You are on page 1of 65

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI PERFORMA POMPA AIR LAUT TERHADAP


PENDINGIN MESIN DI KAPAL MV. LINTAS LORENTZ

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi Diploma III Pelayaran
(Diklat Pelaut Tingkat III Pembentukan)

RAHMAT ALUR MAYAR


NIT. 123303181053
AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PELAYARAN


(DIKLAT PELAUT TINGKAT III PEMBENTUKAN)
POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT
TAHUN 2022

i
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya, penulis telah menyelesaikan Karya
Ilmiah Terapan dengan lancar yang merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaiakan Program Studi Diploma III (D3) pada program Studi Teknologi
Nautika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat dengan judul Optimalisasi Performa
Pompa Air Laut Terhadap Pendingin Mesin Di Kapal MV. Lintas Lorentz.
Karya Ilmiah Terapan ini dilaksanakan karena ketertarikan penulis terhadap
masalah yang sering diabaikan dan menjadi salah satu faktor penghambat
terwujudnya pengoperasian kapal dengan baik.
Karya Ilmiah Terapan ini menggunakan metode penelitian terapan observatif
komparatif yang ditekankan pada penggambaran dua objek penelitian dan
membandingkannya. Penelitian ini mendalami masalah tingkat efektifitas aturan
dalam pelaksanaannya. Data dikumpulkan kemudian dilakukan interpretasi dan
penyusunan simpulan sehingga tersaji fakta komprehensif sesuai tujuan penelitian.
Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu sehingga Karya Ilmiah Terapan ini dapat terselesaikan,
antara lain kepada:
1. Yth. Capt. Wisnu Risianto, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran
Sumatera Barat
2. Yth. Bapak. Markus Asta Patma Nugraha, S.Si.T, M.T selaku Ketua
Program Studi Teknologi Nautika Politeknik Pelayaran Sumatera Barat.
3. Yth. Bapak Syamsyir, S.T, M.T, M.Mar. E selaku dosen pembimbing satu
dan Bapak Edi Kurniawan, M.Pd.T selaku dosen pembimbing dua dalam
penulisan karya ilmiah terapan.
4. Yth. Bapak Mochamad Ely Ridwan, M.T selaku dosen penguji I dan Ibu
Elfira Wirza, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji II yang telah berkenan
menguji penelitian yang telah penulis buat.
5. Yth. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Sumatera Barat yang telah
memberikan ilmu kepada taruna selama menempuh pendidikan di Politeknik
Pelayaran Sumatera Barat.

v
6. PT. ANUGERAH PASIFIK JAYA dan Crew MV. LINTAS LORENTZ
yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pada saat
melaksanakan Praktek Laut (PRALA).
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga semua
amal dan jasa mereka mendapat berkat serta anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan karya ilmiah terapan ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah
terapan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta
bermanfaat bagi pembaca.

Padang Pariaman, Juni 2022

RAHMAT ALUR MAYAR

vi
ABSTRAK

RAHMAT ALUR MAYAR, Optimalisasi Performa Pompa Air Laut Terhadap


Pendingin Mesin Di Kapal MV. Lintas Lorentz dibimbing oleh Bapak Syamsyir,
S.T, M.T, M.Mar. E sebagai pembimbing I dan Bapak Edi Kurniawan, M.Pd.T
sebagai dosen pembimbing II.
Dalam karya ilmiah terapan ini latar belakang yang mendasari
penulisannya adalah pentingnya menjaga performa pompa air laut sebagai
pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz. Dengan dasar pemikiran
tersebut penulis memberikan rumusan masalah ”Fakor-faktor apakah yang
mempengaruhi performa pompa air laut, dan bagaimana cara untuk menjaga
performa pompa air laut agar tetap dalam kondisi yang baik dan tidak
mengalami malfunction di kapal MV. Lintas Lorentz.
Data yang diperoleh adalah data yang dikumpulkan dari hasil observasi dimana
peneliti mengamati langsung objek penelitian, dokumentasi dimana peneliti
mengambil gambar menggunakan kamera sebagai alat pendukung, dan
wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan langsung kepada responden,
dan jawaban-jawaban responden dicatat.
Karya Ilmiah Terapan ini menggunakan pendekatan metode Miles & Huberman
(1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Data yang
disajikan adalah data primer dan data sekunder diperoleh peneliti saat
melaksanakan praktek laut selama sembilan bulan delapan hari.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
performa pompa air laut di MV. Lintas Lorentz adalah ketidaksesuaian
prosedur perawatan pada pompa air laut, pompa melebihi batas jam kerja,
unsur yang ada dalam air laut pada lingkungan di mana kapal berada, serta
kurangnya pengetahuan dan pengalaman crew mesin terhadap pompa air laut.
Dan cara mencegah turunnya performa pompa air laut agar tetap optimal
adalah dapat dilakukan dengan memberikan pengingat terhadap perawatan
pompa air laut sesuai dengan jam kerja atau running hours, pencatatan jam
kerja pompa air laut serta melakukan penggantian pengoperasian pompa air
laut sesuai dengan jam kerja, pembersihan sea chest strainer, memberikan
training dan ujian kepada crew sebelum naik ke atas kapal dan perawatan
sesuai dengan prosedur Planned Maintenance System.

Kata Kunci: Optimalisasi, Performa, Pompa Air Laut, Pendingin Mesin.

vii
ABSTRACT

RAHMAT ALUR MAYAR, Optimizing Seawater Pump Performance Against


Engine Cooling on MV Ships. Lintas Lorentz was supervised by Mr. Syamsir, S.T,
M.T, M.Mar. E as supervisor I and Mr. Edi Kurniawan, M.Pd .T as supervisor II.
In this applied scientific work, the background that underlies the writing is the
importance of maintaining the performance of the seawater pump as an engine
coolant on the MV. Lintas Lorentz. With this rationale, the author provides a
problem formulation "What factors affect the performance of the seawater pump,
and how to maintain the performance of the seawater pump so that it remains in
good condition and does not experience a malfunction on the MV. Lintas Lorentz.
The data obtained are data collected from observations where researchers
observe directly the object of research, documentation where researchers take
pictures using a camera as a supporting tool, and interviews where researchers
ask questions directly to respondents, and the answers of respondents are
recorded.
This Applied Scientific work uses the approach of the Miles & Huberman
(1992: 16) method of analysis consisting of three streams of activities that occur
simultaneously, namely: data reduction, data presentation, conclusion
drawing/verification. The data presented are primary data and secondary data
obtained by researchers when carrying out marine practices for nine months and
eight days.
The results of the study concluded that the factors that affect the performance
of seawater pumps in MV. Lintas Lorentz is a mismatch of maintenance
procedures on seawater pumps, pumps exceeding the working hours limit,
elements present in seawater in the environment where the ship is located, as well
as lack of knowledge and experience of the engine crew on seawater pumps. And
the way to prevent a decrease in seawater pump performance so that it remains
optimal is to provide reminders for seawater pump maintenance according to
working hours or running hours, recording seawater pump working hours and
replacing seawater pump operations according to working hours, sea cleaning
chest strainer, providing training and testing to the crew before boarding the ship
and maintenance in accordance with the Planned Maintenance System procedure.

