You are on page 1of 15

SYARAT – SYARAT KONTRAK

BAGIAN 1 – SYARAT – SYARAT UMUM


DEFINISI DAN PENGERTIAN

PASAL 1
ISTILAH

Yang dimaksuk dalam syarat – syarat ini :


a. “Pemilik” adalah Pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh
Departemen Pekerjaan Umum cg. Direktorat Jenderal Pengairan.

b. “Pimimpin Proyek“ atau “Pemimpin Bagian Proyek” adalah


Pejabat yang mewakili Pemilik untuk bertindak selaku pemberi dan pengatur
jalannya Pekerjaan yang diatur dalam kontrak.

c. “Pekerjaan” adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan,


diselesaikan dan dipelihara sesuai dengan Kontrak, meliputi Pekerjaan
Permanen dan pekerjaan Sementara.

d. “Pekerjaan Permanen” adalah pekerjaan permanen yang harus


dilaksanakan, diselesaikan dan pelihara sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak.

e. “Pekerjaan Sementara” adalah segala macam pekerjaan penunjang


yang diperlukan untuk atau sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian dan
pemeliharaan pekerjaan, beserta barang – barang dan jasa yang harus
disediakan oleh Kontraktor untuk atau atas nama Pemilik dan Direksi.

f. ‘Direksi’ adalah Pejabat Proyek, Instansi atau badan hukum yang


ditunjuk dan diberikekuasaan penuh oleh Pemimpin Proyek ( Pemimpin
Bagian Proyek ) untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan Pekerjaan
agar tercapai hasil kerja sebaik – baiknya menurut persyaratan yang ada dalam
Kontrak.

g. “Pengawas” adalah Pejabat Proyek, Instansi atau badan hukum


yang ditunjuk dan diberi kekuasaan penuh oleh Pemimpin Proyek ( Pemimpin
Bagian Proyek ) untuk membantu Direksi Dalam Pengawasan Pekerjaan.

h. “Peserta Lelang” adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa


Kontraktor yang diundang dalam Pelelangan.
i. “Penawar” Peserta lelang ( Badan Usaha yang bergerak dalam
bidang usaha jasa Kontraktor ) yang mengajukan Surat Penawaran
berdasarkan ketentuan Pelelanga yang berlaku.

j. “Kontraktor” adalah Penawaran yang telah ditunjuk oleh Pemilik


atau Pemimpin Proyek dan telah menandatangani Kontrak untuk
melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan.

k. “Kontrak” adalah surat perjaanjian sesuai ketentuan hukum yang


berlaku antara Pemilik dan Kontraktor untuk melaksanakan, menyelesaikan
dan memelihara Pekerjaan termasuk bagian – bagiannya.

l. “Nilai Kontrak” adalah jumlah nilai uang untuk melaksanakan,


menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan yang dicantumkan dalam Kontrak.

m. “Peralatan Kontruksi dan Bahan Kontruksi” adalah peralatan dan


bahan bantu Kontruksi yang dipakai dalam pelaksanaan, penyelesaian dan
pemeliharaan Pekerjaan Permanen dan tidak merupakan bagian Pekerjaan.

n. “Bahan” adalah semua bahan bangunan yang dipakai untuk


pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan Pekerjaan.

o. “Lapangan” adalah lahan yang disediakan oleh Pemilik untuk


keperluan Pekerjaan.

p. “Penjamin” adalah Bank Pemerintah, Bank lain atau Lembaga


Keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, yang menerbitkan
Surat Jaminan.

q. “Bulan” dan “Hari” adalah bulan kalender dari hari kalender


gregorian.

r. “Pemeriksaan” (opname) adalah kegiantan mengukur, menilai dan


menguji keadaan dan hasil / kemajuan Pekerjaan dan atau keadaan serta mutu
bagian Pekerjaan dan / atau mutu bangunan dan bahan.

s. “Pengujian” adalah kegiatan meneliti dan mengetes keadaan dan


mutu Pekerjaan dan / atau mutu bangunan dan bahan.

