Professional Documents
Culture Documents
857 4399 1 SM
857 4399 1 SM
ABSTRACT
The objective of this research is to find out how big the influence of the loading and unloading
productivity and the berthing time in a case study at Tanjung Emas Port, Semarang. The data
analysis method used was simple linear analysis and hypothesis test. This research used
secondary data of loading and unloading productivity (BCH) and berthing time in a year. The
analysis results and discussion show that there is a proportional influence of loading and
unloading productivity and berthing time that is shown in equation of simple linear regression
line of Y = 35,38 - 0,832X. Furthermore, the hypothesis test results show that F count = 11.36
and F table = 4.96 , therefore, F count > F table or 11.36 > 4.
Keywords: productivity; loading and unloading; berthing time.
57
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017
dimana kedua hal tersebut merupakan masalah perhitungan ship output per waktu pelayanan
yang sering terjadi akan dapat diminimalisir. kapal (Lasse, 2014). Dimensi ship’s output
Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya dikaji yang digunakan adalah tonase bongkar muat
pengaruh produktivitas bongkar muat per waktu kerja kapal, tonase bongkar muat
petikemas terhadap waktu sandar kapal per waktu kapal di dermaga, dan tonase
(berthing time) di terminal petikemas bongka muat per waktu kapal di pelabuhan; 4)
pelabuhan Tanjung Emas Semarang. alat pengangkut muatan (trucking) merupakan
alat berat yang digunakan untuk kegiatan
KAJIAN PUSTAKA bongkar muat dari kapal langsung keatas truk
Menurut Gurning dan Budiyanto (2007) atau rel yang ditangani khusus oleh tenaga
produktivitas bongkar muat adalah tingkat profesional dengan memperhatikan segi
kemampuan dan kecepatan pelaksanaan keamanan dan keselamatan kapal, barang dan
penanganan kegiatan pembongkaran barang manusia (operator); 5) jumlah, jenis, status
dari atas kapal sampai ke gudang atau dan kondisi muatan yang bermacam seperti
lapangan penumpukan atau sebaliknya untuk jenis muatan yang terdapat di dalam palka
kegiatan pemuatan barang sejak dari (general cargo, muatan curah kering atau
gudang/lapangan penumpukan sampai ke atas basah), jumlah dan kemasan muatan yang
kapal. Tingkat kemampuan tersebut terdapat dalam palka (dalam satuan kubik, ton,
ditunjukkan oleh beberapa indicator, yakni: 1) bundles, bag, drum, cartoon), status muatan
jumlah rata-rata bongkar muat yang dicapai (langsung atau pindahan/’transhipment), dan
per jam dan dilakukan oleh 1 gang buruh ( sifat muatan (berbahaya atau berharga); dan 6)
12 orang) di atas kapal yang diukur dengan faktor alam (cuaca) dapat berubah secara tiba-
satuan ton/gang/jam (T/G/J); 2) jumlah rata- tiba, namun hal tersebut merupakan fenomena
rata bongkar muat barang yang dicapai per jam alam yang tak dapat dicegah dan diatasi oleh
dan dilakukan oleh alat bongkar muat kemampuan manusia.
petikemas diukur dengan satuan Pengertian waktu sandar kapal (ship
box/crane/hour (B/C/H); dan 3) jumlah rata- berthing time) adalah waktu yang dipakai
rata bongkar muat barang yang dicapai per jam selama bertambat di dermaga untuk
dan dilakukan oleh seluruh gang yang ketiga melakukan kegiatan bongkar muat yang
diatas kapal selama kapal berada di dermaga dihitung sejak tali pertama terikat di dermaga
(BWT) yang diukur dengan satuan sampai dengan lepasnya tali tambatan terakhir
ton/kapal/jam (T/K/J) dan lazim disebut dari dermaga (Gurning & Budiyanto, 2007).
dengan ‘ship’s output’. Komponen ‘berthing time’ (BT) terdiri dari ET
Faktor-faktor yang mempengaruhi (effective time), IT (idle time), dan NOT (non
produktivitas bongkar-muat adalah: 1) kerja operation time). Waktu efektif (effective time)
gang buruh (gang output/labour output) adalah waktu yang benar-benar atau efektif
dihitung untuk mengetahui tonase bongkar- digunakan untuk melakukan bongkar muatan
muat yang dikerjakan satu gang dalam satu di dermaga. Waktu terbuang (idle time) adalah
jam kerja (Lasse, 2014). Hasil hitungannya waktu yang terbuang dalam melakukan
menunjukkan kekuatan dan kecepatan tenaga bongkar muat kapal yang disebabkan karena
kerja melaksanakan bongkar-muat didukung beberapa hal seperti menunggu truk yang akan
keterampilan, peralatan bantu, dan menerima muatan dari kapal, kerusakan alat
karakteristik muatan; 2) kesiapan alat bongkar bongkar muatan, serta terlambatnya proses
muat dalam kegiatan bongkar-muat agar penyelesaian dokumen.