Keywords: Optimization, Performance, Seawater Pump, Engine Cooling.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH TERAPAN............................... ii
PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN ............................................... ... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi


DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Batasan Masalah………………………………………………………… 3
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
A. Review Penelitian Sebelumnya .................................................................... 5
B. Landasan Teori ............................................................................................. 6
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 14
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 14
B. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 14
C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................ 15
D. Pemilihan Informan .................................................................................... 15
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 19
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 19
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 20
C. Pembahasan ............................................................................................... 29

ix
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 35
A. Kesimpulan ................................................................................................ 35
B. Saran .......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Wawancara ................................................................................. 22


Tabel 4.2. Hasil Wawancara ................................................................................. 24

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pompa ................................................................................................ 7


Gambar 2.2. Pompa Aksial .................................................................................... 8
Gambar 2.3. Pompa Sentrifugal ............................................................................. 8
Gambar 2.4. Prinsip Kerja pada pompa ................................................................. 9
Gambar 2.5. Kerangka Penelitian ........................................................................ 13
Gambar 3.1. Metode Analisis Data……………………………………………...18
Gambar 4.1. Ship Particular MV. Lintas Lorentz….…………………………….19
Gambar 4.2. Pecahnya Impeller pada pompa air laut ........................................... 23
Gambar 4.3. Perawatan Sea Water Pump ............................................................. 26
Gambar 4.4. Perawatan Sea Water Pump ............................................................ 27
Gambar 4.5. Prinsip Kerja pompa sentrifugal ...................................................... 31

xii
DAFTAR SINGKATAN

MV : Motor Vessel

PMS : Planned Maintenance System

FO : Fuel Oil

DO : Diesel Oil

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia maritim pada zaman sekarang, persaingan jasa angkut laut
sangatlah keras. Maka dari itu setiap perusahaan pelayaran sangatlah menjaga
kondisi armada-armada kapalnya agar selalu dalam keadaan baik. Saat ini
kapal sudah menggunakan mesin disel sebagai penggeraknya. Mesin disel
adalah faktor utama yang penting dalam menunjang kinerja kapal. Maka dari
itu mesin disel harus tetap di jaga kondisinya. Salah satu cara menjaga
kondisi mesin disel adalah dari sistem pendinginnya. Salah satu sistem
pendingin di mesin disel yaitu menggunakan air laut. Pompa adalah alat yang
digunakan dalam menjalankan sistem pendingin mesin disel. Oleh karena itu
perawatan terhadap pompa air laut yang menunjang kinerja sistem pendingin
mesin disel juga wajib di lakukan.
Pada dasarnya kapal terdiri dari mesin penggerak utama dan permesinan
bantu, dimana permesinan bantu berperan sebagai pendukung dari kinerja
mesin induk. Untuk mengoperasikan mesin induk dibutuhkan mesin bantu
yang siap dan dalam kondisi normal. Diantaranya adalah pompa air laut yang
sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin induk di kapal. Dalam upaya
perawatan dan pemeliharaan pompa air laut dibutuhkan tenaga-tenaga
terampil yang dapat mengoprasikan, merawat serta menjaga agar pompa-
pompa air laut tersebut dapat beroperasi dengan baik dan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama.
Pompa adalah suatu alat atau mesin untuk memindahkan cairan dari satu
tempat ketempat lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara
terus menerus. Apabila pompa pendingin mesin disel diatas kapal mengalami
masalah, maka dapat mengakibatkan mesin disel megalami kerusakan.
Kerusakan yang timbul jika pompa pendingin rusak di akibatkan karena
mesin mengalami overheat. Overheat adalah kondisi dimana mesin
mengalami panas yang melebihi batas. Ada beberapa jenis pompa air laut

1
yang biasanya digunakan di atas kapal. Diantaranya adalah pompa aksial dan
pompa sentrifugal.
Pompa air laut adalah jenis sentrifugal yang merupakan salah satu pesawat
bantu pendukung kinerja mesin diesel penggerak utama dalam proses
pendinginan air tawar di dalam fresh water piston cooler. Dalam system
pendingin ini diperlukan suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi
tekan dan energi kinetik air laut bertambah yang selanjutnya disirkulasikan ke
dalam fresh water cooler untuk mendinginkan media pendingin air tawar
pada piston mesin diesel penggerak utama.
Kapal MV. Lintas Lorentz saat melakukan pelayaran (voyage) dari
Surabaya menuju Benete pada tanggal 18 September 2021 mengalami
kerusakan pada pompa air laut yang diawali dari naiknya suhu fresh water
cooling yang tidak normal. Kejadian ini membuat mesin diesel penggerak
utama mengalami panas yang berlebih. Masinis II yang sedang berada di
kamar mesin memerintahkan untuk melihat keadaan pompa air laut tersebut.
Permasalahan yang terjadi pada pompa air laut adalah tekanan pompa turun
sehingga suhu pompa panas yang mengakibatkan kinerja pompa menjadi
turun. Setelah melakukan pengecekan Masinis II mengambil tindakan untuk
menghidupkan pompa air laut cadangan dan mematikan pompa air laut yang
bermasalah. Masinis II memerintahkan kepada masinis IV, yang bertanggung
jawab kepada permesinan bantu untuk segera melakukan pengecekan serta
overhaul pada pompa air laut tersebut dan di dapati bahwa Impeller pada
pompa air laut pecah.
Berdasarkan pertimbangan keseluruhan tersebut dan mengingat penting
nya performa pompa air laut di atas kapal, maka penulis membatasi masalah
penelitian hanya pada performa pompa air laut di atas kapal MV. Lintas
Lorentz.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diambil beberapa
perumusan masalah yang membutuhkan jawaban dalam penelitian ini.
Perumusan masalahnya adalah:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi performa pompa air laut terhadap
pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz?
2. Bagaimanakah sistem perawatan yang baik untuk menjaga performa
pompa air laut terhadap pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz?

C. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar peneliti lebih terarah
dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1) Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar pompa
2) Informasi yang disajikan yaitu : pengertian optimalisasi, pengertian
pompa, klasifikasi pompa, prinsip kerja pompa, perawatan pompa,
dan sistem pendingin.

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut
terhadap pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz
2. Untuk mengetahui sistem perawatan yang baik untuk menjaga performa
pompa air laut terhadap pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz

3
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tambahan pengetahuan bagi taruna/i Politeknik Pelayaran
Sumatera Barat mengenai pentingnya menjaga performa pompa air laut
terhadap pendingin mesin di kapal.
b. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan guna dijadikan bahan
acuan untuk penelitian berikutnya sehingga dapat menghasilkan
penelitian yang lebih baik dan akurat.
c. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi para pembaca,
termasuk instansi terkait dan diharapkan penelitian ini dapat
memberikan masukan yang dapat berguna untuk pembangunan sumber
daya manusia dan personal soft skil sehingga siap menghadapi dunia
kerja di bidang kemaritiman dan perawatan permesinan kapal.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak untuk menambah ilmu pengetahuan tentang performa pompa air laut
terhadap pendingin mesin dikapal, misalnya :
a) Crew Kapal khususnya Perwira Mesin dapat lebih tepat dalam
mengambil keputusan terhadap manajemen perawatan pompa air laut
di kapal.
b) Sebagai masukan untuk perusahaan pelayaran sehingga dapat
bermanfaat untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUM NYA


Berdasarkan dengan judul yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
ini, maka perlu didukung dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
membahas penelitian yang sejenisnya.
Irham,Muh Afif (2020). Meneliti tentang Analisis Turunnya Kinerja
Pompa Air Laut Pada Proses Pendinginan Mesin Induk di MT. Sepinggan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penyebab turunnya kinerja pompa air
laut pada proses pendinginan mesin induk di MT. Sepinggan adalah ketidak
sesuaian prosedur perawatan pada pompa air laut, pompa melebihi batas jam
kerja, unsur yang ada dalam air laut pada lingkungan di mana kapal berada,
serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman crew mesin terhadap pompa
air laut. Dampak yang ditimbulkan dari penyebab turunnya kinerja pompa
air laut di MT. Sepinggan adalah timbulnya kerusakan pada komponen
pompa air laut, terbakarnya coil dari stator pada motor penggerak pompa,
aliran air laut tersumbat oleh lumpur dan sampah di bagian sea chest
strainer, kelalaian dalam melaksanakan perawatan, overhaul dan
pengoperasian pompa air laut. Cara mencegah turunnya kinerja pompa air
laut adalah tersebut dapat dilakukan dengan memberikan jadwal terhadap
perawatan pompa air laut sesuai dengan jam kerja atau running hours,
pencatatan jam kerja pompa air laut serta melakukan pergantian
pengoperasian pompa air laut sesuai dengan jam kerja, pembersihan sea
chest strainer, memberikan training dan penjelasan kepada crew sebelum
naik ke atas kapal.

