You are on page 1of 110

RKS

PEMBANGUNAN FASILITAS PENGELOLAAN SAMPAH


MELALUI BANK SAMPAH INDUK (BSI) KAP.2 TON
KABUPATEN ACEH UTARA
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

BAB I SPESIFIKASI UMUM


PASAL 1
UMUM
A. Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausal dari persyaratan ini
yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausal-klausal tersebut dan
apabila menghilangkan klausal-klausal tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausal-klausal
lainnya dari syarat - syarat umum.

B. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan
atau spesifikasi perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standart
teknis yang berlaku.

PASAL 2
JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilaksanakan dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender terhitung
SPMK di tanda tangani Dalam waktu paling lambat 1 (satu) minggu setelah Kontraktor dinyatakan sebagai
pemenang Lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan,
Kontraktor harus segera membuat : Jadwal waktu (Time Schedule) lebih detail.

PASAL 3
METODE KERJA

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan menggunakan metode Pembangunan bangunan
gedung dengan kontruksi beton bertulang. Untuk lebih detail tentang motode setiap item pekerjaan
dijelaskan dalam spesifikasi teknis. Untuk mengefisienkan waktu, dalam pelaksanaan pekerjaan Konstruksi
menggunakan metode sistem parallel, yaitu beberapa item pekerjaan dilakukan secara parallel dengan
mempertimbangkan kebenaran dan ketepatan kaidah keteknikan.

PASAL 4
KUALIFIKASI PEKERJAAN KONSTRUKSI

Perusahaan kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan konstruksi ini harus memiliki pengalaman
melaksanakan pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi konstruksi bangunan gedung bertingkat rendah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

PASAL 5
ALAT KERJA
A. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna.
B. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan peralatan
yang dimaksud, Kontraktor diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan
bekas-bekasnya.
C. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut diatas, Kontraktor harus pula menyediakan alat
bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu.

PASAL 6
GAMBAR KERJA
A. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua assesories dan fixture
secara terperinci. Semua bagian walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
B. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek dan gambar-gambar
arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing“
dari proyek.
C. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (shop
drawing) yang harus diajukan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk disetujui Konsultan
Pengawasdan Perencana dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah
berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
D. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian- penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar asli dan lima set lengkap gambar salinan sebagai as built drawings. As Built Drawing
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana segera setelah pekerjaan selesai 100
%.
E. Gambar-gambar meliputi gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME Plumbing, Gambar-
gambar ini selain dari gambar-gambar yang dibuat Perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh
Kontraktor (Shop Drawing) yang telah disetujui Direksi dan Perencana.
F. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman secara fungsi yang dipakai
pedoman adalah Gambar Arsitektur.
G. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan sebagai
berikut:
H. Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Direksi/ Pengawas untuk
mendapat Persetujuan.
I. Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Pelaksanaan tersebut disetujui oleh
Direksi Pengawas.
J. Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dan semua biaya pembuatan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

menjadi tanggung jawab Kontraktor.


K. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis
Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
dengan ketentuan sebagai berikut:
L. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi Tugas/Direksi
dengan pengarahan Konsultan Perencana dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar
Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
M. Gambar Perubahan dibuat oleh Kontraktor atas pengarahan Konsultan Perencana dan disetujui oleh
Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang kalau ada.
N. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Kontraktor dengan ketentuan
berikut:
O. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan
hasil pekerjaan terpasang.
P. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Pengawas, dan diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Kontraktor.

PASAL 7
PETUNJUK/INSTRUKSI DIREKSI/PENGAWAS

A. Semua instruksi dari Direksi/Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor,
jika Kontraktor berkeberatan menerima petunjuk/Instruksi Direksi/Konsultan Pengawas tersebut,
maka harus mengajukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu 7 (tujuh)
hari.
B. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap
telah menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan.
Kontraktor diharuskan merekam atau dengan kata lain mencatat setiap Petunjuk/ Instruksi Direksi/
Pengawas dalam buku harian lapangan/ pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau
sepengetahuan Direksi/ Pengawas.

PASAL 8
PENETAPAN UKURAN
A. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang
berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap mengadakan pengukuran ulang.
B. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, batas-batas
tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
C. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada direksi Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
D. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat alat waterpaass/theodolith
yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
E. Kontraktor harus menyediakan waterpass/theodolith beserta petugas yang dapat
melayaninyauntuk kepentingan pemeriksaan direksi Pengawas selama pelaksanaan proyek.
F. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azaz segitiga phytagoras hanya diperkenankan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh direksi pengawas.


G. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.
H. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh merubah
ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang
ada harus segera memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan
sebagaimana mestinya.
I. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memberitahu Direksi/ Konsultan Pengawas, bagian
pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukuran – ukurannya.
J. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam setiap bagian
pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/ Konsultan Pengawas setiap terdapat
selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
K. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang
lainnya. maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh – sungguh.
Kelalaian Kontraktor terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Direksi/Konsultan Pengawas berhak
untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.

PASAL 9
BUKU LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN

A. Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi laporan tentang
jumlah tenaga/pekerja, bahan – bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca,
peralatan yang dipakai serta lain – lain hal yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
B. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh Kontraktor dan diketahui Direksi/ Konsultan
Pengawas.
C. Konsultan Pengawas mencatat Instruksi – instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu
pada Buku Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Kontraktor dan
dibuat masing-masing 4 (empat) rangkap.

PASAL 10
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

A. LINGKUP PEKERJAAN
Penebangan pohon, penebasan/pembabatan semak dan rumput, pembersihan area dari batang-
batang pohon dan semak yang telah ditebang dengan dikeluarkan dari area pekerjaan, persiapan
daerah yang akan dikerjakan.
B. Syarat-syarat pelaksanaan
Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebangan pohon dilakukan atas
persetujuan dan koordinasi pemberi tugas, Pengawas dan pihak terkait dalam hal ini Buperta.
Pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material lain
yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

kemudian dibakar atau dibuang dengan cara yang disetujui oleh direksi pengawas.
Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan
sampai kedalaman 0,5 m dibawah tanah dasar/permukaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Kontraktor harus memelihara
kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan disekitar Lokasi
proyek, Direksi Keet, Gudang, Los Kerja dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus
bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar lokasi pekerjaan yang harus dibersihkan.
Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di halaman luar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk
memudahkan pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih dari sisa-sisa
kotoran kerja.
Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan harus selalu dalam keadaan bersih.
Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di luar
(halaman) harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Perencana pada
waktu pelaksanaan.

PASAL 11
KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK
1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan para korban serta melaporkan
kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang. Dalam hal ini
polisi dan departemen tenaga kerja akan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna keperluan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
3. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan
obat – obatan yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan umum
yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang Undang –undang
Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.

PASAL 12
KEAMANAN
1. Kontraktor/rekanan bertanggung jawab untuk keamanan material dan peralatan yang dipergunakan
atau yang ada di bawah tanggung jawabnya.
2. Pengamanannya harus dijalankan oleh kontraktor/rekanan untuk menjaga terhadap bahaya
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

pencurian, perusakan, kebakaran dan kerugian lainnya.


3. Orang-orang yang tanpa ijin dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan harus tidak
diperbolehkan berada di lapangan pekerjaan dan orang-orang yang ada hubungannya dengan
pekerjaan tersebut harus memakai tanda pengenal.
4. Material atau peralatan yang keluar masuk dari lapangan pekerjaan atau seijin kontraktor dan
Pemberi Tugas pihak kontraktor/rekanan harus menyediakan penjaga/keamanan.
5. Di bawah koordinasi Pemberi Tugas yang meneliti masuknya personil/pekerja dan semua lalu lintas
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
6. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya
terutama mengenai :
a. Kerusakan- kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja atau tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/ salah.
c. Kehilangan – kehilangan bahan, peralatan kerja.
d. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan
diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
e. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor harus menyediakan
pengamanan, antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup dimalam hari, dan lain
sebagainya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

PASAL 13
PENYEDIAAN BAHAN/MATERIAL BANGUNAN
1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat Bahan/material, maka hal ini dimaksudkan
menunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan yang setara yang akan digunakan dalam pekerjaan
ini.
2. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas dan diketahui oleh pengguna bangunan dalam hal ini Buperta Cibubur untuk mendapat
persetujuan.
3. Contoh atau brosur Bahan Material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan Kontraktor,
setelah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut harus ditandai
dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
4. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.

PASAL 14
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN

Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama:


a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berupa:
d. Tiga (3) set Gambar sesuai Terlaksana (As Build Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk Gambar Perubahannya.
e. Tiga (3) Album Photo Proyek.
f. Kontraktor harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran bekas
kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan.

7│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

BAB II SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


A. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :
a. Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan.
b. Pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaan
c. Pompa air, alat-alat pengukuran seperti waterpas, perancah, dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk ketelitian, kerapihan, ketepatan pekerjaan.
d. Bahan yang sudah ada ditempat menjelang waktu pengerjaan sehingga tidak akan terjadi
kelambatan pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.
e. Buku yang diperlukan seperti buku tamu, buku logistik, buku pemesan bahan, buku pekerjaan,
buku laporan dan sebagainya yang harus selalu berada ditempat pekerjaan.
f. Pekerjaan penunjang dan pendahuluan yang harus dilaksanakan meliputi pekerjaan: uitzet
lapangan, pembersihan lapangan, pekerjaan pendahuluan.

PASAL 2
UITZET ATAU PENGUKURAN LAPANGAN
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengukuran area pekerjaan, pagar proyek, direksi keet, bouwplank.
Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi
bangunan sesuai dengan rencana. Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang
berkaitan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
B. Persyaratan Pelaksanaan
Kontraktor harus melakukan pengukuran di lokasi proyek secara detail dan membuat gambar hasil
pengukuran dicocokkan dengan gambar perencana, apabila ada perbedaan dengan gambar yang ada
harus segera lapor kepada Direksi/ Pengawas.
Pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung mulai dari awal sebelum pekerjaan dilaksanakan
hingga akhir untuk membuat Gambar Terlaksana (As Built Drawings). Pengukuran harus dilakukan
dengan referensi as-as bangunan pada kedua arah utama bangunan. Untuk itu Kontraktor harus alat ukur
lengkap yang sudah dikalibrasi dan bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku, termasuk ahli ukur yang
berpengalaman sehingga setiap saat siap untuk mengadakan pengukuran ulang jika diperlukan.
Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor/Pemborong harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil
dan tenaga survey, dan lainlain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa
pemasangan/pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
i. 1 orang surveyor ahli
ii. 1 orang pekerja surveyor
iii. Peralatan pengukuran (survey) :
1. 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
2. 1 Wild NAK levels
3. 2 steel measuring rod (4 m)
4. 2 target poles dengan tripod
b. Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.
c. Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan lain-lain. Atas

8│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

tanggungan biaya sendiri, Kontraktor/Pemborong harus mengadakan survey dan pengukuran


tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
d. Kontraktor/Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya.
e. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-
baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya
sendiri.
f. Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting
out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.
g. Setelah pengukuran (setting out) selesai, maka Kontraktor wajib membuat bouwplank.
Bouwplank harus dibuat dari material yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus rata.
h. Bouwplank harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari gangguan selama pekerjaan
berlangsung dan mudah terlihat.
i. Pada bouwplank dibuat tanda-tanda dengan warna jelas yang menyatakan as- as bangunan
lengkap dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian. Umumnya bouwplank terbuat dari
papan berukuran 2 x 20 cm.

PASAL 3
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembersihan lahan proyek, izin-izin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja,
dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di dalam Bill of Quantity (BQ).

2. Pembersihan Lokasi Pekerjaan.


Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus melakukan pekerjaan pembersihan lokasi dari pohon,
semak – semak, dan benda atau barang yang tidak perlu dan mengganggu pada saat melakukan
pekerjaan dan pada saat nanti bangunan sudah berdiri, dengan demikian pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan lancar dan sesuai dengan jadwal.
Hasil pekerjaan pembersihan lahan dan pemotongan pohon dan semak harus segera dibuang ke luar
lokasi pekerjaan
Peralatan yang harus digunakan meliputi :
a. Cangkul, Sabit, sekop
b. Pick up / Truck

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN, PENGAWASAN, DOKUMENTASI, & MOBILISASI
1. Persiapan
a. Lingkup Pekerjaan:
i. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi Keet.
ii. Pembuatan Banner Papan nama proyek
iii. Pembersihan Lapangan
iv. Pengukuran dan Pemasangan bouwplank
v. Listrik Kerja.
vi. Air Kerja.

9│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

b. Persyaratan bahan
i. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja digunakan Rangka Kayu, dinding Multipleks dan atap seng.
ii. Untuk Direksi Keet digunakan bahan rangka kayu, dinding Multipleks dicat, atap seng BJLS
0.20, lantai rabat beton.
iii. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung. Air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam SNI 6861 bagian A tahun 2002 yaitu harus bersih, tidak berbau dan
berasa, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
secara visual, tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter, tidak
mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton ( asam- asam, zat organik,
dan lain-lain), kandungan klorida (Cl) < 0.50 gram/liter, dan senyawa sulfat < 1 gram/liter
sebagai SO3.
iv. Untuk papan nama proyek digunakan dengan mencetak secara digital pada media MMT
kemudian ditempel pada papan tripleks dan diberi tiang dari kayu dicat putih.
v. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan papan meranti atau
sengon ukuran 2/20 cm.
vi. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobakdorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat

c. Persyaratan Pelaksanaan
i. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar pohon
yang mengenai bangunan eksisting maupun yang tumbuh disekeliling/sekitarnya yang
dirasa mengganggu pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan renovasi, termasuk perataan
tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil pembersihan tersebut di atas harus
segera dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
ii. Gudang, Bangsal Kerja, dan Direksi Keet
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi
pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.
iii. Untuk Direksi Keet, dibuat untuk ruang kontraktor, ruang Pengawas, ruang rapat dan ruang
direksi teknis, dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran luas disesuaikan dengan
jumlah karyawan masing - masing, dilengkapi mebeler untuk meja kerja. Ruang rapat
dilengkapi dengan meja rapat lengkap dengan kursi, dan white board.
iv. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
v. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian
ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan
dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang
tercantumdalam SNI 6861 bagian A tahun 2002 yaitu harus bersih, tidak berbau dan berasa,
tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara
visual, tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter, tidak
mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton ( asam-asam, zat organik,
dan lain-lain), kandungan klorida (Cl) < 0.50 gram/liter, dan senyawa sulfat < 1 gram/liter
sebagai SO3.

2. Pembuatan papan nama proyek


Membuat papan nama proyek dari cetakan printing dari jenis bahan MMT dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan padatempat yang mudah dilihat umum.

10
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

Papan nama proyek memuat:


a. Nama proyek
b. Pemilik Proyek
c. Lokasi Proyek
d. Jumlah biaya (kontrak)
e. Nama Konsultan Perencana
f. Nama Konsultan Pengawas
g. Nama Pelaksana (Kontraktor)
h. Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

3. Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang
waterpass (timbang air) dengan sudut sudutnya harus siku.

a. Pengawasan
Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan Pengawas

b. Laporan Berkala
Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian yang menyebutkan
pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan, besarnya
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan, jumlah pekerja, keadaan cuaca dan lain-lain.
Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan petunjuk konsultan
Pengawas.
Perintah dan penugasan dari konsultan Pengawas ditulis di dalam buku harian/surat dan dibubuhi
tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib menyampaikan permohonan melaksanakan pekerjaan permohonan pemeriksaan
pekerjaan pekerjaan apabila setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pekerjaan dapat
dilaksanakan oleh kontraktor apabila telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan Pihak Satuan
Kerja ataupun Pejabat Pembuat Komitmen.

4. Dokumentasi
Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet penempatan peralatan-peralatan
lapangan (betonbatcher) penempatanmaterial, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,bekesting, pekerjaan
beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk Pengawas /Direksi.
d. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai100% (sesuai dengan
tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan(sesuai dengan tagihan progress) dan kondisi
pada waktu selesai dansetelah masa pemeliharaan.

5. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan dari pemilik
perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan informasi berikut ini
harus dimasukkan pula :

11
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
SPESIFIKASI UMUM Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah Induk (BSI)
Kap.2 Ton

a. Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah terperinci yang
memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang, dan peralatan konstruksi utama
bersama dengan kantor Direksi Teknik dan Laboratorium.
b. Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh peralatan yang
terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama carapengangkutan yang diusulkan untuk dipakai
dan jadwal sesampainya ditempat kerja.
c. Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas atas setiap perubahan pada jadwal
peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam pekerjaan ini.

