You are on page 1of 7

DISTRIBUSI ASET TIDAK LANCAR KELOMPOK LEPASAN

SEBAGAI DIVIDEN
PSAK 58 & ISAK 11
Berdasarkan PSAK 58 tentang aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan, dan
ISAK 11 tentang distribusi aset nonkas kepada pemilik

Nadia Ferima
(1810531057)

Seminar Akuntansi Keuangan (A2)


S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas

PENDAHULUAN

Kadang suatu entitas melepaskan sekelompok aset, mungkin dengan beberapa


liabilitas yang berkaitan secara langsung, bersama-sama dalam suatu transaksi tunggal.
Kelompok lepasan tersebut dapat merupakan suatu kelompok unit-unit penghasil kas, suatu
unit penghasil kas tersendiri, atau bagian dari unit penghasil kas. Aset tidak lancar (kelompok
lepasan) merupakan aset yang dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan
terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut. Aset tidak lancar
juga dapat dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik. Terkadang Entitas mendistribusikan
aset selain kas sebagai dividen kepada pemegang saham.

Nex

Pembagian dividen merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan. Dividen merupakan hak pemegang saham atas laba yang diperoleh perusaan
sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan. Pada umumnya perusahaan membagikan
dividen dalam bentuk kas. Pembagian dividen dalam bentuk kas ini nantinya akan
mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan. Untuk melakukan
pembagian dividen, perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan. Ketersediaan kas merupakan faktor
utama yang harus dipertimbangkan, karena meskipun perusahaan memperoleh laba sementara
ketersediaan kas tidak mencukupi maka perusahaan akan memilih untuk menahan laba
tersebut agar bisa diinvestasikan kembali daripada dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen. Oleh karena itu, Dalam situasi tersebut, entitas dapat memberikan pilihan
kepada pemilik untuk menerima alternatif aset nonkas atau kas dalam kebijakan dividen
tersebut.

PEMBAHASAN

 Definisi dan klasifikasi dividen


 Aset Tidak Lancar untuk Didistribusikan
 Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
Definisi dan klasifikasi dividen
Menurut Paul D. Kimmel, Jerry J. Weygandt, dan Donald E. Kieso (2011) dividen
adalah distribusi yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang saham secara
proporsional sesuai dengan proporsi kepemilikan. Dividen yang dibagikan perusahaan tidak
hanya berupa kas, terkadang perusahaan juga membagikan aset selain kas sebagai dividen.
menurut Brigham (2010) terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para
pemegang saham, diantaranya :

a. Cash Dividend (dividen tunai)

Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham
dalam bentuk uang tunai atau cash. Pembagian dividen tunai pada umumnya lebih banyak
dilakukan oleh perusahaan dan lebih disukai oleh para pemegang saham, karena dividen yang
diterima langsung dapat dicairkan.

b. Stock Dividend (dividen saham)

Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk saham
perusahaan kepada para pemegang saham. Para pemegang saham akan mendapatkan
peningkatan pada jumlah sahamnya jika menerima pembagian dividen ini. Pembayaran stock
dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya
pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun
pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang
dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan.

c. Property dividend (dividen barang/aset selain kas)


Property dividend adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk aset (aktiva
selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat
dibagi-bagi atau bagian-bagian yang homogeny serta jika diserahkan kepada pemegang
saham tidak akan mengganggu operasional dan kontinuitas perusahaan. Dividen jenis ini
jarang dilakukan oleh perusahaan karena proses pembagiannya yang relatif sulit. Dividen ini
biasanya dilakukan karena perusahaan tidak memiliki uang tunai yang memadai untuk
dibagikan sebagai dividen.

d. Scrip Dividend (dividen dengan surat janji utang)

Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji hutang,
artinya perusahaan berjanji akan membayar dividen tersebut pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dividen dalam
bentuk ini akan menyebabkan perusahaan mempunyai hutang jangka pendek kepada
pemegang scrip. Biasanya perusahaan memilih opsi dividen ini karena tidak memiliki cukup
uang tunai untuk pembayaran dividen, oleh karena itu dibuatlah surat janji hutang kepada
pemilik saham untuk pelunasan dividen tersebut.

e. Liquidation dividend

Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham
yang berupa laba serta pengembalian modal. Perusahaan yang melakukan pembagian dividen
ini pada umumnya merupakan perusahaan yang berencana untuk menghentikan
perusahaannya seperti joint venture atau perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Ketika
perusahaan mengalami kebangkrutan dan masih memiliki sisa aset kekayaan, maka sisa
kekayaan tersebutlah yang akan dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.

Makalah ini akan membahas mengenai pembagian dividen nonkas yang lebih cendrung
kepada properti dividen. Dividen yang dibagikan ini merupakan aset tidak lancar kelompok
lepasan, misalnya gedung kantor, fasilitas manufakturing dan peralatan-peralatan yang tidak
digunakan dalam operasional perusahaan dan tentunya masih memiliki nilai ekonomi atau
aset lainnya yang diperoleh dan memang dimaksudkan untuk dijual atau didistribusikan.

nex

Aset Tidak Lancar (Kelompok Lepasan) untuk didistribusikan


Berdasarkan PSAK 58 tentang aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi
yang dihentikan, Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar (kelompok lepasan)
sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan secara prinsip melalui
transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut. Sementara aset tidak lancar
(kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik
ketika entitas berkomitmen untuk mendistribusikan aset (kelompok lepasan) kepada pemilik.
Untuk kasus seperti ini, aset harus tersedia dalam kondisi terkininya untuk segera didistribusi
dan distribusi harus sangat mungkin terjadi. Agar distribusi menjadi sangat mungkin terjadi,
tindakan untuk menyelesaikan pendistribusian harus telah dimulai dan harus diperkirakan
akan diselesaikan dalam satu tahun dari tanggal pengklafisikasian. Tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pendistribusian harus mengindikasikan bahwa tidak
mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan pendistribusian tersebut. Persetujuan
dari pemegang saham harus dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah
pendistribusian tersebut dikategorikan sebagai sangat mungkin terjadi.