5
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Optimaliasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:800) “optimalisasi
adalah berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi,
paling menguntungkan, menjadikan paling baik, menjadikan paling
tinggi, pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan”. Senada
dengan hal diatas “optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau
metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau
keputusan) menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional, atau
lebih efektif”, Hasan Alwi, (2011:345). Sehingga dapat disimpulkan
optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk
membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan)
menjadi lebih atau sepenuhnya. Menurut Pius Abdillah dan Danu
Prasetya (2009:243) “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, menyebutkan
bahwa:
a. Optimal adalah tertinggi, paling baik, terbaik, sempurna, paling
menguntungkan.
b. Mengoptimalkan adalah menjadikan sempurna, menjadikan paling
tinggi, menjadikan maksimal.
c. Optimum adalah dalam kondisi yang baik, dalam kondisi yang paling
menguntunkan.
2. Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin untuk memindahkan cairan
dari satu tempat ketempat lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat
perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar
(discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga
mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis
(kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Gusniar, N.I
(2014 : 78).

6
Gambar 2.1. Pompa
Sumber : (http://eprints.undip.ac.id)

3. Klasisfikasi Pompa
Sehubungan aplikasi pompa sangat luas, maka jenis-jenis pompa
yang beredar di kapal dan yang dibuat oleh produsen pompa cukup
banyak, baik ditinjau dari sisi konstruksi, tipe dan materialnya. Tapi
berdasarkan prinsip kerjanya, pompa dikelompokan menjadi tiga bagian,
yaitu:
a. Pompa Aksial
Pompa yang pada saat terjadi kenaikan kecepatan putaran pada
impeller, aliran pada saluran discharge arahnya aksial (searah poros).
Gusniar, N.I (2014 : 78). Hal yang spesifik pada pompa aksial adalah
arah aliran fluida melalui pompa betul-betul aksial (sejajar poros).
Pompa ini memiliki kapasitas yang besar, namun head yang dihasilkan
sangat rendah. Dalam operasinya, impeller pompa selalu terbenam
dalam cairan yang dipompakan. Poros pompa bisa vertikal, horizontal
maupun miring.

7
Gambar 2.2. Pompa Aksial
Sumber : (http://eprints.undip.ac.id)

b. Pompa Sentrifugal (Radial).


Pompa yang dimana pada saat terjadi kenaikan kecepatan pada
impeller, aliran fluida pada sisi discharge (keluaran) arahnya
sentrifugal (tegak lurus terhadap poros). Gusniar, N.I (2014 : 78)

Gambar 2.3. Pompa Sentrifugal


Sumber : (http://eprints.undip.ac.id)

8
4. Prinsip Kerja Pompa
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeller yang berfungsi mengangkat
zat cair dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi.
Impeller dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan motor
pengerak, biasanya motor listrik atau motor bakar poros pompa akan
berputar apabila pengeraknya berputar. Karena poros pompa berputar
impeller dengan sudu-sudu impeller berputar zat cair yang ada
didalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatanya naik
dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang berbentuk volut atau
sepiral dan disalurkan keluar melalui nozel.
Jadi fungsi impeler pompa adalah merubah energi mekanik yaitu
putaran impeller menjadi energi fluida (zat cair). Jadi, zat cair yang
masuk ke dalam pompa akan mengalami pertambahan energi.
Pertambahan energi pada zat cair mengakibatkan pertambahan head
tekan, head kecepatan dan head potensial. Head adalah bentuk energi
yang dinyatakan dalam satuan panjang "m" (SI). Jumlah dari ketiga
bentuk head tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga bisa
didefinisikan sebagai selisih head total (energi persatuan berat) pada sisi
isap pompa dengan sisi keluar pompa.

Gambar 2.4. Pompa Sentrifugal


Sumber : (http://eprints.undip.ac.id)

9
5. Perawatan Pompa
Setelah dilakukan perencanaan perawatan, maka selanjutnya
dilakukanlah tindakan perawatan. Tindakan perawatan meliputi :
a. Perawatan Rutin (routine maintinance)
Merupakan inspeksi harian terhadap peralatan yang terpasang dan
dalam keadaan beroperasi, sehingga kerusakan dapat segera diketahui
dan dapat dihindari. Kegiatan yang dilakukan pada saat melakukan
routine maintenance adalah:
1) Pemeriksaan kondisi oli.
2) Pemeriksaan temperature fluida.
3) Memeriksa terjadinya vibrasi yang terlalu besar.
4) Pemeriksaan baut-baut pada sambungan.

b. Pemeliharaan Prediktif (predictive maintenance)


Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamatan terhadap
objek dengan melakukan pengukuran-pengukuran tertentu. Kegiatan
ini dilakukan untuk menentukan langkah perawatan yang dilakukan
serta meningkatkan kesiapan untuk melakukan perawatan. Kegiatan
yang dilakuakan saat predictive maintenance adalah:
1) Pengecekan terhadap temperatur mesin.
2) Mengukur tingkat kebisingan mesin.
3) Pengecekan vibrasi pada alat putar.
4) Memprediksi terhadap kerusakan dari mesin.

c. Pemeliharaan Preventif (preventive maintenance)


Merupakan pekerjaan perawatan yang sifatnya berupa pencegahan dan
dilakukan secara rutin sesuai jadwal. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan keandalan peralatan dan memperpanjang umur
peralatan tersebut. Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan
preventive maintenance adalah sebagi berikut :
1) Tambah/ ganti Greas Coupling.
2) Periksa line pompa & check valve (ganti bila perlu)
3) Bersihkan oli filter & cooler (bila perlu).

10
4) Periksa kondisi oli gear box.
5) Periksa lateral play pompa.
6) Periksa dan bersihkan suction starainer pompa.
7) Ukur vibrasi sebelum dan sesudah preventive maintenance.
8) Periksa Alignment atau kelurusan poros sebelum dan sesudah
preventive maintenance.
9) Periksa baut-baut pondasi.
10) Bersihkan mesin dan area sekitarnya.

6. Sistem Pendingin (Cooling System)


Sistem pendingin adalah sekumpulan komponen tambahan pada
mesin untuk mencegah terjadinya engine overheat. Melalui sistem ini,
temperature mesin akan dijaga agar tidak berlebihan. Sehingga, meski
mesin dipacu dalam RPM (rotasi per menit) tinggi serta dihidupkan
dalam waktu yang lama, temperature mesin tidak akan berlebihan. Ini
akan membuat mesin bekerja secara efektif dan aman dalam jangka
waktu lama.
a. Fungsi Sistem Pendingin
1) Mengurangi temperatur mesin saat terdeteksi temperatur yang
berlebihan.
2) Menjaga temperatur mesin tetap pada suhu kerja.
3) Memindahkan panas dari mesin ke luar atau heater system.
4) Membantu mendistribusikan panas mesin secara merta.
b. Macam-Macam Sistem Pendingin Pada Mesin Kapal
1) Sistem Pendingin Terbuka (direct cooling system)
Sistem terbuka ini bekerja dengan cara melakukan pendinginan
melalui media air laut untuk penyerapan panas. Sistem ini bekerja
dengan mengambil air laut dari katup melalui filter dan pompa air.
Kemudian, air laut akan didistiribuksikan ke seluruh bagian mesin
induk yang memerlukan pendinginan dengan memanfaatkan
minyak pelumas dan pendingin udara untuk mendinginkan kepala
silinder, dinding silinder dan katup pelepas gas. Setelah proses
tersebut dilalui, maka air laut akan dibuang keluar kapal.

