhitungkan
1. Aktivitas rutin dan non rutin
2, Aktivitas semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja (termasuk sub
kontraktor dan pengunjung)
3. Tingkah laku, kemampuan dan factor-faktor manusia lainnya.
4. Bahaya dan aspek teridentifikasi yang berasal dari Iuar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi keselamatan, keschatan, dan lingkungan yang berada
dibawah pengendalian organisasi didalam tempat kerja.
5. Bahaya atau aspek yang timbul disekitar tempat kerja karena aktivitas kerja
yang berada di bawah pengendalian organisasi.
Penilaian Risiko
5.2.1. Setelah semua bahaya dan aspek lingkungan dan dapat diidentifikasi selanjutnya
dari setiap bahaya dan aspek lingkungan itu ditentukan tingkat risikonya untuk
menimbulkan suatu kecelakaan atau kerugian maupun pencemaran lingkungan,
5.2.2. Pen
laian risiko mempertimbangkan dua factor yaitu peluang dan akibat. Kriteria
dari masing-masing faktor ini dapat menggunakan petunjuk yang ada pada
formulir tabel manajemen risiko,
iko ini
5.2.3. Penentuan nilai
ilakukan tim dalam suatu rapat yang membahas hasil
temuan lapangan.
3.2.4, Nilai risiko yang ditentukan harus mempertimbangkan tindakan pengendalian
rang sudah ada sebelumnya.TEHNIK
ULIA
ANDIRI
STANDART OPERATIONAL | Nomor MMT.K3.PROOI
L PROCEDURE Revisi 00
IDENTIFIKASI BAHAYA, | Tgl. Berlaku — : 2 Januari 2020
PENILAIAN DAN Halaman 6/9
PENGENDALIAN RISIKO
5.2.5. Dari hasil penilaian risiko akan didapat nilai fow, medium, high, dan extreme.
Adapun matrik penilaian risiko sebagai berikut :
Akibat:
Tingkatan | Kriteria Penjelasan
Keselamatan dan Lingkungan Keschatan Kerja
1 Tidak [Tidak ada cederan, —kerugian | ‘dak berpotensi
Signifikan | material sangat kecil atau tidak ada | menimbulkan gangguan
dampak Kesehatan
2 Minor | Cideraringan dapat diatasi | Menimbulkan gangguan
perawatan P3K, kerugian material | kesehatan, memerlukan
kecil atau dampak kecil tindakan medias <7 Hari
4 Sedang | Cidera sedang (missal Iuka robek) | Menimbulkan gangguan
atau insiden yang terjadi dapat | _keschatan, memerlukan
memperpanjang masa perawatan | _perawatan medis 1-4
| (terganggunya fungsi motoric / Minggu
| sensorik /psikologis (reversible) dan
hilang hari kerja, kerugian material
cukup —besar atau dampak
Jingkungan sedang.
4 Mayor | Cidera yang mengakibatkan cacat /| Menimbulkan gangguan
lumpuh / hilang fungsi kesehatan, memerlukan
perawatan medis 1 —3
bulan
3 Bencana | Menyebabkan Kematian, Kerugian |~ Menimbufkan gangguan
‘material sangat besar atau dampak
lingkungan yang tidak bias
diperbaharui,
Kesehatan, memerlukan
perawatan medis dalam
Jjangka panjangSTANDART OPERATIONAL | Nomor MMTK3.PR.O00T
PROCEDURE Revisi 00
\S\oi0)| [7 ADENTIFIKASTBAHAYA, | Tel. Beriaku:2 Januari 2020
TEHNIK} PENILAIAN DAN Halaman 19
"| PENGENDALIAN RISIKO
Peluang / Kemungkinan
Tingkatan Kriteria Penjelasan
‘A _| Pasti terjadi (angat sering— | Suatu Kejadian selalu terjadi pada semua Hap
Almost certain) kegiatan yang dilakukan
B Kecenderangan terjadi ‘Suatu kejadian terjadi pada hamper semua
(Sering — Likely) kegiatan yang dilakukan
c Kemungkinan terjadi ‘Suatu kejadian terjadi pada beberapa kegiatan
(Mungkin — Posible) yang dilakukan
D Kecil Kemungkinan terjadi_ | Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa
(Jarang — Unlikely) kondisi tertentu atau setiap kegiatan yang
| dilakukan, namun kecil kemungkinan terjadinya
E Hamper tidak mungkin ‘Suatu kejadian mungkin dapat terjadi pada suatu
terjadi (Sangat Jarang —
Rare)
kehgiatan yang khusus atau setelah bertahun-
‘tahun
‘Matrik Penilaian Risiko :
Peluang,
E Extrem Risk, memerlukan penanganan atau tindakan segera
cgo
: High Risk, memerlukan perhatian pihak senior lapangan
+: Moderate Risk, harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait
: Low Risk, kendalikan dengan prosedur lainSTANDART OPERATIONAL | Nomor MMT.K3.PR.001
a PROCEDURE Revisi 00,
(0010) [ADENTIFIKASIBAHAYA, | Tel Berlaku :2 Fanuari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 39/9
PENGENDALIAN RISIKO
5.2.6. Untuk penilaian skala Extreme risk selain dilakukan tindakan penanganan segera,
53.1
53.2.