t. “Pematokan” adalah pejabaran gambar – gambar berupa tanda –


tanda, dengan patok yang menggambarkan arah, jarak dan ketinggian.

u. “Pengukuaran” adalah kegiatan mengukur panjang, lebar, luas, isi,


dan tinggi hasil pekerjaan dan bahan.

v. “Persetujuan”, “Disetujui”, “Perintah” dan “Diperintah” adalah


persetujuan, disetujui, permerintah dan diperintah secara tertulis.
RUANG LINGKUP KONTRAK
PASAL 2
KONTRAK DAN DOKUMEN KONTRAK

1. Kontrak meliputi pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan Pekerjaan


dan kecuali apabila ditentukan lain dalam Kontrak, meliputi juga
penyerahan segala tenaga kerja, Bahan, Peralatan dan Bahan Kontruksi,
Pekerjaan Sementara dan segala keperluan baik yang bersifat permanen
maupun yang bersifat sementara.

Hal – hal tersebut harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam


Dokumen Kontrak maupun.

Persyaratan yang secara wajar perlu yang disimpulkan dari ketentuan


dalam Dokumen Kontrak.

2. Dokumen Kontrak yang terdiri atas Penawaran, Kontrak, Syarat – syarat /


Khusus termasuk Adendum, Spesifikasi Umum / Teknis termasuk
Adendum, Gambar dan Berita Acara Penjelasan.

Pekerjaan adalah merupakan bagian – bagian yang tidak terpisahkan.

Jika terdapat perbedaan diantara Dokumen yang satu dengan Dokumen


yang lain maka harus tunduk kepada urutan sebagai berikut :

a. Amandemen Kontrak, bila ada


b. Kontrak
c. Syarat – syarat Khusus / Umum
d. Spesifikasi Teknis / Umum
e. Gambar – gambar :
- Ukuran tertulis
- Ukuran skala
f. Penawaran
PASAL 3
GAMBARA – GAMBAR DAN UKURAN

1. Gambar – gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan adalah :

a. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Pelelangan.


b. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
c. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

2. Gambar – gambar pelaksanaan ( Construction Drawing atau Shop


Drawing ) dan gambar detailnya harus dibuat oleh Kontraktor dan mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan.

3. Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar – gambar lengkap di


lapangan.

4. “Gambar sebenarnya terbangun / terpasang” (as built drawing) yang dibuat


oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi harus disertakan pada Peyerahan
Kedua Pekerjaan.

5. Semua ukuran dinyatakan dalam egs metrik.

PERALIHAN TUGAS
PASAL 4
PERALIHAN DAN PENG – SUB – KONTRAKTOR

1. Kontraktor tidak boleh mengalihkan seluruh atau sebagian Kontrak kepada


pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dapri Pemimpin Proyek.

2. Setiap Penyerahan bagian Pekerjaan kepada Sub – Kontraktor harus


mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pemimpin Proyek.

Pekerjaan utama yang tidak boleh diserahkan pada Sub – Kontraktor serta
pembatasan bagian, Pekerjaan yang boleh diserahkan kepada Sub –
Kontraktor ditentukan dalam bagian II Syarat – syarat Khusus.

3. Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala hal yang dihasilkan oleh
Sub – Kontraktor.

PEMIMPIN PROYEK
PASAL 5
TUGAS DAN WEWENANG PEMIMPIN PROYEK

Tugas dan wewenang Pemimpin Proyek diatur sesuai dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia yang berlaku dan apabila masih diperlukan Ketentuan lebih
lanjut akan ditentukan dalam bagian II Syarat – Syarat Khusus.

DIREKSI
PASAL 6
TUGAS UMUM DAN WEWENANG DIREKSI SERTA PENGAWASAN

1. Tugas dan wewenang Direksi adalah mengawasi dan mengarahkan


pekerjaan yang meliputi membuat dan menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan, menyetujui dan menyediaakan gambar sesuai
dengan Pasal 3 ayat (1), dan (2); membantu Pemimpin Proyek dalam
memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan perpanjangan Jangka
waktu.

