You are on page 1of 246

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,

AND SHARE (SSCS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


SISWA PADA KONSEP SISTEM ENDOKRIN DI MAN 13 JAKARTA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

FithryAuliya
NIM 1113016100040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK

Fithry Auliya, 1113016100040. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,


Create, And Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada
Konsep Sistem Endokrin (Kuasi Eksperimen di MAN 13 Jakarta). Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.

Di era globalisasi, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan individu guna


dapat berkompetisi dengan masayarakat global, yang diantaranya mencakup
kemampuan membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Salah satu upaya
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan inovasi
penerapan model pembelajaran di kelas, model pembelajaran SSCS merupakan
model pembelajaran yang melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran SSCS
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem endokrin.
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 13 Jakarta dengan metode kuasi eksperimen
yang menggunakan desain pretest-posttest non-equivalent group design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel dalam penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI MIA 2 berjumlah 35
siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas XI MIA 3 berjumlah 35 siswa sebagai
kelompok eksperimen. Pengambilan data dilakukan menggunakan tes kemampuan
berpikir kritis dalam bentuk uraian berjumlah 12 soal yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji-t independent
sample diperoleh tarafsignifikanis sebesar 0.00, lebih kecil dari nilai alpha yaitu
0.05 (sig < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem
endokrin.

Kata kunci: model pembelajaran SSCS, kemampuan berpikir kritis, sistem


endokrin.

iv
ABSTRACT

Fithry Auliya, 1113016100040. The Influence of Search, Solve, Create, and


Share (SSCS) Learning Models on Students' Critical Thinking Ability in the
Concept of Endocrine Systems, (A Quasi Experiments in MAN 13 Jakarta).
Essay, Biology Education Study Program, Department of Natural Science
Education (IPA), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidyatullah State Islamic University Jakarta.

In the era of globalization, critical thinking skills are needed by individuals to be


able to compete with global society, which includes the ability to make decisions
in solving problems. One effort to develop students' critical thinking skills is to
innovate the application of learning models in the classroom, the SSCS learning
model is a learning model that trains students to be able to solve problems. This
study aims to determine the effect of the SSCS learning model on students' critical
thinking skills in the endocrine system concept. This research was conducted in
MAN 13 Jakarta with a quasi-experimental method that uses the pretest-posttest
nonequivalent group design. Sampling is done using purposive sampling
technique. The sample in the study consisted of two classes, namely class XI MIA
2 totaling 35 students as a control group and class XI MIA 3 totaling 35 students
as an experimental group. Data retrieval is done using a test of critical thinking
skills in the form of a description of 12 questions that have been tested for validity
and reliability. Based on hypothesis testing with an independent sample t-test
obtained a significance level of 0.00, smaller than the alpha value of 0.05 (sig
<0.05). This shows that there is an effect of the SSCS learning model on students'
critical thinking skills on the concept of the endocrine system.

Keywords: SSCS learning model, critical thinking skills, endocrine system.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
SSCS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Sistem
Endokrin”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammada SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M. Ag, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ir. Mahmud Siregar, dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama penyusunan
skripsi.
5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, dosen Pembimbing II sekaligus dosen
pebimbing akademik, yang telah memberikan saran dan motivasi bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapat berkah dari Allah SWT.
7. Ibu Evi Suryani, S. Pd, guru bidang studi Biologi Kelas XI MAN 13 Jakarta
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

vi
8. Siswa kelas XI MIA 2 dan XI MIA 3 MAN 13 Jakarta tahun ajaran 2017-
2018 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Mukhtamil dan ibunda
Nasriyah yang selalu sabar mendoakan dan memotivasi penulis sehingga
mampu menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak-kakak tersayang Dian Nurul
Izah dan Mirfatun Nabilah yang telah memberi semangat dan membantu
segala kebutuhan yang diperlukan selama penyusunan skripsi sehingga
penulis mampu menyelesaikannya.
10. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2013 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terimakasih selalu mendoakan, memberi semangat dan bantuan
selama penyusunan skripsi.
11. Dian Rahmawati, Amalia Ulfa, Dita, Nurhasanah, Rizki Amalia, Fitri
Rizkiyah, Audina Lyadi, Ayu Halim Maharani, dan Suadah Dziriyah yang
telah membantu dan memotivasi dalam pelaksanaan penelitian.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang
telah banyak membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.

Jakarta, 08 Mei 2019

Fithry Auliya

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS.................................................................................. 7
A. Kajian Teoritis ........................................................................................ 7
1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)..... 7
2. Kemampuan Berpikir Kritis .......................................................... 16
3. Hubungan Model Pembelajaran SSCS dengan Kemampuan
Berpikir Kritis .................................................................................... 23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 24
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 25
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27
A. Waktu Dan Tempat Penelitian.............................................................. 27

viii
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 27
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 28
D. Populasi dan Sampel............................................................................. 28
E. Prosedur Penelitian ............................................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 34
1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis ................................................... 35
2. Lembar Observasi ......................................................................... 38
H. Kalibrasi Instrumen .............................................................................. 38
1. Validitas ........................................................................................ 39
3. Tingkat Kesukaran ........................................................................ 40
4. Daya Beda ..................................................................................... 41
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
a. Uji normalitas ................................................................................ 42
b. Uji homogenitas ............................................................................ 42
c. Uji Hipotesis.................................................................................. 43
d. Normal-Gain ................................................................................. 44
J. Penilaian Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ....................... 45
K. Hipotesis Statistik ................................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 47
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 47
1. Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis ....... 47
2. Data Uji N-Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis............... 48
3. Data Rata-Rata Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas
Eksperimen dan Kontrol .................................................................... 49
4. Data Observasi Kegiatan Guru dan Siswa .................................... 50
B. Analisis Data......................................................................................... 52
1. Uji Statistik Pada Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ........................................................................................ 53
2. Uji Statistik pada Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok
Eksperimen dan Kontrol .................................................................... 55

ix
C. Pembahasan .......................................................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 64
A. Kesimpulan ........................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN..........................................................................................................69

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran SSCS menurut Rahmi .................. 13


Tabel 2.2 IndikatorKemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis .................. 19
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Facione .............. 21
Tabel 2.4 Keterkaitan Model Pembelajaran SSCS dengan Kemampuan
Berpikir Kritis ............................................................................... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian........................................................................... 28
Tabel 3.2 Analisis Keterkaitan Indikator Pembelajaran dengan Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis pada Model Pembelajaran SSCS…. 30
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 33
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan berpikir Kritis…………... 34
Tabel 3.5 Kriteria Validitas Instrumen ……………………………………. 38
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Instrumen………………………………….. 39
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran………………………………………..39
Tabel 3.8 Kriteria Indeks Daya Beda……………………………………… 40
Tabel 3.9 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis…………………………... 44
Tabel 4.1 Data Statistik Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir
Kritis Kelompok Eksperimen dan
Kontrol………………………………………………………….. 46
Tabel 4.1 Hasil Uji N-Gain……………………………………………........47
Tabel 4.3 Data Uji N-Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis………....47
Tabel 4.4 Hasil Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Kontrol dan Eksperimen…………………………………………49
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata ketercapaian LKS…………………………….… 49
Tabel 4.6 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajran SSCS oleh
Guru Kelas Eksperimen………………........…………………….50
Tabel 4.7 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran SSCS oleh
Siswa Kelas Eksperimen……………........………………………50

xi
Tabel 4.8 Data Keterlaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh Guru Kelas
Kontrol…………………………………………………………...51
Tabel 4.9 Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh Siswa
Kelas Kontrol…………………………………………………….51
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen dan
Kelas Kontrol…………………………………………………….52
Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol…………………………………………………….53
Tabel 4.12 Data Uji Hipotesis Data Pretest dan
Posttest……………………........................................................…...53
Tabel 4.13 Data Uji Statistik Data Pretest Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis……………………………………………………………...54
Tabel 4.14 Data Uji Statistik Data Posttest Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis…………………………………………………………..….55

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan model pembelajaran SSCS ............................................. 12


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ....................................................................... 28

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Eksperimen............................................................................ 69


Lampiran 2 RPP Kontrol .................................................................................. 82
Lampiran 3 LKS Eksperimen ........................................................................... 91
Lampiran 4 LKS Kontrol ................................................................................. 101
Lampiran 5 Rubrik Penskoran LKS Eksperimen dan Kontrol ....................... 117
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru .............................................. 122
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 126
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Berpikir Kritis ...................................... 129
Lampiran 9 Instrumen Uji Coba Penelitian .................................................... 139
Lampiran 10 Hasil Kalibrasi Instrumen ........................................................... 143
Lampiran 11 Instrumen Penelitian Valid.......................................................... 155
Lampiran 12 Data Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen
dan Kontrol.................................................................................. 158
Lampiran 13 Data Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen
dan Kontrol.................................................................................. 161
Lampiran 14 Rekapitulasi Data N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol . 164
Lampiran 15 Hasil Presentase Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....................... 167
Lampiran 16 Hasil Presentase Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir
Kritis Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................... 170
Lampiran 17 Rekapitulasi Data N-Gain Ketercapaian Aspek Kemampuan
Berpikir Kritis Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 173
Lampiran 18 Hasil Perhitungan LKS Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..... 174
Lampiran 19 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Pretes
Kelompok eksperimen dan Kontrol ............................................ 179
Lampiran 20 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Postes
Kelompok Eksperimen dan Kontrol............................................ 181

xiv
Lampiran 21 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Setiap Aspek
Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................ 183
Lampiran 22 Contoh Lembar Salinan Jawaban LKS Eksperimen ................... 201
Lampiran 23 Contoh Lembar Salinan Jawaban LKS Kontrol .......................... 205
Lampiran 24 Lembar Observasi Awal Guru Biologi ....................................... 205
Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 207
Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 210
Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 211
Lampiran 28 Lembar Uji Referensi .................................................................. 214

xv
1. BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi merupakan era dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang sangat pesat. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
setiap individu untuk memiliki kemampuan berpikir yang dapat membantu
membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan,
sehingga dapat berkompetisi dengan masyarakat global.1 The Center for
Curriculum Redisgn menjelaskan bahwa ada 4 kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa untuk dapat bertahan di era globalisasi yakni kreativitas, kemampuan
berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kolaborasi.2
Era globalisasi yang terjadi pada abad 21 juga menyebabkan laju kehidupan
mejadi semakin cepat. Kita dengan mudah mengakses berbagai informasi, namun
informasi yang kita peroleh hari ini mungkin saja sudah tidak dapat terpakai pada
esoknya.3 Untuk dapat menghadapi perkembangan informasi yang semakin cepat
siswa perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, salah satu kemampuan
yang dibutuhkan di era globalisasi. The Partnership for 21st Century Skills
menjelaskan ada 4 kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan oleh siswa, yakni
memberikan alasan dengan efektif, menggunakan sistem berpikir, membuat
keputusan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir ini akan
mengarahkan siswa untuk memeriksa berbagai sumber informasi dan
mengidentifikasi informasi yang relevan dengan tugas atau masalah yang
dihadapi. Seseorang yang mampu memeriksa berbagai sumber informasi dapat

1
J.Y.F, Lau, An Introduction to Critical Thinking and Creativity, (Massachusetts: John
Wiley & Sons Inc, 2011), h. 1
2
Maya Bialik dan Charles Fadel, Skills for the 21st Century: What Should Students Learn,
(Massachusetts: Center For Curriculum Redesign), h.1
3
J.Y.F, Lau, An Introduction to Critical Thinking and Creativity, (Massachuset: John
Wiley & Sons Inc, 2011), h. 1

1
2

mengurangi kesalahan informasi yang dapat berdampak negatif dalam membuat


keputusan hidup.4
Kemampuan berpikir kritis juga dibutuhkan dalam berbagai jenis karir,
dimana kita harus mengkomunikasikan gagasan, membuat keputusan,
menganalisis dan menyelesaikan masalah. 5 Seseorang akan lebih dihargai di
tempat kerjanya apabila orang tersebut dapat menyelesaikan permasalahan, para
pekerja juga diharapkan dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan
menjelaskan informasi tersebut secara kritis.
Sekolah memiliki tanggung jawab untuk dapat menyiapkan siswa agar dapat
berkompetisi di dalam dunia kerja salah satunya dengan memberikan banyak
peluang agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dijelaskan
Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016
tentang standar kompetisi lulusan pendidikan dasar dan menengah menyatakan
bahwa setiap lulusan satuan Pendidikan dasar dan menengah diharapkan memiliki
komptensi pada tiga dimensi yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada
dimensi keterampilan siswa lulusan diharapkan memiliki keterampilan berpikir
dan bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif.6
Hasil PISA dari tahun ke tahun, memperlihatkan bahwa Indonesia hampir
selalu menempati peringkat terendah dari berbagai negara. Pada tahun 2009,
Indonesia meraih peringkat 60 dari 65 negara, kemudian pada tahun 2012
indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara dan pada tahun 2015 Indonesia
menempati peringkat 64 dari 72 negara. Meskipun pada tahun 2015, hasil PISA
Indonesia memperlihatkan peningkatan namun Indonesia masih tertinggal dari
negara-negara di wilayah asia tenggara lainnya, seperti Singapura, Vietnam, dan
Thailand. PISA merupakan sebuah program untuk menilai kinerja siswa serta
mengumpulkan data tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja siswa. Ada 3

4
Rebecca Stobaugh, Assessing Critical Thinking in Middle and High Schools, (New York:
Routledge, 2013), h. 4
5
J.Y.F, Lau, An Introduction to Critical Thinking and Creativity, (Massachuset: John
Wiley & Sons Inc, 2011), h. 2
6
Kemendikbud, Salinan Lampiran Permendikbud No.20 tentang standar Kelulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016, h. 8, (http://bsnp-
indonesia.org>2009/04/permendikbud_Tahun2016_Nomor 020_Lampiran.pdf)
3

domain penilaian pada tes PISA yakni literasi sains, membaca, dan matematika.
Pada tahun 2015, literasi sains dijadikan domain utama dalam penilaian. Penilaian
lietrasi sains meliputi pengukuran kemampuan siswa untuk menjelaskan
fenomena secara ilmiah, mengevaluasi, dan merancang pertanyaan ilmiah, dan
menginterpretasikan data serta bukti secara ilmiah. Kemampuan berpikir kritis
yang tinggi dapat meningkatkan literasi sains. Hasil PISA yang masih rendah
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa belum cukup
dikembangkan dalam pembelajaran.
Hasil wawancara di MAN 13 Jakarta dengan guru bidang studi biologi
menjelaskan bahwa proses pembelajaran biologi sudah menerapkan pembelajaran
secara saintifik, model problem-based learning dan model discovery. Adapun
evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui tes pilihan ganda yang berbantu
media internet yang mengacu pada konsep pembelajaran. Evaluasi yang diberikan
sudah mencapai jenjang kognitif C1, C2, C3, C4, dan C5. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa telah mulai dilatih melalui pemberian tes.
Karena salah satu cara mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yakni
memberikan pertanyaan yang mencakup jenjang kognitif level atas yakni C4, C5,
dan C6.7 Namun untuk pengukuran kemampuan berpikir kritis siswa secara
khusus sesuai indikator kemamuan berpikir krtis siswa belum pernah
dilaksanakan di MAN 13 Jakarta. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa di
MAN 13 Jakarta belum diketahui.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah
dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat. Natcha
Mahapoonyanont menjelaskan bahwa faktor-faktor pendidikan yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis adalah salah satunya adalah metode
mengajar guru.8 Untuk merancang metode mengajar yang baik dibutuhkan model
pembelajaran yang baik pula. Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan

7
Yusuf, Adeoti Florence, Developing Critical Thinking and Communication Skills in
Students: Implications for Practice in Education, An Interbaional Multidisciplinary Journal, 6 (1),
2012, h. 314
8
Natcha Mahapoonyanont, The Causal Model Of Some Factors Affecting Critical Thinking
Abilities, Social and Behavioral Sciences, 46, 2012, h. 149
4

dengan penggunaan model pembelajaran aktif. Model pembelajaran Search,


Solve, Create, and Share (SSCS) merupakan model pembelajaran kooperatif
berdasarkan pada pendekatan pemecahan masalah. Dalam setiap tahapan model
pemebelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) siswa diharuskan aktif
dalam kegiatan mengidentifikasi masalah, mencari serta menganalisis informasi
yang tepat untuk memecahkan masalah, serta kreatif membuat suatu produk untuk
mengkomunikasikan hasil dari proses pemecahan masalah. Menurut Chin model
pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) berkaitan dengan
pengalaman belajar siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kemampuan bertanya, berpikir dan berbagi. 9 Model pembelajaran Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) ini terdiri dari empat tahapan yakni mengidentifikasi
dan mengembangkan pertanyaan permasalahan (Search), memilih permasalahan,
merencanakan dan melaksanakan penyelesaian masalah (Solve), memutuskan
solusi permasalahan dan menyajikan data penyelesaian masalah (Create), dan
mengkomunkasikan hasil penyelesaian masalah (Share).10
Biologi sebagai salah satu mata pelajaran (bagian dari IPA) di sekolah, yang
memiliki pengaruh besar terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
fenomena alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi menuntut siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran serta dapat berpikir kritis dan kreatif
karena biologi merupakan proses ilmiah yang didasari dengan cara berfikir logis
berdasarkan fakta-fakta yang mendukung.11 Dengan pemikiran kritis dan kreatif
yang didasari fakta-fakta yang mendukung siswa dapat memahami dan mencari
solusi dari permasalahan-permasalahan terkait pembelajaran biologi dalam
kehidupan sehari-hari. Permasalahan-permasalahan terkait gangguan yang

9
Yusnaeni, dkk., Creative Thinking of Low Academic Students Undergoing Seacrh, Solve,
Create and Share Learning Integretes with Metacognitive Strategies, International Journal of
Instruction, 10, 2017, h. 247
10
Edward L Pizzini, Daniel P Shepardson, dan Sandra K. Abell, “A Rationale for and the
Development of a Problem Solving Model of Instruction in Science Education”, Science Educatio
7 , Vol 3, No 5, 1989, h. 530
11
Septy Yustyan, dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Pembelajaran
Berbasis Scientific Approach Peserta didik Kelas X SMA Panjura Malang”, Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia Vol 1, No 2, 2015, h.240
5

mungkin terjadi pada sistem endokrin dapat menstimulus siswa untuk


mengidentifikasi permasalahan, mencari dan menganalisis informasi,
memecahkan permasalahan dan menerapakan kreativitas siswa dalam
mengkomunikasikan hasil dari solusi permasalahan.
Judul penelitian yang diambil oleh peneliti berdasarkan uraian diatas yakni
“Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share SSCS Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Sistem Endokrin.”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Tingkat kemampuan sains dan berpikir kritis yang masih rendah.
2. Belum terukurnya kemampuan berpikir kritis siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Kemampuan berpikir kritis mengacu pada indikator berpikir kritis menurut
Facione.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu model
pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS), model pembelajaran
berbasis masalah yang dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah dan kemampuan berpikir kritis.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang
telah diuraikan di atas adalah: Apakah model SSCS (Search, Solve, Create and
Share) dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam berpikir kritis?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan
adalah untuk mengetahui pengaruh model SSCS (Search, Solve, Create and
Share) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem endokrin.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. bagi siswa, dapat membantu peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran biologi.
6

2. bagi guru, dapat dijadikan informasi tentang pembelajaran model SSCS


(Search, Solve, Create and Share) untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
3. bagi sekolah, dapat dijadikan bahan acuan dalam rangka perbaikan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya mata
pelajaran biologi.
2. BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis
1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)
Di awal abad 20-an Piaget, Bruner, dan Vigotsky mencetuskan teori belajar
konstruktivisme. Teori ini meyakini bahwa siswa secara aktif memperoleh
pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman dan kegiatan percobaan.1
Menurut teori ini, siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya
sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan atau menerapkan ide-ide
siswa sendiri.2 Keterlibatan siswa dalam pengalaman bermakna merupakan inti
dari pembelajaran, siswa secara mandiri mengaitkan informasi baru yang
diperoleh dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada. Dalam pembelajaran
siswa beralih dari kegaiatan transfer pasif informasi menjadi penyelesaian
masalah dan penemuan aktif.3 Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan
paradigma konstruktivisme adalah model reasoning and problem solving.
Problem solving merupakan suatu upaya baik oleh individu ataupun kelompok
untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan yang telah siswa miliki.4
Model pembelajaran berbasis penyelesaian masalah merupakan sebuah
strategi dimana siswa membangun sendiri solusi dari sebuah permasalahan, bukan
ketika sebuah solusi permasalahan dinyatakan oleh guru. Model penyelesaian
masalah menempatkan siswa dalam peran aktif berhadapan dengan masalah baru
yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Siswa mempelajari konten masalah yang

1
Rusman, Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana), 2017, h. 112
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana), 2009, h.
28
3
Sharon, dkk., Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan, (Jakarta: Kencana), 2011, h.13
4
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian, (Jakarta: Grafindo
Persada), 2015), h.53

7
8

diberikan dan mengajukan pertanyaan dari konten terebut. Melalui pengajuan


pertanyaan mendorong siswa menerapkan model pemikiran kritis.5 Beberapa
model pembelajaran berbasis masalah antara lain: Creative Problem Solving
(CPS) oleh Parnes dan Osborn, Identify, Define, Explore, Act, and Look (IDEAL)
oleh Bransford dan Stein, dan Model pembelajaran Search, Solve, Create, and
Share (SSCS) oleh Edward Pizzini.6
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.7 Dalam hal ini, model pembelajaran merupakan sebuah kerangka yang
berfungsi untuk mengarahkan guru dalam kegiatan mengajar sehingga kegiatan
pembelajaran terlaksana secara sistematis.
Istilah model pembelajaran menurut Arrends yakni mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu yang mencakup tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.8 Hal ini sejalan dengan Rusman yang
menyatakan bahwa model pembelajaran memiliki ciri-ciri yakni berdasarkan teori
pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, mempunyai nilai atau tujuan
pendidikan tertentu, dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-
mengajar di kelas, memiliki bagian-bagian model yang dinamakan (a) urutan
langkah-langkah pembelajaran, (b) adanya prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial,
(d) sistem pendukung, memiliki dampak sebagai akibat terapan model
pembelajaran, membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.9

5
Sharon, dkk., Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan, (Jakarta: Kencana), 2011, h. 47-48
6
Edward L Pizzini, Daniel P Shepardson, dan Sandra K. Abell, “A Rationale for and the
Development of a Problem Solving Model of Instruction in Science Education”, Science Educatio
7 , Vol 3, No 5, 1989, h. 526
7
Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalime Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers), 2016, h. 144-145
8
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
ImpelementasinyaPada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP), (Jakarta:Kencana), 2011, h.
22
9
Rusman, op.cit, h. 145
9

Model pembelajaran yan baik menurut Nieveen adalah jika model


pembelajaran tersebut memiliki kriteria berikut: Pertama, sahih (valid), yakni
terkait dua hal apakah model dikembangkan berdasarkan teoritis yang kuat dan
apakah terdapat kosistensi internal. Kedua, praktis. Kriteria praktis ini terpenuhi
apabila menurut para ahli dan praktisi maupun berdasarkan kenyataan model yang
dikembangkan dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran.10
Pengetian model pembelajaran bedasarkan pengertian dan ciri-ciri model
pembelajaran dari beberapa ahli yang telah dikemukakan merupakan suatu
rencana yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan tujuan mengarahkan
guru dan membimbing siswa yang mencakup tujuan, langkah-langkah, bahan-
bahan pembelajaran, serta pengelolaan kelas.
Model pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share (SSCS) merupakan
model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan oleh Pizzini dan
Shepardon pada tahun 1987. Menurut Pizzini dalam Lisa, model pembelajaran
SSCS merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan
pembelajaran yang bersifat student-centered. Dimana siswa menjadi pusat dari
kegiatan belajar-mengajar, dan guru lebih menggunakan waktunya untuk
mengamati dan mendengarkan siswa.11 Sejalan dengan Runtut yang menyatakan
bahwa model pembelajaran SSCS ini melibatkan siswa dalam menyelidiki situasi
baru, membangkitkan minat bertanya siswa, dan memecahkan masalah-masalah
yang nyata, model pembelajaran SSCS merupakan model pembelajaran yang
memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada siswa untuk mengembangkan
kreativitas dan kemampuan berpikir dalam rangka memperoleh pemahaman ilmu
dengan melakukan penyelidikan dan mencari solusi dari permasalahan yang ada.
12

Model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, dan Share) adalah salah
satu strategi pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan untuk melatih

10
Trianto, op.cit, h. 24-25
11
Lisa M.Martin-Hansen, Inquiry Pedagogy and The Preservice Science Teacher, (New
York: Cambria Press), 2009, h. 44
12
Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share
(SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Peserta
didik”, Bioedukasi, Vol. 4, No. 2, h. 59
10

kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis.13 Halizah Awang dan


Ishak Ramly menambahkan bahwa model SSCS khusus untuk pengajaran sains
tentang premis bahwa agar masalah menjadi bermakna bagi siswa, perlu
diidentifikasi dan didefinisikan oleh siswa dan bahwa siswa secara bermakna
mempelajari kemampuan memecahkan masalah dan konsep sains.14 Yusnaeni
menambahkan model pembelajaran SSCS ini juga dapat meningkatkan
kemampuan metakognitif siswa. Ia menyatakan beberapa penelitian terkait model
pembelajaran SSCS membuktikan bahwa model pembelajaran SSCS dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah dan kreativitas.
Ketiga kemampuan siswa tersebut merupakan kemampuan tingkat tinggi yang
memiliki hubungan dengan kemampuan metakognitif.15
Model pembelajaran SSCS berdasarkan definisi-definisi yang telah dijabarkan
merupakan model pembelajaran berbasis penyelesaian masalah yang membantu
siswa aktif dalam pembelajaran dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
a. Tahapan Model Pembelajaran SSCS
Pada penerapan model pembelajaran SSCS terdapat empat tahap yang
berbeda oleh Pizzini yakni Search, Solve, Create, dan Share. Dalam tahapan
Search, siswa mengidentifikasi dan memperbaiki masalah atau pertanyaan-
pertanyaan penyelidikan. Tahap Solve, merujuk pada siswa mengidentifikasi
solusi-solusi potensial dan menginvestigasi pertanyaan penyelidikan atau masalah
dengan menyiapkan dan mengimplementasikan rencana tindakan yan telah dibuat,
termasuk mengumpulkan dan analisis data. Selama tahap Create, siswa
menampilkan data dengan menyiapkan sarana untuk mengkomunikasikan
pertanyaan atau permasalahan, metode, hasil, dan kesimpulan. Dan pada tahap

13
Nia Suciati, “Pengaruh Pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share dengan Strategi
Metakognitif terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah dan Berpikir Kritis Fisika”, Jurnal
Pendidikan Sains, Vol 1, No 2,2013, h.194-195
14
Hafizah Awang dan Ishak Ramly, Creative Thinking Skil Approach Through Problem-
Based Learning : Pedagogy and Pratice in The Engineering Clasroom, International Scholarly and
Scientific Reseacrh &Innovation, 2008, 4, h.338
15
Yusnaeni dan Aloysius Duran Corebima, “Empowering student’s Metacognitive Skills on
SSCS Learning Model Integrated With Metacognitive Strategy”, The International Journal of
Social Sciences and Humanities Invention, Vol 4, No. 5, 2017, h. 347
11

Share, yakni tahap siswa mempresentasikan informasi hasil penyelesaian


masalah.16
Salah satu model pembelajaran problem-solving khususnya dalam bidang
sains adalah model pembelajaran SSCS, dengan tujuan agar sebuah permasalahan
menjadi bermakna bagi siswa, permasalahan tersebut harus diidentifikasi dan
dijelaskan oleh siswa. Dengan pengalaman dalam memecahkan masalah inilah,
siswa akan mempelajari kemampuan memecahkan masalah dan konsep sains
secara bermakna. Christine menjabarkan 4 tahapan model pembelajaran SSCS:
tahap Search, Solve, Create, and Share. Tahap Search, meliputi brainstorming
untuk mengidentifikasi dan merumuskan pertanyaan penelitian atau permasalahan
dalam sains. Siswa membuat daftar ide untuk diselidiki, kemudian memilih salah
satunya dan menulisnya pada format pertanyaan. Pertanyaan yang telah dipilih
menjadi fokus permasalahan dimana siswa ataupun guru tahu jawabannya. Tahap
Solve, merujuk siswa untuk merencanakan dan menerapkan sebuah rencana untuk
mencari solusi permasalahan. Dalam tahap ini siswa diberikan tanggung jawab
untuk merancang percobaan sendiri, dimana siswa mengembangkan kemampuan
berpikir kritis seperti kemampuan memutuskan apa yang harus dilakukan,
bagaimana cara yang paling baik, apa saja data yang penting, dan mengapa setiap
langkah dalam proses percobaan diperlukan. Siswa membentuk sebuah hipotesis,
memilih metode untuk memecahkan masalah,serta mengumpulkan data dan
menganalisa hasil.
Tahap Create, siswa membuat sebuah produk yang berhubungan dengan
pemecahan masalah, megurangi data sehingga lebih sederhana untuk dijelaskan,
menggambarkan generalisasi dan membuat modifikasi bila perlu. Siswa
menggambarkan hasil dan kesimpulan sekreatif mungkin, seperti dalam bentuk
hasil laporan, presentasi lisan, grafik, poster, print-out komputer, video, dan
sebagainya. Selanjutnya pada tahap Share, siswa mengkomunikasikan penemuan,
solusi, dan kesimpulan pada guru dan teman sekelas, mempresentasikan

16
Edward L Pizzini,”A Comparison of the Classroom Dynamics of a Problem-Solving and
Traditional Laboratory Model of Instruction Using Path Analysis”. Journal of Research In Sceince
Teaching,Vol. 29, No. 3, 1992, h. 247
12

pemikiran siswa, menerima feedback, merefleksikan dan mengevaluasi solusi


hasil penyelesaian masalah.17
Tahapan model pembelajaran SSCS terdiri dari empat tahap. (1) tahap search,
yaitu siswa dituntut berpikir untuk mengidentifikasi masalah, membuat daftar ide-
ide untuk kegiatan eksplorasi, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan
fokus pada investigasi. (2) tahap solve, yaitu siswa melaksanakan rencana (yang
diperoleh dari tahap search) untuk mencari solusi, membentuk hipotesis, memilih
metode untuk memecahkan masalah, mengumpulkan data dan menganalisanya.
(3) tahap create, yaitu siswa membuat sebuah produk dalam skala kecil dalam
rangka untuk menyajikan data hasil pengamatan sebagai solusi dari masalah
seperti dokumentasi, grafik, atau poster. (4) tahap share, yaitu siswa
mengkomunikasikan temuannya, solusi, dan kesimpulan kepada guru dan sisa
lainnya, menerima umpan balik dan mengevaluasi solusi.18 Aktivitas tiap tahap
dalam model pembelajaran SSCS dapat dilihat pada Gambar 2.1.

mengidentifikasi masalah, membuat daftar ide-ide untuk kegiatan


Search eksplorasi, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan fokus
pada investigasi.
melaksanakan rencana (yang diperoleh dari tahap search) untuk
mencari solusi, membentuk hipotesis, memilih metode untuk
Solve
memecahkan masalah, mengumpulkan data dan menganalisanya.

membuat produk dalam skala kecil dan menyajikan data hasil


Create pengamatan sebagai solusi dari masalah seperti dokumentasi, grafik,
atau poster.

mengkomunikasikan temuannya, solusi, dan kesimpulan kepada guru


Share dan sisa lainnya, menerima umpn balik dan mengevaluasi solusi.

Gambar 2.1 Tahapan model pembelajaran SSCS

Tahapan model pembelajaran SSCS dimodifikasi oleh Chun-yen chang untuk


meyesuaikan siswa di Taiwan yang memiliki beban kursus dan ujian yang berat,

17
Christine Chin, Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A Problem-
Solving Approach, REACT: National Institute of Education, Vol. 7, No 1, 1997, h. 9-10
18
Haw chen, Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to Conic-
Sections Teaching”, International Journal Of Education And Information Technologies Issue , 7,
2013, h. 76
13

sehingga siswa tidak memiliki waktu tambahan untuk mencari bahan dan sumber
tambahan di luar buku teks. Oleh karena itu, pada tahapan Search, siswa
megidentifikasi pertanyaan penelitian atau permasalahan setelah membaca artikel
dari koran atau majalah sains, dan bahan-bahan tersebut disiapkan oleh guru. Pada
tahap Solve, siswa menyiapkan dan menerapkan rencana penyelesaian masalah
dengan menganalisis dan menyelidiki pertanyaan permasalahan secara individual.
Kemudian pada tahapan Create juga disesuaikan dimana siswa menghasilkan
solusi atau solusi-solusi dalam sebuah kelompok diskusi. Kelompok diskusi
mempresentasikan solusi permasalahan pada guru dan teman sekelas serta
mengvaluasi solusi permasalahan pada tahap Share.19
Tahapan model pembelajaran SSCS dapat juga dirumuskan sebagai berikut;
Pertama siswa menyelidiki dan mendefinisikan masalah (search). Kedua siswa
merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah (solve), ketiga siswa
memformulasikan dan menyusun penyajian hasil (create). Pada tahap yang
terakhir yaitu siswa mengkomunikasikan penyelesaian masalah yang diperoleh
20
(share). Runtut menambahkan dalam tahap Share selain mengkomunikasikan
atau memberikan hasil informasi yang diperoleh siswa mengevaluasi dari
penyelidikan yang dilakukan.21
Peranan guru dan siswa dalam tahapan SSCS berdasarkan Pizzini dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran SSCS menurut Rahmi

Tahapan Model
Pembelajaran Peran guru Peran siswa
SSCS
Search a. Berperan sebagai a. Siswa dibagi menjadi
fasilisator yang akan beberapa kelompok,
memilih tema atau topik setiap kelompok
yang akan dibahas membuat rangkaian
b. Menciptakan suasana konsep yang
kelas yang menyenangkan berkaitan dengan
19
Chun-Yen Chang, The Use of a Problem-Solving-Based Instructional Model in Initiating
Change in Students Achivement and Alternative Frameworks, International Journal of Education
Science Education, Vol 21, No 4, 1999, h. 375
20
Catur Agus dan Winarti, op. cit., h. 19-20
21
Runtut, op.cit.,h. 60
14

Tahapan Model
Pembelajaran Peran guru Peran siswa
SSCS
c. Mendorong siswa untuk masalah serta
membuat pertanyaan berdiskusi untuk
d. Memberikan pertanyaan- merumuskan masalah
pertanyaan penuntun yang dari permasalahan
dapat mengarahkan siswa yang diberikan.
untuk membuat rangkaian
konsep.
e. Mengarahkan siswa untuk
menyaring dan
menyimpulkan pertanyaan
yang akan dipelajari.
Solve a. Memberikan garis besar a. Siswa bekerja dalam
tentang sumber yang akan kelompok untuk
digunakan, lama waktu merancang atau
serta keselamatan kerja. menyusun langkah-
b. Mengajukan pertanyaan langkah penyelesaian
yang mengarahkan siswa masalah dari
untuk memperjelas hasil permasalahan-
pengamatan dan permasalahan yang
memikirkan alternatif telah dirumuskan
pengamatan lain. bersama.
c. Membantu siswa dalam b. Siswa bekerja
menghubungkan berdasarkan panduan
pengalaman dengan ide- kegiatan yang
idenya. dijelaskan dalam
d. Menyediakan instruksi media pembelajaran
dalam mengunakan alat- seperti: Modul, LKS,
alat dan teknik yang baru Hand out dan
e. Membantu siswa dalam sebagainya. Setiap
mengembangkan metode siswa melakukan
pengumpulan data dan pengamatan dan
pencatatan data. mengidentifikasi hal-
f. Menjadi fasilisator agar hal yang didapat pada
siswa memperoleh proses search
informasi dan data yang (penyelidikan).
benar Panduan media
pembelajaran
diharapkan dapat
mengarahkan siswa
untuk mengumpulkan
data.
Create a. Menyediakan instruksi a. Siswa mampu
untuk menganalisa data menghasilkan
15

Tahapan Model
Pembelajaran Peran guru Peran siswa
SSCS
b. Menyediakan instruksi jawaban
untuk membuat laporan permasalahan dan
hasil semua kegiatan guru mendorong
siswa untuk
menggambarkan
mengapa siswa
menyimpulkan hal
tersebut. Berdasarkan
tanggapan siswa di
kelas, akan dievaluasi
apakah siswa
memperoleh
informasi yang benar
(valid) atau tidak
tentang konsep yang
dipelajari.
Share a. Menciptakan situasi yang a. Pada urutan dalam
baik sehingga siswa dapat penyelesaian masalah
menampilkan hasil beberapa kelompok
kegiatannya. memperlihatkan
b. Menjadi fasilisator hasil pekerjaan siswa
sehingga terjalin di depan kelas,
komunikasi yang baik kelompok lain
antara penyaji dan peserta diminta untuk
diskusi memberikan umpan
c. Membantu siswa dalam balik dengan berdasar
mengembangkan metode pada hasil pekerjaan
evaluasi dan presentasi siswa, hal ini
dilakukan untuk
menentukan solusi
yang paling tepat.

