You are on page 1of 13

KLIPPING

APA ITU OLAHRAGA


JUDO

Page 1 of 13
Apa Itu Olahraga Judo?

Pengertian Judo
Seni bela diri Judo berasal dari Jepang. Definisi olahraga ini awalnya dibuat pada
tahun 1882 oleh Jigoro Kano sebagai pedagogi fisik, mental, dan moral di Jepang.

Karakteristik judo yang paling menonjol adalah elemen kompetitifnya, di mana


tujuannya adalah melempar atau menjatuhkan lawan ke tanah, melumpuhkan
atau menundukkan lawan dengan pin, atau memaksa lawan untuk menyerah.

Praktisi judo disebut judoka. Filosofi dan pedagogi berikutnya yang dikembangkan
untuk judo menjadi model untuk seni bela diri Jepang modern lainnya yang
dikembangkan dari koryu (sekolah tradisional). Judo juga melahirkan sejumlah
seni bela diri turunan di seluruh dunia, seperti jiu-jitsu Brasil, Krav Maga dan
Sambo

Judo bisa dikatakan sebagai olahraga bela diri yang menuntut kecakapan latihan
fisik dan disiplin mental yang hebat. Dari posisi berdiri, itu melibatkan teknik yang
memungkinkan kita untuk mengangkat dan melemparkan lawan ke punggung
mereka. Istilah judo terdiri dari dua kata Jepang “ju” yang berarti “lembut”, dan

Page 2 of 13
“do”, yang berarti “jalan”. Judo, oleh karena itu, secara harfiah berarti jalan
kelemahlembutan.

Meskipun kelembutan mungkin tidak segera tampak bagi pendatang baru yang
melihat tubuh melayang di udara dan orang-orang terlempar ke tanah, prinsip
kelemahlembutan ini, atau yawara (yang memiliki karakter sama dengan ju dalam
judo), di mana semua judo teknik didasarkan.

Praktek teknik judo membantu orang mengembangkan kebugaran fisik dasar dan
fundamental dalam sejumlah cara, seperti pengembangan kekuatan, fleksibilitas,
kelincahan, kecepatan, keseimbangan dinamis dan statis,Waktu Reaksi
Koordinasi,dan kepercayaan diri fisik secara keseluruhan

Tidak hanya judo menghasilkan keuntungan luar biasa dalam kemampuan fisik
dan makna atletik secara keseluruhan, mereka yang berlatih judo mempelajari
keterampilan dan teknik khusus judo. Mereka mempelajari berbagai teknik untuk
melemparkan lawan mereka ke tanah dengan kekuatan, kecepatan, dan control

Judo adalah seni bela diri yang senantisa berevolusi dari seni bela diri Jepang
jujutsu, adapun gayanya didasarkan pada penggunaan latihan kekuatan lawan
untuk melawannya. Pelajaran ini adalah tentang judo, definisi, dan aturan seni.

Tehnik-Tehnik Judo
Modal Dari Judo Adalah Ukemi/Jatuhan,Ada beberapa Jatuhan Yang wajib
dipahami oleh judoka

1.Yoko Ukemi/Jatuhan Samping

2.Ushiro Ukemi/Jatuhan Belakang

3.Mae Ukemi/Jatuhan Depan

Page 3 of 13
4.Zempo Kaiten Ukemi/Rolling Ke Arah Depan

Beberapa Tehnik Bantingan Judo

1.Hiza guruma atau yang disebut dengan sapuan lutut

2. Deashi barai atau yang disebut dengan sapuan samping.

3. Ko uchi gari atau yang disebut dengan jegal dari depan.

4. O soto gari atau yang disebut dengan jegal dari belakang.

5.Uchi mata atau yang disebut dengan bantingan paha.

6. O goshi atau yang disebut dengan bantingan Pinggang Memutar

7. Tomoe nage atau yang disebut dengan lemparan guling belakang.

Gokyo No Waza

Nage-no-Kata (Lembar Lemparan): Ini adalah serangkaian teknik lemparan

dalam judo. Teknik-teknik ini melibatkan cara memanfaatkan keseimbangan


lawan untuk menjatuhkannya ke mat.

