You are on page 1of 21

Ujian Akhir

Teknologi Pelaksanaan Konstruksi (MRK)

Oleh : Dimas Wakhyu Rahadiantoro


NIM : 20202300051

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2024
Andaikan anda sebagai pemilik proyek atau kepala proyek pada suatu lokasi
sesuai soal, buatlahpertimbangan- pertimbangan sebagai berikut :
1) Tipe pondasi yang akan anda pilih :
a. Pondasi Dangkal
b. Pondasi Dalam
Jawaban:
Tipe Kosnstuksi : A. Abutment Jembatan
Peta Geologi – Tangerang Jawa barat

Data Borelog Tanggerang

1
Berdasarkan data borelog didapatkan lapisan tanah clay silt (lempung lanau)
dimana dalam perancangan pondasi cukup sulit dilakukan karena jenis tanah
menyatu dengan air sehingga dengan mudah menjadi jenuh air. Selain itu kondisi
alam tanah jenis lanau ditemukan dalam kondisi longgar dan kurang padat.
Sehingga jika dijadikan tempat perletakan pondasi. Maka akan terjadi penurunan
yang besar. Pada tanah jenis ini saya memilih untuk menggunakan Pondasi Dalam
dan memperbaiki kondisi tanah, misalnya dengan memperbesar kekuatan tanah
dengan pemadatan.

2) Jika pondasi dalam apakah tipe pondasi dalam anda :


a. Friction Pile, jelaskan
b. End Bearing Pile, jelaskan
Jawaban:
Berdasarkan data peta lokasi dan data tanah (Borlog) maka tipe pondasi dalam yang
saya pilih adalah Friction Pile dimana tiang dipancang pada tanah non-kohesif dan
tidak mencapai tanah keras, maka kekuatan tiang ditentukan oleh gesekan antara
permukaan tiang dengan tanah. Kelompok tiang friction piles dalam tanah lempung
kemungkinan akan mengalami keruntuhan secara keseluruhan (termasuk tanah di
antara tiang-tiang). Keruntuhan ini harus ditinjau dalam memperhitungkan daya
dukung tiang.

2
3) Dengan pilihan anda diatas, persyaratan-persyaratan apa saja yang anda berikan
kepada perencana dalam mendesain pondasi bangunan anda tersebut. Mengingat
masa layan fungsional bangunan anda.
Jawaban :
Persyaratan-persyaratan yang diberikan kepada perencana dalam mendesain
pondasi bangunan Abutment Jembatan, mengingat masa layan fungsional
bangunan Abutment Jembatan sebagai berikut:
a) Keadaan tanah pondasi. Keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya
dengan pemilihan tipe pondasi. Hal ini dikarenakan setiap tipe pondasi
memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran beban yang berbeda
tergantung pada kondisi tanahnya. Faktor tanah yang diperhitungkan
antara lain jenis tanah, parameter tanah, daya dukung, kedalaman tanah
keras dan sebagainya.
b) Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi beban struktur atas dapat
meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban
vertikal maupun horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang
dimiliki oleh struktur tersebut.
c) Batasan keadaan lingkungan dari sekitar. Batasan lingkungan yang
dimaksud dalam poin ini ialah kondisi lingkungan sekitar proyek.
Mengingat dalam mengerjakan suatu pembangunan perlu memperhatikan
kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan
pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan
sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya.
d) Biaya dan waktu pekerjaan. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan
pekerjaan perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen
konstruksi sebuah bangunan dan sangat berhubungan dengan pencapaian
kondisi yang tepat dan ekonomis.

3
4) Mengingat lokasi proyek anda, metode konstruksi pondasi apa yang akan ada
pilih.
Jawaban:
a. Pada pekerjaan pemancangan tiang pancang beton precast yang berat ke
dalam lapisan tanah yang padat seperti stiff clay, maka akan sesuai bila
kita pilih alat pancang yang mempunyai :
 Berat penumbuk (hammer) yang besar
 Tinggi jatuh yang pendek
 Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang
pancang.
b. Penentuan Titik Pile Slab
 Tiang di angkat oleh crane pancang dan bersiap untuk memancang
 Team surveyor mempersiapkan alat total station dari arah depan dan
kiri crane pancang
 Pada total station diinputkan koordinat titik pile slab kemudian
surveyor yang lain bergerak di atas ponton menggunakan prisma
mencari titik yang sesuai koordinat sebagai target dari total station
 Setelah dapat posisi titik pile slab dari titik center di offset 30 cm untuk
mengkoreksi posisi tiang
c. Pemancangan Pile Slab
 Tiang bottom di tegakkan di titik yang telah di dapat dan di koreksi
oleh team surveyor posisinya baik itu miring ke depan, belakang, kiri,
dan kanan
 Setelah posisi sudah sesuai hammer memukul satu kali dan di koreksi
lagi posisinya oleh team surveyor hal ini di lakukan sampai posisi
kepala tiang bottom sampai di atas permukaan air 50-100 cm
 Crane melepas kepala tiang bottom dan mengambil tiang middle dan
di tegakkan di atas tiang bottom untuk di lakukan penyambungan
dengan cara pengelasan dengan kawat las 3.2 mm dan 4 mm

4
 Setelah penyambungan selesai di lanjutkan proses pemancangan
sampai kepala tiang middle di atas permukaan air 50-100 cm dan di
sambung lagi tiang upper
 Setelah tiang upper selesai di sambung hammer memukul tiang
sampai tiang tidak mengalami penurunan secara visual dan di pastikan
50+ pukulan tiang bahwa tiang tidak mengalami penurunan lagi
d. Calendering Pile Slab
 Setelah tiang tidak mengalami penurunan secara visual pekerja
mempersiapkan untuk mengambil calendering tiang tersebut dan
hammer tetap memukul tiang
 Pekerja menempelkan kertas milimeter blok di tiang pancang
 Pekerja mempersiapkan alas atau dudukan yang rata untuk
mempermudah pengambilan grafik calendaring
 Kemudian ujung spidol di tempelkan pada kertas milimeter blok untuk
membuat grafik calendering, banyaknya pukulan yg di ambil ± 20
pukulan.
 Hasil calendering di tanda tangani oleh kontraktor dan pengawas
e. PDA Test
 Pilih tiang yang ingin di PDA test
 Tiang dibor untuk pemasangan Transducer dan Accelerometer alat
analyzing driving pile
 Di lubang bor ditambahkan mur didalam lubang hasil bor dan
kemudian analyzing driving pile di pasang
 Setelah reseptor dipasang crane pancang akan bersiap memancang
 Crane pancang memancang tiang yang telah di pasang reseptor sampai
mendapat data yang diinginkan
 Data akan muncul di layar alat analyzing driving pile

5
5) Gambarkan dengan sketsa berskala, bangunan anda dan pondasinya.
Jawaban:

6
6) Gambarkan step by step metode konstruksi dan pengadaannya.
Jawaban:
a. Pembersihan lahan untuk pemancangan tiang pancang
Proses Pembersihan Lahan ini dilakukan agar pada saat pengerjaan
pemancangan tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitar titik pemancangan
tidak mengganggu proses pemancangan.
b. Penentuan Titik yang akan di pancang
Penentuan titik yang akan dipancang ini harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah di tentukan oleh perencana. Setelah ditetukan titik
untuk pemancangan kita memakai bouwplank untuk menjadi tanda bentuk
dan ukuran tiang yang akan dipancang.
c. Tiang Pancang
Jenis Pondasi : Pondasi tiang pancang
Jenis Pancang : Pancang Beton
Diamter tiang pancang : 30 cm
Panjang pancang : 8 m/tiang
Jarak antara titik pancang arah x : 2.10 cm
Jarak antara titik pancang arah y : 1.80 cm
Jarak tiang pancang ketepi luar : 70 cm
Jumlah titik pancang Abutment 1 : 18 titik
Jumlah titik pancang Abutment 2 : 27 titik
Alat pemancangan : Diesel Hummer K45
Berat Piston : 4.5 ton
d. Pekerjaan Lapis Pasir Dasar
Awal proses ini pertama diadakan agar pada saat proses pengerjaan lapisan
pasir dasar tersebut dapat memenuhi ukuran dan bentuk rencana setebal
10cm. Pasir akan di siram dengan air sampai kondisi pasir jenuh untuk
mendapatkan hasil yang baik , air yang meresap ke bawah tanah akan
membangkitkan daya hisap lapisan tanah.

7
e. Pekerjaan Lantai Kerja
Setelah pekerjaan lapisan pasir dasar maka di lanjutkan dengan pekerjaan
plat lantai atau lantai kerja. Lantai dasar ini di kerjakan sesuai dengan
perencanaan setebal 10 cm dan dengan kekuatan beton fc 10 MPa.
f. Pekerjaan Struktur Abutment
 Pemasangan bekisting pile cap
Pemasangan bekisting ini sebagai cetakan dalam pengecoran agar
membantu untuk mencetak beton dengan design yang baik dan tetap
pada ukurannya.
 Penulangan pile cap dan abutmen
Pile cap merupakan suatu metode konstruksi yang di guanakan untuk
mengikat pondasi, sebelum kolom didirikan di atasnya, Pile cap
tersusun dari beberapa tulangan, dengan ukuran diameter yang di
sesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan Tulangan Pilecap agar tiang
pancang dengan kolom saling terikat dan lebih kuat. Tulangan yang
digunakan adalah tulangan ulir.
Untuk penulangan Abutmen menggunakan perancah agar tulangan
yang akang di pasang bisa tertahan dan membetuk penulangan yang
di rencanakan.
 Pengecoran pile cap
Lebar pile cap : 4.80 m
Panjang pile cap : 18 m
Tinggi : 1.25 m
Tulangan isian tiang pancang : 1.5 m
Jenis tulangan : Ulir
Selimut beton : 10 cm
Mutu beton : K-350
Batching plant Ready mix yang di pakai dalam pengeceron
mneggunakan perusahaan konstruksi PT. Cipta Beton Sinar Perkasa
(CBSP). Pengecoran ini memakai talang yang telah di buat oleh

8
pekerja agar pengecoran yang dikeluarkan dari truk molen akan
merata kedalam tulangan pile cap lalu di padatkan dengan vibrator.
 Membuka bekisting
Setelah pengecoran, beton ditnggu 7 hari untuk pengersaan dan
setelah 7 hari, bekisting akan di buka atau di lepas dan beton akan
disiram dengan air agar untuk menjaga agar tidak terjadi penyusutan
berlebihan pada beton akibat hilangnya kelembaban didalam cor
beton. Sehingga, tercapai mutu beton yang diharapkan.
 Pemasangan bekisting badan abutment
Pemasangan bekisting ini sebagai cetakan dalam pengecoran agar
membantu untuk mencetak beton tetap pada ukurannya dan juga untuk
mempertahankan bentuk yang direcanakan.
 Pengecoran abutment
Mutu beton yang di pakai dalam pengecoran ini adalah beton K-350
dengan menggunakan beton ready mix, karena truck concrete pump
(CP) ada kendala, pengecoran ini memakai ekskavator Kobelco SK
200 dengan kapasitas buket 0.93 m³. Sementara pengecoran
berlangsung pekerja memadatkan menggunakan alat vibrator agar
pengecoran merata.
 Membuka bekisting abutmen
Setelah pengecoran bekisting akan di buka atau di lepas dan beton
akan disiram dengan air agar untuk menjaga agar tidak terjadi
penyusutan berlebihan pada beton akibat hilangnya kelembaban
didalam cor beton. Sehingga, tercapai mutu beton yang diharapkan.
Pada pengecoran ini backwall belum di cor, karena pengecoran
backwall dilakukan setelah balok girder jembatan terpasang, hal ini
untuk mempermudah pelaksanaan erection gelagar.

9
7) Buatlah analisa resiko bisnis apa saja yang dapat mengakibatkan kegagalan
proyek anda tersebut
Jawaban:
Pengertian resiko dalam konteks proyek dapat didefinisikan sebagai suatu
penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial
maupun fisik, sebagai hasil dari keputusan yang diambil atau akibat kondisi
lingkungan di lokasi suatu kegiatan.
Identifikasi Faktor-Faktor Resiko
a. Sumber daya manusia/tenaga kerja
 Pekerja yang tidak terlatih/ terampil
 Pemogokan dan perselisihan pekerja saat pelaksanaan pekerjaan
 Penggunaan tenaga kerja luar daerah saat pelaksanaan pekerjaan
 Keributan dan perkelahian saat pelaksanaan pekerjaan
 Judi di lapangan saat pelaksanaan pekerjaan
 Mangkir dari kerja saat pelaksanaan pekerjaan
 Mabuk saat pelaksanaan pekerjaan
 Tidak mengerti gambar / bestek saat pelaksanaan pekerjaan
 Masalah komunikasi saat pelaksanaan pekerjaan
 Kecelakaan saat pelaksanaan pekerjaan akibat kecerobohan tenaga
kerja
b. Peralatan
 Kekurangan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
 Kabel sling putus saat pelaksanaan pekerjaan
 Crane amblas saat pelaksanaan pekerjaan
 Diesel hammer terpental dari hammer saat pelaksanaan pekerjaan
 Kejatuhan benda dari atas saat pelaksanaan pekerjaan
 Menggunakan peralatan yang tidak sesuai spesifikasi
 Keterlambatan mobilisasi peralatan
 Kenaikan harga sewa peralatan

10
c. Material/logistik
 Kenaikan harga material
 Keterlambatan pengiriman material
 Pencurian material
 Material yang dikirim tidak sesuai spesifikasi teknis
 Waste material (kelebihan pengguanaan material)
 Kerusakan material karena tidak tersimapan dalam gudang
d. Lingkungan
 Protes masyarakat
e. Design
 Kesalahan design dari konsultan design
 Pengukuran dan penyelidikan tanah
 Perubahan design dan lingkup pekerjaan
 Pemilihan metode pelaksanaan
f. Kebijakan pemerintah
 Perubahan kebijakan politik pemerintah
 Ketidakstabilan moneter
 Keterlambatan perijinan

11
8) Buatlah analisa resiko K3 sesuai metode konstruksi yang anda pilih.
Jawaban:
No Tahap Pekerjaan Analisa Resiko Antisipasi
1 Tahap Pekerjaan tanah  Bahaya akibat galian tanah longsor  Melakukan pengawasan area sekitar dan
 Gangguan paru-paru akibat debu dann material pemantauan secara rutin
 Bahaya jatuh ke dalam galian tanah  Menggunakan masker secara konsisten
 Bahaya akibat system drainase jebol  Memastikan terpasang safety line
 Bahaya akibat banjir air sungai  Memastikan system drainase di lokasi
konstruksi dirancang dengan baik dan
berfungsi dengan baik
 Monitoring curah hujan, data curah hujan,
prakiraan curah hujan BMKG, dan data tinggi
muka air tahunan
2 Taha Pekerjaan  Tertimpa tiang pancang pada saat proses  Area pemancangan dipasang garis safety line
Struktur Bawah pemancangan  Menggunakan sarung tangan dan safety shoes
 Tertusuk kawat bendrat pada saat penulangan  Melakukan pengawasan area secara rutin dan
 Bahaya akibat tanah longsor pemasangan garis safety line

12
 Tersengat listrik pada saat penyambungan tiang  Memastikan kabel (lolos) aman digunakan
pancang  Menggunkan APD lengkap dan memastikan
 Terkena alat bar cutter pada saat pembesian alat bar cutter layak digunakan
 Terkena alat bar bender pada saat pembesian  Menggunkan APD lengkap dan memastikan
 Terkena alat las pada saat penyambungan tiang alat bar bender layak digunakan
pancang  Memastikan kondisi perlatan las masih dalam
 Tertimpa material besi pada saat penulangan kondisi bagus dan layak untuk digunakan dan
menggunkan APD lengkap
 Area di bawah diberi safety net
3 Tahap Pekerjaan  Terjatuh dari tempat tinggi  Memastikan yang bekerja diketinggian
Struktur Atas  Terjepit dan tertusuk pada pembesian menggunkan full body harness
 Mata terkena percikan ready mix  Selalu memperhatikan posisi kerja lainnya dan
 Terluka kawat bendrat pada saat penulangan berkoordinasi dengan baik
 Terluka akibat paku yang menonjol pada proses  Menggunkan kaca mata safety
bekisting  Memastikan setiap proses pemasangan kawat
 Terluka akibat mesin plasma cutting pada selalu menggunkan sarung tangan dan safety
pembesian shoes
 Tertimpa bahan material besi atau sejenisnya

13
 Selalu memperhatikan posisi kerja dan
menggunakan full APD
 Memastikan bahwa alat dalam kondisi layak
digunakan, menggunakan sarung tangan,
kacamata dan safety shoes
 Memastikan selalu menggunakan APD dan
pemasangan safety net
4 Tahap Pekerjaan  Terjatuh dari tempat tinggi  Memastikan menggunakan full body harness
Finishing  Terluka karena perlatan seperti alat pemotong, dan pemasangan safety net
penggiling dan alat pengelasan  Memastikan alat bahwa alat layak digunakan
 Tersangkut atau terjepit  Selalu memperhatikan posisi kerja dan
penggunaan APD secara konsisten

14
9) Mengapa sebetulnya, untuk pondasi bukan merupakan desain tetapi prediksi
dan verifikasi ?
Jawaban:
Banyaknya ketidakpastian dalam perencana suatu pondasi, secara khusus
pondasi dalam banyak dipengaruhi oleh perilaku tanah. Tingginya tingkat
ketidakpastian dalam desain pondasi dalam diperlihatkan dengan besarnya
angka keamanan yang dipakai dalam desain. Seperti di negara-negara lain di
dunia, peraturan pondasi Indonesia mengharuskan dilaksanakannya
pengujian tiang dengan maksud mengetahui apakah kekuatan desain tiang
tercapai. Pengujian tiang merupakan bagian dari proses desain dan konstruksi
pondasi tiang. Dua hal utama yang menjadi pertimbangan terhadap kualitas
pondasi tiang, yaitu:
a. Intregitas tiang dan kemampuan tiang untuk memikul beban kerja (beban
structural)
b. Daya dukung tiang dan karakteristik deformasi dari system tiang-tanah

10) Metode verifikasi apa saja yang bisa anda lakukan untuk menjamin
integritas dan kekuatan pondasi anda ?
Jawaban:
Terdapat berbagai jenis uji tiang pancang seperti uji tekan (statis dan dinamis),
uji tarik, uji integritas, dan uji lateral. Berikut penjelasan lengkapnya:
a. Uji Tekan (Statis dan Dinamis)
Pengujian tiang pancang pertama adalah uji tekan baik statis dan dinamis.
Uji tekan bertujuan untuk mendapatkan ketahanan tanah dan ketahanan
tiang pancang yang diukur.
Pada uji tekan secara statis, jumlah tiang yang akan diuji berjumlah 1%
dari jumlah tiang pancang dengan minimal 1 tiang uji. Jika tiang pancang
yang diuji lebih dari 3, maka 25% dari pengujian dapat dilakukan
menggunakan metode PDA.

15
b. Uji Tarik
Pengujian tiang pancang yang kedua adalah uji tarik. Uji tarik dilakukan
untuk mendapatkan besaran tahanan tiang pancang akibat adanya gaya
angkat air, gaya gempa, momen, dan lain-lainnya. Sebelum melakukan uji
tarik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti di bawah ini:
 Penentuan beban statis uji Tarik
 Persiapan beban statis uji Tarik
 Pelaksanaan beban statis uji tarik
c. Uji Integritas
Uji integritas memberikan informasi tahanan tiang pancang melalui respon
gelombang kejut yang ditangkap. Cara pengujian pada uji integritas
dengan memberikan gelombang kejut dengan regangan rendah pada
kepala tiang pancang. Kelemahan uji integritas adalah uji ini hanya dapat
dilakukan pada tiang yang terbuat dari beton, dikarenakan adanya limitasi
perbandingan diameter dengan panjang tiang.
Pemilihan tiang yang akan diuji pada uji integritas berdasarkan kecurigaan
pengawas yang mengacu pada proses pelaksanaan pekerjaan pondasi.
Jumlah tiang yang akan diuji menggunakan uji integritas berjumlah kurang
dari 10% dari total pondasi yang ada.
d. Uji Lateral
Pengujian tiang pancang yang keempat adalah tes lateral. Tes lateral
adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui defleksi tiang
terhadap beban horizontal yang direncanakan. Pelaksanaan uji lateral
biasanya dengan mendorong tiang pancang dengan jack hydraulic ke arah
horizontal dengan pembebanan hingga 200% dari perencanaan.
Pembebanan dilakukan secara berkala mulai dari 50% hingga beban
puncak sebesar 200%. Standar yang digunakan pada uji lateral tiang
pancang adalah standar ASTM D3966-07 Standard Test Methods for Deep
Foundations Under Lateral Load.
Berbagai jenis uji tiang pancang di atas dapat Anda gunakan untuk
mendapatkan berbagai informasi mengenai ketahanan tiang pancang,

16
sehingga Anda bisa memastikan bahwa tiang yang Anda gunakan tidak
rusak.

11) Jika terjadi di lapangan pondasi yang dilaksanakan, tidak dapat mencapai
elevasi ujung pile yang direncanakan, bagaimana anda menyikapinya.
Jawaban:
Jika ujung atas tiang pancang atau bore pile tidak dapat mencapai elevasi
ujung pile yang direncanakan solusinya yaitu dengan cara disambung
dengan membuat struktur semacam pile cap kecil berbentuk kubus yang
terbuat dari beton bertulang.
a. Alur pekerjaan penyambungan tiang pancang
 tanah digali sampai dengan kedalaman elevasi sehingga menemukan
bagian struktur atas bore pile atau tiang pancang.
 sebagian struktur atas dibobok sampai terlihat besi tulanganya sehingga
nantinya bisa disambung dengan yang baru.
 dilanjutkan dengan pembuatan bekisting , pembesian dan pengecoran
beton.
 pekerjaan pondasi tiang tambahan diatas struktur sambungan. bisa
dilakukan secara bersamaan atau menunggu sambunganya jadi terlebih
dahulu.
b. Gambar sambungan tiang pancang

17
pada gambar tersebut bisa kita lihat tiang bore pile atau pancang bagian
bawah yang bertemu struktur berebntuk kubus sebagai penyambung dengan
tiang pondasi baru diatasnya yang langsung berhubungan dengan pile cap,
untuk penggunaan jumlah serta diamater besi bisa disesuaikan dengan
peruntukan struktur menyesuaikan dengan beban bangunan diatasnya.

12) Jelaskan mengenai prinsip Transfer Beban pada Pondasi Tiang.


Jawaban:

18
Mekanisme transfer beban dari tiang ke dalam tanah adalah sangat
kompleks. Beban pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang
(Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat pembebanan tiang,
perpindahan tiang ke arah bawah diperlukan untuk memobilisasi tahanan
gesek tiang (Qfriksi). Tanpa memperhatikan jenis tanah, jenis tiang dan
dimensinya, besarnya perpindahan relatif ini biasanya tidak melebihi 0,5 cm
meskipun ada yang sampai mendekati 1,0 cm. Perpindahan ujung tiang yang
dibutuhkan agar tahanan ujung tiang (Qujung) termobilisasi seluruhnya
lebih besar daripada gerakan yang dibutuhkan untuk termobilisasinya
tahanan gesek tiang (Qfriksi) secara penuh. Secara umum tahanan gesek
tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi lebih awal daripada tahan ujungnya
(Qujung).
Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang,
panjang tiang dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya,
saat awal pembebanan, sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek
tiang (Qfriksi) pada tiang bagian atas. Ketika beban dilepas dan kemudian
dibebani kembali dengan beban yang lebih besar, jika tahanan gesek tiang
(Qfriksi) telah mencapai maksimum, sebagian beban akan didukung oleh
tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan, dimana
pergerakan vertikal tiang terus bertambah hanya dengan penambahan beban
yang sedikit, maka tidak ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek
tiang (Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai
maksimumnya.

19
13) Mengapa biasa terjadi, pada hasil PDA test nilai kekuatan ujung tiang lebih
kecil daripada yang direncanakan, jelaskan.
Jawaban:
Karena data geologi dan borlog terdapat kemungkinan adanya lapisan-
lapisan lensa pasir dengan nilai kekuatan yang tinggi, terapit lapisan dengan
nilai kekuatan yang lebih rendah. Sehingga, tiang pancang dengan
kedalaman yang memiliki beda sedikit, dapat memiliki nilai Qb yang jauh
berbeda walaupun nilai Qs mereka masih mendekati, menghasilkan nilai
Qult yang jauh berbeda pula.
Pada hasil uji dinamis (PDA Test), kapasitas aksial tekan yang diperoleh
lebih berpeluang gagal terjadi untuk panjang tiang pancang yang tertanam
lebih pendek dibanding dengan panjang tiang pancang tertanam lebih
panjang dan juga terkonfirmasi dengan terjadinya penurunan akhir (DFN)
yang besar. Hal tersebut didasarkan pada hubungan (Hubungan Lp dan Ru)
semakin pendek tiang tertanam akan semakin kecil hasil kapasitas ujinya,
(Hubungan DFN dan Ru) semakin besar nilai penurunan akhirnya semakin
kecil kapasitas aksial hasil uji, serta (Hubungan Lp dan DFN) semakin
pendek tiang tertanam akan semakin besar penurunan akhir yang terjadi.

20

You might also like