12
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

PASAL 5
HEALTH AND SAFETY ENVIRONTMENT (HSE)

1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja , bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam RKS ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
Harga pekerjaan ini termasuk dalam skope pekerjaan Penyelenggaraan SM K3 Konstruksi.
Indikator keberhasilan adalah Pelaksanaan proyek berjalan dengan tertib, aman, dan tidak ada
kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan proyek.
2. Standard dan Persyaratan.
Standard dan persyaratan yang berlaku mengikuti:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2. SNI ISO 45001:2018 tentang Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja PtT-43-2000-A – tatacara pelaksanaan pekerjaan tanah bagian 1:
Keselamatan dalam pekerjaan tanah
3. Akses Keluar Masuk Proyek, Pagar Pengaman Proyek, Barier, Barikad, Perlindungan Pada Bangunan
Sudah Ada dan Lingkungan Sekitar, Kebersihan harian
1. Akses Kelaur Masuk Proyek
i. Akses kerja adalah area kantor proyek, area pabrikasi, area yang dikerjakan dan akses/jalur
yang menghubungkan ketiga-tiganya. Direncanakan dan disiapkan terlebih dulu sebelum
digunakan.
ii. Tersedia pintu masuk dan pintu keluar, baik untuk rutin dan darurat di kantor proyek serta
terjaga dengan baik.
iii. Ada batas atau tanda peringatan atau pagar yang memberi tanda area kerja kantor proyek,
pabrikasi area kerja lapangan dan jalur/akses penghubung terhadap area umum
masyarakat
iv. Jalan dan jalur lintas pekerja diberi batas dan pengaman serta tanda peringatan yang jelas,
terutama yang bersinggungan dengan Pekerja Konstruksi dan atau masyarakat umum
2. Pagar Pengaman Proyek, Barier, Barikade.
i. Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kasus terbunuh didalam konstruksi.
Kontraktor harus membuat setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan jauh dari kejadian
tersebut.
ii. Sebagai persyaratan umum, ketika bekerja di lokasi yang lebih tinggi dari 2 meter,
perlindungan dari kejadian jatuh harus disediakan. Sisi terbuka atau tepi tempat kerja atau
jalan harus dibarikade dengan bahan yang dapat menahan kekuatan 100 kg, papan pijakan
kaki dan jaring pengaman harus disediakan juga.
iii. Pipa tubular adalah satu-satunya bahan yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai
barikade dan pagar. Perimeter ditutup dengan signage peringatan di atasnya.
3. Perlindungan Pada Bangunan Sudah Ada dan Lingkungan Sekitar. Kontraktor bertanggung jawab
atas pelaksanaan perlindungan terhadap Pihak Ketiga dan pengawasan keamanan dalam
hubungannya dengan pekerjaan.
4. Kontraktor akan menyediakan perlindungan seperlunya untuk mencegah terjadinya kerusakan
atau kehilangan dari :
i. Semua pekerjaan dan orang yang mungkin berkepentingan dalam pekerjaan.
13│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

ii. Semua pekerjaan dan bahan-bahan serta alat perlengkapan yang harus ditempatkan
dengan aman dibawah pengawasan Kontraktor atau salah satu Sub Kontraktor.
iii. Harta benda ditapak pekerjaan atau yang berbatasan dengan pekerjaan.
iv. Semua harta benda milik orang lain atau Pihak ketiga disekitar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus mematuhi semua hukum, peraturan dan ketentuan- ketentuan yang berlaku
mengenai keamanan orang, harta benda dan melindungi dari kerusakan, cidera atau kehilangan.
Kontraktor diharuskan memperbaiki dan mengganti kerugian, apabila ternyata lalai terhadap
kewajiban yang disebutkan diatas.
5. Kebersihan harian, Pembersihan lokasi proyek, pembuangan sisa material keluar lokasi Proyek.
6. Kontraktor harus, menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap kebersihan
proyek dari hari kehari, pengendalian kebersihan lingkungan dan pengaruhnya lingkungan dan
bahwa semua penyediaan sarana dan prasarana untuk pencegahan yang berhubungan dengan
polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya dengan memperhatikan:
7. Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama kerja dan setelah jam
kerja.
8. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan akses kerja
dan disimpan setelah selesai jam kerja.
9. Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu dibersihkan dan dikumpulkan
serta siap diangkut keluar proyek.
10. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan yang rutin
11. Tempat Kerja yang licin karena air, minyak, atau zat lainnya harus segera dibersihkan
12. Semua orang wajib menyingkirkan paku yang berserakan, kawat/besi menonjol, potongan logam
yang tajam, semuanya yang dapat membahayakan.
13. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman
secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerilkil dan harus menutupi truk
angkutan dengan terpal.
14. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini tidak berlebihan, agar
tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja (selebihnya dikembalikan ke gudang umum).
15. Material sisa, bahan bongkaran dan sampah secara rutin dibawa keluar lokasi proyek dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Pengendalian Resiko
i. Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat
pada kerugian.
ii. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut.
iii. Jenis- jenis kecelakaan yang sering terjadi pada proyek konstruksi adalah sebagai berikut :
iv. Jatuh
v. Tertimpa benda jatuh
vi. Menginjak, terantuk, dan terbentur
vii. Terjepit dan terperangkap
viii. Kontak suhu tinggi/terbakar
ix. Kontak aliran listrik
x. Kontak dengan bahan berbahaya (Kimia/Radiasi)
Untuk itu Kontraktor wajib melakukan Rencana Pemantauan Keselamatan dengan melakukan hal-
hal sebagai berikut:
a) Mempersiapkan rencana kerja dengan metode kerja dan rencana cara berkerja yang
memperhatikan :
14│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

• Resiko-resiko yang mungkin timbul dari setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
• Perhatikan jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada kegiatan tersebut.
• Adanya alat-alat konstruksi yang bergerak.
• Untuk lokasi-lokasi kritis atau tindakan yang akan menimbulkan bahaya bagi pekerja
maka Kontraktor wajib menyediakan seorang petugas yang membantu
mengingatkan Pekerja saat melakukan pekerjaannya.
b) Kontraktor wajib menyediakan peralatan safety yang sesuai dengan jenis dan lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang akan menimbulkan percikan api atau sumber api
maka Kontraktor wajib menyediakan petugas siaga dengan Pemadam Api Portable.
d) Form Rencana Pematauan Keselamatan wajib diserahkan dan ditanda tangani oleh
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.

Pekerjaan yang memerlukan Rencana Pemantauan Keselamatan dan ijin kerja dari
Konsultan Pengawas:
1. Bekerja diruang terbatas (conned area), sempit, gorong-gorong
2. Bekerja terkait dengan pemeliharaan, pembersihan, bersinggungan langsung
dengan jalan raya yang sedang digunakan
3. Menggunakan bahan kimia berbahaya
4. Menggunakan bahan mudah terbakar
5. Menggunakan bahan mudah meledak
6. Bekerja berhubungan dengan listrik
7. Bekerja dengan cara menyelam
8. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
9. Memindahkan barang/benda berat
10. Pekerjaan pembongkaran
11. Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas
12. Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
13. Bekerja di ketinggian

2. Fasilitas Pekerja
i. Bedeng pekerja
Kontraktor wajib menyediakan bedeng pekerja di luar lokasi proyek untu tempat tidur,
istirahat, tempat ganti pakaian dan penyimpanan pakaian yang aman. Ukuran bedeng yang
cukup nyaman bagi Pekerja dilengkapi dengan MCK dan Tempat memasak yang aman.
ii. Air minum
Tersedia air minum untuk pekerja yang memenuhi standard kesehatan.
iii. Air bersih dan MCK
Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi menjaga
kebersihan dan sejumlah Toilet yang memadai bagi jumlah pekerja yang ada.
iv. Tempat memasak, Kantin Pekerja.
Tempat memasak dan kantin pekerja berada diluar lokasi proyek. tIdak diijinkan memasak
dilokasi Proyek Konstruksi.

v. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk
terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan berat), berbagai upaya pencegahan
15│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi. Selain itu, keterampilan melakukan tindakan
pertolongan pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya
kecelakaan. Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aid),
atau setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan pertolongan
pertama ketika terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan medic.

5. Alat Pelindung Diri


Kontraktor wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para Pekerja maupun Tamu yang
datang ke lokasi proyek dengan menyediakan Peralatan keselamatan kerja yang berfungsi untuk
mencegah dan melindungi Pekerja maupun pengunjung proyek dari kemungkinan mendapatkan
kecelakaan kerja. APD utama yang wajib disediakan adalah Helm pelindung dan Safety shoes
sedangkan APD lain disediakan sesuai jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Macam-macam dan jenis
APD dapat berupa:
a. Helmet:Topi/Pelindung kepala Melindungi dari kejatuhan benda, benturan benda keras,
diterpa panas dan hujan

b. Safety Shoes:Pelindung kaki Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung benda keras,
tekanan dan pukulan, lantai yang basah, lincir dan berlumpur, disesuaikan dengan jenis
bahayanya
c. Safety Glasses:Kaca mata/Kedok Las Melindungi dari sinar las, silau, partikel beterbangan,
serbuk terpental, radiasi, cipratan cairan berbahaya
d. Earplug: Pelindung telinga/Earmuff Melindungi dari suara yang menyakitkan terlalu lama,
dengan batas kebisingan diatas 85 db.
e. Masker Mulut/hidung/oksigen :Melindungi dari pekerjaan yang menggunakan bahan/serbuk
kimia, udara terkontaminasi, debu, asap, kadar oksigen kurang.
f. Sarung Tangan/karet/kulit/kain/plastic: Melindungi tangan dari bahan kimia yang korosif,
benda tajam/kasar, menjaga kebersihan bahan, tersengat listrik.
g. Safety belt/ harness: Melindungi dari bahaya jatuh dari ketinggian kerja diatas 2 meter dan
sekeliling bangunan.
h. Rompi Pelindung dengan Scotchlight: untuk membantu visibilitas pengguna disaat malam
ataupun di tempat gelap.
i. Jaket pelampung Melindungi dari bahaya jatuh keair, tenggelam, tidak dapat berenang
Seluruh peralatan APD yang digunakan memenuhi standard SNI. Selama bekerja Pekerja wajib
menggunakan baju kerja yang sesuai, baju dengan lengan dan celana panjang.
6. Rambu-rambu dan Tanda bahaya
Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah sebuah media visual berupa gambar
piktogram untuk ditempatkan di area pabrik yang memuat pesan-pesan agar setiap Pekerja selalu
memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Fungsi Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah.
• Untuk mengetahui larangan atau memenuhi perintah/ permintaan, peringatan atau untuk
memberi informasi
• Mencegah kecelakaan (mengisyaratkan terhadap suatu bahaya)
• Mengindikasikan lokasi perlengkapan keselamatan dan pemadam kebakaran
• Memberi arahan dan petunjuk tentang prosedur keadaan darurat. Kontraktor wajib
menyediakan Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 secukupnya untuk hal-hal
tersebut diatas.
7. Pengoperasian Alat Berat/Mekanis.
Peralatan berat mekanis umumnya seperti : excavator, bulldozer, Vibro roller, dump truck, Beton
16│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

Molen, Concrete Pump dll.


Kotraktor wajib menyediakan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
i. Kelaikan Peralatan Berat Mekanis, ada inspeksi dan dinyatakan oleh Mekanik/petugas yang
kompeten serta alat dijalankan operator mempunyai kompetensi (SIO) yang masih berlaku
ii. Setiap persiapan pengoperasian alat harus dilakukan uji coba tanpa beban lebih dulu, yang
menyangkut keselamatan: rem, gigi, kemudi, kaca spion, gerakan lengan, alarm dan tanda
mundur,lampu sein jika semuanya baik maka boleh beroperas
iii. Jika bekerja pada jalur lintas dimana ada pengguna jalan lain maka Operator harus
bekerja/bergerak searah (tidak berlawanan) supaya tidak terperanjat, kaget, tidak dapat
menduga gerakan tersebut.
iv. Jika bekerja pada lokasi yang terdapat kegiatan lain maka operator wajib dibantu 2 petugas
yang memberikan aba-aba bantuan dan pemerhati kegiatan sekeliling nya.
v. Saat selesai operasi, posisi alat harus aman: gigi netral, bucket diturunkan, ruang kabin dan
panel dalam keadaan tertutup, mesin dalam keadaan mati, parkir ditempat yang
ditentukan. (dalam jarak aman dari pengguna jalan dan kegiatan di lingkungan)
vi. Terpasang tanda peringatan untuk tidak boleh istirahat didalam dan disekitar alat baik bagi
operator atau pekerja lainnya.
vii. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu sarigan kegaduhan harus
dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di
bawah pengendalian Kontraktor.
viii. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik dalam daerah-
daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat
Pemukiman, Perkantoran dan lain- lain.

8. Pencegahan Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian pada jiwa, peralatan produksi,
proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.
Khususnya pada kejadian kebakaran yang besar dapat melumpuhkan bahkan menghentikan proses
konstruksi, sehingga ini memberikan kerugian yang sangat besar.
Untuk mencegah hal ini Kontraktor wajib melakukan upaya-upaya penanggulangan kebakaran.
Pengendalian setiap bentuk energi;
i. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
ii. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
iii. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
iv. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
v. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja
yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

Kontraktor wajib melatih pekerjanya dalam upaya yang pengendalian setiap bentuk energi :
• Melakukan identifikasi semua sumber energi yang ada di tempat kerja/ perusahaan baik
berupa peralatan, bahan, proses, cara kerja dan lingkungan yang dapat menimbulkan
timbulnya proses kebakaran (pemanasan, percikan api, nyala api atau ledakan);
• Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran berdasarkan peraturan
perundangan atau standar teknis yang berlaku.
• (Pada Lokasi proyek tidak diijinkan sama sekali untuk Merokok.)

17│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
HSE Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton

9. Asuransi
a. Construction’s All Risk (CAR)
i. Bilamana diminta maka Kontraktor Atas nama Pemilik, Kontraktor diwajibkan
mengansurasikan pekerjaan terhadap semua risiko (Construction’s all risk atau Erection all
risk) termasuk Third-Party Liability (TPL). Yaitu kehilangan dan kerusakan akibat kebakaran,
petir, ledakan, taufan, banjir, pecahnya tangki air atau pipa, gempa bumi, kejatuhan benda
terbang, huru hara serta kecelakaan-kecelakaan robohnya bangunan akibat kesalahan
teknis.
ii. Besarnya nilai yang harus ditanggung adalah sebesar nilai borongan pekerjaan meliputi
semua pekerjaan yang telah dilaksanakan, bahan- bahan bangunan dan perlengkapan
bangunan yang belum terpasang yang direncanakan untuk pekerjaan tersebut, tetapi tidak
termasuk peralatan-peralatan, milik Kontraktor atau Sub Kontraktor.
iii. Besarnya nilai pertanggungan Third Party Liability (TPL) senilai Rp.
iv. ....................................................... (.....................................................).
v. Pengasuransian itu harus oleh Perusahaan Asuransi yang disetujui Pemilik.
vi. Polis asuransi diserahkan kepada pemilik dan berlaku selama berlakunya Surat perjanjian
Kontraktoran termasuk perpanjangan waktu yangmungkin diberikan.
vii. Atas penggantian dari klaim yang tergantung asuransi, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaan yang rusak, mengganti atau memperbaiki semua pekerjaan yang
rusak atau hilang, membersihkan segala puing yang ada dan menyelesaikan pekerjaan
sampai selesai menurut surat Perjanjian Pekerjaa Konstruksi. Dalam hal demikian
Kontraktor hanya berhak menerima penggantian biaya sejumlah yang diganti oleh asuransi.

b. Asuransi Pekerja Konstruksi


Kontraktor diwajibkan untuk mengansuransikan personil lapangan termasuk personil Sub
Kontraktor terhadap bahaya kecelakaan dan keehatan yang mungkin terjadi selama waktu
pelaksanaan Konstruksi. Asuransi untuk personil Kontraktor harus dapat digabung dalam satu
paket polis asuransi ASTEK/ BPJS/ Atau jenis asuransi lainnya.

