You are on page 1of 30
SALINAN BUPATI SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN BUPATI SEKADAU NOMOR : 430/297/DISPORAPAR/2022 TENTANG BENDA, BANGUNAN, DAN SITUS YANG DIDUGA CAGAR BUDAYA YANG DILINDUNGI DI KABUPATEN SEKADAU. Menimbang Mengingat BUPATI SEKADAU, bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya, di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya kerena memiliki nilai_ penting bagi sejarah,—ilmu pengetahuan, pendidikan, agama _—dan/atau kebudayaan; bahwa dalam rangka perlindungan dan pelestarian benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya, di darat dan/atau di air, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Sekadau Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelestarian dan Pengelolan Cagar Budaya yang dilindungi dan di lestarikan; bahwa berdasarkan pertimbangan _ sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b_ perlu menetapkan Keputusan Bupati Sekadau tentang Benda, Bangunan Dan Situs Yang Diduga Cagar Budaya Yang Dilindungi Di Kabupaten Sekadau. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sckadau di Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Menetapkan KESATU KEDUA. Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 149 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4344); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Nagara Republik Indonesia Nomor 5168); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055 ); 5. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pelestarian dan Pengelolan Cagar Budaya (Lembaran Daerah Kabupaten Sekadau Tahun 2020 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sekadau Nomor 5); MEMUTUSKAN : Benda, Bangunan, dan situs yang diduga Cagar Budaya yang dilindungi di Kabupaten Sekadau sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sekadau melakukan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelestarian dan pemanfaatan tentang Benda, Bangunan, dan situs yang diduga Cagar Budaya yang dilindungi_ di Kabupaten Sekadau. KETIGA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Sekadau Pada tanggal 7 November 2022 BUPATI SEKADAU, TTD ARON Tembusan disampaikan Kepada Yth : 1. Gubernur Kalimantan Barat di Pontianak; 2. Up.Kepala Biro Hukum di Pontianak; 3. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak; 4, Ketua DPRD Kabupaten Sekadau di Sekadau; 5. Inspektur Kabupaten Sekadau di Sekadau; Salinan sesuai dengan aslinya Pit. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sekadau, ZULFIAKLI, SH Pembina Tk I (IV/b) NIP. 197706112006041015 LAMPIRAN I KEPUTUSAN BUPATI SEKADAU_ NOMOR _ : 430/297/DISPORAPAR/2022 TANGGAL : 7 November 2022 TENTANG : BENDA, BANGUNAN, DAN SITUS YANG DIDUGA CAGAR BUDAYA YANG DILINDUNGI DI KABUPATEN SEKADAU DAFTAR DAN SEJARAH SINGKAT BENDA, BANGUNAN, DAN SITUS YANG DIDUA CAGAR BUDAYA YANG DILINDUNGI DI KABUPATEN SEKADAU. BENDA, BANGUNAN, DAN JENIS CAGAR NO. SITUS BUDAYA uae Q) (2) (3) (4) 1 | MAKAM DAENG PANGLIMA | Situs Cagar Budaya | Desa Lubuk ~~ Tajau, AYUP Kecamatan Nanga Taman. 2 | MAKAM PANGLIMA NAGA | Situs Cagar Budaya | Desa ‘Lubuk Tajau, | Kecamatan Nanga Taman, MAKAM RAJA KEMATU Situs Cagar Budaya |Kematu, Desa Rawak Hilir Kecamatan Sekadau Hulu. MAKAM PANGLIMA Situs Cagar Budaya [Desa Perongkan, Kecamatan BERENGGANG Sckadau Hulu. 5 | GERETAK GANTUNG Bangunan Cagar Desa Mungguk (Penanjung), PENANJUNG Budaya Kecamatan Sekadau Hilir. 6 | RUMAH PANYAI SUNGAI Bangunan Cagar Desa Sungai Antu Hulu, ANTU HULU Budaya Kecamatan Belitang Hulu. 7 | MASJID JAMP AT-TAQWA Bangunan Cagar Desa _Mungguk (Sungai Budaya Barak), Kecamatan Sekadau ili. 8 | MERIAM EX-KERAJAAN Benda Cagar Budaya |Desa - Mungguk (Sungai SEKADAU Barak), Kecamatan Sekadau Hilir. ‘9 | TENGKORAK (KEPALA Benda Cagar Budaya [Desa Landau _Kodah, KABAK) Kecamatan Sekadau Hilir. 10 LAWANG KUARI Situs Cagar Budaya [Desa Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir. it BATU BERTULIS Situs Cagar Budaya |Dusun Pait, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap. 12 MAKAM RAJA SULTAN ANOM Situs Cagar Budaya [Desa Mungguk (Sungai Barak), Kecamatan Sckadau Hilir. 13 | KANTOR EKS KEWEDANAAN | Bangunan Cagar Desa Sungai Ringin, SEKADAU (RUMAH CEROMIN) | Budaya Kecamatan Sekadau Hilir. 14 | MAKAM RADEN SUMADIMAN | Situs Cagar Budaya | Desa Nanga Taman, Kecamatan Nanga Taman. 5 BATU RUSA Situs Cagar Budaya [Bukit Temawang Danau, Dusun Sungai Maboh, Desa Maboh Permai, Kecamatan Belitang, JENIS CAGAR BENDA, BANGUNAN, bad stus BUDAYA ee QQ) (2) (3) (4) 16 | RUMAH PASAH Bangunan Cagar | Desa _Boti, Kecamatan budaya Sekadau Hulu, 17 | TANGAK BENGKOKNG, Benda Cagar Budaya |Desa Boti, _Kecamatan BEGONKNG Sekadau Hulu. 18 | TUGU MERDEKA Situs Cagar Budaya [Desa Sungai _Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir. 19 | KLENTENG FU THET CIH Bangunan Cagar_ [Desa Sungai__Ringin, Budaya Kecamatan Sekadau Hilir. 20 | MAKAM PANGLIMA PATEH | Situs Cagar Budaya [Desa Landau Kumpai, KABUT, Kecamatan Nanga Mahap. 21 | TIANG SANDONG Situs cagar Budaya | Desa Seraras, Sekadau Hilir. 22 | CEROBONG ASAP Benda Cagar Budaya | Sungai Ayak, Belitang Hilir, 23 | BANGUNAN FA KIAW Bangunan Cagar Desa Sungai Budaya Kecamatan Sekadau Hilir. 