Konsep yang digunakan dalam peneliatian adalah sistem endokrin yang


memiliki keterbatasan dalam pembuatan produk yang berkaitan dengan konsep
tersebut. Serta sampel penelitian merupakan siswa kelas XI yang memiliki waktu
pembelajaran terbatas pula. Sehingga tahapan model pembelajaran SSCS
merupakan tahapan pembelajaran SSCS oleh Chun-Yen. Tahapan model
pembelajaran SSCS Chun-Yen merupakan tahapan model pembelajaran SSCS
16

yang dimodifikasi disesuaikan dengan waktu pembelajaran siswa, namun pada


tahap Solve siswa tetap merencanakan dan melaksanakan langkah penyelesaian
masalah sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti
kemampuan memutuskan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara yang paling
baik, apa saja data yang penting.
b. Kelebihan Model Pembelajaran SSCS
Model pembelajaran SSCS mempunyai keunggulan dalam upaya merangsang
siswa untuk menggunakan kemampuannya dalam mengolah data atas fakta hasil
proses belajarnya, sehingga siswa dengan mudah dapat melaksanakan dan melatih
kemampuannya.22 Kelebihan dari model pembelajaran menurut Chin (1997)
adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pengalaman belajar dan pengetahuan siswa,
b) Menekankan proses untuk menemukan konsep,
c) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, membuat dugaan, dan
memecahkan masalah,
d) Melibatkan intelektual siswa yang berbentuk pengajuan pertanyaan dan tugas-
tugas yang melibatkan siswa.
Kelebihan model SSCS yang lainnya adalah siswa dapat belajar lebih
bermakna, karena siswa terlibat secara langsung dalam penemuan konsep. Selain
itu siswa akan menjadi lebih aktif karena siswa dilatih untuk dapat merumuskan
suatu masalah, mendesain solusi, memformulasikan hasil dan
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh.

2. Kemampuan Berpikir Kritis


a. Pengertian Berpikir
Secara bahasa “berpikir” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,

22
Dikutip dari skripsi dengan judul, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS dan Predict
Observe Explain terhadap Hasil Belajar Biolog Peserta didik Kelas VIII SMPN 1 Gondangreji
Karangnayar Tahun Ajaran 2013/2014”,
(http://eprints.ums.ac.id/2843/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf), 2017
17

menimbang-nimbang dalam ingatan.23 Alex Sobur mendefinisikan bepikir sebagai


proses yang melibatkan proses sensasi, perseptual dan ingatan.24 Dalam hal ini
menurut Wowo Sunaryo tiga hal tersebut merupakan tiga tahap perkembangan
kesadaran, bahwa seseorang tidak dapat langsung menyimpan sensasi begitu saja
dalam ingatan, persepsi sebagai sekelompok sensasi secara otomatis tersimpan
dan diintegrasikan oleh otak, melalui persepsi inilah seseorang dapat memahami
suatu fakta dan kenyataan.25 Sedangkan menurut Halpern berpikir merupakan
manipulasi atau perubahan sebuah representasi internal. Selain itu, Halpern
menambahkan bahwa berpikir merupakan proses kognitif apa dan bagaimana kita
berpikir tergantung pada apa yang kita ketahui dari isi ingatan kita.26
Terdapat 6 tingkatan dalam kemampuan berpikir berdasarkan revisi taksonomi
bloom oleh Anderson dan Krathwohl, yakni 1) mengetahui, 2) memahami, 3)
mengaplikasikan 4) menganalisis 5) mengevaluasi, dan 6) mencipta. Siswa
diharuskan mempelajari semua tingkatan dalam kemampuan berpikir tersebut, dan
seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis seharusnya mampu
menguasai tingkatan paling tinggi dalam tingkatan taksonomi Bloom. Berpikir
kreatif dan berpikir kritis dapat dilihat sebagai hal yang saling melengkapi,
dengan keduanya merupakan kemampuan untuk membantu siswa aktif dalam
pembelajaran serta mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri.27

b. Pengertian Berpikir Kritis


Kata critical, critism, atau critic berasal dari bahasa Yunani yakni, kritikos
yang memiliki arti menilai, membedakan atau menetukan.28 Menurut John
Dewey, berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, presistent (terus menerus),

23
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
2011, h. 1
24
Firdaus Daus dan Ika Ayu Hafsari, The Contribution of Critical Thinking Skills and
Metacognitive Awareness on StudentsLearning:Teaching Biology at Senior High Scholl,
Canadian Center of Science and Education, 9, 2015, h. 144
25
Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit , h. 5
26
Diane F. Halpern, Thought and Knowledge :An Introduction of Critical Thinking, (New
York:Psychology Press), 2014, h.57
27
Theda Thomas, Developing First Year Students Critical Thinking Skills, Asian Social
Science, 7, 2011, h. 28
28
John Butterworth dan Geoff Thwaites, Thinking Skills: Critical Thinking and Problem
Solving ,(UK: Cambridge University Press), 2013, h.7
18

dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima
begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Berpikir kritis
adalah penggunaan kemampuan atau strategi kognitif secara bijaksana dan efektif
yang memiliki tujuan, alasan, serta diarahkan pada suatu tujuan yang melibatkan
kegiatan memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, menghitung
kemungkinan, dan membuat keputusan. Sehingga dalam hal ini, Ennis
menyatakan bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif
yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
Masuk akal berarti berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui menjadi
suatu kesimpulan, sedangkan reflektif berarti mempertimbangkan dengan tekun
dan hati-hati terhadap segala alternatif sebelum mengambil keputusan.29
Pendapat Ennis sejalan dengan Paul dalam Slaÿana Živkoviüa. Paul
menyatakan bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual yang secara
aktif dan terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau
dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi,
sebagai panduan untuk apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan.30
Pengertian berpikir kritis yang dapat disimpulkan berdasarakan uaraian diatas
adalah suatu proses berpikir untuk dapat menemukan kebenaran dari suatu
informasi atau ilmu pengetahuan yang melibatkan kegiatan memecahkan masalah,
merumuskan kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan
sehingga didapatkan suatu solusi dari permasalahan yang dihadapi.

c. Karakteristik Anak Kritis


Kemampun berpikir kritis pada dasarnya sudah dipunyai oleh setiap anak.
Namun, apabila tidak terlatih dalam setiap pembelajarnnya akan membuat
kemampuan berpikir tidak berkembang.

29
Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, ( Jakarta: Erlangga, 2007), h. 7.
30
Slaÿana Živkoviüa , A Model of Critical Thinking as an Important Attribute for Success
in the 21st Century, Social and Behavioral Sciences , 2016 , 232, h. 103
19

Menurut Facione seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis


memiliki beberapa karakter yaitu 1) rasa ingin tahu yang tinggi,2) bijaksana atau
hati-hati dalam membuat atau mengubah keputusan,3) selalu ingin menemukan
kebenaran dari masalah yang dihadapi,4) percaya diri dalam memberikan alasan, 5)
berpikiran terbuka terhadap perbedaan pandangan, 6) analitis dan 7) sistematis. 31
d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis menurut Norris dan Ennis menyatakan bahwa
indikator kemampuan berpikir kritis dikelompokkan menjadi 5 (lima) kemampuan
berpikir kritis, yakni memberikan penjelasan sederhana, membangun kemampuan
dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi
dan teknik.32
Tabel 2.2 IndikatorKemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis

Kemampuan Sub Kemampuan Indikator


Berpikir Kritis berpikir kritis
1. Memberikan 1. Memfokuskan a. Mengidentifikasi atau
penjelasan pertanyaan (Focus merumuskan pertanyaan
sederhana on a question) b. Mengidentifkasi atau
(Elementary merumuskan criteria untuk
Clarification) mempertimbangkan jawaban
yang mungkin
c. Menjaga kondisi pikiran
2. Menganalisis a. Mengidentifikasi kesimpulan
argumen (Analyse b. Mengidentifikasi alasan yang
arguments) ditanyakan
c. Mengidentifikasi alasan yang
tidak ditanyakan
d. Mencari persamaan dan
perbedaan
e. Mengidentifikasi relevan atau
tidak
f. Mencari struktur argument
g. Merangkum
3. Bertanya dan a. Mengapa?
menjawab tentang b. Apa intinya?
suatu penjelasan c. Apa artinya?
31
Peter Facione, Critical Thinking :What It Is and Why It Counts, Insight Assesment, 2015
(http://www.insightassesment.com/pdf _files/what&why2006.pdf), h. 12
32
Elizabeth Murphy, “An Instrument to Support Thinking Critically about Critical
Thinking in Online Asynchronous Discussions”, Australian Jounal of Educational Technology,
Vol 20, No 3, 2004, h. 295-315
20

Kemampuan Sub Kemampuan Indikator


Berpikir Kritis berpikir kritis
dan tantangan (Ask d. Apa contohnya?
and answer e. Apa yang bukan contohnya?
questions of f. Bagaimana menerapkan pada
challenge) konsep tersebut
g. Perbedaan apa yang
menyebabkan?
h. Apa faktanya?
i. Benarkah apa yang anda
katakana?
j. Mengatakan lebih pada apa
yang dibicarakan
4. Mempertimbangkan a. Keahlian
2. Membangun kredibilitas suatu b. Tidak ada konflik menarik
kemampuan dasar sumber (Judge the c. Kesepakatan antara sumber
(Basic support) credibility of d. Reputasi
sources) e. Mempertimbangkan prosedur
yang tersedia
f. Mempertimbangkan resiko
g. Kemampuan memberikan
alasan
h. Kehati-hatian
5. Membuat dan a. Ikut terlibat dalam
mempertimbangkan menyimpulkan
hasil observasi b. Jeda waktu antara mengamati
(Make and Judge dan melaporkan
observations) c. Dilaporkan oleh pengamat
d. Mencatat hal-hal yang
diinginkan
e. Penguatan
f. Kemungkinan penguatan
g. Kondisi akses yang baik
h. Penggunaan tes yang
kompeten
i. Kepuasan observer yang
kredibilitas
3. Menyimpulkan 6. Membuat deduksi a. Kelompok yang logis
(Inference) dan b. Kondisi yang logis
mempertimbangkan a. Interpretasi pertanyaan
hasil deduksi (Make
ang judge
deductions)
7. Membuat induksi a. Membuat generalisasi
dan b. Membuat kesimpulan dan
mempertimbangkan hipotesis
21

Kemampuan Sub Kemampuan Indikator


Berpikir Kritis berpikir kritis
induksi (Make and c. Investigasi
judge inductions) d. Kriteria berdasarkan asumsi
8. Membuat dan e. Latar belakang fakta
mempertimbangkan f. Konsekuensi
nilai keputusan g. Penerapan prinsip-prinsip
(Make and judge h. Mempertimbangkan
value judgments) alternative
i. Penimbangan, pertimbangan
dan memutuskan
4. Membuat 9. Mengidentifikasi a. Mengklasifikasi dan member
penjelasan lebih istilah, contoh
lanjut (Advenced mempertimbangkan b. Strategi teknisi
Clarification) definisi c. Isi
(Defineterms and
judge definitions)
10. Mengidentifikasi a. Alasan yang tidak dinyatakan
asumsi (Identify b. Alasan yang dinyatakan
assumptions)
5. Strategi dan teknik 11. Memutuskan suatu a. Mengidentifikasi masalah
(Strategy and tindakan (Decide on b. Menyeleksi criteria untuk
Tactics) action) membuat solusi
c. Merumuskan alternative
d. Memutuskan hal yang akan
dilakukan
e. Menelaah
f. Memonitor
12. Berinteraksi dengan a. Menyenangkan
orang lain b. Strategi logis
(Interacting with c. Strategi retorika
others) d. Presentasi

Terdapat 6 indikator kemampuan berpikir kritis menurut Facione. Indikator


tersebut meliputi 1) menginterprestasi, 2) menganalisis, 3) membuat kesimpulan
atau keputusan, 4) mengevaluasi, 5) menjelaskan, dan 6) meregulasi diri.
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Facione 33

IndikatorKemampuan
Definisi Sub-skill
Berpikir Kritis
Interpretasi Memahami dan mengungkapkan a. Mengkategorikan
makna atau arti dari berbagai b. Menyamakan

33
Facione, op.cit., h. 9
22

IndikatorKemampuan
Definisi Sub-skill
Berpikir Kritis
macam pengalaman, situasi, data, makna
peristiwa, penilaian, kepercayaan, c. Memperjelas
keyakinan, aturan, prosedur, atau makna
kriteria.
Analisis Mengidentifikasi hubungan a. Memeriksa ide
inferensial yang diharapkan dan b. Mengidentifikasi
sesungguhnya antara pernyataan, argumen
pertanyaan, konsep, deskripsi, c. Mengidentifikasi
atau bentuk lain dari representasi alasan dan klaim
yang diharapkan untuk
mengungkapkan keyakinan,
penilaian, pengalaman, alasan,
informasi, atau opini.
Inferensi Mengidentifikasi dan memperoleh a. Menyatakan bukti
unsur yang dibutuhkan untuk b. Dugaan alternatif
menarik kesimpulan yang masuk c. Menggambarkan
akal; membentuk dugaan dan logika yang sah
hipotesis; mempertimbangkan atau menilai
informasi yang relevan dan kesimpulan
mengurangi konsekuensi yang
ditimbulkan dari data, laporan,
prinsip, bukti, penilaian,
keyakinan, pendapat, konsep,
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk
representasi lainnya.
Evaluasi Menilai kredibilitas pernyataan a. Menilai
atau representasi lainnya atau kredibilitas klaim
dideskripsikan dari persepsi, b. Menilai kualitas
pengalaman, situasi, penilaian, argumen yang
keyakinan, atau pendapat dibuat
seseorang; dan menilai kekuatan menggunakan
logis dari hubungan inferensial penalaran induktif
yang sebenarnya atau yang atau deduktif
diharapkan antara pernyataan,
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk
representasi lainnya
Penjelasan Menyatakan dan membenarkan a. Menetapkan hasil
bahwa penalaran terkait bukti, b. Menilai langkah-
konsep, metodologi, kriteria dan langkah
pertimbangan kontekstual di mana c. Menghadirkan
hasil seseorang didasarkan; dan argumen
menyajikan penalaran seseorang
dalam bentuk argumen yang
meyakinkan.
23

IndikatorKemampuan
Definisi Sub-skill
Berpikir Kritis
Regulasi diri Sadar memantau kegiatan kognitif a. Pengaturan diri
diri sendiri, unsur-unsur yang b. Kebenaran diri
digunakan dalam kegiatan
tersebut, dan hasil yang diperoleh,
terutama dengan menerapkan
kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi keputusan yang
disimpulkan oleh diri sendiri
dengan tujuan mempertanyakan,
mengkonfirmasikan, memvalidasi
atau mengoreksi baik penalaran
seseorang atau hasil seseorang.

Kemampuan berpikir kritis sering disebut sebagai kemampuan berpikir tingkat


tinggi. Dalam taksonomi Bloom, tiga tingkatan yang merujuk pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi adalah analisis, sintesis dan evaluasi. Tingkatan analisis
adalah tingkatan kemampuan berpikir dimana siswa aktif meninjau konsep,
menurunkan konsep tersebut, dan mencari hubungan diantaranya.34
3. Hubungan Model Pembelajaran SSCS dengan Kemampuan Berpikir
Kritis
Model pembelajaran SSCS merupakan salah satu model pembelajaran aktif
berbasis penyelesaian masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
krtis siswa. Adapun hubungan model pembelajaran SSCS dengan kemampuan
berpikir kritis menurut Facione dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Keterkaitan Model Pembelajaran SSCS dengan Kemampuan


Berpikir Kritis

Tahapan Kegiatan Kemampuan


Berpikir Kritis
Search Siswa mengidentifikasi permasalahan dari artikel Interpretasi
dan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan
sehingga melatih siswa untuk menjelaskan makna
atau arti dari sebuah situasi.
Solve Siswa menyusun rencana untuk menyelesaikan Analisis
permasalahan dan mengumpulkan data untuk Regulasi diri

34
Betsy Moore dan Todd Stanley, Critical Thinking and Formative Assessment Increasing
the R igor in Your Classroom, (New York: Routledge), 2010, h. 32-33
24

menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga


siswa dilatih untuk

Create Siswa menentukan solusi dari permasalahan Inferensi


sesuai dengan data yang telah dikumpulkan Eksplanasi
kemudian membuat sebuah skema yang
menyajikan data hasil dari penyelesaian masalah

Share Siswa mengkomunikasikan solusi dari Evaluasi


permasalahan serta menerima umpan balik dan
mengevaluasi solusi

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya
yaitu :
Catur Agus Lukitasari dan Winarti berdasarkan hasil penelitiannya tentang
menyatakan bahwa model pembelajaran SSCS efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi alat-alat optik.35
Nia Suciati berdasarkan berdasarkan hasil penelitiannya tentang Pengaruh
Pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share dengan strategi metakognitif
terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah dan Berpikir Krtitis Fisika,
menunjukkan bahwa terdapat model pembelajaran SSCS dengan strategi
metakognitif lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis fisika.36
Runtut Prih Utami berdasarkan hasil penelitiannya tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS) dan Problem Based
Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa, menunjukkan
bahwa model pembelajaan SSCS dan PBI memiliki pengaruh positif terhadap
prestasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dengan model SSCS lebih
tinggi dibandingkan hasi prestasi belajar siswa dengan model PBI.
Penelitian Yusnaeni, dkk Creative Thinking of Low Academic Student
Undergoing Search Solve Create and Share Learning Intergrated with

35
Catur Agus dan Winarti, Efektivitas Model Pembelajaran SSCS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MAN Yogyakarta 1 Pada Materi Alat-Alat Optik,
Berkata Fisika Indonesia, Vol. 8, 2016, h. 19-20
36
Nia Suciati, op.cit, h. 194-200
25

Metacognitive Strategy menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran SSCS


terintergrasi dengan strategi metakognitif berpengaruh positif terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hasil data, dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional dengan model pembelajaran SSCS, kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas X di Kupang dengan penerapan model pembelajaran SSCS
lebih tinggi dibandngkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran tradisional.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan
seseorang agar mampu berkompetisi di era globalisasi. Kemampuan berpikir kritis
merupakan proses berpikir untuk dapat menemukan kebenaran dari suatu
informasi atau ilmu pengetahuan yang melibatkan kegiatan memecahkan masalah,
merumuskan kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan
sehingga didapatkan suatu solusi dari permasalahan yang dihadapi. Maka, dengan
kemampuan berpikir kritis seseorang dapat dengan mudah membuat keputusan
dalam berbagai masalah kehidupan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa
adalah guru, antara lain media pembelajaran yang digunakan, pengkondisian
kelas, serta pemilihan model pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan model
pembelajaran yang dapat mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis
siswa .
Model pembelajaran SSCS merupakan salah satu model pembelajaran
berbasis pemecahan masalah. Dengan model pembelajaran SSCS, siswa dilatih
untuk mengidentifikasi masalah, melaksanakan rencana untuk menemukan solusi,
menyelesaikan masalah, dan mengkomunikasikannya. Sehingga dengan
penggunaan model pembelajaran SSCS, diharapkan dapat mendukung
kemampuan berpikir kritis siswa. Kerangka pemikiran untuk penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
26

Kriteria SDM abad-21

Dibutuhkannya kemampuan berpikir


kritis

Rendahnya kemampuan Metode pengajaran sebagai salah satu faktor


berpikir kritis siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis

Diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan


kemampuan berpikir kritis siswa

Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) salah satu
model pembelajaran berbasis penyelesaian masalah yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir
adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share
(SSCS) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
3. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada
tanggal 23 April 2018 sampai dengan 4 Mei 2018. Adapun tempat pelaksanaan
penelitian bertempat di MAN 13 Jakarta yang beralamat di Jalan Syukur,
Rt.1/Rw.8, Lenteng Agung, Jagakarsa, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen (eksperimen semu). Metode kuasi eksperimen ini digunakan dengan
tujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dari perlakuan atau kondisi yang
dimanipulasi.1
Desain penelitian yang dilaksanakan yaitu non-equivalent pretest-posttest
control group design. Desain ini merupakan desain yang hampir mirip dengan
pretest-posttest control group design, namun karena siswa telah dikelompokkan
dalam beberapa kelas oleh sekolah sehingga tidak memungkinkan mengambil
sampel penelitian secara acak.2 Dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen, kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik dan kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran SSCS. Dua kelas tersebut dianggap sama
dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan.
Sebelum diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan pretest untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa dalam konsep sistem endokrin. Setelah diberikan
perlakuan, masing-masing kelompok diberikan posttest untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis akhir siswa. Desain penelitian ini sebagai berikut :

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 123
2
Louis Cohen, Lawrence Manion, dan Keith Morrison, Research Methods in Education,
(New York: Routledge), h. 323

27
28

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Grup Pretest Perlakuan Posttest


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2

Keterangan :
O1 : Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum pembelajaran
O2 : Kemampuan Berpikir kritis siswa setelah pembelajaran
X :Perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran SSCS
(Search,Solve,Create, and Share).
C. Variabel Penelitian
Variabel yang akan digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu, variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang menjelaskan atau
memengaruhi variabel yang lain, sedangkan varabel terikat merupakna variable
yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel terikat.3 Model pembelajaran
SSCS (Search, Solve, Create, and Share) sebagai varaibel bebas dan kemampuan
bepikir Kritis pseserta didik sebagai variable terikat.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan hadari dalam margono
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Dalam
penelitian populasi yang digumakan merupakan populasi heterogen yakni
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA MAN 13 Jakarta
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif sampel yang sama, persamaan guru yang mengajar, dan konsep yang
dipelajari sama. Terdapat 4 kelas XI MIA di Man 13 Jakarta, yakni XI MIA 1,

3
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Jakarta; Rajawali pres, 2017), h. 154-155
4
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 118
29

2,3, dan 4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 3 sebagai kelas
eksperimen dan XI MIA 2 sebagai kelas kontrol di MAN 13 Jakarta.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap
persiapan. pelaksanaan, dan akhir. Tahapan prosedur penelitian dirangkum dalam
alur penelitian pada began berikut.

Tahap Persiapan :
Identifikasi masalah, Penyusunan perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian, Uji
coba tes kemampaun berpikir kritis.

Tahap Pelaksanaan:
Pengambilan data Penilitian

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretes Pretes

Pelaksnaan Pembelajaran dengan Pelaksanaan


pembelajaran Search, Solve, Pembelajaran dengan
Create, dan Share (SSCS) pendekatan saintifik

Postes Postes

Tahap Akhir:
Analisis data
Pembahasan data penelitian
Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


30

1. Tahap Persiapan
Langkah pertama dalam tahap persiapan yaitu mengidentifikasi masalah yang
bertujuan untuk membuat latar belakang permasalahan penelitian. Identifikasi
masalah dilakukan melalui studi literatur. Berdasarkan studi literatur peneliti
memilih permasalahan mengenai pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, yakni dengan penggunaan model pembelajaran berbasis penyelesaian
masalah. Kemudian setelah identifikasi masalah, peneliti membuat proposal
penelitian, yang kemudian diujikan.
Langkah kedua adalah penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan instrumen penelitian berupa
lembar kerja, lembar observasi, tes essay kemampuan berpikir kritis. Untuk
membuat perangkat pembelajaran peneliti menganalisis kebutuhan indikator
pembelajaran sesuai dengan KD pada silabus mata pelajaran, kemudian membuat
langkah-langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan pembelajan
model yang digunakan, yakni model pembelajaran Search, Solve, Create, dan
Share (SSCS) untuk kelas eksperimen dan saintifik untuk kelas kontrol.
Sedangkan untuk lembar kerja dibuat untuk membantu mengarahkan serta
pengambilan data saat pelaksanaan pembelajaran. Lembar kerja dibuat dengan
memilih artikel-artikel permasalahan terkait sistem endokrin kemudian membuat
pertanyaan yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan tahap
pembelajaran. Lembar observasi dibuat untuk melihat keterlaksanaan tahapan
pembelajaran yang diseuaikan dengan model yang digunakan. Untuk tes essay
kemampuan berpikir kritis peneliti terlebih dahulu menganalisis keterkaitan
indikator pembelajaran dengan indikator kemampuan berpikir kritis, serta
tingkatan kognitif, kemudian membuat indikator soal, uraian soal, kunci jawaban,
dan rubrik penilaian. Keselarasan atau keterkaitan indikator kemampuan berpikir
kritis dengan tahapan model pembelajaran SSCS pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2.
31

Tabel 3.2 Keterkaitan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dengan


Tahapan Model Pembelajaran SSCS di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tahapan Indikator
Model Pertemuan-1 Pertemuan-2 Berpikir
Pembelajaran Kritis
Search Siswa menuliskan Siswa menuliskan Interpretasi
permasalahan- permasalahan-
permasalahan yang permasalahan yang
terdapat pada artikel terdapat pada artikel
mengenai kelainan mengenai kelainan
kelenjar hipofisis, pineal, kelenjar pankreas, adrenal,
paratiroid, dan tiroid gonad, dan timus
kemudian kemudian
merumuskannya dalam merumuskannya dalam
bentuk pertanyaan bentuk pertanyaan
sehingga siswa mampu sehingga siswa mampu
mengenali masalah dan mengenali masalah dan
mengutarakan kembali mengutarakan kembali ide
ide apa yang muncul dari apa yang muncul dari
artikel ataupun grafik artikel ataupun grafik
(mengenai kelainan (mengenai kelainan
kelenjar endokrin) dari kelenjar endokrin) dari
pertanyaan pada tes pertanyaan pada tes
kemampuan berpikir kemampuan berpikir
kritis. kritis.
Solve Siswa membuat jawaban Siswa membuat jawaban Analisis
sementara dari sementara dari pertanyaan
pertanyaan yang telah yang telah dibuat,
dibuat, sehingga siswa sehingga siswa dapat
dapat menganalisis menganalisis alasan-
alasan-alasan yang alasan yang mendukung
mendukung untuk untuk membuat sebuah
membuat sebuah kesimpulan (dari artikel
kesimpulan (dari artikel kelainan kelenjar gonad)
kelainan kelenjar
paratiroid)
Siswa mengumpulkan Siswa mengumpulkan Evaluasi
informasi-informasi yang informasi-informasi yang
dapat membantu dapat membantu
penyelesaian masalah penyelesaian masalah
beserta sumbernya, beserta sumbernya,
sehingga siswa menilai sehingga siswa menilai
wacana apakah dapat wacana apakah dapat
diterima atau tidak diterima atau tidak
berdasarkan sumber berdasarkan sumber
32

Tahapan Indikator
Model Pertemuan-1 Pertemuan-2 Berpikir
Pembelajaran Kritis
referensi yang dirujuk referensi yang dirujuk
atau berdasarkan atau berdasarkan
narasumber, fakta yang narasumber, fakta yang
ada. ada.
Siswa membuat Siswa membuat Pengaturan
rencana/langkah-langkah rencana/langkah-langkah diri
penyelesaian masalah, penyelesaian masalah,
sehingga dapat melatih sehingga dapat melatih
siswa untuk menentukan siswa untuk menentukan
apa yang harus dilakukan, apa yang harus dilakukan,
bagaimana bagaimana melakukannya,
melakukannya, seberapa seberapa akurat
akurat seharusnya seharusnya pengukuran
pengukuran data mana data mana yang penting,
yang penting, dan dan mengapa setiap
mengapa setiap langkah langkah dalam proses
dalam proses diperlukan diperlukan
Create Siswa menentukan solusi Siswa menentukan solusi Inferensi
dari permasalahan dari permasalahan
(dikaitkan dengan (dikaitkan dengan struktur
struktur dan fungsi dan fungsi kelenjar
kelenjar endokrin) sesuai endokrin) sesuai dengan
dengan informasi yang informasi yang telah
telah dikumpulkan, hal dikumpulkan, hal ini
ini membantu siswa membantu siswa untuk
untuk menarik menarik kesimpulan yang
kesimpulan yang masuk masuk akal.
akal.
Siswa membuat sebuah Siswa membuat sebuah Eksplanasi
skema yang menyajikan skema yang menyajikan
data hasil dari data hasil dari
penyelesaian masalah hal penyelesaian masalah hal
ini memudahkan siswa ini memudahkan siswa
dalam menyatakan dan dalam menyatakan dan
membenarkan alasan dan membenarkan alasan dan
menyajikan alasan menyajikan alasan
seseorang dalam bentuk seseorang dalam bentuk
argumen yang argumen yang
meyakinkan. meyakinkan.
Share Siswa Siswa
mengkomunikasikan mengkomunikasikan
solusi dari permasalahan solusi dari permasalahan
serta menerima umpan serta menerima umpan
33

Tahapan Indikator
Model Pertemuan-1 Pertemuan-2 Berpikir
Pembelajaran Kritis
balik dan mengevaluasi balik dan mengevaluasi
solusi solusi

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang telah dibuat kemudian diuji
coba pada siswa MAN 4 Jakarta untuk melihat validitas dan reliabilitas dari
instrumen tes. Validitas untuk mengukur ketepatan instrumen dalam melakukan
fungsi ukurnya dan reliabilitas untuk melihat kestabilan atau konsistennya suatu
instrument.5
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan diawali dengan mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa dengan menggunakan pretest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa sebelum perlakuan. Selanjutnya diberi perlakuan
untuk kelas eksperimen melaksnaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Search, Solve, Create, dan Share SSCS, sedangkan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran saintifik yang sudah menjadi standar pembelajaran di sekolah
tersebut. Setelah perlakuan selesai, selanjutnya diberikan soal posttest untuk
mengukur ketercapaian siswa dalam berpikir kritis setelah pembelajaran.
3. Tahap Akhir
Peneliti mengolah dan menganalisis data lembar kerja, lembar observasi serta
pretest-posttest siswa. Pengolahan data dalam bentuk nilai dan angka dengan uji
statistik yang disesuaikan dengan jenis penelitian dan karakteristik sampel,
membahas data penelitian, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa tes dan pengamatan atau observasi. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuna intelegensi, ataupun
kemmapuan yang dimiliki oleh individu atau perkelas.6 Tes yang digunakan

5
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.105
6
Arikunto, Op. cit, h.193
34

dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
pada konsep sistem endokrin, berupa soal pretest dan posttest dalam bentuk
uraian.
Teknik pengamatan atau observasi merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.7 Observasi yang dilakukan berupa pengamatan terhadap
keterlaksanaan langkah-langkah proses pembelajaran, dalam bentuk lembar
observasi. Adapun tabel teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sumber Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen


data Data
Siswa Kemampuan
berpikir kritis
siswa sebelum Tes (pretest dan posttest) Soal uraian
dan sesudah
perlakuan
Guru Aktivitas guru
Lembar observasi
saat mengajar
Siswa Aktivitas siswa Observasi
selama proses
pembelajaran
Siswa Lembar keja Rubrik penilaian
Siswa Dokumentasi lembar kerja
SSCS

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Menurut
Suharsismi Arikunto, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah.8 Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7
Sudaryono, Op.cit., h.216
8
Arikunto, Op, cit, h.192
35

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis


Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa diberi
pretest dan untuk mengetahui kemampuan akhir (setelah diberi perlakuan)
diberikan posttest. Tes ini terdiri dari 18 butir soal uraian, dengan indikator
kemampuan berpikir kritis yang yakni interpetasi, analisis, evaluasi, inferensi,
eksplanasi, dan pengaturan diri. Adapun kisi-kisi instrumen tes kemampuan
berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan berpikir Kritis

Sub
Indikator
Indikator Indikator No.
Berpikir Indikator Soal
Berpikir Pembelajaran Soal
Kritis
Kritis
Interpretasi Menjelaskan Menganalisis Mengungkapkan 1
makna hubungan kembali bagan
kelainan/gangguan mekanisme kerja
pada sistem hormon yang
endokrin dengan dihasilakan kelenjar
fungsi dan/atau pankreas.
mekanisme kerja
sekresi kelenjar
endokrin
Menganalisis Mengungkapkan 7*
penyebab terjadinya kembali yang
gangguan/kelainan dimaksud dari
pada kelenjar wacana mengenai
endokrin dan sekresi kelainan yang
yang dihasilkan mungkin terjadi
pada kelenjar
paratiroid
Menganalisis Mengungkapkan 13*
hubungan kembali bagan
kelainan/gangguan mekanisme kerja
pada sistem hormon yang
endokrin dengan dihasilkan kelenjar
fungsi dan/atau gonad
mekanisme kerja
sekresi kelenjar
endokrin
Analisis Menganalisis Menganalisis Mengambil 2
argumen penyebab terjadinya kesimpulan
36

Sub
Indikator
Indikator Indikator No.
Berpikir Indikator Soal
Berpikir Pembelajaran Soal
Kritis
Kritis
gangguan/kelainan berdasarkan
pada kelenjar pernyataan-
endokrin dan sekresi pernyataan
yang dihasilkan mengenai
mekanisme kerja
hormon yang
dihasilkan kelenjar
pankreas
Mengidentifi Menganalisis Mengidentifikasi 8*
kasi argumen penyebab terjadinya alasan-alasan yang
gangguan/kelainan dapat mendukung
pada kelenjar kesimpulan utama
endokrin dan sekresi mengenai kelainan
yang dihasilkan yang mungkin
terjadi pada kelenjar
paratiroid
Mengidentifikasi 14*
kesimpulan utama
yang terdapat pada
artikel mengenai
penyebab terjadinya
gangguan dan
kelainan pada
kelenjar gonad
Evaluasi Menilai Menganalisis Menilai sebuah 3
kredibilitas penyebab terjadinya wacana apakah
wacana gangguan/kelainan dapat diterima atau
pada kelenjar tidak.
endokrin dan sekresi Menilai wacana 9*
yang dihasilkan mengenai kelainan
yang mungkin
terjadi pada kelenjar
paratiroid
Menganalisis Menilai sebuah 15*
hubungan wacana apakah
kelainan/gangguan dapat diterima atau
pada sistem tidak.
endokrin dengan
fungsi dan/atau
mekanisme kerja
sekresi kelenjar
endokrin
37

Sub
Indikator
Indikator Indikator No.
Berpikir Indikator Soal
Berpikir Pembelajaran Soal
Kritis
Kritis
Inferensi Mendeskripsi Menganalisis Memberikan 4
kan penyebab terjadinya kesimpulan yang
kesimpulan gangguan/kelainan tepat dalam
pada kelenjar memutuskan
endokrin dan sekresi pendapat apa yang
yang dihasilkan harus diambil dari
masalah tentang
peranan pada
kelenjar pankreas.
Menduga Merumuskan solusi Membuat solusi 10*
alternatif dengan menentukan alternatif untuk
pola hidup yang memecahkan
tepat untuk masalah mengenai
mencegah gangguan kelainan yang
fungsi yang mungkin terjadi
mungkin terjadi pada kelenjar
pada sistem paratiroid
endokrin Membuat solusi 16*
alternatif untuk
menyelesaikan
permasalahan
mengenai penyebab
gangguan pada
kelenjar pineal
Eksplanasi Menyajikan Menganalisis Memberikan alasan 5*
alasan penyebab terjadinya yang mendukung
gangguan/kelainan kesimpulan tentang
pada kelenjar peranan pada
endokrin dan sekresi kelenjar pankreas.
yang dihasilkan Menyajikan alasan 11*
yang mendukung
pernyataan
mengenai kelainan
pada kelenjar
paratiroid
Memberikan alasan 17*
yang mendukung
pernyataan
mengenai penyebab
gangguan pada
kelenjar pineal
Regulasi Self- Menganalisis Meninjau alasan dan 6*
38

Sub
Indikator
Indikator Indikator No.
Berpikir Indikator Soal
Berpikir Pembelajaran Soal
Kritis
Kritis
diri extamination penyebab terjadinya penalaran seseorang
gangguan/kelainan tentang sistem
pada kelenjar endokrin.
endokrin dan sekresi
yang dihasilkan

Self- Merumuskan solusi Merancang prosedur 12*


correction dengan menentukan yang masuk akal
pola hidup yang untuk memperbaiki
tepat untuk atau membenarkan
mencegah gangguan mengenai pola hidup
fungsi yang yang tepat untuk
mungkin terjadi mencegah gangguan
pada sistem fungsi yang
endokrin mungkin terjadi
pada sistem
endokrin
Self- Meninjau alasan dan 18*
extamination penalaran seseorang
tentang sistem
endokrin.
Keterangan (*): Valid

2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan berupa check-list. Check-list merupakan
suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Penagamat
akan memberi tanda cek pada setiap item daftar yang telah terpenuhi.9 Instrumen
ini berupa lembar observasi yang berisi daftar kegiatan yang akan diamati.
Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar kegiatan guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Dengan tujuan untuk mengukur tingkat
ketercapaian langkah-langkah pembelajaran SSCS dan saintifik.

H. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang telah dibuat terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Kualitas soal dilihat

9
Sudaryono, Op.cit., h. 210
39

berdasarkan validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji tes
menggunakan program Anates 4.0.
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity artinya tepat atau sahih. Validitas yakini
dapat diartikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur
tergantung kepada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.10 Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya yaitu mampu mengungkapkan isi
suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Hal ini berkenaan dngan isi dan
format dari instrumen, apakah instrumen tepatmengukur hal yang ingin diukur,
apakah butir-butir peanyaan telah mewakili aspek yang akan diukur, apakah
pemilihan format instrumen cocok untuk mengukur segi tersebut.11 Pengukuran
validitas soal uraian dalam penelitian ini menggunakan software Anates 4.0.
Adapun besarnya koefisien dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kriteria Validitas Instrumen
Koefisien Kriteria Nomor Soal
0.800-1.00 Sangat Tinggi -
0.600-0.800 Tinggi 5, 10, 11, 12, 14, 15, 16,17
0.400-0.600 Cukup 6, 8, 9,13, 18
0.200-0.400 Rendah 1, 2, 7
0.00-0.200 Sangat Rendah 2, 4
Hasil perhitungan Anates 4.0., diperoleh data bahwa dari 18 soal uraian
terdapat 13 soal yang dinyatakan valid yaitu soal 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability, yang bermakna kehandalan, kestabilan
atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya

10
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 105.
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h.229
40

dan konsisten.12 Hal ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan
maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes
mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali. Pengjian reliabilitas
soal uraian ini menggunakan bantuan software Anates 4.0. Setelah didapatkan
nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai rii pada tabel 3.6 berikut ini.13

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Instrumen


Indeks Reliabilitas Interpretasi Indeks Reliabilitas
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Cukup
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
Hasil uji coba soal yang menggunakan Anates 4.0., diperoleh reliabilitas
sebesar 0.79. Dengan demikian, soal yang sudah diujikan memiliki reliabilitas
dengan kriteria tinggi. Sehingga hasil dari pengukuran dengan menggunakan soal
uraian ini dapat dipercaya dan konsisten
3. Tingkat Kesukaran
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
14
disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran memilki nilai rentang sari 0.0-1.0.
Dalam perhitungan tingkat kesukaran ini, digunakan software Anates 4.0. Untuk
menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan yang dijelaskan pada tabel
3.7 sebagai berikut.15
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi Indeks Kesukaran
P 0,00-0,30 Sukar
P 0,31-0,70 Sedang

12
Sofyan, Op. cit, h.105.
13
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains: (Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam penelitian pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h.49.
14
Arikunto, Op., Cit., h. 207
15
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012),
h.225
41

P 0,71-1,00 Mudah

Hasil perhitungan Anates 4.0 dari 15 soal yang diujikan terdapat hasil bahwa 15
soal tersebut tergolong dalam kriteria sedang.
4. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah).16 Dalam penelitian ini perhidungan daya beda
menggunakan software Anates 4.0. Kriteria tolak ukur untuk menginterpretasikan
daya pembeda tiap butir soal terdapat pada tabel 3.8 berikut ini.17
Tabel 3.8 Kriteria Indeks Daya Beda
Indeks Daya Beda Interpretasi Daya Beda
D: 0,00-0,20 Jelek
D:0,21-0,40 Cukup
D: 0,41-0,70 Baik
D: 0,71-1,00 Baik sekali

Hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 18 soal sebanyak 2 soal jelek
dan 16 soal cukup.