18│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1
URAIAN UMUM
A. Mutu Beton Struktural

NO ELEMEN STRUKTUR MUTU

1 Sloof, Kolom, Balok fc’ 19,3 Mpa (K.225)


2 Pondasi / Plat dudukan mesin pencacah fc’ 19,3 Mpa (K.225)
2 Lantai fc’ 14,5 Mpa (K.175)

B. Mutu Beton Non Struktural

NO ELEMEN MUTU

1 Lantai Kerja / lean concrete fc’ 7,4 Mpa (K.100)


Concrete topping, curb, island, wheel stopper,
2 fc’ 7,4 Mpa (K.100)
kolom praktis, balok lintel

C. Mutu Baja Tulangan


D13 : Tulangan Ulir 420 MPa (BJTS 420 B)
Ø8, Ø10 : Tulangan Polos 280 MPa (BJTP 280)

D. Mutu Baja Profil


ST-37 (tegangan leleh = 2400 kg/cm2)

E. Mutu Las
AWS E-70xx

F. Mutu Baut Angkur


ASTM A-307

G. Mutu Sambungan Baut


ASTM A-325 : diameter > 16 mm ASTM A-307 : diameter < 16 mm

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN TANAH

A. Lingkup Pekerjaan.
a. Tenaga kerja, bahan dan alat.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan
untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi
ini.
c. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pasangan pondasi dan struktur lainnya yang terletak di
dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan
19│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
d. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon.
e. Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi
material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana
tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian
tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
f. Pohon-pohon pada lahan proyek.
g. Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini
dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Konsultan
Pengawas atau Pemberi Tugas. Pohon yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat
ditebang

B. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Level galian.
b. Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar rencana.
Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap level muka
tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan
Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Jaringan utilitas.
d. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka Kontraktor harus
secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam
mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan
terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

C. Galian yang tidak sesuai.


Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus
dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain
seperti adukan beton atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

D. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab mengenai
"Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

E. Pemadatan dasar galian.


Dasar galian harus rata dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organik lainnya. Selanjutnya
dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

F. Air pada galian.


Kontraktor harus mengantisipasi akan potensi adanya air tanah di dalam penawarannya dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari
genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air
tanah tersebut harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek.
20│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama
pekerjaan berlangsung.

G. Struktur pengaman galian dan pelindung galian.


Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat pengaman
galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya
diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi
dengan adukan beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan. Sebelum
adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti
lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

H. Perlindungan benda yang dijumpai.


Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai selama pekerjaan galian
berlangsung, misalnya benda yang bersifat mempunyai nilai cagar budaya. Selanjutnya Kontraktor harus
melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda
tersebut harus tetap berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.

I. Urutan galian pada level berbeda.


Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada bagian yang lebih
dalam dahulu dan seterusnya.

PASAL 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT

A. Lingkup Pekerjaan
Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.

B. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja dan
digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pilecap, balok pondasi
dan pekerjaan beton lain yang berhubungan langsung dengan tanah.

C. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.


Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar galian tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang
memenuhi syarat.

D. Persyaratan Bahan
Bahan urugan pasir padat.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah
lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

E. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
21│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja yang
memenuhi syarat.

F. Syarat-syarat Pelaksanaan
Tebal pasir urug.
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug
tebal10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

G. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui
Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan
optimum laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

H. Air pada lokasi pemadatan.


Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib menyediakan pompa dan
dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering
hingga pengecoran beton selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumppit
pada tempat tertentu.

I. Tanah di sekitar pasir urug.


Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug. Jika pasir urug
tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan
lainnya yang bersih.

J. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

PASAL 4
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN

A. Lingkup Pekerjaan
Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.

B. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi dan elevasi yang direncanakan seperti yang tercantum di dalam gambar
rencana. Lokasi urugan/timbunan meliputi urugan/timbunan di dalam bangunan, peninggian peil lantai.

C. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.


Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut
22│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

D. Persyaratan Bahan
Pasir Batu (Sirtu)
Untuk material Sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas gradasi
sebagai berikut:

Ukuran Saringan (Standar US) Persen Berat Lolos (%)


6 in (150 mm) 100
3 in (75 mm) 70 – 100
¾ in (20 mm) # 10 (2 mm) 35 – 100
# 40 (0,4 mm) 0 – 90
# 200 (0,075 mm) 0 – 50
0 –
5

Material sirtu harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
tanaman dan lain-lain. Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat
jenis minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

E. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50mm terhadap
kerataan yang ditentukan.

F. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan
harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.

G. Perlindungan hasil pemadatan.


Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya.
Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan plastik.

H. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi
kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna
mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Konsultan Pengawas.

23│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan
yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Pekerjaan ini digunakan untuk pekerjaan Sloof, Kolom, dan Ring Balk

B. Peraturan - peraturan
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :
a. Semen Portland : SNI 2049 2015
b. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton : SNI 03-1750-1990
c. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung : SNI 28472019
d. Baja Tulangan Beton : SNI 2052 2017
e. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
: SNI 1726 2019
f. Cara uji slump beton : SNI 1972 2008
g. Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan : SNI 03 4810 1998
h. Tata cara pembuatan Caping untuk benda uji silinder beton : SNI 6369 2008
i. Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak : SNI 1974 2011

C. Keahlian dan Pertukangan


1. Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama pelaksanaan.
2. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman selama pekerjaan
tersebut berlangsung, termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga dapat
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib menggunakan
tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung.
3. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan
beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor
harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Jika dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli di luar yang
ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor, dan semua biaya
yang timbul menjadi beban Kontraktor.

D. Persyaratan Bahan
a. Semen
i. Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen Portland
sesuai dengan SNI 2049 2015, Semen Portland Composit SNI7064 2014, dan Semen
Portland Pozolan SNI 0302 2014, yaitu : Semen Gresik/semen tiga roda
ii. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama dan dalam keadaan
baru.
iii. Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka selama pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan.
24│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

iv. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan
tertutup rapat.
v. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan
pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman dari kemungkinan
yang tidak diinginkan.
vi. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus
diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama.
vii. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu,
tidak diizinkan untuk dipakai.
viii. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam
waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar/batu pecah dan
agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan berikut ini.

c. Agregat Kasar
Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak
terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersih minimum
antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm.
Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM
agar tidak terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :

sisa di atas ( % berat )


Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 –
1
0
d. Agregat Halus
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus terdiri
dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb.

sisa di atas ( % berat )


Ayakan 4.00 mm 02
Ayakan 1.00 mm 10
Ayakan 0.25 mm 80 – 95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika
sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.

25│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

e. Air
• Air harusmemenuhi kualitas yang ditentukan dalam SNI 6861 bagian A tahun 2002
• Harus bersih, tidak berbau dan berasa, tidak mengandung lumpur,minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual, tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2
gram/liter, tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton (asam- asam, zat
organik, dan lain-lain), kandungan klorida (Cl) < 0.50 gram/liter, dan senyawa sulfat < 1 gram/liter
sebagai SO3Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lainyang dapat merusak beton atau besi
beton.
• Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan.
• Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus
mencari air yang memadai untuk itu.

f. Besi Beton
1. Besi beton yang digunakan harus mengacu SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton
2. Mutu baja Tulangan yang digunakan yaitu BJTS 420 B yaitumenggunakan besi beton ulir
(deformed bars) untuk tulangan utama dan sengkang.
3. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
4. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
5. Mutu sesuai dengan yang ditentukan.
6. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
7. Merk Krakatau Steel, Master steel, Cakra Steel (atau lima besar).
8. Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
9. Besi beton harus berasal dari satu pabrik (manufacture). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merek besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini.
10. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang memuat label dan
nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut

g. Admixture/bahan Tambahan
• Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat
suatu campuran beton.
• Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan tersebut harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Manfaat dari bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan menggunakan
jenis semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini.
• Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengerasan beton harus memenuhi
“Specification for Chemical Admixtures for Concrete” (ASTM C494) atau memenuhi Standar
Umum Bahan Bangunan Indonesia.

26│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

• Bahan-bahan Admixture dan bahan-bahan untuk surface treatments yang dapat digunakan
sebagai referensi untuk produk yang setara dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

PENGGUNAAN FOSROC SIKA


Bonding Agent Nitobond EP Sikaletx
Sikalatop Sikabond
Release Agent Reebol dan Reebol Sika-form-oil-ISD
emulsion
Curing Compounds Concure WB Concure 75 Antisol E White Antisol E
Concure P Concure PI 125 Antisol S

Water Reducing Improved Conplast P 211 Plastocrete N PLastocrete


Workability NC Special Sikament NN
Increased Strength Cement Sikament LN Sikament
Saving 163
Risk of Segregation Sikament 520
Bleeding Minimised
Superplasticizer, water Conplast SP 430 D Plastiment VZ
reducing, strength
acceleration admixture,
increased workability, self
compacting, acceleration
of strength, reduce
permeability, reduce
segregation
Retarding admixture, Conplast RP 264 (M) Plastocrete RMC
long distance Plastiment AR Plastiment
deliveries RTD 01 Plastocrete R
Sikaretardol 025 Sika
Retarder

E. Mutu Beton
a. Kualitas beton
b. Balok, Kolom, sloof menggunakan mutu beton fc’ 19,3 Mpa ( K.225)
Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus melakukan percobaan
sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Untuk itu harus diadakan trial-mix.

F. Desain Adukan Beton


1. Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan memberikan
kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan
dan ke sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara
berlebihan.

27│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Tabel Ketentuan minimum untuk beton kedap air


Jenis Struktur Kondisi lingkungan Faktor air semen Jumlah semen
berhubungan dengan maksimum minimum (kg/m3)
Beton Bertulang Air tawar/ payau 0.50 290
Air laut 0.45 360
Beton Pratekan Air tawar/ payau 0.50 300
Air laut 0.45 360

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai
dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing.
Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai
dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing.
G. Pengujian Bahan
a. Umum
i. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk
mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan. Kontraktor harus
menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh
Konsultan Pengawas.
ii. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi
kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
iii. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas.
iv. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan secara
berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.

b. Laboratorium Penguji
Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium penguji
untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini
bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.

c. Pengujian Agregat
(a) Pengujian Pendahuluan Agregat.
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
(i) Sieve analysis
(ii) Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
(iii) Pengujian unsur organis.
(iv) Pengujian kadar chlorida dan sulfat.

(b) Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

(c) Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan
28│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix.

(d) Benda Uji Agregat.


Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang
dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Tipe Pengujian Minimum satu contoh


Sieve analysis Setiap minggu
Moisture content Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran Setiap hari
Kadar organis Setiap minggu
Kadar Chlorida dan Sulfat Setiap 500 m3 beton

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan, maka Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan
sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata
memuaskan.

d. Pengujian Beton
Pengujian mutu beton harus mengacu pada SNI 1974:2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton
dengan Benda Uji Silinder

1) Benda uji beton.


• Benda uji harus berbentuk Silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm.
• Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan.
• Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton
readymix, maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi
pengecoran, sesuai dengan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.

2) Jumlah benda uji beton.


• Jumlah total benda uji minimum 5 buah per mutu beton
• Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali
pengambilan contoh beton harus dibuat 2 (dua) buah spesimen. Satu data
hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan 2 (dua) spesimen ini
yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
• Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas dapat
meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.

29│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah :

Jenis Struktur Jumlah minimum Waktu perawatan (hari)


benda uji 3 7 28
Beton Bertulang 6 - 3 3

3) Laporan hasil uji beton.


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium
penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya.

4) Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton.


Cara evaluasi kualitas beton mengacu pada SNI 03-6815:2002 tentang Tata Cara
Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton. Deviasi Standar-S Deviasi standar produksi
beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil test Silinder. Deviasi yang
dihitung dari jumlah contoh Silinder yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi
dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

S=
N −1

Jumlah Benda Uji (N)- buah Faktor Pengali – S


 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

Kuat tekan rata-rata - f’cr Target f’cr yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar
dari formula berikut ini :
f’cr = fc’ + 1.64 S
atau
f’cr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2.

Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan
memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
• Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing
terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0.82 S).
• Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai dibawah 0.85 fc’.
• Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan
berikutnya atas rekomendasi Konsultan Pengawas.

5) Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)


• Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak
30│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor


harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari
hammer test, pengujian beban dan lain lain.
• Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan
banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus
per kasus.

e. Pengujian Besi
i. Benda uji besi beton.
1. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton
masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan
mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk
masing-masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji
lentur.
2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian
tanpa disaksikan Konsultan Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap
tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman,
lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari
yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.

ii. Laporan hasil uji besi beton.


Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji
untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah
ditentukan.

H. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Slump
a) Pengujian slump beton mengacu pada SNI 1972:2008 tentang Cara Uji Slump Beton, Selama
pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus maka
nilai slump untuk beberapa elemen struktur adalah seperti di bawah ini :

Jenis Elemen Struktur Maximum Minimum


Plat, Balok, Kolom, 14 10
Plat lantai dasar, dak Atap 14 10

b) Cara uji slump sebagai berikut;


• Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
• Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata.

31│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

• Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.


• Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16 mm,
panjang 30 cm dengan ujung yang bulat.
• Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
• Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu
lapisan di bawahnya.
• Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan- lahan dan diukur
penurunannya.

2. Persetujuan Konsultan Pengawas.


• Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
• Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
• Hal hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang
berkepentingan.
• Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah
untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.

3. Persiapan dan Pemeriksaan.


• Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
• Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk
melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan paling lambat 3 hari sebelum
waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan
Pengawas melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan.
• Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain
yang dibutuhkan agar Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran.
• Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu
1X24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan
pengecoran.
• Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan
lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab sepenuhnya atas ke tidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul.
• Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan
Pengawas bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada
tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran.
• Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

4. Siar Pelaksanaan.
• Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya.
• Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat
dikurangi.
• Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah,
seperti toilet, reservoir dll, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
32│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

• Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah di mana
gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif elemen struktur.
• Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang
besar pada beton tersebut, yang dapat berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan
residu yang tidak diinginkan.
• Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horisontal, dan pengecoran dapat dibagi menjadi
berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Kontraktor sudah harus mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang
berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti waterstop, perekat beton, dowel dsb., maupun
pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru.
• Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan
baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat
besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik.

5. Pengangkutan dan pengecoran beton.


• Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi proyek dalam
keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
• Jika lokasi pembuatan beton cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang
dapat memperlambat proses pengerasan dari beton.
• Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi
pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.
• Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter.
• Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat, dengan pasta
beton, sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun.
• Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti pipa tremie sehingga syarat ini dapat dipenuhi.
• Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang
cukup, sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan
jumlah alat dan personel yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan
besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan.
• Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 - 8 m3 beton segar per
jam. Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah
segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan, dan selama pemadatan beton masih
bersifat plastis.
• Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, Kontraktor harus mempersiapkan alat
pelindung yang mungkin berguna seperti hujan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

6. Pemadatan Beton.
a. Alat pemadat beton
• Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan
tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
• Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas
kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah biasanya
merupakan masalah.
33│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

• Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan
besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu
vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan
sedang berlangsung.
• Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi
beton.

b. Lokasi pemadatan yang sulit


• Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-
kolom, dinding beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka
Kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang
disampaikan kepada
• Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak
terjadi keropos pada beton, sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.

c. Pemadatan kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Konsultan Pengawas agar
retak tersebut dapat dihilangkan.

d. Metode pemadatan lain


Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang
dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton.
Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada
beton, tanpa adanya beban yang bekerja.

7. Perawatan Beton.
a. Tujuan perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair
pada saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari beton pada umur
beton awal, dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat
menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan
perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat terutama pada
permukaan beton yang baru dipadatkan.

b. Lama perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih
selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti
kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang
dibasahi terus menerus selama 7 hari.

c. Perlindungan beton tebal


Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton
harus dilindungi dengan material (antara lain stirofoam atau metoda lainnya) yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut
harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.

34│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

d. Acuan metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus dihindari dari
terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan
beton.

e. Curing compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing compound.
Jenis dan tipe curing compound yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada
permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

8. Adukan Beton yang dibuat di tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di lapangan harus
memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat.
b. Agregat kasar diukur menurut berat.
c. Pasir diukur menurut berat.
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant).
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

9. Besi Beton
a. Merek besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton
dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

b. Penyimpanan
Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik sehingga tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan
karat dapat dihindarkan.

c. Gambar kerja dan bending schedule


Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan berdasarkan
standar ditail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan
alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-
retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan
pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem
panas sama sekali tidak diizinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja
pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.

