Professional Documents
Culture Documents
Tugas 1 PIK Makalah
Tugas 1 PIK Makalah
Kelompok 1
Nama Anggota
TEKNIK KIMIA
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA BERKELANJUTAN
POLITEKNIK NEGRI UJUNG PANDANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah Kimia
Industri yang berjudul “Industri Kaca” dengan baik tanpa kendala yang berarti.
Oleh karena itu, penulis tergerak untuk menyusun makalah ini guna
memberikan gambaran bahwa industri kaca sangat potensial untuk dikembangkan
di Indonesia. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Ibu Prof.Dr.Ir. Tun Tedja Irawadi, MS dan Bapak Drs.
Ahmad Sjahriza yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan
makalah ini. Selain itu, penulis juga sangat mengharapkan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan baku untuk membuat gelas dan kaca?
2. Bagaimana cara mengolah bahan baku menjadi gelas dan kaca?
3. Bagaimana cara mengolah gelas dan kaca?
4. Apa saja produk yang dihasilkan industri gelas dan kaca?
2
BAB II PEMBAHASAN
Gambar 2 Diagram Alir Proses Produksi Gelas dan Kaca (Austin 2005)
3
Soda Ash (Na2O)
Soda (Na2O) terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sumber
lainnya adalah bikarbonat, kerak garam, dan natriun nitrat. Fungsi dari Na2O adalah
menurunkan titik lebur bahan-bahan ketika proses peleburan bahan baku. Secara
umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat pembakaran, menurunkan titik
lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan mengoksidasi besi.
Limestone (CaCO3)
Sumber gamping (CaO) yang terpenting adalah batu gamping dan gamping
bakar dari dolomite (CaCO3. MgCO3). Fungsi utama dari CaCO3 adalah
mempercepat proses pendinginan kaca. selain itu saat proses pelelehan bahan baku
CaCO3 juga dapat mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan).
Selain ketiga bahan baku di atas dalam proses pembuatannya, digunakan pula
beberapa bahan baku tambahan antara lain :
Fledspar
Feldspar mempunyai rumus umum R2O. Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat
berupa Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni, dan
dapat dilebur. Dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldsparjuga merupakan
sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik
cair kaca dan memperlambat terjadinya devitrifikasi.
Borax
Borax adalah bahan campuran yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran,
boraks sekarang banyak digunakan didalam berbagai jenis kaca pengemas. Ada
pula kaca borat berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan
indeks refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang telah dikenal. Kaca ini banyak
digunakan sebagai kaca optik. Disamping daya fluksnya yang kuat, boraks tidak
saja bersifat menurunkan koefisien ekspansi tetapi juga
4
meningkatkan ketahanannya terhadap aksi kimia. Asam borat digunakan dalam
tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya hampir dua kali boraks.
Kerak garam
Kerak garam (salt cake), sudah lama digunakan sebagai bahan tambahan
pada pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti ammonium sulfat
dan barium sulfat, dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini
diperkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat
ini harus dipakai bersamakarbon agar tereduksi menjadi sulfite. Arsen trioksida
dapat pula ditambahkan untuk menghilangkan gelombang- gelombang dalam kaca.
Nitrat, baik dari natrium maupun kalium digunakan untuk mengoksidasi besi
sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk. Kalium nitrat atau karbonat
digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi, dan kaca optik.
Kullet
Kulet (cullet) adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang
rusak, pecahan beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat dipakai 10% atau
bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku.
Blok refraktori
Blok refraktori untuk industri kaca dikembangkan khusus berhubung
dengan kondisi yang hebat yang harus dialami dalam penggunaannya. Zirkon,
alumina, mulit (mullite), mulit aluminasinter dan zirkonia alumina-silika, alumina,
krom-alumina elektrokast banyak digunakan sebagai refraktor pada tangki kaca.
5
Keterangan :
2.3.1 Jendela amerika dan eropa
2.3.2 Bola Lampu
2.3.3 Pyrex
2.3.4 Alat makan minum
2.3.5 Silika Murni
Berbagai macam produk yang dihasilkan dari industri kaca yang
membedakan dari masing masing produk ialah komposisi. Misalnya jendela kaca,
bola lampu, dan pyrex. Komposisi jendela di negara tropis dan subtropis berbeda.
