You are on page 1of 6

Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

Pengaruh Desain Publik Private Partnership Dalam Membantu


Sektor Public Melakukan Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Digital

Bella Nofita Ramadani


Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya, 60231,
E-mail:bella22111@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh desain Public Private


Partnership (PPP) dalam membantu sektor publik melakukan inovasi pelayanan
publik berbasis digital Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian studi
literatur. Karena dalam proses pengumpulan data peneliti menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau permasalahan yang akan diteliti, informasi yang di
dapat diperoleh dari laporan penelitian, jurnal, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ensiklopedia dan sumber tertulis baik tercetak maupun
dalam bentuk data elektronik[1]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain PPP
sangat berpengaruh dalam meningkatkan inovasi pelayanan publik berbasis digital.
Adanya PPP memungkinkan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam
mengembangkan solusi teknologi yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, PPP juga
membantu mendorong adopsi inovasi di sektor publik dan meningkatkan kualitas
layanan bagi masyarakat. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah
dan sektor swasta untuk lebih memperhatikan desain PPP dalam merancang proyek
inovasi pelayanan publik berbasis digital.

I. PENDAHULUAN
Pelayanan adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang berlangsung berurutan
yang dilaksanakan oleh seseorang, kelompok orang atau suatu organisasi dalam
rangka membantu menyiapkan atau memenuhi kepentingan orang lain atau
masyarakat luas. Pelayanan publik adalah segala sesuatu yang dilakukan
pemerintah baik pusat maupun daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lembaga Administrasi Negara. Pelayanan Publik menjadi tolak ukur keberhasilan
suatu kinerja pemerintahan dihadapan para masyarakat. Kinerja pemerintah dapat
dilihat dari masyarakat dengan kategori ada atau tidaknya suatu pelayanan yang
diberikan dan bagaimana cara pemerintah memberikan terobosan baru terkait suatu
masalah yang ada di wilayah atau daerah.[2]

Inovasi ada untuk meningkatkan kualitas sesuatu baik itu produksi maupun jasa.
Inovasi yang hadir dengan ide dan gagasan baru diharapkan bisa memberikan
suatu jasa pelayanan jauh lebih baik. Inovasi pelayanan public merupakan trend
baru yang digalangkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, yang mana selama ini dilombakan dengan perangkingan
tertentu.
Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

Inovasi pelayanan publik merupakan suatu keharusan bagi pemerintah pusat


maupun pemerintah daerah guna untuk mengimplementasikan pelaksanaan
desentralisasi yaitu mengupayakan peningkatan kesejahteraan, kemakmuran dan
kemandirian bagi masyarakat dan daerahnya. Di Indonesia, penyelenggaraan
pelayanan publik menjadi isyu kebijakan yang semakin strategis dan menarik untuk
dikaji karena perbaikan pelayanan publik di negara ini cenderung statis, sedangkan
implikasinya sebagaimana diketahui sangat luas karena mencakup seluruh ruang-
ruang publik baik dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lain
(Mahsyar, 2011). [3]

E-government merupakan salah satu teknologi informasi yang memiliki andil yang
cukup besar dalam pemerintahan Indonesia dalam melaksanakan pelayanan publik.
Sebagai bentuk adaptasi dari perubahan dan juga perkembangan teknologi
informasi dunia, sehingga memantapkan pemerintah Indonesia untuk turut
menciptakan sistem secara digital yang akan membantu dan memudahkan dalam
pelaksanaan pemerintahan hingga ke masa mendatang. Dalam
pengimplementasiannya, E-government dilaksanakan dengan beberapa jenis
menurut (Kusnadi et al, 2017) yakni:
1. G2C (Government to Citizens). Jenis ini merupakan bentuk aplikasi E-
Government umum.
2. G2B (Government to business). Jenis ini dibuat pemerintah untuk ruang lingkup
bisnis agar kondisi perekonomian negara bisa berjalan semestinya.
3. G2G (Government to Government). Jenis ini untuk menghubungkan interaksi
antar negara. [4]

Salah satu trend yang sangat mendukung inovasi pelayanan public ialah dengan
menerapkan Kerjasama Pemerintah Swasta atau Public Private Partnership (PPP).
Di Indonesia sendiri sudah banyak pelayanan publik yang menerapkan desain PPP
ini sekaligus untuk mendukung E-government. Dan penelitiani ini digunakan untuk
mengetahu sejauh mana keefektifitasan desain Publik Private Partnership dalam
membantu sektor publik melakukan inovasi pelayanan publik