35│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan harus
sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan
besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi
beton.

e. Selimut beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar ditail.
Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/tekan penampang beton
harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut
beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar
rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi
kepada Konsultan Pengawas.

g. Kawat beton dan penunjang


Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan dengan
acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol pada permukaan beton.

h. Sengkang-sengkang.
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang
harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran/ kait
sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang
dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan
untuk pengikat tulangan utama.

i. Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum
mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton
tahu ditentukan maksimal 100 cm.

j. Penggantian besi
i. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.
ii. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada maka Kontraktor harus dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar.
36│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

iii. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
• Harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
• Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah
luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga
tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat
tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
• Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

k. Toleransi Besi

Toleransi dia Toleransi berat


Diameter besi (mm)
(mm) (%)
6 < 10  0.4 7
10  16  0.4 5
16 < 28  0.5 4
 28  0.6 2

i. Toleransi dimensi elemen-elemen struktur


Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi
toleransi sbb. :

Toleransi terhadap
Dimensi Elemen Struktur Toleransi selimut
B,
(mm) (mm) beton (mm)
B ≤ 200  9.0  5.0
B ≥ 200  12.0  9.0

Dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan
Pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

l. Pemasangan alat-alat di dalam beton/sparing


i. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi
sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari
gambar M&E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan
tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan disain
harus diinformasikan dan dikoordinasikan segera kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan
harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
ii. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait
37│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.


iii. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/ belum
tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib menginformasikan hal tersebut
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaiannya.

m. Begisting/Acuan
i. Umum
Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan.
Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk
struktur beton agar sesuai dengan gambar rencana.
Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor
dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh.
Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya, Kontraktor wajib menawarkan sesuai
dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di
dalam struktur beton.
Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup
dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties)
harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water baffles sehingga pada saat
dicor akan menyatu dengan struktur beton.

ii. Lingkup Pekerjaan


1. Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar- gambar
konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan seperti
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan
benar.

2. Ditail ditail khusus


Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang
ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika disyaratkan
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan ditail khusus.

iii. Persyaratan Bahan


1. Acuan dan Penyanggah.
a. Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,
pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya.
b. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan
untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
c. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
38│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

bentuk/ ukuran dari elemen beton yang dibuat.


d. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan
material penyanggah dari kayu dapat diterima.
e. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
f. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah,
maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton mutu fc’ 10 MPa.
g. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan
pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

2. Release Agents
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut
ini :
a. Cream emulsion
b. Neat oil dengan ditambahkan surfactant
c. Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.
d. Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuatnya.
e. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan
cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika permukaan
beton merupakan finishing atau umum disebut beton exposed maka
Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan Konsultan Pengawas.
f. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent tersebut tidak
akan bersentuhan langsung dengan besi beton.

iv. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Struktur acuan
a. Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku),
dan juga harus memenuhi syarat stabilitas.
b. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang.
c. Peninjauan terhadap kemungkinan beban di luar beban beton juga
harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi,
angin, hujan dan lain lain.
d. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.

2. Dimensi acuan
a. Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester/finishing.
b. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/ profil khusus yang
tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus diperhitungkan baik
sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
39│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

3. Gambar kerja
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
analisa yang dilakukannya.
b. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan ditail-ditail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya.
c. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk
memulai pembuatan acuan di lapangan.

4. Tanggung jawab
a. Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor.
b. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka
semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar
kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus
segera dibongkar.

5. Stabilitas acuan
a. Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan
dapat dihindari.
b. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta Kontraktor untuk
memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna dengan
beban biaya Kontraktor.

6. Inspeksi Konsultan Pengawas


Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
Konsultan Pengawas.

7. Ditail acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.

8. Jumlah pemakaian
a. Acuan untuk beton non ekspose hanya diperbolehkan dipakai
maksimum 3 (tiga) kali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
b. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan
bersih.
40│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

9. Akurasi
a. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi.
b. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum di
dalam spesifikasi ini.

10. Sistem pengaliran air


a. Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
b. Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada
saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan
acuan tidak tergenang oleh air.
c. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus
(tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

11. Ikatan acuan di dalam beton


Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas baut-
baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus
diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan
merusak beton yang sudah dibuat.

12. Bukaan untuk pembersihan


Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.

13. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar
mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.

14. Persetujuan Konsultan Pengawas


Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran
Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Konsultan Pengawas.

15. Anti lendut (Cambers)


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan
pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb. :

41│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Lokasi % terhadap bentang


Di tengah bentang balok 0.3
Di ujung balok kantilever 0.5

16. Pembongkaran Begisting/Acuan


a. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban- beban pelaksanaannya.
b. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai suatu
kekuatan yang dapat menahan beban sendirinya. Tabel di bawah ini
dapat diikuti sebagai batasan minimum pelepasan begisting :

Jenis Struktur Waktu Minimum Pembongkaran


Bekisting yang akan
diganti dengan Reshoring
Elemen Vertikal (Kolom, 3 Hari
Shear Wall)
Plat dan Balok 14 Hari
Dinding Basemen 3 Hari
Tangga 14 Hari

c. Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal,


dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai
tersebut bekerja beban yang lebih besar dari beban rencana. Untuk
mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat
merencanakan dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut.
Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

d. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan


terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

e. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan
gejala keropos/ tidak sempurna.

f. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan


cara yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-
material lain disekitarnya, dan pemindahan acuan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat
benturan pada saat pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat
kelalaian Kontraktor menjadi tanggungan Kontraktor.

42│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

g. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian


beton yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi
kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta
persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan, pengisian atau
pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan
menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan
tertulis Konsultan Pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai
akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran,
pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

h. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus


dibersihkan dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat yang telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan.

17. Alternatif Begisting/Acuan


a. Seperti diuraikan di atas, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif
jenis acuan yang akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar
acuan tersebut beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

b. Dengan catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak merupakan


kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan.

c. Sangat diharapkan agar Kontraktor dapat mengajukan usulan acuan


yangdapat mempersingkat waktu pelaksanaan
tanpamengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

A. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian- bagian lain yang dianggap
perlu.

B. Persyaratan bahan
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-belah
menjadi ukuran normal.
b. Semen portland, Pasir , dan air yang digunakan harus memenuhi standar nasional yang berlaku saat
ini.
c. Air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SNI 6861 bagian A tahun 2002
43│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

d. Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen Portland sesuai dengan
SNI 2049 2015.

C. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 4 pasir.
b. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal disini, batu kali
harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan melakukan
pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu belah dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk - bentuk yang di
tunjukkan dalam gambar.
e. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu
dengan yang lainnya dengan sempurna
f. Semua batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak.
g. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
monolit.

PASAL 7
PEKERJAAN RANGKA ATAP

A. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan
dari semua pekerjaan baja, untuk struktur dan rangka atap seperti yang terlihat dalam gambar.
b. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi baja
pada atap secara lengkap sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis ini.

B. Ketentuan Umum
Persyaratan bahan mengacu kepada SNI 6764-2016 tentang Spesifikasi baja karbon structural (ASTM
A36/ A36M-12, IDT) dan SNI 8306-2016 tentang Spesifikasi baja struktural kekuatan tinggi dengan
paduan rendah columbium vanadium (ASTM A572/A572M-13A, IDT).

a. Struktur atau Konstruksi


• Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
• Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A 56 type E atau S.
• Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.

b. Pengikat-pengikat
baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai berikut :
• Untuk sambuangan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.
• Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
44│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

• Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari
baja tahan korosi.

c. Bahan-bahan las
bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society” (AWS D1.0-69:
Code for Welding in Building Construction)
• Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.
• Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
• Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum
pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik.

e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

C. Material
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi . Manajemen Konstruksi berhak untuk minta diadakan pengujian atas
bahan-bahan tersebut dan Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan
untuk itu.

b. Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37 (fy = 240 MPa, fu = 40 MPa).

c. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah HTB A325 yang
memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi (735 - 840 Mpa). Baut penyambung
harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Jika tidak
disebutkan khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah type A325-X (ulir terletak di
luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.

d. Elektroda las. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las
yang digunakan adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.

e. Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki kualitas BJTD
40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali diameter. Angkur harus memiliki ulir
yang cukup sehingga pada saat digunakan benar-benar dapat berfungsi secara benar.

f. Angkur khusus.
Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu angkur
khusus. Angkur tersebut harus termasuk sebagai heavy duty anchor dengan sistem adhesive
45│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

(chemical). Kapasitas tarik dan geser angkur yang dipakai mengikuti apa yang tercantum dalam
gambar rencana.

g. Cat dasar/primer dan cat finish.


Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti
tertera di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis
arsitektur dan jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini. Semua baja
yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena
tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai rencana.

h. Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggungjawabkan dengan disertai
sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang
dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur pengiriman.

i. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna ditentukan kemudian dan sisetujui MK.

D. Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan


- Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera di dalam
tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan
dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan sebesar harga terkecil
antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5 % dari dimensi rencana.
- Toleransi panjang.
Untuk elemen baja yang dipasang merangka satu terhadap lainnya, toleransi panjang diizinkan sebesar
1/16 inci (1.50 mm) untuk elemen dengan panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm)
untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
- Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali ditentukan
lain oleh Konsultan Perencana.
A. Uji material
− Contoh Material.
Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji pada
laboratorium yang disetujui oleh KP/ Konsultan MK. Segala biaya pengujian harus termasuk di dalam
penawaran yang diajukan.

− Uji pengelasan.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK, maka akan dilakukan testing pada hasil pengelasan. Tipe
dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas
biaya Kontraktor.

B. Syarat- Syarat Pelaksanaan


a. Pabrikasi
▪ Selama proses fabrikasi Konsultan MK harus menempatkan staffnya yang berpengalaman
dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja
Kontraktor.
▪ Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur Quality
Control kepada Konsultan MK untuk disetujui.
46│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

▪ Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang- tukang yang
berpengalaman dan bersetifikat dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi
baja.
▪ Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan
ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
▪ Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk yang
diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakankerusakan lainnya dengan
memperhatikan persyaratan untuk penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan
dan sebagainya.
▪ Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan pemotongan
besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan
mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.
▪ Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan
baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat
zincromate 2 (dua) kali.
▪ Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau
diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
▪ Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum σy = 2.400 kg/cm2.
▪ Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari
karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
▪ Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing)
sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pemborong
tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
▪ Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut :
• Dimensi layout dalam metrik.
• Type dan lokasi sambungan.
• Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
b. Tanda-tanda pada konstruksi baja
▪ Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang jelas
sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
▪ Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
▪ Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-sambungan
di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan tetap
diberi tanda-tanda.

c. Penyambungan dan Pemasangan.


▪ Pengelasan
• Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi syarat-syarat JIS atau AISC.
• Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan
ketepatan yang tinggi. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-
masing tukang lasnya sesuai dengan peraturan.
• Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatkaan dalam
gambar kerja dan RKS ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran-
ukuran efektif.
• Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel Arca Welding Electrode

47│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

dan harus memenuhi syarat JIS atau AISC/AWS.


• Batang elektrode ini harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin sifat-sifat dari
elektrode tersebut selama dalam peyimpanan.
• Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan elektrode tersebut.
• Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam lapangan harus cukup baik dan
sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
• Pemberhentian las harus pada tempat-tempat yang ditentukan dan harus dijamin
bahwa profil-profil yang dilas tidak akan berputar atau membengkak setelah
sambungan menjadi dingin.
• Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.
• Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
kontraktor.
• Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan prosedur kerja cara-
cara pengelasan yang akan dikerjakan, baik di bengkel maupun yang akan dikerjakan di
lapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi sebelum
pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.
• Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap
menjamin komposisi dan sifat sifat dari electrode selama masa penyimpanan
• Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
• Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualtias dari las yang dikerjakan.
• Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari
aspal, cat, minyak, karat dan bekas - bekas potongan api yang kasar, bekas potongan
api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan
disikat.
• Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 0 °F.
Pada temperatur 0 °F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga
dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
• Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.
• Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari
kerak-kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
• Semua metoda, tahapan, persyaratan dan prosedur termasuk pemanasan awal, harus
didetail secara tertulis dan diserahkan kepada Engineer untuk diperiksa. Kelengkapan-
kelengkapan harus dibuat dalam mendetail panjang batang untuk perubahan dimensi
sebagai ruang dari penyusutan akibat tegangan-tegangan sedemikian untuk
mendapatkan dimensi ahir seperti disyaratkan.
• Selama pemasangan dan pengelasan, komponen-komponen dari suatu "build-up
member" harus dipegang dengan penjepit atau semacamnya yang memadai untuk
menjaga kelurusan dari bagian - bagian dan untuk menjaga agar bagian-bagian benar-
benar menempel.
• Tahapan dari pengelasan lapangan harus direncanakan untuk menjaga agar tegangan
terdistribusi dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan serta harus diserahkan
kepada pengawas yang ditunjuk pada saat menyerahkan gambar kerja. Jangan
48│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

mengelas tanpa memasang pelindung anti angin. Bagian-bagian las yang rusak harus
dipotong dengan pahat (chisel) atau bunga api las (air arc) dan dibuang.
• Penyimpanan dan perawatan Electrodes: Kemasan dari "low hydrogen type
electrodes" harus dalam keadaan kering pada waktu dipakai. Apabila kemasan dibuka,
Electrodes harus dipakai dalam waktu 4 (empat) jam setelah kemasan dibuka.
Electrodes yang tidak dipakai dalam periode waktu 4 (empat) jam ini, dan electrodes
yang telah diekspose terhadap udara dengan kelembaban relative 75% selama lebih
dari 1 (satu) jam, atau lebih, harus dikeringkan dahulu sedikitnya 2 (dua) jam pada
suhu 43 °C sampai 121 °C sebelum dipakai, atau kondisinya harus disesuaikan seperti
rekomendasi dari pabrik.

▪ Toleransi dari sambungan-sambungan las.


Toleransi dari sambungan-sambungan las harus sesuai tabel berikut :

Jenis Bentuk Toleransi


∆ ≤ 2 mm
Celah dari sambungan tee (las sudut) (∆) Ukuran sisi dari las harus
Ditambah dengan ∆
∆ ≤ 2 mm
Celah dari las lewatan (lap weld) (∆) Ukuran sisi dari las harus
Ditambah dengan ∆
Celah dari "backing plate" (∆) ≤ 1 mm
t ≤ 15 mm → 1.5 mm
Pelat pada sambungan las tumpul (butt t 15 mm < t < 30 mm → 10
weld) t ≥ 30 mm → 3 mm
t = tebal pelat terkecil
Manual arc welding 0 < ∆ ≤ 4 mm
Submerged arc welding 0 < ∆ ≤ 1 mm
Gas scaled arc semi
Celah sambungan
Automatic welding 0 < ∆ ≤ 3 mm
Non gas scaled arc semi
Automatic welding 0 < ∆ ≤ 3 mm
Submerged arc welding ± 2 mm
Manual arc welding, gas
Celah sambungan yang memakai backing
Scaled arc semi automatic
strip
Welding, non gas scale
Arc semi automatic Welding ∆ ≥ -2 mm
Non gas scaled arc semi automatic welding,
manual arc welding, gas scaled arc semi
Root face automatic welding. dengan back strip -2 ≤ ∆
≤ 1 mm tanpa back strip -2 ≤ ∆ ≤ 2 mm
Submerged arc welding -1 ≤ ∆ ≤ 1 mm
∆ α ≤ + 5°
Included angle
∆ α ≥ -5°
Dalam 10% dari kepanjangan las,
Ukuran las sudut (s)
toleransinya < 0.1 s
Kelebihan tebal las sudut (c) + (0.1 s + 1 mm)
49│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Catatan :
(L) : Panjang kaki
(S) : Kelebihan ukuran las
Max + 4 mm
Kelebihan tebal dari las tumpul (c)
Min + 0.8 mm
e ≤ 0.05 t, dan
Undercute
e ≤ 0.5 mm
e1 < 2.5 mm (L 25 mm)
Ketidakrataan dari kepala las (e1, e2)
e2 < 5 mm (L 150 mm)

• Persiapan Pekerjaan Pengelasan


o Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari
retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu
pengelasan. Juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran, cat,
aspal, minyak dan karat.
o Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-
bidang yang akan disambung las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan
las selesai dilakukan.
o Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila
ada yang harus di las tegak maka pengelasan harus dimulai dari bawah
kemudian ke arah atas.
o Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya
dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari
sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan penuh.

• Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan


o Setelah distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen diberi nomor
secara sistematis agar di lapangan nanti, bagian-bagian tersebut dapat
disambung kembali dengan mudah.
o Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat diatur alat
pengangkutannya seperti truk-truk dan trailer sesuai dengan kapasitas
yang diperlukan.
o Di lapangan, komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang dapat memperlemah konstruksi
tersebut.

• Pekerjaan Pemasangan Baja Struktur


o Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali
kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan kepada Manajemen
Konstruksi mengenai metode dan urutan pelaksanaan/erection. Perhatian
khusus harus dilakukan dalam pemasangan angker-angker untuk kolom
di mana jarak/kedudukan angker harus tepat dan akurat untuk mencegah
ketidakcocokan dalam erection. Untuk itu harus dijaga agar selama masa
pencoran, angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas
pada tulangan kolom beton.
o Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan
konstruksi baja harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan cukup
baik di lapangan, walau secara khusus tidak diperlihatkan dalam gambar-
50│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

gambar atau persyaratan teknis harus diadakan.


o Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan pekerjaan di lapangan.
Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, helmet,
sarung tangan, pemadam kebakaran, dll.

d. Baut penyambung dan Angkur.


▪ Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.
▪ Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.

e. Metode Pengangkatan (Erection)


Secara mendasar urutan pekerjaan erection struktur baja terdiri dari empat tugas utama:
- Memastikan pondasi memadai, aman dan telah siap untuk pekerjaan erection dan
install dibagian atasnya.
- Pengangkatan dan pemasangan (lifting & install) komponen yang dipasang pada
posisinya. Secara umum menggunakan alat angkat crane, namun bisa juga jacking,
dll.
- Menyelaraskan (alignment) struktur, terutama dengan memeriksa basis kolom berjajar
benar-benar tegak (plumb).
- Pemasangan dan pengencangan baut untuk mengamankan dan memberikan
kekakuan pada frame atau kerangka yang sedang dipasang.
• Pekerjaan erection dilakukan dengan menggunakan alat utama yakni crane.
• Penggunaan crane pada pekerjaan erection maka ini mensyaratkan lahan kerja
harus memiliki kepadatan tanah yang memadai sebagai pijakan crane, utamanya
crane yang menggunakan outrigger. Kepadatan tanah akan berdampak langsung
terhadap kestabilan tanah saat crane berada diatasnya terutama saat crane
melakukan pekerjaannya. Masing-masing jenis crane memiliki kekurangan dan
kelebihan dalam penggunaannya. Jumlah crane yang dibutuhkan disesuaikan
dengan jumlah tonase baja struktur yang akan di erection, tentunya
mempertinbangkan ketersediaan lahannya juga.

C. Pengecatan
a. Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
• lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
• karat
• minyak dan bahan kimia lainnya.
• kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.

b. Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat baja
mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk
permukaan-permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "mechanical wire
brush" tersebut, sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan
sand blasting sangat dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami
korosi.
c. Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar dengan
cat tipe zinc chromate ketebalan 35 micron, merk ICI atau Danapaint.
d. Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali dengan
ketentuan cat tipe doff dengan ketebalan 30 micron.
e. Semua pekerjaan pengecatan dilakukan di lokasi atau worshop.
f. Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu.

51│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

D. Perubahan-Perubahan Dan Tambahan


a. Perubahan-perubahan dan bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada detail, atau
keduanya beserta uraian yang menyebabkannya harus diberikan beserta gambar kerja
untuk disetujui.
b. Perubahan-perubahan yang disetujui, pengganti-pengganti dan penambahan yang perlu
untuk bagian-bagian dari pekerjaan harus dikoordinasikan oleh Pemborong tanpa
tambahan biaya.

E. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar - standar yang
telah disetujui.
b. Bila toleransi tersebut tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh
Manajemen Konstruksi
c. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
d. Manajemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat
yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi
e. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dngen gambar atau spesifikasi akan
ditolak dan apabila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera, dan biaya untuk
hal ini menjadi beban Kontraktor.
f. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen atau
pabrik.
g. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.
h. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
i. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak. Khusus untuk bagian-bagian
konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu
pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka
bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0. Khusus untuk las tumpul bila
dianggap perlu oleh MK atau Konsultan harus dilakukan test ultrasonic atau radiographic.

• Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari


AWS.D.1.0. Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda
pengenal pada baja seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan
sempurna.
• Fasilitas
• Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
“Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa adanya
tambahan biaya pada Pemberi Tugas.
• Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic”
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan “Radiographic” dari
daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
• Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengn lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 :
o Ultrasonic Contact Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic

52│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

Inspection of Longitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing


(1974).

• Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.
• Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan E109.
• Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.

j. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang ditentukan
di lapangan oleh MK.
Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat pemeriksaannya.
Konsultan atau MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-
pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan
bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak
harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada MK secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

F. Persyaratan Pengujian
a. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus dimungkinkan untuk
diperiksa atau ditest baik workshop lapangan maupun pada Lembaga/Instansi yang
berwenang untuk menguji (DPMB, LIPI, dsb.).
b. Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan pengujian non
destructive testing. Apabila dalam pengujian non destructive testing timbul keraguan
mengenai mutu baja, mutu pengelasan, maka Manajemen Konstruksi berhak untuk
meminta diadakan pengujian destructive testing.
c. Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor. Non Destructive Testing . Pada
metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus dilakukan sebagai berikut
:
1. Pemeriksaan visual;
pemeriksanaan ini harus dilakukan pada semua bagian dari struktur baja.
2. Pemeriksaan dengan X-Ray;
Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web dan flens pada
profil dari pelat tersusun dan penglasan dengan full penetration. Untuk
memeriksa sambungan pada pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan
secara random dengan jumlah 5% dari banyak pengelasan.

PASAL 8
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

A. Lingkup Pekerjaan
− Pekerjaan penutup atap terdiri pekerjaan penutup atap menggunakan atap zincalume, atap
transparan dan sebagainya sesuai pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
− Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang
baik.
53│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
STRUKTUR

B. Syarat- Syarat Bahan


− Material penutup atap menggunakan bahan yang ramah lingkungan dengan tidak
menggunakan bahan asbestos atau memiliki sertifikat ISO 14001 / ISO 14025.
− Material penutup atap menggunakan bahan Metal Sheet Zincalume (Plat baja lapis seng
aluminium) berwarna yang membentuk lembar seng gelombang sesuai gambar perencana.
Produksi Standart Nasional Indonesia (SNI).
− Ketebalan minimal 0,35 mm, type Trimdeck.
− Aksesoris Atap

C. Pelaksanaan Pekerjaan
- Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman sesuai rekomendasi produsen
pembuat bahan zincalume penutup atap, dan dengan standard pengerjaan yang telah disetujui
oleh Direksi/Pengawas proyek.
- Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
- Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat - cacat yang mempengaruhi
permukaan.
- Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis
yang benar.
- Pemasangan atap harus tepat dan rapi sesuai dipersyaratkan pabrik pembuat dan sesuai
gambar rancangan pelaksanaan.
- Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan rangka atap maka penutup atap
tersebut tidak diperkenankan untuk dipasang.
- Penutup atap harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas
sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan rangka atap sehingga sesuai
dengan gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
- Penyelesaian bubungan/nok, harus dipasang rata.
- Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
sendiri.
- Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Kontraktor harus membersihkan
permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari semua kotoran sisa pelaksanaan pekerjaan
maupun dari kotoran-kotoran lain yang melekat.

54│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

C. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PENJELASAN UMUM

Pekerjaan arsitektur dan finishing yang harus dilaksanakan meliputi pekerjaan:


a. Pekerjaan dinding, pekerjaan penutup Lantai dan dinding, Pekerjaan Pintu dan Jendela,
pekerjaan sanitair, pemasangan Atap, pekerjaan plafond, serta mengacu pada pekerjaan-
pekerjaan di rencana anggaran biaya.
b. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN

A. PASANGAN DINDING BATA MERAH

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Batu Bata
▪ Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam SNI 15-2094-2000, berkualitas baik dan telah
diperiksa/disetujui Direksi.
▪ Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan bisa
menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2
▪ Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir
yang disyaratkan dalam gambar kerja.
b. Portland Cement
▪ Mutu/kualitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton, tidak keras,
tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu. Semen yang digunakan
harus bersetifikat ISO 14001.
▪ Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk.
c. Pasir pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan organis
dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-
syarat dalam SNI 03-6820-2002.

3. Langkah Pelaksanaan
o Seluruh dinding dari pasangan bata dengan campuran adukan 1 PC : 4 pasir pasang, kecuali
pasangan bata semen trasram.
o Untuk dinding trasram/kedap air dengan campuran adukan 1 PC : 2 pasir pasang, yakni untuk
sekeliling dinding ruang-ruang septictank serta pasangan bata di bawah permukaan tanah.
o Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga dapat melekat dengan

55│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

sempurna.
o Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan (verband) yang baik tegak lurus
siku dan rata. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 1 meter tinggi
per harinya, Bidang dinding bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13 cm. dari tulangan pokok 4 diameter
minimal 12 mm.beugel diameter 8.
o Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
o Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah lebih dari
dua tidak boleh digunakan.
o Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.
o Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
Standart Acuan bahan
Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan (SNI 6882 2014)

4. Syarat pelaksanaan
a. Untuk semua dinding luar maupun dalam di lantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari
permukaan sloof/balok sampai ketinggian 30 cm, di atas permukaan lantai dan toilet, daerah
basah dan daerah lain yang sesuai dengan gambar, digunakan adukan rapat air dengan
campuran 1 pc : 3 pasir.
b. Bata ringan yang digunakan bata ringan dengan kualitas terbaik yang disetujui Pemberi Tugas,
Konsultan Perencanadan Konsultan Pengawas. Sebelum digunakan bata ringan harus
dibersikan dulu dari debu dan kotoran yang melekat dan dipilih yang memiliki sudut yang baik.
c. Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dan kemudian disiram air. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 1,5 meter
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding bata yang lebih dari 12 m2 harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 10 X 10 cm dengan
tulangan pokok 4 10 mm, beugel 8 - 15 cm, jarak antara kolom 3 m.
e. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus
diberi penguat stek stek besi beton 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
f. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah dua melebihi 5%. Bata yang patah
lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
g. Pasangan bata ringan untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish setebal 13,5 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

5. Contoh Bahan
a. Sebelum kontraktor melakukan pekerjaan pasangan, kontraktor harus memberikan contoh-

56│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

contoh material: bata ringan dan pasir untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana,
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat gudang penyimpanan contoh-contoh bahan material yang
telah disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

6. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain bata merah, pasir, dan air, bahan-bahan yang dikirim ke site dalam keadaaan tertutup
atau dalam kantong-kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan harus diletakkan di tempat yang
kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan
selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak Kontraktor harus
menggantinya.

7. Pengujian Kualitas Pekerjaan


a. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut syarat-syarat teknis maupun dari pabrik
ataupun dari uraian di atas.
b. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor. Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas
danKonsultan Perencana berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
c. Dalam hal pengujian yang dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya
pengujian/pengulangan pengujian adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.


a. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan yang lain.
b. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

B. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
2) Lingkup pekerjaan ini meliputi Pengadaan dan pemasangan kolom praktis dan balok latei untuk
pasangan dinding bata, Lantai kerja dan komponen beton lain-lain yang ditunjukkan pada
gambar seperti bak tanaman.

Bahan-Bahan Untuk Adukan Beton


1) Ketentuan-ketentuan mengikuti ketentuan bahan untuk bahan beton bertulang pada pekerjaan
struktur.
2) Penyimpanan/penimbunan pasir dan split harus dipisahkan satu dengan yang lain hingga dapat
dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat. Air yang digunakan

57│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Kualitas Pekerjaan
Kualitas beton yang digunakan adalah minimal fc’ 10 MPa dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang SNI 2847 2019.
2) Pembesian
Pembuatan tulangan untuk batang batang yang lurus atau dibengkokkan, sambungan dan kait-kait
dan pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada SNI
2052 2017.
3) Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2847 2019.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
4) Pengecoran Beton
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen takaran untuk semen, pasir dan split harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton
cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang split
yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
5) Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/diperlukan
dalam gambar.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan perkuatan cukup kokoh dan dijamin
tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya rata, bebas dari kotoran kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan diteliti
terlebih dahulu acuna/bekistingnya dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Tiang-tiang acuan di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan, tiang-tiang
tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari kayu dolken Ø 8 –10 cm atau kayu kasau
5/7.
Tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara menyilang.
Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantuan dalam SNI 2847
2019.

58│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

PASAL 3
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Berapen
2) Plesteran
3) Plesteran kedap air
4) Plesteran halus/aci halus
5) dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja
6) Pekerjaan Plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata baru, permukaan
pasangan bata lama (sambungan) serta permukaan beton yang terlihat, dinyatakan tampak
ataupun yang diperlukan untuk difinish.

B. Persyaratan Bahan
Bahan plester ini adalah mortar instan dan air.
Bentuk : Powder
Warna : Abu-abu muda
Perekat : Semen Portland
Agregat : Pasir silika dengan butir maksimum 1.2 mm
Bahan pengisi (filler) :Guna meningkatkan kepadatan serta mengurangi porositas
bahan adukan.
Bahan tambah (additive) : Bahan larut air guna meningkatkan kelecakan (konsistensi),
daya rekat dan keawetan (durability).
Kebutuhan air : 6.5 - 7 liter / sak 40 kg
Kepadatan (density) ASTM C 185 :
Kering = 1,70 kg/liter
Basah = 1,85 kg/liter
Compressive strength = ASTM C109 : > 8,0 N/mm
Daya sebar 1.6 m2 2.4 m2 40 sak 10 – 15 mm untuk permukaan yang ratavariasi tergantung bentuk
& kerataan permukaan

C. Syarat-syarat Pelaksanaan:
1) Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis pertama dapat
dikerjakan. Plesteran kedua berupa acian semen instant.
2) Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm.
3) Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus, pada dasarnya
plesteran lapis pertama adalah campurannya sama dengan adukan untuk pasangan. Jika
plesteran merupakan sambungan dari plesteran lama, maka kualitas campurannya harus
lebih baik dari campuran pasangan batanya.
4) Untuk bidang yang kedap air pasangan dinding yang berhubungan dengan udara luar, dan
semua pasangan dinding 30 cm dari permukaan lantai dan 180 cm dari permukaan lantai
untuk kamar mandi, wc /toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan kedap air.
5) Untuk permukaan datar, harus mempunyai toleransi lengkung/cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk jarak setiap 2 m2., jika melebihi, Kontraktor harus memperbaiki
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
6) Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus,

59│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk
diperbaiki oleh Kontraktor.
7) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak
secara-tiba tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat.
8) Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus
selalu menyiram dengan air sekurang kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.
9) Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai hasilnya
dinyatakan diterima oleh Direksi/Perencana.
10) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 minggu
11) Khusus untuk dinding pasangan batu bata atau concrate block pada peturasan, sebelum
pelaksanaan pekerjan aduk plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air
setinggi 40 cm dari peil finish lantai yang bersangkutan.
12) Untuk perbaikan bekas bobokkan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.

PASAL 4
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

A. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik.
2) Pekerjaan lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar/
ditunjukkan dalam daftar finishing material atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan bahan
1) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan:
i. SNI 03-4062:1996 tentang Spesifikasi Ubin Lantai Keramik Berglazir
ii. SNI13006:2010 tentang Spesifikasi Ubin Keramik
2) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang, terleih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.
3) Jenis Penutup Lantai : Keramik
Produk : Asia Tile/ Masterina / Platinum
Kualitas : Kualitas 1, Grade A
Adukan pengisi siar dan nat memakai produk AM, Warna ditentukan kemudian.