11
Adapun, sistem pendinginan terbuka memiliki kelebihan seperti
proses yang sederhana, hemat penggunaan alat dan memerlukan
daya lebih kecil. Sementara itu, kekurangannya adalah potensi
dampak negatif pada material yang bersentuhan langsung dengan
air laut seperti karat, kotor, penyempitan saluran pipa pendingin
dan lainnya.
2) Sistem Pendingin Tertutup (indirect coolimg system)
Sementara itu, sistem pendinginan tertutup memanfaatkan
media air tawar yang secara simultan bersirkulasi untuk
mendinginkan mesin kapal. Dalam prosesnya, media air tawar akan
dialirkan ke semua silinder dan keluar menuju cooler dengan suhu
700o C – 800o C, kemudian air tersebut akan didinginkan di fresh
water cooler oleh air laut untuk menurunkan suhu hingga 500o C –
600o C. Setelah itu, air tawar akan kembali dihisap oleh pompa
yang seterusnya digunakan untuk mendinginkan mesin induk.
Melalui cara kerja yang berlangsung secara terus menerus, maka
sistem ini dinamakan pendinginan tertutup. Di sini, media berupa
air tawar untuk pendinginan akan disirkulasikan secara terus
menerus.
Adapun, kedua sistem tersebut banyak digunakan oleh kapal
dengan mesin diesel untuk menjaga kekuatan mesin supaya tetap
awet, sanggup mencapai tenaga yang optimal, meminimalisir
terjadinya kerusakan pada mesin dan mempertahankan temperatur
untuk tetap bekerja dalam kondisi normal.

12
C. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka pikir penelitian adalah bagan dari suatu alur pemikiran terhadap
apa yang sedang dipahaminya untuk dijadikan sebagai sebuah acuan dalam
memecahkan suatu permasalahan yang sedang diteliti secara logis dan
sistematik. Setiap bagan atau kerangka pikir yang dibuat mempunyai
kedudukan atau tingkatan yang dilandasi dengan teori-teori yang relevan agar
permasalahan dalam penelitian dapat terpecahkan. Kerangka pemikiran
disusun dalam upaya memudahkan pembahasan penelitian terapan yang
dirangkum menjadi karya ilmiah tentang optimalisasi performa pompa air laut
terhadap pendingin mesin di MV. Lintas Lorentz. Dapat dilihat pada gambar
2.5 merupakan kerangka pikir tentang optimalisasi performa pompa air laut
terhadap pendingin mesin di MV. Lintas Lorentz :

Optimalisasi Performa Pompa Air Laut terhadap


pendingin mesin di kapal MV. Lintas Lorentz

Faktor-faktor yang mempengaruhi Upaya yang dilakukan agar pompa


performa pompa air laut terhadap ai laut tetap pada performa yang
pendingin mesin di kapal MV. Lintas baik saat dijalankan
Lorentz

1.Management pekerjaan
1. Ketidak sesuaian
prosedur perawatan sesuai dengan PMS
2. Pompa melebihi batas (planned maintenance
jam kerja system)sehingga pekerjaan
3. Unsur yang ada dapat terorganisir dengan
didalam air laut
dilingkungan sekitar baik.
pelayaran
2.Pemahaman crew engine
tentang perawatan pompa air
laut

Pompa air laut dapat bekerja


Optimal.

Gambar 2.5 Kerangka Penelitian

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif karena peneliti ingin mendeskripsikan fakta-fakta atau
keadaan yang nyata terhadap permasalahan di kapal. Penelitian deskriptif
kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data
kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif
kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara
sosial.
Sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (2013) bahwa penelitian deskriptif
adalah kualitatif adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akuarat
mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Sifat dari penelitian deskriptif
adalah penelitian hendak menggambarkan suatu gejala atau sifat tertentu dan
tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar variabel. Dengan
kata lain penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya untuk
menjelaskan masalah-masalah yang aktual, yakni masalah-masalah yang
muncul pada saat sekarang.
Bogdan Taylor dalam Moleong (2010) mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati. Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah informan, yang artinya orang pada
latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian.

B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian yang peneliti gunakan yaitu, tempat dimana penulis
melakukan praktek laut (PRALA) di kapal MV. Lintas Lorentz. Penelitian ini
dilakukan selama melaksanakan prala yakni Sembilan bulan delapan hari.

14
C. JENIS DAN SUMBER DATA
Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:
1. Data Primer Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Disini peneliti mendapatkan data primer dengan cara observasi langsung
dengan objek/benda yang diteliti yakni pompa air laut, dokumentasi yakni
mengambil gambar menggunakan kamera dan wawancara di lapangan
yakni mengajukan pertanyaan kepada narasumber yang memiliki tanggung
jawab dalam merawat pompa air laut yakni Fourth Engineer.
2. Data Sekunder (Hasan, 2002: 58) Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada. Peneliti mendapatkan data sekunder
dengan cara studi pustaka.

D. PEMILIHAN INFORMAN
Dalam melaksanakan pemilihan informan, peneliti melakukan
pemilihan informan sesusai dengan job description masing-masing dari
informan. Seperti judul peneliti yaitu analisis performa pompa air laut
maka dalam hal ini sudah jelas penulis memilih Fourth Engineer diatas
kapal yang memiliki tanggung jawab utama terhadap Sea Water Pump.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Hasil penelitian merupakan gabungan dari hasil analisis data primer dan
sekunder dengan cara mendeskripsikan data tersebut apa adanya, hal ini
sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (243:65)
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis untuk menganalisis
data yang ada dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif kualitatif
yaitu teknik analisis yang di gunakan untuk memaparkan suatu kejadian
diatas kapal pada saat bekerja dan beristirahat, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

15
dipelajari dan memutuskan dengan mellihat kejadian dan data yang ada diatas
kapal. Dengan menggunakan teknik analisis yang ada.
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih
lengkapnya adalah sebagai berikut: penelitian karya ilmiah peneliti dan sesuai
dengan judul yang penulis bahas, sesuai dengan masalah yang penulis alami
diatas kapal MV. Lintas Lorentz.
1. Reduksi Data
Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian
kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak
waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa disadari sepenuhnya)
kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan
data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat gugus gugus, membuat partisi,
membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data
merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan
reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data
kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam
cara, yakni : melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-
peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

16
2. Penyajian Data
Miles & Huberman (1992: 16) membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa
penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi
analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik,
jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi
yang tersusun dalam suatu bentuk 39 yang padu dan mudah diraih. Dengan
demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan
menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Penarikan kesimpulan
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) hanyalah sebagian dari satu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran
kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan
kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan
kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus di uji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya.