I. Teknik Analisis Data


Data hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengukur signifikasi
pengaruh model SSCS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut
juga dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya.
Terdapat dua tahap yang dapat dilakukan untuk menganalisis data, yakni :
1. Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji analisis berupa uji hipotesis, maka dilakukan beberapa
uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan
dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan dua uji
yang harus dipenuhi yakni uji normalitas dan uji homogenitas :

16
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik op.cit., h. 211.
17
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h. 232
42

a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui persebaran data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 22. Langkah-langkah uji
normalitas menggunakan SPSS diawali dengan masuk ke program SPSS. Lalu,
klik Variable View pada SPSS statistic data editor. Pada kolom Name, baris
pertama dan kedua ketik kelas subjek penelitian yaitu “eksperimen” dan
“kontrol”, pada kolom Decimals ubah semua angka menjadi angka 2 (sesuai
kebutuhan), dan pada kolom Label, ketik jenis tes yang ingin diujikan misalnya
“Nilai Pretest” atau “Nilai Posttest”. Kemudian, klik Data View dan masukkan
nilai pretest atau posttest siswa pada kolom “eksperimen” dan “kontrol”.
Selanjutnya, pilih menu Analyze, lalu sub menu Nonparametric Test dan pilih
Legacy Dialogs, kemudian pilih 1 Sample K-S. Pada Test Variable List, masukkan
variabel “eksperimen” dan “kontrol”, sedangkan pada Test Distribution, klik
Normal, lalu OK. Adapun kriteria pengujian, yaitu jika probabilitas > 0,05, maka
Ho diterima, artinya distribusi data populasi normal, sedangkan jika probabilitas <
0,05 maka Ho ditolak, artinya distribusi data populasi tidak normal.18
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok data yang diuji
memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama atau tidak. Uji homogenitas
yang digunakan adalah uji One way Anova. Adapun langkah-langkahnya diawali
dengan masuk ke program SPSS. Lalu, klik Variabel View. Pada kolom Name
baris pertama ketik “Kelas” dan pada baris kedua ketik data yang akan diuji
“Nilai”, pada kolom Decimals, ubah semua angka menjadi angka 2 (sesuai
kebutuhan), pada kolom Label, untuk baris pertama ketik “Kontrol&Eksperimen”
sedangkan pada baris kedua ketik “Posttest”, dan pada kolom Value kolom
pertama, angka 1 untuk "Kontrol" dan angka 2 untuk "Eksperimen", baris kedua
dikosongkan. Pada kolom “Kelas” ketik angka “1”, “2”, sesuai dengan kelasnya
serta pada kolom “Nilai” masukkan hasil nilai siswa yang ingin diuji.

18
Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), h. 155
43

Pengolahan data dilakukan dengan cara buka menu Analyze, dan klik
Compare means kemudian klik One-Way Anova. Pada kotak dialog variabel
"kontrol&eksperimen" dipindahkan ke kolom Factor, dan "posttest" dipindahkan
ke kolom Dependent list. Klik tombol options centang kolom homogenity of
variance test kemudian klik continue. Klik OK. Kriteria pengujian menunjukkan
data memiliki varians homogen jika probabilitas > 0,05 dan Ho diterima,
sedangkan jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak, artinya varians data tidak
homogen.19
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat, jika data dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji
Independent-Samples T test, uji ini digunakan untuk sampel yang tidak saling
berkorelasi. Untuk kriteria pengujian, yaitu jika nilai probabilitas (sig) > 0,05,
maka Ho diterima. Namun, jika nilai probabilitas (sig) < 0,05, maka Ho ditolak.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22. Diawali dengan
membuka program SPSS Lalu, klik Variabel View. Pada kolom Name baris
pertama ketik “Kelas” dan pada baris kedua ketik data yang akan diuji “Nilai”,
pada kolom Decimals, ubah semua angka menjadi angka 2 (sesuai kebutuhan),
pada kolom Label, untuk baris pertama ketik “Kontrol&Eksperimen” sedangkan
pada baris kedua ketik “Posttest”, dan pada kolom Value kolom pertama, angka 1
untuk "Kontrol" dan angka 2 untuk "Eksperimen", baris kedua dikosongkan. Pada
kolom “Kelas” ketik angka “1”, “2”, sesuai dengan kelasnya serta pada kolom
“Nilai” masukkan hasil nilai siswa yang ingin diuji.
Pengolahan data dilakukan dengan cara klik Analyze, lalu pilih compare
means dan klik Independent-Samples T test. Pada kotak dialog Independent-
Samples T test dipindahkan data “Nilai” ke kotak grouping variable dan
"eksperimen&kontrol" ke kotak test variable. Setelah itu klik tombol define
groups pada group 1 isi angka 1 dan pada group 2 isikan angka 2, klik continue
dan OK.

19
Ibid, h. 167-168
44

Uji Man-Whitney digunakan apabila uji prasyarat menunjukkan data tidak


berdistribusi normal dan homogen. Langkah-langkah uji hipotesis dengan uji
Man-whitney yakni membuka program SPSS Lalu, klik Variabel View. Pada
kolom Name baris pertama ketik “Kelas” dan pada baris kedua ketik data yang
akan diuji “Nilai”, pada kolom Decimals, ubah semua angka menjadi angka 2
(sesuai kebutuhan), pada kolom Label, untuk baris pertama ketik
“Kontrol&Eksperimen” sedangkan pada baris kedua ketik “Posttest”, dan pada
kolom Value kolom pertama, angka 1 untuk "Kontrol" dan angka 2 untuk
"Eksperimen", baris kedua dikosongkan. Pada kolom “Kelas” ketik angka “1”,
“2”, sesuai dengan kelasnya serta pada kolom “Nilai” masukkan hasil nilai siswa
yang ingin diuji.
Langkah berikutnya yaitu klik Analyze, Non-parametrics Test, klik Legacy
Dialogs, kemudia klik 2 Independent Samples. Pada kotak dialog Two-
Independent-Samples Test dipindahkan data “Nilai” ke kotak grouping variable
dan "eksperimen&kontrol" ke kotak Test Variable List. Setelah itu klik tombol
define groups pada group 1 isi angka 1 dan pada group 2 isikan angka 2. Centang
kotak Man-Whitney U, klik continue dan OK.
d. Normal-Gain
Uji N-Gain merupakan pengujian untuk pre-test dan post-test. Uji N-Gain ini
berguna untuk mengetahui peningkatan pemahaman tentang pengetahuan
prosedural siswa. Menurut Meltzer rumus N-Gain sebagai berikut:20

Dengan kategori peralihan


g tinggi : tinggi g > 0,70
g sedang : nilai 0,70 ≤ g ≤ 0,30
g rendah : nilai g < 0,30

20
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible “hidden variable” in Diagnostic Pretes score, (Iowa State
University,2002), h. 1260, diakses dari http://www.physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002-
Vol.70-1259-1268.pdf, pada 19/02/2018.
45

J. Penilaian Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Ketercapaian kemampuan berpikir kritis dapat diketahui dengan menggunakan
rumus sebagai berikut21:
SN =

Keterangan:
SN = skor nilai
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

Skor nilai kemampuan berpikir kritis siswa yang telah diperoleh


dikelompokan dalam lima kategori. Kategori ketrampilan berpikir kritis dapat
dilihat dalam Tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis 22
Skor Nilai Kategori
50-62 tidak muncul
63-69 lemah
70-78 sedang
79-85 kuat
≥ 86 unggul
Keterangan :
Tidak muncul : hasil ini menunjukkan kemungkinan upaya yang dilakukan
peserta tes tidak memadai, kelelahan kognitif, atau kemungkinan
masalah pemahaman bacaan atau bahasa.
Lemah : hasil ini memprediksi kesulitan pendidikan dan ketenagakerjaan
terkait tuntutan untuk pemecahan masalah reflektif dan
pengambilan keputusan reflektif.
Sedang : hasil ini menunjukkan potensi dalam kemampuan yang menuntut
pemecahan masalah reflektif dan pengambilan keputusan reflektif
yang terkait dengan pembelajaran atau pengembangan karyawan.
Kuat : hasil ini menunjukkan potensi dalam kemampuan yang terkait
pemecahan masalah reflektif dan pengambilan keputusan reflektif
yang terkait dengan pembelajaran atau pengembangan karyawan.
Unggul : hasil ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang lebih
unggul dari sebagian besar peserta tes. Keterampilan di tingkat

21
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2010) Cet.16, h.102-103.
22
Noreen Facione, California Critical Thinking Skills Test, (California: Insight
Assessment), 2013, h. 29
46

superior konsisten dengan potensi untuk pembelajaran dan


kepemimpinan yang lebih maju.

K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : µ1 = µ2, maka H0 diterima, Ha ditolak
Ha : µ1 ≠ µ2, maka Ha diterima, H0 ditolak
Dengan :
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap
kemampuan berpikir kritis
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap
kemampuan berpikir kritis
µ1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
µ2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data-data yang dideskripsikan pada subbab ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif yang diperoleh dari hasil penelitian. Data kuantitatif merupakan data
hasil petest dan posttest kemampuan berpikir kritis dan hasil penilaian LKS dari
dua kelas yang berbeda sebagai sampel penelitian, yakni kelas XI MIA 2 sebagai
kelas kontrol dan XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen. Sedangkan data kualitatif
merupakan data hasil observasi keterlaksanaan proses pembelajaran. Data yang
telah diperoleh kemudian diolah dengan perhitungan statistik dengan bantuan
program microsoft excel dan SPSS.
1. Data Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis
Peneliti memberikan pretest pada kedua kelas, yakni kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pretest ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal berpikir
kritis siswa sebelum diberi perlakuan pada konsep sistem endokrin. Sedangkan
posttest diberikan dengan tujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan pada kedua kelas. Hasil
perhitungan data kuantitatif pretest dan posttest kedua kelas disajikan pada Tabel
4.1
Tabel 4.1 Data Statistik Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir
Kritis Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Statistik Pretest Posttest


Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 39.58 39.58 54.17 52.08
Nilai Tertinggi 66.67 66.67 81.25 79.17
Rata-rata 53.15 51.73 72.74 66.79
Median 52.08 52.08 72.92 68.75
Modus 56.25 52.08 79.17 68.75
Simpangan Baku 5.86 7.93 6.56 6.83
Jumlah siswa 35 35 35 35

47
48

Data pada Tabel 4.1, pada hasil pretest dan posttest kelompok kontrol
memiliki nilai yang lebih beragam dibandingkan kelompok eksperimen, hal
tersebut ditunjukkan oleh angka standar deviasi kelompok kontrol lebih tinggi
dibandingkan kelompok eksperimen. Hal ini berarti keragaman nilai kelompok
eksperimen tidak jauh berbeda atau lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol.
Penyebaran kedua kelompok untuk data pretest juga tidak jauh berbeda, hal
ini dilihat dari nilai rata-rata serta nilai median kedua kelompok yang tidak jauh
berbeda. Sedangkan untuk hasil posttest, terdapat perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok. Untuk perhitungan nilai pretest dan posttest kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat lebih jelas paa lampiran.1
Uji N-Gain untuk mengetahui kategorisasi peningkatan kemampuan berpikir
kritis siswa kelompok eksperimen dan kontrol, yakni dengan membagi rata-rata
hasil gain (skor posttest-skor pretest) dengan rata-rata gain maksimal yang
diperoleh (skor ideal-skor pretest).
Tabel 4.1 Hasil Uji N-Gain

Kelompok N-Gain Kategori


Eksperimen 0.42 Sedang
Kontrol 0.30 Sedang

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kelompok ekperimen dan


kelompok kontrol memiliki peningkatan yang sama-sama tergolog kategori
sedang.
2. Data Uji N-Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil perhitungan persentase rerata ketercapaian indikator kemampuan
berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ditunjukkan oleh Tabel 4.3
Tabel 4.3 Data Uji N-Gain Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator Kelas Kelas Kontrol
N- N-
Kemampuan Eksperimen
Gain Gain
Berpikir Kritis Pretest Posttest Pretest Posttest
Interpretasi 44.64 81.79 0.67 42.86 67.14 0.42
Analisis 77.14 84.64 0.33 69.29 78.93 0.30

1
Lampiran 12, 13 Data Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
49

Indikator Kelas Kelas Kontrol


N- N-
Kemampuan Eksperimen
Gain Gain
Berpikir Kritis Pretest Posttest Pretest Posttest
Evaluasi 45.00 70.00 0.45 48.93 64.64 0.31
Inferensi 76.07 86.43 0.43 70.71 82.86 0.41
Eksplanasi 49.64 77.86 0.56 51.07 68.93 0.37
Regulasi diri 26.43 35.71 0.13 27.50 34.29 0.09
Rata-rata 53.15 72.74 0.42 51.73 66.13 0.30

Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan kedua
kelompok mengalami peningkatan pada setiap indikator kemampuan berpikir
kritis. Namun, berdasarkan hasil uji N-Gain dibandingkan dengan kelompok
kontrol, kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar pada tiap
indikator kemampuan berpikir kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi dan regulasi diri. Untuk indikator interpretasi kelompok
ekperimen termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kelompok kontrol termasuk
dalam kategori sedang. Kemudian untuk indikator analisis, evaluasi, inferensi, dan
eksplanasi kedua kelompok termasuk dalam kategori sedang. Dan indikator
regulasi diri kedua kelompok termasuk dalam kategori rendah. Untuk lebih
jelasnya data ketercapaian setiap aspek kemampuan berpikir kritis dapat dilihat
pada lampiran 15.2
3. Hasil Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
dan Eksperimen
Hasil perhitungan rata-rata ketercapaian indicator kemampuan berpikir kritis
berdasarkan perolehan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis


Kelas Kontrol dan Eksperimen

Indikator Pretest Posttest


Kemampuan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Berpikir Rata- Rata- Rata- Rata-
Kategori Kategori Kategori Kategori
Kritis rata rata rata rata
Interpretasi 44.64 Tidak 42.86 Tidak 81.79 Kuat 67.14 Lemah
muncul muncul

2
Lampiran 15 dan 16, Hasil Persentase Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir Kritis
Pretes dan Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol
50

Indikator Pretest Posttest


Kemampuan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Berpikir Rata- Rata- Rata- Rata-
Kategori Kategori Kategori Kategori
Kritis rata rata rata rata
Analisis 77.14 Sedang 70.00 Sedang 84.64 Kuat 78.93 Kuat
Evaluasi 45.00 Tidak 48.93 Tidak 70.00 Sedang 64.64 Lemah
muncul muncul
Inferensi 76.07 Sedang 70.71 Sedang 86.43 Unggul 82.86 Kuat
Eksplanasi 49.64 Tidak 51.07 Tidak 77.86 Sedang 68.93 Lemah
muncul muncul
Regulasi diri 26.43 Tidak 27.50 35.71 Tidak 34.29 Tidak
muncul muncul muncul

4. Data Rata-Rata Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lembar kerja siswa dirancang sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan. Pada lembar kerja siswa kelas eksperimen terdiri dari bagian search,
solve, create, dan share. Sedangkan pada lembar kerja siswa kelas kontrol
mengikuti tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis, dan
mengkomunikasikan. Berikut hasil perhitungan rata-rata nilai LKS kedua
kelompok disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata ketercapaian LKS
Pertemua Ke- Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1 82,59 82.86
2 88,84 92,14
Rata-Rata 85,71 87,50

Hasil rata-rata nilai LKS kedua kelompok baik eksperimen maupun


kontrol mengalami peningkatan pada tiap pertemuan. Namun, hasil rata-rata
menujukkan kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Data hasil perhitungan LKS dapat dilihat pada
lampiran 18.3
5. Data Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian proses belajar
mengajar selama penelitian dengan menggunakan lembar observasi. Lembar

3
Lampiran 18, Hasil Perhitungan LKS Kelompok Eksperimen dan Kontrol
51

observasi terdiri dari satu lembar aktivitas mengajar guru dan satu lembar aktivitas
proses pembelajaran siswa.
Kelas kontrol menerapkan pendekatan saintifik dengan 5 tahapan dan kelas
eksperimen menerapkan model pembelajaran SSCS yang terdiri dari 4 tahapan.
Tabel 4.6 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran SSCS
oleh Guru Kelas Eksperimen
No Tahapan Model Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Pembelajaran SSCS Pertemuan-I Pertemuan-II
1 Search 100 100
2 Solve 100 100
3 Create 100 100
4 Share 100 100
Rata-rata Persentase 100 100

Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa peneliti telah melaksanakan tiap
tahapan model pembelajaran SSCS dalam dua pertemuan. Hal tersebut dilihat
berdasarkan rata-rata persentase tiap pertemuan yang tercapai.
Tabel 4.7 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran SSCS
oleh Siswa Kelas Eksperimen
No Tahapan Model Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Pembelajaran SSCS Pertemuan-I Pertemuan-II
1 Search 100 100
2 Solve 100 100
3 Create 100 100
4 Share 94 100
Rata-rata Persentase 97 100

Data pada Tabel 4.7 menunjukkan pesentase keterlaksanaan model


pembelajaran SSCS siswa untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan
dari pertemuan I ke pertemuan II dalam setiap tahapan.
Tabel 4.8 Data Keterlaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh Guru
Kelas Kontrol
No Tahapan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Saintifik Pertemuan-I Pertemuan-II
1 Mengamati 100 100
2 Menanya 100 100
52

No Tahapan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%)


Saintifik Pertemuan-I Pertemuan-II
3 Mengeksplorasi 100 100
4 Mengasosiasi 100 100
5 Mengkomunikasikan 100 100
Rata-rata Persentase 100 100

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran saintifik oleh peneliti


selama 2 pertemuan pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa peneliti telah
melaksanakan tiap langkah pembelajaran saintifik. Pada tiap tahapan
pembelajaran saintifik yakni mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan memperoleh rata-rata persentase yang
baik.
Tabel 4.9 Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Saintifik oleh
Siswa Kelas Kontrol
No Tahapan Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
Saintifik Pertemuan-I Pertemuan-II
1 Mengamati 100 100
2 Menanya 100 100
3 Mengeksplorasi 100 100
4 Mengasosiasi 100 100
5 Mengkomunikasikan 100 100
Rata-rata Persentase 100 100

Persentasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran saintifik oleh siswa


mengalami peningkatan tiap pertemuannya. Dengan persentase tiap tahapan
pembelajaran santifik tidak kurang dari lima puluh persen. Hal ini
menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran saintifik oleh siswa cukup
baik. Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa terlapir pada lampiran 6
dan 7.4

B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
persyaratan analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas

4
Lampiran 6 dan 7, Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.
53

1. Uji Statistik Pada Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest pada kedua
kelompok yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari subjek penelitian yang
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dihitung menggunakan uji
Kolmogorov smirnov dengan bantuan program SPSS versi 22. Kriteria uji
normalitas yakni H0 diterima jika nilai sig > 0.05. Diterimanya H0 berarti data
tersebut berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen dan
Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (n) 35 35 35 35
Statistik 0.133 0.139 0.146 0.127
Sig/p-value 0.118 0.083 0.057 0.164
α 0.05 0.05 0.05 0.05
0.118 > 0.05 0.083 > 0.05 0.057> 0.05 0.164 > 0.05
Kesimpulan
Normal Normal Normal Normal

Data padaTabel 4.10 menunjukkan bahwa, data pretest dan posttest pada
kedua kelompok berdistribusi normal. Dengan nilai signifikasi yang diperoleh
pada kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0.05. Data hasil uji normalitas
kelompok eksperimen dan control tertera pada lampiran 19 dan 20.5
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Uji homogenitas dihitung
dengan program SPSS versi 22 dengan uji levene statistic. Hasil uji homogenitas
data pretest dan posttest dapa dilihat pada Tabel 4.11.

5
Lampiran 19 dan 20, Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Pretes
Kelompok eksperimen dan Kontrol.
54

Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Statistik
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (n) 35 35 35 35
Sig/p-value 0.112 0.784
α 0.05 0.05
0.112 > 0.05 0.784 > 0.05
Kesimpulan
Homogen Homogen

Berdasarkan Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest pada
kedua kelompok adalah homogen, hal ini dilihat berdasarkan nilai p-value > 0.05
yang berarti H0 diterima maka data homogen.
a. Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa semua data baik
pretest ataupun posttest berdistribusi normal namun data posttest tidak homogen
sedangkan data pretest homogen. Maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan
uji One-Way Anova pada data pretest dan posttest. Pengujian dilakukakn
menggunakan SPSS versi 22. Hasil perhitungan uji hipotesis data pretest dan
posttest dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Data Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (n) 35 35 35 35
Sig/p-value 0.394 0.000
α 0.05 0.05
0.394 > 0.05 0.000 < 0.05
Kesimpulan
Tidak Berbeda Berbeda

Data pada Tabel 4.12 data pretest menunjukkan bahwa taraf signifikasi
lebih dari 0.05 maka H0 diterima, artinya pada data pretest tidak dapat perbedaan
rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa antara kelompok kontrol dan
eksperimen. Sedangkan pada data posttest menunjukkan bahwa taraf signifikasi
yang diperoleh kurang dari 0.05 yang artinya H0 ditolak sehingga pada data
posttest terdapat perbedaan antara rata-rata kemampuan berpikir kritis kelompok
55

kontrol dan eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa


terdapat pengaruh yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis kelompok
eksperimen yang diterapkan model pembelajaran SSCS.
2. Uji Statistik pada Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok
Eksperimen dan Kontrol
Tahapan selanjutnya setelah pengujian hipotesis data pretest dan posttest
kemampuan berpikir kritis siswa adalah pengujian statistik per indikator
kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tidak
terdapat perbedaan pada data pretest dari kedua kelompok. Sedangkan setalah
diberikan perlakuan, hasil posttest menunjukkan adanya perbedaan kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, uji
Man-Whitney per indikator untuk mengetahui signifikasi perbedaan kemampuan
berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.13 Data Uji Statistik Data Pretest Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis
Indikator
Kemampuan
Uji Kelas (Sig) Hasil Ket
Berpikir
Kritis
0.00 0.00 < 0.05 Tidak
Eksperimen
Normal
Uji Normalitas
Kontrol 0.00 0.00 < 0.05 Tidak
Interpretasi
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen 0.43 0.43 > 0.05 H0
Nonparametrik Kontrol Diterima
Eksperimen 0.08 0.08 > 0.05 Normal
Uji Normalitas Tidak
Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Analisis Normal
Uji Hipotesis Eksperimen 0.72 0.72 > 0.05 H0
Nonparametrik Kontrol Diterima
0.00 0.00 < 0.05 Tidak
Eksperimen
Normal
Uji Normalitas
0.01 0.01< 0.05 Tidak
Evaluasi Kontrol
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen 0.24 0.24 > 0.05 H0
Nonparametrik Kontrol Diterima
Inferensi Uji Normalitas Eksperimen 0.00 0.00 < 0.05 Tidak
56

Indikator
Kemampuan
Uji Kelas (Sig) Hasil Ket
Berpikir
Kritis
Normal
Kontrol 0.00 0.00 < 0.05 Tidak
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen H0
0.14 0.14 > 0.05
Nonparametrik Kontrol Diterima

Eksperimen 0.11 0.11 > 0.05 Normal


Uji Normalitas
Kontrol 0.06 0.06 > 0.05 Normal
Eksplanasi Uji Eksperimen 0.01 0.01 < 0.05 Tidak
Homogenitas Kontrol Homogen
Uji Hipotesis Eksperimen H0
0.93 0.94 > 0.05
Nonparametrik Kontrol Diterima
0.00 0.00 < 0.05 Tidak
Eksperimen
Uji Normalitas Normal
0.00 Tidak
Regulasi diri Kontrol 0.00 < 0.05
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen H0
0.25 0.25 > 0.05
Nonparametrik Kontrol Diterima

Hasil uji statistik pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pada tiap
indikator kemampuan berpikir kritis pretest antara kelompok eksperimen dan
kontrol tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan. Dilihat dari nilai
sigifikasi.
Tabel 4.14 Data Uji Statistik Data Posttest Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis
Indikator
Kemampuan
Uji Kelas (Sig) Hasil Ket
Berpikir
Kritis
Eksperimen 0.00 0.01 < 0.05 Normal
Uji Normalitas
Kontrol 0.01 0.00 < 0.05 Normal
Uji Eksperimen Tidak
Interpretasi 0.00 0.00 < 0.05
Homogenitas Kontrol homogen
Uji Non Eksperimen H0
0.01 0.01 < 0.05
Parametrik Kontrol Ditolak
57

Indikator
Kemampuan
Uji Kelas (Sig) Hasil Ket
Berpikir
Kritis
Tidak
Eksperimen 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Uji Normalitas
Tidak
Analisis Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen H0
0.03 0.03 < 0.05
Nonparametrik Kontrol Ditolak
Tidak
Eksperimen 0.00 0.03 < 0.05
Normal
Uji Normalitas
Tidak
Evaluasi Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Uji Hipotesis Eksperimen H0
Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Nonparametrik Ditolak
Tidak
Eksperimen 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Uji Normalitas
Tidak
Inferensi Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Normal

Uji Hipotesis Eksperimen H0


0.19 0.19 > 0.05
Nonparametrik Kontrol Diterima

Tidak
Eksperimen 0.01 0.01 < 0.05
Normal
Uji Normalitas
Tidak
Eksplanasi Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Normal

Uji Hipotesis Eksperimen H0


0.04 0.04 < 0.05
Nonparametrik Kontrol Ditolak

Tidak
Eksperimen 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Uji Normalitas Tidak
Kontrol 0.00 0.00 < 0.05
Normal
Regulasi diri
Uji Hipotesis Eksperimen H0
0.56 0.56 > 0.05
Nonparametrik Kontrol Diterima

Data pada Tabel 4.14, menunjukkan hasil uji Man-Whitney hasil posttest
setiap indikator kemampuan berpikir kritis. Uji Man-Whitney digunakan dengan
58

program SPSS karena berdasarkan uji normalitas setiap indikator menunjukkan


bahwa data tidak berdistribusi normal. Hasil uji Man-Whitney menunjukkan
terdapat tiga indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki perbedaan rerata
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni interpretasi, analisis, dan
eksplansi. Sedangkan pada indikator lainnya tidak terdapat perbedaan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk data hasil uji statistik setiap aspek
kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 21.6

C. Pembahasan
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting
dalam menyelesaikan permasalahan termasuk permasalahan mengenai kelainan
yang mungkin terjadi pada sistem endokrin. Siswa dilatih untuk mengenal
permasalahan, mengumpulkan informasi, menganalisis dan mengevaluasi
infromasi-informasi yang relevan untuk menyelesaikan permsalahan. Menurut
Facione terdapat 6 kemampuan berpikir kritis yakni interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi dan regulasi diri. Untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa adalah dengan kegiatan pemecahan masalah. Model
pembelajaran SSCS merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan
peluang kepada peseta didik untuk aktif dalam kegiatan memecahkan masalah.
Dalam artian siswa dituntut untuk lebih aktif dalam berpikir untuk menemukan
permasalahan, merancang kegiatan untuk mencapai solusi permasalahan hingga
menentukan solusi permasalahan sendiri.7
Kemampuan berpikir kritis siswa dilihat sebelum perlakuan yakni berdasarkan
hasil pretest. Hasil pretest kemampuan berpikir kritis siswa menghasilkan nilai
rata-rata kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok
kontrol, dengan sebaran data tidak jauh berbeda dilihat dari standar deviasi kedua
kelompok. Namun setelah diujikan dengan uji-t hasil pretest menunjukkan angka
sig.> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis awal siswa

6
Lampiran 21, Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Setiap Aspek Kemampuan
Berpikir Kritis
7
Rahmi, Metode Pemecahan Masalah Model SSCS (Search, Solve, Create, and Share)
salam Pembelajaran Matematika, Percikan, Vol. 120, 2011, h. 2
59

pada kelompok eksprimen dan kontrol adalah sama atau tidak memiliki perbedaan
yang signifikan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan setelah diperoleh hasil pretest, yakni
diberlakukan model pembelajaran SSCS untuk kelompok eksperimen dan
pendekatan saintifik untuk kelompok kontrol. Kelompok ekperimen
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Search, Solve, Create, dan Share (SSCS) dan kelompok kontrol dengan
pembelajaran saintifik yang sudah diterapkan di MAN 13 Jakarta. Terdapat 4
tahapan pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share (SSCS), yaitu search,
solve, create, dan share. Sedangkan pembelajaran saintifik terdapat 5 tahapan
yakni mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
Keterlaksanaan model pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share (SSCS)
dilihat berdasarkan hasil lembar kerja dan lembar observasi. Pada penerapan
model ini, siswa secara berkelompok dibagikan lembar kerja. Lembar kerja
digunakan untuk membantu mengarahkan siswa dalam setiap tahapan model
pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share (SSCS). Dan lembar observasi
berdasarkan daftar ceklist yang diisi oleh observer selama kegiatan pembelajaran.
Tahap pertama yakni tahap Search, siswa secara berkelompok menjabarkan
permasalahan dari artikel-artikel mengenai fungsi serta mekanisme kelenjar
sistem hormon pada lembar kerja, kemudian merumuskan permasalahan dalam
bentuk pertanyaan. Perbedaan pertemuan-1 dan pertemuan-2 yakni terkait kelenjar
endokrin yang dibahas. Pada pertemuan-1 tentang kelenjar hipotalamus, pineal,
paratiroid dan tiroid, sedangkan pada pertemuan-2 tentang kelenjar adrenal,
pankreas, gonad, dan timus. Pada tahap ini, siswa mengembangkan kemampuan
untuk mengutarakan kembali ide seseorang dengan kata-kata sendiri melalui
kegiatan mengenali permasalahan yang ada pada artikel serta membuat rumusan
masalah. Pada tahap Search, untuk pertemuan-1 dan pertemuan-2, berdasarkan
hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan terlaksana baik oleh siswa maupun
oleh guru. Namun, berdasarkan hasil lembar kerja rerata tahapan search
perkelompok pertemuan-1 hanya mencapai 43,75%. Hal ini karena siswa
60

kesulitan dalam mengidentifikasi permalasahan yang tepat berdasarkan artikel.


Dan pada pertemuan ke-2 rerata meningkat walaupun hanya dengan selisih sedikit
dari pertemuan-1 yakni 45,54%.
Tahap kedua yaitu tahap Solve, siswa dibimbing untuk membuat hipotesis,
merancang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah,
serta mengumpulkan informasi. Pada tahap ini, siswa mengembangkan
kemampuan analisis serta evaluasi melalui kegiatan membuat hipotesis dan
mengumpulkan informasi. Kegiatan membuat hipotesis membantu siswa untuk
menghubungkan pertanyaan permasalahan dengan konsep-konsep sains yang telah
diperoleh. Dan kegiatan mengumpulkan informasi membantu siswa dalam
memberikan alasan yang kuat dari prediksi jawaban yang diberikan serta memilah
informasi yang terpercaya yang dapat mendukung jawaban penyelesaian masalah.
Sedangkan kegiatan merencanakan langkah-langkah untuk menyelesaikan
masalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan regulasi diri yakni
menentukan langkah yang tepat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Hasil observasi keterlaksanaan tahap Solve baik pertemuan-1 maupun
pertemuan-2 menunjukkan bahwa tahapan telah terlaksana oleh guru dan siswa.
Hasil lembar kerja siswa perkelompok mengalami peningkatan dari pertemuan-1
dan pertemuan-2, yakni 38,69% menjadi 44,64%. Hal ini dikarenakan, pada
pertemuan-1 siswa banyak yang tidak mencantumkan sumber referensi atau
referensi yang kurang terpercaya pada kegiatan mengumpulkan informasi.
Tahap Create, siswa menentukan solusi yang dari permasalahan kemudian
membuat sebuah skema yang menggambarkan penyelesaian dari permasalahan.
Dengan menentukan solusi permasalahan siswa mengembangkan kemampuan
inferensi yakni menggambarkan kesimpulan berdasarkan infromasi-informasi
terpercaya yang diperoleh pada tahap solve. Dan pada kegiatan membuat skema,
siswa dilatih membuat penjelasan sederhana dari informasi yang diperoleh, juga
menggambarkan kesimpulan yang telah diambil, yang mendukung indikator
eksplanasi dimana siswa dapat menyatakan kesimpulan yang disertai alasan-
alasan yang mendukung. Berdasarkan hasil lembar kerja baik pertemuan-1
maupun pertemuan-2 rerata menunjukkan hasil yang cukup yakni 42,86% dan
61

44,64%. Karena banyak siswa yang hanya memberikan pernyataan kesimpulan


tanpa adanya alasan yang mendukung. Untuk hasil observasi, tahap create
dilaksanakan dengan baik, dilihat karena siswa memberikan kesimpulan serta
membuat skema yang diinstruksikan.
Tahap terakhir yakni tahapan Share, dimana siswa secara berkelompok
mempresentasikan hasil diskusi dimulai dari penemuan, solusi, serta kesimpulan
dari penyelesaian masalah. Dalam tahapan Share, siswa berbagi informasi,
menerima umpan balik, serta merefleksi dan mengevaluasi solusi dari
permasalahan yang dibuat. Tahapan ini mendukung siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis pada indikator evaluasi. Namun, untuk pertemuan-1
dan 2 hanya 4 perwakilan kelompok yang dapat mempresentasikan skema
penyelesaian masalah karena kurangnya waktu. Sehingga hasil observasi
menunjukkan 50,00% keterlaksanaan tahapan share.
Hasil uji hipotesis data posttest kemampuan berpikir kritis menghasilkan
angka sig. < 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti tedapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis antara kedua kelompok setelah diberikan perlakuan.
Adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kedua kelompok
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran SSCS dapat memengaruhi
siswa dalam kemampuan berpikir kritis pada konsep sistem endokrin.
Hasil uji hipotesis pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis
menunjukkan bahwa model pembelajaran SSCS memengaruhi kemampuan
berpikir kritis siswa pada indikator intrepretasi, analsisis, evaluasi dan eksplanasi.
Namun, bila dilihat berdasarkan data ketercapaian rata-rata setiap indikator
kemampuan berpikir kritis kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan
rata-rata dalam setiap indikator.
Indikator interpretasi pada kelompok eksperimen dengan pembelajaran model
SSCS tahap search, siswa secara berkelompok mengidentifikasi permasalahan
dari artikel-artikel mengenai fungsi serta mekanisme kelenjar sistem hormon pada
lembar kerja, memilih satu permasalahan dan merumuskan permasalahannya
dalam bentuk pertanyaan. Melalui tiga kegiatan tersebut siswa dilatih mengenali
masalah serta menggambarkan tujuan seseorang dengan membuat pertanyaan.
62

Pada pembelajaran saintifik tahap memahami dan menanya siswa diinstruksikan


untuk membuat pertanyaan berdasarkan artikel, hal ini hanya melatih siswa untuk
menggambarkan tujuan seseorang dengan membuat pertanyaan. Berdasarkan hal
tersebut kelompok eksperimen dilatih menguasai dua subskills indikator
interpretasi yakni category dan decoding significance, sedangkan pada kelompok
kontrol siswa hanya dilatih untuk menguasai subskill decoding significance.
Sehingga menyebabkan kelompok eksperimen lebih unggul dibandingkan
kelompok kontrol untuk indikator interpretasi.
Indikator analisis baik pada model pembelajaran SSCS maupun pembelajaran
saintifik siswa dilatih untuk mengenali hubungan antar pertanyaan, pernyataan,
ataupun deskripsi. Pada tahap Search untuk model pembelajaran SSCS, siswa
membuat hipotesis dan menganalisis informasi-informasi yang telah
dikumpulkan, dengan membuat hipotesis siswa dilatih untuk menghubungkan
pengetahuan atau informasi yang telah didapat dengan pertanyaan permasalahan
sedangkan dengan menganalisis informasi yang telah dikumpulkan siswa dilatih
untuk memilih informasi-informasi yang dikumpulkan dengan pernyataan
hipotesis. Kemudian untuk pembelajaran saintifik pada tahap mengasosiasi, siswa
dilatih untuk menghubungkan informasi-informasi yang telah dikumpulkan
dengan pertanyaan yang telah dibuat pada tahap menanya.
Indikator evaluasi yaitu kemampuan untuk dapat menilai apakah suatu
pernyataan data dipercaya atau tidak. Kredibilitas suatu pernyataan dapat dilihat
berdasarkan sumber informasi pernyataan, alasan yang mendukung suatu
pernyataan tersebut, serta siapa yang menyatakan pernyataan. Dalam tahap Solve
siswa diarahkan untuk mencari informasi yang berasal dari sumber terpercaya,
serta informasi yang didukung oleh alasan atau data yang masuk akal. Untuk
indikator evaluasi, kedua kelompok memperoleh peningkatan yang tergolong
kategori sedang.
Indikator inferensi yakni kemampuan untuk menarik kesimpulan yang masuk
akal berdasarkan pernyataan ataupun deskripsi, baik kelompok eksperimen dan
kelompok memperoleh angka N-Gain yang hampir sama. Peningkatan kedua
kelompok bila dilihat berdasarkan angka N-Gain termasuk dalam kategori sedang.
63

Indikator inferensi ini dapat dilatih pada tahap Create untuk model pembelajaran
SSCS dan tahap mengasosiasi untuk pembelajaran saintifik. Pada tahap Create
siswa membuat solusi permasalahan berdasarkan informasi-informasi yang telah
dikumpulkan dan pada tahap asosiasi siswa menarik kesimpulan atau jawaban
pertanyaan yang dibuat pada tahap menanya.
Indikator eksplanasi pada kelompok eksperimen memperoleh peningkatan
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Meskipun peningkatan kedua
kelompok sama-sama termasuk dalam kategori sedang. Pada tahap Create model
pembelajaran SSCS, siswa membuat sebuah skema atau poster yang
menggambarkan proses penyelesaian masalah dimulai dari masalah hingga solusi
permasalahan. Hal tersebut melatih siswa untuk menyatakan hasil dan menyajikan
informasi-informasi yang mendukung hasil.
Indikator regulasi diri pada kedua kelompok memperoleh peningkatan yang
tergolong rendah yakni angka N-Gain < 0,03. Kemampuan regulasi diri
merupakan kemampuan untuk memonitor kegiatan kognitif, merefleksi alasan-
alasan yang diberikan untuk mendukung suatu pernyataan. Secara umum adalah
kemampuan menganalisis dan mengevaluasi keputusan atau suatu hasil. Pada
tahap Share, karena keterbatasan waktu tidak semua kelompok mempresentasikan
hasil penyelesaian masalah, begitu pula dengan kelompok kontrol. Sehingga
kemampuan siswa untuk dapat menganalisis, mengevaluasi, serta memperbaiki
hasil penyelesaian masalah ataupun hasil diskusi kurang terasah.
Model pembelajaran SSCS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa. hal ini didukung oleh penelitian Tampi Rahma Tentang Pengaruh Model
Search, Solve Create, And Share Disertai Media Gambar Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Surakarta Pada Konsep Jamur, yang
menyatakan bahwa pada setiap tahapan model pembelajaran SSCS dapat
membekali pseserta didik untuk dapat berpikir kritis dalam mengahadapi setiap
masalah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
model pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal
tersebut ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis memperoleh nilai sig < 0,05, yaitu
0,00 < 0,05. Model pembelajaran SSCS mempengaruhi beberapa aspek
kemampuan berpikir kritis yakni interpretasi, analisis, dan eksplanasi.