Ukuran Finish Permukaan Lokasi Penggunaan

Flooring Warna abu semen Atau Area Pemilah Produksi

Ruang Kantor
Rocktile/structured
30 x 30 cm Ruang Pencatat
Warna terang Polos
Toilet

60│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

4) Jenis Penutup Lantai : Floor semen base ( Acian Lantai )


Bahan plester ini adalah mortar instan dan air.
Bentuk : Powder
Warna : Abu-abu muda
Perekat : Semen Portland
Agregat : Pasir silika dengan butir maksimum 1.2 mm
Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangi porositas bahan adukan.
Bahan tambah (additive) : Bahan larut air guna meningkatkan kelecakan
(konsistensi), daya rekat dan keawetan (durability).
Kebutuhan air : 6.5 - 7 liter / sak 40 kg
Kepadatan (density) ASTM C 185 :
Kering = 1,70 kg/liter
Basah = 1,85 kg/liter
Compressive strength = ASTM C109 : > 8,0 N/mm
Daya sebar 1.6 m2 2.4 m2 40 sak 10 – 15 mm untuk permukaan yang ratavariasi
tergantung bentuk & kerataan permukaan

C. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pemasangan menggunakan pasta/ semen AM/ MU setara dan harus dilaksanakan sesuai instruksi
pabrik dengan persetujuan Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
2. Pemakaian pasta/ semen AM/ MU SK tidak boleh dicampurkan dengan semen biasa.
3. Sebelum dipasangan material harus diseleksi untuk ukuran warna yang sama dan mengikat air
sedikit saja.
4. Memotong material lantai tidak diizinkan berbentuk gerigi-gerigi, harus diratakan dan diasah agar
mendapatkan sisi yang rata, halus dan rapi.
5. Memasang lantai harus tegak lurus satu sama lain, siar-siar harus merupakan satu garis lurus dan
sekecil mungkin (dengan persetujuan Konsultan Pengawas) untuk diisi dengan semen khusus
setara AM.
6. Nad yang dikehendaki harus lurus, tidak lengkung, tidak retak, tahan terhadap air, chloride, jamur
lumut.
7. Bahan yang dipakai harus disetujui Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
dan pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut dengan persetujuan
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan
cadangan bahan kepada Pemberi Tugas sebanyak 2% dari bahan cadangan.
8. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong yang masih disegel
dan berlebel dari pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.
9. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik terlindung dan bersih. Pemborong
bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama
pelaksanaan.
10. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang. Pemborong harus
menggantinya dengan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas atas biaya
Pemborong.Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara kering. Tidak dibenarkan
menyiram air semen ke permukaannya.
11. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu ubin

61│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

keramik dipasang.
12. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja/ Shop Drawing atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Perencana.
13. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong khusus
sesuai dengan petunjuk pabrik.
14. Hasil akhir yang dikehendaki adalah Pasangan Lantai yang dipasang harus sesuai contoh yang
sudah disetujui Konsultan Pengawas. Permukaan dinding harus rata, tidak bergelombang dan
tidak menonjol.Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 M2.
15. Garis garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar siar harus lurus. Lebar siar harus sama
yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
16. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar
didapatkan hasil yang baik
17. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan atau
pemberian beban

D. Pengujian Kualitas Pekerjaan


1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pemborong diwajibkan memberikan pada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas “Certificate Test” bahan homogenous tile dan keramik dari produsen
atau pabrik.
2. Bila tidak ada Certificate Test, maka Pemborong harus melakukan pengujian atas bahan di
Laboratorium, yang akan ditunjuk kemudian.
3. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan pada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
secepatnya.
4. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung jawab
Pemborong.

E. Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan


1. Bahan yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah pemasangan.
2. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
kualitas pekerjaan.
3. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baku, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

F. Contoh Bahan
1. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh semua material, untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor ke site.
3. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di
Direksi Keet.

G. Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


1. Selain pasir dan air, yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup, atau kantong yang masih disegel
dan berlabel dari pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.

62│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

2. Bahan-bahan diletakkan di tempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih. Bahan
keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 X 24 jam setelah pemasangan
3. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
kualitas pekerjaan.

PASAL 5
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND + PENUTUP PLAFOND

A. Lingkup Pekerjaan
o Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat
bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
o Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafon, penutup plafon beserta aksesorisnya serta
penempatan lubang- lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
o Plafon Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board) untuk ruangan dalam gedung yaitu Rg. Kantor, Rg.
Pencatat dan Rg. Kamar Mandi (Toilet).
o Plafon Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board) pada bagian luar bangunan

B. Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
▪ Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
▪ Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan,
dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
c. Ketidaksesuaian.
▪ Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
▪ Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak sesuai
yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang
sesuai
▪ Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
dan tanpa tambahan waktu.

C. Syarat- Syarat Bahan


o Semua rangka plafon menggunakan besi hollow galvanis uk 4/4 cm tebal 2 mm.
o Untuk penutup plafon dalam ruangan, menggunakan papan Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board)
tebal 6 mm 1200x2400, yang setara dengan Kalsiboard, GRC Board dan lainnya.
o Plafon Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board) bagian luar bangunan beserta accesoriesnya setara
Sunda plafon.
o Komponen pengikat (paku, sekrup, angkur) disesuaikan dengan rekomendasi pabrik pembuat
rangka dan panel plafond.
o Komponen penutup dan perekat menggunakan sealtape dan kompon / dempul khusus.

63│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

D. Pelaksanaan Pekerjaan
o Dalam pemasangan plafond Kontraktor telah mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaan lain yang bergabung dalam kegiatan ini (misalnya; elektrikal/ titip lampu, mekanikal,
Plumbing dan lain sebagainya).
o Sebelum memulai pemasangan plafond, Kontraktor harus memeriksa rangka plafond agar benar-
benar sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki dan ukuran-ukuran sesuai dengan gambar.
o Semua bagian-bagian rangka plafond harus menyambung dengan seksama dan secara keseluruhan
membentuk struktur yang kokoh. Adapun jarak rangka plafon adalah 60 cm x 120 cm.
o Untuk menjaga rangka langit-langit dari lendutan, setiap luas 6 m² minimal harus dipasang
besi/batang penggantung yang telah disediakan untuk maksud itu. Balok rangka langit-langit yang
lekat ke tembok harus diperkuat dengan baut/angker yang ditanam dalam tembok/beton.Hasil
pemasangan harus merupakan bidang yang rata, tidak melengkung dan tidak bergerak/ bergoyang.
o Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata sesuai dengan petunjuk pabriknya.
o Lembaran Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board) flat dipasang pada rangka plafond dengan kuat,
baik dan rata.
o Sambungan antara panel-panel Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board) ditutup dengan sealtape yang
khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian didempul hingga halus, demikian pula lubang-
lubang bekas baut ditutup dengan dempul hingga halus dan rata, lalu diamplas sehingga tidak
terlihat sambuangan diantara sudut – sudut Fiber Semen (Kalsiboard/GRC Board), setelah itu
dilakukan pengecatan plafon tersebut.
o Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman dan harus dilaksanakan
sesuai pekerjaan pabriknya.

PASAL 6
PEKERJAAN PENGECATAN

A. PENGECATAN BESI

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan besi/baja pada rangka baja
pendopo dan rangka atap MCK juga pada bagian yang nampak serta pada seluruh detail yang
disebut/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

Persyaratan Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produk ICI atau Danapaints atau produk lain yang
setara.
b. Primer : 1 lapis Quick Drying metal
c. Primer Chromate A 540-49020 setebat 50 micron, interval 8 jam.
d. Undercoat : 1 lapis Dulux Undercoat A543-101 setebal 35 micron, interval 6 jam.
e. Cat akhir : 2 lapis Dulux Super Gloss A 365 setebal 2 x 30 micron, interval 16.
f. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.
g. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 06-4827:1998 -
Spesifikasi Campuran Cat Siap Pakai Berbahan Dasar Minyak. serta mengikuti ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
h. Warna akan ditentukan kemudian.

64│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Proses pengerjaan pengecatan harus mengacu pada SNI 03-2408:1991 - Tata Cara Pengecatan
Logam.
b. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-
pecah).
c. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas besi dan setelah
memenuhi persyaratannya berulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan
Direksi dan Pengawas.
d. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.
e. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran- kotoran lain yang dapat
merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan kering.
f. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi dan PENGAWAS serta pekerjaan
instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
g. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/mengirimkan contoh
bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada Direksi Pengawas selanjutnya akan diputuskan jenis
bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
h. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
i. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/penerimaan bahan
yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
j. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendaparkan
persetujuan Direksi dan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
k. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
l. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
m. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
n. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna.
o. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain memperoleh permukaan yang halus, rata dan
bersih juga harus bebas dari karat.
p. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.
q. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan atau sesuai persyaratan
yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
r. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata
dan sama tebal.
s. Topcoat dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapat persetujuan
Direksi dan Pengawas.
t. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan spray.
u. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

65│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

B. PENGECATAN PLAFOND GYPSUM


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan Plafond gypsum yang nampak
serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.

C. Persyaratan Bahan
a. Merk : Vinilex/ Catylac/Avitex
b. Tebal lapisan : setebal 3 x 30 micron, dengan interval 2 jam,
c. Warna : Putih
d. Standar : Cat tembok emulsi (SNI 3564:2000)

D. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu dan sesuai dengan Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok
Dengan Cat Emulsi SNI (03-2410-1994)
b. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat, (retak, lubang dan pecah-
pecah).
c. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pada bidang pengecatan.
Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat
merusak atau mengurangi kualitas pengecatan.
d. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
e. Contoh bahan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, dipakai sebagai standard dari pemeriksaan/menerima bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke tempat pekerjaan.
f. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh
pabrik yang bersangkutan.
g. Hasil pekerjaan harus baik, warna harus merata, tidak terdapat noda- noda pada permukaan
pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
h. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
i. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama kualitasnya tanpa adanya tambahan biaya.
j. Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman seperti yang
disyaratkan dari pabrik, sehingga dapat tercapainya kualitas pekerjaan yang baik.

E. PENGECATAN DINDING
Lingkup Pekerjaan
a. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

F. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk ICI atau Danapaints atau setara.
b. Cat dinding luar/exterior:

66│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

c. Primer :1 lapis Dulux Alkali Resisting Primer, A 931-1050 interval 2 jam.


d. Undercoat :1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2jam
e. Cat akhir untuk exterior :2 lapis Dulux Weathershield, Jotashield, Nippon waterbond setebal 2 x 30
micron, interval 2 jam, semua lapis sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
f. Cat dinding dalam/interior:
g. Cat akhir untuk interior:2 lapis Vinilex, Catylak, Avitex setebal 2 x 30 micron, dengan interval 2 jam,
semua lapis sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
h. Cat akhir untuk interior: 2 lapis setebal 2 x 30 micron, dengan interval 2 jam, semua lapissehingga
dicapai permukaan yang meratadan sama tebal.
i. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan yang berlaku.

G. Syarat – syarat pelaksanaan PENGECATAN TEMBOK BARU


a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-
pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran- kotoran lain yang dapat
merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari
produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas serta pekerjaan
instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan/mengirimkan contoh
bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi Pengawas, selanjutnya akan diputuskan
jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/penerimaan bahan
yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna.

67│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM dan KUSEN BESI HOLLOW 40.100

A. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan pelalatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
b. Seluruh kusen dan rangka pintu/jendela alumunium serta seluruh detail yang
disebutkan/dltunjukan dalamgambar serta shop drawing dari Kontraktor yang disetujui Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
a. Bahan kusen 1 menggunakan profil alumunium ex. Alexindo atau setara dengan finish color
powder coating, untuk Ruang Kantor dan Ruang Pencatat.
b. Ukuran profil : Untuk kusen jendela, lebar 101 mm ( 4” )
c. Tebal : 45 mm dengan ketebal aluminium 1,5 mm.
d. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
e. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya .
f. Bahan kusen 2 menggunakan profil besi Hollow 40.100, finish Cat menie besi.
g. Ukuran Profil : 40 x 100
h. Tebal profil : 2mm
i. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hari dan terhadap tekanan air 15kg/m2 yang
harus disertai hasil tes.
j. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi
ukuran , ketebalan , kesikuan, kelengkungan dan pewamaan yang dipersyaralkan.
k. Unluk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi wama profil-profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pinlu dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi wamanya sehingga dalam tiap unit di dapalkan wama yang sama.
l. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang lelah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
i. untuk tinggi dan lebar 1 mm.
ii. untuk diagonal 2 mm.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar- gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk
sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
b. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu
shop drawing dengan pelunjuk Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya.

68│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

e. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa manyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
f. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
g. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus
cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
h. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal minimal 2 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
i. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat! stainles steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus
ditutup oleh sealant.
j. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan kemungkinan sebagai berikut :
i. Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
ii. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan dapat dipasang door closer.
iii. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
iv. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
k. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan kontak dengan
besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan
chromium untuk menghindari kontak korosi.
l. Toleransi pemasangan kosen aluminium di satu sisi dinding adalah 10. 25 mm yang kemudian diisi
dengan beton ringan/grout.
m. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kosen
terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubanqan dinding) yang melekat pada ambang
bawah dan atas harus waterpass.
n. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoron udara terutama pada ruang yang dikondisikan
hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
o. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air
dan suara.
p. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PASAL 8
PEKERJAAN DAUN PINTU

A. DAUN PINTU ALUMUNIUM


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Jika disebutkan di dalam BQ dengan keterangan komplit maka pekerjaan ini meliputi pekerjaan
kusen, engsel daun pintu, kunci dan handle, dan finisihing &aksesories lainnya, dengan kondisi
terpasang. Dan jika hanya disebutkan di dalam BQ adalah daun pintu, maka pekerjaan ini melupti
daun pintu alumunium saja.

Persyaratan Bahan

69│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

a. Frame pintu menggunakan profile aluminium yang berstandar internasional dengan alloy
A6063TS.
b. Bingkai daun pintu dilapisi rebounded sebagai anti kedap suara, sehingga mengurangi suara
kebisingan dan benturan.
c. Daun pintu terbuat dari sheet aluminium AA3105 H18 tahan karat, anti rayap dan anti jamur
d. Daun pintu terbuat dari 2 sisi aluminium embossed sheet yang didalamnya diinjeksi dengan rigid
polyurethane (PU) yang berfungsi sebagai penguat dan kedap suara.
e. Kusen pintu dilengkapi dengan karet gasket berkualitas tinggi yang dirancang khusus untuk
melindungi gesekan pintu dan mengatasi suara benturan pintu.
f. Hendle set berbahan stainless steel yang melawan efek korosi dan air garam dan eksposur kimia.
g. Produk pintu alumunium adalah : Mahottama / Alexindo

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti gambar - gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penempatan bahan - bahan pintu di tempat pekerjaan harus di
tempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-Iubang
atau cacat bekas penyetelan,
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan, tanpa meninggalkan
bekas cacat pada permukaan rangka yang tampak. Untuk daun pintu/jendeJa kaca setelah
dipasang harus rata, dan semua peralatan dapat ber fungsi dengan baik.

B. DAUN PINTU PVC


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Jika disebutkan di dalam BQ dengan keterangan komplit maka pekerjaan ini meliputi pekerjaan
kusen, engsel daun pintu, kunci dan handle, dan finisihing &aksesories lainnya, dengan kondisi
terpasang. Dan jika hanya disebutkan di dalam BQ adalah daun pintu, maka pekerjaan ini melupti
daun pintu alumunium saja.

Persyaratan Bahan
a. Tebal Penampang daun dan Kusen : 2,3 mm
b. Handle : Bulat Dumont Steinless steel include 3 anak kunci
c. Engsel : Stainless steel
d. Coating : UV Protection (Pelindung Khusus)
e. Usia Pemakaian : > 5 Tahun
f. Kemampuan Menahan Beban : s/d 150 Kg
g. Ukuran : sesuai Gambar
h. Warna : Coklat
i. Kelengkapan :1 set Handle + engsel Pintu
j. Bukaan : Kanan

70│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

k. Produk pintu alumunium adalah : Platinum / JBS / Fortress

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti gambar - gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penempatan bahan - bahan pintu di tempat pekerjaan harus di
tempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Pada saat membuat openingan tempat pintu pada dinding harus benar- benar diperhatikan dan
dipastikan ukuran pintu yang akan dipasang
d. Cek dahulu berapa Ukuran Daun Pintu PVC yang akan dipasang dan berapa lebar openingan yang
disyaratkan oleh pabrikan.
e. Saat membuat openingan pintu sebaiknya ada 1 unit pintu yang digunakan sebagai acuan atau mal
untuk memastikannya dengan cara meletakkan daun pintu pada posisi yang akan dipasang.
f. Cek Lebar dan Tinggi daun pintu PVC apakah telah mempunyai space/jarak yang cukup dengan
openingan.
g. Jarak/space ini sebaiknya pas (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil), semoga Daun Pintu
nantinya sanggup gampang dibuka-tutup.
h. Kalau Space/Jaraknya terlalu sempit atau rapat dengan Openingan (daun pintu PVC kebesaran),
sebaiknya Daun Pintu PVC tersebut tidak dipasang dan diperbaiki dahulu openingannya.
i. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-Iubang
atau cacat bekas penyetelan,
j. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan, tanpa meninggalkan
bekas cacat pada permukaan rangka yang tampak. Untuk daun pintu/jendeJa kaca setelah
dipasang harus rata, dan semua peralatan dapat ber fungsi dengan baik.

