You are on page 1of 4

NUR SAFIRA DYAH .

P
NIM. 2005230025

KESIMPULAN DAN REFLEKSI


PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), pengajaran (onderwijs) adalah
bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan
dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak
secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia
yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya.

“Menuntun” Menurut KI Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantara memberikan pemikirannya tentang
Dasar-dasar Pendidikan. Menurut KHD, Pendidikan
bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya
dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.

Peran Pendidik
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun
yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-
tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu
saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita
seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan
metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak)

Kodrat Alam dan Kodret Zaman


KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan
isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau
karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat
dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka
agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat
jeleknya. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus
membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa
hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang,
ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21.

Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru


adalah menghormati dan memperlakukan anak
dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani
mereka dengan setulus hati, memberikan teladan
(ing ngarso sung tulodho), membangun semangat
(ing madyo mangun karso) dan memberikan
dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh
kembangnya anak.
NUR SAFIRA DYAH .P
NIM. 2005230025

REFLEKSI
Sebelum mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya
percaya bahwa dengan tindakan-tindakan tegas dan menghukum
peserta didik bisa merubah perilakunya. Tapi perubahan yang terjadi
cuma didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas
kesadaran pribadinya. Saya belum sepenuhnya menyadari akan
keberadaan kodrat alam sang anak, sehingga sering marah-marah
ketika ada anak yang lamban dalam satu pelajaran. Belum banyak
memberikan model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara,
pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa saya harus
memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas,
karena mereka masing-masing unik dan berbeda

Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar


Dewantara adalah tidak memberikan hukuman-hukuman kepada
siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter
dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin
komunikasi dengan orang tuanya, hal ini bisa dilakukan dengan
kunjungan rumah atau home visit. Memberikan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media pembelajaran yang
bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau
pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning).
NUR SAFIRA DYAH .P
NIM. 2005230025

REFLEKSI
Ada 3 (tiga) pertanyaan pemantik dalam merefelksi diri saya dalam pendidikan Guru
Penggerak dalam modul 1.1 sebagai berikut:

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1?
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran
KHD?

1) Beberapa hal yang saya percaya tentang murid dan


pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1, saya
menganggap bahwa:
Ø murid merupakan objek dalam pembelajaran di kelas dimana mereka harus mengikuti
medengarkan penjelasan materi dari saya, melakukan apa yang diperintahkan dan harus
dalam kondisi tertib dan tenang.

Ø Saya sebagai guru hanya bertugas memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
sesuai kurikulum.

Ø Murid dituntut untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan sehingga membuat murid
merasa tertekan dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelasnya.

Ø Murid harus memahami semua materi yang diajarkan dan menacapai pada batas
KKM yang ditentukan sehingga target kurikulum dapat terpenuhi.

Ø Saya tidak begitu memperhatkan sikap, minat dan bakat yang dimiliki murid, saya
menganggap semua memiliki kesamaan karena terfokus pada materi dan tugas yang
diberikan serta harus diselesaikan.

2) Setelah saya mempelajari materi pada modul 1.1, banyak


sekali hal-hal baru yang merubah pemikiran saya,
diantaranya adalah

Saya memahami pemikiran pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dimana


Pendidikan itu harus berpihak pada anak dan Pendidikan itu bertujuan
menuntun segala kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi tingginya sebagai manusia dan atau sebagai anggota masyarakat.
Saya harus membenahi diri mulai dari diri saya bahwa seorang pendidik
bertugas hanya menuntun dalam proses tumbuhnya anak. Menuntun saya
artikan memberikan teladan, bimbingan arahan dan dorongan pada anak
agar mampu mengembangkan fitrah yang dibawanya (potensi/minat/bakat).
Pendidik adalah "pamong" yang bertugas untuk "momong" anak agar menjadi
manusia merdeka secara lahir batin.
Saya semakin memahami bahwa dalam pendidikan harus memperhatikan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam perlu diperhatikan agar
pendidik mampu mengidentifikasi karakter siswa, potensi, social budaya yang
sudah dibawa oleh anak. Kita pendidik hanya menuntun agar menuju ke
jalurnya sesuai dengan nilai-nilai kemanusian. Kodrat zaman juga menjadi
dasar untuk mengidetifikasi cara menuntun anak dengan menyesuaikan
perkembangan peradaban saat ini. Kita tidak boleh menyamakan ketika kita
masih belajar yang sudah sangat berbeda dengan saat ini.
Saya memahami makna dari semboyan pendidikan Ing ngarso sung tulodo, Ing
madyo mangun karso, Tut wuri handayani" sehingga mampu merubahan
pemikiran tentang pendidikan yang awalnya hanya sekedar mentransfer
pengetahuan kepada anak berubah menjadi proses menuntun anak pada
keselamatan dan kebahagian baik secara lahir batin yang berarti menjadi
manusia merdeka.
NUR SAFIRA DYAH .P
NIM. 2005230025

Ada 3 (tiga) pertanyaan pemantik dalam merefelksi diri saya dalam pendidikan Guru
Penggerak dalam modul 1.1 sebagai berikut:

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1?
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran
KHD?

3) Beberapa hal yang segera akan diterapkan agar


pembelajaran di kelas mencerminkan pemikiran
Ki Hajar Dewantara adalah

v Merencanakan pembelajaran yang berpihak pada


peserta didik dengan pembelajaran yang menyenangkan.

v Membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik


mampu menumbuhkan kesadaran belajar bersama.

v Memberikan teladan kepada peserta didik dengan


melaksanakan pembiasaan untuk menumbuhkan budi
pekerti.

v Mengidentifikasi cara belajar peserta didik, kemampuan


menyerap materi, potensi yang dimiliki peserta didik.

You might also like