B. Saran
Saran dari penelitian ini adalah:
1. Guru perlu menerapkan model pembelajaran SSCS pada materi-materi biologi
lainnya.
2. Peneliti dapat lebih mengembangkan aspek atau indikator kemampuan
berpikir kritis dengan tetap memperhatikan model pembelajaran yang sesuai
dengan konsep biologi yang diajarkan.
3. Pengembangan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melakukan penelitian
serupa dengan menggunakan instrumen tes yang lebih baik pada konsep
lainnya.
4. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu yang
cukup lama sehingga kemampuan berpikir kritis siswa lebih baik.

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Catur, Winarti. Efektivitas Model Pembelajaran SSCS Untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MAN
Yogyakarta 1 Pada Materi Alat-Alat Optik. Berkata Fisika Indonesia. Vol.
8. 2016.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta. 2010.

Awang, Hafizah, Ramly, Ishak. Creative Thinking Skil Approach Through


Problem-Based Learning: Pedagogy and Pratice in The Engineering
Clasroom, International Scholarly and Scientific Reseacrh
&Innovation.Vol. 4. 2008

Butterworth, John, Thwaites, Geoff. Thinking Skills: Critical Thinking and


Problem Solving. UK: Cambridge University Press. 2013

Chang, Chun-Yen. The Use of a Problem-Solving-Based Instructional Model in


Initiating Change in Students Achivement and Alternative Frameworks.
International Journal of Education Science Education. Vol 21. No 4.
1999.

Chen, Haw. Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to


Conic-Sections Teaching. International Journal Of Education And
Information Technologies Issue.Vol. 7. 2013.

Chin, Christine .Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A


Problem-Solving Approach. REACT: National Institute of Education. Vol.
7. No 1. 1997.

Daus, Firdaus, Hafsari, Ika Ayu. The Contribution of Critical Thinking Skills and
Metacognitive Awareness on StudentsLearning:Teaching Biology at
Senior High Scholl. Canadian Center of Science and Education. Vol. 9.
2015.

Santoso, Erfan Budi. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS dan Predict Observe
Explain terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMPN 1
Gondangreji Karangnayar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi pada
Universitas Muhammmadiyah Surakarta. Surakarta. 2014.
66

Facione, Peter. Critical Thinking :What It Is and Why It Counts, Insight


Assessment. http://www.insightassesment.com/pdf
files/what&why2006.pdf. 2015

Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. 2009

Halpern, Diane F. Thought and Knowledge: An Introduction of Critical Thinking,


New York: Psychology Press. 2014.

Hatari, Niki, Widiyatmoko, Arif, Parmin. Kefektifan Model Pembelajaran SSCS


Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Science Education
Journal. Vol. 5. 2016.

Irnaningtyas. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI Kelompok Peminatan


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2015.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2011.

Lau, J.Y.F. An Introduction to Critical Thinking and Creativity. Massachuset:


John Wiley & Sons Inc. 2011.

Lingga, Ayu, Parno, Taufik, Ahmad. Kemampuan Bepikir Kritis dan Pemahaman
Konsep Fisika Peserta didik pada Konsep Hukum Newton, Pros. Semnas
Pend IPA Pasca Sarjana UM. Vol. 1. 2016. (http://pasca.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/02/Ayu-Lingga-88-99.pdf)

Mahapoonyanont, Natcha. The Causal Model Of Some Factors Affecting Critical


Thinking Abilities. Social and Behavioral Sciences. Vol. 46. 2012.

Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2013

Martin-Hansen, Lisa M. Inquiry Pedagogy and The Preservice Science Teacher.


New York: Cambria Press. 2009.

Moore, Betsy, Stanley, Todd. Critical Thinking and Formative Assessment


Increasing the Rigor in Your Classroom. New York: Routledge. 2010.

Murphy, Elizabeth. An Instrument to Support Thinking Critically about Critical


Thinking in Online Asynchronous Discussions. Australian Jounal of
Educational Technology. Vol 20. No 3. 2004.
67

OECD. PISA 2012 Results In Focus: What 15-Year-Olds Know And What They
Can Do With What They Know.
https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf.
2014

Pizzini, Edward .L, Daniel P Shepardson, dan Sandra K. Abell. A Rationale for
and the Development of a Problem Solving Model of Instruction in
Science Education. Science Education 7 .Vol 3. No 5. 1989.

Pizzini, Edward L. A Comparison of the Classroom Dynamics of a Problem-


Solving and Traditional Laboratory Model of Instruction Using Path
Analysis. Journal of Research In Sceince Teaching.Vol. 29. No. 3. 1992.

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT


Remaja Rosdakarya. 2010.

Rusman. Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalime Guru.


Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta:


Grafindo Persada. 2015.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana. 2006

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., Russell, James D. Instructional


Technology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media
untuk Belajar Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana. 2011.

Sofiyah, Noly. Deskripsi Literasi Sains Awal Mahasiswa Pendidikan IPA Pada
Konsep IPA .Journal Pedagogia. Vol.4. 2015.

Sofyan, Ahmad, Feronika, T., Milama, B. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis


Kompetensi. Jakarta: UIN Press. 2006.

Suciati, Nia. Pengaruh Pembelajaran Search, Solve, Create, dan Share dengan
Strategi Metakognitif terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah dan
Berpikir Kritis Fisika. Jurnal Pendidikan Sains. Vol 1. No 2. 2013.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali press. 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 2015.


68

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya. 2013.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,


dan ImpelementasinyaPada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP).
Jakarta: Kencana. 2011.

Utami, Runtut Prih. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And
Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi
Belajar dan Kreativitas Peserta didik. Bioedukasi. Vol. 4. No. 2. 2011

Yusnaeni, Corebima, Alosius Duran, Susilo, Herawati, Zubaidah, Siti. Creative


Thinking of Low Academic Students Undergoing Seacrh, Solve, Create
and Share Learning Integretes with Metacognitive Strategies, International
Journal of Instruction. Vol. 10. 2017.

Živkoviüa, Slaÿana. A Model of Critical Thinking as an Important Attribute for


Success in the 21st Century. Social and Behavioral Sciences. Vol. 232.
2016.
69

LAMPIRAN
69

Lampiran 1 RPP Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)KE-1 KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : XI / genap
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Sub Materi : Sistem Endokrin
Alokasi Waktu : 2×45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi


Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi dan mengaitkan-nya dengan proses koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon, dan alat indera dalam mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Indikator Kompetensi
1. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar
endokrin (hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).
2. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
(hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).
3. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
dengan fungsi dan mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin (hipotalamus, pineal
tiroid dan paratiroid).

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran Search, Solve, Cretae, and Share siswa dapat
mengidentifikasi struktur dan fungsi kelenjar endokrin pada manusia, menjelaskan
mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan menganalisis
kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar endokrin hingga dapat
menganalisis hubungan struktur, fungsi, serta mekanisme kerja kelenjar endokrin dengan
kelainan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin.

C. Materi Ajar
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang
merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, hormon disekresikan secara langsung ke dalam aliran darah dan
beredar ke seluruh tubuh menuju organ sasaran
70

Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
1. Kelenjar hipofisis
• Kelenjar Kelenjar pituitari/master gland
• Letak : pada bagian dasar otak besar, di bawah hipotalamus
• Peranan : menghasilkan hormon yang mengatur hormon lainnya
• Terdapat 3 bagian (lobus) : anterior, intermediet, posterior

Nama Hormon Sekresi dirangsang Fungsi


oleh
Somatotrophic Hormone GRF (growth hormone Mengendalikan atau
(STH)/Growth Hormone releasing factor) merangsang pertumbuhan
(GH) rangka dan tubuh.
Thyroid Stimulating TRF (tyrotrophic Mengendalikan sekresi
Hormone (TSH) releasing factor) hormon tiroksin
Adrenocorticotrophic CRF (corticotrophin Merangsang korteks adrenal
Hormmone (ACTH) releasing factor) untuk menyekresi hormon
glukokortikoid
Follicle Stimulating GnRF (gonadotrophic Pada perempuan:
Hormone (FSH) releasing hormone) Merangsang pertumbuhan
dan perkembangan folikel
dalam ovari, merangsang
sekresi estrogen oleh folikel
Pada Laki-Laki:
Mengatur perkembangan
testis, merangsang proses
spermatogenesis
Luteinising Hormone (LH) GnRF (gonadotrophic Pada perempuan:
releasing hormone) Memengaruhi ovulasi,
membentuk korpus luteum,
merangsang sekresi
progesteron
Pada Laki-Laki:
Merangsang sel-sel Leydig
menyekresikan testoteron
Prolaktin Penyusuan Merangsang sekresi susu
setelah melahirkan,
memelihara korpus luteum.

Hipofisis intermediet
• Peranan : menyekresikan hormon melanosit/MSH
• Tidak berperan penting pada sifat normal manusia
71

• Pada keadaan tertentu misalnya hamil, peningkatan sekresi MSH meyebabkan


warna kulit menjadi lebih gelap.
Hipofisis Posterior
• Peranan : menyekresikan hormon oksitosin dan ADH (antidiuretic hormone)
• Hormon Oksitosin,peranan : merangsang kontraksi uterus pada saat melahirkan,
pelepasan prolaktin.
• Hormon ADH/vasopressin, peranan : menyebabkan kontraksi pembuluh darah
meningkatkan tekanan darah, mengatur pelepasan air dari ginjal.
2. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah kelenjar endokrin kecil di otak. Kelenjar pineal terletak
dekat pusat otak, antara dua belahan, terselip di alur dimana dua badan talamik bulat
bergabung. Kelenjar pineal terdiri dari dua jenis sel yang dikenal sebagai parenkim
dan sel-sel neuroglia.
Hormon utama yang dihasilkan dan disekresikan oleh kelenjar pineal adalah
melatonin. Tingkat produksi elatonin dipengaruhi oleh dengan penyinaran. Pada
penyinaran siang hari, sedikit melatonin yang diproduksi, namun produksi melatonin
meningkat selama penyinaran gelap (malam).
3. Kelenjar Tiroid
• Kelenjar gondok
• Letak : di kanan kiri trakea, dekat laring
• Terdiri dari 2 lobus
• Fungsi : menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin
Hormon tiroksin
• Disusun oleh asam amino tirosin dan yodium
• Fungsi : meningkatkan laju metabolisme jaringan dan laju metabolisme glukosa
Hormon kalsitonin
• Fungsi : menurunkan kadar ion-ion kalsium dalam darah .
4. Kelenjar Paratiroid
• Kelenjar anak gondok
• Terdapat dua pasang
• Letak : menempel pada permukaan belakang kelenjar gondok (tiroid)
• Menghasilkan hormon paratiroid/PTH (parathyroid hormone)
Hormon paratiroid
• Fungsi : memobilisasi ion kalsium dari rangka, merangsang arbsorpsi ion kalium
dan fosfor dari saluran pencernaan
• Fungsi antagonis dengan fungsi kalsitonin
72

D. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : SSCS (Search, Solve, Create, and Share)
3. Metode pembelajaran : Diskusi, studi literatur
E. Media Pembelajaran
Alat : Buku referensi yang relevan, Laptop, Proyektor.
Bahan : -
F. Sumber Pembelajaran
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi : Kelas 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 2014
Purnomo, dkk. Biologi Kelas X1 Untuk SMA. Jakarta: Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan nasional. 2009.

Rachmawati, Faidah dkk. BIOLOGI: untuk SMA/MA kelas XI program IPA. Jakarta:
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan nasional. 2009.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan
Pembukaan • Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Mengecek absensi
• Mengecek kesiapan siswa dan • Mempersiapkan buku
menyiapkan media pelajaran 1 menit
pembelajaran
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran
73

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
Apersepsi • Menanyakan hal yang • Mengikuti arahan guru
berhubungan dengan materi untuk duduk sesuia
yang akan dibahas, yaitu sistem kelompok yang telah
endokrin terkait kelenjar ditentukan
hipotalamus, pineal, tiroid,
paratiroid, seperti tekait
peranan hormon melatonin • Berpikir dan menjawab 2 menit
dengan waktu tidur. pertanyaan guru.
• Membagi siswa menjadi 6
kelompok. Kemudian
mengarahkan siswa untuk
duduk sesuai dengan kelompok
yang telah ditentukan.

Kegiatan Inti
Search . • Menyajikan beberapa artikel • Masing-masing
terkait kelenjar sistem kelompok membaca dan
endokrin (hipotalamus, pineal, memahami isi artikel
tiroid, paratiroid) endokrin
mengenai kelenjar
dengan berbantu lembar kerja.
endokrin dengan
berbantu lembar kerja
• Menginstruksikan masing- • Menuliskan
masing kelompok untuk permasalahan-
menuliskan permasalahan- permasalahan yang
permasalahan yang terdapat terdapat pada artikel 5 menit
pada artikel terkait kelenjar terkait kelenjar
endokrin dan membuat endokrin dan membuat
rumusan permasalahan rumusan permasalahan
beradasarkan salah satu beradasarkan salah satu
permasalahan tersebut permasalahan tersebut

Solve • Mengarahkan siswa untuk • Membuat jawaban


membuat jawaban sementara sementara dari
dari pertanyaan yang telah pertanyaan yang telah
10 menit
dibuat. dibuat.
• Membimbing siswa menyusun • Menyusun rencana atau
sebuah rencana atau langkah- langkah-langkah yang
74

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
langkah yang akan dilakukan dilakukan untuk
dilakukan untuk dapat menyelesaikan
menyelesaikan permasalahan. permasalahan.
• Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan informasi- • Mengumpulkan
informasi terkait kelenjar informasi-informasi
endokrin yang dapat terkait kelenjar
membantu dalam penyelesaian endokrin yang dapat
masalah. membantu dalam
penyelesaian masalah.

Create • Menginstruksikan masing- • Masing-masing


masing kelompok untuk kelompok membuat
membuat solusi dari solusi dari
permasalahan berdasarkan permasalahan
informasi yang telah berdasarkan informasi
dikumpulkan. yang telah
dikumpulkan. 30 menit
• Menugaskan setiap kelompok • Masing-masing
untuk membuat sebuah skema kelompok membuat
solusi permasalahan. sebuah skema solusi
dari pemasalahan yang
diidentifikasi.

Share • Menginstruksikan setiap • Masing-masing


kelompok untuk kelompok
mempresentasikan skema mempresentasikan
40 menit
solusi dari permasalahan skema solusi dari
permasalahan yang
telah mereka buat
Penutup • Menunjuk salah satu siswa • Salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi menyimpulkan materi
pembelajaran pembelajaran. 2 menit

H. Penilaian Hasil Belajar


Pedoman
No Teknik Penilaian Bentuk Instumen
Penskoran
1 Tes Soal Uraian (pretes-postes) Terlampir
75

LKPD
2 Nontes Lembar observasi kegiatan siswa

Jakarta, 04 Mei 2018


76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) KE-2 KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : XI / genap
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Sub Materi : Sistem Endokrin
Alokasi Waktu : 2×45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi


Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi dan mengaitkan-nya dengan proses koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon, dan alat indera dalam mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Indikator Kompetensi
1. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar
endokrin (pankreas,gonad,adrenal,timus).
2. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).
3. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar endokrin
dengan fungsi dan mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran Search, Solve, Cretae, and Share siswa dapat
mengidentifikasi struktur dan fungsi kelenjar endokrin pada manusia, menjelaskan
mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan menganalisis
kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar endokrin hingga dapat
menganalisis hubungan struktur, fungsi, serta mekanisme kerja kelenjar endokrin dengan
kelainan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin.

C. Materi Ajar
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang
merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, hormon disekresikan secara langsung ke dalam aliran darah dan
beredar ke seluruh tubuh menuju organ sasaran
77

Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
5. Kelenjar Pankreas
• Letak : di rongga perut
• Menghasilkan hormon glukagon dan insulin
Glukagon
• Dihasilkan oleh sel-sel alfa pulau Langerhans
• Merangsang sel-sel hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa
• Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adiposa (lemak)
Insulin
• Dihasilkan oleh sel-sel beta pulau Langerhans
• Merangsang sel-sel hati untuk mengambil glukosa dari darah dan menyimpannya
sebagai glikogen

6. Kelenjar Gonad
Ovarium
• Letak : di sebelah kiri kanan uterus
• Fungsi :memproduksi sel telur, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron
Estrogen
• Dihasilkan oleh folikel de Graaf
• Distimulasi oleh FSH dan LH
• Berperan dalam merangsang pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder
Progesteron
• Dihasilkan oleh korpus luteum
• Distimulasi oleh LH
• Mempertebal dinding endometrium dan menigkatkan suplai darah, menghambat
pembentukan folikel baru
Testis
• Fungsi : menghasilkan sel-sel sperma dan hormon testoteron
78

Hormon Testoteron
• Dibentuk oleh sel-sel Leydig
• Distimulasi oleh LH
• Fungsi : perkembangan dan pemeliharaan tanda-tanda kelamin sekunder laki-laki
• Bersama dengan FSH mengatur berlangsungnya pembentukan sperma.
7. Kelenjar Pineal
• Letak hampir bagian tengah otak (antara kotak kanan dan kiri).
• Fungsi menghasilkan hormon melatonin untuk mengatur ritme harian tubuh.
8. Kelenjar Timus
• Letak di tengah dada pada tingkat yang sama seperti jantung.
• Fungsi mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin,
dan menghasilkan timosin yang befungsi untuk merangsang limfosit.

D. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : SSCS (Search, Solve, Create, and Share)
3. Metode pembelajaran : Diskusi, studi literatur
E. Media Pembelajaran
Alat : Buku referensi yang relevan, Laptop, Proyektor.
Bahan : -

F. Sumber Pembelajaran
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi : Kelas 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 2014
Purnomo, dkk. Biologi Kelas X1 Untuk SMA. Jakarta: Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan nasional. 2009.

Rachmawati, Faidah dkk. BIOLOGI: untuk SMA/MA kelas XI program IPA. Jakarta:
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan nasional. 2009.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan
Pembukaan • Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Mengecek absensi
• Mengecek kesiapan siswa dan • Mempersiapkan buku
menyiapkan media pelajaran 1 menit
pembelajaran
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran
79

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
Apersepsi • Menanyakan hal yang • Mengikuti arahan guru
berhubungan dengan materi untuk duduk sesuia
yang akan dibahas, yaitu sistem kelompok yang telah
endokrin terkait kelenjar ditentukan
hipotalamus, pineal, tiroid,
paratiroid, seperti tekait
peranan hormon melatonin • Berpikir dan menjawab
dengan waktu tidur. 2 menit
pertanyaan guru.
• Membagi siswa menjadi 6
kelompok. Kemudian
mengarahkan siswa untuk
duduk sesuai dengan kelompok
yang telah ditentukan.

Kegiatan Inti
Search . • Menyajikan beberapa artikel • Masing-masing
terkait kelenjar sistem kelompok membaca dan
endokrin (kelenjar pankreas, memahami isi artikel
gonad, adrenal, dan timus.) mengenai kelenjar
endokrin dengan berbantu endokrin yang ada pada
lembar kerja. lembar kerja
• Menuliskan
• Menginstruksikan masing- permasalahan-
masing kelompok untuk permasalahan yang
menuliskan permasalahan- terdapat pada artikel
5 menit
permasalahan yang terdapat terkait kelenjar
pada artikel terkait kelenjar endokrin dan membuat
endokrin dan membuat rumusan permasalahan
rumusan permasalahan beradasarkan salah satu
beradasarkan salah satu permasalahan tersebut
permasalahan tersebut

Solve • Mengarahkan siswa untuk • Membuat jawaban


membuat jawaban sementara sementara dari 10 menit
dari pertanyaan yang telah pertanyaan yang telah
80

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
dibuat. dibuat.
• Membimbing siswa menyusun • Meyusun rencana atau
sebuah rencana atau langkah- langkah-langkah yang
langkah yang akan dilakukan dilakukan untuk
dilakukan untuk dapat menyelesaikan
menyelesaikan permasalahan. permasalahan.
• Menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan informasi- • Mengumpulkan
informasi terkait kelenjar informasi-informasi
endokrin yang dapat terkait kelenjar
membantu dalam penyelesaian endokrin yang dapat
masalah. membantu dalam
penyelesaian masalah.

Create • Menginstruksikan maisng- • Masing-masing


masing kelompok untuk kelompok membuat
membuat solusi dari solusi dari
permasalahan berdasarkan permasalahan
informasi yang telah berdasarkan informasi
dikumpulkan. yang telah
dikumpulkan. 30 menit
• Menugaskan setiap kelompok • Masing-masing
untuk membuat sebuah skema kelompok membuat
solusi permasalahan. sebuah skema solusi
dari pemasalahan yang
diidentifikasi.

Share • Menginstruksikan setiap • Masing-masing


kelompok untuk kelompok
mempresentasikan skema mempresentasikan
40 menit
solusi dari permasalahan skema solusi dari
permasalahan yang
telah mereka buat
Penutup • Menunjuk salah satu siswa • Salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi menyimpulkan materi
pembelajaran pembelajaran. 2 menit

H. Penilaian Hasil Belajar


81

Pedoman
I. No Teknik Penilaian Bentuk Instumen
Penskoran
1 Tes Soal Uraian (pretes-postes)
LKPD Terlampir
2 Nontes Lembar observasi kegiatan siswa

Jakarta, 04 Mei 2018


82

Lampiran 2 RPP Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)KE-1 KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : XI / genap
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Sub Materi : Sistem Endokrin
Alokasi Waktu : 2×45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi


Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi dan mengaitkan-nya dengan proses koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon, dan alat indera dalam mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Indikator Kompetensi
1. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar
endokrin (hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).
2. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
(hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).
3. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
dengan fungsi dan mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin (hipotalamus, pineal
tiroid dan paratiroid).

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran saintifik yakni mengamati, menanya, mengumpulkan
data, menganalisis, dan mengkomunikasikan siswa dapat mengidentifikasi struktur dan
fungsi kelenjar endokrin pada manusia, menjelaskan mekanisme kerja hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin
terjadi pada kelenjar endokrin hingga dapat menganalisis hubungan struktur, fungsi,
serta mekanisme kerja kelenjar endokrin dengan kelainan yang mungkin terjadi pada
sistem endokrin.

C. Materi Ajar
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang
merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, hormon disekresikan secara langsung ke dalam aliran darah dan
beredar ke seluruh tubuh menuju organ sasaran
Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
1. Kelenjar hipofisis
83

• Kelenjar Kelenjar pituitari/master gland


• Letak : pada bagian dasar otak besar, di bawah hipotalamus
• Peranan : menghasilkan hormon yang mengatur hormon lainnya
• Terdapat 3 bagian (lobus) : anterior, intermediet, posterior

Nama Hormon Sekresi dirangsang Fungsi


oleh
Somatotrophic Hormone GRF (growth hormone Mengendalikan atau
(STH)/Growth Hormone releasing factor) merangsang pertumbuhan
(GH) rangka dan tubuh.
Thyroid Stimulating TRF (tyrotrophic Mengendalikan sekresi
Hormone (TSH) releasing factor) hormon tiroksin
Adrenocorticotrophic CRF (corticotrophin Merangsang korteks adrenal
Hormmone (ACTH) releasing factor) untuk menyekresi hormon
glukokortikoid
Follicle Stimulating GnRF (gonadotrophic Pada perempuan:
Hormone (FSH) releasing hormone) Merangsang pertumbuhan
dan perkembangan folikel
dalam ovari, merangsang
sekresi estrogen oleh folikel
Pada Laki-Laki:
Mengatur perkembangan
testis, merangsang proses
spermatogenesis

Luteinising Hormone (LH) GnRF (gonadotrophic Pada perempuan:


releasing hormone) Memengaruhi ovulasi,
membentuk korpus luteum,
merangsang sekresi
progesteron
Pada Laki-Laki:
Merangsang sel-sel Leydig
menyekresikan testoteron
Prolaktin Penyusuan Merangsang sekresi susu
setelah melahirkan,
memelihara korpus luteum.

Hipofisis intermediet
• Peranan : menyekresikan hormon melanosit/MSH
• Tidak berperan penting pada sifat normal manusia
• Pada keadaan tertentu misalnya hamil, peningkatan sekresi MSH meyebabkan
warna kulit menjadi lebih gelap.
Hipofisis Posterior
• Peranan : menyekresikan hormon oksitosin dan ADH (antidiuretic hormone)
84

• Hormon Oksitosin,peranan : merangsang kontraksi uterus pada saat melahirkan,


pelepasan prolaktin.
• Hormon ADH/vasopressin, peranan : menyebabkan kontraksi pembuluh darah
meningkatkan tekanan darah, mengatur pelepasan air dari ginjal.
2. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah kelenjar endokrin kecil di otak. Kelenjar pineal terletak
dekat pusat otak, antara dua belahan, terselip di alur dimana dua badan talamik bulat
bergabung. Kelenjar pineal terdiri dari dua jenis sel yang dikenal sebagai parenkim
dan sel-sel neuroglia.
Hormon utama yang dihasilkan dan disekresikan oleh kelenjar pineal adalah
melatonin. Tingkat produksi elatonin dipengaruhi oleh dengan penyinaran. Pada
penyinaran siang hari, sedikit melatonin yang diproduksi, namun produksi melatonin
meningkat selama penyinaran gelap (malam).
3. Kelenjar Tiroid
• Kelenjar gondok
• Letak : di kanan kiri trakea, dekat laring
• Terdiri dari 2 lobus
• Fungsi : menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin
Hormon tiroksin
• Disusun oleh asam amino tirosin dan yodium
• Fungsi : meningkatkan laju metabolisme jaringan dan laju metabolisme glukosa
Hormon kalsitonin
• Fungsi : menurunkan kadar ion-ion kalsium dalam darah .
4. Kelenjar Paratiroid
• Kelenjar anak gondok
• Terdapat dua pasang
• Letak : menempel pada permukaan belakang kelenjar gondok (tiroid)
• Menghasilkan hormon paratiroid/PTH (parathyroid hormone)
Hormon paratiroid
• Fungsi : memobilisasi ion kalsium dari rangka, merangsang arbsorpsi ion kalium
dan fosfor dari saluran pencernaan
• Fungsi antagonis dengan fungsi kalsitonin

D. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode pembelajaran : Diskusi, studi literatur
85

E. Media Pembelajaran
Alat : LKS, Buku referensi yang relevan, Laptop, Proyektor.
Bahan : -

F. Sumber Pembelajaran
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi : Kelas 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 2014
Purnomo, dkk. Biologi Kelas X1 Untuk SMA. Jakarta: Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan nasional. 2009.
Rachmawati, Faidah dkk. BIOLOGI: untuk SMA/MA kelas XI program IPA. Jakarta:
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan nasional. 2009.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan
Pembukaan • Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Mengecek absensi
• Mengecek kesiapan siswa dan • Mempersiapkan buku
menyiapkan media pelajaran
2 menit
pembelajaran
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran

Apersepsi • Guru membagi siswa menjadi 6 • Siswa mengikuti arahan


kelompok. Kemudian guru untuk duduk sesuia
mengarahkan siswa untuk kelompok yang telah
duduk sesuai dengan kelompok ditentukan
yang telah ditentukan.
• Menanyakan hal yang
berhubungan dengan materi • Berpikir dan menjawab
yang akan dibahas, yaitu sistem pertanyaan guru.
2 menit
endokrin terkait kelenjar
hipotalamus, pineal, tiroid, dan
paratiroid, seperti tekait
peranan hormon melatonin.

Kegiatan Inti
Mengamati • Guru mengarahkan siswa Masing-masing
untuk mengamati artikel kelompok mengamati
6 menit
mengenai kelenjar endokrin artikel mengenai
(kelenjar hipotalamus, pineal, kelenjar endokrin
86

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
tiroid, dan paratiroid) dengan (kelenjar hipotalamus,
berbantu LKS. pineal, tiroid, dan
paratiroid) dengan
berbantu LKS.
Menanya • Guru mengarahkan siswa • Siswa membuat
untuk membuat pertanyaan- pertanyaan-pertanyaan
10 menit
pertanyaan berdasarkan artikel berdasarkan artikel
tersebut. tersebut.
Mencoba • Guru mengarahkan mencari • Siswa mencari
informasi-informasi apa saja informasi-informasi apa
yang dibutuhkan untuk saja yang dibutuhkan
menjawab pertanyaan- untuk menjawab 20 menit
pertanyaan yang telah dibuat. pertanyaan yang telah
mereka buat.

Mengasosiasi • Guru mengarahkan siswa • Siswa berdiskusi


untuk berdiskusi menjawab menjawab pertanyaan-
pertanyaan-pertanyaan yang pertanyaan yang telah
telah mereka buat berdasarkan mereka buat 15 menit
informasi-informasi yang telah berdasarkan informasi-
diperoleh. informasi yang telah
diperoleh.
Mengkomunikasika • Guru mengarahkan setiap • Masing-masing
n kelompok untuk kelompok
25 menit
mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
diskusi. diskusi.
Penutup • Guru menunjuk salah satu • Salah satu siswa
siswa untuk menyimpulkan menyimpulkan materi
materi pembelajaran pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi 5 menit
pencapaian indikator secara • Siswa menjawab
lisan. pertanyaan yang
diberikan oleh guru.

H. Penilaian Hasil Belajar


Pedoman
No Teknik Penilaian Bentuk Instumen
Penskoran
1 Tes Soal Uraian (pretes-postes)
LKPD Terlampir
2 Nontes Lembar observasi kegiatan siswa

Jakarta, 04 Mei 2018


87
88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) KE-2 KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : XI / genap
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Sub Materi : Sistem Endokrin
Alokasi Waktu : 2×45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi


Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi dan mengaitkan-nya dengan proses koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon, dan alat indera dalam mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Indikator Kompetensi
1. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar
endokrin (pankreas,gonad,adrenal,timus).
2. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).
3. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar endokrin
dengan fungsi dan mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran saintifik yakni mengamati, menanya, mengumpulkan
data, menganalisis, dan mengkomunikasikan siswa dapat mengidentifikasi struktur dan
fungsi kelenjar endokrin pada manusia, menjelaskan mekanisme kerja hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin
terjadi pada kelenjar endokrin hingga dapat menganalisis hubungan struktur, fungsi,
serta mekanisme kerja kelenjar endokrin dengan kelainan yang mungkin terjadi pada
sistem endokrin.

C. Materi Ajar
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang
merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Hormon dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, hormon disekresikan secara langsung ke dalam aliran darah dan
beredar ke seluruh tubuh menuju organ sasaran
Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
1. Kelenjar Pankreas
• Letak : di rongga perut
• Menghasilkan hormon glukagon dan insulin
Glukagon
89

• Dihasilkan oleh sel-sel alfa pulau Langerhans


• Merangsang sel-sel hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa
• Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adiposa (lemak)
Insulin
• Dihasilkan oleh sel-sel beta pulau Langerhans
• Merangsang sel-sel hati untuk mengambil glukosa dari darah dan menyimpannya
sebagai glikogen

2. Kelenjar Gonad
Ovarium
• Letak : di sebelah kiri kanan uterus
• Fungsi :memproduksi sel telur, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron
Estrogen
• Dihasilkan oleh folikel de Graaf
• Distimulasi oleh FSH dan LH
• Berperan dalam merangsang pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder
Progesteron
• Dihasilkan oleh korpus luteum
• Distimulasi oleh LH
• Mempertebal dinding endometrium dan menigkatkan suplai darah, menghambat
pembentukan folikel baru
Testis
• Fungsi : menghasilkan sel-sel sperma dan hormon testoteron
Hormon Testoteron
• Dibentuk oleh sel-sel Leydig
• Distimulasi oleh LH
• Fungsi : perkembangan dan pemeliharaan tanda-tanda kelamin sekunder laki-laki
• Bersama dengan FSH mengatur berlangsungnya pembentukan sperma.
3. Kelenjar Timus
• Letak di tengah dada pada tingkat yang sama seperti jantung.
• Fungsi mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin,
dan menghasilkan timosin yang befungsi untuk merangsang limfosit.
D. Strategi Pembelajaran
90

1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode pembelajaran : Diskusi, studi literatur
E. Media Pembelajaran
Alat : LKS, Buku referensi yang relevan, Laptop, Proyektor.
Bahan : -
F. Sumber Pembelajaran
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi : Kelas 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 2014
Purnomo, dkk. Biologi Kelas X1 Untuk SMA. Jakarta: Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan nasional. 2009.
Rachmawati, Faidah dkk. BIOLOGI: untuk SMA/MA kelas XI program IPA. Jakarta:
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan nasional. 2009
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa Waktu
Pendahuluan
Pembukaan • Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Mengecek absensi
• Mengecek kesiapan siswa dan • Mempersiapkan buku
menyiapkan media pelajaran
2 menit
pembelajaran
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran

Apersepsi • Guru membagi siswa menjadi 6 • Siswa mengikuti arahan


kelompok. Kemudian guru untuk duduk sesuia
mengarahkan siswa untuk kelompok yang telah
duduk sesuai dengan kelompok ditentukan
yang telah ditentukan.
• Menanyakan hal yang
berhubungan dengan materi • Berpikir dan menjawab
yang akan dibahas, yaitu sistem pertanyaan guru. 2 menit
endokrin terkait kelenjar
pankreas, adrenal, gonad, dan
timus, seperti; peran kelenjar
adrenal : saat kita menaiki
wahana ekstrim, apa yang kta
rasakan?

Kegiatan Inti
Mengamati • Guru mengarahkan siswa Masing-masing
untuk mengamati artikel kelompok mengamati
mengenai kelenjar endokrin artikel mengenai 6 menit
(kelenjar pankreas, adrenal, kelenjar endokrin
gonad, dan timus) dengan (kelenjar pankreas,
91

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi


Guru Siswa Waktu
berbantu LKS. adrenal, gonad, dan
timus) dengan berbantu
LKS.
Menanya • Guru mengarahkan siswa • Siswa membuat
untuk membuat pertanyaan- pertanyaan-pertanyaan
10 menit
pertanyaan berdasarkan artikel berdasarkan artikel
tersebut. tersebut.
Mencoba • Guru mengarahkan mencari • Siswa mencari
informasi-informasi apa saja informasi-informasi apa
yang dibutuhkan untuk saja yang dibutuhkan
menjawab pertanyaan- untuk menjawab 20 menit
pertanyaan yang telah dibuat. pertanyaan yang telah
mereka buat.

Mengasosiasi • Guru mengarahkan siswa • Siswa berdiskusi


untuk berdiskusi menjawab menjawab pertanyaan-
pertanyaan-pertanyaan yang pertanyaan yang telah
telah mereka buat berdasarkan mereka buat 15 menit
informasi-informasi yang telah berdasarkan informasi-
diperoleh. informasi yang telah
diperoleh.
Mengkomunikasika • Guru mengarahkan setiap • Masing-masing
n kelompok untuk kelompok
25 menit
mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
diskusi. diskusi.
Penutup • Guru menunjuk salah satu • Salah satu siswa
siswa untuk menyimpulkan menyimpulkan materi
materi pembelajaran pembelajaran.
5 menit
• Guru memberikan evaluasi • Siswa menjawab
pencapaian indikator secara pertanyaan yang
lisan. diberikan oleh guru.

H. Penilaian Hasil Belajar


Pedoman
No Teknik Penilaian Bentuk Instumen
Penskoran
1 Tes Soal Uraian (pretes-postes)
LKPD Terlampir
2 Nontes Lembar observasi kegiatan siswa

Jakarta, 04 Mei 2018


92
91

Lampiran 3 LKS Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA 1


KELAS EKSPERIMEN

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.
92
Indikator Pembelajaran

1. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar endokrin
(hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).
2. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin (hipotalamus, pineal
tiroid dan paratiroid).
3. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin dengan fungsi dan
mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin (hipotalamus, pineal tiroid dan paratiroid).

Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
(Yunani, horman = yang menggerakkan) adalah senyawa organic pembawa pesan kimiawi di
dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-
sel target yang memiliki reseptor khusus. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh tersebut dapat
terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun. Jumlah hormon dalam aliran
darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin
berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis (misalnya pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah), pertumbuhan,
perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.

Karakteristik Kelenjar Endokrin


• Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan myekresikan hormone
langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
• Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid yang
hanya menyekresi homon paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh
jaringan ikat.
• Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilka hormon berbeda-beda, ada yang seumur
hidup (contoh hormon metabolism), dimulai pada masa tertentu (contoh hormon kelamin),
atau bekerja sampai masa tertentu (contoh hormon pertumbuhan).
• Sekresi hormon dapat distumalasi atau dihambat oleh kadar hormone lainnya dan senyawa
nonhormon (missal glukosa dan kalsium) dalam darah, serta impuls saraf.

Serangkaian mekanisme yang dipelajari sebelumnya dalam sitem saraf dan sistem indra adalah
satu kesatuan yang saling melibatkan dalam proses berupa alat indra, kemudian mekanisme saraf
tubuh dan pengaruh hormon dalam melakukan aktvitas sehingga disebut sebagai sistem
koordinasi.

Petunjuk

Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Diskusikan
jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dengan teman sekelompokmu.
93

Artikel 1

Jakarta, CNN Indonesia -- Di zaman modern ini, memang sangat sulit untuk menghindari
anak dari kecanduan gadget. Apalagi jika para orang tua, sudah membekali anak dengan
gadget sejak dini. Entah dengan alasan biar mudah terkontrol atau ada alasan lainnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan gadget membuat anak mudah ketergantungan. Mulai
dari belajar sampai bermain semua bisa disediakan alat pintar itu. Di satu sisi gadget memang
memberikan manfaat kemudahan komunikasi dan akses informasi.

Tapi, di sisi lain jika pemakaiannya berlebihan, gadget pun bisa membawa dampak negatif.
Informasi yang didapat semakin luas dan sulit tersaring, seperti pornografi. Belum lagi
banyaknya game online yang bertebaran di mana-mana.

Semua hal itu bisa 'memanjakan' anak tanpa Anda ketahui. Akibatnya mereka pun jadi
kecanduan karena merasa mendapatkan kesenangan dan kenikmatan ketika berinteraksi
dengan gadget dan membuka situs porno, main game online atau sekadar bersosialisasi
melalui jejaring sosial.

Mengutip buku berjudul Raising Children In Digital Era karya psikolog Elizabeth Santosa,
ada delapan karakteristik yang bisa Anda ketahui ketika anak kecanduan gadget, termasuk
kecanduan pornografi, game, internet, dan chatting
.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150326151109-255-42099/mengenali-
karakteristik-anak-kecanduan-gadget-dan-solusinya

Artikel 2

Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring semakin canggihnya teknologi dalam genggaman, maka
semakin sulit pula Anda melepaskan diri dari "cengkeramannya." Yang paling parah, kini
banyak remaja yang 1x24 jam selalu menggenggam ponsel pintar mereka, bahkan saat
ingin tidur sekalipun.

Kondisi ini tentu saja akan menggangu kehidupan sosial dan kesehatan remaja. Baru-baru
ini sebuah penelitian yang dimuat di jurnal PLoS One menunjukkan semakin sering remaja
menggunakan gadget, maka semakin buruk pula pola tidur mereka.

Berdasar survei dari 11.400 orang Australia yang berusia 11-17 tahun, banyak remaja yang
mengalami masalah kurang tidur. Hal ini disebabkan karena penggunaan komputer, ponsel
pintar atau televisi di dalam kamarnya. Para remaja dengan gadget ini hanya akan tidur
dalam waktu singkat dan lantas terbangun.

Tak hanya itu, gangguan kurang tidur ini juga terindikasi dari pola bangun siang mereka di
akhir pekan. Hal ini mengindikasikan bahwa tubuh mereka butuh waktu tambahan untuk
94
tidur. Beberapa di antaranya bahkan mengalami masalah tidur yang lebih serius karena
seringkali menggunakan teknologi saat berbaring di kasur setiap malamnya.

Mereka yang menggunakan komputer sebelum tidur berkemungkinan 2,5 kali lebih besar

untuk tidur lebih sebentar daripada bukan pengguna teknologi sebelum tidur. Penelitian ini
juga mengatakan bahwa sebanyak 25-40 persen remaja mengalami tidur yang tidak
berkualitas.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141117170043-255-12049/banyak-remaja-
kurang-tidur-karena-gadget-nya

Artikel 3

Peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA), menetapkan bahwa


hiperparatiroidisme adalah penyebab utama darah tinggi, yang bertanggungjawab terhadap
meningkatnya kadar kalsium dalam tubuh. Tubuh yang kekurangan kalsium dapat menyebabkan
osteoporosis dan patah tulang, tetapi ketika tubuh kelebihan kalsium dalam darah juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu ginjal dan disfungsi ginjal. Hal tersebut terjadi
akibat kadar tinggi mineral seperti kalsium dalam darah yang mengendap di ginjal. Kelenjar
paratiroid yang terletak di leher, di sebelah kelenjar tiroid, berfungsi mengatur kadar kalsium
tubuh. Ketika kelenjar paratiroid ini tidak mampu berfungsi dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam kinerjanya, misalnya dengan melepaskan kalsium dari
tulang ke dalam aliran darah.
Peneliti menganalisa database 3,5 juta pasien yang pernah berobat di rumah sakit Kaiser
Permanente Southern California. Dari data hasil laboratorium tersebut, peneliti mengidentifikasi
15.234 kasus dari pasien yang diketahui memiliki tingkat tinggi kalsium dalam darahnya. Dari
kasus tersebut, sekitar 87 persen ditemukan memiliki hiperparatiroidisme dan telah berada pada
risiko mengembangkan batu ginjal. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Clinical
Endocrinology and Metabolism.

http://m.detik.com/health/read/2013/02/25/183043/2179384/763/gangguan-pada-kelenjar-
paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal

Artikel 4

Jakarta, CNN Indonesia -- Mungkin belum banyak orang tua yang tahu mengenai hipotiroid
kongenital. Gangguan ini disebabkan kekurangan hormon tiroid sejak lahir. Kekurangan hormon
ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental, kesulitan bicara, serta anak bertubuh pendek
(stunting). Gangguan ini perlu diwaspadai semenjak bayi baru lahir. Oleh karena itu, perlu
langsung dilakukan skrining hipotiroid kongenital ketika bayi lahir, yaitu ketika berusia 48-72
jam. Dengan melakukan tes darah, dapat diketahui apakah bayi mengalami gangguan tiroid atau
tidak. Bila hasil positif, maka bayi dapat segera diobati sebelum berusia sebulan.
95

Menurut Konsultan Endokrin Anak, Diet S. Rustama, bayi biasanya tidak memperlihatkan gejala
gangguan itu. "Biasanya usia dua sampai tiga bulan baru terlihat gejalanya. Namun, kalau gejala
sudah terlihat maka sudah terlambat. Dalam satu bulan saja, sebanyak dua poin IQ akan hilang,"
katanya saat konferenai pers Skrining Hipotiroid Kongenital di Hotel Amarossa Bekasi, Kamis
(13/11).

Celakanya, menurut Diet, sedikit sekali orang tua di Indonesia yang berinisiatif memeriksakan
bayinya. "Di Indonesia jumlah bayi yang di skrining di bawah satu persen. Padahal, di Filipina
sudah 50 persen, dan Thailand sudah hampir 100 persen," tutur dokter yang berpraktik di Rumah
Sakit Hermina, Bandung ini. Padahal, pengobatan dini dapat mencegah dampak yang fatal,
seperti keterbelakangan mental dan tubuh pendek. "Ada pasien saya yang langsung diobati dan
saat besar ternyata tingginya normal dan jadi juara renang. Sementara yang tidak diobati secara
dini sampai usia enam tahun belum bisa bicara dan tubuhnya sangat pendek," ucapnya. Diet
berpendapat biaya skrining dan pengobatan termasuk murah. Untuk sekali skrining hanya
dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 ribu, sedangkan obatnya sekitar Rp 1.500 per tablet.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141113131831-255-11297/kurang-tiroid-bikin-
keterbelakangan-mental

1. Setelah membaca dan memahami isi artikel, tuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada
artikel yang kalian diskusikan!

2. Dari permasalahan-permasalahan yang ada, pilihlah salah satu permasalahan yang terkait dengan
materi kelenjar endokrin, kemudian rumuskan permsalaahn tesrsebut dalam bentuk pertanyaan?
96
3.

4. Dari informasi yang sudah didapat pada artikel, buatlah jawaban sementara untuk pertanyaan yang
telah dibuat

5. Untuk dapat meyelesaikan pertanyaan yang telah dibuat pada no 2, buatlah sebuah rencana (langkah-
langkah) yang akan kalian lakukan untuk menyelesaikan masalah!

6. Carilah informasi-informasi yang dapat membantu kalian dalam penyelesaian masalah kaitkan
dengan fungsi dan mekanisme kelenjar endokrin, sertakan sumber-sumber informasi tersebut!

7. Dari informasi-informasi yang telah dikumpulkan, apa solusi dari permasalahan pada no 2?
97

8. Buatlah sebuah skema pada kertas karton, yang dapat menggambarkan permasalahan terkait sistem
endokrin, hubungannya, fungsi serta mekanisme sistem endokrin, hingga solusi dari permasalahan
tersebut!
98

LEMBAR KERJA SISWA 2


KELAS EKSPERIMEN

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.
99

Indikator Pembelajaran

4. Mengelompokkan hormon kelenjar endokrin berdasarkan letak dan fungsi kelenjar endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).
5. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin
(pankreas,gonad,adrenal,timus).
6. Menghubungkan kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada sistem endokrin dengan fungsi dan
mekanisme hormon sekresi kelenjar endokrin (pankreas,gonad,adrenal,timus).

Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
(Yunani, horman = yang menggerakkan) adalah senyawa organic pembawa pesan kimiawi di
dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-
sel target yang memiliki reseptor khusus. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh tersebut dapat
terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun. Jumlah hormon dalam aliran
darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin
berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis (misalnya pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah), pertumbuhan,
perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.

Karakteristik Kelenjar Endokrin


• Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan myekresikan hormone
langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
• Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid yang
hanya menyekresi homon paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh
jaringan ikat.
• Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilka hormon berbeda-beda, ada yang seumur
hidup (contoh hormon metabolism), dimulai pada masa tertentu (contoh hormon kelamin),
atau bekerja sampai masa tertentu (contoh hormon pertumbuhan).
• Sekresi hormon dapat distumalasi atau dihambat oleh kadar hormone lainnya dan senyawa
nonhormon (missal glukosa dan kalsium) dalam darah, serta impuls saraf.

Serangkaian mekanisme yang dipelajari sebelumnya dalam sitem saraf dan sistem indra adalah
satu kesatuan yang saling melibatkan dalam proses berupa alat indra, kemudian mekanisme saraf
tubuh dan pengaruh hormon dalam melakukan aktvitas sehingga disebut sebagai sistem
koordinasi.

Petunjuk

Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Diskusikan
jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dengan teman sekelompokmu.
100

Artikel 1

Pakar kesehatan Dr. Reginal Ho asal Thomas Jefferson University Hospital menyebutkan
bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, maka tubuh akan memproduksi hormon
adrenalin yang lebih banyak. Hal inilah yang akan mempengaruhi peningkatan detak jantung
dengan signifikan. Dr. Ho menyebutkan bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, otak
akan segera mengirimkan sinyal pada kelenjar adrenal agar bisa lebih aktif memproduksi
beberapa hormon layaknya adrenalin, epinephrin, dopamin, dan serotonin.
Hormon-hormon ini pun akan segera memenuhi aliran darah dan mempengaruhi detak
jantung menjadi lebih kuat dan cepat. Adanya hormon norepinephrine ternyata juga
mempengaruhi perhatian serta tindakan yang bisa membuat lutut kita cenderung menjadi lebih
lemas.Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan
mengalami kondisi dimana otak memproduksi neurotransmitter dopamine. Padahal, dopamine
dan hormon norepinephrine memiliki hubungan yang kerat dan akhirnya bisa meningkatkan
hasrat, euphoria, energi, sekaligus motivasi untuk mendapatkan orang yang disukai.
Penelitian lain membuktikan bahwa jatuh cinta bisa membuat tubuh mengendalikan rasa
sakit dengan lebih baik, menurunkan kecemasan, membuat pola pikir menjadi lebih optimis dan
lebih positif. Hal ini tentu bisa berimbas baik bagi kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Selain mempengaruhi peningkatan detak jantung, timbulnya rasa senang saat jatuh cinta
meningkatkan hormon dopamin dalam otak yang menyebabkan keinginan dan kesenangan
yang meluap-luap seperti perhatian yang terfokus serta perasaan senang yang indah. Dopamin
juga merupakan neurotransmitter yang menyebabkan ketagihan saat orang jatuh cinta dengan
tidak akan merasa lelah berjalan-jalan atau melakukan suatu hal bersama.

http://health.rakyatku.com/read/72395/2017/11/03/penyebab-jantung-berdebar-debar-saat-
jatuh-cinta

Artikel 2

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pengidap diabetes di dunia
pada 2014 mencapai angka 422 juta jiwa. Angka tersebut meningkat empat kali lipat dibanding
jumlah tahun 1989, yakni 108 juta jiwa.

Peningkatan drastis tersebut, menurut WHO, terjadi akibat gaya hidup manusia modern yang
semakin tidak sehat. Pola makan salah sejak kecil, kebiasaan merokok, serta konsumsi makanan
siap saji dan minuman dengan kadar gula tinggi, semua berkaitan erat dengan bertambahnya
jumlah pengidap diabetes.
101
Tidak hanya itu, WHO juga menyebutkan bahwa kini diabetes menjadi ancaman serius bagi
kesehatan masyarakat dunia. Ditambah lagi fakta mengenai angka obesitas yang berbanding
lurus dengan diabetes. Diabetes juga dapat menyebabakan komplikasi lainnya seperti kerusakan
saraf, penyakit jantung , ginjal dan mata.

Terdapat dua jenis diabetes, tipe 1 yang umumnya terjadi sejak kecil dan tipe 2, yang paling
umum, terjadi akibat gaya hidup tidak sehat. Angka pengidap diabetes tipe 2 meningkat dari 4,7
persen dari populasi global 36 tahun lalu, menjadi 8,5 persen pada 2016.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160411002046-255-122947/who-pengidap-
diabetes-dunia-naik-4-kali-lipat

Artikel 3

Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan mengalami tiga fase dalam hidupnya. Fase pertama terjadi
pada masa kanak-kanak (0-12 tahun), fase kedua pada usia produktif (13-44 tahun), dan fase
ketiga adalah fase menopause (lebih dari 45 tahun).

Dokter ahli obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara mengatakan dalam setiap fase itu
perempuan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Tidak hanya perubahan fisik, tapi juga
perubahan psikis.

Apalagi ketika berada pada masa peralihan, saat memasuki masa usia produktif dan mulai
mengalami menstruasi. Hormon reproduksi seperti esterogen dan progesteron mulai 'melakukan
perannya'.

Hormon esterogen dan progesteron mulai memengaruhi suasana hati. Ardiasjah mengatakan,
ketika fase menstruasi terjadi, dinding rahim yang meluruh membuat daya tahan tubuh menurun,
sehingga tubuh mudah lelah dan terjadi mood swing.

Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan yang sedang menstruasi selalu lebih sensitif
dan sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat.

"Biasanya gampang marah, gampang nangis karena faktor hormonal, di samping faktor nyeri,"
kata dokter Dara dalam acara 21 tahun Kiranti, Sahabat Terbaik Wanita di Balai Kartini, Jakarta,
Rabu (22/4).

Selain menyebabkan suasana hati berubah, ternyata fase menstruasi bisa juga dipengaruhi oleh
faktor psikologi.

Misalnya saja pada perempuan yang mengalami kesepian. Jauh dari keluarga atau sedang jauh
dari suami. Gangguan menstruasi pun bisa muncul dalam dirinya.

"Mungkin ketika berpisah jauh ada perasaan sendiri. Faktor itu membuat hormon tidak
seimbang," ujar Dara.
102

Ia juga bercerita, ada salah satu pasiennya yang mengalami menstruasi lebih sering dari
biasanya. "Ada pasien saya mahasiswa dia haidnya lebih sering. Ternyata dia lagi homesick. Dia
kangen orang tuanya di Dumai," kata Dara bercerita. "Itu hormonnya enggak seimbang," katanya
melanjutkan.

Gangguan menstruasi yang biasanya terjadi pada perempuan biasanya adalah nyeri perut,
volume darah yang keluar terlalu sedikit atau banyak, menstruasi menjadi sering atau bahkan
waktu menstruasi menjadi singkat.

"Hidup di daerah yang stresfull atau keluarga broken home juga bisa bikin menstruasi enggak
teratur. Bahkan daerah tinggal di dataran tinggi berpengaruh," ujarnya.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150422134914-255-48436/penyebab-perempuan-
gampang-marah-dan-menangis-saat-haid

Artikel 4

Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu bentuk istirahat yang paling efektif adalah dengan tidur.
Tidur merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena di dalam tidur
terjadi proses pemulihan dan proses ini sangat bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang
pada keadaan semula.

Proses pemulihan pada tubuh kita terhambat, maka organ tubuh kita tidak dapat bekerja secara
maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lesu, cepat lelah dan penurunan konsentrasi. Normalnya jam
tidur yang cukup untuk tubuh kita adalah 7-9 jam per hari.

Jika kita terlalu sering melakukan kegiatan hingga larut malam maka memungkinkan tubuh kita
akan mengalami penurunan kekebalan tubuh. Saat kekebalan dalam tubuh menurun, akan sangat
berpeluang besar tubuh terserang penyakit.

Produksi hormon Melatonin menjadi menurun sehingga meningkatkan produksi hormon


estrogen yang bisa meningkatkan risiko kanker. Dan yang paling sering adalah tumbuhnya sel
kanker payudara.

Dilansir dari DetikHealth.com, praktisi kesehatan tidur dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS
Mitra Kemayoran, mengatakan: “Penelitian pada wanita yang pola hidupnya terjaga, sehat,
langsing, olahraganya rutin, tapi tidurnya kurang dari 7 jam itu risiko kanker payudaranya 47
persen.”
103
https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103095620-436-266242/hubungan-pola-tidur-
yang-buruk-dan-kanker-payudara/

1. Setelah membaca dan memahami isi artikel, tuliskan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada
artikel yang kalian diskusikan!

2. Dari permasalahan-permasalahan yang ada, pilihlah salah satu permasalahan yang terkait dengan
materi kelenjar endokrin, kemudian rumuskan permasalahan tesrsebut dalam bentuk pertanyaan?

3. Dari informasi yang sudah didapat pada artikel, buatlah jawaban sementara untuk pertanyaan yang
telah dibuat

4. Untuk dapat meyelesaikan rumusan masalah pada no 2, buatlah sebuah rencana (langkah-langkah)
yang akan kalian lakukan untuk menyelesaikan masalah!
104
5. Carilah informasi-informasi yang dapat membantu kalian dalam penyelesaian masalah kaitkan dengan
fungsi dan mekanisme kelenjar endokrin, sertakan sumber-sumber informasi tersebut!

6. Dari informasi-informasi yang telah dikumpulkan, apa solusi dari permasalahan pada no 2?

7. Buatlah sebuah skema pada kertas karton, yang dapat menggambarkan permasalahan terkait sistem
endokrin, hubungannya, fungsi serta mekanisme sistem endokrin, hingga solusi dari permasalahan
tersebut!
105
Lampiran 4 LKS Kontrol

LEMBAR KERJA SISWA 1


KELAS KONTROL

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.
106

Indikator Pembelajaran
1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi kelenjar hipotalamus, tiroid dan paratiroid, serta adrenal.
2. Menjelaskan mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus, tiroid dan
paratiroid, serta adrenal.
3. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar hipotalamus, tiroid dan
paratiroid, serta adrenal.

Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
(Yunani, horman = yang menggerakkan) adalah senyawa organic pembawa pesan kimiawi di
dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-
sel target yang memiliki reseptor khusus. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh tersebut dapat
terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun. Jumlah hormon dalam aliran
darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin
berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis (misalnya pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah), pertumbuhan,
perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.

Karakteristik Kelenjar Endokrin


• Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan myekresikan hormone
langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
• Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid yang
hanya menyekresi homon paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh
jaringan ikat.
• Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda, ada yang
seumur hidup (contoh hormon metabolism), dimulai pada masa tertentu (contoh hormon
kelamin), atau bekerja sampai masa tertentu (contoh hormon pertumbuhan).
• Sekresi hormon dapat distumalasi atau dihambat oleh kadar hormone lainnya dan senyawa
nonhormon (missal glukosa dan kalsium) dalam darah, serta impuls saraf.

Serangkaian mekanisme yang dipelajari sebelumnya dalam sitem saraf dan sistem indra adalah
satu kesatuan yang saling melibatkan dalam proses berupa alat indra, kemudian mekanisme saraf
tubuh dan pengaruh hormon dalam melakukan aktvitas sehingga disebut sebagai sistem
koordinasi.

Petunjuk

Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Buatlah
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan artikel tersebut, kemudian cari informasi terkait pertanyaan yang telah
kamu buat, tuliskan jawaban pertanyaanmu berdasarkan informasi yang telah kamu peroleh!
107

Artikel 1

Jakarta, CNN Indonesia -- Belanja online menjadi salah satu solusi terbaik dan praktis yang
digunakan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan belanja di sela-sela kesibukan. Tak heran
apabila hal ini menjadi primadona bagi banyak orang khususnya Millenials. Ditambah lagi
dengan banyaknya promo dan penawaran menarik yang diberikan oleh website belanja online.

Kemudahan dalam mengakses internet dan berlomba-lombanya website belanja online untuk
memanjakan
penggunanya menjadi salah satu faktor utama mengapa banyak yang beralih dari belanja
konvensional. Belum lagi berbelaja online sangat menghemat waktu dapat dilakukan kapan saja
dan dimana saja.

Dua dari sepuluh Millenials mengaku berbelanja online lebih dari 3 kali dalam sebulan yang
menjadikan mereka berpotensi menjadi pecandu belanja online. Kebanyakan dari mereka
terbujuk dengan diskon atau iklan pop-up yang dilakukan oleh website belanja online.

Diah Arum Witasari, S.Psi., M.Psi.T., Psikolog dari Yayasan Sekawan Adamar Swanandha,
menuturkan: “Kondisi psikis pecandu belanja online memiliki kesamaan dengan pecandu
lainnya. Mereka memiliki ketergantungan baik fisik maupun psikologis terhadap aktivitas
belanja online. Kecanduan dapat terjadi akibat faktor genetis, faktor farmakologis (kerentanan
terhadap efek zat/obat tertentu yang menimbulkan gangguan perilaku), dan faktor psikososial
(mudah kecewa, cemas, kurang percaya diri, depresi).”

“Mereka awalnya cenderung memiliki keinginan yang berlebihan, kemudian kehilangan kendali
atas dirinya, lalu membuat keputusan yang impulsif. Secara hormonal, pecandu memiliki kadar
hormon dopamin berlebih yang memicu timbulnya perilaku berbahaya, seperti gelisah, agresif,
dan tidak mampu mempertimbangkan risiko dalam mengambil keputusan,” katanya lagi.

Diah menambahkan dalam kondisi yang sudah parah, pecandu harus mendapat bantuan dari
profesional untuk mendiagnosa masalah yang terjadi dan menentukan jenis terapi/treatment
secara tepat guna membantu proses pemulihannya.
Pada dasarnya apapun yang bersifat berlebihan itu tidak baik, sama halnya dengan kegemaran
belanja online yang kelewat batas yang mengakibatkan efek buruk yang dapat merugikan diri
sendiri. Berbelanjalah dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan adalah salah satu cara agar kita
tidak kecanduan belanja online.

https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171224010518-445-264507/waspada-kecanduan-
online-shopping/
108
Artikel 2

Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring semakin canggihnya teknologi dalam genggaman, maka
semakin sulit pula Anda melepaskan diri dari "cengkeramannya." Yang paling parah, kini
banyak remaja yang 1x24 jam selalu menggenggam ponsel pintar mereka, bahkan saat
ingin tidur sekalipun.

Kondisi ini tentu saja akan menggangu kehidupan sosial dan kesehatan remaja. Baru-baru
ini sebuah penelitian yang dimuat di jurnal PLoS One menunjukkan semakin sering remaja
menggunakan gadget, maka semakin buruk pula pola tidur mereka.

Berdasar survei dari 11.400 orang Australia yang berusia 11-17 tahun, banyak remaja yang
mengalami masalah kurang tidur. Hal ini disebabkan karena penggunaan komputer, ponsel
pintar atau televisi di dalam kamarnya. Para remaja dengan gadget ini hanya akan tidur
dalam waktu singkat dan lantas terbangun.

Tak hanya itu, gangguan kurang tidur ini juga terindikasi dari pola bangun siang mereka di
akhir pekan. Hal ini mengindikasikan bahwa tubuh mereka butuh waktu tambahan untuk
tidur. Beberapa di antaranya bahkan mengalami masalah tidur yang lebih serius karena
seringkali menggunakan teknologi saat berbaring di kasur setiap malamnya.

Mereka yang menggunakan komputer sebelum tidur berkemungkinan 2,5 kali lebih besar
untuk tidur lebih sebentar daripada bukan pengguna teknologi sebelum tidur. Penelitian ini
juga mengatakan bahwa sebanyak 25-40 persen remaja mengalami tidur yang tidak
berkualitas.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141117170043-255-12049/banyak-remaja-
kurang-tidur-karena-gadget-nya

Artikel 3

Peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA), menetapkan bahwa


hiperparatiroidisme adalah penyebab utama darah tinggi, yang bertanggungjawab terhadap
meningkatnya kadar kalsium dalam tubuh. Tubuh yang kekurangan kalsium dapat menyebabkan
osteoporosis dan patah tulang, tetapi ketika tubuh kelebihan kalsium dalam darah juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu ginjal dan disfungsi ginjal. Hal tersebut terjadi
akibat kadar tinggi mineral seperti kalsium dalam darah yang mengendap di ginjal. Kelenjar
paratiroid yang terletak di leher, di sebelah kelenjar tiroid, berfungsi mengatur kadar kalsium
tubuh. Ketika kelenjar paratiroid ini tidak mampu berfungsi dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam kinerjanya, misalnya dengan melepaskan kalsium dari
tulang ke dalam aliran darah.
Peneliti menganalisa database 3,5 juta pasien yang pernah berobat di rumah sakit Kaiser
Permanente Southern California. Dari data hasil laboratorium tersebut, peneliti mengidentifikasi
15.234 kasus dari pasien yang diketahui memiliki tingkat tinggi kalsium dalam darahnya. Dari
kasus tersebut, sekitar 87 persen ditemukan memiliki hiperparatiroidisme dan telah berada pada
risiko mengembangkan batu ginjal. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Clinical
Endocrinology and Metabolism.
http://m.detik.com/health/read/2013/02/25/183043/2179384/763/gangguan-pada-kelenjar-
paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal
109
Artikel 4

Jakarta, CNN Indonesia -- Mungkin belum banyak orang tua yang tahu mengenai hipotiroid
kongenital. Gangguan ini disebabkan kekurangan hormon tiroid sejak lahir. Kekurangan hormon
ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental, kesulitan bicara, serta anak bertubuh pendek
(stunting).

Gangguan ini perlu diwaspadai semenjak bayi baru lahir. Oleh karena itu, perlu langsung
dilakukan skrining hipotiroid kongenital ketika bayi lahir, yaitu ketika berusia 48-72 jam.

Dengan melakukan tes darah, dapat diketahui apakah bayi mengalami gangguan tiroid atau tidak.
Bila hasil positif, maka bayi dapat segera diobati sebelum berusia sebulan.

Menurut Konsultan Endokrin Anak, Diet S. Rustama, bayi biasanya tidak memperlihatkan gejala
gangguan itu. "Biasanya usia dua sampai tiga bulan baru terlihat gejalanya. Namun, kalau gejala
sudah terlihat maka sudah terlambat. Dalam satu bulan saja, sebanyak dua poin IQ akan hilang,"
katanya saat konferenai pers Skrining Hipotiroid Kongenital di Hotel Amarossa Bekasi, Kamis
(13/11).

Celakanya, menurut Diet, sedikit sekali orang tua di Indonesia yang berinisiatif memeriksakan
bayinya. "Di Indonesia jumlah bayi yang di skrining di bawah satu persen. Padahal, di Filipina
sudah 50 persen, dan Thailand sudah hampir 100 persen," tutur dokter yang berpraktik di Rumah
Sakit Hermina, Bandung ini.

Padahal, pengobatan dini dapat mencegah dampak yang fatal, seperti keterbelakangan mental
dan tubuh pendek. "Ada pasien saya yang langsung diobati dan saat besar ternyata tingginya
normal dan jadi juara renang. Sementara yang tidak diobati secara dini sampai usia enam tahun
belum bisa bicara dan tubuhnya sangat pendek," ucapnya.

Diet berpendapat biaya skrining dan pengobatan termasuk murah. Untuk sekali skrining hanya
dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 ribu, sedangkan obatnya sekitar Rp 1.500 per tablet.

Ada sekitar 1.600 bayi yang mengalami hipotiroid kongenital di Indonesia. Kemungkinannya
satu di antara tiga ribu bayi. Sebesar 98 persen disebabkan lingkungan, sementara sisanya adalah
karena genetik. "Namun, sampai sekarang, penyebab pastinya belum diketahui," kata Diet
menambahkan.

Diutarakan oleh Diet, rasa malu keluarga sering kali jadi penyebab si anak tidak diobati.
"Mereka kerap disembunyikan di rumah karena dianggap mempermalukan keluarga. Masih ada
stigma yang menganggap mereka sebagai keturunan yang 'jelek'," kata Diet. Di Indonesia,
jumlah penderita selayaknya gunung es, banyak yang tidak terlihat.

"Harus ada perubahan cara pikir dari pejabat kita. Mereka harus mulai memikirkan masalah ini
karena anak-anak adalah aset bangsa," kata Diet kemudian mengakhiri pembicaraan.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141113131831-255-11297/kurang-tiroid-bikin-
keterbelakangan-mental
110
1. Buatlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan artikel yang kamu diskusikan!

2. Carilah informasi-informasi terkait dengan pertanyaan yaang telah kamu buat! Tuliskan informasi-
informasi yang telah kamu peroleh!

3. Tuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu buat berdasarkan informasi yang
diperoleh!
111

LEMBAR KERJA SISWA 2


KELAS KONTROL

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.
112
Indikator Pembelajaran

1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi kelenjar hipotalamus, tiroid dan paratiroid, serta adrenal.
2. Menjelaskan mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus, tiroid dan
paratiroid, serta adrenal.
3. Menganalisis kelainan/gangguan yang mungkin terjadi pada kelenjar hipotalamus, tiroid dan
paratiroid, serta adrenal.

Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Hormon
(Yunani, horman = yang menggerakkan) adalah senyawa organic pembawa pesan kimiawi di
dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-
sel target yang memiliki reseptor khusus. Pengaruh hormon terhadap jaringan tubuh tersebut dapat
terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa tahun. Jumlah hormon dalam aliran
darah hanya sedikit jika dibandingkan dengan jumlah glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin
berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis (misalnya pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah), pertumbuhan,
perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.

Karakteristik Kelenjar Endokrin


• Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan myekresikan hormone
langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
• Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid yang
hanya menyekresi homon paratiroid.
• Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh
jaringan ikat.
• Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilka hormon berbeda-beda, ada yang seumur
hidup (contoh hormon metabolism), dimulai pada masa tertentu (contoh hormon kelamin),
atau bekerja sampai masa tertentu (contoh hormon pertumbuhan).
• Sekresi hormon dapat distumalasi atau dihambat oleh kadar hormone lainnya dan senyawa
nonhormon (missal glukosa dan kalsium) dalam darah, serta impuls saraf.

Serangkaian mekanisme yang dipelajari sebelumnya dalam sitem saraf dan sistem indra adalah
satu kesatuan yang saling melibatkan dalam proses berupa alat indra, kemudian mekanisme saraf
tubuh dan pengaruh hormon dalam melakukan aktvitas sehingga disebut sebagai sistem
koordinasi.

Petunjuk

Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Buatlah
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan artikel tersebut, kemudian cari informasi terkait pertanyaan yang telah
kamu buat, tuliskan jawaban pertanyaanmu berdasarkan informasi yang telah kamu peroleh!
113

Artikel 1

Pakar kesehatan Dr. Reginal Ho asal Thomas Jefferson University Hospital menyebutkan
bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, maka tubuh akan memproduksi hormon
adrenalin yang lebih banyak. Hal inilah yang akan mempengaruhi peningkatan detak jantung
dengan signifikan. Dr. Ho menyebutkan bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, otak
akan segera mengirimkan sinyal pada kelenjar adrenal agar bisa lebih aktif memproduksi
beberapa hormon layaknya adrenalin, epinephrin, dopamin, dan serotonin.
Hormon-hormon ini pun akan segera memenuhi aliran darah dan mempengaruhi detak
jantung menjadi lebih kuat dan cepat. Adanya hormon norepinephrine ternyata juga
mempengaruhi perhatian serta tindakan yang bisa membuat lutut kita cenderung menjadi lebih
lemas.Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan
mengalami kondisi dimana otak memproduksi neurotransmitter dopamine. Padahal, dopamine
dan hormon norepinephrine memiliki hubungan yang kerat dan akhirnya bisa meningkatkan
hasrat, euphoria, energi, sekaligus motivasi untuk mendapatkan orang yang disukai.
Penelitian lain membuktikan bahwa jatuh cinta bisa membuat tubuh mengendalikan rasa
sakit dengan lebih baik, menurunkan kecemasan, membuat pola pikir menjadi lebih optimis dan
lebih positif. Hal ini tentu bisa berimbas baik bagi kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Selain mempengaruhi peningkatan detak jantung, timbulnya rasa senang saat jatuh cinta
meningkatkan hormon dopamin dalam otak yang menyebabkan keinginan dan kesenangan
yang meluap-luap seperti perhatian yang terfokus serta perasaan senang yang indah. Dopamin
juga merupakan neurotransmitter yang menyebabkan ketagihan saat orang jatuh cinta dengan
tidak akan merasa lelah berjalan-jalan atau melakukan suatu hal bersama.

http://health.rakyatku.com/read/72395/2017/11/03/penyebab-jantung-berdebar-debar-saat-
jatuh-cinta

Artikel 2

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pengidap diabetes di dunia
pada 2014 mencapai angka 422 juta jiwa. Angka tersebut meningkat empat kali lipat dibanding
jumlah tahun 1989, yakni 108 juta jiwa.

Peningkatan drastis tersebut, menurut WHO, terjadi akibat gaya hidup manusia modern yang
semakin tidak sehat. Pola makan salah sejak kecil, kebiasaan merokok, serta konsumsi makanan
siap saji dan minuman dengan kadar gula tinggi, semua berkaitan erat dengan bertambahnya
jumlah pengidap diabetes.
114
Tidak hanya itu, WHO juga menyebutkan bahwa kini diabetes menjadi ancaman serius bagi
kesehatan masyarakat dunia. Ditambah lagi fakta mengenai angka obesitas yang berbanding
lurus dengan diabetes.

Diabetes terjadi akibat tubuh tidak lagi memproduksi insulin dalam jumlah cukup. Insulin adalah
hormon pemecah gula darah menjadi energi. Tanpa insulin, kadar gula darah menjadi tinggi dan
bisa menyebabkan kerusakan saraf juga pembuluh darah, selain itu, gula darah tinggi juga bisa
mempengaruhi jantung, mata dan ginjal.

Terdapat dua jenis diabetes, tipe 1 yang umumnya terjadi sejak kecil dan tipe 2, yang paling
umum, terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.

Angka pengidap diabetes tipe 2 meningkat dari 4,7 persen dari populasi global 36 tahun lalu,
menjadi 8,5 persen pada 2016.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160411002046-255-122947/who-pengidap-
diabetes-dunia-naik-4-kali-lipat

Artikel 3

Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan mengalami tiga fase dalam hidupnya. Fase pertama terjadi
pada masa kanak-kanak (0-12 tahun), fase kedua pada usia produktif (13-44 tahun), dan fase
ketiga adalah fase menopause (lebih dari 45 tahun).

Dokter ahli obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara mengatakan dalam setiap fase itu
perempuan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Tidak hanya perubahan fisik, tapi juga
perubahan psikis.

Apalagi ketika berada pada masa peralihan, saat memasuki masa usia produktif dan mulai
mengalami menstruasi. Hormon reproduksi seperti esterogen dan progesteron mulai 'melakukan
perannya'.

Hormon esterogen dan progesteron mulai memengaruhi suasana hati. Ardiasjah mengatakan,
ketika fase menstruasi terjadi, dinding rahim yang meluruh membuat daya tahan tubuh menurun,
sehingga tubuh mudah lelah dan terjadi mood swing.

Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan yang sedang menstruasi selalu lebih sensitif
dan sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat.

"Biasanya gampang marah, gampang nangis karena faktor hormonal, di samping faktor nyeri,"
kata dokter Dara dalam acara 21 tahun Kiranti, Sahabat Terbaik Wanita di Balai Kartini, Jakarta,
Rabu (22/4).

Selain menyebabkan suasana hati berubah, ternyata fase menstruasi bisa juga dipengaruhi oleh
faktor psikologi.
115
Misalnya saja pada perempuan yang mengalami kesepian. Jauh dari keluarga atau sedang jauh
dari suami. Gangguan menstruasi pun bisa muncul dalam dirinya.