Hal ini dikarenan musim yang berbeda dari masing-masing negara. Namun, hal
yang tepenting terdapat silikat, kalsium dan natrium oksida. Komponen lainnya
yaitu berupa senyawa tambahan. Untuk membuat suatu bahan kaca yang tahan
panas dapat ditambahakan B2O3. Seperti dalam bola lambu dan alat laboratorium.
Hal yang menarik dari kaca yaitu adanya warna. Warna pada kaca membuat
telihat lebih indah, elegant, dan menambah harga jualnya. Pewarnaan dihasilkan
oleh penyerapan langsung dari cahaya yang dipantulkan melalu cahaya. Zat warna
yang digunakan berupa golongan transisi, terutama grup pertama Ti, V,Cr, Mn, Fe,
Co, Ni, dan Cu. Contonya kaca yang ditambahkan berupa garam besi Fe2+ ataupun
Fe3+ dapat berwarna hijau dan coklat. Jika ditambahkan mangan dalam Mn2O3
bewarna putih mengkilap seperti perak. Jika ditambahkan Copper dalam Cu2+
bewarna biru bening.
6
Adalah tahapan proses selanjutnya setelah fusion of raw materials, disini
bahan cair yang diperolah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan baik manual
ataupun oleh bantuan mesin pencetak.
Annealing (Penyangaian)
Merupakan tahapan proses setelah tahap Working with molten mass, bahan
yang sudah dibentuk kemudian didinginkan secara bertahap dalam suatu alat glass
tempering machine, alat ini bekerja menurunkan suhu secara bertahap sampai
didapatkan bahan berbentuk kaca.
Menurut Austin 2005, proses pembentukan kaca dapat dijelaskan sebagai
berikut
a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat digunakan
secara menguntungkan untuk membuat kaca khusus dalam jumlahkecil di mana
tumpak cair itu harus dilindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakan
terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya
sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit
sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa
sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana itu terbuat dari platina.
Dalam tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu
“tangki” besar yang terbuat dari blok-blok refraktor, diantaranya ada yang ukuran
38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350 t. kaca itu membentuk kolam
didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca
“halusan” (fined glass) dikerjakan dari ujung lain tangki itu, operasinya kontinu.
Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga dalam tangki periuk, dindingnya
mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas kaca dan umur tangki bergantung
pada kualitas blok konstruksi. Karena itu, perhatian biasanya ditujukan pada
refraktori tanur kaca. Tanur tangki kecil disebuttangki harian (day tank) dan berisi
persediaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. tangki ini dipanasi
secara elektrotermal atau dengan gas.
Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat
7
ruang berisi susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya
pada waktu melalui tanur berisi kaca cair, mengalir ke bawah melalui satu
perangkat ruang yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka atau batu rongga
(checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ,
dan isian itu mencapai suhu yang berkisar antar 1500°C didekat tanur 650C di dekat
pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan melewatkannya
melalui lubang regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan dicampur dengan
gas bahan bakar yang terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi menjadi lebih
tinggi lagi (dibandingkan dengan jika udara tidak dipanaskan terlebih dahulu). Pada
selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udara
bahan bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk tanur dari ujung yang
berlawanan melalui isian yang telah mendapat pemanasan sebelumnya, kemudian
melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenarasi itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan
sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan.
Tanpa membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi,suhu akan menjadi
terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya.
Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang- kadang dipasang pipa
air pendingin.
Reaksi kimia yang terlihat dalam pembuatan kaca dapat diringkas sebagai
berikut (Austin, dkk. 2005) :
1) Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
2) CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
3) Na2SO4 + cSiO2 → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO3 + CO
b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang
8
kaca dapat diselesaikan dalam tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos menjadi zat padat bening. Jadi, jelas
sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan, seperti aliran kalor stabilitas
logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca
harus disangai (anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun yang
dibuat dengan tangan. Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam
operasi, yaitu:
1. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama
beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam
dengan jalan pengaliran plastic sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum
yang ditentukan.
2. Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan
sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum leher atau tungku
penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang dirancang dengan baik
dimana laju pendingin dapat diatur sehingga memenuhi persyaratan.
d. Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian
yang relative sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal
sebagai berikut: Pembersiha, Penggosokan, Pemolesan, Pemotongan, Gosok-
semprot dengan pasir, Pemasangan email klasifikasi kualitas, Pengukuran.