53.3.
jika memungkinkan kegiatan tersebut dihentikan sementara, hingga dilakukan
tindakan perbaikan dan penanganan,
idakan Pengendalian Risiko\
|. Jika setelah dipertimbangkan hasil penilaian tersebut tidak perlu dimasukkan
dalam program SMK3, maka untuk nilai L (Low) dan M (Medium), dilakukan
pengendalian dengan prosedur rutin menjadi perhatian serta tanggung jawa bagi
bagian terkait.
Apabila hasil penilaian tersebut memiliki nilai H (High) dan E (Extreme) serta
memerlukan tindakan pengendalian lebih lanjut atau terkait dengan adanya
peraturan perundangan dan peraturan lain, gangguan kesehatan, risiko K3L,
pilihan teknologi yang tersedia, factor keuangan, persyaratan bisnis dan operasi
serta pandangan pihak terkait maka hasil penilaian tersebut termasuk dalam
enetapan program K3L.
Hasil dari penilaian 1
tersebut berdasarkan potensi bahayanya dan dampak
lingkungan ditentukan tindakan pengendalan risiko berdasarkan_hirarki
pngendalian antara lain :
1. Eliminasi (menghilangkan bahaya) , merubah proses, metode atau bahan
untuk menghilangkan bahaya yang ada.
2. Subtitusi (pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian suatu alat atau
‘mesin atau barang yang memil
3. Engi
suatu alat atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya.
bbahaya dengan yang tidak memiliki bahaya).
ering control adalah proses pengendalian risiko dengan merekayasa
4. Pengendalian administratif, Langkah ini adalah terkait dengan proses non
teknis dalam suatu pekerjaan dengan tujuan menghilangkan bahaya. Proses
non teknis ini diantaranya seperti pembuatan prosedur kerja, pembuatan
aturan kerja, pelatihan kerja, penentuan durasi Kerja, penempatan tanda
bahaya, penentuan label, pemasangan rambu dan juga poster.STANDART OPERATIONAL | Nomor MMT-K3.PROOI
PROCEDURE Revisi 00
soo) [ADENTIFIKASIBAHAYA, | Tel. Beriaku — :2 Januari 2020
TEHNIK PENILAIAN DAN Halaman 919
PENGENDALIAN RISIKO
5. APD atau alat pelindung diri adalah hierarki pengendalian risiko terakhir dalam K3.
Pengendalian ini banyak digunakan karena sederhana dan murah, Akan tetapi,
proteksi yang diberikan tidak sebaik langkah di atas. APD tidak menghilangkan
sumber bahaya sehingga proteksi yang diberikan tergantung dari individu masing-
masing yang memakai.
5.3.4, Penilaian risiko diperbarui minimal satu tahun sckali atau bisa lebih jika terjadi
kondisi-kondisi seperti adanya perubahan aktivitas perusahaan, terjadi risiko baru,
dan kondisi lainnya.
5.3.5. Pembuatan JSA diperlukan, bila ada pekerjaan yang tidak sering dilakukan,
5.3.6. Anggota P2K3 kemudian akan menyampaika laporan kepada manajemen
maka akan
ditentukan wakt dan penanggug jawab tindakan pengendalian tersebut, Bila
representative untuk mendapatka persetujuan, Bila disetuj
karena suatu hal tindakan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka akan mencari
penyelesaian alternative lainnya,
5.4. Pemantauan Tindakan Pengendalian Risiko
5.4.1. Anggota P2K3 bertanggung jawab dalam memantau tindakan perbaikan agar
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada,
5.4.2. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan tindakan belum dilakukan atau
selesai, maka akan ditentukan waktu penyelesaian yang baru
5.4.3. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan, maka anggota P2K3 tetap
‘melakukan monitoring untuk menilai apakah tindakan pengendalian yang sudah
cfektif, Jika temyata belum maka perlu ditentukan bentuk tindakan pengendalian
baru
6. LAMPIRAN
6.1. Formulir Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko (MMT.K3.FR.001.01)
6.2. Formullr Job Safety Analysis (MMT.K3.FR.001.02)