"Mungkin ketika berpisah jauh ada perasaan sendiri. Faktor itu membuat hormon tidak
seimbang," ujar Dara.

Ia juga bercerita, ada salah satu pasiennya yang mengalami menstruasi lebih sering dari
biasanya. "Ada pasien saya mahasiswa dia haidnya lebih sering. Ternyata dia lagi homesick. Dia
kangen orang tuanya di Dumai," kata Dara bercerita. "Itu hormonnya enggak seimbang," katanya
melanjutkan.

Gangguan menstruasi yang biasanya terjadi pada perempuan biasanya adalah nyeri perut,
volume darah yang keluar terlalu sedikit atau banyak, menstruasi menjadi sering atau bahkan
waktu menstruasi menjadi singkat.

"Hidup di daerah yang stresfull atau keluarga broken home juga bisa bikin menstruasi enggak
teratur. Bahkan daerah tinggal di dataran tinggi berpengaruh," ujarnya.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150422134914-255-48436/penyebab-perempuan-
gampang-marah-dan-menangis-saat-haid

Artikel 4

Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu bentuk istirahat yang paling efektif adalah dengan tidur.
Tidur merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena di dalam tidur
terjadi proses pemulihan dan proses ini sangat bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang
pada keadaan semula.

Proses pemulihan pada tubuh kita terhambat, maka organ tubuh kita tidak dapat bekerja secara
maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lesu, cepat lelah dan penurunan konsentrasi. Normalnya jam
tidur yang cukup untuk tubuh kita adalah 7-9 jam per hari.

Jika kita terlalu sering melakukan kegiatan hingga larut malam maka memungkinkan tubuh kita
akan mengalami penurunan kekebalan tubuh. Saat kekebalan dalam tubuh menurun, akan sangat
berpeluang besar tubuh terserang penyakit.

Produksi hormon Melatonin menjadi menurun sehingga meningkatkan produksi hormon


estrogen yang bisa meningkatkan risiko kanker. Dan yang paling sering adalah tumbuhnya sel
kanker payudara.

Dilansir dari DetikHealth.com, praktisi kesehatan tidur dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS
Mitra Kemayoran, mengatakan: “Penelitian pada wanita yang pola hidupnya terjaga, sehat,
langsing, olahraganya rutin, tapi tidurnya kurang dari 7 jam itu risiko kanker payudaranya 47
persen.” https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103095620-436-266242/hubungan-
pola-tidur-yang-buruk-dan-kanker-payudara/
116
1. Buatlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan artikel yang kamu diskusikan!

2. Carilah informasi-informasi terkait dengan pertanyaan yaang telah kamu buat! Tuliskan informasi-
informasi yang telah kamu peroleh!

3. Tuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu buat berdasarkan informasi yang
diperoleh!
117

Lampiran 5 Rubrik Penskoran LKS Eksperimen dan Kontrol

RUBRIK PENSKORAN LKS EKSPERIMEN DAN KONTROL

1. Pedoman Penskoran LKS Eksperimen

Hasil Penilaian
Tahapan No Aspek yang dinilai
4 3 2 1 0

Siswa menuliskan Siswa Siswa menuliskan Siswa hanya Siswa tidak


permasalahan- menuliskan permasalahan- menuliskan satu menuliskan
Mengidentifikasi permasalahan yang permasalahan- permasalahan dari permasalahan permasalahan yang
1 permasalahan pada ada pada tiap permasalahan seperempat jumlah namun tidak sesuai ada pada artikel.
artikel paragraf artikel. dari setengah paragraf artikel. dengan artikel
jumlah paragraf
artikel.
Siswa memilih salah Siswa memilih Siswa memilih salah Siswa memilih salah Siswa tidak memilih
satu permasahan salah satu satu permasahan satu permasahan permasalahan
Search yang sangat terkait permasalahan yang sangat terkait yang sangat terkait maupun pertanyaan
dengan sistem yang terkait dengan sistem dengan sistem permasalahan.
endokrin (terdapat dengan sistem endokrin (terdapat endokrin (terdapat
Memilih salah satu bahasan tentang endokrin bahasan tentang bahasan tentang
2 permasalahan terkait kelenjar atau (terdapat kelenjar atau kelenjar atau
sistem endokrin hormon) serta bahasan tentang hormon) serta hormon).
menuliskan 3- lebih kelenjar atau menuliskan 1
pertanyaan- hormon) serta pertanyaan yang
pertanyaan yang menuliskan 2 sesuai dengan
sesuai dengan pertanyaan- permasalahan.
permasalahan. pertanyaan yang
sesuai dengan
118

permasalahan.

Siswa memberikan Siswa Siswa memberikan Siswa memberikan Siswa tidak


jawaban sementara memberikan jawaban sementara jawaban sementara memberikan
pada setiap jawaban seperempat dari namun tidak sesuai jawaban sementara
pertanyaan yang sementara pertanyaan dengan pertanyaan dari pertanyaan
telah dibuat dan setengah dari permasalahan yang yang telah dibuat. permasalahan.
sesuai dengan pertanyaan dibuat dan sesuai
3 Membuat hipotesis
pertanyaan permasalahan dengan pertanyaan
permasalahan yang yang dibuat dan permasalahan yang
dibuat. sesuai dengan dibuat.
pertanyaan
permasalahan
yang dibuat.

Membuat langkah Tidak membuat


Solve
Membuat langkah penyelesaian langkah
4
penyelesaian masalah masalah penyelesaian
masalah.

Siswa secara rinci Siswa secara Siswa secara rinci Siswa hanya Siswa tidak
menuliskan rinci menuliskan menuliskan menuliskan
informasi yang menuliskan informasi yang informasi yang informasi
didapat dari informasi yang didapat dari diperoleh
Mencari informasi yang literatur, menuliskan didapat dari literatur, menuliskan
5 penulis, literatur, sumber referensi
relevan dan terpercaya
narasumber, dan menuliskan
sumber referensi narasumber dan
sumber
referensi

Siswa memberikan Siswa Siswa memberikan Siswa memberikan Siswa tidak


Create Membuat solusi jawaban atau solusi memberikan jawaban atau solusi jawaban atau solusi memberikan
6
permasalahan pada setiap jawaban atau seperempat dari namun tidak sesuai jawaban atau solusi
pertanyaan yang solusi setengah pertanyaan dengan pertanyaan dari pertanyaan
119

telah dibuat dan dari pertanyaan permasalahan yang yang telah dibuat. permasalahan.
sesuai dengan permasalahan dibuat dan sesuai
pertanyaan yang dibuat dan dengan pertanyaan
permasalahan yang sesuai dengan permasalahan yang
dibuat. pertanyaan dibuat.
permasalahan
yang dibuat.

Membuat skema Membuat skema Membuat skema Membuat skema Tidak membuat
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan kurang sesuai skema penyelesaian
langkah langkah langkah dengan langkah masalah.
penyelesaian, huruf, penyelesaian, penyelesaian, skema penyelesaian, huruf,
tulisan yang jelas mewakili dapat mewakili tulisan yang jelas
Membuat skema dan rapi, skema permasalahan permasalahan dan rapi, skema
7
penyelesaian masalah dapat mewakili hingga solusi hingga solusi dapat kurang
permasalahan permasalahan. permasalahan. mewakili
hingga solusi Namun huruf Namun, huruf dan permasalahan
permasalahan. dan tulisan tulisan tidak jelas. hingga solusi
kurag jelas. permasalahan.

Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa


mempresentasikan mempresentasik mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan
hasil diskusi lembar an hasil diskusi hasil diskusi dengan hasil diskusi dengan hasi diskusi dengan
kerja dengan suara dengan suara suara jelas dan suara kurang jelas, suara kurang jelas,
yang jelas dan yang jelas dan lantang, sikap sikap berdiri kurang sikap berdiri kurang
Mengkomunikasikan lantang, sikap lantang, sikap berdiri kurang tegap, tefokus pada tegap, tefokus pada
Share skema penyelesaian berdiri tegap, tidak berdiri tegap, tegap, tefokus pada teks, terdapat teks, tidak dapat
masalah terfokus pada teks, terfokus pada teks, dapat beberapa pertanyaan menjawab
dan dapat menjawab teks, dapat menjawab yang tidak dapat pertanyaan yang
pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang dijawab diajukan.
diajukan. pertanyaan yang diajukan.
diajukan.
120

2. Pedoman LKS Kontrol

Hasil Penilaian
Tahapan No. Aspek yang dinilai
4 3 2 1 0

Siswa menuliskan Siswa menuliskan Siswa menuliskan 2 Siswa menuliskan Siswa tidak
lebih dari 3 3 pertanyaan pertanyaan 1 pertanyaan menuliskan
pertanyaan berdasarkan berdasarkan artikel berdasarkan pertanyaan
Mengamati dan Membuat pertanyaan
1 berdasarkan artikel artikel yang yang didiskusikan. artikel yang berdasarkan
Menanya berdasarkan artikel
yang didiskusikan. didiskusikan. didiskusikan artikel yang
didiskusikan
.

Siswa secara rinci Siswa secara rinci Siswa secara rinci Siswa hanya Siswa tidak
menuliskan menuliskan menuliskan menuliskan menuliskan
Mencari informasi yang informasi yang informasi yang informasi yang informasi yang informasi
Mengumpulkan relevan dengan didapat dari literatur, didapat dari didapat dari diperoleh
2
informasi pertanyaan dan menuliskan penulis, literatur, literatur,
terpercaya narasumber, dan menuliskan menuliskan sumber
sumber referensi narasumber dan referensi
sumber referensi

Siswa menjawab Siswa hanya Siswa hanya Peserta hanya Siswa tidak
semua pertanyaan menjawab menjawab setengah menjawab menjawab
yang dibuat serta setengah dari dari pertanyaan pertanyaan tanpa pertanyaan
Menghubungkan
menuliskan alasan pertanyaan yang yang dibuat, namun memberikan yang telah
informasi yang telah
Mengasosiasi 3 yang mendukung dibuat serta hanya beberapa alasan yang dibuat
dkumpulkan dengan
jawaban. menuliskan alasan yang dituliskan mendukung
pertanyaan.
yang mendukung alasan yang jawaban.
jawaban. mendukung
jawaban.

Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa


Mengkomunikasikan Membagikan informasi
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan mempresent
hasil diskusi
hasil diskusi lembar hasil diskusi hasil diskusi hasil diskusi asikan hasi
121

kerja dengan suara dengan suara yang dengan suara jelas dengan suara diskusi
yang jelas dan jelas dan lantang, dan lantang, sikap kurang jelas, dengan
lantang, sikap sikap berdiri berdiri kurang sikap berdiri suara
berdiri tegap, tidak tegap, terfokus tegap, tefokus pada kurang tegap, kurang
terfokus pada teks, pada teks, dapat teks, dapat tefokus pada teks, jelas, sikap
dan dapat menjawab menjawab menjawab terdapat beberapa berdiri
pertanyaan yang pertanyaan yang pertanyaan yang pertanyaan yang kurang
diajukan. diajukan. diajukan. tidak dapat tegap,
dijawab tefokus
pada teks,
tidak dapat
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan.

Nilai = x 100
122

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Kelas Eksperimen

LEMBAR OBSERVASI GURU


KETERLAKSANAAN MODEL PEMBALAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND
SHARE (SSCS) Pert-1

Kelas : XI MIA 3
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan ke- : 1
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang
teramati!

Terlaksana
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ket.
Ya Tidak
1 Mengucapkan salam √
2 Mengecek absensi √
Mengecek kesiapan peserta
3 Pembukaan didik dan menyiapkan √
media pembelajaran
Menyampaikan tujuan
4 √
pembelajaran
Membagi peserta didik
5 √
menjadi 6 kelompok.
Pendahuluan
Menanyakan hal yang
berhubungan dengan materi
yang akan dibahas, yaitu
Apersepsi sistem endokrin terkait
6 kelenjar hipotalamus, √
pineal, tiroid, paratiroid,
seperti tekait peranan
hormon melatonin dengan
waktu tidur.
Menyajikan beberapa
artikel terkait kelenjar
sistem endokrin
7 √
(hipotalamus, pineal, tiroid,
paratiroid) endokrin dengan
berbantu LKS.
Menginstruksikan masing-
Inti Search
masing kelompok untuk
menuliskan permasalahan-
permasalahan yang terdapat
8 √
pada artikel terkait kelenjar
endokrin dan membuat
rumusan permasalahan
beradasarkan salah satu
123

permasalahan tersebut.
Mengarahkan peserta didik
untuk membuat jawaban
9 Solve √
sementara dari pertanyaan
yang telah dibuat.
Membimbing peserta didik
menyusun sebuah rencana
atau langkah-langkah yang
10 √
akan dilakukan dilakukan
untuk dapat menyelesaikan
permasalahan.
Menginstruksikan peserta
didik untuk mengumpulkan
informasi-informasi terkait
11 √
kelenjar endokrin yang
dapat membantu dalam
penyelesaian masalah.
Menginstruksikan maisng-
masing kelompok untuk
membuat solusi dari
12 √
permasalahan berdasarkan
informasi yang telah
Create
dikumpulkan.
Menugaskan setiap
kelompok untuk membuat
13 √
sebuah skema solusi
permasalahan.
Menginstruksikan setiap
kelompok untuk
14 Share √
mempresentasikan skema
solusi dari permasalahan
Menunjuk salah satu
peserta didik untuk
15 Penutup √
menyimpulkan materi
pembelajaran

Jakarta, 23 April 2018


Observer,
124

Kelas Kontrol
LEMBAR OBSERVASI GURU
KETERLAKSANAAN PEMBALAJARAN SAINTIFIK Pert-1

Kelas : XI MIA 2
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan ke- : 1
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang
teramati!

Terlaksana
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ket.
Ya Tidak
1 Mengucapkan salam √
Mengecek absensi √
2
Mengecek kesiapan
Pembukaan peserta didik dan √
3
menyiapkan media
pembelajaran
Menyampaikan √
4
tujuan pembelajaran
Membagi peserta

5 didik menjadi 6
Pendahuluan kelompok.
Menanyakan hal
yang berhubungan
dengan materi yang
akan dibahas, yaitu
Apersepsi
sistem endokrin

6 terkait kelenjar
hipotalamus, pineal,
tiroid, paratiroid,
seperti tekait peranan
hormon melatonin
dengan waktu tidur.
Mengarahkan peserta
didik untuk
membaca artikel
mengenai kelenjar
endokrin (kelenjar √
7 Inti Mengamati
hipotalamus, pineal,
tiroid, dan paratiroid)
dengan berbantu
LKS
Mengarahkan peserta
8 Menanya didik untuk membuat √
pertanyaan-
125

Terlaksana
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ket.
Ya Tidak
pertanyaan
berdasarkan artikel
tersebut.
Mengarahkan peserta
didik mencari
informasi-informasi
apa saja yang
Mengumpulkan √
9 dibutuhkan untuk
Informasi
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang
telah dibuat.
Mengarahkan peserta
didik untuk
berdiskusi menjawab
pertanyaan-

10 Mengasosiasi pertanyaan yang
telah mereka buat
berdasarkan
informasi-informasi
yang telah diperoleh.
Mengarahkan setiap
kelompok untuk √
11 Mengkomunikasikan
mempresentasikan
hasil diskusi.
Menunjuk salah satu
peserta didik untuk √
12 Penutup
menyimpulkan
materi pembelajaran

Jakarta, 23 April 2018


Observer,
126

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Kelas Eksperimen
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
KETERLAKSANAAN MODEL PEMBALAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND
SHARE (SSCS) Pert-1

Kelas : XI MIA 3
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan ke- : 1
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang
teramati!

Tahap Terlaksana
Kegiatan Peserta Didik Ket.
Pembelajaran Ya Tidak
Membaca dan memahami isi artikel mengenai

kelenjar endokrin dengan berbantu LKS.
Menuliskan permasalahan-permasalahan yang
Search terdapat pada artikel terkait kelenjar endokrin
dan membuat rumusan permasalahan √
beradasarkan salah satu permasalahan
tersebut.
Membuat jawaban sementara dari pertanyaan √
yang telah dibuat.
Menyusun rencana atau langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyelesaikan √
Solve
permasalahan.
Mengumpulkan informasi-informasi terkait
kelenjar endokrin yang dapat membantu √
dalam penyelesaian masalah.
Membuat solusi dari permasalahan
berdasarkan informasi yang telah √
Create dikumpulkan.
Membuat sebuah skema solusi dari √
pemasalahan yang diidentifikasi.
Mempresentasikan skema solusi dari
Share √
permasalahan yang telah mereka buat

Keterangan :
Ya : Lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai sintaks.
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
sintaks.
127

Jakarta, 23 April 2018


Observer,

Kelas Kontrol

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK


KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK Pert-1

Kelas : XI MIA 2
Materi : Sistem Endokrin
Pertemuan ke- : 1
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang
teramati!

Sintak Terlaksana
Kegiatan Peserta Didik Ket.
Pembelajaran Ya Tidak
Membaca artikel mengenai kelenjar
endokrin (kelenjar hipotalamus, pineal,
Mengamati √
tiroid, dan paratiroid) dengan berbantu
LKS.
Membuat pertanyaan-pertanyaan √
Menanya
berdasarkan artikel tersebut.
Mencari informasi-informasi apa saja
Mengumpulkan √
yang dibutuhkan untuk menjawab
informasi
pertanyaan yang telah mereka buat.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

Mengasosiasi telah mereka buat berdasarkan informasi-
informasi yang telah diperoleh.

Mengkomunikasikan Mempresentasikan hasil diskusi.

Keterangan :
Ya : Lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai sintaks.
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
sintaks.
128

Jakarta, 23 April 2018


Observer,
129

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Berpikir Kritis

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Interpretasi Mengungkapk Menjelaskan Mengungkapkan C4 1 Bacalah artikel mengenai kelenjar paratiroid di Skor 4 : 4 = akurat,
an kembali penyebab kembali yang bawah ini untuk menjawab soal nomor 7-10! Hiperparatiroidisme penyebab utama darah tinggi menjawab secara
apa yang terjadinya dimaksud dari Peneliti dari University of California Los tepat dengan
dimaksud dari gangguan dan wacana mengenai Angeles (UCLA), menetapkan bahwa Skor 3 : kunci jawaban
sebuah kelainan yang kelainan yang hiperparatiroidisme adalah penyebab utama Hiperparatiroidisme penyebab meningkatnya dalam
wacana. terjadi pada mungkin terjadi darah tinggi, yang bertanggungjawab terhadap kadar kalsium tubuh menginterpretasi
kelenjar pada kelenjar meningkatnya kadar kalsium dalam tubuh. kan bagan
endokrin paratiroid Tubuh yang kekurangan kalsium dapat Skor 2 :
menyebabkan osteoporosis dan patah tulang, Kelebihan kadar kalsium menyebabkan beberapa 3 = dapat
tetapi ketika tubuh kelebihan kalsium dalam penyakit diterima,
darah juga dapat menyebabkan masalah menjawab
kesehatan, seperti batu ginjal dan disfungsi Skor 1 : kurang sesuai
ginjal. Hal tersebut terjadi akibat kadar tinggi Menjelaskan hasil penelitian dalam artikel dengan kunci
mineral seperti kalsium dalam darah yang jawaban, tapi
mengendap di ginjal. Kelenjar paratiroid yang masih relevan
terletak di leher, di sebelah kelenjar tiroid, dalam
berfungsi mengatur kadar kalsium tubuh. menginterpretasi
Ketika kelenjar paratiroid ini tidak mampu kan bagan
berfungsi dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam 2 = sangat lemah,
kinerjanya, misalnya dengan melepaskan kurang sesuai,
kalsium dari tulang ke dalam aliran darah. mengandung
Peneliti menganalisa database 3,5 juta salah satu yang
pasien yang pernah berobat di rumah sakit tidak relevan
Kaiser Permanente Southern California. Dari dalam
data hasil laboratorium tersebut, peneliti mengiterprretasik
mengidentifikasi 15.234 kasus dari pasien yang an bagan
diketahui memiliki tingkat tinggi kalsium
dalam darahnya. Dari kasus tersebut, sekitar 87 1 = salah,
persen ditemukan memiliki hiperparatiroidisme menjawab bias
dan telah berada pada risiko mengembangkan atau melenceng
batu ginjal. dari kunci
jawaban
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam
130

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism.
http://m.detik.com/health/read/2013/02/25/1830
43/2179384/763/gangguan-pada-kelenjar-
paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal

Jelaskan maksud dari artikel mengenai kelainan


pada kelenjar paratiroid di atas!

Analisis Meng- Mengidentifikasi C4 2 Buatlah kesimpulan mengenai kelainan pada Skor 4 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) 4 = akurat,
identifikasi alasan-alasan kelenjar paratiroid dari artikel di atas! • Tubuh yang kekurangan kalsium dapat menjawab secara
argumen yang dapat menyebabkan osteoporosis dan patah tulang, tepat dengan
mendukung tetapi ketika tubuh kelebihan kalsium dalam kunci jawaban
kesimpulan utama darah juga dapat menyebabkan masalah batu dalam
mengenai ginjal menginterpretasi
kelainan yang • Gangguan kelenjar paratiroid penyebab darah kan bagan
mungkin terjadi tinggi yang berakibat pada peningkatan dan
pada kelenjar penurunan kadar kalsium (kalsium tinggi = 3 = dapat
paratiroid osteoporosis, kalsium rendah = batu ginjal) diterima,
menjawab
Skor 3 : kurang sesuai
Hubungan hiperparatiroidisme dengan darah dengan kunci
tinggi sehingga mengakibatkan tinggi dan jawaban, tapi
rendahnya kadar kalsium yang dapat masih relevan
menimbulkan penyakit dalam
menginterpretasi
Skor 2 : kan bagan
Kelenjar paratiroid terletak pada leher yang
berfungsi mengatur kalsium dalam tubuh yang 2 = sangat lemah,
dapat mengendap jika mengalami gangguan kurang sesuai,
mengandung
Skor 1 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) salah satu yang
• Kelenjar paratiroid harus dijaga tidak relevan
• Kalsium penyebab darah tinggi dalam
• Segala sesuatu harus seimbang mengiterprretasik
an bagan

1 = salah,
menjawab bias
131

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
atau melenceng
dari kunci
jawaban
Evaluasi Menilai Menilai wacana C5 3 Apakah informasi yang terdapat pada wacana Skor 4 : 4 = akurat,
kredibilitas mengenai tersebut dapat anda diterima? Berikan Artikel di atas belum cukup kredibel karena menjawab secara
dari klaim kelainan yang alasannya! • Karena website detik.com kurang dapat tepat dengan
mungkin terjadi dipercaya kunci jawaban
pada kelenjar • Tidak disertakan kaitan antara paragraf satu dalam
paratiroid dengan dua.sumber atau referensi yang menginterpretasi
digunakan belum terpercaya meskipun kan bagan
paparan argumen dari seorang peneliti yang
sudah melakukan penelitian dan hasil yang 3 = dapat
dipaparkan sesuai dengan teori yang ada. diterima,
Atau menjawab
Dapat diterima, karena dalam artikel sudah kurang sesuai
diteliti oleh peneliti meskipun sumber artikel dengan kunci
belum terpecaya jawaban, tapi
masih relevan
Skor 3 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) dalam
• Kurang dapat diterima, karena tidak ada menginterpretasi
nama penelitinya sehingga masih kan bagan
dipertanyakan
• Dapat diterima, karena telah diuji dan 2 = sangat lemah,
dipublikasikan dalam jurnal kurang sesuai,
mengandung
Skor 2 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) salah satu yang
• Belum dapat diterima karena saya tidak tidak relevan
tahu informasi itu benar atau tidak dalam
• Dapat diterima karena itu informasi mengiterprretasik
baru bagi saya an bagan

Skor 1 : 1 = salah,
Belum dapat diterima / dapat diterima menjawab bias
atau melenceng
dari kunci
jawaban

Inferensi Menduga Merumuskan Membuat solusi C4 4 Jika kita menerima kesimpulanmu pada nomor Skor 4 : 4 = akurat,
alternatif solusi yang alternatif untuk 8, apa solusi yang dapat kamu berikan? Hiperparatiroidisme dapat dicegah dengan menjawab secara
132

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
tepat memecahkan menjaga asupan kalsium, fosfor dan vitamin D tepat dengan
berdasarkan masalah mengenai dalam pola makan sehari-hari. kunci jawaban
kelainan/ganggu kelainan yang dalam
an yang terjadi mungkin terjadi Skor 3 : menginterpretasi
pada sistem pada kelenjar Menjaga kesehatan, olahraga, makan teratur kan bagan
endokrin paratiroid
Menentukan Skor 2 : 3 = dapat
pola hidup yang Merawat tubuh dengan baik diterima,
tepat untuk menjawab
mencegah Skor 1 : kurang sesuai
gangguan fungsi Jangan mengkonsumsi kalsium, mencari data- dengan kunci
yang mungkin data yang lengkap jawaban, tapi
terjadi pada masih relevan
sistem endokrin dalam
menginterpretasi
kan bagan

2 = sangat lemah,
kurang sesuai,
mengandung
salah satu yang
tidak relevan
dalam
mengiterprretasik
an bagan

1 = salah,
menjawab bias
atau melenceng
dari kunci
jawaban

Eksplanasi Menyajikan Menyajikan C5 5 Berikan alasan kenapa kamu berpikir bahwa itu Skor 4 : 4 = akurat,
argumen alasan yang sebagai solusi yang tepat? Menjaga keseimbangan nutrisi tubuh adalah salah menjawab secara
mendukung satu kunci kesehatan, gejala-gejala yang timbul tepat dengan
pernyataan disebabkan kadar nutrisi yang kurang atau kunci jawaban
mengenai berlebihan, dengan solusi pada no.10 di atas akan dalam
kelainan pada membuat kadar kalsium menjadi seimbang menginterpretasi
kelenjar paratiroid kan bagan
133

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Skor 3 :
Karena semua hal dalam tubuh perlu diatur, 3 = dapat
sehingga asupan yang masuk pun perlu diatur diterima,
agar keseimbangannya terjaga menjawab
Skor 2 : kurang sesuai
Karena kelebihan maupun kekurangan kalsium dengan kunci
akan menimbulkan penyakit jawaban, tapi
masih relevan
Skor 1 : dalam
Benar, karena menurut saya itu solusinya menginterpretasi
kan bagan

2 = sangat lemah,
kurang sesuai,
mengandung
salah satu yang
tidak relevan
dalam
mengiterprretasik
an bagan

1 = salah,
menjawab bias
atau melenceng
dari kunci
jawaban

Regulasi diri Self- Merancang C6 6 Menurut kamu, apakah solusi yang kamu • Sangat tepat, karena alasan yang diberikan 4 = akurat,
correction prosedur yang sampaikan pada nomor 11 sudah tepat atau sudah mendukung kesimpulan dan sesuai menjawab secara
masuk akal untuk belum? dengan konsep yang benar tepat dengan
memperbaiki atau • Tepat, karena alasan yang diberikan sudah kunci jawaban
membenarkan mendukung kesimpulan tetapi konsep kurang dalam
mengenai pola tepat menginterpretasi
hidup yang tepat • Kurang tepat, karena alasan yang diberikan kan bagan
untuk mencegah sudah mendukung tetapi konsep salah
gangguan fungsi • Tidak tepat, karena alasan yang diberikan 3 = dapat
yang mungkin tidak mendukung kesimpulan dan konsepnya diterima,
terjadi pada salah. menjawab
sistem endokrin kurang sesuai
134

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
dengan kunci
jawaban, tapi
masih relevan
dalam
menginterpretasi
kan bagan

2 = sangat lemah,
kurang sesuai,
mengandung
salah satu yang
tidak relevan
dalam
mengiterprretasik
an bagan

1 = salah,
menjawab bias
atau melenceng
dari kunci
jawaban
Interpretasi Menjelaskan Menganalisis Mengungkapkan C4 7 Perhatikan grafik mengenai hormon yang Skor 4 :
makna hubungan kembali bagan berperan dalam siklus menstruasi berikut ! Hormon-hormon yang berperan dalam menstruasi 4 = akurat,
kelaianan/gangg mekanisme kerja yakni saat fase folikular terjadi peningkatan menjawab secara
uan pada sistem hormon yang hormon estrogen yang menyebabkan peluruhan tepat dengan
endokrin dihasilkan dinding rahim, fase luteal progesteron yang kunci jawaban
dengan fungsi kelenjar gonad berperan dalam penebalan dinding rahim dalam
dan/atau menginterpretasi
mekanisme Skor 3 : kan bagan
kerja sekresi Hormon yang berperan dalam menstruasi seperti
hormon kelenjar estrogen dan progesteron 3 = dapat
endokrin diterima,
Skor 2 : menjawab
Terjadinya menstruasi adalah ovum yang tidak kurang sesuai
dibuahi sperma dengan kunci
jawaban, tapi
masih relevan
dalam
menginterpretasi
135

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Berikan penjelasan terkait grafik di atas! kan bagan

2 = sangat lemah,
kurang sesuai,
mengandung
salah satu yang
tidak relevan
dalam
mengiterprretasik
an bagan

1 = salah,
menjawab bias
atau melenceng
dari kunci
jawaban

Analisis Mengidentifik Menganalisis Mengidentifikasi C5 8 Bacalah kutipan artikel megenai hubungan Skor 4 : 4 = akurat,
asi argumen kelaianan/gangg kesimpulan utama kanker payudara dan pola tidur berikut dengan Pola tidur yang teratur dapat mengurangi resiko mengidentifikasi
uan pada sistem yang terdapat seksama! kanker payudara karena hormon melatonin yang kesimpulan
endokrin pada artikel Kanker payudara merupakan salah satu dihasilkan pada saat tidur juga berfungsi untuk sesuai dengan
mengenai penyakit yang paling umum terjadi pada wanita mengatur aktivasi enzim arometase untuk kunci jawaban
penyebab di dunia. Salah satu faktor utama yang menekan pertumbuhan kanker payudara
terjadinya mempengaruhi kanker payudara adalah 3 = dapat
gangguan dan ketidakseimbangan hormon reproduksi yakni Skor 3 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) diterima,
kelainan pada hormon estrogen. Sebuah penelitian dari • Faktor utama kanker payudara adalah mengidentifikasi
kelenjar gonad Michigan State University menemukan bahwa ketidakseimbangan hormon estrogen kesimpulan
melatonin dapat menekan pertumbuhan kanker • Pola tidur tidak teratur memengaruhi kurang tepat
payudara. Efek langsung melatonin pada pada resiko kanker payudara dengan kunci
sel kanker payudara yakni mengganggu aktivasi jawaban
reseptor hormon estrogen serta mengatur Skor 2 :
aktivasi aromatase, enzim yang bertanggung Melatonin sebagai obat tidur yang menekan 2 =sangat lemah,
jawab untuk sintesis estrogen lokal. Dengan pertumbuhan kanker payudara mengidentifikasi
begitu, seseorang yang memiliki pola tidur kesimpulan
yang tidak teratur atau kurang memiliki potensi Skor 1 : namun terdapat
tinggi terkena kanker payudara dibanding Kanker payudara penyakit paling umum terjadi kesalahan (tidak
seseorang yang memiliki pola tidur teratur. pada wanita sesuai dengan
http://doktersehat.com/awas-pola-tidur-yang- konsep)
buruk-bisa-meningkatkan-resiko-terkena-
136

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
kanker-payudara/ 1 = salah, gagal
mengidentifikasi
Berikan sebuah kesimpulan berdasarkan kesimpulan
kutipan artikel di atas!
Evaluasi Menilai Menganalisis Menilai sebuah C6 9 Bacalah artikel mengenai pengaruh penggunaan Skor 4 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini) 4 = akurat,
kredibilitas hubungan wacana apakah gadget pada hormon di bawah ini dengan teliti! Dapat terima, karena: memberikan
dari kelaianan/gangg dapat diterima Penggunaan gadget ternyata mampu • Karena website sindonews.com merupakan penilaian dan
klaim/wacana uan pada sistem atau tidak. mempengaruhi pola tidur malam, khususnya salah satu web berita yang cukup dipercaya alasan yang tepat
endokrin mereka yang sering menggunakan ponsel pintar dan terdapat penjelasan ilmiah dari dokter
dengan fungsi atau tablet di malam hari. Dermatologist Dr ahli 3 = dapat
dan/atau Eddy Karta menjelaskan gadget dapat Kurang dapat diterima, karena : diterima,
mekanisme mengganggu jam tidur karena dalam tubuh • Meskipun, website sindonews.com memberikan
kerja sekresi terdapat sel membelah yang disebut melatonin. merupakan salah satu web berita yang penilaian yang
hormon kelenjar "Ditubuh kita sel membelah, di mana kalau cukup dipercaya, namun penelitian tidak benar namun
endokrin malam itu, kita ada namanya hormon melatonin menyertakan narasumber. alasan kurang
yang berfungsi untuk tidur," kata Dr Eddy tepat
Karta di Jakarta. Skor 3 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini)
Sementara, gadget dapat menggangu pola tidur Dapat diterima, karena : 2 = sangat lemah,
karena pencahayaan yang dipancarkan dari • Dijelaskan oleh seorang dokter ahli memberikan
perangkat tersebut, di mana cahayanya Kurang dapat diterima, karena : penilaian yang
membuat kadar melatonin atau hormon yang • belum belum jelas penjelasannya benar namun
membantu mengatur fungsi tubuh, termasuk alasan tidak tepat
siklus tidur menjadi bingung. Skor 2 :
https://lifestyle.sindonews.com/read/1181181/1 Dapat diterima, karna menurut saya seperti itu 1 = salah,
55/gadget-ganggu-pola-tidur-malam-ini- dan saya meyakininya memberikan
penjelasan-ilmiahnya-1487415193 penilaian yang
Kurang dapat diterima karena informasi tidak salah dan tidak
Apakah informasi yang terdapat pada wacana jelas memberikan
tersebut dapat anda diterima? Berikan alasan
alasannya! Skor 1 :
Dapat diterima / kurang dapat diterima
Inferensi Menduga Merumuskan Membuat solusi C4 10 Berikan sebuah solusi mengenai permasalahan Skor 4 : 4 = akurat,
alternatif solusi yang alternatif untuk artikel di atas! Mengurangi penggunaan gadget di malam hari mengidentifikasi
tepat menyelesaikan sehingga pola tidur tidak teganggu. kesimpulan
berdasarkan permasalahan sesuai dengan
kelainan/ganggu mengenai kunci jawaban
an yang terjadi penyebab Skor 3 : (bisa salah satu jawaban di bawah ini)
pada sistem gangguan pada 3 = dapat
endokrin kelenjar pineal diterima,
137

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Menentukan • Mengurangi pencahayaan saat tidur mengidentifikasi
pola hidup yang kesimpulan
tepat untuk • Jangan bermain gadget ketika akan kurang tepat
mencegah tidur dengan kunci
gangguan fungsi jawaban
yang mungkin Skor 2 :
terjadi pada 2 = salah,
sistem endokrin Teratur dalam menggunakan sesuatu mengidentifikasi
kesimpulan
Skor 1 : namun terdapat
Jangan tidur malam-malam kesalahan (tidak
sesuai dengan
konsep)

1 = sangat lemah,
gagal
mengidentifikasi
kesimpulan

Eksplanasi Menyajikan Memberikan C5 11 Berikan alasan yang dapat mendukung Skor 4 : 4 = akurat,
argumen alasan yang solusimu pada nomor 16! Pencahayaan yang dipancarkan gadget memberikan
mendukung mengganggu produksi hormon melatonin yang alasan yang
pernyataan sensitid terhadap cahaya, oleh karenanya tepat, sesuai
mengenai mengurangi penggunaan gadget di malam hari dengan
penyebab dapat mengopyimalkan produksi hormon kesimpulan yang
gangguan pada melatonin yang mengatur siklus tidur di malam diberikan dan
kelenjar pineal hari konsep

Skor 3 : 3 = dapat
Agar hormon melatonin tidak terganggu dan diterima,
siklus tidur menjadi teratur dengan mengurangi memberikan
gadget, karna cahaya gadget tidak baik bagi tubuh alasan yang
dan siklus tidur seseorang sesuai dengan
kesimpulan
Skor 2 : namun kurang
Karena solusi yang saya berikan dapat mencegah sesuai dengan
siklus tidur yang bingung akibat terganggunya konsep
hormon melatonin
2 = sangat lemah,
138

Aspek
Sub Aspek Indikator Jenjang No. Standar Penilaian
Berpikir Indikator Soal Bentuk Soal Kunci Jawaban
Berpikir Kritis Pembelajaran Kognitif Soal (Poin)
Kritis
Skor 1 : memberikan
• Karena saya yakin itu solusi yang tepat alasan yang
• Karena jika tidak teratur akanm menjadi sesuai dengan
kebiasaan kesimpulan
namun tidak
sesuai dengan
konsep

1 = salah,
memberikan
alasan yang tidak
sesuai baikdari
kesimpulan yang
diberikan
maupun konsep

Regulasi diri Self- Meninjau alasan C6 12 Menurut kamu, apakah alasan yang kamu • Sangat tepat, karena alasan yang diberikan 4 = akurat, alasan
(evaluasi extamination dan penalaran sampaikan pada nomor 17 sudah tepat atau sudah mendukung kesimpulan dan sesuai mendukung
diri) seseorang tentang belum?berikan alasannya! dengan konsep yang benar kesimpulan dan
sistem endokrin. • Tepat, karena alasan yang diberikan sudah konsep benar
mendukung kesimpulan tetapi konsep kurang
tepat 3 = dapat
• Kurang tepat, karena alasan yang diberikan diterima, alasan
sudah mendukung tetapi konsep salah mendukung
• Tidak tepat, karena alasan yang diberikan tetapi konsep
tidak mendukung kesimpulan dan konsepnya kurang tepat
salah.
2 = sangat lemah,
alasan
mendukung,
kesimpulan,
konsep salah

1 = salah, tidak
memberikan
alasan
139

Lampiran 9 Instrumen Uji Coba Penelitian

Perhatikan bagan mengenai mekanisme kerja hormon di bawah ini!