9
Contoh Perusahan dibidang kaca yaitu PT Asahimas Flat Glass Tbk, PT
Mulia Glass dan PT Tossa Shakti. PT Asahimas Flat Glass Tbk merupakan
Perusahaan Modal Asing (PMA) yang berdiri pada tahun 1971, dan merupakan
bagian dari Asahi Glass Co.Ltd, yang merupakan salah satu produsen kaca terbesar
di dunia. Kapasitas produksi PT Asahimas Flatt Glass saat ini adalah sebesar
570.000 ton per tahun untuk kaca datar, 4,5 juta m3 kaca pengaman dan 2,4 juta m3
untuk kaca cermin. Dengan kapasitas sebesar ini Asahimas merupakan salah satu
industri kaca terbesar di Asia Tenggara.
PT Mulia Glass merupkan anak perusahaan dari PT Mulia Keramik Indah
yang didirikan pada tahun 1989 dan memproduksi berbagai jenis kaca antara lain
Float glass, glass container, safety glass dan glass block. Saat ini Mulia Glass
memproduksi float glass sebanyak 612.500 ton/ tahun, kemudian glass container
140.000 ton per tahun, glass blok 45.000 ton per tahun dan safety glass 120.000 set.
Produksi float glass Mulia Glass telah diekspor ke lebih dari 50 negara, dan
volumenya ekspornya telah mencapai 65% dari total produksinya. Sementara itu
produksi yang lain yaitu glass container lebih banyak dipasarkan untuk kebutuhan
domestik sebagai kemasan consumer goods dan industri obat-obatan.
PT Tossa Shakti didirikan pada tahun 1984. Pemain ini memproduksi kaca
bening (float glass) dengan kapasitas 900 metrik ton/ hari, dan kaca berwarna (tinted
float glass) yakni hijau, biru, dan kuning dengan kapasitas 70 metrik ton/ hari.
Kapasitas tanurnya mencapai 70 ton per hari. Mesin produksi Tossa menggunakan
beberapa teknologi dari sejtumlah provider berbeda. Teknologi raw material
system, elecronic batching system, automatically menggunakan teknologi Siemens
PLC, sementara teknologi tanur dan forming-nya dari China. Proses annealing
mengunakan mesin Bottero (Italia), dan Rurex (Jerman), serta CNUD (Belgia).
Berdasarkan tiga perusahaan diatas, industri kaca di Indonesia sangat
berpotensi untuk tumbuh menjadi pasar yang menguntungkan. Begitu banyaknya
jenis-jenis properti dan kendaraan di Indonesia membuat permintaan produk kaca
tinggi. Dari segmen ekonomi industry ini sangat menguntungkan.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang terdiri dari 3 bahan
baku utama antara lain pasir kuarsa (SiO2), Soda ash (Na2O), dan Limestone
(CaCO3), serta bahan baku tambahan yang mulanya di proses pada reaktor suhu
tinggi (10000C-15000C). Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 +
CO2 CaCO3 + bSiO2
CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
3.2 Saran
Materi kimia industri tentang industri kaca mesti dikaji secara lebih
mendalam agar semakin banyak mahasiswa yang memahami tentang proses
pembuatan kaca. dengan semakin baiknya pemahaman mahasiswa akan proses
pembuatan kaca ini akan memberikan semangat baru kepada mahasiswa untuk
berinovasi sehingga lahirlah inovasi-inovasi cemerlang tentang kaca di beberapa
tahun ke depan dan produk kaca indonesia dapat bersaing di tataran dunia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Austin GT. 2005. Shreve's Chemical Process Industries, 5th ed. New York:
McGraw-Hill Book Co.
Badan Standar Indonesia (BSN). 2005. Kaca Lembaran SNI 15-0047-2005.
Jakarta(ID): BSN.
Indonesian Commercial Letter. 2010. Industri Kaca lembaran September 2010
[terhubung berkala]http://www.datacon.co.id/index1ind.html. diakses pada 4
Juni 2013.
Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Miessler G L, Terr D A. 1987. Inorganic Chemistry third edition. Minnesota:
Pearson Education International
Weeny R Mc. 2007. Book 5 Atom, Molecules, Matter – the stuff of Chemisty. Pisa:
University of Pisa
12