24 | TENGKORAK PANGLIMA Benda Cagar Budaya Dusun Sulang Betung, Desa REPEN Sungai Sambang, Kecamatan Sekadau Hulu 25 | EMPAGUK Situs cagar budaya_[Dusun Batu Ansah, Desa Tapang Tingang, Kecamatan Nanga Taman. 26 | MAKAM PAHAK DAMANG Situs Cagar Budaya |Dusun Seladan, Desa KUNING Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir 27 | PAGAR TULANG Situs Cagar Budaya [Ensari— Lebur, Dusun Penepah, Desa Perongkan, Kecamatan Sekadau Hulu. 28 | KUALI PENANAK GAMBIR Benda Cagar Budaya | Kecamatan Belitang Hilir Salinan sesuai dengan aslinya Pit. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sekadau, ZUL I, SH Pembina Tk I (IV/b) NIP. 197706112006041015 BUPATI SEKADAU, TID ARON LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI SEKADAU NOMOR TANGGAL : TENTANG 340/297/DISPORAPAR/2022 7 November 2022 BENDA, BANGUNAN, DAN SITUS YANG DIDUGA CAGAR BUDAYA YANG DILINDUNGI! DI KABUPATEN SEKADAU SEJARAH SINGKAT BENDA, BANGUNAN DAN SITUS YANG DIDUGA CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN SEKADAU BENDA, BANGUNAN, DAN SITUS YANG DI DUGA CAGAR BUDAYA HASIL SURVEY DAN IDENTIFIKASI TIM PENYUSUN DOKUMENTASI MAKAM DAENG PANGLIMA AYUB Lokasi; Desa Lubuk ‘Tajau, Kecamatan Nanga Taman. Panglima Ayub adalah seorang Tumenggung Kerajaan Sekadau yang bernama Tumenggung Panglima Ayub yang nisannya bertulisakn tahun | 1617, Dan beliau ini adalah orang dari Suku Dayak | Mentuka yang mengabdikan dirinya pada Kerajaan Sekadau yang notabene Kerajaan Islam, Inilah yang menjadi salah satu bukti bahwa tingkat toleransi antar umat beragama di Sekadau memang sudah terjalin begitu indah dari dulu. Menurut cerita yang beredar, Panglima Ayub ini pernah berperang melawan Kerajaan Sintang karena | perselisihan daerah Sepauk. Dan pada peperangan tersebut Panglima Ayub ini membawa tujuh kepala pasukan Kerajaan Sintang. Dan kabarnya tujuh kepala tersebut juga dibaringkan di sebelah makam Panglima Ayub. Biasanya banyak juga para peziarah yang berdoa di makam Panglima Ayub. Lokasi | makam Panglima Ayub ini berada di Desa Pantok Kecamatan Nanga Taman, = KUALI PENANAK | Sebuah kuali penanak gambir dalam ukuran besar menjadi barang peninggalan GAMBIR sejarah dari masa Penjajahan Belanda, terdapat di kawasan Engkuning, Kabupaten Sekadau, Kalbar. | Lokasi : Engkuning | Menurut Y Beatus, salah satu pewaris kuali tersebut menceritakan kuali tersebut Kec. Belitang Hilir | didapatkan dari zaman kakeknya yang hidup semasa penjajahan Belanda. Kuali | penanak gambir yang biasa disebut warga setempat sebagai Kawah Gamer itu tetap pada posisi yang ada sekarang, tanpa berpindah tempat. "Dahulu kakek saya, Gandi yang mendapatkan kuali itu dari penjajah, karena menurut | kisahnya almarhum kakedan beberapa kawannya adalah tukang masak gambir. Gambir dahulu katanya sebagai bahan pencelup kain, dulunya ada empat orang warga indonesia yang dipekerjakan menanak di satu Kuali itu. Selain itu kakek juga menceritakan jika pekerjaan mereka adalah pekerjaan wajib untuk mencari kayu bakar setiap harinya, kayu juga terbilang besar karena selain menyediakan | buat menanak gambir, kayu juga untuk kapal penjajah," jelas Kakek tiga cucu |e | yang berusia 55 tahun itu. Dia mengungkapkan tak bisa dipungkiri, kuali itu bisa |f |berusia ratusan tahun, sebab semasa kecil saya dulu sudai melihat kuall ita ditempat sekarang ini, Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat Kuali Penenak Gambir ini di buat pada tahun 1932. BUPATI SEKADAU, Salinan sesuai dengan aslinya Plt. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sekadau, ZULFIAKLI, SH Pembina Tk I (IV/b) NIP. 197706112006041015 TTD ARON MAKAM PANGLIMA Panglima Naga merupakan seorang pejuang NAGA suku Dayak yang banyak dikenal oleh masyarakat | Kalimantan Barat khususnya. Sejarah mencatat jika Lokasi: Desa Lubuk | Panglima Naga terlibat peperangan dengan Jepang Tajau, Kecamatan | dengan kisaran tahun 1944 hingga 1945 sebelum | Nanga Taman. | dinyatakan kemerdekaannya Indonesia. Sebutan lain | | bagi Panglima Naga adalah Panglima perang majang | | Desa bagi Jepang.menurutb JUru Pelihara Makam Panglima Naga disebutkan bahwa Panglima Naga |menyerahkan Lima kepala Tengkorak dan satu | | samurai pada tahun 1980. 3. | MAKAM RAJA Makam Raja Kematu merupakan tempat | KEMATU pemakaman kalangan raja Kematu yang diantaranya | adalah makam Pangeran Kadar sutadilaga Ibnu, Lokasi: Kematu, Pangeran Engkong Prabubaya, Pangeran Suma Desa Rawak Hilir _Dillaga Ibnu dan Pangeran Kadar Sutadilaga.Makam | Kecamatan Sekadau | Raja Kematu menurut cerita warga setempat, makam | Hulu Raja pertama Sekadau ini ditemukan pada tahun 158 Masehi. Dilihat dari Sejarah Kerajaan Sekadau konon katanya Kerajaan Sekadau berasal dari daerah | Kematu. Raja Pertama Sekadau adalah Pangeran Engkong, dan Raja ini memiliki tiga Orang Putra dan satu orang putri. Sesudah Pangeran Engkong wafat, | kerajaan diteruskan oleh Putra keduanya yaitu Pangeran Kadar karena dinilai lebih bijaksana dari putra-putranya yang lain Karena kecewa, Pangeran Agong bersama Ratu Kodong —_kemudian meninggalkan Sekadau menuju daerah Lawang Kuari. Sedangkan Pangeran Senarong kemudian menurunkan penguasa kerajaan Belitang. Nah | setelah Pangeran Kadar Wafat tahta kerajaan jatuh kepada Putra Mahkotanya Yaitu Pangeran Suma. | | | Cerita lebih lengkapnya bisa lihat