You are on page 1of 26

LAPORAN PENDAHULUAN

“IMBALANCE ELEKTROLIT”

DOSEN PEMBIMBING
Nadia Alfira,S.Kep,NS,M.Kep

Disusun
Oleh

Irmayanti
A.19.11.017

TELAH DIKONSULTASIKAN DAN DI ACC

CI LAHAN CI
INSTITUSI

PROGRAM STUDI S1.KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2024


ASUHAN KEPERAWATAN
“IMBALANCE ELEKTROLIT”

DOSEN PEMBIMBING
Nadia Alfira,S.Kep,NS,M.Kep

Disusun
Oleh

Irmayanti
A.19.11.017

TELAH DIKONSULTASIKAN DAN DI ACC

CI LAHAN CI
INSTITUSI

PROGRAM STUDI S1.KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2024


LAPORAN PENDAHULUAN
IMBALANCE CAIRAN
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Cairan dan elektrolit merupakan komponen yang sangat berpengaruh bagi
tubuh. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh sistem
atau organ di dalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru-paru, dan gas rointestinal ndid
sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh mekanisme rasa
haus, sistem hormonal yaitu ADH dan aldosteron (Blogperawat, 2020).
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan
diluar sel tubuh (Isha Shrimanker dan Sandeep Bhattarai, 2023). Mineral tersebut
dimasukkan dalam cairan dan makanan dan dikeluarkan utamanya melalui ginjal.
Elektrolit juga dikeluarkan melalui hati, kulit, dan paru-paru dalam jumlah lebih
sedikit.
Elektrolit merupakan bahan kimia yang terbentuk secara alami dalam
cairan tubuh melalui gabungan beberapa zat. Mulai dari klorida, fosfat, kalium,
natrium, hingga kalsium (Kimberly Holland, 2022). Elektrolit sangatlah penting
untuk fungsi tubuh normal dan harus ada dalam konsentrasi tertentu.
Ketika tingkat elektrolit dalam tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi,
kondisi tersebut dianggap sebagai ketidakseimbangan elektrolit (Cleveland Clinic,
2022). Kondisi kadar elektrolit yang tidak seimbang ini dapat menimbulkan
berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit adalah kondisi ketika seseorang memiliki
terlalu sedikit atau terlalu banyak mineral tertentu (seperti potassium, kalsium,
magnesium, dan sodium) di dalam tubuhnya
Ada beberapa jenis elektrolit yang terdapat dalam tubuh kita yaitu Natrium
(Sodium), Kalium (Potasium), Klorida, Kalsium, Magnesium, Fosfat, dan
Bikarbonat (Cleveland Clinic, 2022). Elektrolit mempunyai berbagai fungsi dalam
kerja sel dan organ dalam tubuh kita, antara lain:
1) Mengatur kinerja saraf
2) Membantu kontraksi otot
3) Mengatur tekanan darah dan detak jantung.
4) Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh
5) Menjaga kesehatan tulang dan gigi
6) Menjaga tingkat asam dan basa (pH) tubuh. tetap baik

Kadar normal elektrolit dalam darah:

 Natrium : 136-145 mEq/L


 Kalium : 3.5-5.3 mEq/L
 Klorida : 97-107 mEq/L
 Kalsium : 4.5-5.5 mEq/L
 Magnesium : 1.5-2.5 mEq/L
B. Etiologi
Penyebab gangguan elektrolit berbeda-beda, tergantung dari jenis
elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan. Dilansir pada
halaman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan berikut ini adalah berbagai
jenis elektrolit serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kadarnya di dalam
tubuh terganggu:
1. Fosfat
Fosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi,
serta membentuk lapisan sel. Jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan
(hiperfosfatemia), maka bisa menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta
meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Hiperfosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
a) Mengonsumsi obat pencahar (laksatif) yang mengandung fosfat secara
berlebihan
b) Mengalami komplikasi akibat pengobatan kanker (sindrom tumor lisis)
c) Memiliki kelenjar paratiroid yang kurang aktif
d) Memiliki kadar kalsium yang rendah
e) Menderita gagal ginjal kronis
f) Mengalami sesak napas
g) Mengalami cedera otot
Sedangkan, kekurangan fosfat atau hipofosfatemia dapat terjadi karena
beberapa faktor berikut ini:
a) Menderita malnutrisi berat akibat anoreksia atau kelaparan
b) Mengonsumsi alkohol berlebihan
c) Mengalami luka bakar yang parah
d) Mengalami komplikasi diabetes (ketoasidosis diabetik)
e) Menderita sindrom Fanconi, yaitu gangguan pada ginjal yang
menyebabkan penyerapan dan pelepasan zat-zat tertentu di dalam tubuh
menjadi tidak normal
f) Menderita kekurangan vitamin D
g) Memiliki kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
h) Menderita diare kronis
i) Hipofosfatemia juga dapat terjadi karena konsumsi obat tertentu, seperti
zat besi, niacin (vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik,
kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, atau obat asma.
2. Klorida
Klorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan pH dalam darah dan meneruskan impuls saraf. Kadar klorida diatur
oleh ginjal, sehingga jika terdapat ketidakseimbangan klorida, hal tersebut
mungkin terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelebihan
klorida (hiperkloremia) di dalam tubuh:
a) Mengalami gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis
respiratorik)
b) Mengonsumsi acetazolamide dalam jangka Panjang
Sedangkan, kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena
beberapa faktor, seperti:
a) Menderita diare atau muntah berkepanjangan
b) Menderita penyakit paru-paru kronis, seperti emfisema
c) gagal jantung
d) Mengalami gangguan pH darah (alkalosis metabolik)
e) Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau kortikosteroid
3. Sodium/Natrium
Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta
mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami kelebihan natrium (hipernatremia):
a) Menderita dehidrasi berat
b) Mengalami hilangnya cairan tubuh karena demam
c) Menderita diare
d) Mengalami muntah-muntah
e) Menderita penyakit pernapasan kronis, seperti bronchitis
f) Mengonsumsi obat kortikosteroidTerlalu banyak berkeringat karena
olahraga berlebih
Sementara itu, seseorang dapat mengalami kekurangan sodium/natrium
(hiponatremia) akibat beberapa faktor berikut ini:
a) Menderita malnutrisi
b) Mengalami gangguan kelenjar tiroid, adrenal, atau hipotalamus
c) Menderita gagal ginjal
d) Menderita gagal jantung
e) Mengalami kecanduan alcohol
f) Mengonsumsi obat diuretik atau antikonvulsan
4. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan
sel tubuh. Kalsium juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Namun demikian, kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa
menimbulkan berbagai gejala, di antaranya sakit kepala, tubuh lemas, mual,
muntah, dan nyeri tulang.
Seseorang berisiko mengalami hiperkalsemia jika memiliki kondisi di
bawah ini:
a) Menderita penyakit ginjal
b) Menderita gangguan tiroid, misalnya hiperparatiroidisme
c) Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti lithium, teofilin, atau diuretic
d) Menderita penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarcoidosis
e) Menderita jenis kanker tertentu, seperti kanker paru-paru dan kanker
payudara
f) Mengonsumsi antasida atau suplemen vitamin D secara berlebihan
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik
bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Kondisi
ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
a) Menderita pankreatitis
b) Menderita gagal ginjal
c) Menderita kanker prostat
d) Mangalami kekurangan vitamin D
e) Mengonsumsi obat heparin atau antikonvulsan
5. Kalium/Potasium
Kalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga
fungsi saraf dan otot. Kadar kalium di dalam tubuh dapat melebihi normalnya
(hiperkalemia) jika seseorang memiliki faktor seperti di bawah ini:
a) Menderita gagal ginjal
b) Menderita dehidrasi berat
c) Mengonsumsi obat diuretik atau obat penurun tekanan darah
d) Menderita komplikasi diabetes, seperti ketoasidosis diabetic
Sedangkan, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami kekurangan kadar kalium (hipokalemia) adalah:
a) Menderita gangguan makan
b) Mengalami dehidrasi
c) Menderita muntah dan diare
d) Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau insulin
6. Magnesium
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur
fungsi saraf, tekanan darah, dan kadar gula darah. Magnesium juga berperan
dalam menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, serta menjaga
kesehatan tulang.
Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot
menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual,
muntah, denyut jantung lambat atau tidak teratur, napas lebih lambat dari
biasanya, bahkan pingsan.
Seseorang berisiko mengalami hipermagnesemia jika memiliki faktor
seperti berikut:
a) Mengalami overdosis suplemen magnesium
b) Menderita gagal ginjal
c) Menderita penyakit tertentu, misal Hipotiroidisme dan Penyakit Addison
d) Mengalami luka bakar luas
e) Mengonsumsi obatan-obatan tertentu, seperti lithium, antasida, atau obat
pencahar (laksatif)
Tak hanya kelebihan, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) juga
dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan, di antaranya tremor, kedutan
otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, jantung berdebar (takikardia), bingung, dan
kejang.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami hipomagnesemia:
a) Menderita gagal jantung
b) Menderita malnutrisi
c) Mengonsumsi diuretik, insulin, atau obat kemoterapi
d) Diare kronis
e) Mengalami kecanduan alcohol
f) Terlalu banyak berkeringat, misalnya akibat berolahraga secara berlebihan
Adapun Faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan elektrolit yaitu
(Kemkes, 2022):
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembabanudaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan
yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika
intakenutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi
air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya:
a) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL
b) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran
c) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
C. Patofisiologi
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan
dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
a) Difusi Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membran sel.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan
temperature.
b) Osmosis Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui
membrane semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke
kosentrsi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c) Transport aktif Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
D. Manifestasi Klinis
Jika elektrolit dalam tubuhmu mengalami ketidakseimbangan, di lansir
pada halaman Alodokter berikut gejala-gejala gangguan elektrolit antara lain:
1. Sakit kepala
2. Lemas
3. Mual
4. Muntah
5. Diare
6. Sembelit
7. Detak jantung cepat
8. Kram otot
9. Sering buang air kecil
10. Kejang
11. Kesemutan
12. Mati rasa
13. Kram perut
14. Kebingungan
15. Mudah marah
Tidak semua jenis gangguan elektrolit menimbulkan gejala yang sama,
tetapi umumnya banyak gejala serupa yang terjadi, seperti:
 Gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu lambat
(bradikardia), denyut jantung terlalu cepat (takikardia), ataupun denyut
jantung tidak teratur.
 Lemas dan mudah lelah.
 Mual dan muntah.
 Kejang.
 Diare.
 Sembelit.
 Kram perut.
 Kelemahan otot hingga tangan dan kaki jadi sulit digerakkan.
 Sakit kepala.
 Penurunan kesadaran, bahkan hingga tingkat koma.
 Sensasi baal atau kesemutan.
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan elektrolit,
2) Darah lengkap,
3) PH
4) Berat jenis urin,
5) AGD (Analisa Gas darah)
F. Penatalaksanaan
Pengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis
elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan dan penyebab yang
mendasarinya. Namun, pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk
mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh.
Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh adalah (Alodokter, 2021):
1) Pemberian cairan infus yang mengandung natrium klorida, untuk
mengembalikan cairan tubuh dan kadar elektrolit yang menurun akibat diare
atau muntah
2) Pemberian obat-obatan melalui pembuluh darah vena (suntik), untuk
meningkatkan kadar elektrolit dalam darah, seperti kalsium atau kalium
3) Pemberian obat-obatan atau suplemen (obat minum), untuk mengatasi
gangguan elektrolit yang bersifat kronis
Jika kondisi pasien tidak juga membaik dengan penanganan di atas,
beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan khusus, seperti
hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah.
G. Komplikasi
Komplikasi gangguan elektrolit yang dapat terjadi, antara lain (Rizal Fadli,
2024):
1) Tubuh yang mengalami kekurangan natrium, klorida, dan magnesium akan
mengalami gangguan fungsi pada jantung dan paru-paru.
2) Ketidakseimbangan elektrolit juga akan memengaruhi metabolisme dan
kebugaran tubuh seseorang. Lebih parahnya lagi, kadar magnesium yang
rendah dapat mengancam keselamatan jiwa.
Gangguan elektrolit dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang serius
jika tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi tersebut adalah (Alodokter,
2021):
 Demam tinggi
 Pembengkakan otak atau edema serebri
 Kejang
 Koma
H. Pathway