C. DAUN PINTU HARMONIKA


Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Jika disebutkan di dalam BQ dengan keterangan komplit maka pekerjaan ini meliputi pekerjaan
kusen, engsel daun pintu, kunci dan handle, dan finisihing &aksesories lainnya, dengan kondisi
terpasang. Dan jika hanya disebutkan di dalam BQ adalah daun pintu, maka pekerjaan ini melupti
daun pintu alumunium saja.

Persyaratan Bahan
a. Frame Besi Hollow 40.40.2, Finish Cat menie besi
b. Frame menggunakan Profil besi : Hollow 40.40.2
c. Isian daun pintu : Kawat Harmonika lapis PVC 3mm lubang 5cm
d. Handle : Besi
e. Slot pengunci : Besi dengan type pengaman gembok
f. Engsel : Besi
g. Finish : Cat menie besi warna menyesuaikan (ditentukan kemudian)
h. Usia Pemakaian : > 5 Tahun

71│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

i. Kemampuan Menahan Beban : s/d 150 Kg


j. Ukuran : sesuai Gambar
k. Kelengkapan : 1 set Handle + engsel Pintu
l. Bukaan : Kanan
m. Produk pintu alumunium adalah : Pabrikasi On Site

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti gambar - gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penempatan bahan - bahan pintu di tempat pekerjaan harus di
tempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Pada saat membuat openingan tempat pintu pada dinding harus benar- benar diperhatikan dan
dipastikan ukuran pintu yang akan dipasang
d. Cek dahulu berapa Ukuran Daun Pintu Harmonika yang akan dipasang dan berapa lebar openingan
yang disyaratkan oleh pabrikan.
e. Saat membuat openingan pintu sebaiknya ada 1 unit pintu yang digunakan sebagai acuan atau mal
untuk memastikannya dengan cara meletakkan daun pintu pada posisi yang akan dipasang.
f. Cek Lebar dan Tinggi daun pintu Harmonika apakah telah mempunyai space/jarak yang cukup
dengan openingan.
g. Jarak/space ini sebaiknya pas (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil), semoga Daun Pintu
nantinya sanggup gampang dibuka-tutup.
h. Kalau Space/Jaraknya terlalu sempit atau rapat dengan Openingan (daun pintu Harmonika
kebesaran), sebaiknya Daun Pintu Harmonika tersebut tidak dipasang dan diperbaiki dahulu
openingannya.
i. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-Iubang
atau cacat bekas penyetelan,
j. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan, tanpa meninggalkan
bekas cacat pada permukaan rangka yang tampak. Untuk daun pintu/jendeJa kaca setelah
dipasang harus rata, dan semua peralatan dapat ber fungsi dengan baik.

PASAL 9
PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM

A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapal tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan daun jendela kaca rangka alumunium meliputi seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam gambar yang disetujui Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

B. Persyaratan Bahan
1. Rangka pintu dan jendela :
2. Menggunakan profil alumunium produk Alexindo atau setara dengan finish powder coating putih yang
disetujui Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

72│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

C. Bahan panel:
A. Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam negeri ex Asahi Mas atau setara, mutu AA, dan
yang memenuhi persyaratan dalamSNI 15-0047:2005 tentang Spesifikasi Kaca Lembaran.
B. Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang dinyatakan gambar) tebal minimum 6 mm untuk
bagian dalam (interior) dan tebal 8 mm untuk bagian luar (exterior) yang disetujui Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

D. Accessories:
1. Segala peralatan pelengkap ( sekrup, angkur) harus digalvanis, atau sesuai yang disyaratkan dari pabrik
yang bersangkutan.

E. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan untuk meneliti gambar - gambar yang ada
dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout I
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan - bahan pintu di tempat pekerjaan harus di
tempatkan pada ruang I tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus di perhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat lain agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-Iubang atau cacat
bekas penyetelan, Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan, tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan rangka yang tampak. Untuk daun pintu/jendeJa kaca
setelah dipasang harus rata, dan semua peralatan dapat ber fungsi dengan baik.

PASAL 10
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

A. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang
dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di sebutkan/ditentukan
dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan
warnanya serta dari bahan-bahan yang telah setujui Konsultan Perencana, Pemberi Tugas
danKonsultan Pengawas.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

C. Perlengkapan daun pintu :


a. Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu tunggal dan x 3 buah untuk pintu
double, pada daun jendela menggunakan casement minimum di pasang 2 buah setiap daunnya,
dari produk yang sudah ditentukan di dalam persyaratan ini atau ditentukan lain dan disetujui
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas danKonsultan Pengawas.

73│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

b. Material dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama dengan bahan
engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
c. Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ ditentukan dalam gambar, di pasang
peralatan - peralatan dari SNI, yang setara, yaitu :
i. Pintu 1 daun menggunakan pintu alumunium dengan acsesories:
ii. Engsel : ukuran 4 inch, Dorma / Geze
iii. Handle : Paloma / Kend
iv. Kunci : Paloma / Kend
v. Jendela dengan bukaan jungkit menggunakan accessories
vi. Casement : Paloma / Kend
vii. Gerendel : Paloma / Kend
viii. rambuncis : Paloma / Kend

D. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/ spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
c. Apabila dianggap perlu, Direksi Konsultan Pengawas dapat meminta mengadakan tes-tes
laboratorium yang di lakukan terhadap contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.
d. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
e. Engsel atas di pasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah di
pasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-
tengah antara kedua engsel tersebut.
f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
g. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada
kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.
h. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, di atur sedemikian rupa sehingga
pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
i. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan
type seperti yang telah di syaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan
sekrup dan nylon plug.
j. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama.
k. Penarik pintu ( handle) dipasang 100 cm ( as ) dari permukaan lantai setempat atau sesuai gambar
dan disetujui Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
l. Posisi 'lock' dan 'latch' harus di ajukan oleh kepada Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 11
PEKERJAAN ALAT – ALAT SANITAIR

A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempuma.
b. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada Kamar Mandi dan toilet, serta ruang lain yang dinyatakan/
ditunjukkan pada gambar dan disetujui.

74│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

B. Persyaratan Bahan
a. Kamar mandi dan Toilet yang ditunjuk pada gambar menggunakan spesifikasi sebagai berikut:
b. Closed Jongkok : setara CW 7 ex INA, Atau yang setara.
c. Floor drain : Cast iron 4 inch ex Antasan, SNI, Atau yang setara.
d. Kran dinding : ex Onda, Atau yang setara.
e. Zink : 1 lubang Stainless steel, setara ex ROYAL SB 21 sayap ukuran
sekitar 100 cm x 50 cm x 16 cm
f. Kran Zink : ex Onda, Atau yang setara.
g. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
h. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang
telah di sediakan oleh pabrik.
i. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada beserta persyaratan I ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak di setujui harus di ganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran I penggantian bahanpengganti harus disetujui
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar- gambar yang ada dan kondisi
dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail
sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan gambar spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas untuk klarifikasi spesifikasi.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di
tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.
g. Kontraktor wajib memperbaiki, mengulangi, mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas.
h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempuma, rapi dan lancar
dipergunakannya.

75│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

PASAL 12
PEKERJAAN PAVING BLOCK

A. Lingkup Pekerjaan.
1) Menyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi :
i. Urugan pasir/abu batu dan pemadatannya.
ii. Pasangan Paving Block beserta pasangan – pasangan pengunci
iii. Pasangan kansteen.
3) Lokasi pemasangan paving adalah seperti yang ditunjukkan di dalam gambar kerja, yaitu
meliputi area halaman dan jalan akses ke bangunan.

B. Persyaratan Bahan
1) Paving Block ukuran 24 cm x 30 cm tebal 8 cm, untuk jalan atau halaman. Dengan type
sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2. Semua
pavers adalah kualitas satu.
2) Tidak dibolehkan unit paving block yang pecah, retak, lobang, berubah warna dan cacat
lainnya yang mungkin kelihatan atau menyebabkan pekerjaan yang terpasang menjadi
bernoda.
3) Pemotongan unit pavers harus dengan peralatan gergaji mesin untuk mendapatkan
pinggiran yang bersih, tajam dan tidak pecah.Memotong dengan palu tidak disetujui.
4) Pola sambungan : Sesuai yang ditunjuk di gambar.
5) Border atau pengunci pasangan paving menggunakan beton dengan ukuran sesuai dengan
gambar rencana.
6) Kontraktor harus menyampaikan contoh paving block yang akan digunakan lengkap dengan
sertifikat uji material kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum dipasang paving block, lapisan dasar harus sudah dipadatkan secara merata dan
sesaui standar jika diperlukan dilakukan uji kepadatan yang menunjukkan nilai CBR 95%.
2) Lapis diatas tanah dasar adalah lapisan sirtu dipadatkan.
3) Lapis perataan dengan abu batu sampai ketebalan 50 mm - 70 mm.
4) Paving Block dipasang berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai dengan gambar
di atas lapisan abu batu/bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan.
5) Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus
dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan benang snar pada 2 arah yang
saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block
6) Pasangan paving block dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm
7) Permukaan perkerasan dengan paving blok harus mempunyai kemiringan minimal 2% ke
arah titik tangkap air ataupun saluran drainase sehingga air hujan cepat mengalir ke titik –
itik tersebut dan tidak menggenang di permukaan paving.
8) Kemiringan permukaan pasangan paving harus selalu dikontrol sehingga besarnya
kemiringan dan arah kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
9) Pemadatan pasangan paving block menggunakan vibrator plat almplitude rendah

76│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

berkemampuan 1500 - 2500 kg kekuatan pemadatan. dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali


bolak-balik. Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut :
10) Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
11) Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
12) Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
13) Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan perataan. Sapu dan
getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul- betul terisi penuh, kemudian
singkirkan pasir yang lebih.
14) Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera
diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.
15) Pejalan kaki boleh menggunakan jalan paving block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebaiknya setelah sambungan atau celah antar block
terisi pasir dan dipadatkan.

PASAL 12

PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal ini, terdiri dari penyediaan bahan, tenaga ahli,
perlengkapan bantu lainnya yang diperlukan serta pelaksanaan pekerjaan yang
berhubungan dengan pembuatan pagar.
2) Tempat pelaksanaan pekerjaan pagar pembatas sisi udara ataupun sisi darat sebagaimana
yang tertera dalam gambar layout.
3) Halaman tanah dan pengukuran diserahkan pada pelaksana pemborong dalam keadaan
sesuai pada saat Pemberi Tugas menyerahkan.

2. Ukuran Tinggi Pagar


1) Ukuran duga (peil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, pemborong wajib
memeriksa semua ukuran ini dalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan
gambar.
2) Apabila terdapat perbedaan ukuran maka pemborong wajib menanyakan pada Pemberi
Tugas.
3) Penentuan semua ukuran harus digunakan pesawat theodolit dan setelah ditentukan harus
disahkan secara tertulis dimuka Pemberi Tugas oleh Pengawas Pekerjaan.

3. Pekerjaan Tanah
1) Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain adalah bagian dari pekerjaan
tanah ini.
2) Untuk galian pondasi disesuaikan dengan gambar yang telah disetujui, dan lubang galian
pondasi harus cukup lebar, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu.
3) Apabila galian dasar pondasi terdapat akar-akar atau tanah masih lunak, maka harus digali
sampai memenuhi syarat tanah yang cukup baik.
4) Dibawah pasangan pondasi (anstamping) diberi lapisan pasir padat setebal 10 cm.

77│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
ARSITEKTUR

4. Material Yang Digunakan Untuk Pagar


1) Pagar Harmonika
Pagar terbuat dari tiang besi dan kawat harmonika yang digalvanish dengan ukuran sesuai
gambar. Mutu baja tulangan/ baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan test
laboratorium. Setiap hubungan antara besi di las / di sekrup dengan baut. Sedangkan
hubungan tiang besi dan kawat harmonika dapat disekrup / diikat / diklaim dengan kawat
baja / sekrup.
Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum pekerjaan
dilaksanakan dan harus di meni dulu sebelum dipasang.
2) Pagar BRC
Pagar terbuat dari tiang besi galvanish yang di galvanish dengan ukuran sesuai gambar.
Mutu baja yang digunakan harus dapat dibuktikan dengan test laboratorium. Setiap
hubungan antara besi disekrup dengan baut, sedangkan hubungan tiang besi dan BRC
dapat disekrup / diklaim dengan plat baja / sekrup.
Bahan harus dalam keadaan bagus dan tidak boleh karat-karat sebelum pekerjaan
dilaksanakan dan harus ditest sebelum dipasang.
Diameter BRC kawat minimal : 6 mm
Jarak wire mesh : 8 – 10 cm
Tinggi minimum BRC : 1900 mm
Panjang BRC : 2400 mm
BRC jenis hot dip galvanised (Bristish Standard 443 1982) dan produksi pabrik (mesin).
Typical coat galvanized minimal 60 micron, life time 10 th (minimum).
Tiang pagar panjang 2600 mm diameter 2” Hot Dipped Galvanized.

78│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PENJELASAN UMUM.

A. LINGKUP PEKERJAAN
URAIAN PROYEK
a. Pekerjaan elektrikal di dalam spesifikasi teknis ini meliputi semua pekerjaan elektrikal

B. PENJELASAN
a. Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud pada Pelaksanaan Pekerjaan ini meliputi :
i. Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna
sesuai Gambar Perencanaan dan Spesifikasi Teknis.
ii. Gambar-gambar, spesifikasi dan bill of quantity adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat
mengikat.
iii. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh Penyedia
instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-
pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut
terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas instalatir kelas tertinggi (D)
yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan atau memiliki surat penetapan
penanggung jawab teknik (SP-PST) dan Sertifikat Keahlian /SKA dari AKLI yang masih
berlaku.
iv. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi Listrik
di Indonesia edisi terakhir tahun 2011 (PUIL) dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk
dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode
lainnya yang diakui seperti IEC, VDE/DIN, AS, BS dan lainnya.
v. Penyedia harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil dari
perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu
diperlukan. MK dapat meminta pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak
mampu.

C. SYARAT - SYARAT UMUM.


a. Umum
1) Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat- syarat umum.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun peralatan yang diperlukan
agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
c. Penyedia harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

D. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu Penyediaan pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan Comisioning
disesuaikan dengan master skedul secara keseluruhan, Perapian dan Testing simulasi , Loading Test
dan Test commissioning.

79│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

E. Material
Penyedia harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah:
a. Baru
b. Bebas dari cacat / bahan yang rusak ,
c. Bebas dari barang rekondisi,
d. Bebas dari pekerjaan kualitas buruk
e. dan menjamin terhadap kualitas sesuai dengan tujuan spesifikasi. Setiap material atau peralatan
yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu
secepatnya yang akan ditentukan lebih lanjut oleh PPK/PPTK/Konsultan Pengawas /Konsultan
Perencana seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/ peralatan menjadi
tanggungan/ beban Penyedia.
F. Gambar-gambar.
a. Gambar-gambar perencanaan tidak menunjukan semua accessories dan fixture secara terperinci.
Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Penyedia, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi di Lapangan. Gambar-gambar
arsitektur dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail
"finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail ( shop
drawing ) yang harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Setiap shop drawing yang diajukan Penyedia untuk disetujui Konsultan Pengawas, dianggap
bahwa Penyedia telah mempelajari situasi dan telah mengadakan kordinasi dengan pekerjaan
lainnya.
d. Penyedia harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar dalam bentuk : 1. Soft Copy ( Flasdisk ) dan 2. Hard Copy 3 (tiga ) set sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) As built drawings harus diserahkan segera
setelah selesai pekerjaan.
G. Koordinasi.
a. Penyedia pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Penyedia bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi
/ menghambat pekerjaan lainnya.

H. Daftar Bahan dan Contoh.


Pada waktu mengajukan penawaran Penyedia harus melampirkan " Daftar Material " yang lebih
terperinci dari semua bahan yang akan dipasang untuk proyek ini, sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi harus disebutkan pabrik, merek, manufacture, type lengkap dengan brosur/katalog.
Ketentuan lain yang harus dipenuhi pada waktu penawaran harus dinyatakan :
a. Kapasitas peralatan.
b. Cara pemasangan.
c. Dimensi.
d. Peralatan yang ditawarkan harus diberi tanda.
Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang

80│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

kepada Konsultan Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia. Sebelum contoh bahan disetujui dengan konsultan
Pengawas, bahan tersebut tidak diizinkan untuk dipasang.
Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan harus
dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dikerjakan oleh orang-orang yang ahli.