sejarah kabupaten | eet) Sekadau. | MAKAM PANGLIMA BERENGGANG Lokasi: Desa Perongkan, Kecamatan | Sekadau Hulu Raja Berenggang adalah seorang tokoh masyarakat yang terkenal dengan kesaktiannya. Dia sangatlah pemberani dan perkasa. Konon katanya beliau berasal dari Sub Suku ketungau. Raja berenggang ini memiliki tujuh orang istri, namun salah satu dari istrinya meninggal dikarenakan istrinya melanggar titahnya. Dimasa hidupnya beliau selalu melindungi warganya dari ancaman luar. Karena pada masa itu masih terjadi perang ngayau yang mana salah satu syarat seorang lelaki ingin mempersunting mempelai_—wanita_—harus. mempersembahkan kepala manusia__untuk dipersembahkan di bait adat agar dapat diterima dan memiliki Derajat yang tinggi. Raja Berenggang wafat bukan karena sakit, tetapi karena kemauannya sendiri karena pada saat sebelum beliau wafat ia membuat sebuah pernyataan beliau bersemayam cukup sampai pada 12 keturunan saja dan itu adalah pada anak sulung laki - lakinya dan akhirnya beliau pun wafat di desa Perongkan, Dusun Kampung Suka | Dani Kecamatan Sekadau Hulu untuk mengingat jasa semasa hidupnya oleh masyarakat perongkan dan diikuti oleh keturunannya dengan acara adat setempat pada tanggal 11 Desember 1983 mereka membangun kembali Makam Raja Berenggang di Desa Perongkan, Dusun Kampung Suka Dani, Kecamatan Sekadau Hulu. Bentuk makam diambil bentuk profil Tiang Sandong dengan ukuran + 2 m rata ~ rata 15 cm dan diatasnya dibuat 2 (dua ) gundukan Cemplon 50 cm dan 1 (satu) cula kuncup separuh ke atas dan sertai simbol arca Burung Enggang Satu Ekor, sayap | terbuka menghadap matahari terit yang semua bahan dibuat dari kayu ulin ( Tebelian ). Masyarakat | sampai saat ini masih mempercayai bahwa makam ini sebagai tempat berniat dan perlindungan. Masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Tiang Sandong berenggang. GERETAK GANTUNG PENANJUNG Lokasi: Desa Mungguk (Penanjung), Kecamatan Sekadau Hilir. ~~ Jembatan Penanjung dibangun oleh Penjajah | Belanda pada Tahun 1928. Awalnya Jembatan ini dibangun di Desa Tanjung, namun karena di desa tanjung banyak terdapat sungai dan membuat pembangunan menjadi sulit maka jembatan ini pun di pindahkan ke Dusun penanjung Desa Mungguk. Jembatan ini juga ingin di bom oleh Tentara Belanda namun terhalang oleh kekuatan Alam keramat tanah sekadau. Hingga kini jembatan penanjung bisa kita lihat. Inilah bukti bahwa negara kita pernah di jajah oleh Belanda dan betapa sulitnya kita untuk menjadi negara yang merdeka dan dengan adanya peninggalan ini kita bisa tunjukan kepada generasi kita. Berjuang dan bekerja keraslah untuk negara kita negara Indonesia RUMAH PANYAI SUNGAI ANTU HULU Lokasi: Desa Sungai Antu Hulu, Kecamatan Belitang Hulu. Rumah Panyai/Panjangatau yang _ biasa | disebut dengan rumah Radank adalah salah satu | rumah adat dari daerah Kalimantan Barat. Rumah Panyai adalah ciri khas dari masyarakat Dayak yang | tinggal di daerah Kalimantan Barat. Hal ini| dikarenakan rumah panyai adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah yang berukuran besar ini biasanya terbuat dari kayu berkualitas tinggi, yakni Kavu Ulin atau Kayu Belian. Kayu khas Kalimantan tersebut termasuk kelas satu kualitasnya. Sangat keras, tahan air, dan anti rayap. Tidak heran jika rumah panjang yang dibangun dengan kayu ini dapat bertahan lama, bahkan hingga ratusan tahun. Rumah Panyai Sungai Antu Hulu didirikan pada Tahun 1960, Pendiri pertama rumah panyai ini adalah Datuk Layang Akau (Tamoi) Suku dayak Mualang, dan datuk ini dikenal dengan kegagahannya. Rumah Panyai ini memiliki tinggi yang berbeda - beda 2-3 m, Lebar 12 m dan panjang 95 m. luas lokasi 140 m x 140 m Rumah panyai ini | mempunyai 17 bilik dan dihuni 17 kepala keluarga Rumah Panjang merupakan pusat kehidupan masyarakat Dayak Rumah ini mencerminkan sikap Suku Dayak yang mencintai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah tata kehidupan sehari-hari |baik pribadi maupun sosial diatur berdasarkan | kesepakatan bersama. Dalam rumah tradisional ini, | relasi antarsesama penghuni terjalin lebih erat dan lengkap. Kerja sama terjalin hampir dalam segala hal | Sampai saat ini, kita masih bisa menyaksikan rumah panjang dalam bentuk aslinya. Beberapa rumah panjang yang tersisa, meski tidak lagi ditinggali, tetap dirawat sebagai pusat kegiatan adat masyarakat suku Dayak. Dan sebagai pengetahuan untuk anak cucu kita nanti a MASJID JAM’ AT- TAQWA Lokasi: Desa Mungguk (Sungai Barak), Kecamatan Sekadau Hilir. Pada masa pemerintahan raja Sekadau yaitu Gusti Anom sekitar tahun 1804 Masehi dibangunlah sebuah bangunan masjid yang kokoh dan terbuat dari kayu asli yaitu Masjid Jami At-Taqwa yang Karena kokohnya masih bediri hingga saat ini| walaupun sudah memiliki umur yang cukup tua yaitu berkisar 200 tahun. Pada masa tersebut, bangunan masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah saja, namun konon juga dijadikan sebagai tempat para pejuang daerah dari Sekadau menghimpun diri dalam melawan _penjajahan | Belanda. Masjid yang masih berdiri kokoh hingga | saat ini tersebut menjadi bangunan_ bersejarah kebanggan masyarakat Sekadau. Selain itu, letaknya yang strategis yaitu menghadap langsung ke arah Sungai Sekadau serta berada satu komplek dengan Keraton Kusuma Negara membuatnya semakin menarik untuk dikunjungi sekedar untuk berwisata sejarah maupun berwisata religi. Masjid yang terletak di Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau ini selain memiliki nilai historis yang tinggi juga menjadi saksi dari sejarah masuknya agama Islam di Sekadau atau yang lekat dengan sebutan Bumi Lawang Kuari. ‘Terdapat hal menarik yang dapat dikulik dari bangunan bersejarah ini, diantaranya kubah masjid Jami At-Taqwa ini yang memiliki sejarah tersendiri. Kubah Masjid Jami At-Taqwa ini berbentuk tempayan terbalik. Hal menarik lain yang dapat ditemui di bangunan bersejarah yang sudah berumur ratusan tahun ini yang lain yaitu tradisi meminta hajat di Masjid Jami At-Taqwa tersebut. Tradisi meminta hajat merupakan sebuah tradisi dimana pengunjung meminta sesuatu permintaan _baik dikaruniai anak, kesehatan, meminta rezeki dan lain sebagainya. Rangkaian yang harus dilaksanakan bagi penghajat antara lain, pengunjung harus datang ke Masjid Jami At-Taqwa tersebut, selain berdoa juga harus dimandikan terlebih dahulu oleh sesepuh | sekitar. Selanjutnya pengunjung yang berhajat harus memeluk empat pilar masjid yang masing-masing diberi nama pilar Dayan, Manan, Hanan dan juga Burhan, Setelah hajat yang diminta terkabul, biasanya para penghajat akan kembali lagi ke Masjid untuk melakukan prosesi mulang hajat. Mulang hajat sendiri merupakan ritual dimana penghajat kembali untuk © mengungkapkan rasa syukur dan mengembalikan hajat yang sebelumnya telah di minta. Hingga saat ini, tradisi serupa meminta hajat masih banyak dilakukan oleh masyarakat di sekitar Sekadau, namun tidak hanya terbatas masyarakat sekitar, pengunjung juga banyak datang dari wilayah lain di Kalimantan Barat seperti Sintang, Sanggau, hingga Pontianak. 8. | MERIAM EX- Meriam Kuno adalah Situs Sejarah yang KERAJAAN membuktikan bahwa di sekadau pernah ada sebuah SEKADAU Keraton yang diberi nama Kusuma Negara dan Rajanya bergelar Sultan Anum Kusuma Negara. Lokasi: Desa Meriam kuno Juga merupakan saksi bisu bahwa Mungguk (Sungai | kerajaan Sekadau mempunyai hubungan dengan Barak), Kecamatan | keraton lain seperti ke Sultanan Pontianak yang telah Sekadau Hilir, menghibahkan salah satu dari empat (4) Meriam kepada Raja Sekadau dan ke tiga (3) sisanya adalah peninggalan Belanda. Meriam Kuno yang menjadi saksi sejarah masih tetap utuh dan baik untuk memberikan masukan kepada para generasi muda dan hebatnya perjuangan orang = orang di masa lalu dalam mempertahankan kemerdekaan. Meriam Kuno ini mempunyai nama dan ukuran yang berbeda - beda Yaitu : 1. Meriam I bernama Segentar Alam 2. Meriam II bernama Cina Meler 3. Meriam III bernama (Belum diketahui Namanya) 4. Meriam IV (Belum diketahui Namanya) Keempat Meriam tersebut berbahan dasar besi cor serta di simpan di sebuah rumah. Meriam ini merupakan peninggalan pada Abat ke 18 atau kurang lebih 1800 Tahun yang lalu. 9. | TENGKORAK ( KEPALA KABAK ) Lokasi: Desa Landau Kodah, Kecamatan Sekadau Hilir, Di Desa Landau Kodah, Kecamatan Sekadau Hilir, terdapat peninggalan budaya berupa tengkorak |manusia yang berjumlah sebanyak 14 buah. Tengkorak tersebut menurut cerita, merupakan | bekas kebudayaan Ngayau pada jaman nenek moyang masyarakat Dayak. Ngayau merupakan | prosesi pencari korban untuk dijadikan mahar. Konon katanya pada zaman dahulu seorang mempelai pria jika hendak meminang gadis pujaannya untuk dijadikan istri maka ia harus membawakan kepala manusia. Karena jika seseorang berhasil membawakan kepala manusia, maka dia diaanggap sebagai seorang kesatria yang bisa menjadi seorang pelindung bagi keluargannya. Palak kabak ini juga dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tempat pemujaan karena mereka menganggap ada roh - roh yang bisa menyelamatkan kampung. Mayoritas pengunjung yang datang memiliki keperluan untuk berhajat seperti meminta kesembuhan dari penyakit, mengalami mimpi buruk, meminta dijauhkan dari malapetaka, meminta rejeki, maupun warga yang hendak melaksanakan hajatan lainnya. Ngayau dihentikan setelah adanya kesepakatan damai pada tahun 1894 lalu di ‘Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah. Kepala Kabak ini Berusia lebih dari 125 Tahun yang lalu. {10. | LAWANG KUARI Lokasi: Desa Seberang Kapuas, Kecamatan | Sekadau Hilir. Gua Lawang Kuariberada di Dusun Kelilit| Desa Seberang Kapuas Kecamatan Sekadau | Hilir Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan | Barat. Gua ini berada di tebing Sungai Kapuas. Ada tiga gua berjejer (lubang). Konon katanya gua pertama paling kanan (hilit) milik suku Dayak, Bagian tengah milik suku Senganan (Melayu), dan bagian kiri (Hulu) milik suku China (Tionghoa). Tak | semua manusia bisa masuk lewat ketiga lubang kecil itu. Hanya cerita dari mulut ke mulut saja dipercaya kalau lubang itu semakin dalam kian melebar hingga pada kedalaman tertentu. bisa —_seukuran tinggi manusia Gua Lawang Kuari dikunjungi warga baik dari dalam maupun luar Kabupaten Sekadau_ sebagai tempat wisata alam dengan berbagai keunikannya. Tapi warga juga men ~ ganggap gua ini menyimpan aura mistis. Tak heran banyak yang ke gua dengan hajat atau niat tertentu hingga bagi keyakinan tertentu dianggap sebagai syirik. Ada pengunjung datang ke Gua Lawang Kuari untuk