17
Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data
saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Secara skematis proses analisis data menggunakan
model analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan
berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Verifikasi/Penarikan
Reduksi Data Kesimpulan

Gambar 3.I Metode Analisis Data

18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 4.1. Ship Particular MV. Lintas Lorentz


Sumber: Dokumentasi 2021

19
B. HASIL PENELITIAN
Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur yang terjadi secara
bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikankesimpulan
(Miles dan Huberman, 1992). Pada Bab IV ini, setelah infomasi dan data
berhasil diperoleh melalui wawancara terhadap informan, maka selanjutnya
peneliti akan memaparkan, menganalisis serta mendiskusikan hasil peneltian
agar tujuan dari penelitian ini tercapai. Tujuan tersebut antara lain adalah
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut dan
untuk mengetahui upaya yang dilakukan agar performa pompa air laut dapat
bekerja secara baik dan tidak mengalami masalah di kapal MV. Lintas
Lorentz.
1. Penyajian Data
Pada tahapan ini peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu, penyajian
data yang baik merupakan salah satu langkah penting menuju tercapainya
analisis kualitatif yang valid.
Berikut adalah data yang diperoleh peneliti terhadap informan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut terhadap
pendingin mesin
Pada saat peneliti melakukan penggalian data melalui wawancara,
peneliti juga melakukan observasi pada saat melakukan wawancara dan
dokumentasi terhadap informan, peneliti melakukan pengambilan data
ketika mengikuti tugas jaga dengan perwira. Wawancara dilakukan
peneliti dengan Chief Engineer masinis II pada tanggal 20 September
2021, dan Masinis III dan IV pada tanggal 5 Oktober 2021.

20
Berikut adalah reduksi data yang dilakukan peneliti.
1) Wawancara
No Informan Pertanyaan Jawaban

1. Chief
a. Perawatan Pompa air laut
Engineer
yang tidak sesuai dengan
prosedur
b. Pengoperasian Pompa air
Apa saja faktor laut melebihi batas jam
yang mempengaruhi kerja
performa pompa air
laut terhadap a. Kurangnya pengetahuan
pendingin mesin? dari crew tentang
perawatan pompa air laut
Masinis
2.
II b. Kurangnya perhatian dari
crew terhadap pengawasan
pada performa pompa air
laut

21
No Informan Pertanyaan Jawaban

3. Masinis
a) Pengaruh unsur air laut
III
yang di hisap oleh pompa
b) Ketersediaan spare part
yang tidak memadai
Apa saja faktor
yang mempengaruhi
performa pompa air
laut terhadap
pendingin mesin?

Masinis
4.
IV
a) Kondisi dari pompa air laut
b) Usia dari pompa air laut
itu sendiri, karena pada
dasarnya semua barang
mempunyai batas waktu
penggunaan

Tabel 4.1. Tabel Wawancara

22
2) Observasi
Dalam proses pencarian data secara observatif peneliti mendapati
peristiwa yang terjadi diatas kapal MV. Lintas Lorentz, yang
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut.
Peristiwa atau kejadian yang terjadi selama peneliti melaksanakan
prala adalah terjadi di Laut Bali pada tanggal 18 September 2021
yakni pada saat kapal berlayar, pompa air laut mengalami kerusakan
akibat pecahnya Impeller.

3) Dokumentasi
Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan dokumentasi
untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.

Gambar 4.2. Pecahnya Impeller pada Pompa Air Laut


Sumber: Dokumentasi 2021

Pada gambar tersebut menampilkan pompa air laut yang mengalami


malfunction saat digunakan dalam proses pengoperasian kapal.

23
b. Upaya yang dilakukan agar performa pompa air laut terhadap pendingin
mesin dapat bekerja secara baik dan tidak mengalami malfunction di
kapal MV. Lintas Lorentz.
Wawancara dilakukan peneliti dengan Chief Engineer dan Masinis IV
pada tanggal 20 September 2021
Berikut adalah reduksi data yang dilakukan peneliti:
1) Wawancara
No Informan Pertanyaan Jawaban

1. Chief Agar pompa air laut


Engineer beroperasi secara optimal
diharap crew yang memiliki
tanggung jawab terhadap
pompa air laut harus
melakukan perwatan pompa
Upaya yang air laut sesuai dengan
prosedurnya sehingga
dilakukan agar komponen pada pompa dapat
performa pompa digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan juga
air laut terhadap setiap perusahaan harus
pendingin mesin menyeleksi kembali Masinis
yang akan naik ke atas kapal
dapat bekerja untuk mengetahui
secara optimal? pengetahuan dan pengalaman
Masinis tersebut.

2. Masinis Kita dapat melakukan


pencatatan dari jam kerja
IV
pengoperasian pompa air laut
tersebut sehingga
elektromotor pompa tidak
mengalami overheat dan
dapat mencegah terbakarnya
elektromotor tersebut.

Tabel 4.2. Tabel Wawancara

24
2) Observasi
Dalam pelaksanaan observasi peneliti mendapati bahwa masinis IV
yang bertanggung jawab terhadap perawatan pompa air laut
melaksanakan perawatan sesuai dengan PMS (Plainned
Maintenance system) secara rutin dan berkala baik perawatan
mingguan, bulanan, triwulan hingga peneliti menyelesaikan praktek
layarnya.
Perawatan tersebut terbukti benar bahwa dengan perawatan yang
dilaksanakan secara rutin dan berkala akan memastikan pompa air
laut dapat beroperasi dengan baik. Pada saat melaksanakan
pelayaran selanjutnya pompa air laut yang sebelumnya mengalami
malfunction dapat beroperasi secara baik, sehingga mendukung
proses pengoperasian kapal secara baik.

25
3) Dokumentasi

Gambar 4.3. Perawatan Sea Water Pump


Sumber: Dokumentasi 2021

Pada gambar 4.3. merupakan suatu gambaran mengenai upaya yang


dilakukan supaya sea water pump tersebut dapat beroperasi secara
baik dan tidak mengalami malfunction. Kegiatan tersebut merupakan
perawatan yang dilakukan oleh Masinis IV yakni pembersihan
pompa, jika ada yg mengalami kerusakan maka diganti dengan spare
part yang baru. Kegiatan ini dilakukan setiap sebulan sekali sesuai
dengan PMS (Plainned Maintenance System) atau pun sesuai
kebutuhan yang diterapkan di kapal MV. Lintas Lorentz.

26
Gambar 4.4. Perawatan Sea Water Pump
Sumber: Dokumentasi

Pada gambar IV. merupakan suatu gambaran mengenai kegiatan


perawatan yang dilaksanakan oleh Cadet dengan diawasi oleh
Masinis IV sebagai upaya yang dilakukan untuk menjaga performa
pengoperasian Sea Water Pump tersebut dan agar tidak mengalami
malfunction saat akan digunakan. Kegiatan tersebut dilakukan
sebulan sekali sesuai dengan PMS (Plainned Maintenace System)
atau sesuai kebutuhan yang diterapkan di kapal MV. Lintas Lorentz.
2. Analisis Data
Berdasarkan data yang disajikan oleh peneliti diatas, peneliti
menganalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Perawatan pompa
air laut sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan bagi crew kapal.
Crew Engine kapal dituntut memiliki keahlian dan kemampuan
bukan hanya untuk mengoperasikan sea water pump tersebut, tapi
juga harus memiliki skill untuk merawat sea water pump. Masinis IV
sebagai penanggung jawab tentang boiler dibawah pengawasan Chief
Engineer benar-benar harus melaksanakan perawatan sea water pump
dengan baik.

27
Berikut adalah analisis data yang dilakukan oleh peneliti.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut terhadap
pendingin mesin
Seperti sudah diketahui dari data yang disajikan oleh peneliti yang
bersumber dari pendapat yang dikemukakan oleh Chief Engineer dan
Masinis IV.
Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya:
a) Perawatan Pompa air laut yang tidak sesuai dengan prosedur
b) Pengoperasian Pompa air laut melebihi batas jam kerja
c) Pengaruh unsur air laut yang dihisap oleh pompa
d) Kurangnya pengetahuan dari crew tentang perawatan pompa air
laut
e) Kurangnya perhatian dari crew terhadap pengawasan pada
performa pompa air laut
f) Ketersediaan spare part yang tidak memadai
Poin-poin diatas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
performa pompa air laut.