Pelaksanaan Pekerjaan dan pekerjaan tambah kurang.

2. Direksi tidak mempuyai wewenang untuk membebaskan kontraktor dari tugas


– tugas yang akan mengakibatkan kelambatan pekerjaan atau perubahan
pembayaran oleh Pemilik, kecuali diperhitungkan secara tertulis kepada
Pemimpin Proyek.

3. Dalam keadaan darurat yang membahayakan keselamatan jiwa manusia,


Pekerjaan dan harta benda, Direksi berwenang mengambil tenaga kerja dan
alat yang akan dipergunakan serta hasil tindakan dengan memerintahkan
Kontraktor melasanakan pekerjaan yang menurut Direksi perlu untuk
meniadakan atau mengurangi resiko. Dalam hal ini direksi harus segara
melaporkan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

4. Direksi hanya dapat mengubah syarat – syarat atau kewajiban – kewajiban


yang tercantum dalam Dokumen Kontrak secara tertulis, dengan persetujuan
tertulis oleh Pemimpin Proyek.

5. Tugas dan wewenang Pengawas adalah membantu Direksi dalam hal


mengamati dan mengawasi pelaksanaan serta menguji bahan pekerjaan.

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


PASAL 7
KEWAJIBAN UMUM KONTRAKTOR

Sesuai ketentuan Dokumen Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan,


menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan dengan sungguh – sungguh, penuh
perhatian dan teliti, disamping itu Kontraktor harus menyerahkan semua
keperluan tenaga kerja termasuk tenaga pengawas pelaksanaan, Bahan, Peralatan
Kontruksi dan lain – lain keperluan yang bersifat permanen maupun sementara.
Hal – hal tersebut harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak, maupun persyaratan yang secara wajar perlu, yang disimpulkan dari
ketentuan – ketentuan dalam Dokumen Kontrak.

PASAL 8
PEMBUATAN KONTRAK

1. Sebagai tidak lanjud dari pembukaan dan penilaian penawaran, Pemimpin


Proyek akan menerbitkan dan mengirim Surat Penunjuk Pemenang kepada
Penawar yang menang ke-alamat yang terdaftar secara langsung untuk
mengadakan ikatan Kontrak guna melaksanakan

Pekerjaan sesuai dengan Dokumen Pelelangan berikut perubahan –


perubahannya.

2. Segera setelah dikeluarkan Surat Penunjuk Pemenang Pelelangan,


Penawar yang ditunjuk tidak boleh mengubah, mengganti, menambah
ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat yang tercantum dalam Dokumen
Pelelangan.

Kontrak harus sudah ditandatangani dalam jangka waktu yang ditetapkan


dalam Bagian II Syarat – syarat Khusus terhitung sejak dikeluarkan Surat
Penunjuk Pemenang Pelelangan.

3. Tanpa mengurangi arti ketentuan – ketentuan dalam Pasal 9 ( Jaminan


Pelaksanaan ), apabila penawar yang ditunjuk lalai melaksanakan
penandatanganan Kontrak dalam jangka waktu sebagaimana disebutkan dalam
Bagian II Syarat – syarat Khusus dan tetap lalai menandatangani.

Kontrak setelah diberi peringatan tertulis oleh Pemimpin Proyek sebanyak tiga
kali berturut – turut dalam jangka 15 (lima belas) hari, maka Surat Penunjuk
Pemenang Pelelangan Dibatalkan oleh Pemimpin Proyek serta Jaminan
Penawaran menjadi milik Negara.
4. Kontrak diwajibkan menggandakan Dokumen Kontrak sesauai kebutuhan
atas biaya Kontraktor.

PASAL 9
JAMINAN PELAKSANAAN / PEMELIHARAAN

1. Kontraktor wajib menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan dalam waktu


yang telah ditetapkan dalam Bagian II Syarat – syarat Khusus setelah
menerima Surat Penunjuk Pemenang Pelelangan dan sebelum Kontrak
ditandatangani untuk menjamin pelaksanaan Pekerjaan.