meminta barokah, seperti kemajuan ekonomi, Kesehatan, jodoh, dan sebagainya. Apabila niat untuk menuntaskan kewajiban hajatnya atau yang di dalam kepercayaan masyarakat Sekadau disebut dengan ritual mulang hajat. dari penuturan atau yang dihikayatkan warga setempat, untuk masuk ke dalam perut gua harus melalui berbagai rintangan berat, Mulai dari tiarap, berjalan jongkok, barulah sampai ke dalam perut gua yang luas. Di dalam sana terbentang sebuah danau dengan air yang sangat jernih. Kisah yang kerap dituturkan kepada anak| cucu sebelum tidur, saking panjangnya gua, akan | _| sampai ke Kecamatan Tayan. sudah tercapai, mereka pun akan kembali datang | , Masyarakat Sekadau percaya kalau Gua Lawang Kuari sebagai tempat persembunyian Pangeran Agung dari Kerajaan Sckadau. Bersama para pengikutnya, Pangeran Agung _dikisahkan meninggalkan istana di Sungai Barak, Desa Mungguk, karena selisih paham dengan Raja yang berkuasa kala itu. Sang Pangeran dan pengikutnya pun diburu Prajurit istana, Untuk menghilangkan jejak dari kejaran, Pangeran Agung menaburkan abu yang yang menyelimuti semua pengikutnya itu | kemudian berubah menjadi batu Nama Gua Lawang Kuari kian menjadi tenar ketika Kabupaten Sekadau terbentuk 2003 silam. Seperti Kabupaten-Kabupaten lainnya, Sekadau pun memerlukan julukkan yang akrab di telinga masyarakat. Lawang Kuari pun akhirnya menjadi julukan untuk Kabupaten Sekadau, Sebagai ikon daerah, Pemkab menjadikan Gua Lawang Kuari sebagai salah satu aset wisata. Upaya pengembangan sudah dilakukan, meski hasilnya masih belum optimal. Tapi akhirnya gua bersejarah itu tak terpelihara dan jadi kotor. Banyak coretan oleh tangan jail di dinding dinding gua tersebut. Diperkirakan Gua Lawang Kuari_ ini ditemukan pada tahun 1809. i. BATU BERTULIS Lokasi: Dusun Pait, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap. | tentang Batu Bertulis. Kondisi Batu Bertulis masih | Batu bertulis adalah Obyek Daya Tarik Wisata, | yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Hindu di Kalimantan. Batu bertulis berada dekat sungai Tekaret anak sungai Mahap, Kampung Pait , Desa Sebabas Kecamatan Nanga Mahap, jaraknya 75,85 km dari ibu kota kabupaten Sekadau. Batu bertulis dipahatkan pada sebuah batu andesit dengan tinggi sisi kiri batu tersebut 2 meter, sisi kanan 3,90 m panjang 5,10 m dan lebar 1,2 meter dengan volume sekitar 38 meter kubik. Batu bertulis telah dilakukan penelitian oleh tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 1982 Hasil penelitian memperkirakan batu tersebut ada sejak tahun 650 pada abad ke 7 Masehi pada masa akhir Hindu dan awal Budha. Batu bertulis dipahat menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa yang digunakan bahasa Sansekerta. Pada tahun 1985, salah satu dosen dan juga peneliti IKIP Sanata Dharma, yakni Sukarto, pernah melakukan penelitian batu tersebut. Menurut hasil observasi pada saat itu, tulisan yang tertera di Batu Bertulis merupakan ayat-ayat suci keagamaan. Pada jaman kolonial Belanda dahulu, juga telah dilakukan observasi terhadap _prasasti tersebut. namun, penelitian itu berhenti ditengah jalan sehingga tidak menghasilkan kesimpulan yang _komprehensif terawat dan terjaga. Di beberapa bagian batu sudah tampak gerusan akibat faktor alam.Meski demikian, tulisan dan ukiran pada batu tersebut masih utuh. Untuk melindungi situs telah dibangun cungkup dan pagar keliling. Untuk menempuh perjalanan menuju ke lokasi Batu Bertulis, hanya bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua. Membutuhkan UNYeL | 96 PISNieq YeI} ZZOT UNYEI IP Inqesiay, vowY YeuNY | visn uep 1Z61 UNye) eped uexLIpIp tur rpuaya | peurmyenyy ueiosueg ya[o uexngasip Sues woey euy}s] INGasIp eXuUBEAL[oy wseUE eped NEE UTWOIED yeuny “Jeieq yesT %OL UeUNsUEq IsIPUOy TUT Jers yNIUN “URyeUTEDay UBYEULIaUIad soyUEy TeBEgas UBNISZUMIP Ngesie} UTWOIED YeUMI AYN UeBuap Sunqelieg nepeyag wep exapi9yy wISauOpUT YEINIag “uvefeioy nue) ered ueguap nuteyieq yedura} reseqas | nepeyes vfer-efer ueyeun3ip (ummoiey yeumy) vuBpem Joey xq ‘Uvefeley uwUTEZ eped SHIH NepEyas ueyeuresoy “usury TeBung esaq “1S@407 (ntwowao Hvwnx) avavuas NVVNVaaMaH SMa MOLNVH “el “0981 unye) eped unZueqip Tul wouy ueyng efey ureyey “nepeyag uoyesoy Bueyejoq 1p wouy UBS urExeUI IsIsod | tur ees eAuzeds; uep uvefesay seBn} UexUEqueSuoW | edu edu, Ip ueyureyeunp wouy ueyng anprer, sedeu ueysnquieygueu uep esudnpry | anpye epeg ‘embesay pyisey wexLpusur uep yereg | reSuns uvefeioy!p juisar SueX eurese eBeqas ureIs| vurede ueyrpeluour wep yeay Wep yeNy, IsumsuosuoU | yrseur Sues eure] UeeseIqoy Uexsndeyduour Fues ye | wouy efey ‘wouy ueyng UeYyeiUUOWIEg BSeW UpEd | neperag ere reBung esuyeday neye 3n38unw 1p wexnpnpaxyiaq BueX “Nepeyag ueelery Ip efey Suwioas reBeqos eAuyeke ueyNUeBBuau Buek YR] WoUY UeIINg TEM BUING UBIESUEg Jee eped “nepeyag uvefeiey Ip wrest vureSe ueyeueSueut Hex eureyied ues nepeyps wfes nied eung UBIeBUEg Hep vioyyeW end Yeepe wouy ueyNg “aT neperag ueyeuresay ‘prereg, reSung) nsunyy saq “182407 WONY NVL1Ns veva WVHA ‘deyew eSuey ueyeuresay, [yesnd pep ueuepefied usu og reps nem 14. MAKAM RADEN ‘SUMADIMAN Lokasi: Desa Nanga Taman, Kecamatan Nanga Taman. Sejak berdirinya Kerajaan Sekadau yang dipimpin oleh Sultan Anum, Wilayah kekuasaan yang | meliputi Belitang (Sungai Kapuas) dan seluruh desa (Kampung) yang ada di pedalaman sungai Sekadau Beliau memiliki seorang anak yang Bernama setelah cukup dewasa oleh sultan kemudian berkeinginan mengangkatnya menjadi raja sebagai pengganti dirinya namun anaknya tersebut merasa keberatan oleh karena beliau mengetahui bahwa ibunya bukan berasal dari golongan darah biru atau bangsawan, dengan demikian oleh Sultan diberilah wilayah kekuasaan yang meliputi sepanjang sungai Sekadau desa Sekonau (Sekarang) sampai ke Desa Nanga Mahap (dulunya) dan diangkatlah beliau menjadi Pemangku Kerajaan Sckadau dengan Wilayah yang tidak ditetapkan dan kemudian ‘diberikan gelar Raden Sumadiman. Raden Sumadiman tercatat Meninggal Dunia pada tahun | 1838 yang kemudian dituliskan dimahkamnya. 