II. PEMBAHASAN
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP), semakin
menjadi perhatian para pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastuktur di
Indonesia akhi-akhir ini. Banyak sektor pemerintahan yang menyediakan layanan
pelayanan publik menerapkan desain Publik Private Partnership untuk membantu
mengembangkan inovasi-inovasi yang dimiliki. Hal-hal yang menyebabkan diperlukannya
KPS adalah antara lain terbatasnya dana Pemerintah, Infrastruktur yang sudah tidak
memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas, keahlian (teknologi) yang dimiliki
sektor swasta yang lebih baik. Hampir semua bidang seperti, Kesehatan, Pendidikan,
transportasi, dan pembangunan infrastruktur menggunakan kerja sama dengan pihak
swasta.[5]

Titik balik meningkatnya pelayanan public berbasis digital ialah saat pandemic covid-19
melanda Indonesia, diman pemerintah menegeluarkan kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat. PPKM dilakukan untuk mengurangi interaksi anatara
individu, kelompok dengan kelompok, yang diharapkan dapat mengurangi penularan
covid-19 saat itu.
Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

Kebijakan ini tentu memilki kelemahan yaitu, menghambat semua kegiatan, termasuk
kegiatan administrasi masyarakat, maka dari itu muncullah pelayan public berbasis
digital. Walaupun diawal-awal banyak halangan dalam penerapan pelayanan public
secara digital, namun lama-lama masyarakat menjadi terbiasa. Dan membuat pemerintah
terus menerus melakukan inovasi dalam pelayanan public berbasis digital. Maka berikut
bentuk Kerjasama anatara pemerintah dan swasta untuk melakukan inovasi pelayanan
public berbasis digital

1. Pendidikan

Salah satu masalah Dunia saat ini adalah Dampak pandemik COVID-19 yang kini mulai
merambah ke dunia Pendidikan sehingga pemerintah berupaya untuk meliburkan seluruh
Lembaga Pendidikan. Kebijakan tersebut tidak hanya berlaku di Indonesia akan tetapi
berlaku di seluruh negara di dunia yang telah terpapar COVID19. Dengan adanya
kebijakan tersebut maka sekolah maupun perguruan tinggi menerapkan proses
pembelajaran dan perkuliahan dengan menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
atau Pembelajaran Daring (dalam jaringan). Pelaksanaan proses pembelajaran jarak
jauh ini guru dituntut untuk memilih dan menggunakan metode yang tepat agar proses
belajar mengajar tetap berlangsung secara interaksi edukatif.

Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh ini atau pembelajaran daring ini menuntut kesiapan
kedua belah pihak baik itu tenaga pendidik (guru) maupun siswa. Bagaimanapun juga
Pembelajaran Jarak Jauh ini sangat membutuhkan bantuan teknologi yang mumpuni
agar bisa diakses sehingga memperlancar proses pembelajaran. Dalam konteks
pembelajaran di kelas, pendidik pada era digital juga harus mampu memnfaatkan sarana
digital baik online maupun offline untuk dijadikan media dalam mengajar. Menjamurnya
gawai yang bisa dikatakan hampir semua siswa memiliki, dapat digunakan untuk
melakukan transformasi materi dari manual menjadi virtual. Salah satu media yang dapat
dijadikan rujukan untuk pembelajaran berbasis online adalah Google Classroom. Selain
karena saat ini Dunia sedang terpapar virus COVID-19, di Era Teknologi 4.0 ini pun
selain siswa, mewajibkan seluruh mahasiswa yang nantinya akan terjun ke industri dan
siap kerja dengan media digital yang terus berkembang.[6]

2. Penyediaan Infrastruktur

Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka percepatan pelaksanaan penyediaan


infrastruktur menerapkan skema Public Private Partnership (PPP) atau kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). KPBU dilakukan dengan tujuan untuk
mendorong sektor swasta berpartisipasi dalam percepatan penyediaan infrastruktur
karena Pemerintah keterbatasan dana.[7]

Dalam pengadaan barang-barang publik seperti infrastruktur jalan tol, jaringan air minum,
listrik, pelabuhan, dan bandara, serta bangunan perkantoran untuk memfasilitas aktivitas
dan mobilitas ekonomi masyarakat juga mengalami persoalan, baik dalam hal sumber
daya maupun manajemen pengadaannya. Oleh karena itu menurut Utama (2010),
pemerintah seharusnya mengembangkan model kerjasama dengan pihak swasta
sebagaimana yang telah lama dilakukan oleh negara-negara Eropa dalam berbagai
bidang pembangunan.