2. Besarnya jaminan Pelaksanaan adalah sebesar yang ditetapkan dalam


Bagian II Syarat – syarat Khusus dan harus dikeluarkan oleh Penjamin.

3. Jaminan Pelaksanaan / Pemeliharaan berlaku sejak Kontrak ditandatangani


sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan. Jaminan pelaksanaan
dikembalikan kepada Kontraktor setelah diterbitkan Berita Acara Penyerahan
Kedua Pekerjaan.

4. Dalam hal terjadinya perpanjangan Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan,


Kontraktor wajib memperpanjang masa laku Jaminan Pelaksanaan.

5. Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan oleh Pemilik secara langsung tanpa


proses pembuktian mutlak apabila terjadi cidera janji yang dilakukan oleh
Kontraktor.

PASAL 10
PEMENUHAN PERSYARATAN PEKERJAAN

Kotraktor harus melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan sesuai


dengan persyaratan dalam Dokumen Kontrak sehingga disetujui Direksi dan harus
melaksanakan perintah – perintah tertulis Direksi tentang segala sesuatu yang
langsung berhubungan dengan Pekerjaan.

PASAL 11
PENYIAPAN RENCANA KERJA
1. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sesudah Kontrak
ditandatangani, Kontraktor harus menyampaikan suatu rencana kerja
terperinci, yang menunjukkan urutan pelaksanaan bagian – bagian Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

2. Bilamana dikehendakan oleh Direksi, Kontraktor harus memberitahukan


secara lengkap dan tertulis antara lain :

a. Penjelasan umum tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan


b. Pengadaan dan penggunaan Peralatan Konstruksi
c. Pemakaian dan pemeliharaan Pekerjaan sementara.

3. Baik penyampaian rencana kerja maupun pemberitahuan tersebut kepada


Direksi begitu pula suatu persetujuan atas rencana kerja dan data tersebut oleh
Direksi tidak mengurangi kewajiban dan tanggung jawab Kontraktor yang ada
dalam Dokumen Kontrak.

PASAL 12
PELAKSANAAN KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus menunjuk seseorang Pelaksana selaku Wakil Kontraktor


di Lapangan yang menjadi penanggung jawab Lapangan selama Jangka Waktu
Pemeliharaan guna memenuhi kewajiban yang disebutkan dalam Dokumen
Kontrak.

2. Pelaksanaan tersebut Ayat (1) harus mempuyai kekuasaan penuh untuk


bertindak selaku Kontraktor yaitu memenuhi kewajiban menurut Dokumen
Kontrak dan harus berada terus menerus di tempat Pekerjaan serta harus
memberikan seluruh waktunya untuk melaksanakan Pekerjaan. Penunjukan
Pelaksana tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

3. Persetujuan tertulis tersebut setiap waktu dapat dibatalkan oleh Direksi.


Jika surat persetujuan termaksud ayat (2) pasal ini dibatalkan oleh Direksi,
maka Kontraktort tidak boleh memperkerjakannya kembali pada Pekerjaan
tersebut serta harus segera mengganti dengan Pelaksana lain yang disetujui
oleh Direksi. Kontraktor tidak boleh mengganti Pelaksanaan tanpa persetujuan
Direksi.

4. Pelaksana yang diberi kuasa untuk dan atas nama Kontraktor untuk
menerima petunjuk – petunjuk dan perintah – perintah dari Direksi.

5. Kontraktor dalam rangka pelaksanaan, menyelesaian dan pemeliharaan


pekerjaan harus memperkerjakan tenaga – tenaga teknik pelaksana, operator,
mandor, kepala tukang yang terampil dan berpengalaman dalam bidang tugas
masing – masing maupun untuk pelaksanaan pekerjaan yang dipercayakan
kepadanya.

6. Direksi berwenang untuk menolak calon tenaga lapangan atau


memerintahkan untuk menggantikan tenaga lapangan yang dianggap tidak
mampu dalam melakukan tugas.

Tenaga lapangan yang dikeluarkan dari pekerjaan harus segera diganti oleh
Kontraktor dengan tenaga lapangan baru yang disetujui oleh Direksi.