Katame-no-Kata (Lembar Kuncian): Katame-no-Kata adalah serangkaian teknik


kuncian dan pegangan di tanah. Ini termasuk teknik-teknik seperti kesa-gatame
(pegangan scissor), ude-garami (kuncian lengan), dan lainnya.

Kime-no-Kata (Lembar Penjepitan): Ini adalah serangkaian teknik kontrol dalam


judo yang melibatkan penggunaan pegangan dan kontrol pada lawan untuk
menghindari perlawanan dan memaksa penyerahan.

Ju-no-Kata (Lembar Kelenturan dan Kelenturan): Ju-no-Kata adalah serangkaian


teknik yang menekankan pada keterampilan bergerak dengan lembut dan

Page 4 of 13
fleksibel, mengikuti gerakan lawan, dan mengalihkan serangan dengan gerakan
yang tepat.

Koshiki-no-Kata (Lembar Pergumulan Tradisional): Koshiki-no-Kata adalah


serangkaian teknik pergumulan yang lebih tradisional, yang menggambarkan
bentuk-bentuk pertarungan jujutsu kuno.

Gokyo no Waza adalah bagian penting dari pembelajaran judo dan digunakan
dalam pelatihan dan dalam kompetisi. Ini membantu para praktisi judo
memahami prinsip-prinsip dasar pergerakan, keseimbangan, dan pengendalian
dalam seni bela diri ini. Setiap teknik memiliki variasi dan tingkat kesulitan yang
berbeda, dan pemahaman yang mendalam tentang Gokyo no Waza sangat
penting untuk kemajuan dalam judo.

Judo Di Indonesia
Judo adalah olahraga yang mengajarkan keterampilan fisik, mental, dan moral
kepada para praktisinya. Ini adalah salah satu cabang olahraga yang dihargai

1.Sejarah Judo di Indonesia: Judo pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada


tahun 1930-an oleh sekelompok orang Jepang yang tinggal di Indonesia. Namun,
olahraga ini tidak begitu populer pada saat itu. Baru setelah Indonesia merdeka
pada tahun 1945, judo mulai berkembang dengan didirikannya klub-klub judo di
berbagai daerah.

2.Organisasi Judo di Indonesia: Federasi Judo Indonesia (Pengurus Besar Judo


Seluruh Indonesia - PJSI) adalah badan resmi yang mengatur judo di Indonesia.
PJSI mengatur kompetisi dan pengembangan judo di seluruh negeri. Judo di
Indonesia juga dibagi menjadi beberapa kelas usia, mulai dari anak-anak hingga
dewasa.

3.Partisipasi di Tingkat Internasional: Indonesia telah berpartisipasi dalam


berbagai kompetisi judo internasional, termasuk Olimpiade dan Kejuaraan Dunia
Judo. Beberapa atlet judo Indonesia telah mencapai prestasi di tingkat
internasional.

4.Pembinaan dan Pelatihan: Untuk mengembangkan judo di Indonesia, PJSI


memiliki program pelatihan dan pembinaan untuk atlet-atlet muda. Mereka juga
Page 5 of 13
memiliki pelatih-pelatih berlisensi yang bertanggung jawab atas pelatihan dan
pengembangan atlet-atlet judo.

5.Partisipasi dalam Olahraga Pelajar: Judo juga merupakan bagian dari olahraga
pelajar di Indonesia. Siswa-siswa di berbagai sekolah dapat berpartisipasi dalam
kegiatan judo sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler.

6.Kompetisi dan Prestasi: Indonesia memiliki sejumlah atlet judo yang telah
meraih prestasi di berbagai tingkat kompetisi, baik di dalam negeri maupun
internasional. Mereka telah berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan judo dan
meraih medali.