2. Upaya yang dilakukan agar pompa air laut dapat digunakan dengan
baik dan tidak mengalami malfunction.
Dilihat dari data yang disajikan oleh penulis, bahwa upaya yang
dilakukan agar pompa air laut dapat digunakan dengan baik dan tidak
mengalami malfunction adalah dengan metode perawatan berkala
yakni menerapkan Planned Maintenance System (PMS) tentang
perawatan pompa air laut.
Selain itu Masinis IV bersama dengan crew lain perlu diberi
pengawasan saat melakukan perawatan tersebut agar dalam
pelaksanaannya Masinis IV dan anak buah kapal yang bertugas
merawat bagian tersebut dapat melaksanakan tugas dengan baik dan
penuh tanggung jawab.

28
Ketersediaan spare part sebagai penunjang kinerja dalam perawatan
pompa air laut juga harus diperhatikan agar dalam melaksanakan
perawatan apabila ada suatu alat atau bagian yang sudah rusak dapat
diperbaiki atau diganti.
Perawatan dilakukan agar pada saat kapal beroperasi (berlayar dan
bongkar muat) pompa air laut dalam kondisi yang baik dan dapat
beroperasi secara optimal. Pompa air laut dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya yaitu sebagai pendingin mesin agar tetap lancar dalam
beroperasi.
Masinis IV yang bertanggung jawab melaksanakan perawatan
berkala tersebut terus malakukan upaya perawatan yang baik dengan
mengikuti prosedur tabel Planned Maintenance System (PMS) yang
merupakan panduan dalam perawatan setiap bagian yang ada pada
kamar mesin termasuk pompa air laut, sehingga pengerjaan perawatan
dapat sesuai dengan prosedur yang tepat, berkala dan terkontrol.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan pada landasan teori yang merupakan landasan peneliti


dalam melaksanakan penelitian, peneliti dalam analisisnya melakukan
aktifitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.
Pompa air laut adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
memindahkan air laut dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui media
perpipaan dengan cara menambahkan energi pada air laut yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa air laut
beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain,
pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari sumber tenaga
(penggerak) untuk menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan air laut dan mengatasi hambatan pengaliran
itu, dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan
gesek. Pompa dibagi menjadi beberapa macam sesuai dengan kebutuhan

29
dan karakter cairan yang dipindahkan. Pompa air laut termasuk dengan
pompa sentrifugal.
Perawatan merupakan hal yang penting karena artian dari perawatan itu
sendiri adalah menjaga dan mengelola secara rutin, berkala dan berkelanjutan
guna menjadikan suatu alat itu sendiri dapat digunakan setiap saat apabila
hendak dipergunakan. Perawatan pompa air laut sangat penting dilakukan
sebab pompa air laut merupakan unsur penting sebagai pendingin mesin agar
tidak melewati suhu yang telah ditentukan, agar mesin dapat beroperasi secara
baik dan kapal dapat berlayar secara lancar.
Berdasarkan analisis data dibuktikan bahwa perawatan pompa air laut di
kapal MV. Lintas Lorentz merupakan hal yang sangat penting dilakukan
mengingat banyak faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut yang
dapat menjadi kendala pengoperasian mesin kapal. Adapun juga bahwa upaya
yang dilakukan agar pompa air laut dapat bekerja dengan baik dan tidak
mengalami malfunction adalah dengan melaksanakan perawatan secara rutin
dan berkala sesuai dengan tabel PMS (Plainned Maintenance System).
Prinsip kerja pompa sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, motor penggerak akan memutar impeller pompa,
sehingga zat cair yang ada didalamnya akan ikut berputar karena dorongan
sudu. Akibatnya akan timbul gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan
meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi, selanjutnya energi kinetik
diubah menjadi energi tekanan fluida dengan melewatkannya pada casing
yang berupa saluran dengan penampang yang semakin meluas/membesar.
Perubahan energi yang terjadi berdasarkan dua bagian utama pompa, impeller
dan volut atau difuser. Impeller adalah bagian yang berputar yang mengubah
energi mekanis poros menjadi energi kinetik. Rumah keong (volute casing)
adalah bagian stasioner yang mengubah energi kinetik menjadi energi
tekanan. Energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik.
Jumlah energi yang diberikan kepada cairan adalah proporsional terhadap
kecepatan di tepi atau ujung baling-baling impeller. Semakin cepat impeller
berputar atau impeller semakin besar, maka semakin tinggi kecepatan cairan
di ujung baling-baling dan semakin besar energi diberikan kepada cairan.

30
Energi kinetik cairan yang keluar dari impeller dimanfaatkan dengan
menciptakan suatu resistensi terhadap aliran. Hambatan pertama adalah
dibuat oleh volut pompa (casing) yang menangkap cairan dan memperlambat
ke bawah. Dalam nosel keluar, cairan lebih lanjut berkurang kecepatannya
yang diubah menjadi tekanan sesuai dengan prinsip Bernoulli.
Sebelum pompa dijalankan, ruangan pompa itu kosong tidak berisi zat cair
melainkan berisi udara. Pompa sentrifugal tidak sama dengan pompa isap,
karena pompa sentrifugal tidak dapat mengosongkan sendiri udara yang ada
di rumah pompa. Udara yang ada di rumah pompa itu harus dikosongkan
terlebih dahulu dan ruangan rumah pompa harus diisi dengan cairan agar
dapat bekerja.

Gambar 4.5. Prinsip kerja Pompa Sentrifugal


Sumber : (http://eprints.undip.ac.id)
Keterangan :

 Impeller, merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan umtuk


aliran fluida yang terpasang.
 Suction eye, saluran masuk pada pompa.
 Casing, bagian terluar pompa yang merupakan pelindung utama dari
berbagai komponen yang berputar di dalam.
 Discharge, saluran keluar yang menjadi jalur fluida yang dihisap oleh
pompa.

31
Kinerja Pompa Air Laut
Menurut Yusniar Lubis, Bambang Hermanto & Emron Edison (2019:
26) "kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama
periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan, standar atau kesepakatan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pompa air laut
adalah hasil kerja pompa air laut yang diukur selama beberapa waktu
dengan mengacu ketentuan dan standar dari manual book. Kinerja pompa
air laut dapat dikatakan baik apabila hasil tekanan air laut yang dipompakan
dilihat dari pressure gauge sesuai dengan standar manual book pompa air
laut. Selain itu juga beban listrik dari tenaga penggerak pompa air laut tidak
melebihi batas yang dapat dilihat dari ampere meter dengan mengacu
manual book tenaga penggerak pompa air laut.

. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut


Seperti sudah diketahui dari data yang dianalisis oleh peneliti bahwa
terdapat faktor faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut.
Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Perawatan Pompa air laut yang tidak sesuai dengan prosedur, solusinya
adalah dengan memberikan pemahaman kepada crew engine tentang
prosedur perawatan pompa air laut.
b. Pengoperasian Pompa air laut melebihi batas jam kerja, solusinya
adalah dengan memberikan catatan jam kerja pompa air laut serta
melakukan pergantian pengoperasian pompa air laut sesuai dengan jam
kerja.
c. Pengaruh unsur air laut yang dihisap oleh pompa, solusinya adalah
dengan melakukan pembersihan sea chest strainer
d. Kurangnya pengetahuan dari crew tentang perawatan pompa air laut
e. Kurangnya perhatian dari crew terhadap pengawasan pada performa
pompa air laut
f. Ketersediaan spare part yang tidak memadai