Cairan dan Elektrolit

Usia Iklim Diet Stress Kondisi sakit

Difusi, filtrasi, transport aktif

Kekurangan Kelebihan Gangguan keseimbangan elekrolit :


volume cairan volume cairan
- Hyponatremia & hypernatremia
- Hipokalemia & hiperkalemia
Hipovolemia Hipervolemia - Hipokalsemia & hiperkalsemia

Ketidakseimbangan
elektrolit
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan
elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau
hipoaktif, anoreksia, borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal
penuh, feses keras dan berbentuk, kaletihan umum, sakit kepala, tidak
dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah, konstipasi,
inkontenensia defekasi, diare.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan/menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien
3) Riwayat kesehatan terdahulu
4) Riwayat Kesehatan keluarga
c. Pengkajian primer
1) Airway
Kaji : bersihan jalan napas, ada/tidaknya sumbatan pada jalan napas,
distress pernafasan, tanda-tanda perdarahan dijalan napas, muntahan,
edema laring
2) Breathing
Kaji : frekuensi napas, usaha, dan pergerakan dinding dada, suara
pernapasan melalui hidung dan mulut, udara yang dikeluarkan dari jalan
napas
3) Circulation
Kaji : denyut nadi karotis, tekanan darah, warna dan kelembaban kulit,
tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
4) Disability
Kaji : tingkat kesadaran, Gerakan ekstremitas, GCS, ukuran pupil dan
responnya terhadap cahaya
5) Exposure
Kaji : tanda-tanda trauma yang ada
d. Fungsi Kesehatan (Gordon)
1) Persepsi terhadap kesehatan-manajemen Kesehatan
2) Pola aktivitas dan Latihan
3) Pola istirahat tidur
4) Pola nutrisi-metabolic
5) Pola eliminasi
6) Pola kognitif perceptual
7) Pola konsep diri
8) Pola koping
9) Pola seksual-reproduksi
10) Pola peran hubungan
11) Pola nilai dan kepercayaan
e. Pemeriksaan Fisik
1) Data klinik, meliputi:
 Pengukuran Klinik
a) Berat Badan
Kehilangan/bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan asam basa cairan:
+2%: ringan
+5%:sedang
+10%: berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu
yang sama
b) Keadaan Umum
 Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan
pernafasan
 Tingkat kesadaran
c) Pengukuran pemasukan cairan
 Cairan oral; NGT dan oral
 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
 Makanan yang cenderung mengandung air
 irigasi kateter atau NGT
d) Pengukuran pengeluaran cairan
 Urine :volume, kelernihan/kepekatan
 Feses: jumlah dan konsisten
 Muntah
 Tube drainase
 (IWL) Insensible water loss atau cairan yang menguap
melalui paru dan kulit.
 Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya
+ 200 cc
 Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
a) Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b) Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah,
Hemoglobin dan bunyi jantung.
c) Mata: cekung, air mata kering.
d) Neurologi: reflex, gangguan motorik dan sensonk, tingkat
kesadaran
e) Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
munta untah dan bising usus.
2) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental)
3) Tanda umum masalah elektrolit
4) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
5) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
6) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan
7) Status perkembangan seperti usia atau situasi social
8) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
2. Diagnosis keperawatan
a) Hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium
b) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
c) Ketidakseimbangan elekterolit b.d ketidakseimbangan cairan
3. Intervensi
a) Hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium
Manajemen hipervolemia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kelebihan volume cairan intravaskuler
dan ekstraseluler serta mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea,
edema, JVP/CVP meningkat, refieks hepatojugular positif, suara
napas tambahan)
- Identifikasi penyebab hypervolemia
- Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP, PCWP. CO, CI), jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. kadar
protein dan albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortortostatik,
hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia)
Terapeutik

- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama


- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°

Edukasi

- Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam


- Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian diuretic


- Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
(CRRT), jika perlu.

Pemantauan elektrolit

Defenisi

Mengumpulkan dan menganalisis data terkait regulasi kesembangan


cairan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit


- Monitor kadar elektrolit serum
- Monitor mual muntah dan diare
- Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis. Kelemahan
otot,interval QT memanjang, gelobang T datar atau terbalik,
depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan, parestesia, penurunan
reflex, anoreksia, konstipasi, mobilits usus menurun, pusing,
depresi pernapasan)
- Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis. Peka rangsang,
gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah ke bradikrdia,
fibrilasi/takikardia ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P
datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah asistol)
- Monitor tanda dan gejala hipontremia (mis.disoreantasi, otot
berkedut, sakit kepala, membrane mukosa kering, hipoensi
postural,kejang,letargi, penurunan kesdaran)
- Monitor tanda dn gejala hypernatremia (mis.haus, demam, mual,
muntah, gelisah, peka rangsang, membrane mukosa kering,
takikardia,hipotensi,letargi,konfusi, kejang)
- Monitor tanda dan gejala hipoklasemia (mis. Peka rangsang, tanda
Chvostek(spasme otot wajah) tanda trousseau (spasme krpal) kram
otot, interval QT memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hiperklasemia (mis. Nyeri tulang, haus,
anoreksia, letargi, kelelahan otot, segmen QT memendek,
gelombang T lebar, komplek QRS lebar, interval PR memanjang)
- Monitor tanda dan gejala hipomgnesemia (mis.depresi pernapasan,
apatis, tanda Chvostek, tanda trousseau, kongfusi, distritmia)
- Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia (mis.kelemahan otot,
hiporefleks, bradikardia, depresi SSP, latergi, koma, depresi)

Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


- Dokumentasikan hasil pemantuan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
b) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
Manajemen hipovolemia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan
intravaskuler.
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan

Terapeutik

- Hitung kebutuhan cairan


- Berikan posisi modified Trendelenburg
- Berikan asupan cairan oralz

Edukasi

- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)


- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen elektrolit

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola ketidakseimbangan kadar elektrolit


serum.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit


- identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
- Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan (mis. diare,
drainase ilecstomi, drainase luka, diaforesis)
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit

Terapeutik

- Berikan cairan, jika perlu


- Berikan diet yang tepat (mis. tinggi kalium, rendah natrium) diet,
jika perlu
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi - Pasang akses
intravena, jika perlu

Edukasi

- Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan ketidakseimbangan


elektrolit

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit (mis. oral, NGT, IV),


sesuai indikasi
c) Ketidakseimbangan elekrolit b.d ketidakseimbangan cairan
Manajemen cairan
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan.
Tindakan
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral,
pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K,
CI, berat jenis urine, BUN)
- Monitor status hemodinamik (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP jika
tersedia)

Terapeutik

- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam


- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

Pemantauan cairan

Definisi

Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan


kesembangan cairan.

Tindakan

Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, BUN)
- Monitor intake dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis. dispnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis. prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi intestinal)

Terapeutik

- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien


- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

4. Implementasi
Implementasi adalah tahap Ketika perawat mengplikasikan rencana asuhan
keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (asmadi 2008)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin,sienny. 2021. gangguan elektrolit. https://www.alodokter.com/gangguan-


elektrolit . di akses pada 15 Maret 2024
Alodokter, 2021, Gangguan Elektrolit, Alodokter, di akses di
https://www.alodokter.com/gangguan-elektrolit, di akses pada 15 Maret
2024
Blogperawat, 2020, “Anatomi fisiologi (Anfis) Keseimbangan Cairan dan
elektrolit Tubuh Manusia”, di akses di
https://www.blogperawat.net/2020/06/anatomi-fisiologi-anfis-
keseimbangan-cairan.html, di akses pada 15 Maret 2024.
Clevelandclinic, 2022, Electrolyte Imbalance, Cleveland Clinic, di akses di
https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/24019-electrolyte-
imbalance, di akses pada 15 Maret 2024
Fadli Rizal, 2024, Gangguan Elektrolit, Halodoc, di akses di
https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-elektrolit, di akses pada 15
Maret 2024
Guesehat.2022.jangan remehkan gangguan elektroit.
https://www.guesehat.com/jangan-remehkan-gejala-gangguan-elektrolit . di
akses pada 15 Maret 2024
Holland Kimberly, 2022, “All About Electrolyte Imbalance”, Healthline, di
akases di https://www.healthline.com/health/electrolyte-disorders, di akses
pada 15 Maret 2022.
Kemkes, 2022, Penyebab Gangguan Elektrolit, Dikrektorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan, di akses di
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/558/penyebab-gangguan-
elektrolit, di akses pada 15 Maret 2024
Makarim,fadhli risal.2021.gangguan elektrolit.
https://www.halodoc.com/Kesehatan/gangguan-elektrolit. di akses pada 15
Maret 2024
Masantian.2021.lp kebutuhan cairan dan elektrolit.
https://www.slideshare.net/masantian/2-lp-kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.
di akses pada 15 Maret 2024
Shrimanker Isha and Bhattarai Sandee, 2023, Electrolytes, Nation Library of
Medicine, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541123/, di akses pada
15 Maret 2024
Utami, Nurfriyatna. 2017. Asuhan keperawatan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:MK_svIZBcOUJ:pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/
NURFRIYATNA_UTAMI_143110180_3A
%25281%2529.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=ms-android-
oppo-rvo2. di akses pada 15 Maret 2024

You might also like