nex

Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

Berdasarkan ISAK 11 tentang distribusi aset nonkas kepada pemilik ketika entitas
mengumumkan dividen dan mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan aset yang
bersangkutan kepada pemilik, maka entitas harus mengakui liabilitas atas utang dividen.
ISAK 11 ini membahas mengenai

1. kapan entitas harus mengakui utang dividen,


2. Bagaimana entitas mengukur utang dividen dan ketika entitas menyelesaikan utang
dividen,
3. bagaimana entitas mencatat perbedaan antara nilai tercatat aset yang didistribusikan
dan nilai tercatat utang dividen.

nex

Pengakuan utang dividen

Kewajiban untuk membayar dividen harus diakui pada saat dividen disetujui dan tidak
lagi merupakan diskresi entitas, dan tanggal tersebut adalah:
 pada saat dividen diumumkan, misalnya oleh manajemen atau dewan direksi, disetujui
oleh otoritas terkait, misalnya pemegang saham, jika yurisdiksi mensyaratkan
persetujuan tersebut, atau
 pada saat dividen diumumkan, misalnya oleh manajemen atau dewan direksi, jika
yurisdiksi tidak mensyaratkan persetujuan lebih lanjut.
nex
Pengukuran utang dividen
Entitas harus mengukur laibilitas untuk mendistribusikan aset non kas sebagai dividen
kepada para pemegang saham sebesar nilai wajar aset yang akan didistribusikan. Jika sebuah
entitas memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset non-kas atau alternatif kas,
maka entitas harus mengestimasi utang dividen dengan mempertimbangkan baik nilai wajar
dari setiap alternatif dan tingkat kemungkinan pemilik untuk memilih setiap alternatif. Pada
setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, entitas harus menelaah dan
menyesuaikan nilai tercatat utang dividen. Setiap perubahan nilai tercatat utang dividen,
diakui dalam ekuitas sebagai penyesuaian atas jumlah yang didistribusikan.
nex
Ketika entitas menyelesaikan utang dividen, maka entitas harus mengakui jika ada
perbedaan, antara nilai tercatat aset yang didistribusikan dan nilai tercatat utang dividen
dalam laba rugi. Entitas harus menyajikan perbedaan tersebut sebagai pos tersendiri dalam
laba rugi. Entitas harus mengungkapkan informasi berikut:
 nilai tercatat utang dividen pada awal dan akhir periode; dan
 peningkatan atau penurunan nilai tercatat yang diakui dalam periode berjalan akibat
perubahan nilai wajar aset yang didistribusikan.
Misalnya :
Pada tanggal 31 Desember 2021 PT. ABC mengumumkan pembagian dividen
properti berupa peralatan dengan nilai buku $ 3.000 dan akan diserahkan pada tanggal
1 April 2022. Pada tangga 31 Desember 2021 nilai pasar peralatan tersebut adalah $
4.000.
Penghitungan laba-rugi:
Harga pasar $ 4.000
Nilai buku $ 3.000
Laba kenaikan harga peralatan $ 1.000
nex
Jika, setelah akhir periode pelaporan, namun sebelum laporan keuangan disetujui untuk
diterbitkan, entitas mengumumkan dividen dengan mendistribusikan aset non kas, maka
entitas harus mengungkapkan:
 sifat aset yang didistribusikan;
 nilai tercatat aset yang akan didistribusikan pada akhir periode pelaporan; dan
 estimasi nilai wajar aset yang akan didistribusikan pada akhir periode pelaporan, jika
berbeda dari nilai tercatat, dan informasi tentang metode yang digunakan untuk
penentuan nilai wajar.

nex


Kesimpulan

Aset tidak lancar dapat dimiliki oleh suatu entitas untuk didistribusikan kepada
pemilik. meskipun jarang dilakukan, namun Entitas dapat mendistribusikan aset tidak lancar
tersebut sebagai dividen kepada para pemegang saham. Aset tidak lancar (kelompok lepasan)
yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik itu ketika entitas
berkomitmen untuk mendistribusikan aset tersebut kepada pemilik. Aset tidak lancar untuk
didistribusikan ini merupakan aset yang jika dijual atau didistribusikan tidak akan
mengganggu operasional dan kontinuitas perusahaan. Aset yang akan didistribusikan sebagai
dividen ini diukur sebesar nilai wajar aset yang akan didistribusikan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan oleh perusahaan jika seandainya perusahaan tidak memiliki ketersediaan kas yang
cukup untuk dibagikan sebagai dividen. Pembagian dividen dengan aset tidak lancar tersebut
nantinya dapat menghemat kas yang tersedia bagi perusahaan.

Daftar Referensi

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 58 : Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, sumber
https://pdfcoffee.com/psak-58-revisi-2014-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-
dan-operasi-yang-dihentikanpdf-pdf-free.html

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 11 :


Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik, sumber
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-ISAK-11-Distribusi-Aset-Nonkas-
Kepada-Pemilik.pdf

Brigham,Eugene F. & Joel F. Houston. 2010. Dasar Dasar Manajemen Keuangan.”Salemba


Empat: Jakarta

You might also like