7.Pengembangan Judo di Daerah: Judo juga berkembang di berbagai daerah di


Indonesia. Klub-klub judo dan pusat-pusat pelatihan judo dapat ditemukan di
banyak kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Pertandingan Judo

Para kontestan dalam pertandingan judo disebut Judoka. Para Judoka


mengenakan seragam yang dikenal sebagai gi, yang berupa jaket longgar dengan
celana, dan juga memakai sabuk. Pertandingan judo berlangsung di atas tikar
yang disebut tatami.

Bagian luar tatami luasnya sekitar 14 meter persegi. Di dalamnya ada area yang
lebih kecil, yaitu sekitar 10 meter persegi dan di mana pertandingan sebenarnya
diadakan. Kontes judo dimulai dengan kedua judokas saling membungkuk. Wasit
kemudian memberi sinyal dimulainya pertandingan.

1. Durasi Pertandingan: Pertandingan judo memiliki durasi yang telah


ditentukan, biasanya 3, 4, atau 5 menit, tergantung pada tingkatan usia dan level
kompetisi. Pertandingan biasanya terdiri dari dua putaran, dan jika tidak ada
pemenang dalam waktu normal, pertandingan dapat berlanjut dengan tambahan
waktu.

Page 6 of 13
2. Tujuan: Tujuan utama dalam pertandingan judo adalah mencetak poin atau
mengalahkan lawan. Ada beberapa cara untuk mencetak poin, yang utama adalah
dengan melempar lawan ke mat (nage-waza), menjatuhkan lawan dan
mengendalikannya di tanah (katame-waza), atau menerapkan kuncian atau
penjepitan (shime-waza atau kansetsu-waza) hingga lawan menyerah.

3. Poin dalam Judo: Poin dalam judo diberikan berdasarkan teknik dan kontrol
yang efektif. Poin paling tinggi adalah "ippon," yang dapat diberikan jika salah
satu judoka berhasil melakukan teknik yang sangat baik dan menghasilkan
kejatuhan yang sempurna, atau jika lawan menyerah karena teknik pegangan
atau kuncian. Ada juga "waza-ari," yang nilainya setengah dari ippon, dan "yuko,"
yang memiliki nilai lebih rendah.

4. Menang Secara Teknik atau Melalui Penyerahan: Selain mencetak poin,


judoka juga dapat menang melalui "yusei-gachi," yaitu ketika salah satu judoka
mencetak dua waza-ari (nilai lebih rendah) yang bersifat kumulatif dan
membuatnya unggul secara teknik. Atau, mereka dapat menang dengan memaksa
lawan menyerah melalui teknik kuncian atau penjepitan.

5. Penalti: Wasit dalam pertandingan judo dapat memberikan penalti kepada


judoka yang melakukan pelanggaran, seperti kekosongan taktis, membelakangi
lawan, atau melakukan teknik yang tidak sah. Penalti dapat mengurangi skor atau,
jika cukup banyak, dapat mengakibatkan kekalahan.

6. Wasit dan Komentator: Pertandingan judo dipimpin oleh seorang wasit


yang mengawasi aksi di mat dan memberikan penilaian. Ada juga komentator
yang memberikan komentar dan analisis selama pertandingan untuk penonton
dan pemirsa televisi.

7. Perlengkapan: Selama pertandingan, judoka mengenakan judogi (seragam


judo), sabuk, dan perlindungan mulut. Sabuk berfungsi sebagai penanda tingkat
keterampilan.

8. Kemenangan dan Hasil Pertandingan: Pertandingan judo berakhir ketika


salah satu judoka mencetak poin yang cukup untuk memenangkan pertandingan
atau ketika waktu berakhir. Hasil pertandingan dapat berupa kemenangan dengan
poin, kemenangan teknis, atau hasil imbang.

Page 7 of 13
Etika Seorang Judoka
Etika atau kode etik seorang judoka adalah bagian penting dari latihan dan
kompetisi Judo. Kode etik ini dikenal dengan sebutan "Kode Moral Judo" atau
"Kode Etik Judoka.