PASAL 13
PEMATOKAN DAN KETINGGIAN PERMUKAAN

1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran pematokan di lapangan


yang disetujui secara tertulis oleh Direksi.

2. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan semua peralatan,


Perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan sehubungan dengan
pematokan tersebut.

3. Jika pada waktu selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan timbul


kesalahan – kesalahan pada letak, ukuran dan ketinggian permukaan suatu
bagian pekerjaan maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus memperbaiki
kesalahan sesuai Dokumen Kontrak. Kecuali apabila kesalahan tersebut
disebabkan oleh data yang salah yang diberikan secara tertulis oleh Direksi,
maka pembiyaan untuk memperbaiki kesalahan tersebut menjadi tanggung
jawab Pemimpin Proyek.

4. Pemeriksaan pematokan di Lapangan oleh Pengawas, bagaimanapun juga


tidak melepaskan kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari
pematokan tersebut dan Kontraktor harus melingdungi dan menjaga dengan
hati – hati semua patok tetap, bouwplank, patok sementara dan benda – benda
yang lain yang digunakan dalam pematokan.

PASAL 14
PENJAGAAN DAN PENERANGAN

Dalam hubungan dengan pekerjaan, Kontraktor dengan biaya sendiri harus


menyediakan lampu penerangan, lampu tanda, gardu penjagaan dan pagar serta
penjagaan dan pemeliharaannya, pada saat dan tempat yang menurut pendapat
Direksi diperlukan untuk melindungi pekerjaan atau untuk melindungi pekerjaan
atau untuk keselamatan umum.

PASAL 15
PENGAMANAN PEKERJAAN

Selama jangka waktu pelaksanaan dan jangka waktu pemeliharaan pekerjaan,


Kontraktor bertanggung jawab atas pengamanan pekerjaan Permanen dan kerjaan
Sementara dan dalam hal terjadi kerusakan atau kerugian atas Pekerjaan
Permanen dan Pekerjaan Sementara maka Kontraktor harus memperbaiki dan
memulihkan kembali seperti semula, sesuai dengan syarat – syarat dalam
Dokumen Kontrak dan perintah Direksi kecuali akibat keadaan memaksa ( Force
Majeure ).

PASAL 16
PEMBERSIAN DAN PERAPIAN LAPANGAN

1. Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan lapangan dan pekerjaan


selama jangka waktu pelaksanaan dan pemeliharaan. Pada saat penyelesaian
pekerjaan Kontraktor harus membersihkan dan menyingkirkan dari lapangan
semua peralatan konstruksi, sisa bahan, sampah dan segala macam pekerjaan
sementara.

Kontraktor harus meninggalkan seluruh lapangan dan pekerjaan dalam


keadaan bersih dan rapih sehingga dapat diterima oleh Direksi.

2. Bangunan Kantor Direksi di Lapangan, setelah pekerjaan selesai harus


diserahkan kepada Pemilik, terkecuali ditetapkan lain dalam Dokumen
Kontrak.

PASAL 17
TUNTUTAN PIHAK KETIGA

Kontraktor harus membebaskan Pemilik, Pemimpin Proyek, Direksi dan


Pengawas terhadap tuntutan pihak ketiga karena kecelakaan, kerusakan, kerugian
yang timbul akibat pelaksanaan, Penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
PASAL 18
LALU LINTAS LUAR BIASA

Kontraktor harus mengusahakan dengan segala upaya untuk mencegah agar lalu
lintas Konteaktor tidak merusak jalan atau jembatan yang menghubungkan
dengan, atau yang terletak pada jalan yang menuju ke lapangan atau merugikan
lalu lintas umum. Kontraktor harus memilih jalan, memilih dan menggunakan
kendaraan dan membatasi serta membagi beban atau muatan sedemikian rupa
sehingga lalu lintas luar biasa yang timbul sebagai akibat dari lalu lintas alat – alat
serta bahan – bahan dari atau ke lapangan dapat dibatasi sejauh mungkin sehingga
kerusakan – kerusakan atau kerugian – kerugian yang disebabkan olehnya
terhadap jalan – jalan dan jembatan – jembatan menjadi sekecil mungkin.

