You are on page 1of 3

10/11 Mei 2024

AJARLAH ANAKMU ANAKMU BERULANG ULANG

Bacaan : Ulangan 6 : 1 – 15

Nats Alkitab : “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan


membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7)

Pokok Pokok renungan

Ulangan 6:1-15,berbicara tentang mengasihi Tuhan ini sangat dikenal di kalangan orang
yahudi karena itu merupakan dasar utama bagi pendidikan anak-anak mereka. Bahkan
dalam perjanjian baru, Tuhan Yesus sendiri kurang lebih tiga kali mengutip dari bagian
ini tentang hukum yang terutama dan pertama seperti tercatat dalam Matius 22:37-40
serta dua kali pada pencobaan dipadang gurun (Matius 4:7-10).Hal ini menunjukan
betapa Yesus sangat menghormati hukum ini. Bayangkan saudara, jika kita juga mampu
untuk menanamkan rasa mengasihi Tuhan kepada anak-anak kita, maka percayalah bahwa
generasi berikut dari kita masing-masing yaitu anak-anak kita bahkan keturunan kita
selanjutnya akan menjadi generasi yang mengasihi Tuhan dengan sungguh dan pada
akhirnya dapat melakukan segala sesuatu dengan mendasarinya pada sikap mengasihi
Tuhan.

Renungan ini berjudul AJARLAH ANAKMU BERULANG ULANG.


Mengapa terdapat kata BERULANG ULANG?

Dalam dunia pendidikan, berbicara keras berulang-ulang dapat membantu memasukkan


kata-kata ke ingatan jangka panjang kita. Colin M. MacLeod, profesor dan ketua
Departemen Psikologi di Universitas Waterloo, mengatakan bahwa berbicara berulang-
ulang akan secara otomatis menambahkan ukuran aktif atau elemen produksi ke sebuah
kata. Kata itu menjadi lebih berbeda dalam ingatan jangka panjang dan lebih berkesan.
Bicara berulang-ulang disarankan agar dibudayakan oleh keluarga atau lembaga
pendidikan saat mereka belajar suatu topik yang penting.

Tuhan memerintahkan pada keluarga Israel untuk terus mengajarkan kasih kepada Allah
secara turun-temurun. Tidak hanya disimpan sebagai konsumsi pribadi, tetapi mereka
harus mengajarkannya berulang-ulang pada generasi di bawah mereka, dan terus-
menerus mengajarkannya di mana pun mereka berada dan beraktivitas (ay. 6-7).

Hal-hal yang dapat kita pelajari dari perikop ini adalah:

1. Pengajaran firman Tuhan adalah gaya hidup.


Seringkali kita membatasi pengajaran firman Tuhan hanya ketika ibadah di
gerejaFirman Tuhan menyatakan bahwa : “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN
itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang
dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (ay.
4-7).. Kata “berulang-ulang” tidak hanya merujuk kepada perbuatan yang
dilakukan sekali, tetapi juga merujuk kepada penekanan untuk menjadi “gaya
hidup” atau menjadi “icon” dalam kehidupan kita.

2. Firman Tuhan adalah tanda orang percaya.


Seringkali kita “malu” untuk menempatkan firman Tuhan sebagai bagian yang
utama dalam hidup kita. Mungkin kita malu dikatakan sok suci, sok rohani atau
ungkapan apapun yang menjadi kendala dalam hidup kita. Tetapi firman Tuhan
hari ini menyatakan bahwa : “Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda
pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau
menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu” (ay. 8-9).
Kata “tanda” merujuk kepada pengertian identitas, ciri, dan bukti diri. identitas,
ciri, dan bukti diri kehidupan kita sebagai orang-orang percaya bukanlah KTP,
bukan pula kehadiran kita di gereja, bukan pula keanggotaan atau catatan kita
sebagai pengurus gereja, tetapi firman Tuhan mencatat bahwa identitas atau ciri
yang utama sebagai orang yang percaya dan mengasihi Tuhan adalah ketaatan
pada firman Tuhan.
Ketaatan pada firman Tuhan haruslah menjadi tanda bagi kehidupan orang
percaya dalam bidang apa saja?:
 pekerjaan orang percaya (firman Tuhan “pada tanganmu”)
 pada pemikiran dan karsanya (firman Tuhan “menjadi lambang di dahimu”)
 pada kehidupan keluarga kita (firman Tuhan “pada tiang pintu rumahmu
dan pada pintu gerbangmu”).

3. Hidup dalam ketetapan dan peraturan Tuhan adalah kunci hidup dalam
berkat.
Setiap orang pastilah mengharapkan keberhasilan kehidupan. Firman Tuhan
mencatat bahwa keberhasilan seseorang apabila Tuhan mengaruniakan panjang
usia, baik keadaan kita, dijadikan sangat banyak, menerima janji kebaikan Tuhan,
dan hidup di negeri dengan berlimpah susu dan madu (ay. 2b-3).
Sekalipun setiap orang menginginkan kehidupan seperti itu, tetapi tidak setiap
orang memahami cara untuk untuk meraihnya. Hari ini firman Tuhan mengajarkan
kita meraih keberhasilan hidup dengan menggunakan kehendak Allah, yaitu
dengan menerima pengajaran firman Tuhan, takut akan Tuhan, berpegang pada
segala ketetapan dan perintah Tuhan, dan mau melakukannya dengan setia (ay. 1-
3a).

RENUNGAN PRIBADI :
Selama ini apa yang kita bicarakan saat sedang berada di tengah-tengah keluarga?
Apakah pusat pembicaraan kita tentang kasih pada Allah? Jika belum, mari mulai dengan
membiasakan diri berbicara berulang-ulang tentang kasih pada Allah. Biarlah pengalaman
mengasihi Allah menjadi dasar bagi keluarga kita melakukan segala sesuatu.

You might also like