15. BATU RUSA Lokasi: Bukit Temawang Danau, Dusun Sungai Maboh, Desa Maboh Permai, Kecamatan Belitang, | Pada waktu dulu salah satu keluarga yang | bernama Pamah dan anaknya Nanyau. Suku mereka | adalah Mualang yang mana pada waktu itu sering disebut mualang Tanyong dan sampai saat ini dipedalaman Kecamatan Belitang masih dikatakan Mualang Tanyong. Pada suatu hari Pamah dan | anaknya (Nayau) berburu ( Ngasu) Binatang dibukit | | temawang danau.mereka melihat seekor rusa dan | | melempar rusa itu dengan tobak (sangkoh) mengenai | | punggung rusa itu. Pamah dan anaknya Nanyau | mengejar rusa yang sudah terluka itu sampai |“ kesungai geranah dan betapa terkejutnya mereka begitu melihat rusa yang terluka itu berubah menjadi batu. Maka sampai sekarang batu itu disebut Batu 16. Rusa, Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat Batu Rusa ini ditemukan sekitar tahun 1820 an. RUMAH PASAH Rumah Pasah merupakan sebuah Rumah tempat penyimpanan barang-barang pusaka milik Lokasi: Desa Boti, | masyarakat adat Suku Dayak Jawant,yang berada di Kecamatan Sekadau | Desa Boti, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Hulu. | Sekadau, Rumah Pasah berdiri atas dasar perjalanan Suku Dayak Jawant dimulai dari perjalanan, peradaban hingga menempati satu wilayah yang kini dinamai Desa Boti dan sekitarnya. Adapun Harta Warisan yang terdapat di dalam Rumah Pasah adalah milk Bersama yang disebut dengan;’Pasah Raurangah, Boti tanah Berani, Mangu Raja Dalu, Tajo Lampong, Tajo Sengkapung, Sengilang Patah Tiga, Dara Dumbong, Buluh Tempayong, Saron Tempada Besi Baja, Sengkubak Limbong Danan Lesong dan Sopan Gontuk Danau Kelauk*. Rumah Pasah berdiri di atas Tanah seluas 600 Meter dengan bentuk Rumah 5x4 meter menghadap ke arah Barat. Rumah Pasah ini dibangun pada tahun 1940 dan di bangun ulang pda tahun 2000 an 17. TANGGAK BENGKOENG, BEGONKNG Lokasi: Desa Boti, | Kecamatan Sekadau Hulu. Situs Cagar Budaya Tanggak Bengkokng begonkng merupakan situs yang berada di di Dusun Boti, Desa Boti, kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Tanggak ini memiliki Panjang mencapai 12 Meter dari darat menuju Dasar sungai yag terbuat dari Kayu Tebelian, Tangga tersebut digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai akses ke aliran Sungai Menterap. Dahulu masyarakat mengunakan jalur sungai sebagai transporatasi menuju tempat lainya, oleh karena itu tangga tersebut dibuat, dengan cara di pahat, hingga kini tangga masih dipergunakan oleh masyarakat sebagai akses menuju sungai, walaupun bagaian-bagian dari | tangga tersebut sudah mengalami kerusakan oleh karena termakan usia atau zaman. Tanggak Bengkokng Begonkng ini menurut masrakat setempat di buat pada tahun 1800. 18. | TUGU MERDEKA Tugu Merdeka merupakan salah satu benda Cagar Budaya Milik Kabupaten Sekadau, Tugu ini Lokasi: Desa Sungai | berdiri di tengah Kota Kabupaten Sekadau tepatnya | Ringin,Kecamatan | berada di Pasar yang berdekatan langsung dengan Sekadau Hilir, aliran Sungai Kapuas, asal mula sejarah Tugu Merdeka ini dibuat oleh seorang Kiayi yang bernama Kiayi Mersyid, yang juga pada masanya turut menjadi Mandor perkerja pembangunan Geretak (Jembatan) Gantung Penanjung, dan dahulu juga membangun Jalan Raya di Kabupaten Sekadau. Beliau juga merupakan Tangan Kanan atau orang kerpercayaaan | kerajaan Keraton Kusumanegara, oleh karena itu diberi kepercayaan untuk membangun aset Cagar Budaya yang dimiliki Kabupaten Sekadau higga saat | ini, Sejarah Mencatat bahwa Tugu Merdeka | dahulunya Bernama Tugu 45 yang dibangun kisaran | tahun 1946 atau 1947 yakni sebagai penanda| kemerdekaan Republik Indonesia. Bentuk dan desain | | Tugu Merdeka dari dulu hingga saat ini tidak berubah serta titik Koordinat Tugu juga tidak berpindah, Pada tahun 1963 Kabupaten Sekadau sempat dilanda Banjir besar yang membuat pemukiman di Kabupaten Sekadau terendam Banjir termasuk Tugu Merdeka ini, namun hal tersebut tidak membuat Tugu mengalami kerusakan oleh | Karena tingginya debit air. Hingga saat ini Tugu | Merdeka masih menjadi salah satu Icon Kabupaten | Sekadau yang ada dan masih menjadi perhatian dan di jaga oleh Pemerintah Kabupaten Sekadau. 