Professional Documents
Culture Documents
LP Imbalance Elektrolit
LP Imbalance Elektrolit
“IMBALANCE ELEKTROLIT”
DOSEN PEMBIMBING
Nadia Alfira,S.Kep,NS,M.Kep
Disusun
Oleh
Irmayanti
A.19.11.017
CI LAHAN CI
INSTITUSI
DOSEN PEMBIMBING
Nadia Alfira,S.Kep,NS,M.Kep
Disusun
Oleh
Irmayanti
A.19.11.017
CI LAHAN CI
INSTITUSI
A. Definisi
Cairan dan elektrolit merupakan komponen yang sangat berpengaruh bagi
tubuh. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh sistem
atau organ di dalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru-paru, dan gas rointestinal ndid
sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh mekanisme rasa
haus, sistem hormonal yaitu ADH dan aldosteron (Blogperawat, 2020).
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan
diluar sel tubuh (Isha Shrimanker dan Sandeep Bhattarai, 2023). Mineral tersebut
dimasukkan dalam cairan dan makanan dan dikeluarkan utamanya melalui ginjal.
Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati, kulit, dan paru-paru dalam jumlah lebih
sedikit.
Elektrolit merupakan bahan kimia yang terbentuk secara alami dalam
cairan tubuh melalui gabungan beberapa zat. Mulai dari klorida, fosfat, kalium,
natrium, hingga kalsium (Kimberly Holland, 2022). Elektrolit sangatlah penting
untuk fungsi tubuh normal dan harus ada dalam konsentrasi tertentu.
Ketika tingkat elektrolit dalam tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi,
kondisi tersebut dianggap sebagai ketidakseimbangan elektrolit (Cleveland Clinic,
2022). Kondisi kadar elektrolit yang tidak seimbang ini dapat menimbulkan
berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit adalah kondisi ketika seseorang memiliki
terlalu sedikit atau terlalu banyak mineral tertentu (seperti potassium, kalsium,
magnesium, dan sodium) di dalam tubuhnya
Ada beberapa jenis elektrolit yang terdapat dalam tubuh kita yaitu Natrium
(Sodium), Kalium (Potasium), Klorida, Kalsium, Magnesium, Fosfat, dan
Bikarbonat (Cleveland Clinic, 2022). Elektrolit mempunyai berbagai fungsi dalam
kerja sel dan organ dalam tubuh kita, antara lain:
1) Mengatur kinerja saraf
2) Membantu kontraksi otot
3) Mengatur tekanan darah dan detak jantung.
4) Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh
5) Menjaga kesehatan tulang dan gigi
6) Menjaga tingkat asam dan basa (pH) tubuh. tetap baik
Ketidakseimbangan
elektrolit
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan
elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau
hipoaktif, anoreksia, borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal
penuh, feses keras dan berbentuk, kaletihan umum, sakit kepala, tidak
dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah, konstipasi,
inkontenensia defekasi, diare.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan/menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien
3) Riwayat kesehatan terdahulu
4) Riwayat Kesehatan keluarga
c. Pengkajian primer
1) Airway
Kaji : bersihan jalan napas, ada/tidaknya sumbatan pada jalan napas,
distress pernafasan, tanda-tanda perdarahan dijalan napas, muntahan,
edema laring
2) Breathing
Kaji : frekuensi napas, usaha, dan pergerakan dinding dada, suara
pernapasan melalui hidung dan mulut, udara yang dikeluarkan dari jalan
napas
3) Circulation
Kaji : denyut nadi karotis, tekanan darah, warna dan kelembaban kulit,
tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
4) Disability
Kaji : tingkat kesadaran, Gerakan ekstremitas, GCS, ukuran pupil dan
responnya terhadap cahaya
5) Exposure
Kaji : tanda-tanda trauma yang ada
d. Fungsi Kesehatan (Gordon)
1) Persepsi terhadap kesehatan-manajemen Kesehatan
2) Pola aktivitas dan Latihan
3) Pola istirahat tidur
4) Pola nutrisi-metabolic
5) Pola eliminasi
6) Pola kognitif perceptual
7) Pola konsep diri
8) Pola koping
9) Pola seksual-reproduksi
10) Pola peran hubungan
11) Pola nilai dan kepercayaan
e. Pemeriksaan Fisik
1) Data klinik, meliputi:
Pengukuran Klinik
a) Berat Badan
Kehilangan/bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan asam basa cairan:
+2%: ringan
+5%:sedang
+10%: berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu
yang sama
b) Keadaan Umum
Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan
pernafasan
Tingkat kesadaran
c) Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral; NGT dan oral
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
Makanan yang cenderung mengandung air
irigasi kateter atau NGT
d) Pengukuran pengeluaran cairan
Urine :volume, kelernihan/kepekatan
Feses: jumlah dan konsisten
Muntah
Tube drainase
(IWL) Insensible water loss atau cairan yang menguap
melalui paru dan kulit.
Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya
+ 200 cc
Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
a) Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b) Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah,
Hemoglobin dan bunyi jantung.
c) Mata: cekung, air mata kering.
d) Neurologi: reflex, gangguan motorik dan sensonk, tingkat
kesadaran
e) Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
munta untah dan bising usus.
2) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental)
3) Tanda umum masalah elektrolit
4) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
5) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
6) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan
7) Status perkembangan seperti usia atau situasi social
8) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
2. Diagnosis keperawatan
a) Hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium
b) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
c) Ketidakseimbangan elekterolit b.d ketidakseimbangan cairan
3. Intervensi
a) Hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium
Manajemen hipervolemia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler
dan ekstraseluler serta mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea,
edema, JVP/CVP meningkat, refieks hepatojugular positif, suara
napas tambahan)
- Identifikasi penyebab hypervolemia
- Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP, PCWP. CO, CI), jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar
protein dan albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortortostatik,
hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Pemantauan elektrolit
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
b) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
Manajemen hipovolemia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan
intravaskuler.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Kolaborasi
Pemantauan cairan
Definisi
Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, BUN)
- Monitor intake dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis. dispnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis. prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap Ketika perawat mengplikasikan rencana asuhan
keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (asmadi 2008)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA