You are on page 1of 6

TOPIK 5

RUANG KOLABORASI

Nama Kelompok 2 : Eirene Sirait (231446702)


Farhan Ardian Ritonga (231446703)
Fatimah Zahra Matondang (231446680)

Febriza Wirahma Dina Harahap (231446681)

Kelas : PGSD 02 PPG Prajabatan 2023

Mata Kuliah : Perancangan dan Pengembanagn Kurikulum

Dosen Pengampu : Dara Fitrah Dwi, S.Pd., M.Pd

Universitas : Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan

Kelompok 2. Lembar Kerja H

Wiggnis dan McTighe memperkenalkan metode “WHERETO” dalam pendekatan


Understanding by design (UbD) yang membantu guru dalam mempertimbangkan hal-hal penting
yang diperlukan ketika sedang merancang kegiatan pembelajaran.
Disini, kami akan membahas mengenai metode H yaitu Hook and Hold. Metode Hook and Hold
adalah tentang bagaimana cara untuk menyampaikan materi pembelajaran yang menarik
perhatian siswa diawal pembelajaran dan mempertahankan perhatian mereka hingga akhir proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai pendekatan minat dengan mempertanyakan ide-ide
kunci dari pembelajaran sebelumnya. Pada metode ini guru perlu merancang aktivitas yang
menarik perhatian siswa untuk terlibat lebih dalam pada pencapaian tujuan pembelajaran. Sebisa
mungkin guru merancang aktivitas yang membuat siswa tertantang untuk berpikir lebih dalam
dan memancing rasa ingin tahu lebih dalam. Kegiatan ini harus memberikan esensi terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung.

1. Bagaimana caranya menggugah pemikiran untuk melibatkan semua peserta didik dalam
ide-ide besar dan melakukannya untuk kinerja?
Jawaban: Untuk menggugah pemikiran dan melibatkan semua peserta didik dalam ide-ide
besar serta melakukannya untuk kinerja, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:
a. Menciptakan lingkungan terbuka. Menciptakan lingkungan terbuka dengan cara
membuat lingkungan belajar terasa nyaman bagi peserta didik untuk berbagi ide-ide
mereka tanpa rasa takut dihakimi. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan
yang kuat antara guru dan siswa, serta mendorong kolaborasi antar siswa.
b. Gunakan metode pembelajaran aktif. Melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode aktif seperti diskusi kelompok, proyek
kolaboratif atau bermain peran. Hal ini akan mendorong peserta didik untuk berpikir
kritis, berkomunikasi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
c. Berikan tantangan yang mendorong. Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang
menantang untuk peserta didik agar dapat mendorong mereka untuk berpikir kritis dan
mengembangkan ide-ide besar (kreatif). dengan memberikan tantangan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan mereka, peserta didik akan merasa termotivasi untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
d. Memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru dapat memberikan umpan balik secara
kontruktif dan mendukung untuk setiap ide atau kontribusi yang diberikan oleh peserta
didik. Hal ini akan membantu mereka untuk terus berkembang dan merasa dihargai,
sehingga lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
e. Menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan teknologi untuk
mendukung pembelajaran kolaboratif dan kreatif. aplikasi dan platform figital dapat
digunakan untuk memfasilitasi diskusi, berbagi ide dan bekerja sama dalam proyek yang
ditugaskan kepada peserta didik.
f. Menerapkan metode diskusi kelompok. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok kecil yang heterogen, kemudian masing-masing kelompok diberikan
pertanyaan terkait suatu hal/permasalahan. Peserta didik diminta untuk berdiskusi,
menganalisis, mengidentifikasi dan menawarkan solusi atau langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi suatu permasalahan yang diberikan. Setelah itu, setiap
kelompok bergantian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
g. Menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Menggunakan model problem based learning dalam pembelajaran di kelas, akan
mendorong partisipasi aktif siswa dalam belajar, siswa akan dilatih untuk berpikir kritis
dan terampil dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Situasi apa saja yang dapat melibatkan peserta didik untuk membuat ide-ide besar
segera menarik, konkret, dan sangat penting?
Jawaban: Situasi-situasi yang dapat melibatkan peserta didik untuk mewujudkan ide-ide
besar yang segera, menarik, konkret dan sangat penting dapat meliputi:
a. Melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning).
Pendekatan ini akan membangkitkan semangat peserta didik untuk memecahkan suatu
permasalahan. Guru hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Contoh: pada materi
teks prosedur, guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk
menemukan informasi yang ada pada sebuah produk.
b. Brainstorming. Pada sesi brainstorming, siswa diajak untuk secara bebas mengemukakan
ide-ide baru terkait topik atau masalah tertentu. Hal ini dapat membantu mereka untuk
menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif.
c. Studi kasus. Meminta peserta didik untuk menganalisis kasus nyata yang relevan dengan
kehidupan mereka. Dengan demikian, mereka dapat belajar bagaimana ide-ide besar
dapat diterapkan dalam konteks nyata dan bagaimana ide-ide tersebut dapat menjadi
penting dan konkret.
d. Kompetisi inovasi. Mengadakan kompeteisi inovasi dimana peserta didik dilatih untuk
mengembangkan solusi kreatif terhadap masalah-masalah tertentu. Hal ini dapat
mendorong peserta didik untuk kreatif dan menciptakan ide-ide besar yang relavan dan
signifikan.
e. Proyek kolaboratif. Mengorganisir proyek kolaboratif dimana peserta didik bekerja sama
untuk menyelesaikan tantangan atau masalah tertentu. Melalui kolaborasi, mereka dapat
saling menginspirasi dan menghasilkan ide-ide besar yang dapat segera diterapkan.
f. Diskusi terbimbing. Mengadakan diskusi terbimbing tentang topik-topik kontemporer
atau isu-isu penting yang memungkinkan peserta didik untuk berbagi pandangan dan
ideide mereka. Diskusi semacam ini dapat melahirkan ide-ide besar yang relavan.

3. Bagaimana pendekatan penyampaian materi sehingga menghasilkan minat dan


keingintahuan terhadap materi?
Jawaban: Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agar meningkat minat dan
keingintahuannya terhadap materi, guru dapat melakukan beberapa pendekatan
pembelajaran untuk meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi. Adapun
pendekatan tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa (Student centered learning) yang
diintegrasikan dengan TPACK. Pada pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan yang
terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas
secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Melalui pendekatan TPACK,
guru dapat memadukan teknologi dengan pengetahuan dan konten yang relevan dengan
kehidupan siswa, sehingga dapat memfasilitasi pembelajaran yang bermakna.
b. Membuat suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Guru dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan dan interaktif dengan menggunakan metode pembelajaran
yang kreatif dan inovatif, seperti permainan, diskusi kelompok, bermain peran dan
simulasi.
c. Memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkreasi. Siswa akan merasa tertantang
dan termotivasi untuk belajar jika diberikan kesempatan untuk berkeasi dan
menyelesaikan tantangan. Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang menantang
dan memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan besar.
d. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Guru dapat mengaitkan materi yang
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa agar siswa dapat melihat relevansi dan
manfaat dari materi tersebut dalam kehidupan mereka.
e. Memberikan pujian dan pengakuan. Siswa akan merasa termotivasi dan merasa dihargai
jika diberikan pujian dan pengakuan atas prestasi yang mereka capai. Guru dapat
memberikan pujian dan pengakuan secara terbuka atau pribadi kepada siswa yang
berprestasi.
f. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi. Guru dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi tentang materi yang diajarkan.
Hal ini akan memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang materi dan memperluas wawasan mereka.
Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut, diharapkan minat dan rasa ingin tahu
siswa dapat meningkat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan
efisien.

4. Peluang macam apa yang bisa menopang minat pelajar, terutama ketika dalam
keadaan pembelajaran terasa sulit?
Jawaban: Untuk menopang minat belajar ketika belajar terasa sulit, beberapa peluang yang
bisa menopang minat belajar peserta didik yang bisa diterapkan, antara lain:
a. Dalam proses pembelajaran, sesekali diselingi dengan ice breaking. Ice breaking dapat
diterapkan oleh guru ketika peserta didik merasa bosan dan ketika peserta didik merasa
keletihan dalm belajar. Hal ini dilakukan agar siswa kembali fokus dalam pembelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b. Menyediakan variasi aktivitas pembelajaran yang menyenangkan.
c. Memberikan umpan balik positif dan menghargai usaha peserta didik.
d. Menunjukkan bagaimana maeri yang dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan
seharihari.
e. Menciptakan suasana belajar yang positif dan bebas stress.
f. Pembelajaran menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran, seperti wordwall,
kinemaster, Powtoon, Prezi, quizziz, dan lain-lain.
g. Kolaborasi akan membantu peserta didik saling mendukung dan memotivasi.
h. Metode tutor sebaya. Tutor sebaya akan dapat membantu peserta didik yang kurang
dalam memahami materi yang terasa sulit.
i. Memberikan refresing atau istirahat yang cukup ketika siswa jenuh dalam pembelajaran
atau ketika konsentrasi siswa menurun.

5. Apa saja hambatan yang menimbulkan kecilnya pengambilan risiko, rendahnya


imajinasi, dan kurangnya berani untuk mempertanyakan, dan ketidakmampuan
memutuskan?
Jawaban: Adapun hambatan yang menimbulkan kecilnya risiko, rendahnya imajinasi dan
kurangnya berani untuk mempertanyakan dan ketidakmampuan memutuskan adalah sebagai
berikut:
a. Hambatan yang menimbulkan kecilnya risiko pengambilan • Kurangnya
pemahaman peserta didik tentang materi yang diajarkan.
• Kurangnya pemahaman guru tentang karakteristik peserta didik.
• Pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat.
b. Hambatan yang menimbulkan rendahnya imajinasi peserta didik
• Keterlibatan guru yang terlalu banyak mengontrol kegiatan yang dilakukan peserta
didik.
• Cara belajar dengan menghapal tanpa pemahaman yang bermakna.
• Peserta kurang memahami tujuan dan sasaran yangakan dicapai.
• Peserta didik takut berbuat salah dan takut dikritik
• Takut tidak berpikir Proaktif. Menjadi peserta didik yang pasif dan menunggu
instruksi membuat pikiran peserta didik tidak terangsang untuk ide-ide dan informasi
baru.
c. Hambatan yang menimbulkan kurang rasa percaya diri dalam bertanya
• Adanya rasa takut dalam diri peserta didik. Rasa takut menyebabkan peserta didik
menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin dapat menghindari hal tersebut. Rasa takut ini
disebabkan karena peserta didik takut disalahkan atas pertanyaan yang diajukan,
sehingga membuatnya tidak percaya diri.
• Siswa merasa rendah diri, pesimis dan canggung ketika melakukan sesuatu yaitu
ketika berbicara dengan orang lain, kurangnya bersosialisasi dengan temannya baik
di sekolah maupun di rumah. Timbulnya rasa gelisah dan cemas dalam diri peserta.
• Memiliki pandangan atau penilaian negatif terhadap dirinya sendiri, cenderung tidak
percaya diri atas pertanyaan yang ingin diajukan.
• Kurang tenang dalam melakukan sesuatu, terlihat gugup dan cemas dalam melakukan
sesuatu karena takut gagal seperti pengalaman sebelumnya.
• Terlalu mendengarkan opini orang lain terhadapnya, bahwa ia tidak dapat melakukan
sesuatu dengan benar.
d. Hambatan yang menimbulkan pemutusan
• Ketidakmampuan peserta didik untuk bertindak tegas dan adanya sifat ragu-ragu.
• Pemahaman yang tidak tepat terkait permasalahan.
• Kurangnya kemampuan manajemen waktu.

Link Video : https://youtu.be/FE97JEiYW64?si=8ovDekEg7cSzE-Bm

You might also like