19. KLENTENG FU _ THET CIH Lokasi: Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir. Bangunan yang didirikan oleh masyarakat etnis |Tionghoa di Kabupaten Sekadau untuk dijadikan | tempat beribadah. Bangunan Klenteng ini pada awal mulanya beridiri di Area pasar Sekadau (Kini menjadi Starmarket) pada tahun 1889 lalu dipindahkan ke Area JI, [rian Sekadau pada Tahun 90-an, Sejak saat itu bangunan Klenteng tidak berubah bentuk hingga saat ini, desain bangunan serta properti yang berada di dalam atau pun diluar Klenteng tidak ditambah ataupun di .kurangi, Klenteng juga memiliki aturan atau adatnya tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Pak Acin selaku Budayawan Tionghoa mengatakan | bahwa Cat yang sudah ada di Klenteng tidak boleh diubah warnanya dan untuk pondasi masih menggunakan Kayu Belian sebagai Dasar. Klenteng Fu Thet Cih merupakan suatu 20. MAKAM PANGLIMA PATEH KABUT | Lokasi: Desa Landau Kumpai, Kecamatan Nanga Mahap Pateh Kabut merupakan pejuang masyarakat sub suku Dayak Ntorap kabut, tepatnya berada Desa Landau Kumpai, Kecamatan Naga Mahap, Kabupaten Sekadau. Pateh atau Patih sebutan masyarakat setempat sebagai bentuk dari seorang panglima, atau pemimpin dalam perang pada masanya. Menurut masyakat setempat, pateh kabut banyak meninggalkan barang-barang atau benda pusaka seperti senjata tajam dan beberapa barang |antic yang dimilikinya yang disimpan disekeliling | mahkam. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya Pateh Kabut dapat melindungi dan mensejahterakan orang kampung/desa yang berada di sekitarnya |termasuk sub suku Dayak Ntorap Kabuta yang | memiliki Keunikan tersendiri terkait nada bicara, Bahasa dan aksen Ketika bertemu sesame sub suku nya. Makam Panglima Pateh Kabut ini berdarkan 2. | [ 22. keterangan ahli waris berusia lebih dari 100 tahun yaitu di perkirakan pada tahun 1812. TIANG SANDONG Lokasi: Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir. | CEROBONG ASAP Lokasi: Sungai Ayak, Kecamatan Belitang Hilir. Tiang Sandong, merupakan sebuah tiang Adat | yang berada di Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Tiang ini awal mulanya didirikan oleh Suku Dayak Gonis pada masanya, menyimpan Kepala-kepala hasil Kayau oleh Suku Dayak Gonis, Karena pada masa itu Ketika seorang pria ingin meminang seorang wanita maka pria tersebut | harus menunjukan kekuatan atau keperkasaannya dengan memenggal kepala untuk dipersembahkan kepada Orang Tua dari wania tersebut. Tiang Sandong ini berdarkan keterangan masyarakat setempat dibuat pada tahun 1912. tujuan didirikan Tiang Sandong ini adalah untuk | Wilayah Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau, dengan Ibu Kota Kecamatan yaitu Sungai Ayak sudah sejak 1 Abad yang lalu dikenal sebagai daerah penghasil Emas Terbaik di Kalimantan Barat Adapun salah satu saksi sejarah penambangan Emas di Sungai Ayak adalah Kepala Lokomotif Uap atau biasa masyarakat menyebutnya dengan Cerobong Asap, yang kemungkinan digunakan untuk memompa air guna keperluan penambangan emas pada zaman dahulu, bahkan jauh sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Walaupun tidak ada catatan pasti tahun berapa benda tersebut di buat, melihat dari tahun produksi benda tersebut di produksi pada tahun 1800 s/d 1900 di Benua Eropa, jadi dapat dipastikan penambangan Emas du Sungai ‘Ayak telah berusia lebih dari 150 Tahun dan menandakan kedatangan para leluhur suku LTionghoa_di Sungai Ayak. Kini Cerobong Asap tersebut menjadi benda peninggalan Sejarah yang terletak di Sungai Ayak yang kemudian dibuatkan tugu dan pagar pembatas sebagai bentuk dari monument peninggalan sejarah, _peringatan ‘Teknologi Penambangan Emas sebagai Benda Cagar Budaya. 2B. BANGUNAN FA KIAW Lokasi: Dusun Sulang Betung, Desa Sungai Sambang, Kecamatan Sekadau Hulu. Sejarah_Mencatat Awal mula _ berdirinya Bangunan Fa Kiaw dirikan ditanah milik pribadi yaitu miliki seorang Bernama Alaw Remaja, lalu di kemudian hari Alaw Remaja memiliki Hutang dengan seseorang pengusaha (Bos) yang berasal dari Pontianak, untuk melunasi hutang terebut, beliau menggunakan luas tanah yang ada untuk membayar hutangnya, tanah yang ada dahulu masih dijadikan sebagai lahan perkebunan, setelah hak milili diserahkan barulah Gedung Fa Kiaw didirikan yang difungsikan sebagai Gedung Sekolah. Bangunan ini berdiri sejak 1956 dan digunakan hingga tahun 1965. Pembangunan Gedung sekolah tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat yang kini nama-nama masyarakat yang membangun tercatat dalam arsip kebudayaan milik masyarakat. Pada Masa Orde Lama yaitu G30SPKI terjadi penghapusan sekolah Bahasa Mandarin, lalu kemudian bangunan di ambil alih oleh pemerintah, untuk penghapusan sekolah, hanya sekolahnya saja yang dihilangkan sedangkan untuk nama bangunan, properti dan tanah masih dimiliki oleh masyarakat Tionghoa di Kabupaten Sekadau, namun terkait berkas sebagai bukti hak kepemilikian lahan dan bangunan pada era 1980an habis terbakar dan tidak ada tersimpannya surat kepemilikian. Kini Gedung Fa Kiaw hanya difungsikan sebagai bangunan Olahraga yang bertahan hingga saat ini. 24. | TENGKORAK Panglima Repen, merupakan Panglima a ku | cf PANGLIMA REPEN | Dayak seberuang kabupaten Sintang, Panglima ini| pada masanya berperang melawan Panglima Mape | Lokasi: Dusun dari Suku Dayak Jawan’t, menurut dari sumber yang | Sulang Betung, didapat, tragedi ini terjadi kisaran tahun 1939 hingga | Desa Sungai 1942, pada masa itu Panglima Mape_berhasil Sambang, mengalahkan panglima Repen yang kemudian kepala | Kecamatan Sekadau | dari panglima Repen dibawa