PASAL 19
GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN MILIK DISEKITARNYA

1. Semua kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk pekerjaan


sementara harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan
gangguan yang berarti bagi kepentingan umum, jalan masuk yang menuju
keadaan batas daerah pekerjaan dan tanah yang berdampingan.

2. Kontraktor harus membebaskan Pemilik / Pemimpin Proyek / Direksi /


Pengawas dalam memberikan ganti rugi sehubungan dengan semua biaya,
beban, dan segala pengeluaran yang timbul sehubungan dengan ayat (1) pasal
ini hal lin yang masih dalam tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 20
KESEMPATAN BEKERJA BAGI KONTRAKTOR

1. Sesuai dengan permintaan Direksi, Kontraktor harus memberikan


kesempatan bekerja secukupnya kepada :

a. Kontraktor lain yang dipekerjakan oleh Pemimpin Proyek.


b. Pegawai-pegawai Pemimpin Proyek.
c. Pekerja-pekrja dari Instansi lain yang dipekerjakan pada atau
didekat Lapangan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang tidak
termasuk Kontrak.

2. Apabila atas permintaan tertulis Direksi,Kontraktor harus :

a. Menyediakan atau mengijinkan pemakaian jalan yang


pemeliharaannya adalah menjadi tanggungan Kontraktor atau
b. Meminjamkan pemakaian penyeberangan darurat milik Kontraktor
atau
c. Dapat meminjamkan peralatan yang berada dalam lapangan kepada
Kontraktor lain sepanjang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan, maka
Pemimpin Proyek akan mengatur pembayaran kepada kontraktor biaya
pemakaian jasa tersebut dengan harga yang layak menurut pendapat
Direksi, atas beban pihak ketiga yang bersangkutan.

PASAL 21
FOSIL DAN LAIN-LAIN

Semua fosil, mata uang, benda-benda berharga atau kuno, bangunan dan
peninggalan lain atau benda – benda yang menyangkut kepentingan geologi dan
kepurbakalaan yang ditemukan di Lapangan harus dianggap oleh Pemilik dan
Kontraktor sebagai milik mutlak Pemilik.

Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah orang – orang


atau orang lain memindahkan atau merusak barang atau benda tersebut dan
sebelum memindahkannya, segera memberitahukan penemuan tersebut kepada
Direksi yang telah berkonsultasi dengan Pemimpin Proyek akan menentukan
tindakan selanjutnya. Apabila hal ini mengakibatkan biaya tambahan bagi
Kontraktor maka biaya tambahan tersebut ditanggung oleh Pemilik.

PASAL 22
KEPATUHAN PADA PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN YANG
BERLAKU

1. Kontraktor harus memperhatikan serta membayar biaya – biaya yang


diwajibkan oleh Undang – undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
atau peraturan Instansi lain yang berwenang sehubungan dengan pelaksanaan
Pekerjaan Permanen atau Pelaksanaan Pekerjaan Sementara.
2. Kontraktor dalam segala hal harus mentaati Undang – undagn, Peraturan
pemerintah, Peraturan Daerah atau Peraturan Intansi lain yang berwenang dan
berhubungan dengan Pekerjaan Permanen atau Pekerjaan Sementara.

3. Disamping itu harus mentaati ketentuan hukum yang berkaitan dengan


terjadinya gangguan atas hak atau harta milik orang lain selama pelaksanaan
Pekerjaan Permanen atau Pekerjaan Sementara.

4. Kontraktor wajib membebaskan Pemilik dari semua tuntutan dan denda


akibat pelanggaran Undang – uandang, Peraturan dan Keputusan Pemerintah,
Peraturan Daerah atau Peraturan Instansi lain tersebut.