1. Berikan penjelasan terkait bagan di atas!

Perhatikan dua pernyataan mengenai hubungan puasa dan hormon insulin di bawah
ini !
a. Jika kita berpuasa, asupan karbohidrat berkurang.
b. Jika asupan karbohidrat berkurang, kadar gula dalam darah rendah,
c. Kadar gula dalam darah rendah menyebabkan kelenjar pankreas menghasilkan
sedikit hormon insulin.
2. Buatlah sebuah kesimpulan dari dua pernyataan di atas!Bacalah artikel di bawah ini
mengenai kelenjar pankreas untuk menjawab soal nomor 2-3 !

Bacalah artikel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 3-5 !


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui berpuasa
bermanfaat dalam meneyembuhkan berbagai macam penyakit. Dalam buku 'Alquran
vs Sains Modern menurut Dr ZakirNaik' karya Ramadhani dkk disebutkan bahwa
puasa dapat membuang racun-racun dalam tubuh. Puasa juga memiliki manfaat untuk
menjaga kestabilan insulin.
Mengutip halaman The Guardian, penelitian dari Universitas Newcastle
menemukan bukti bahwa dengan berpuasa penyakit diabetes tipe 2 akan berkurang.
Para peneliti melakukan riset selama delapan pekan kepada 11 orang pasien dengan
total kalori yang dikurangi dari berpuasa ialah 600 per hari. Hasilnya, kesebelas
orang tersebut didiagnosis bebas dari diabetes tipe 2 setelah melakukan puasa. Studi
lainnya juga menemukan bahwa jika penderita segera melakukan puasa, maka
penyakit tersebut juga akan lebih cepat tertangani.
https://techno.okezone.com/read/2017/06/22/56/1722865/puasa-bantu-proses-
penyembuhan-dan-menghidupkan-zat-insulin-dalam-tubuh
140

3. Apakah informasi yang terdapat pada wacana tersebut dapat anda diterima? Berikan
alasannya!
4. Berikan kesimpulan mengenai artikel di atas!
5. Mengapa kamu dapat menyampaikan kesimpulan pada nomor 4? Berikan alasannya!
6. Menurut kamu, apakah alasan yang kamu sampaikan pada nomor 5 sudah tepat atau
belum?

Bacalah artikel di bawah ini mengenai kelenjar paratiroid untuk menjawab soal nomor
4-8!
Peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA), menetapkan bahwa
hiperparatiroidisme adalah penyebab utama darah tinggi, yang bertanggungjawab
terhadap meningkatnya kadar kalsium dalam tubuh. Tubuh yang kekurangan kalsium
dapat menyebabkan osteoporosis dan patah tulang, tetapi ketika tubuh kelebihan
kalsium dalam darah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu ginjal
dan disfungsi ginjal. Hal tersebut terjadi akibat kadar tinggi mineral seperti kalsium
dalam darah yang mengendap di ginjal. Kelenjar paratiroid yang terletak di leher, di
sebelah kelenjar tiroid, berfungsi mengatur kadar kalsium tubuh. Ketika kelenjar
paratiroid ini tidak mampu berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dalam kinerjanya, misalnya dengan melepaskan kalsium dari
tulang ke dalam aliran darah.
Peneliti menganalisa database 3,5 juta pasien yang pernah berobat di rumah sakit
Kaiser Permanente Southern California. Dari data hasil laboratorium tersebut, peneliti
mengidentifikasi 15.234 kasus dari pasien yang diketahui memiliki tingkat tinggi
kalsium dalam darahnya. Dari kasus tersebut, sekitar 87 persen ditemukan memiliki
hiperparatiroidisme dan telah berada pada risiko mengembangkan batu ginjal.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism.
http://m.detik.com/health/read/2013/02/25/183043/2179384/763/gangguan-pada-
kelenjar-paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal

7. Jelaskan maksud dari artikel di atas!


8. Buatlah kesimpulan dari artikel di atas!
9. Apakah informasi yang terdapat pada wacana tersebut dapat anda diterima? Berikan
alasannya!
10. Jika kita menerima kesimpulanmu pada nomor 8, apa solusi yang dapat kamu
berikan?
11. Berikan alasan kenapa kamu berpikir bahwa itu sebagai solusi yang tepat?
12. Menurut kamu, apakah solusi yang kamu sampaikan pada nomor 11 sudah tepat atau
belum?

Perhatikan grafik mengenai hormon yang berperan dalam siklus menstruasi berikut !
141

13. Berikan penjelasan terkait grafik di atas!

Bacalah kutipan artikel megenai hubungan kanker payudara dan pola tidur berikut
dengan seksama!
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi pada
wanita di dunia. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kanker payudara adalah
ketidakseimbangan hormon reproduksi yakni hormon estrogen. Sebuah penelitian dari
Michigan State University menemukan bahwa melatonin dapat menekan pertumbuhan
kanker payudara. Efek langsung melatonin pada pada sel kanker payudara yakni
mengganggu aktivasi reseptor hormon estrogen serta mengatur aktivasi aromatase,
enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis estrogen lokal. Dengan begitu,
seseorang yang memiliki pola tidur yang tidak teratur atau kurang memiliki potensi
tinggi terkena kanker payudara dibanding seseorang yang memiliki pola tidur teratur.
http://doktersehat.com/awas-pola-tidur-yang-buruk-bisa-meningkatkan-resiko-
terkena-kanker-payudara/
14. Berikan sebuah kesimpulan berdasarkan kutipan artikel di atas!

Bacalah artikel mengenai pengaruh penggunaan gadget pada hormon di bawah ini
dengan teliti!
Penggunaan gadget ternyata mampu mempengaruhi pola tidur malam, khususnya
mereka yang sering menggunakan ponsel pintar atau tablet di malam hari.
Dermatologist Dr Eddy Karta menjelaskan gadget dapat mengganggu jam tidur
karena dalam tubuh terdapat sel membelah yang disebut melatonin. "Ditubuh kita sel
membelah, di mana kalau malam itu, kita ada namanya hormon melatonin yang
berfungsi untuk tidur," kata Dr Eddy Karta di Jakarta.
Sementara, gadget dapat menggangu pola tidur karena pencahayaan yang
dipancarkan dari perangkat tersebut, di mana cahayanya membuat kadar melatonin
atau hormon yang membantu mengatur fungsi tubuh, termasuk siklus tidur menjadi
bingung.
https://lifestyle.sindonews.com/read/1181181/155/gadget-ganggu-pola-tidur-malam-
ini-penjelasan-ilmiahnya-1487415193
142

15. Apakah informasi yang terdapat pada wacana tersebut dapat anda diterima? Berikan
alasannya!
16. Berikan sebuah solusi mengenai permasalahan artikel di atas!
17. Berikan alasan yang dapat mendukung solusimu pada nomor 12!
18. Menurut kamu, apakah alasan yang kamu sampaikan pada nomor 13 sudah tepat atau
belum? Berikan alasannya!
143

Lampiran 10 Hasil Kalibrasi Instrumen

RELIABILITAS TES
================

Rata2= 37.53
Simpang Baku= 10.95
KorelasiXY= 0.67
Reliabilitas Tes= 0.81

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 72 12 16 28
2 2 72 9 12 21
3 3 72 3 5 8
4 4 72 20 23 43
5 5 72 14 11 25
6 6 72 14 13 27
7 7 72 9 12 21
8 8 72 17 21 38
9 9 72 21 28 49
10 10 72 22 21 43
11 11 72 20 19 39
12 12 72 19 15 34
13 13 72 16 25 41
14 14 72 11 11 22
15 15 72 22 17 39
16 16 72 18 19 37
17 17 72 20 27 47
18 18 72 29 24 53
19 19 72 29 32 61
20 20 72 15 26 41
21 21 72 22 29 51
22 22 72 22 24 46
23 23 72 21 24 45
24 24 72 16 21 37
25 25 72 14 24 38
26 26 72 18 22 40
27 27 72 13 28 41
28 28 72 13 21 34
29 29 72 15 25 40
30 30 72 17 20 37
144

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================

Kelompok Unggul
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 19 72 61 4 4 2 3 4
2 18 72 53 4 3 2 2 4
3 21 72 51 1 4 2 3 2
4 9 72 49 1 3 2 3 3
5 17 72 47 2 1 1 2 2
6 22 72 46 2 3 4 2 2
7 23 72 45 1 4 4 2 2
8 4 72 43 1 4 3 2 1
Rata2 Skor 2.00 3.25 2.50 2.38 2.50
Simpang Baku 1.31 1.04 1.07 0.52 1.07

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 19 72 61 4 3 4 3 4
2 18 72 53 3 2 3 3 3
3 21 72 51 3 3 2 1 4
4 9 72 49 3 4 3 2 3
5 17 72 47 3 3 4 1 3
6 22 72 46 2 1 1 3 4
7 23 72 45 3 4 3 1 3
8 4 72 43 3 3 4 2 3
Rata2 Skor 3.00 2.88 3.00 2.00 3.38
Simpang Baku 0.53 0.99 1.07 0.93 0.52

11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 19 72 61 2 4 4 4 3
2 18 72 53 3 1 4 4 3
3 21 72 51 3 3 3 2 3
4 9 72 49 2 3 2 4 2
5 17 72 47 2 3 3 4 3
6 22 72 46 4 4 2 1 3
7 23 72 45 3 4 1 2 1
8 4 72 43 3 2 3 2 3
Rata2 Skor 2.75 3.00 2.75 2.88 2.63
Simpang Baku 0.71 1.07 1.04 1.25 0.74
145

16 17 18
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18
1 19 72 61 4 4 1
2 18 72 53 4 4 1
3 21 72 51 4 4 4
4 9 72 49 4 3 2
5 17 72 47 3 3 4
6 22 72 46 3 1 4
7 23 72 45 2 4 1
8 4 72 43 2 1 1
Rata2 Skor 3.25 3.00 2.25
Simpang Baku 0.89 1.31 1.49

Kelompok Asor
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 28 72 34 1 1 2 3 1
2 1 72 28 0 3 3 2 0
3 6 72 27 3 4 3 1 1
4 5 72 25 3 3 1 3 3
5 14 72 22 2 1 1 1 1
6 2 72 21 0 0 3 2 1
7 7 72 21 3 4 3 3 1
8 3 72 8 0 1 3 4 0
Rata2 Skor 1.50 2.13 2.38 2.38 1.00
Simpang Baku 1.41 1.55 0.92 1.06 0.93

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 28 72 34 3 2 1 1 4
2 1 72 28 1 2 1 2 2
3 6 72 27 3 3 2 1 2
4 5 72 25 3 3 1 2 1
5 14 72 22 3 1 1 2 1
6 2 72 21 2 2 3 2 0
7 7 72 21 3 2 1 0 1
8 3 72 8 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 2.25 1.88 1.25 1.25 1.38
Simpang Baku 1.16 0.99 0.89 0.89 1.30
146

11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 28 72 34 1 3 3 2 1
2 1 72 28 1 2 0 1 2
3 6 72 27 1 1 2 0 0
4 5 72 25 1 0 1 0 0
5 14 72 22 0 0 4 2 0
6 2 72 21 0 0 0 0 0
7 7 72 21 0 0 0 0 0
8 3 72 8 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 0.50 0.75 1.25 0.63 0.38
Simpang Baku 0.53 1.16 1.58 0.92 0.74

16 17 18
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18
1 28 72 34 3 1 1
2 1 72 28 3 2 1
3 6 72 27 0 0 0
4 5 72 25 0 0 0
5 14 72 22 2 0 0
6 2 72 21 3 1 2
7 7 72 21 0 0 0
8 3 72 8 0 0 0
Rata2 Skor 1.38 0.50 0.50
Simpang Baku 1.51 0.76 0.76

DAYA PEMBEDA
============

Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 18
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)


1 1 2.00 1.50 0.50 1.31 1.41 0.68 0.73 12.50
2 2 3.25 2.13 1.13 1.04 1.55 0.66 1.71 28.13
3 3 2.50 2.38 0.13 1.07 0.92 0.50 0.25 3.13
4 4 2.38 2.38 0.00 0.52 1.06 0.42 0.00 0.00
5 5 2.50 1.00 1.50 1.07 0.93 0.50 3.00 37.50
6 6 3.00 2.25 0.75 0.53 1.16 0.45 1.66 18.75
7 7 2.88 1.88 1.00 0.99 0.99 0.50 2.02 25.00
8 8 3.00 1.25 1.75 1.07 0.89 0.49 3.56 43.75
147

9 9 2.00 1.25 0.75 0.93 0.89 0.45 1.66 18.75


10 10 3.38 1.38 2.00 0.52 1.30 0.50 4.04 50.00
11 11 2.75 0.50 2.25 0.71 0.53 0.31 7.18 56.25
12 12 3.00 0.75 2.25 1.07 1.16 0.56 4.02 56.25
13 13 2.75 1.25 1.50 1.04 1.58 0.67 2.24 37.50
14 14 2.88 0.63 2.25 1.25 0.92 0.55 4.11 56.25
15 15 2.63 0.38 2.25 0.74 0.74 0.37 6.05 56.25
16 16 3.25 1.38 1.88 0.89 1.51 0.62 3.03 46.88
17 17 3.00 0.50 2.50 1.31 0.76 0.53 4.68 62.50
18 18 2.25 0.50 1.75 1.49 0.76 0.59 2.97 43.75

TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 18

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 1 43.75 Sedang
2 2 67.19 Sedang
3 3 60.94 Sedang
4 4 59.38 Sedang
5 5 43.75 Sedang
6 6 65.63 Sedang
7 7 59.38 Sedang
8 8 53.13 Sedang
9 9 40.63 Sedang
10 10 59.38 Sedang
11 11 40.63 Sedang
12 12 46.88 Sedang
13 13 50.00 Sedang
14 14 43.75 Sedang
15 15 37.50 Sedang
16 16 57.81 Sedang
17 17 43.75 Sedang
18 18 34.38 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 18

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi


1 1 0.309 -
2 2 0.356 -
148

3 3 -0.094 -
4 4 -0.014 -
5 5 0.622 Sangat Signifikan
6 6 0.469 Signifikan
7 7 0.434 Signifikan
8 8 0.532 Signifikan
9 9 0.426 Signifikan
10 10 0.775 Sangat Signifikan
11 11 0.725 Sangat Signifikan
12 12 0.745 Sangat Signifikan
13 13 0.575 Sangat Signifikan
14 14 0.710 Sangat Signifikan
15 15 0.721 Sangat Signifikan
16 16 0.705 Sangat Signifikan
17 17 0.737 Sangat Signifikan
18 18 0.479 Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

REKAP ANALISIS BUTIR


=====================
Rata2= 37.53
Simpang Baku= 10.95
KorelasiXY= 0.67
Reliabilitas Tes= 0.81
Butir Soal= 18
Jumlah Subyek= 30

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 0.73 12.50 Sedang 0.309 -
2 2 1.71 28.13 Sedang 0.356 -
3 3 0.25 3.13 Sedang -0.094 -
149

4 4 0.00 0.00 Sedang -0.014 -


5 5 3.00 37.50 Sedang 0.622 Sangat Signifikan
6 6 1.66 18.75 Sedang 0.469 Signifikan
7 7 2.02 25.00 Sedang 0.434 Signifikan
8 8 3.56 43.75 Sedang 0.532 Signifikan
9 9 1.66 18.75 Sedang 0.426 Signifikan
10 10 4.04 50.00 Sedang 0.775 Sangat Signifikan
11 11 7.18 56.25 Sedang 0.725 Sangat Signifikan
12 12 4.02 56.25 Sedang 0.745 Sangat Signifikan
13 13 2.24 37.50 Sedang 0.575 Sangat Signifikan
14 14 4.11 56.25 Sedang 0.710 Sangat Signifikan
15 15 6.05 56.25 Sedang 0.721 Sangat Signifikan
16 16 3.03 46.88 Sedang 0.705 Sangat Signifikan
17 17 4.68 62.50 Sedang 0.737 Sangat Signifikan
18 18 2.97 43.75 Sedang 0.479 Signifikan

RELIABILITAS TES
================
Rata2= 37.53
Simpang Baku= 10.95
KorelasiXY= 0.67
Reliabilitas Tes= 0.81

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 72 12 16 28
2 2 72 9 12 21
3 3 72 3 5 8
4 4 72 20 23 43
5 5 72 14 11 25
6 6 72 14 13 27
7 7 72 9 12 21
8 8 72 17 21 38
9 9 72 21 28 49
10 10 72 22 21 43
11 11 72 20 19 39
12 12 72 19 15 34
13 13 72 16 25 41
14 14 72 11 11 22
15 15 72 22 17 39
16 16 72 18 19 37
17 17 72 20 27 47
18 18 72 29 24 53
19 19 72 29 32 61
150

20 20 72 15 26 41
21 21 72 22 29 51
22 22 72 22 24 46
23 23 72 21 24 45
24 24 72 16 21 37
25 25 72 14 24 38
26 26 72 18 22 40
27 27 72 13 28 41
28 28 72 13 21 34
29 29 72 15 25 40
30 30 72 17 20 37

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


Kelompok Asor
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 28 72 34 1 1 2 3 1
2 1 72 28 0 3 3 2 0
3 6 72 27 3 4 3 1 1
4 5 72 25 3 3 1 3 3
5 14 72 22 2 1 1 1 1
6 2 72 21 0 0 3 2 1
7 7 72 21 3 4 3 3 1
8 3 72 8 0 1 3 4 0
Rata2 Skor 1.50 2.13 2.38 2.38 1.00
Simpang Baku 1.41 1.55 0.92 1.06 0.93

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 28 72 34 3 2 1 1 4
2 1 72 28 1 2 1 2 2
3 6 72 27 3 3 2 1 2
4 5 72 25 3 3 1 2 1
5 14 72 22 3 1 1 2 1
6 2 72 21 2 2 3 2 0
7 7 72 21 3 2 1 0 1
8 3 72 8 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 2.25 1.88 1.25 1.25 1.38
Simpang Baku 1.16 0.99 0.89 0.89 1.30

11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 28 72 34 1 3 3 2 1
2 1 72 28 1 2 0 1 2
151

3 6 72 27 1 1 2 0 0
4 5 72 25 1 0 1 0 0
5 14 72 22 0 0 4 2 0
6 2 72 21 0 0 0 0 0
7 7 72 21 0 0 0 0 0
8 3 72 8 0 0 0 0 0
Rata2 Skor 0.50 0.75 1.25 0.63 0.38
Simpang Baku 0.53 1.16 1.58 0.92 0.74

16 17 18
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18
1 28 72 34 3 1 1
2 1 72 28 3 2 1
3 6 72 27 0 0 0
4 5 72 25 0 0 0
5 14 72 22 2 0 0
6 2 72 21 3 1 2
7 7 72 21 0 0 0
8 3 72 8 0 0 0
Rata2 Skor 1.38 0.50 0.50
Simpang Baku 1.51 0.76 0.76

DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 30
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 18
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)


1 1 2.00 1.50 0.50 1.31 1.41 0.68 0.73 12.50
2 2 3.25 2.13 1.13 1.04 1.55 0.66 1.71 28.13
3 3 2.50 2.38 0.13 1.07 0.92 0.50 0.25 3.13
4 4 2.38 2.38 0.00 0.52 1.06 0.42 0.00 0.00
5 5 2.50 1.00 1.50 1.07 0.93 0.50 3.00 37.50
6 6 3.00 2.25 0.75 0.53 1.16 0.45 1.66 18.75
7 7 2.88 1.88 1.00 0.99 0.99 0.50 2.02 25.00
8 8 3.00 1.25 1.75 1.07 0.89 0.49 3.56 43.75
9 9 2.00 1.25 0.75 0.93 0.89 0.45 1.66 18.75
10 10 3.38 1.38 2.00 0.52 1.30 0.50 4.04 50.00
11 11 2.75 0.50 2.25 0.71 0.53 0.31 7.18 56.25
12 12 3.00 0.75 2.25 1.07 1.16 0.56 4.02 56.25
13 13 2.75 1.25 1.50 1.04 1.58 0.67 2.24 37.50
152

14 14 2.88 0.63 2.25 1.25 0.92 0.55 4.11 56.25


15 15 2.63 0.38 2.25 0.74 0.74 0.37 6.05 56.25
16 16 3.25 1.38 1.88 0.89 1.51 0.62 3.03 46.88
17 17 3.00 0.50 2.50 1.31 0.76 0.53 4.68 62.50
18 18 2.25 0.50 1.75 1.49 0.76 0.59 2.97 43.75

TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 18
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 43.75 Sedang
2 2 67.19 Sedang
3 3 60.94 Sedang
4 4 59.38 Sedang
5 5 43.75 Sedang
6 6 65.63 Sedang
7 7 59.38 Sedang
8 8 53.13 Sedang
9 9 40.63 Sedang
10 10 59.38 Sedang
11 11 40.63 Sedang
12 12 46.88 Sedang
13 13 50.00 Sedang
14 14 43.75 Sedang
15 15 37.50 Sedang
16 16 57.81 Sedang
17 17 43.75 Sedang
18 18 34.38 Sedang

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================
Jumlah Subyek= 30
Butir Soal= 18

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi


1 1 0.309 -
2 2 0.356 -
3 3 -0.094 -
4 4 -0.014 -
5 5 0.622 Sangat Signifikan
6 6 0.469 Signifikan
7 7 0.434 Signifikan
8 8 0.532 Signifikan
153

9 9 0.426 Signifikan
10 10 0.775 Sangat Signifikan
11 11 0.725 Sangat Signifikan
12 12 0.745 Sangat Signifikan
13 13 0.575 Sangat Signifikan
14 14 0.710 Sangat Signifikan
15 15 0.721 Sangat Signifikan
16 16 0.705 Sangat Signifikan
17 17 0.737 Sangat Signifikan
18 18 0.479 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.


REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 37.53
Simpang Baku= 10.95
KorelasiXY= 0.67
Reliabilitas Tes= 0.81
Butir Soal= 18
Jumlah Subyek= 30

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 0.73 12.50 Sedang 0.309 -
2 2 1.71 28.13 Sedang 0.356 -
3 3 0.25 3.13 Sedang -0.094 -
4 4 0.00 0.00 Sedang -0.014 -
5 5 3.00 37.50 Sedang 0.622 Sangat Signifikan
6 6 1.66 18.75 Sedang 0.469 Signifikan
7 7 2.02 25.00 Sedang 0.434 Signifikan
8 8 3.56 43.75 Sedang 0.532 Signifikan
9 9 1.66 18.75 Sedang 0.426 Signifikan
10 10 4.04 50.00 Sedang 0.775 Sangat Signifikan
11 11 7.18 56.25 Sedang 0.725 Sangat Signifikan
12 12 4.02 56.25 Sedang 0.745 Sangat Signifikan
154

13 13 2.24 37.50 Sedang 0.575 Sangat Signifikan


14 14 4.11 56.25 Sedang 0.710 Sangat Signifikan
15 15 6.05 56.25 Sedang 0.721 Sangat Signifikan
16 16 3.03 46.88 Sedang 0.705 Sangat Signifikan
17 17 4.68 62.50 Sedang 0.737 Sangat Signifikan
18 18 2.97 43.75 Sedang 0.479 Signifikan
155

Lampiran 11 Instrumen Penelitian Valid

Bacalah artikel di bawah ini mengenai kelenjar paratiroid untuk menjawab soal nomor
1-6!
Peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA), menetapkan bahwa
hiperparatiroidisme adalah penyebab utama darah tinggi, yang bertanggungjawab
terhadap meningkatnya kadar kalsium dalam tubuh. Tubuh yang kekurangan kalsium
dapat menyebabkan osteoporosis dan patah tulang, tetapi ketika tubuh kelebihan
kalsium dalam darah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu ginjal
dan disfungsi ginjal. Hal tersebut terjadi akibat kadar tinggi mineral seperti kalsium
dalam darah yang mengendap di ginjal. Kelenjar paratiroid yang terletak di leher, di
sebelah kelenjar tiroid, berfungsi mengatur kadar kalsium tubuh. Ketika kelenjar
paratiroid ini tidak mampu berfungsi dengan baik, hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dalam kinerjanya, misalnya dengan melepaskan kalsium dari
tulang ke dalam aliran darah.
Peneliti menganalisa database 3,5 juta pasien yang pernah berobat di rumah sakit
Kaiser Permanente Southern California. Dari data hasil laboratorium tersebut, peneliti
mengidentifikasi 15.234 kasus dari pasien yang diketahui memiliki tingkat tinggi
kalsium dalam darahnya. Dari kasus tersebut, sekitar 87 persen ditemukan memiliki
hiperparatiroidisme dan telah berada pada risiko mengembangkan batu ginjal.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism.
http://m.detik.com/health/read/2013/02/25/183043/2179384/763/gangguan-pada-
kelenjar-paratiroid-tingkatkan-risiko-batu-ginjal

1. Jelaskan maksud dari artikel di atas!


2. Buatlah kesimpulan dari artikel di atas!
3. Apakah informasi yang terdapat pada wacana tersebut dapat anda diterima? Berikan
alasannya!
4. Jika kita menerima kesimpulanmu pada nomor 2, apa solusi yang dapat kamu
berikan?
5. Berikan alasan kenapa kamu berpikir bahwa itu sebagai solusi yang tepat?
6. Menurut kamu, apakah solusi yang kamu sampaikan pada nomor 5 sudah tepat atau
belum?
156

Perhatikan grafik mengenai hormon yang berperan dalam siklus menstruasi berikut !

7. Berikan penjelasan terkait grafik di atas!

Bacalah kutipan artikel megenai hubungan kanker payudara dan pola tidur berikut
dengan seksama!
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi pada
wanita di dunia. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kanker payudara adalah
ketidakseimbangan hormon reproduksi yakni hormon estrogen. Sebuah penelitian dari
Michigan State University menemukan bahwa melatonin dapat menekan pertumbuhan
kanker payudara. Efek langsung melatonin pada pada sel kanker payudara yakni
mengganggu aktivasi reseptor hormon estrogen serta mengatur aktivasi aromatase,
enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis estrogen lokal. Dengan begitu,
seseorang yang memiliki pola tidur yang tidak teratur atau kurang memiliki potensi
tinggi terkena kanker payudara dibanding seseorang yang memiliki pola tidur teratur.
http://doktersehat.com/awas-pola-tidur-yang-buruk-bisa-meningkatkan-resiko-
terkena-kanker-payudara/
8. Berikan sebuah kesimpulan berdasarkan kutipan artikel di atas!

Bacalah artikel mengenai pengaruh penggunaan gadget pada hormon di bawah ini
dengan teliti!
Penggunaan gadget ternyata mampu mempengaruhi pola tidur malam, khususnya
mereka yang sering menggunakan ponsel pintar atau tablet di malam hari.
Dermatologist Dr Eddy Karta menjelaskan gadget dapat mengganggu jam tidur
karena dalam tubuh terdapat sel membelah yang disebut melatonin. "Ditubuh kita sel
membelah, di mana kalau malam itu, kita ada namanya hormon melatonin yang
berfungsi untuk tidur," kata Dr Eddy Karta di Jakarta.
Sementara, gadget dapat menggangu pola tidur karena pencahayaan yang
dipancarkan dari perangkat tersebut, di mana cahayanya membuat kadar melatonin
atau hormon yang membantu mengatur fungsi tubuh, termasuk siklus tidur menjadi
bingung.
https://lifestyle.sindonews.com/read/1181181/155/gadget-ganggu-pola-tidur-malam-
ini-penjelasan-ilmiahnya-1487415193
157

9. Apakah informasi yang terdapat pada wacana tersebut dapat anda diterima? Berikan
alasannya!
10. Berikan sebuah solusi mengenai permasalahan artikel di atas!
11. Berikan alasan yang dapat mendukung solusimu pada nomor 10!
12. Menurut kamu, apakah alasan yang kamu sampaikan pada nomor 11 sudah tepat atau
belum? Berikan alasannya!
158

Lampiran 12 Data Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

1 2 3 4 5 6
No Kode Total skor
7 13 8 14 9 15 10 16 11 17 12 18
1 A 2 1 3 3 3 2 4 3 2 2 1 1 27 56.25
2 B 4 0 2 3 2 1 1 4 1 3 1 1 23 47.92
3 C 3 0 2 3 1 2 1 4 1 4 1 1 23 47.92
4 D 4 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 19 39.58
5 E 2 0 2 3 2 1 3 4 3 4 1 1 26 54.17
6 F 2 1 3 3 3 1 1 4 1 1 1 1 22 45.83
7 G 4 2 3 3 2 2 3 4 1 1 1 1 27 56.25
8 H 2 1 3 3 2 2 3 4 2 1 1 1 25 52.08
9 I 3 1 3 3 1 2 2 3 2 3 1 1 25 52.08
10 J 2 0 3 4 1 1 2 4 1 2 1 1 22 45.83
11 K 3 2 4 3 1 3 3 4 2 2 1 4 32 66.67
12 L 3 0 3 4 2 1 3 3 1 2 1 1 24 50.00
13 M 4 0 3 2 3 1 3 3 1 2 1 1 24 50.00
14 N 2 0 3 4 1 3 1 3 2 3 1 1 24 50.00
15 O 4 0 4 4 1 1 3 3 1 1 1 1 24 50.00
16 P 2 0 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 24 50.00
17 Q 4 0 2 4 2 2 2 3 1 1 1 1 23 47.92
18 R 4 0 2 3 3 2 3 4 3 2 1 1 28 58.33
19 S 3 1 2 2 2 3 2 4 2 3 1 1 26 54.17
20 T 4 1 4 4 1 2 3 4 2 1 1 1 28 58.33
21 U 4 1 2 3 3 2 3 4 3 1 1 1 28 58.33
22 V 3 0 3 4 3 2 3 4 2 3 1 1 29 60.42
23 W 4 0 4 4 3 1 3 4 2 3 1 1 30 62.50
24 X 4 0 4 4 3 2 3 4 2 3 1 1 31 64.58
25 Y 4 0 4 4 1 1 3 4 1 3 1 1 27 56.25
26 Z 4 0 2 3 3 1 3 4 3 1 1 1 26 54.17
27 AA 2 0 2 3 1 1 3 4 3 2 1 1 23 47.92
28 BB 2 1 2 4 2 1 2 4 2 1 1 1 23 47.92
29 CC 1 0 4 3 3 1 2 4 1 3 1 2 25 52.08
30 DD 4 0 4 4 2 1 3 4 2 2 1 1 28 58.33
31 EE 4 0 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 27 56.25
32 FF 2 0 3 4 1 1 2 4 1 2 1 1 22 45.83
33 GG 4 1 3 4 1 2 3 3 2 2 1 1 27 56.25
34 HH 2 2 3 4 3 1 2 4 1 3 1 1 27 56.25
35 II 4 0 1 3 2 2 2 3 2 3 1 1 24 50.00
Jumlah 109 16 98 118 70 56 87 126 63 76 35 39 893 1860.42
Jumlah per
125 216 126 213 139 74
indikator
Indikator% 44.64 77.14 45.00 76.07 49.64 26.43
159

Nilai tertinggi 66.67


Nilai terendah 39.58
Rata-rata 53.15
Median 52.08
Modus 56.25
Simpangan baku 5.86

Kelompok Kontrol

1 2 3 4 5 6
No Kode Total skor
7 13 8 14 9 15 10 16 11 17 12 18
1 A 3 2 3 2 1 1 2 4 2 3 1 1 25 52.08
2 B 2 1 3 1 2 1 3 3 3 1 1 1 22 45.83
3 C 2 2 3 2 2 3 1 1 3 3 1 2 25 52.08
4 D 3 1 4 2 2 2 2 4 2 1 1 1 25 52.08
5 E 3 2 3 1 3 2 3 4 3 3 1 1 29 60.42
6 F 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 1 1 32 66.67
7 G 3 3 4 3 1 1 2 2 1 1 1 1 23 47.92
8 H 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 4 31 64.58
9 I 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 1 2 31 64.58
10 J 2 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 19 39.58
11 K 2 1 3 3 3 2 3 4 1 2 1 1 26 54.17
12 L 2 1 3 3 1 1 3 3 2 1 1 1 22 45.83
13 M 2 0 2 3 2 2 3 4 1 3 1 1 24 50.00
14 N 2 0 4 2 2 2 2 4 2 1 1 1 23 47.92
15 O 2 0 4 3 2 2 3 3 1 3 1 1 25 52.08
16 P 3 0 2 3 3 2 3 3 3 1 1 1 25 52.08
17 Q 1 0 3 4 2 2 3 3 1 2 1 1 23 47.92
18 R 4 1 2 3 3 2 3 3 3 1 1 1 27 56.25
19 S 2 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 19 39.58
20 T 4 1 4 1 1 2 3 4 1 2 1 1 25 52.08
21 U 2 1 4 2 1 1 1 3 1 1 1 1 19 39.58
22 V 3 0 3 3 3 2 3 4 3 3 1 1 29 60.42
23 W 2 1 3 3 2 2 3 3 3 1 1 1 25 52.08
24 X 1 2 4 1 2 2 2 3 1 1 1 1 21 43.75
25 Y 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 2 31 64.58
26 Z 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 30 62.50
27 AA 2 1 4 3 1 1 1 2 1 1 1 1 19 39.58
28 BB 1 2 4 1 1 1 3 4 3 2 1 1 24 50.00
29 CC 3 2 2 1 3 2 1 3 3 1 1 1 23 47.92
30 DD 1 2 3 1 3 3 3 4 3 3 1 1 28 58.33
31 EE 1 1 4 2 1 1 3 3 1 1 1 1 20 41.67
32 FF 1 1 3 2 3 2 3 4 3 3 1 1 27 56.25
33 GG 1 1 2 3 3 3 3 4 3 4 1 1 29 60.42
160

34 HH 1 2 2 4 3 1 1 3 1 1 1 1 21 43.75
35 II 1 3 4 3 1 1 2 3 1 1 1 1 22 45.83
Jumlah 73 47 109 85 72 65 85 113 72 71 35 42 869 1810.42
Jumlah per indikator 120 194 137 198 143 77
Indikator% 42.86 69.29 48.93 70.71 51.07 27.50
Nilai tertinggi 66.67
Nilai terendah 39.58
Rata-rata 51.73
Median 52.08
Modus 52.08
Simpangan baku 7.93
161

Lampiran 13 Data Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

1 2 3 4 5 6
No Tota
Kode 1 1 1 skor
. 7 13 8 14 9 10 16 11 17 l
5 2 8
1 A 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 1 2 38 79.17
2 B 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 1 3 38 79.17
3 C 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 1 2 37 77.08
4 D 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 1 2 39 81.25
5 E 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 1 1 36 75.00
6 F 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 1 2 26 54.17
7 G 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 1 1 35 72.92
8 H 4 3 2 4 3 3 3 4 2 2 1 3 34 70.83
9 I 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 2 37 77.08
10 J 4 4 4 3 3 3 2 4 2 2 1 2 34 70.83
11 K 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 1 2 35 72.92
12 L 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 35 72.92
13 M 4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 1 1 32 66.67
14 N 3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 1 3 37 77.08
15 O 3 1 4 3 3 3 4 2 4 2 1 1 31 64.58
16 P 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 1 1 29 60.42
17 Q 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 1 1 34 70.83
18 R 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 1 3 38 79.17
19 S 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 35 72.92
20 T 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 37 77.08
21 U 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 1 2 36 75.00
22 V 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 1 3 39 81.25
23 W 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 39 81.25
24 X 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 1 2 32 66.67
25 Y 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 1 1 33 68.75
26 Z 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 1 2 38 79.17
27 AA 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 1 1 35 72.92
28 BB 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 1 1 38 79.17
29 CC 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 1 2 31 64.58
30 DD 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 1 1 37 77.08
31 EE 4 2 4 4 3 2 3 4 2 3 1 1 33 68.75
32 FF 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 1 38 79.17
33 GG 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 30 62.50
34 HH 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 1 1 34 70.83
35 II 4 2 2 3 3 3 2 4 3 3 1 2 32 66.67
12 10 11 12 10 9 11 12 10 11 3 6 122 2545.8
Jumlah
4 5 5 2 1 5 3 9 7 1 7 3 2 3
Jumlah per
indikator 229 237 196 242 218 100
162

Indikator% 81.79 84.64 70.00 86.43 77.86 35.71


Nilai tertinggi 81.25
Nilai terendah 54.17
Rata-rata 72.74
Median 72.92
Modus 79.17
Simpangan baku 6.56

Kelompok Kontrol

1 2 3 4 5 6
No Tota
Kode 1 1 skor
. 7 8 14 9 15 10 16 17 12 18 l
3 1
1 A 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 1 2 35 72.92
2 B 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 38 79.17
3 C 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 1 2 32 66.67
4 D 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 1 1 35 72.92
5 E 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 1 2 36 75.00
6 F 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 1 2 33 68.75
7 G 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 36 75.00
8 H 2 3 4 4 3 2 3 4 3 4 1 1 34 70.83
9 I 1 3 4 4 2 2 3 4 4 3 1 1 32 66.67
10 J 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 1 1 34 70.83
11 K 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 1 2 34 70.83
12 L 4 3 3 2 1 2 2 3 2 2 1 1 26 54.17
13 M 4 3 4 3 3 2 3 4 1 3 1 1 32 66.67
14 N 3 3 3 3 2 2 3 4 1 3 1 1 29 60.42
15 O 3 3 4 4 3 2 3 3 1 2 1 1 30 62.50
16 P 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 1 1 31 64.58
17 Q 3 2 4 4 3 2 3 4 1 3 1 1 31 64.58
18 R 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 1 4 35 72.92
19 S 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 36 75.00
20 T 2 2 3 3 3 2 3 3 1 3 1 2 28 58.33
21 U 3 4 3 3 2 3 3 2 1 2 1 2 29 60.42
22 V 4 2 3 3 2 3 3 3 1 4 2 1 31 64.58
23 W 3 1 3 3 2 1 3 3 2 3 1 1 26 54.17
24 X 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 1 2 33 68.75
25 Y 3 2 4 4 3 2 4 3 4 3 1 3 36 75.00
26 Z 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 1 2 33 68.75
27 AA 3 2 3 1 2 2 3 4 1 3 1 1 26 54.17
28 BB 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 29 60.42
29 CC 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 34 70.83
30 DD 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 1 2 33 68.75
31 EE 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 25 52.08
163