1.Hormat (Reigi): Para judoka diharapkan untuk menghormati semua orang yang
terlibat dalam Judo, termasuk pelatih, rekan latihan, dan lawan. Ini mencakup
menghormati tempat latihan (dojo) dan perlengkapan Judo.

2.Kesalaman (Anzen): Keselamatan adalah prioritas utama dalam Judo. Judoka


harus menjaga keselamatan mereka sendiri dan rekan-rekan latihan mereka.
Mereka harus berlatih dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

3.Saling Percaya (Shin'yū): Judoka harus memiliki kepercayaan satu sama lain. Ini
menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berlatih dan
bertanding dengan aman.

4.Sikap Hormat Terhadap Lawan (Omotenashi): Judoka diharapkan menunjukkan


sikap hormat terhadap lawan, bahkan dalam persaingan sengit. Setelah
pertandingan selesai, mereka harus bersalaman atau memberikan tanda hormat
kepada lawan sebagai tanda penghargaan.

5.Kerendahan Hati (Kenkyo): Para judoka harus tetap rendah hati dan tidak
sombong atas kemampuan mereka. Mereka harus selalu berusaha untuk
memperbaiki diri dan tidak merendahkan orang lain.

6.Kontrol Diri (Jiko no Kansei): Judoka harus memiliki kendali diri yang baik.
Mereka tidak boleh menggunakan kekuatan atau teknik Judo mereka di luar dojo
untuk tujuan jahat atau agresif.

7.Pertemanan (Yūjō): Judo adalah olahraga yang mempromosikan persahabatan


dan hubungan yang baik. Para judoka harus berusaha untuk membangun
hubungan positif dengan sesama atlet dan berkontribusi pada pembentukan
komunitas yang kuat.

8.Sikap Pantang Menyerah (Nōkyōku): Para judoka diajarkan untuk tidak mudah
menyerah dalam menghadapi tantangan. Mereka harus memiliki ketekunan dan
semangat pantang menyerah dalam latihan dan kompetisi.

Page 8 of 13
9.Kendali Emosi (Jōchō): Para judoka harus mampu mengendalikan emosi mereka,
terutama saat mereka kalah atau menghadapi kesulitan. Mereka harus tetap
tenang dan fokus.

Pentingnya Etika Dalam Judo

1.Integritas (Tadashii): Judoka diharapkan untuk bertindak dengan integritas yang


tinggi. Mereka harus selalu jujur, adil, dan etis dalam semua tindakan dan
keputusan mereka, baik dalam maupun di luar dojo.

2.Penyesuaian Diri (Jita Kyoei): Prinsip Jita Kyoei, yang berarti "saling membantu
untuk kebaikan bersama," adalah bagian integral dari Kode Moral Judo. Para
judoka harus siap membantu rekan-rekan mereka dalam mencapai potensi
terbaik mereka dan memberikan dukungan positif.

3.Pembelajaran Seumur Hidup (Shugyo): Para judoka harus memiliki minat untuk
terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka sepanjang hidup.
Mereka juga harus bersedia untuk menerima kritik konstruktif dan belajar dari
kegagalan.

4.Sikap Terbuka (Makoto): Sikap terbuka dan transparansi dalam komunikasi


adalah hal yang penting. Para judoka harus dapat berbicara dengan jujur dan
terbuka dengan pelatih, rekan-rekan, dan lawan mereka.

5.Penghargaan Terhadap Warisan (Keizoku): Judoka dihormati sejarah dan tradisi


Judo serta orang-orang yang telah membantu mengembangkan olahraga ini.
Mereka diharapkan untuk mempertahankan dan menghormati warisan Judo.

Page 9 of 13
6.Keselarasan dengan Alam (Do): Judo mengajarkan keseimbangan, dan para
judoka harus mencari keselarasan dalam hidup mereka, baik secara fisik, mental,
maupun emosional.