PASAL 23
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Atas persetujuan Direksi sesuai dengan peraturan perundang – undangan


yang berlaku :

a. Kontraktor wajib mempersiapkan pengamanan yang diperlukan


untuk melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja di Lapangan.
b. Kontraktor wajib menyediakan tempat tinggal sementara yang
memenuhi syarat kesehatan bagi para pekerja yang menginap di Lapangan
dan menyediakan sarana pengobatan serta pertolongan pertama pada
kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku yang disebut dalam Bagian II
Syarat – syarat Khusus.
c. Jika sifat pekerjaan dapat mengakibatkan bahaya, Kontraktor wajib
menyediakan pengamanan yang diperlukan untuk melindungi pekerja
terhadap bahaya tersebut dan mempersiapkan pertolongan pertama pada
penyelamatan.

2. Kontraktor harus membebaskan Pemilik dari tanggung jawab atas


kerugian akibat suara rebut, kebisingan dan gangguan lain ynag timbul selama
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan dan dari tuntutan ganti rugi yang
disebabkan atau yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut.

3. Kontraktor harus mematuhi ketentuan ASTEK berdasarkan Surat


Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor : 30/KPTS/1984 dan Nomor : 07/MEN/1984.

4. Kontraktor harus mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan dan


kesehatan kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi berdasarkan Surat
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : Kep.174/MEN/1986 dan Nomor : 104/MEN/1986.
5. Apabila Kontraktor tidak mematuhi kewajiban seperti tersebut diatas pada
ayat (1), (2), (3) dan (4) pasal ini maka Pemimpin Proyek dapat menunda
angsuran pembayaran prestasi Pekerjaan kepada Kontraktor sampai kewajiban
tersebut dipenuhi.

PASAL 24
KECELAKAAN DAN KERUGIAN YANG MENIMPA PEKERJA

Pemimpin Proyek / Direksi tidak bertanggung jawab atas kerugian atau ganti rugi
yang sah yang harus dibayar sebagai konsekuensi dari kecelakaan atau kerugian
yang menimpa setiap pekerja atau orang lain yang dipekerjakan oleh Kontraktor.

Kontraktor akan memberikan ganti rugi dan membebaskan Pemimpin Proyek /


Direksi dari segala tuntutan kecuali atas kecelakaan atau kerugian yang
diakibatkan oleh tindakan atau kelalaian dari Pemimpin Proyek / Direksi, orang –
orang atau petugas – petugasnya.

PASAL 25
TENAGA KONTRAKTOR

1. Dalam pengadaan tenaga kerja Kontraktor harus mengutamakan tenaga


kerja setempat untuk tujuan pemertataan kesempatan kerja, meskipun tetap
harus memperhatikan syarat – syarat ketrampilan dan kemampuan sesuai
dengan petunjuk Direksi.

2. Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengerahan tenaga kerja sesuai


dengan peraturan Perundang – undangan ketenagakerjaan yang berlaku, yang
mengatur antara lain transport, perumahan, pengupahan, jaminan
kesejahteraan, kecuali apabila Kontraktor menentukan lain.

3. Kontraktor harus menyediakan air bersih yang cukup di Lapangan untuk


keperluan Kontraktor sendiri dan pekerjanya.

4. Kontraktor didalam semua perjanjian dengan para pekerjanya harus


menghormati semua perayaan yang resmi, hari libur, hari besar dan hari
perayaan lainnya sesuai dengan adat istiadat setempat.

5. Dalam hal terjadi suatu penghetian Pekerjaan, yang disebabkan oleh


wabah penyakit atau serangan penyakit menular, maka kontraktor harus
mentaati dan melaksanakan peraturan dan tindakan – tindakan lainnya yang
diperintahkan oleh Pejabat Kesehatan atau Pejabat Kebersihan guna mengatasi
wabah penyakit atau serangan penyakit menular tersebut.

6. Setiap saat Kontraktor harus mengambil tidakan penertiban yang dapat


dipertanggung jawabkan secara hokum yang perlu untuk mencegah perbuatan
– perbuatan yang melanggar hokum yang diakibatkan oleh pegawainya atau
melindungi orang atau harta benda yang berada disekitar lokasi pekerjaan.

You might also like