32 FF 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 1 35 72.92
33 GG 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 1 1 31 64.58
34 HH 4 2 3 3 3 1 4 3 2 3 1 2 31 64.58
35 II 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 1 2 33 68.75
11 8 11 11 11 11 9 10 112 2337.5
Jumlah 97 84 36 60
0 9 0 1 6 6 2 1 2 0
Jumlah per
199 221 181 232 193 96
indikator
Indikator% 71.07 78.93 64.64 82.86 68.93 34.29
Nilai tertinggi 79.17
Nilai terendah 52.08
Rata-rata 66.79
Median 68.75
Modus 68.75
Simpangan baku 6.83
164

Lampiran 14 Rekapitulasi Data N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

Pretes Gain (y- Skor ideal-


No Kode Posttes(y) N-Gain Kategori
(x) x) pretes
1 A 56.25 79.17 22.92 43.75 0.52 Sedang
2 B 47.92 79.17 31.25 52.08 0.60 Sedang
3 C 47.92 77.08 29.17 52.08 0.56 Sedang
4 D 39.58 81.25 41.67 60.42 0.69 Sedang
5 E 54.17 75.00 20.83 45.83 0.45 Sedang
6 F 45.83 54.17 8.33 54.17 0.15 Rendah
7 G 56.25 72.92 16.67 43.75 0.38 Sedang
8 H 52.08 70.83 18.75 47.92 0.39 Sedang
9 I 52.08 77.08 25.00 47.92 0.52 Sedang
10 J 45.83 70.83 25.00 54.17 0.46 Sedang
11 K 66.67 72.92 6.25 33.33 0.19 Rendah
12 L 50.00 72.92 22.92 50.00 0.46 Sedang
13 M 50.00 66.67 16.67 50.00 0.33 Sedang
14 N 50.00 77.08 27.08 50.00 0.54 Sedang
15 O 50.00 64.58 14.58 50.00 0.29 Rendah
16 P 50.00 60.42 10.42 50.00 0.21 Rendah
17 Q 47.92 70.83 22.92 52.08 0.44 Sedang
18 R 58.33 79.17 20.83 41.67 0.50 Sedang
19 S 54.17 72.92 18.75 45.83 0.41 Sedang
20 T 58.33 77.08 18.75 41.67 0.45 Sedang
21 U 58.33 75.00 16.67 41.67 0.40 Sedang
22 V 60.42 81.25 20.83 39.58 0.53 Sedang
23 W 62.50 81.25 18.75 37.50 0.50 Sedang
24 X 64.58 66.67 2.08 35.42 0.06 Rendah
25 Y 56.25 68.75 12.50 43.75 0.29 Rendah
26 Z 54.17 79.17 25.00 45.83 0.55 Sedang
27 AA 47.92 72.92 25.00 52.08 0.48 Sedang
28 BB 47.92 79.17 31.25 52.08 0.60 Sedang
29 CC 52.08 64.58 12.50 47.92 0.26 Rendah
30 DD 58.33 77.08 18.75 41.67 0.45 Sedang
31 EE 56.25 68.75 12.50 43.75 0.29 Rendah
32 FF 45.83 79.17 33.33 54.17 0.62 Sedang
33 GG 56.25 62.50 6.25 43.75 0.14 Rendah
34 HH 56.25 70.83 14.58 43.75 0.33 Sedang
35 II 50.00 66.67 16.67 50.00 0.33 Sedang
Nilai
Tertinggi 66.67 81.25 41.67 60.42 0.69
Nilai 39.58 54.17 2.08 33.33 0.06
165

Terendah
Rata-rata 53.15 72.74 19.58 46.85 0.42 Sedang
Sd 5.86 6.56 8.34 5.86 0.15

Kelompok Kontrol

Pretes Gain (y- Skor ideal- N-


No Kode Posttes(y) Kategori
(x) x) Pretes Gain
1 A 52.08 72.92 20.83 47.92 0.43 Sedang
2 B 45.83 79.17 33.33 54.17 0.62 Sedang
3 C 52.08 66.67 14.58 47.92 0.30 Sedang
4 D 52.08 72.92 20.83 47.92 0.43 Sedang
5 E 60.42 75.00 14.58 39.58 0.37 Sedang
6 F 66.67 68.75 2.08 33.33 0.06 Rendah
7 G 47.92 75.00 27.08 52.08 0.52 Sedang
8 H 64.58 70.83 6.25 35.42 0.18 Rendah
9 I 64.58 66.67 2.08 35.42 0.06 Rendah
10 J 39.58 70.83 31.25 60.42 0.52 Sedang
11 K 54.17 70.83 16.67 45.83 0.36 Sedang
12 L 45.83 54.17 8.33 54.17 0.15 Rendah
13 M 50.00 66.67 16.67 50.00 0.33 Sedang
14 N 47.92 60.42 12.50 52.08 0.24 Rendah
15 O 52.08 62.50 10.42 47.92 0.22 Rendah
16 P 52.08 64.58 12.50 47.92 0.26 Rendah
17 Q 47.92 64.58 16.67 52.08 0.32 Rendah
18 R 56.25 72.92 16.67 43.75 0.38 Sedang
19 S 39.58 75.00 35.42 60.42 0.59 Sedang
20 T 52.08 58.33 6.25 47.92 0.13 Rendah
21 U 39.58 60.42 20.83 60.42 0.34 Sedang
22 V 60.42 64.58 4.17 39.58 0.11 Rendah
23 W 52.08 54.17 2.08 47.92 0.04 Rendah
24 X 43.75 68.75 25.00 56.25 0.44 Sedang
25 Y 64.58 75.00 10.42 35.42 0.29 Rendah
26 Z 62.50 68.75 6.25 37.50 0.17 Rendah
27 AA 39.58 54.17 14.58 60.42 0.24 Rendah
28 BB 50.00 60.42 10.42 50.00 0.21 Rendah
29 CC 47.92 70.83 22.92 52.08 0.44 Sedang
30 DD 58.33 68.75 10.42 41.67 0.25 Rendah
31 EE 41.67 52.08 10.42 58.33 0.18 Rendah
32 FF 56.25 72.92 16.67 43.75 0.38 Sedang
33 GG 60.42 64.58 4.17 39.58 0.11 Rendah
34 HH 43.75 64.58 20.83 56.25 0.37 Sedang
35 II 45.83 68.75 22.92 54.17 0.42 Sedang
166

Nilai
Tertinggi 66.67 79.17 35.42 60.42 0.62
Nilai
Terendah 39.58 52.08 2.08 33.33 0.04
Rata-rata 51.73 66.79 15.06 48.27 0.30 Sedang
Sd 7.93 6.83 8.85 7.93 0.15
167

Lampiran 15 Hasil Presentase Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

1 2 3 4 5 6
No Kode skor skor skor skor skor skor
7 13 8 14 9 15 10 16 11 17 12 18
1 A 2 1 37.50 3 3 75.00 3 2 62.50 4 3 87.50 2 2 50.00 1 1 25.00
2 B 4 0 50.00 2 3 62.50 2 1 37.50 1 4 62.50 1 3 50.00 1 1 25.00
3 C 3 0 37.50 2 3 62.50 1 2 37.50 1 4 62.50 1 4 62.50 1 1 25.00
4 D 4 1 62.50 2 4 75.00 1 1 25.00 1 1 25.00 1 1 25.00 1 1 25.00
5 E 2 0 25.00 2 3 62.50 2 1 37.50 3 4 87.50 3 4 87.50 1 1 25.00
6 F 2 1 37.50 3 3 75.00 3 1 50.00 1 4 62.50 1 1 25.00 1 1 25.00
7 G 4 2 75.00 3 3 75.00 2 2 50.00 3 4 87.50 1 1 25.00 1 1 25.00
8 H 2 1 37.50 3 3 75.00 2 2 50.00 3 4 87.50 2 1 37.50 1 1 25.00
9 I 3 1 50.00 3 3 75.00 1 2 37.50 2 3 62.50 2 3 62.50 1 1 25.00
10 J 2 0 25.00 3 4 87.50 1 1 25.00 2 4 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
11 K 3 2 62.50 4 3 87.50 1 3 50.00 3 4 87.50 2 2 50.00 1 4 62.50
12 L 3 0 37.50 3 4 87.50 2 1 37.50 3 3 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
13 M 4 0 50.00 3 2 62.50 3 1 50.00 3 3 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
14 N 2 0 25.00 3 4 87.50 1 3 50.00 1 3 50.00 2 3 62.50 1 1 25.00
15 O 4 0 50.00 4 4 100.00 1 1 25.00 3 3 75.00 1 1 25.00 1 1 25.00
16 P 2 0 25.00 2 2 50.00 2 2 50.00 3 4 87.50 3 2 62.50 1 1 25.00
17 Q 4 0 50.00 2 4 75.00 2 2 50.00 2 3 62.50 1 1 25.00 1 1 25.00
18 R 4 0 50.00 2 3 62.50 3 2 62.50 3 4 87.50 3 2 62.50 1 1 25.00
19 S 3 1 50.00 2 2 50.00 2 3 62.50 2 4 75.00 2 3 62.50 1 1 25.00
20 T 4 1 62.50 4 4 100.00 1 2 37.50 3 4 87.50 2 1 37.50 1 1 25.00
21 U 4 1 62.50 2 3 62.50 3 2 62.50 3 4 87.50 3 1 50.00 1 1 25.00
22 V 3 0 37.50 3 4 87.50 3 2 62.50 3 4 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00
23 W 4 0 50.00 4 4 100.00 3 1 50.00 3 4 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00
168

24 X 4 0 50.00 4 4 100.00 3 2 62.50 3 4 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00


25 Y 4 0 50.00 4 4 100.00 1 1 25.00 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
26 Z 4 0 50.00 2 3 62.50 3 1 50.00 3 4 87.50 3 1 50.00 1 1 25.00
27 AA 2 0 25.00 2 3 62.50 1 1 25.00 3 4 87.50 3 2 62.50 1 1 25.00
28 BB 2 1 37.50 2 4 75.00 2 1 37.50 2 4 75.00 2 1 37.50 1 1 25.00
29 CC 1 0 12.50 4 3 87.50 3 1 50.00 2 4 75.00 1 3 50.00 1 2 37.50
30 DD 4 0 50.00 4 4 100.00 2 1 37.50 3 4 87.50 2 2 50.00 1 1 25.00
31 EE 4 0 50.00 2 3 62.50 3 2 62.50 3 2 62.50 3 3 75.00 1 1 25.00
32 FF 2 0 25.00 3 4 87.50 1 1 25.00 2 4 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
33 GG 4 1 62.50 3 4 87.50 1 2 37.50 3 3 75.00 2 2 50.00 1 1 25.00
34 HH 2 2 50.00 3 4 87.50 3 1 50.00 2 4 75.00 1 3 50.00 1 1 25.00
35 II 4 0 50.00 1 3 50.00 2 2 50.00 2 3 62.50 2 3 62.50 1 1 25.00
Jumlah 125 216 126 213 139 74
Rata-Rata 44.64 77.14 45.00 76.07 49.64 26.43

Kelompok Kontrol

1 2 3 4 5 6
No Kode Skor Skor Skor Skor Skor skor
1 7 2 8 3 9 4 10 5 11 6 12
1 A 3 2 62.50 3 2 62.50 1 1 25.00 2 4 75.00 2 3 62.50 1 1 25.00
2 B 2 1 37.50 3 1 50.00 2 1 37.50 3 3 75.00 3 1 50.00 1 1 25.00
3 C 2 2 50.00 3 2 62.50 2 3 62.50 1 1 25.00 3 3 75.00 1 2 37.50
4 D 3 1 50.00 4 2 75.00 2 2 50.00 2 4 75.00 2 1 37.50 1 1 25.00
5 E 3 2 62.50 3 1 50.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 1 25.00
6 F 3 2 62.50 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 4 87.50 1 1 25.00
7 G 3 3 75.00 4 3 87.50 1 1 25.00 2 2 50.00 1 1 25.00 1 1 25.00
8 H 3 1 50.00 3 2 62.50 3 3 75.00 3 2 62.50 3 3 75.00 1 4 62.50
9 I 3 3 75.00 3 2 62.50 2 3 62.50 3 3 75.00 2 4 75.00 1 2 37.50
169

10 J 2 1 37.50 3 3 75.00 1 1 25.00 1 3 50.00 1 1 25.00 1 1 25.00


11 K 2 1 37.50 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 1 2 37.50 1 1 25.00
12 L 2 1 37.50 3 3 75.00 1 1 25.00 3 3 75.00 2 1 37.50 1 1 25.00
13 M 2 0 25.00 2 3 62.50 2 2 50.00 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
14 N 2 0 25.00 4 2 75.00 2 2 50.00 2 4 75.00 2 1 37.50 1 1 25.00
15 O 2 0 25.00 4 3 87.50 2 2 50.00 3 3 75.00 1 3 50.00 1 1 25.00
16 P 3 0 37.50 2 3 62.50 3 2 62.50 3 3 75.00 3 1 50.00 1 1 25.00
17 Q 1 0 12.50 3 4 87.50 2 2 50.00 3 3 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
18 R 4 1 62.50 2 3 62.50 3 2 62.50 3 3 75.00 3 1 50.00 1 1 25.00
19 S 2 1 37.50 3 3 75.00 1 1 25.00 1 3 50.00 1 1 25.00 1 1 25.00
20 T 4 1 62.50 4 1 62.50 1 2 37.50 3 4 87.50 1 2 37.50 1 1 25.00
21 U 2 1 37.50 4 2 75.00 1 1 25.00 1 3 50.00 1 1 25.00 1 1 25.00
22 V 3 0 37.50 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 1 25.00
23 W 2 1 37.50 3 3 75.00 2 2 50.00 3 3 75.00 3 1 50.00 1 1 25.00
24 X 1 2 37.50 4 1 62.50 2 2 50.00 2 3 62.50 1 1 25.00 1 1 25.00
25 Y 1 3 50.00 3 3 75.00 2 3 62.50 3 3 75.00 3 4 87.50 1 2 37.50
26 Z 1 2 37.50 2 4 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 1 2 37.50
27 AA 2 1 37.50 4 3 87.50 1 1 25.00 1 2 37.50 1 1 25.00 1 1 25.00
28 BB 1 2 37.50 4 1 62.50 1 1 25.00 3 4 87.50 3 2 62.50 1 1 25.00
29 CC 3 2 62.50 2 1 37.50 3 2 62.50 1 3 50.00 3 1 50.00 1 1 25.00
30 DD 1 2 37.50 3 1 50.00 3 3 75.00 3 4 87.50 3 3 75.00 1 1 25.00
31 EE 1 1 25.00 4 2 75.00 1 1 25.00 3 3 75.00 1 1 25.00 1 1 25.00
32 FF 1 1 25.00 3 2 62.50 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 1 25.00
33 GG 1 1 25.00 2 3 62.50 3 3 75.00 3 4 87.50 3 4 87.50 1 1 25.00
34 HH 1 2 37.50 2 4 75.00 3 1 50.00 1 3 50.00 1 1 25.00 1 1 25.00
35 II 1 3 50.00 4 3 87.50 1 1 25.00 2 3 62.50 1 1 25.00 1 1 25.00
Jumlah 120 194 137 198 143 77
Rata-Rata 42.86 69.29 48.93 70.71 51.07 27.50
170

Lampiran 16 Hasil Presentase Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

1 2 3 4 5 6
No Kode skor skor skor skor skor skor
7 13 8 14 9 15 10 16 11 17 12 18
1 A 3 3 75.00 3 4 87.50 4 3 87.50 4 4 100.00 3 4 87.50 1 2 37.50
2 B 3 3 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 4 4 100.00 4 4 100.00 1 3 50.00
3 C 3 4 87.50 2 4 75.00 4 2 75.00 4 4 100.00 3 4 87.50 1 2 37.50
4 D 4 3 87.50 4 4 100.00 4 3 87.50 3 4 87.50 4 3 87.50 1 2 37.50
5 E 4 4 100.00 4 4 100.00 3 3 75.00 4 3 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00
6 F 3 2 62.50 1 3 50.00 2 3 62.50 2 3 62.50 2 2 50.00 1 2 37.50
7 G 4 3 87.50 4 4 100.00 3 3 75.00 3 4 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00
8 H 4 3 87.50 2 4 75.00 3 3 75.00 3 4 87.50 2 2 50.00 1 3 50.00
9 I 3 4 87.50 3 4 87.50 3 3 75.00 3 4 87.50 4 3 87.50 1 2 37.50
10 J 4 4 100.00 4 3 87.50 3 3 75.00 2 4 75.00 2 2 50.00 1 2 37.50
11 K 4 3 87.50 3 4 87.50 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 2 37.50
12 L 3 4 87.50 4 3 87.50 3 3 75.00 4 4 100.00 2 3 62.50 1 1 25.00
13 M 4 4 100.00 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 2 2 50.00 1 1 25.00
14 N 3 3 75.00 4 3 87.50 2 2 50.00 4 4 100.00 4 4 100.00 1 3 50.00
15 O 3 1 50.00 4 3 87.50 3 3 75.00 4 2 75.00 4 2 75.00 1 1 25.00
16 P 3 2 62.50 3 3 75.00 2 3 62.50 4 2 75.00 2 3 62.50 1 1 25.00
17 Q 4 3 87.50 2 3 62.50 3 3 75.00 3 4 87.50 4 3 87.50 1 1 25.00
18 R 4 2 75.00 4 3 87.50 3 3 75.00 3 4 87.50 4 4 100.00 1 3 50.00
19 S 3 3 75.00 3 4 87.50 3 3 75.00 2 3 62.50 2 4 75.00 3 2 62.50
20 T 3 3 75.00 4 3 87.50 3 2 62.50 3 4 87.50 4 4 100.00 1 3 50.00
21 U 4 2 75.00 4 3 87.50 3 3 75.00 4 3 87.50 3 4 87.50 1 2 37.50
22 V 3 4 87.50 3 4 87.50 3 2 62.50 4 4 100.00 4 4 100.00 1 3 50.00
23 W 4 4 100.00 3 4 87.50 3 3 75.00 3 4 87.50 4 3 87.50 1 3 50.00
171

24 X 4 3 87.50 2 3 62.50 3 3 75.00 2 4 75.00 3 2 62.50 1 2 37.50


25 Y 3 4 87.50 4 3 87.50 3 3 75.00 2 3 62.50 3 3 75.00 1 1 25.00
26 Z 4 3 87.50 4 4 100.00 3 2 62.50 4 4 100.00 3 4 87.50 1 2 37.50
27 AA 4 3 87.50 3 4 87.50 2 2 50.00 4 3 87.50 4 4 100.00 1 1 25.00
28 BB 3 4 87.50 4 4 100.00 2 3 62.50 4 4 100.00 4 4 100.00 1 1 25.00
29 CC 3 2 62.50 3 2 62.50 2 3 62.50 4 4 100.00 2 3 62.50 1 2 37.50
30 DD 4 3 87.50 4 4 100.00 3 3 75.00 3 4 87.50 3 4 87.50 1 1 25.00
31 EE 4 2 75.00 4 4 100.00 3 2 62.50 3 4 87.50 2 3 62.50 1 1 25.00
32 FF 4 3 87.50 4 4 100.00 3 3 75.00 4 4 100.00 4 3 87.50 1 1 25.00
33 GG 3 2 62.50 3 3 75.00 2 2 50.00 3 3 75.00 3 3 75.00 1 2 37.50
34 HH 4 3 87.50 4 4 100.00 3 3 75.00 2 4 75.00 3 2 62.50 1 1 25.00
35 II 4 2 75.00 2 3 62.50 3 3 75.00 2 4 75.00 3 3 75.00 1 2 37.50
Jumlah 124 105 115 122 101 95 113 129 107 111 37 63
Jumlah per
indikator 229 237 196 242 218 100
Indikator% 81.79 84.64 70.00 86.43 77.86 35.71
Kelompok Kontrol

1 2 3 4 5 6
Kode skor skor skor skor skor skor
No 7 13 8 14 9 15 10 16 11 17 12 18
1 A 3 4 87.50 3 4 87.50 3 3 75.00 3 2 62.50 4 3 87.50 1 2 37.50
2 B 4 4 100.00 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 4 87.50 1 4 62.50
3 C 3 2 62.50 2 3 62.50 3 2 62.50 4 4 100.00 3 3 75.00 1 2 37.50
4 D 4 3 87.50 4 4 100.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 1 25.00
5 E 4 2 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 4 4 100.00 4 3 87.50 1 2 37.50
6 F 3 3 75.00 3 4 87.50 3 2 62.50 3 2 62.50 3 4 87.50 1 2 37.50
7 G 4 3 87.50 3 3 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 4 3 87.50 1 2 37.50
8 H 2 3 62.50 4 4 100.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 4 87.50 1 1 25.00
9 I 1 3 50.00 4 4 100.00 2 2 50.00 3 4 87.50 4 3 87.50 1 1 25.00
10 J 4 2 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 4 4 100.00 4 2 75.00 1 1 25.00
172

11 K 3 4 87.50 3 3 75.00 3 2 62.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 2 37.50


12 L 4 3 87.50 3 2 62.50 1 2 37.50 2 3 62.50 2 2 50.00 1 1 25.00
13 M 4 3 87.50 4 3 87.50 3 2 62.50 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
14 N 3 3 75.00 3 3 75.00 2 2 50.00 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
15 O 3 3 75.00 4 4 100.00 3 2 62.50 3 3 75.00 1 2 37.50 1 1 25.00
16 P 4 2 75.00 2 3 62.50 3 2 62.50 3 3 75.00 4 3 87.50 1 1 25.00
17 Q 3 2 62.50 4 4 100.00 3 2 62.50 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
18 R 4 2 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 3 2 62.50 1 4 62.50
19 S 4 3 87.50 3 3 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 4 3 87.50 1 2 37.50
20 T 2 2 50.00 3 3 75.00 3 2 62.50 3 3 75.00 1 3 50.00 1 2 37.50
21 U 3 4 87.50 3 3 75.00 2 3 62.50 3 2 62.50 1 2 37.50 1 2 37.50
22 V 4 2 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 3 3 75.00 1 4 62.50 2 1 37.50
23 W 3 1 50.00 3 3 75.00 2 1 37.50 3 3 75.00 2 3 62.50 1 1 25.00
24 X 2 2 50.00 3 3 75.00 4 3 87.50 3 4 87.50 3 3 75.00 1 2 37.50
25 Y 1 2 37.50 4 4 100.00 3 2 62.50 4 3 87.50 4 3 87.50 1 3 50.00
26 Z 1 2 37.50 3 3 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 3 3 75.00 1 2 37.50
27 AA 3 2 62.50 3 1 50.00 2 2 50.00 3 4 87.50 1 3 50.00 1 1 25.00
28 BB 1 2 37.50 3 3 75.00 3 3 75.00 3 3 75.00 2 2 50.00 1 2 37.50
29 CC 1 2 37.50 3 3 75.00 3 4 87.50 3 3 75.00 3 3 75.00 1 2 37.50
30 DD 2 2 50.00 3 3 75.00 3 3 75.00 4 3 87.50 4 3 87.50 1 2 37.50
31 EE 2 2 50.00 3 3 75.00 1 1 25.00 3 2 62.50 2 1 37.50 1 2 37.50
32 FF 4 3 87.50 3 3 75.00 3 3 75.00 4 4 100.00 3 3 75.00 1 1 25.00
33 GG 1 2 37.50 3 3 75.00 3 3 75.00 4 4 100.00 3 2 62.50 1 1 25.00
34 HH 4 2 75.00 3 3 75.00 3 1 50.00 4 3 87.50 2 3 62.50 1 2 37.50
35 II 1 3 50.00 3 4 87.50 3 2 62.50 3 3 75.00 2 4 75.00 1 2 37.50
Jumlah 99 89 110 111 98 83 116 116 92 101 36 60
Jumlah per
188 221 181 232 193 96
indikator
Indikator% 67.14 78.93 64.64 82.86 68.93 34.29
173

Lampiran 17 Rekapitulasi Data N-Gain Ketercapaian Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Indikator Kemampuan Berpikir Eksperimen Gain Skor- N- Kontrol Gain Skor- N-


No
Kritis Pretest Postest (y-x) x Gain Pretest Postes (y-x) x Gain
1 Interpretasi 44.64 81.79 37.15 55.36 0.67 42.86 67.14 24.28 57.14 0.42
2 Analisis 77.14 84.64 7.50 22.86 0.33 69.29 78.93 9.64 30.71 0.31
3 Evaluasi 45.00 70.00 25.00 55.00 0.45 48.93 64.64 15.71 51.07 0.31
4 Inferensi 76.07 86.43 10.36 23.93 0.43 70.71 82.86 12.15 29.29 0.41
5 Eksplanasi 49.64 77.86 28.22 50.36 0.56 51.07 68.93 17.86 48.93 0.37
6 Self-regulasi 26.43 35.71 9.28 73.57 0.13 27.50 34.29 6.79 72.50 0.09
Rata-rata 53.15 72.74 19.59 46.85 0.42 51.73 66.13 14.4 48.27 0.30

Kelompok Pretes Postes Skor Gain Skor-X N-Gain Kategori


Eksperimen 53.15 72.74 19.59 46.85 0.42 Sedang
Kontrol 51.73 66.13 14.4 48.27 0.30 Sedang
Lampiran 18 Hasil Perhitungan LKS Kelompok Eksperimen dan Kontrol

1. Hasil Perhitungan LKS Kelompok Eksperimen

Pert-I S S C S Skor Nilai


Nomor 1 2 3 4 5 6 7
Kel 1
MRR 3 4 4 2 2 3 3 3 24 75
PA 3 4 4 2 2 3 3 3 24 75
QF 3 4 4 2 2 3 3 3 24 75
SNL 3 4 4 2 2 3 3 3 24 75
SNA 3 4 4 2 2 3 3 3 24 75
Kel 2
HAS 4 4 4 3 2 4 4 4 29 90.625
KT 4 4 4 3 2 4 4 4 29 90.625
RA 4 4 4 3 2 4 4 4 29 90.625
TA 4 4 4 3 2 4 4 4 29 90.625
AMF 4 4 4 3 2 4 4 4 29 90.625
Kel 3
DK 3 4 4 3 2 4 3 3 26 81.25
FF 3 4 4 3 2 4 3 3 26 81.25
MHI 3 4 4 3 2 4 3 3 26 81.25
SA 3 4 4 3 2 4 3 3 26 81.25
FS 3 4 4 3 2 4 3 3 26 81.25
Kel 4
AA 4 4 4 2 2 4 4 4 28 87.5
DR 4 4 4 2 2 4 4 4 28 87.5
MDA 4 4 4 2 2 4 4 4 28 87.5
MQN 4 4 4 2 2 4 4 4 28 87.5
LNA 4 4 4 2 2 4 4 4 28 87.5
Kel 5
AR 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.375
ADJ 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.375
FS 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.375
MRP 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.375
LK 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.375
Kel 6
AI 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78.125
AHF 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78.125
FK 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78.125
IW 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78.125
MS 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78.125

174
175

Kel 7
HN 3 3 4 4 3 3 3 3 26 81.25
NAA 3 3 4 4 3 3 3 3 26 81.25
NC 3 3 4 4 3 3 3 3 26 81.25
NQ 3 3 4 4 3 3 3 3 26 81.25
ZZ 3 3 4 4 3 3 3 3 26 81.25
Jumlah 245 325 240 115
Rerata per-
43.75 38.69 42.86 82.14
tahap
Rata-rata kelompok pertemuan I 82.59

Pert-II S S C S Skor Nilai


Nomor 1 2 3 4 5 6 7
Kel 1
MRR 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.625
PA 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.625
QF 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.625
SNL 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.625
SNA 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.625
Kel 2
HAS 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.875
KT 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.875
RA 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.875
TA 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.875
AMF 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.875
Kel 3
DK 3 3 4 4 3 4 3 4 28 87.5
FF 3 3 4 4 3 4 3 4 28 87.5
MHI 3 3 4 4 3 4 3 4 28 87.5
SA 3 3 4 4 3 4 3 4 28 87.5
FS 3 3 4 4 3 4 3 4 28 87.5
Kel 4
AA 4 4 4 4 3 4 4 3 30 93.75
DR 4 4 4 4 3 4 4 3 30 93.75
MDA 4 4 4 4 3 4 4 3 30 93.75
MQN 4 4 4 4 3 4 4 3 30 93.75
LNA 4 4 4 4 3 4 4 3 30 93.75
Kel 5
AR 3 4 4 4 2 3 3 3 26 81.25
ADJ 3 4 4 4 2 3 3 3 26 81.25
FS 3 4 4 4 2 3 3 3 26 81.25
176

MRP 3 4 4 4 2 3 3 3 26 81.25
LK 3 4 4 4 2 3 3 3 26 81.25
Kel 6
AI 4 3 4 4 3 3 3 3 27 84.375
AHF 4 3 4 4 3 3 3 3 27 84.375
FK 4 3 4 4 3 3 3 3 27 84.375
IW 4 3 4 4 3 3 3 3 27 84.375
MS 4 3 4 4 3 3 3 3 27 84.375
Kel 7
HN 3 4 4 4 3 4 3 3 28 87.5
NAA 3 4 4 4 3 4 3 3 28 87.5
NC 3 4 4 4 3 4 3 3 28 87.5
NQ 3 4 4 4 3 4 3 3 28 87.5
ZZ 3 4 4 4 3 4 3 3 28 87.5
Jumlah 255 375 250 115
Rerata
45.54 44.64 44.64 82.14
pertahap
Rata-rata kelompok pertemuan II 88.84

2. Hasil Perhitungan LKS Kelas Kontrol

Pert-I Menga Meny Mengeks Mengaso Mengko Skor Nilai


Nomor 1 2 3
Kel 1
ANR 4 2 3 4 3 16 80.00
AF 4 2 3 4 3 16 80.00
IU 4 2 3 4 3 16 80.00
LR 4 2 3 4 3 16 80.00
LM 4 2 3 4 3 16 80.00
Kel 2
AN 4 4 2 4 4 18 90.00
LJA 4 4 2 4 4 18 90.00
NAN 4 4 2 4 4 18 90.00
NASA 4 4 2 4 4 18 90.00
RIP 4 4 2 4 4 18 90.00
Kel 3
BPK 3 3 4 3 3 16 80.00
IKP 3 3 4 3 3 16 80.00
MIA 3 3 4 3 3 16 80.00
NHL 3 3 4 3 3 16 80.00
PI 3 3 4 3 3 16 80.00
177

Kel 4
DAP 3 3 4 3 4 17 85.00
FSN 3 3 4 3 4 17 85.00
H 3 3 4 3 4 17 85.00
SO 3 3 4 3 4 17 85.00
MFH 3 3 4 3 4 17 85.00
Kel 5
ABL 4 3 2 4 3 16 80.00
AK 4 3 2 4 3 16 80.00
MFH 4 3 2 4 3 16 80.00
NC 4 3 2 4 3 16 80.00
TH 4 3 2 4 3 16 80.00
Kel 6
WUK 4 4 3 2 3 16 80.00
HS 4 4 3 2 3 16 80.00
SWF 4 4 3 2 3 16 80.00
SNA 4 4 3 2 3 16 80.00
E 4 4 3 2 3 16 80.00
Kel 7
ISF 4 4 2 4 3 17 85.00
MFR 4 4 2 4 3 17 85.00
NH 4 4 2 4 3 17 85.00
RRR 4 4 2 4 3 17 85.00
SAF 4 4 2 4 3 17 85.00
Rata-rata kelompok pertemuan I 82.86

Pert-2 Menga Meny Mengeks Mengaso Mengko Skor Nilai


Nomor 1 2 3
Kel 1
ANR 4 4 3 4 3 18 90.00
AF 4 4 3 4 3 18 90.00
IU 4 4 3 4 3 18 90.00
LR 4 4 3 4 3 18 90.00
LM 4 4 3 4 3 18 90.00
Kel 2
AN 4 4 3 4 4 19 95.00
LJA 4 4 3 4 4 19 95.00
NAN 4 4 3 4 4 19 95.00
NASA 4 4 3 4 4 19 95.00
RIP 4 4 3 4 4 19 95.00
178

Kel 3
BPK 4 4 4 4 3 19 95.00
IKP 4 4 4 4 3 19 95.00
MIA 4 4 4 4 3 19 95.00
NHL 4 4 4 4 3 19 95.00
PI 4 4 4 4 3 19 95.00
Kel 4
DAP 4 4 3 4 4 19 95.00
FSN 4 4 3 4 4 19 95.00
H 4 4 3 4 4 19 95.00
SO 4 4 3 4 4 19 95.00
MFH 4 4 3 4 4 19 95.00
Kel 5
ABL 4 3 3 4 3 17 85.00
AK 4 3 3 4 3 17 85.00
MFH 4 3 3 4 3 17 85.00
NC 4 3 3 4 3 17 85.00
TH 4 3 3 4 3 17 85.00
Kel 6
WUK 4 4 3 4 4 19 95.00
HS 4 4 3 4 4 19 95.00
SWF 4 4 3 4 4 19 95.00
SNA 4 4 3 4 4 19 95.00
E 4 4 3 4 4 19 95.00
Kel 7
ISF 4 4 3 4 3 18 90.00
MFR 4 4 3 4 3 18 90.00
NH 4 4 3 4 3 18 90.00
RRR 4 4 3 4 3 18 90.00
SAF 4 4 3 4 3 18 90.00
Rata-rata kelompok pertemuan II 92.14
179

Lampiran 19 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Pretes


Kelompok eksperimen dan Kontrol

1. Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol

2. Uji Homogenitas Data Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol


180

3. Uji Hipotesis Data Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol


181

Lampiran 20 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Data Postes


Kelompok Eksperimen dan Kontrol

1. Uji Normalitas Data Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol


182

2. Uji Homogenitas Data Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol

3. Uji Hipotesis Data Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol


183

Lampiran 21 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Setiap Aspek


Kemampuan Berpikir Kritis

UJI STATISTIK DATA PRETES PER-INDIKATOR KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS

A. Interpretasi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
184

3. Uji Man Whitney

B. Analisis
1. Uji Normalitas
185

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney

C. Evaluasi
1. Uji Normalitas
186

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney
187

D. Inferensi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
188

3. Uji Man-whitney
189

E. Eksplanasi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
190

3. Uji Man-whitney

F. Self-Regulasi
1. Uji Normalitas
191

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney
192

UJI STATISTIK DATA POSTES PER-INDIKATOR KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS

A. Interpretasi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
193

3. Uji Man-whitney

B. Analisis
1. Uji Normalitas
194

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney
195

C. Evaluasi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
196

3. Uji Man-whitney

D. Inferensi
1. Uji Normalitas
197

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney
198

E. Eksplanasi
1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas
199

3. Uji Man-whitney

F. Self-Regulasi
1. Uji Normalitas
200

2. Uji Homogenitas

3. Uji Man-whitney
Lampiran 22 Contoh Lembar Salinan Jawaban LKS Eksperimen

201
Lampiran 23 Contoh Lembar Salinan Jawaban LKS Kontrol
Lampiran 24 Lembar Observasi Awal Guru Biologi

Hasil Wawancara Guru Bidang Studi Biologi MAN 13 Jakarta

Nama Sekolah : MAN 13 Jakarta


Alamat Sekolah : Jalan Syukur, Rt.1/Rw.8, Lenteng Agung, Jagakarsa, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
Nama Guru : Evi Suryani, S.Pd
Hari/Tanggal Wawancara : 20 September 2017
Pukul : 11.00-selesai

1. Apakah pembelajaran di MAN 13 Jakarta sudah menerapkan kurikulum 2013?


"Iya sudah, untuk keseluruhan kelas telah menerapkan kurikulum 2013."
2. Model pembelajaran apa yang sering diterapkan selama proses pembelajaran?
"Selain menggunakan pembelajaran saintifik, sudah sering menggunakan model
pembelajaran PBL, dan pemelajaran discovery."
3. Dalam pembelajaran, media apa saja yang digunakan?
"Umumnya menggunakan papan tulis, video, serta slide presentasi."
4. Sejauh mana pemanfaatn teknologi seperti internet dalam pembelajaran di kelas?
"Sudah sangat berkembang ya, dalam pembelajaran siswa diperbolehkan membawa
handphone dan laptop selama dipergunakan dengan bijak, saya juga menggunakan media
online untuk forum diskusi dan penugasan."
5. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran?
"Evaluasi dilakukan setiap akhir bab dalam bentuk pilihan ganda menggunakan media
internet."
6. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa di MAN 13 Jakarta?
"Untuk beberapa kelas, siswa sudah menunjukkan keaktifan bertanya dan memberikan
opini masing-masing, ada juga siswa yang cenderung hanya mendengarkan saja."
7. Apakah sudah ada pengukuran tentang kemampuan berpikir kritis siswa di MAN
13 Jakarta?
"Belum ada pengukuran secara khusus mengenai kemampaun berpikir kritis siswa."
8. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa selama ini?
"Keseluruhan siswa sudah cukup baik, hanya beberapa siswa yang memang kurang baik
dalam pembelajaran."
9. Dari keempat kelas XI MIA 1-XI MIA 4, bagaimanakah urutan kelas berdasarkan
keaktifan kelas?
"Untuk urutan kelas XI MIA 1 dan 2 cenderung lebih aktif sedangkan kelas XI MIA 3
dan 4 lebih pendiam."
10. Apakah ibu pernah menerapkan model pembelajaran Search, Solve, Create, and
Share (SSCS)?
"Belum pernah, saya baru mendengar model pembelajara tersebut."

Jakarta, 20 September 2017,


Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 27 Surat Keterangan Validasi Instrumen
Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 29 Lembar Uji Referensi

You might also like