32
Poin-poin diatas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi performa
pompa air laut.

2. Untuk mengetahui pompa air laut dapat bekerja dengan baik dan tidak
mengalami malfunction.
Dari analisis data yang dikemukakan oleh penulis bahwa upaya-upaya
yang dilakukan agar sea water pump dapat bekerja dengan baik dan tidak
mengalami malfunction adalah dengan cara perawatan secara rutin dan
berkala sesuai dengan PMS (Planned Maintenance System).
Setelah dilakukan perencanaan perawatan, maka selanjutnya
dilakukanlah tindakan perawatan. Tindakan perawatan meliputi :
a. Perawatan Rutin (routine maintinance)
Merupakan inspeksi harian terhadap peralatan yang terpasang dan
dalam keadaan beroperasi, sehingga kerusakan dapat segera diketahui
dan dapat dihindari. Kegiatan yang dilakukan pada saat melakukan
routine maintenance adalah:
1) Pemeriksaan kondisi oli.
2) Pemeriksaan temperature fluida.
3) Memeriksa terjadinya vibrasi yang terlalu besar.
4) Pemeriksaan baut-baut pada sambungan.

b. Pemeliharaan Prediktif (predictive maintenance)


Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamatan terhadap
objek dengan melakukan pengukuran-pengukuran tertentu. Kegiatan ini
dilakukan untuk menentukan langkah perawatan yang dilakukan serta
meningkatkan kesiapan untuk melakukan perawatan. Kegiatan yang
dilakuakan saat predictive maintenance adalah:
1) Pengecekan terhadap temperatur mesin.
2) Mengukur tingkat kebisingan mesin.
3) Pengecekan vibrasi pada alat putar.
4) Memprediksi terhadap kerusakan dari mesin.

33
c. Pemeliharaan Preventif (preventive maintenance)
Merupakan pekerjaan perawatan yang sifatnya berupa pencegahan dan
dilakukan secara rutin sesuai jadwal. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan keandalan peralatan dan memperpanjang umur peralatan
tersebut. Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan preventive
maintenance adalah sebagi berikut :
1) Tambah/ ganti Greas Coupling.
2) Periksa line pompa & check valve (ganti bila perlu)
3) Bersihkan oli filter & cooler (bila perlu).
4) Periksa kondisi oli gear box.
5) Periksa lateral play pompa.
6) Periksa dan bersihkan suction starainer pompa.
7) Ukur vibrasi sebelum dan sesudah preventive maintenance.
8) Periksa Alignment atau kelurusan poros sebelum dan sesudah
preventive maintenance.
9) Periksa baut-baut pondasi lalu bersihkan mesin dan area sekitarnya.

34
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah didapatkan melalui suatu
penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik
kesimpulan mengenai faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut dan
upaya yang dilakukan agar pompa air laut dapat bekerja secara optimal dan
tidak mengalami malfunction yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa pompa air laut pada sistem
pendinginan mesin di MV. Lintas Lorentz.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
performa pompa air laut pada sistem pendinginan mesin adalah
ketidaksesuaian prosedur perawatan pada pompa air laut, Pompa melebihi
batas jam kerja, unsur yang ada dalam air laut pada lingkungan di mana
kapal berada, serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman crew mesin
terhadap pompa air laut.
2. Upaya yang dilakukan untuk mencegah turunnya kinerja pompa air laut
pada proses pendinginan mesin di MV. Lintas Lorentz.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan adalah
memberikan pengingat terhadap perawatan pompa air laut sesuai dengan
jam kerja atau running hours, melakukan pencatatan jam kerja pompa air
laut serta melakukan penggantian pengoperasian pompa air laut sesuai
dengan jam kerja, melakukan pembersihan sea chest strainer dari
penumpukan lumpur dan sampah, serta memberikan training dan ujian
kepada crew sebelum naik ke atas kapal.

35
B. SARAN
Dari hasil pengamatan yang telah di dapat dan permasalahan yang sudah
diuraikan, penulis memberikan saran yang mungkin dapat membantu di dalam
perawatan dan perbaikan permesinan diatas kapal, khususnya pada pompa air
laut. Adapun saran penulis yang mungkin dapat diterapkan yaitu:

1. Bagi Perusahaan dan Crew Kapal


a. Hendaknya Masinis IV selalu memberikan tanda pada checklist
perawatan pompa air laut sesuai dengan jam kerja atau running hours
agar tidak terjadi kerusakan pada bagian pompa air laut.
b. Hendaknya crew mesin khususnya Masinis IV yang bertanggung jawab
terhadap pompa air laut agar selalu melakukan pergantian pengoperasian
pompa air laut seusai dengan jam kerja sehingga motor penggerak pompa
air laut tidak mengalami over heat.
c. Hendaknya crew mesin melakukan pembersihan sea chest strainer
setelah melakukan pelayaran agar aliran air laut dapat bersirkulasi secara
optimal.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti Selanjutnya diharapkan agar lebih fokus dalam melakukan
penelitian di kapal, dengan mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi untuk meneliti tentang pompa air laut.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses


pengambilan dan pengumpulan data sehingga penelitian dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Amrie Muchta, 2/01/2018 https://www.autoexpose.org/2018/02/sistem-


pendingin.html

(diakses tanggal 20 Juli 2020).

Bogdan & Taylor.(2010) J. Moleong, Lexy.(1989). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: Remadja Karya

Gusniar, N.I (2014) Optimalisasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal Di Unit


PT.ABC (diakses tanggal 20 Juli 2020).\

Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.


Jakarta: Ghalia Indonesia

Irham,Muh Afif (2020). Analisis Turunnya Kinerja Pompa Air Laut Pada Proses
Pendinginan Mesin Induk di MT. Sepinggan, Skripsi: Semarang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka (1994 : 800)

(diakses tanggal 20 Juli 2020).


Miles, M.B. & Huberman,M. (1992). Analisis Data Kualitatif. (Buku tentang
sumber metode-metode baru). Jakarta : UIP.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Satori, D & Komariyah, A. (2014). Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung :


PT. Alfabeta
SAMSUDIN ANIS, ST.,MT. KARNOWO.ST.,MT (2008) , buku ajar UNNES
DASAR POMPA https://dosen.itats.ac.id/novi/wp-
content/uploads/sites/71/2017/02/Pompa-dan-Kompresor_UNNES.pdf

(diakses tanggal 20 Juli 2020).

Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung : PT. Alfabeta

37
LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Bulan

Juli - Agustus

(2021 – 2022)
Rencana

April - Juni

Juni – Juni
(2020)
(2020)
No Kegiatan /

(2022)

(2022)
Juli

Juli
Realisasi

Bimbingan Dan Pengajuan


1 Realisasi √
Judul Proposal

2 Perbaikan Judul Proposal Realisasi √

3 Pengarahan Dari Kaprodi Realisasi √

4 Pembuatan Proposal Realisasi √

5 Seminar Ujian Proposal Rencana √

6 Melakukan Penelitian Rencana √


Penyusunan Hasil
7 Penelitian Dalam Bentuk Rencana √
Karya Ilmiah

8 Sidang Komprehensif Rencana

9 Perbaikan Realisasi

10 Penjilidan Rencana

11 Pengesahan Rencana

Table 5.1. Tabel Rencana Kegiatan

38
Lampiran 2 Lembar Wawancara

INTERVIEW

Kepada : Chief Engineer Tempat : MV. Lintas Lorentz


Nama : Imam Nofiandi Tanggal : 20 September 2021

Peneliti : selamat siang chief, mohon ijin bolehkah saya


meminta waktunya sebentar untuk melakukan
wawancara?

Chief Engineer : silakan det.

Peneliti : mohon ijin chief, saya akan menanyakan tentang


faktor apa saja yang menyebabkan turunnya kinerja
pompa air laut?

Chief Engineer : baik det, saya akan menjelaskan mengenai faktor


apa yang menyebabkan turunnya kinerja pompa air
laut. Faktor yang menyebabkan adalah komponen
pompa yang rusak akibat dari perawatan pompa air
laut yang tidak sesuai dengan prosedurnya. Hal
tersebut dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan pengalaman seseorang terhadap
pompa airlaut.