pulang berserta enam Hulu. |orag perjuritnya ke daerah Sungai, Sambang, di |antara enam prajurit yang ada, terdapat satu | tengkorak yang memiliki ukuran lebih besar yaitu | | |tengkorak Mande yang merupakan wakil dari | | | panglima Repen Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. | (25, | EMPAGUK Empaguk yang terletak di Batu Ansah, Desa Tapang Tingang, Kecamatan Nanga Taman ini| Lokasi: Dusun Batu | dibangun pada tahun 1938 orang para orang Tua Ansah, Desa Tapang | zaman dahulu, menurut sumber yang diperoleh dari Tingang, Kecamatan | perangkat Desa Terkat, Adapun kegunaan Nanga Taman. dibangunnya Empaguk ini khusus untuk masyarakat di Batu Ansah, sebelum adanya Agama masuk, mereka menggunakan Empaguk sebagai media penyampaian, hajat untuk memohon kepada | Petara (Tuhan/ sang pencipta) terkait kesehatan, | rezeki, perlindungan bencana dan segala jenis hama | yang mengganggu tanaman dan serangan penyakit. | | Empaguk yang ada berjumlah Empat dan memiliki | | nama yaitu (Temenggung Guna Jaga Benua) yang artinya Guna artinya berguna_ melindungi masyarakat sekitar dan menjaga benua atau wilayah di sekitar Batu Ansah. Ritus, prosesi budaya oleh masyarakat Dayak Taman yang mendiami wilayah Batu Ansah hingga kini masih menggunakan Empaguk dan wilayah sekitarnya sabagai tempat memohon dan mengutarakan kepada sang petara hingga kini 26. MAKAM PANGLIMA | — PAHAK DAMANG KUNING Lokasi: Dusun Seladan, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir. Makam ini terletak diantara Lawang Siti dan Dusun Seladan dalam sungai Sckadau, jika menggunakan kendaraan roda dua dapat dilewati melalui Jalan Sintang Km 4 masuk ke lokasi kurang lebin dua Km. Sudah tidak asing lagi sebagian masyarakat Sekadau yang namanya “MAKAM PAHA DEMANG KUNIN’ menurut cerita yang kami himpun dari tetua/sesepuh yang dapat dipercaya. Bahwa makam yang usianya ratusan tahun ini hanya terbuat dari batu biasa, setelah di ilhami melalui mimpi beberapa orang, ternyata itu adalah Kuburan Paha Inik Kamonink.Makam tersebut panjangnya 3 meter lebih. Untuk melestarikan bukti sejarah tersebut, maka kurang lebih 15 tahun yang lalu direnovasi kembali oleh penduduk Desa Mungguk “Hasan Dego” dengan menggunakan semen. Pada zaman dahulu, makam ini sering dikunjungi oleh orang-orang yang mempunyai maksud tertentu, dan tak sedikit temuan-temuan ganjil/aneh sebagai cerita pribadi orang yang apabila kebetulan melewati makam ini dimalam hari terutama melewati jalur sungai, karena letaknya tidak jauh dari pantai sungai Sekadau. Berdasarkan keterangan sesepuh / tetua adat yang kami temui makam ini berusia lebih dari 100 tahun yang lalu kurang labih Tahun 1907 (27. PAGAR TULANG » Lokasi: Ensari Lebur, Dusun Penepah, Desa Perongkan, | Kecamatan Sekadau | Hulu. Pagar Tulang pada masanya merupakan awal dari berdirinya sebuah Kampung, dimana satu perkampungan tersebut terletak di suatu daerah Bernama Ensari Lebur, yang kini masuk dalam wilayah Dusun Penepah Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu. Awal mulanya kampung ini ditinggali Oleh sekumpulan warga yang mendiami tepian sungai yaitu sungai Ensari. Pada suatu hari warga yang tinggal di tepian sungai ensari tersebut mengadakan suatau acara ritual kampung atau acara adat dan semua warga bergotong royong untuk menyiapkan semua keperluan untuk acara tersebut termasuk menyembelih hewan di tepian sungai Ensari untuk keperluan acara. Ketika prosesi menyembelih hewan ditepian sungai tersebut, pada hilir sungai terdapat tiga buah perahu Bidar (Perahu Papan) yang sedang mudik menyusuri Sungai Ensari menuju Hulu sungai dan mereka mencium bau amis dari darah hewan yang hanyut dari hulu sungai tersebut. Ketiga rombongan perahu _tersebut sekeitika singgah ditepianhilirnya tepatnya di daerah Bernama Batu Rancak di wilayah Penanjung Sekadau Hilir, dan kemudian mereka mencari cari dari mana asal bau amis tersebut. Setelah mencari mereka berhasil menemukan asal bau amis tersebut dimana mrka mendengar dan melihat adanya pesta yang diadakan oleh warga kampung di tepian Sungai Ensari. Ketika malam telah larut dan acarapun teleah selesai dan seluruh warga terlelap, mabuk dan tidak sadarkan diri, munculah niat buruk dari ketiga rombongan tersebut untuk menghabisi nyawa warga yang tidanggal di rumah Betang itu kemudian membakar seluruh kampung termasuk rumah betang. Tanpa sepengetahuan ketiga romongan tersebut terdapat sepasang pengantin yang berhasil melarikan diri, setelah menjelang pagi, rombongan tersebut pun pergi dengan membawa kepala manusia yang mereka habisi dan pergi meninggalkan tempat tersebut. Enam bulan kemudian sepasang pengantin yang berhasil melarikan diri kemabli lagi ke Kampung mereka, ketempat dimana kejadian pembunuhan dan pembakaran terjadi. Dengan berat hati dan sedih yang melanda mereka mengumpulkn sisa-sisa tulang belulang warga yang mereka temui, lama waktu yang mereka habiskan untuk mengumpulkan sisa sia tulang belulang tersebut yaitu tiga hari lamanya, setelah dikumpulkan mereka meletakan tulang tersebut ke tanah dan memagari wilayah tersebut dengan tulang, oleh sebab itu | wilayah tersebut dinamakan dengan “Pagar Tulang”. | Berdasarkan keterangan warga setempat Pagar | Tulang ini sudah ada pada 1820 tahun.

You might also like