7.Kode Moral Judo adalah bukan hanya serangkaian aturan, tetapi juga panduan
untuk menjalani kehidupan dengan etika dan moral yang tinggi. Prinsip-prinsip ini
membantu membentuk karakter individu, mendorong pertumbuhan pribadi, dan
menciptakan lingkungan yang positif dalam komunitas Judo. Oleh karena itu, etika
dalam Judo adalah salah satu aspek yang paling penting dan menghormati
sepanjang perjalanan seorang judoka.

Tingkatan Sabuk Di Judo


Judo memiliki sistem tingkat sabuk yang menandakan tingkat keahlian dan
pengalaman seorang judoka. Sabuk ini diberikan berdasarkan ujian dan prestasi
dalam latihan, kompetisi, serta pemahaman akan teknik-teknik Judo dan etika.
Warna sabuk dalam Judo mengikuti urutan berikut:

Sabuk Putih (6th Kyu): Sabuk putih adalah sabuk pertama yang diberikan kepada
pemula. Ini menandakan bahwa seorang judoka masih dalam tahap awal
pembelajaran Judo.

Sabuk Kuning (5th Kyu): Setelah beberapa waktu berlatih, judoka dapat
mengambil ujian untuk sabuk kuning. Ini menunjukkan kemajuan dalam
memahami dasar-dasar Judo.

Sabuk Oranye (4th Kyu): Sabuk oranye menandakan bahwa seorang judoka telah
mencapai tingkat keterampilan yang lebih tinggi dalam teknik-teknik Judo.

Sabuk Hijau (3rd Kyu): Para judoka yang mencapai sabuk hijau telah
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Judo dan mampu
mengaplikasikan teknik-teknik ini dengan lebih baik.

Sabuk Biru (2nd Kyu): Sabuk biru adalah tingkat yang lebih tinggi dalam Judo. Para
judoka biru telah mencapai tingkat yang tinggi dalam penguasaan teknik dan
keterampilan Judo.
Page 10 of 13
Sabuk Cokelat (1st Kyu): Sabuk cokelat adalah salah satu tingkat tertinggi sebelum
mencapai sabuk hitam. Judoka sabuk cokelat telah mencapai tingkat tinggi dalam
Judo dan mendekati pencapaian sabuk hitam.

Sabuk Hitam (1st Dan hingga 10th Dan): Sabuk hitam adalah tingkat tertinggi
dalam Judo dan menandakan tingkat keahlian yang sangat tinggi. Dalam beberapa
organisasi Judo, sabuk hitam dibagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan Dan,
yang dimulai dari 1st Dan (tingkat terendah) hingga 10th Dan (tingkat tertinggi).
Setiap tingkat Dan di atas sabuk hitam pertama (1st Dan) menunjukkan tingkat
keahlian yang semakin tinggi.

Penghargaan sabuk hitam adalah pencapaian besar dalam Judo dan biasanya
memerlukan beberapa tahun latihan yang intensif, pengetahuan mendalam
tentang teknik, serta sukses dalam ujian tingkat tinggi. Seorang judoka yang
mencapai sabuk hitam juga diharapkan untuk terus mempelajari dan
memperbaiki keterampilan mereka sepanjang hidup mereka, serta mengambil
peran dalam mengajarkan Judo kepada orang lain. Sabuk hitam bukanlah akhir
dari perjalanan, melainkan awal dari tahap baru dalam pengembangan pribadi
dan kontribusi pada komunitas Judo.

Peran Pelatih Dalam Judo


Peran pelatih dalam Judo sangat penting dalam membimbing, mendidik, dan
mengembangkan para judoka (atlet Judo). Pelatih adalah sumber pengetahuan
teknis, bimbingan moral, dan motivasi bagi para judoka dalam mencapai potensi
maksimal mereka dalam olahraga ini. Berikut adalah beberapa peran utama
pelatih dalam Judo:

1.Pengajaran Teknik: Salah satu peran utama pelatih adalah mengajarkan teknik-
teknik Judo kepada para judoka. Mereka harus memiliki pemahaman yang
mendalam tentang berbagai lemparan, kuncian, dan pegangan dalam Judo, serta
cara mengaplikasikannya dengan benar.