Jika mengacu pada teori barangbarang publik (public goods theory), maka pada
dasarnya fungsi pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dalam
menyediakannya, sedangkan untuk barang privat (private atau economic goods), maka
Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

sektor swastalah yang menyediakan. Namun pada kenyataannya terdapat beberapa


barang campuran, yaitu barang semi publik (quasi public goods) dan semi privat (quasi
private goods). Pelayanan publik meliputi penyediaan barang publik murni, semi publik,
dan semi privat. Untuk kategori barang campuran ini, baik sektor publik maupun swasta
dapat sama-sama menyediakan. Oleh karena itulah kemudian untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, pemerintah daerah dapat melakukan program
kemitraan dengan sektor swasta (public private partnership) atau bisa juga bekerjasama
dengan sektor ketiga yaitu dengan organisasi nonprofit dan LSM (Mardiasmo, 2002).[8]

Membandingkan dengan negara-negara di Eropa saat ini, ternyata sekitar 60% KPS
disana masih dialokasikan untuk proyek jalan tol. Begitu juga di Indonesia sebagian
besar KPS adalah dalam bentuk pengusahaan jalan tol. Namun tentunya KPS ini tidak
hanya untuk melayani pembangunan jalan tol saja tapi perlu dikembangkan untuk
pelayanan publik lainnya di Indonesia seperti Jaringan Kereta Api, Pelayanan Angkutan
Umum, Rumah Sakit, Sekolah dan lainlain. Perlu kiranya diteliti lebih dalam lagi
aspekaspek apa yang membuat bisnis jalan tol lebih diminati, dan menerapkannya/
menurunkannya untuk pelayanan lain agar para penanam modal swasta dapat
membantu penyelenggaraan pelayanan di sektor lain.[5]

3. Transportasi

New Public Service yaitu pelayanan publik harus responsive terhadap berbagai
kepentingan dan nilainilai publik. Pembaharuan pelayanan dilakukan menanggapi
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan KA yang lebih baik seperti
terjaminnya keteraturan dan ketertiban, keamanan dan kenyamanan. Inovasi terbaru
yang dikeluarkan PT KAI adalah Boarding Pass System. Istilah boarding pass tidak asing
dalam transportasi udara. Dalam perkeretaapian boarding pass adalah sebuah inovasi
sistem ticketing dengan jargon “Satu Penumpang untuk Satu Tempat Duduk”, dimana
saat cek-in dilakukan validasi atau keabsahan tiket agar terjadi kesesuaian antara nama
penumpang yang tertera pada tiket dengan kartu identitas penumpang.. Sebagai sebuah
sistem, boarding pass tidak hanya dilakukan oleh satu peran, melainkan ada beberapa
peran yang saling berinteraksi dan terintegrasi agar tujuan boarding pass tercapai. Setiap
peran menjalankan fungsi masing-masing dan mempengaruhi proses secara
keseluruhan.[2]

Peran tersebut antara lain petugas boarding gate oleh security dan petugas dari kantor
Daop, peralatan boarding seperti barcode scanner dan komputer dengan aplikasi Rail
Ticket System (RTS), pengawas boarding oleh Kepala Stasiun dan Wakil Kepala Stasiun.
Dengan interaksi dan terintegrasinya masing-masing peran dalam boarding pass system
diharapkan kualitas pelayanan transportasi KA lebih baik melalui terwujudnya keteraturan
dan ketertiban, kenyamanan, dan keamanan pengguna.

4. Kesehatan

Aplikasi digital berbasis internet pada smartphone turut andil dalam mengembangkan
penggunaan media komunikasi yang semakin bervariasi, sebut saja munculnya berbagai
aplikasi media-media sosial. Paparan diatas telah menjadi permasalahan klasik di semua
bidang, tak terkecuali dalam dunia Kesehatan. System konvesional yang masih
mayoritas diterapkan oleh lembaga-lembaga penyelenggaraan pelayanan Kesehatan
khususnya pada Puskesmas, membuat terbatasnya akses informasi dan diragukannya
kualitas data yang ada. Hal ini dibuktikan dengan seringnya terdapat perbedaan antara
data antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas terkait. Sehingga dapat dengan mudah
Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

disimpulkan proses pengambilan keputuran dan lebijakan Kesehatan masyarakat oleh


Dinas Kesehatan terkait menjadi tidak efektif karena lambatnya informasi yang diterima
dan ditambah dengan permasalahan kualitas data.

BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial yang juga sebagai upaya kendali mutu dan biaya terhadap pelayanan
Kesehatan di Indonesia. Dalam menjalankan program layanan Kesehatan, BPJS
Kesehatan bekerjasama dengan berbagai fasilitas Kesehatan seperti puskesmas,
posyandu dan rumah sakit untuk membuka pintu pelayanan Kesehatan masyarakat.
BPJS Kesehatan memberikan inovasi pengembangan aplikasi mobile JKN yang berguna
untuk mempermudah pelyanan JKN-KIS. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi informasi
yang dapat diunduh melalui aplikasi Mobile JKN di Google Playstore. Tujuan adanya
Mobile JKN yaitu masyarakat dapat menikmati layanan dengan cepat. Aplikasi ini dapat
digunakan dimana saja kapanpun tanpa Batasan waktu (self service).[9]

KESIMPULAN
Dari artikel yang dibahas, dapat disimpulkan bahwa Kemitraan antara pemerintah dan
swasta dalam pelayanan publik harus dilaksanakan secara proporsional, masing-masing
aktor yang terlibat perlu menyatukan kekuatan untuk mencapai tujuan yang dimitrakan,
yaitu berupa pelayanan publik yang berkualitas.[10] Public Private Partnership (PPP)
diartikan sebagai perjanjian kontrak antara sebuah badan politik dan sebuah entitas
swasta, yang mana akan dibagi asset dan kemampuan dari tiap pihak dalam
mengoperasikan sebuah fasilitas atau jasa, dalam periode waktu yang cukup panjang,
yaitu 20-30 tahun atau lebih.[11]

Desain Publik Private Partnership (PPP) memiliki pengaruh positif dalam membantu
sektor publik melakukan inovasi pelayanan publik berbasis digital. Melalui kemitraan
antara sektor publik dan swasta, tercipta sinergi dan kolaborasi yang memungkinkan
pengembangan teknologi dan inovasi yang lebih cepat dan efisien. Selain itu, PPP juga
dapat membantu meningkatkan kualitas layanan publik dan memberikan solusi yang
lebih tepat dan terjangkau bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari
pemerintah dan swasta dalam melakukan kerjasama PPP dalam meningkatkan kualitas
layanan publik berbasis digital di masa depan.
Inovasi Pelayanan Publik, Bella Nofita, 22040674111

DAFTAR PUSTAKA
[1] Z. A. Haqie, P. Studi, I. Pemerintahan, and O. P. Ariyani, “INOVASI PELAYANAN
PUBLIK SUROBOYO BIS DI KOTA SURABAYA Rifda Eka Nadiah.”
[2] D. Nur Fitriana, “Kebijakan dan Manajemen Publik Inovasi Pelayanan Publik BUMN
(Studi Deskriptif tentang Inovasi Boarding Pass System dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Kereta Api PT KAI di Stasiun Gubeng Surabaya).”
[3] B. Sebagai, L. Kesehatan, D. Kegawatdaruratan, and R. Mochammad Yanuar,
“Kemudi: Jurnal Ilmu Pemerintahan | 1”, doi: 10.31629/kemudi.v4i1.1335.
[4] P. A. Lestari et al., “Digital-Based Public Service Innovation (E-Government) in the
Covid-19 Pandemic Era,” 2021.
[5] D. Utama, K. Bidang, K. Infrastruktur, P. Wilayah, K. Koordinator, and B.
Perekonomian, “�377.”
[6] A. Gaffar, “378025-optimalisasi-penggunaan-google-classroom-424cde84,” J. Bio
Educ., vol. 5, p. 35, 2020.
[7] R. Yuliardi et al., “Pembangunan Kereta Api Shortcut Padang Solok,” vol. XII, 2015.
[8] M. T. Abdullah, “Model Public Private Partnership Penyediaan Infrastruktur Pelayanan
Publik: Pengalaman Indonesia dan India,” Publik (Jurnal Ilmu Adm., vol. 9, no. 2, p.
102, Dec. 2020, doi: 10.31314/pjia.9.2.102-114.2020.
[9] I. Darmawangsa and I. G. Sanica, “Penggunaan Digitalisasi Program Bpjs Untuk
Meningkatkan Mutu Pelayanan Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0,” J. Bali
Heal. J., vol. 5, no. 2, p. 95, 2021, [Online]. Available:
http://ejournal.unbi.ac.id/index.php/BHJ/article/view/189
[10] I. Hardjanto, “75210-ID-kemitraan-antara-pemerintah-dan-swasta-d,” J. Adm. Publik,
vol. 1, p. 10.
[11] M. Djabbari, “LEMBAR PENGESAHAN TESIS,” 2021.

You might also like