berjalan secara efektif dan efisien; 3) Waktu non operation time adalah
kecepatan bongkar muat diukur melalui waktu yang terpakai oleh kapal selama
58
Produktivitas Bongkar Muat Dan Waktu Sandar Kapal Pelabuhan Tanjung Emas
59
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017
3
0
2
5
2
0
1
5
1
0
5
0
Jan Feb Mar Apr May June July Aug Sept Oct
Produktifitas B/M Nov
2 Des 23
25 23 22 21 25 24.98 23 23
(BCH) 3 15.62 15.45
17.47 22 15.36
23 17.04 19.38 13.73 15.63 15.24 15.15 16.67
Berthing Time (Jam) 16.43
Gambar 1 Produktivitas Bongkar-Muat dan Waktu Sandar Kapal
B. Analisis Waktu Sandar Kapal (Berthing B. Pengaruh Produktivitas Bongkar Muat (X)
Time) Terhadap Waktu Sandar Kapal (Y)
Waktu sandar kapal adalah waktu yang Teknik analisis yang digunakan untuk
dipakai selama bertambat di dermaga untuk uji hipotesis pengaruh produktivitas bongkar
melakukan kegiatan bongkar-muat yang muat (X) terhadap waktu sandar kapal (Y)
dihitung sejak tali pertama terikat di dermaga adalah regresi linier sederhana dengan alat
sampai dengan lepasnya tali tambatan terakhir bantu SPSS 20.0. Hipotesanya adalah terdapat
dari dermaga. Berdasarkan data berthing time pengaruh yang signifikan antara
pada Gambar 1 analisis kenaikan/penurunan produktivitas bongkar muat dan waktu sandar
waktu sandar kapal per bulan dari data kapal (berthing time) di terminal petikemas
Gambar 1 dilakukan dengan membandingkan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
nilai berthing time bulan tersebut dengan nilai Persamaan regresi linier sederhananya
berthing time bulan sebelumnya. adalah Y = 35,38 – 0,832X. Makna persamaan
Berdasarkan perbandingan tersebut ini adalah jika produktivitas bongkar muat (X)
dapat dilihat bahwa berthing time mengalami nilainya adalah 0, maka waktu sandar kapal
kenaikan pada bulan Mei, Juni, Agustus, dan (berthing time) yaitu sebesar 35,38 jam. Selain
November berturut-turut sebesar 1,68 jam itu, setiap pengurangan 1 nilai produktivitas
(9,86%), 2,34 jam (12,07%), 1,9 jam B/M, maka nilai berthing time berkurang
(12,15%), dan 1,52 jam (9,11%). Pada bulan sebesar 0,832 satuan dengan manggunakan
Februari, Maret, April, Juli, September, tingkat keyakinan 95%. Perhitungan jumlah
Oktober, dan Desember berthing time kuadrat regresi (JKreg [a]), (JKreg [b|a]), dan
mengalami penurunan sebesar 1,85 jam residu (JKres) diperoleh 3109,55, 12,05, dan
(11,84%), 0.17 jam (1,11%), 0,09 jam 10,6. Sedangkan perhitungan rata-rata jumlah
(0,58%), 5,65 jam (41,15%), 0,39 jam kuadrat regresi (RJKreg [a]), (RJKreg [b|a],
(2.55%), 0.09 jam (0.59%), dan 0,24 jam dan residu (RJKres) adalah 3109,55, 12,05,
(1,46%). dan 1,06.
Nilai signifikan pengaruh produktivitas
60
Produktivitas Bongkar Muat Dan Waktu Sandar Kapal Pelabuhan Tanjung Emas
bongkar-muat terhadap waktu sandar kapal muat) terhadap variabel terikat (berthing time).
dengan menggunakan uji-F adalah 0,006 Demikian pula nilai Fhitung (11,36) lebih besar
(Tabel 1). Dengan menggunakan tingkat dari pada F tabel (4,96) yang berarti ada
signifikan 5% (0,006 < 0,05) maka hipotesa pengaruh yang signifikan antara variabel
diterima bahwa ada pengaruh yang signifikan produktivitas bongkar muat dengan variabel
dari variabel bebas (produktivitas bongkar waktu sandar kapal.
Tabel 1 ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Regression Squares
12.240 1 12.240 11.777 .006
b
1 Residual 10.393 10 1.039
Total 22.633 11
a. Dependent Variable: Berthing Time (Jam)
b. Predictors: (Constant), Produktifitas B/M (B/C/H)
61
Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi Dan Logistik, Vol. 4 No. 1 September 2017
62