Peneliti : baik chief, jadi dapat diartikan pengetahuan dan


pengalaman seseorang tentang pompa air laut
sangatlah penting dalam pengoperasian maupun
perawatan dari pompa air laut itu sendiri ya chief?

Chief Engineer : iya benar begitu det.

Peneliti : lalu dampak apa yang diakibatkan jika komponen


air laut mengalami kerusakan?

39
Chief Engineer : banyak det, yang jelas adalah penurunan tekanan
pompa air laut tersebut seperti kejadian kemarin
waktu piston cooling mengalami overheat, serta
masih banyak akibat jika pompa air laut mengalami
penurunan tekanan.

Peneliti : siap chief, lalu dari faktor tersebut bagaimana cara


mencegah agar tidak terjadi turunnya kinerja pompa
air laut?

Chief Engineer : baik det, cara mencegah agar pompa air laut
beroperasi secara optimal diharap crew yang
memiliki tanggung jawab terhadap pompa air laut
harus melakukan perwatan pompa air laut sesuai
dengan prosedurnya sehingga komponen pada
pompa dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama dan juga setiap perusahaan harus menyeleksi
kembali Masinis yang akan naik ke atas kapal
untuk mengetahui pengetahuan dan pengalaman
Masinis tersebut.

Peneliti : baik chief, terimakasih atas ilmu dan waktu yang


diberikan kepada saya, Chief.

Chief Engineer : iya det, sama sama. Semoga menjadi berkah dan
sukses selalu kedepannya det.

Peneliti : aamiin, terimakasih Chief

40
INTERVIEW

Kepada : Masinis IV Tempat : MV. Lintas Lorentz


Nama : Hengki Tanggal : 20 September 2021

Peneliti : selamat sore bass Engki

Masinis IV : iya, selamat sore det.

Peneliti : mohon ijin bass, bolehkah saya meminta waktunya


sebentaruntuk melakukan wawancara?

Masinis IV : silakan det, mau tanya-tanya tentang apa?

Peneliti : saya mau tanya tentang kejadian turunnya tekanan


pompa air laut kemarin yang mengakibatkan
naiknya suhu pada piston cooling mesin induk bass,
apa faktor penyebab turunnya kinerja pompa air
laut bass?

Masinis IV : iya det masalah kemarin benar karna kinerja pompa


menurun, untuk faktor penyebab dari turunnya
kinerja pompa air laut yaitu pengoperasian pompa
air laut yang melebihi dari batas jam kerja, sehingga
elekmotro motor menjadi panas dan bahayanya jika
pompa air laut tetap dioperasikan maka bisa juga
mengakibatkan coil pada elektro motor penggerak
pompa dapat terbakar.

Peneliti : baik bass, lalu upaya apa untuk mencegah


terjadinya faktor tersebut?

Masinis IV : untuk mencegah faktor tersebut kita dapat


melakukan pencatatan dari jam kerja pengoperasian
pompa air laut tersebut sehingga elektromotor
pompa tidak mengalami overheat dan dapat
mencegah terbakarnya elektromotor tersebut.

41
Peneliti : siap terimakasih bass Hengki atas ilmu dan waktu
yang diberikan kepada saya. Semoga pelajaran ini
dapat saya terapkan besok ketika saya bekerja
sebagai Masinis dia atas kapal

Masinis IV : iya det, sama-sama, tetap belajar dan semoga bisa


menjadi Masinis yang handal.

Peneliti : aamiin yaa robbalal’amin. Terimakasih bass Hengki

42
INTERVIEW

Kepada : Masinis II Tempat : MV. Lintas Lorentz


Nama : Edy Tanggal : 21 September 2021

Peneliti : selamat sore bass

Masinis II : iya, selamat sore det.

Peneliti : mohon ijin bass, bolehkah saya meminta waktunya


sebentaruntuk melakukan wawancara?

Masinis II : silakan det, mau tanya-tanya tentang apa?

Peneliti : saya mau tanya tentang kejadian turunnya tekanan


pompa air laut kemarin yang mengakibatkan
naiknya suhu pada piston cooling mesin induk bass,
apa faktor penyebab turunnya kinerja pompa air
laut bass. Kemarin saya sudah tanya ke bas hengky,
dia bilang karena pemakaian pompa melebihi batas
jam kerja, selain itu apa lagi ya bas ?

Masinis II : Oh, kalau masalah kemarin itu memang benar apa


yang bas hengky bilang, karena penggunaan pompa
melebihi batas jam kerja. Tetapi hal tersebut juga
dapat dipengaruhi oleh unsur yang terdapat pada
air laut seperti sampah dan lumpur yang dapat
menyumbat pada pipa air laut dan sea chest
strainer.

Peneliti : baik bass, lalu upaya apa untuk mencegah


terjadinya faktor tersebut?

Masinis II : Untuk mengatasi unsur yang terdapat pada air laut


seperti lumpur dan sampah maka sebagai seorang
yang memiliki tanggung jawab di atas kapal kita
harus selalu melakukan pengecekan dan

43
pembersihan seachest strainer sehingga sampah
dan lumpur tidak menumpuk dan menyumbat dari
aliran air laut.

Peneliti : Baik bas kalau begitu, terimaksih atas waktunya


bas

Masinis II : iya det, sama-sama.

44
INTERVIEW

Kepada : Masinis III Tempat : MV. Lintas Lorentz


Nama : Resky Pore Tanggal : 21 September 2021

Peneliti : selamat sore bass

Masinis II : iya, selamat sore det.

Peneliti : mohon ijin bass, bolehkah saya meminta waktunya


sebentaruntuk melakukan wawancara?

Masinis II : silakan det, mau nanya tentang apa?

Peneliti : pertanyaannya sama sih bas yang saya sudah tanya ke


kkm bas 2 sama bas 4. Saya mau tanya tentang
kejadian turunnya tekanan pompa air laut kemarin
yang mengakibatkan naiknya suhu pada piston
cooling mesin induk bass. Kalau menurut bas itu
kenapa bas?

Masinis II : Kalau menurut saya sih det, waktu pompa itu


sudah berapa lama digunakan, sama pemakain
spare part. Nah spare part yang di pakai ini bagus
atau tidak. Kalau yang di pakai mereknya abal-abal
ya pompa bakal terus terusan mengalami masalah.

Peneliti : Lalu bas, maksud dari waktu pompa sudah berapa


lama digunakan itu bagaimana bas?, apa sama
seperti jam kerja gitu maksudnya?

Masinis II : Beda det, kalau itu maksudnya umur dari pompa


itu sendiri det. Kalau pompa itu sudah lama,
meskipun spare part yang di pakai berkualitas
sama saja bakal ada permasalahan pada pompa.
Karena pada dasarnya det, setiap benda yang di
pakai itu punya batas pemakaian. Sekiranya sudah

45
melebihi batas ya mau tidak mau kita harus
mengganti dengan yang baru.

Peneliti : Oalah, kayak gitu ya bas. Baik bas kalau begitu


terimaksih atas waktu dan penjelasannya.

Masinis II : iya det, sama-sama.

46
Lampiran 3 Tabel spesifikasi pompa pendingin air laut

Maker Naniwa pump

Tyepe FBSV – 450

Model Horizontal Centrifugal

Capacity 30 m3 /h

Suction Bore 450 mm

Delivery Bore 450 mm

Total Head 20 / 50 m

Suction Head -5 m

Speed 1750 rpm

Motor Input 45 kw

W.T.P 4,5 kg / cm2

HYD Test Pressure 5 kg / cm2

Power Source 440 V, 60 HZ, 3 Ph

47
Lampiran 4 Dokumentasi

48
49

You might also like