Page 11 of 13
2.Pengembangan Keterampilan: Pelatih bertanggung jawab untuk membantu
para judoka mengembangkan keterampilan mereka. Ini melibatkan latihan yang
berulang-ulang, perbaikan teknis, dan pengembangan strategi kompetisi.

3.Pembimbingan Taktis: Pelatih juga memberikan pembimbingan taktis kepada


para judoka. Mereka membantu atlet memahami strategi kompetisi, membaca
lawan, dan merencanakan pendekatan yang tepat dalam pertandingan.

4.Pembinaan Mental: Pelatih tidak hanya mengajar teknik fisik, tetapi juga
membantu para judoka mengembangkan mental yang kuat. Ini termasuk
mengajarkan cara mengendalikan emosi, meningkatkan rasa percaya diri, dan
mengatasi tekanan kompetisi.

5.Pendidikan Etika: Kode Moral Judo adalah bagian penting dari latihan Judo.
Pelatih harus mengajarkan dan menekankan pentingnya etika, nilai-nilai, dan
kode moral dalam Judo kepada para judoka.

6.Pemantauan Kesehatan dan Keselamatan: Pelatih harus memastikan bahwa


para judoka berlatih dengan cara yang aman dan sesuai. Mereka harus memantau
kesehatan dan kebugaran para atlet, serta memberikan perawatan dan
rehabilitasi jika diperlukan.

7.Motivasi dan Dukungan Emosional: Pelatih berperan sebagai motivator dan


pendukung emosional bagi para judoka. Mereka harus membantu atlet tetap
termotivasi, mengatasi kegagalan, dan merayakan kesuksesan.

8.Perencanaan Latihan: Pelatih merencanakan program latihan yang efektif untuk


para judoka. Ini melibatkan penjadwalan latihan fisik, teknis, dan taktis untuk
membantu atlet mencapai kondisi terbaik mereka saat kompetisi.

9.Evaluasi dan Pengembangan: Pelatih terus-menerus mengevaluasi kemajuan


para judoka dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkat. Ini
membantu dalam merancang program pelatihan yang lebih baik.

10.Pemberian Umpan Balik: Pelatih memberikan umpan balik konstruktif kepada


para judoka, baik saat latihan maupun setelah pertandingan. Ini membantu atlet
memahami area di mana mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka.

Pemain Kelas Dunia Di Judo

Page 12 of 13
Menentukan siapa yang merupakan "Greatest of All Time" (GOAT) atau yang
terhebat sepanjang masa dalam Judo bisa menjadi subjek perdebatan yang sulit.
Beberapa judoka telah meraih banyak prestasi dan penghargaan, dan memilih
satu GOAT dalam Judo bisa tergantung pada kriteria yang digunakan. Di bawah ini
adalah beberapa nama yang sering muncul dalam percakapan tentang GOAT di
Judo:

Yasuhiro Yamashita (Jepang): Yamashita adalah salah satu judoka terbesar


sepanjang masa. Dia meraih medali emas Olimpiade dan berbagai gelar juara
dunia dalam kategori berat berat.

Teddy Riner (Prancis): Teddy Riner dianggap sebagai salah satu judoka terbaik
yang pernah ada. Dia meraih banyak medali emas Olimpiade, gelar juara dunia,
dan memegang rekor dalam olahraga Judo.

Abe Hifumi (Jepang): Abe Hifumi Ia adalah salah satu judoka muda yang sangat
sukses dalam kategori berat ringan (men's -66 kg) dan telah meraih banyak
prestasi dalam olahraga Judo.

Shohei Ono (Jepang): Shohei Ono Ia dikenal sebagai salah satu judoka terbaik di
dunia dalam kategori berat ringan (men's -73 kg) dan telah meraih banyak
prestasi dalam olahraga Judo.

Joshire Maruyama (Jepang): Joshire Maruyama Ia adalah salah satu judoka yang
terkenal dalam kategori berat ringan (men's -66 kg) dan telah mencapai banyak
prestasi dalam olahraga Judo.

Page 13 of 13

You might also like