I. Testing dan Commisioning.


a. Penyedia pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran - pengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan - persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Penyedia. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini sesuai yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan Penyedia.

J. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Pengganti.


a. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accosseries dan lain- lain yang disebut dan dipersyaratkan
didalam RKS, maka Penyedia wajib mengadakan sesuai dengan peralatan / merk tersebut diatas.
b. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan- ketentuan dari Perencana serta
Pemberi Tugas.

K. Perlindungan Pemilik.
a. Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Penyedia, Pemilik dijamin dan dibebaskan
dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
b. Pengujian dan Penerimaan
c. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang, telah
memenuhi ketentuan- ketentuan pengetesan dengan baik.
d. Penyedia harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang dipasang,
jika sudah ditest ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan- ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Konsultan
Pengawas.
e. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
f. Peralatan-peralatan utama harus digaransikan selama 1(satu) tahun terhitung dari Serah Terima
pertama.
g. Masa pemeliharaan untuk semua instalasi Arus kuat maupun Arus lemah sampai Serah terima kedua.

h. Selama masa pemeliharaan, Penyedia diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari
pada instalasi yang dipasang tanpa ada tambahan biaya.

i. Selama masa pemeliharaan tersebut, Penyedia harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan
bertanggung jawab atas seluruh instalasi yang dikerjakan.

j. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditanda tangani bersama oleh instalatur yang
melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Pengawas, serta dilampirkan sertifikat pengujian
yang sudah disahkan oleh Badan instansi yang berwenang.

k. Jika pada masa pemeliharaan tersebut, Penyedia instalasi ini tidak melaksanakan atau tidak memenuhi

81│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

teguran- teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa pemeliharaan maka
Kontsultan Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain
atas biaya dari Penyedia yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

l. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Penyedia harus mendidik dan melatih karyawan / petugas yang
ditunjuk oleh pemberi tugas hingga memahami sistem instalasi dalam pengoperasian serta
pemeliharaan.

m. Selama masa pemeliharaan ini pelaksaan pemeliharaan serta pemeriksaan routine harus dilaksanakan
tidak kurang dari setiap 2(dua) minggu sekali.

L. Laporan Pengetesan
Penyedia harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5(lima) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
c. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas pekerjaan
ini.

PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

A. U m u m
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan,
pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh
sistem elektrikal dapat beropersi dengan sempurna.

B. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :
a. Pengadaan, pemasangan Panel Pembagi Utama (Panel BOX MCB) Tegangan Rendah.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel TR lengkap dengan accessories lainnya.
c. Pekerjaan sistem Penerangan dan Stop Kontak, meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature lampu, dan stop kontak biasa.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, saklar hotel dan Grid Switch.
3) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta berbagai
accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksible
conduit, bands/elbouws,socket dan lain- lain.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.

C. Gambar-gambar Kerja.
1) Penyedia harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Dalam gambar kerja ini lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data
dan material-material yang dipakai.

82│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

3) Dalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat/peralatan
didalam sistem secara keseluruhan.
4) Bila dirasakan perlu adanya perubahan-perubahan ataupun penyimpangan-penyimpangan
dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan tanpa
merubah fungsi sistem, serta maksud dari sistem semula/sebenarnya dapatlah diajukan
dengan memberi alasan-alasan persetujuan yang tepat. Perubahan diatas harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi
pemilik.

D. Standard, Referensi dan Persyaratan.


Bahan yang digunakan Oleh Penyedia dan Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia harus mengikuti
Standar, Referensi dan persyaratan yang di muat dalam RKS ini yaitu adalah sesuai :
1. SNI 0225:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan
pekerja Listrik di tempat kerja.
3. SNI 04-7018:2004 tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
4. SNI 04-7019:2004 tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat Menggunakan Energi Tersimpan
(SPDDT)
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.023/PRT/1978 tentang Peraturan
Instalasi Listrik (PIL).
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 024/PRT/1978 tentang Syarat-syarat
Penyambungan Listrik (SPI).
7. Harus dilaksanakan oleh Penyedia yang memiliki Surat Izin PAS dari PLN yaitu Surat Pengesahan
Instalatir (SPI) dan Surat Izin Kerja (SIKA) minimum golongan C yang masih berlaku dan dapat
menunjukan bukti-bukti tanda daftar rekanan dalam bidang usaha listrik yang keluarkan oleh
instansi yang berwenang.
8. SNI IEC 60364- 7-701:2012 Instalasi listrik tegangan rendah-Bagian 7-701: Persyaratan untuk
instalasi khusus atau lokasilokasi berisi tempat mandi atau pancuran air.
9. IEC 60364-7-703 (2004-10) ed.2.0 Instalasi listrik bangunan-Bagian 7-703: Persyaratan untuk
instalasi khusus atau lokasi Ruangan dan kabin berisi pemanas sauna
10. IEC 60364-7-708 (2007-05) ed.2.0 Instalasi listrik tegangan rendah- Bagian 7-708: Persyaratan
untuk instalasi khusus atau lokasiTempat karavan, tempat berkemah dan tempat sejenisnya

E. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Penggantinya.


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta yang dipersyaratkan
ini, Penyedia wajib / harus menyediakan sesuai dengan peralatan yang disebut dengan persetujuan
perencana dengan syarat ada surat pernyataan resmi dari pabrik bahwa produk tersebut tidak
diprodukasi lagi ( discontineos ).

F. Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Penyedia. Pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

G. Proteksi.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
dijaga selalu dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung kabel dalam tanah yang menembus keluar
dinding pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat pada ujung-ujungnya dengan sealant untuk

83│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

mencegah masuknya air tanah dan ujung kabelnya harus ditutup rapat.

H. Pengecatan.
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan atau pemasangan
harus segera ditutup dengan dempul dan di cat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru
kembali.

I. Garansi.
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan mengalami dalam
pengetesan- pengetesan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat. Setelah
mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas

J. Tambahan.
Penyedia harus menyediakan peralatan tambahan (accesories) yang tidak ditunjukan dalam gambar dan
persyaratan teknis ini, tetapi perlu

PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

A. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis
ini maupun tambahan- tambahan lainnya.

B. Type Panel
1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Panel-panel yang dinmaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380 V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz
dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
3. Panel-panel ini adalah Panel type tertutup (Metal Enclosed), lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada.

PASAL 4
KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

A. U m u m
1) Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY , NYFGbY dan FRC 0,6/1KV dan Fire Resisten
Cable), kabel Daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.
2) Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian sebagai
berikut :
i. Test insulasi
ii. Test kontinuitas

84│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

iii. Test tahanan pentanahan

B. Instalasi dan Pemasangan Kabel


1) Bahan
i. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
ii. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak diperbolehkan memakai kabel dengan penampang lebih
kecil dari 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian remote control.
iii. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
1. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit pipa PVC.
2. Untuk kabel distribusi digunakan NYY dan penerangan taman dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
iv. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus
berada di dalam conduit PVC yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
Merk Conduit yang dipasang yaitu, EGA.
2) Splice/Pencabangan
i. Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan- sambungan baik dalam
Feeder maupun cabang- cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang
bisa dicapai (acceptable).
ii. Sambungan padakabel rangkaian cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara electrik dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
iii. Dalam membuat splice, conector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
iv. Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
3) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan,hubungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
4) Penyambungan Kabel
i. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khususuntuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
ii. Penyedia harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Pengawas.
iii. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna- warna atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
iv. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
v. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.

85│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

vi. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.


vii. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/porselen
yang khusus untuk listrik.
viii. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
ix. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama
pengecoran.
x. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 0,3 mm... maksimal 2,5 mm.

PASAL 5
PENERANGAN DAN STOP KONTAK

A. Lampu Armature
a. Lampu TL
i. Armature lampu LED Panel , Downlight Integrated dilengkapi dengan : Modulasi
Inverter ,
b. LED Panel Integrated no Maintanance ( bebas dari penggantian ) bohlam selama masa berlaku
yaitu durasi 50. 000 jam atau setara dengan 3 – 4 tahun
c. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna, kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
d. Box terbuat dari plat baja tebal minimal 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish
dengan cat akhir dengan powder coating.
e. Jenis Pencahayaan lampu adalah kekuatan cahaya lumen 2500 lm , warna caha 6000 K,3000 K,
2000K sesuai dengan jenis ruangan yang sudah di desain oelh Konsultan Perencana.
B. Stop Kontak Biasa dan Stop Kontak di Meja Work Station.
C. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating 250 volt, 10 Ampere, untuk
pemasangan di dinding. Tinggi 30 cm dari permukaan lantai. Sedangkan di meja work Station
digunakan Stop Kontak Cabang 2(dua) sesuai gambar Perencanaan.

D. Saklar dinding
Saklar harus dari type untuk pemasangan rata dinding, type rocker dengan rating 250 volt, 10 ampere,
singgle gang, double gang saklar hotel dan grid swith. Saklar dinding dan grid switch tingi pemasangan
1,25 m dari permukaan lantai. Sesuai dengan gambar Perencanaan.
Junction Box untuk Saklar dan Stop Kontak
Junction Box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal
harus mempunyai terminal pentanahan.
Saklar atau Stop Kontak dinding terpasang pada junction box metal dengan menggunakan baut,
pemasangan dengan cakar yang mengambang tidak diperbolehkan.
E. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimal 2.5 mm2.
Kode Warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
a. Fasa 1 : merah
b. Fasa 2 : kuning

86│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

c. Fasa 3 : hitam
d. Netral : biru
e. Tanah (ground) : hijau-kuning

F. Pipa Instalasi Pelindung Kabel


a. Pipa instalasi pelindung kabel instalasi yang dipakai adalah pipa PVC Higth Impact khusus listrik.
b. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan
yang lainnya, yaitu tidak kurang dari 3/4" diameter.
c. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction box) dan
armature lampu.
d. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC, khusus untuk
listrik High Impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 20 mm.

PASAL 8
SPESIFIKASI MATERIAL

A. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini Spesfikasi
teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan pemasangan semua
peralatan serta bekerjanya semua instalas sistem Tata Suara baik yang terpasang di bangunan dan di
luar bangunan seperti yang tertera pada gambar-gambar atau pada bagian lain dari spesifikasi teknis
ini.

B. Gambar-gambar
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi LISTRIK dalam Dokumen
Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar SS.
• Penyedia wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak cocokan baik dari
segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal di atas harus diajukan
dalam bentuk tertulis atas gambar pada waktu penjelasan tender aanwijzing.
• Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap. Penyedia wajib menyerahkan
kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut "as built drawing" yaitu gambar dari
semua material dan instalasi sistem Tata Suara.
• Standard/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2011, SPLN dan standar international yang berlaku di negara Republik Indonesia untuk
sistem Tata Suara.

C. Nama Pabrik/ Merk Yang Ditentukan


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan maka Penyedia
wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan
bahan/ merk tersebut tidak/ sukar diperoleh maka Konsultan Pengawas akan menunjuk merk lain tapi
dengan spesifikasi yang sama dan setara.

D. Contoh Bahan

87│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

• Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia wajib memperhati- kan contoh bahannya
sebelum pemasangan pada Perencana/ MK untuk disetujui.
• Apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan hal itu memungkinkan maka Penyedia wajib
mempelihatkan contoh kepada Konsultan Pengawas. Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh
Konsultan Pengawas maka Penyedia harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan
spesifikasi untuk disetujui.
• Kualitas teknis/listrik, merk/ pabrik karakteristik kerja besar fisik dan kualitas estetika dari contoh
material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
• Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Pemborong, contoh bahan
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah
dikeluarkannya SPK.

E. Klausal Yang Disebutkan Kembali


a. Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada item/
ayat lain maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
b. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi.

F. Pembebasan Claim
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam pengadaan bahan dan cara
pemasangan, Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent
dan lain-lain.

G. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia instalasi Tata Suara wajib mengadakan
koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Penyedia lain atau petunjuk Konsultan Pengawas Apabila
ada item pekerjaan oleh Penyedia lain maka Penyedia wajib menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan
tersebut dan penjelasan untuk pemasangan. Selama pemasangan oleh Penyedia lain maka menjadi
kewajiban Penyedia Tata Suara untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Konsultan Pengawas
sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi

H. Gambar Kerja/ Shop Drawing


Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material
Penyedia wajib mengajukan Persetujuan gambar (Aproval Gambar), Persetujuan Bahan (
Aproval Material ) kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui gambar kerja/ shop drawing paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya SPK.

I. Instruksi Pemakaian, Operasi Peralatan dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan.


Penyedia wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah terima, sebanyak 4 (empat
belas) set instalasi/ manual untuk menjalankan menggunakan/ mengoperasikan dan pemeliharaan/
maintenance semua peralatan. Juga termasuk Penyedia harus mendidik orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik untuk menjadi operator, untuk menjalankan dan pemeliharaan alat-alat tersebut. Segala
ongkos-ongkos tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.

J. Training

88│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan, mengoperasikan
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi
tanggungan Penyedia

K. Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi tata suara harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua peralatan
yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tata suara harus diberi pemeliharaan cuma-cuma selama 12
(dua belas) bulan setelah penyerahan tersebut selesai, garansi selama ± 1 (satu) tahun. Setelah masa
pemeliharaan cuma-cuma selesai, Penyedia dapat saja mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak
pemeliharaan kepada Pemilik kecuali apabila ditentukan lain.

PASAL 9
MASA PEMELIHARAAN

A. Jaminan dan Garansi


1) Seluruh bahan dan instalasi yang tercakup di dalam paket ini haruslah memenuhi standard-
standard yang disebutkan di dalam dokumen ini. Penyedia menjamin (garansi) bahwa seluruh
bahan dan instalasi adalah baru (brand new), merupakan barang kelas satu, tropicalized, dapat dan
tahan untuk beroperasi pada kondisi dan iklim di tapak proyek ini.

2) Penyedia berkewajiban untuk menjamin dan memberi garansi penuh terhadap peralatan yang
dipasang secara menyeluruh selama waktu yang tidak kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah saat
serah terima kedua (setelah selesainya masa pemeliharaan).

3) Selama masa jaminan/garansi ini Penyedia harus melaksanakan perbaikan dan penggantian dalam
waktu yang secepatnya terhadap bahan dan instalasi yang gagal beroperasi atau rusak pada
kondisi operasi normal, tanpa adanya suatu biaya tambahan.

4) Penyedia harus menjamin bahwa seluruh bahan dan instalasi (hardware) selama minimal kurun
waktu 3 (tiga) tahun masih dapat diperoleh dengan mudah.

B. Biaya-Biaya Lain
1) Penawaran Penyedia yang telah diajukan ini diartikan bahwa itu sudah mencakup biaya yang
berkaitan dengan paket pekerjaan ini.

2) Semua biaya lain yang disebutkan di bawah ini sebagai contoh dan tidak terbatas pada apa yang
disebutkan itu dinyatakan sebagai kewajiban dan menjadi tanggungan Penyedia. Pada Bill of
Quantity, biaya-biaya tersebut mungkin saja tidak disebutkan namun dari apa yang diartikan di
atas, maka semua itu sudah termasuk lingkup paket pekerjaan Penyedia.

3) Biaya perijinan terhadap instalasi dalam hal ini dengan instansi- instansi terkait/tertentu.

4) Biaya-biaya lain yang menyangkut legalisasi dan supervisi bila akan ada keterlibatan unsur-unsur
pengamanan negara ataupun instansi lain.

5) Biaya-biaya menyangkut ijin dan klaim hak patent maupun biaya royalti dan lisensi atau ijin

89│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - ELEKTRIKAL

penggunaan aplikasi perangkat lunak (software) bagi Pemberi Tugas untuk pemakaian tidak
terbatas.

C. Peralatan Peralatan
1) Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban Penyedia untuk menyediakan seluruh
peralatan baik itu peralatan umum maupun peralatan khusus/pengujian dan lain-lain.
2) Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang disebut di bawah ini merupakan
peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia.
3) Peralatan umum antara lain :
• Tangga, steger, tali
• Peralatan kerja seperti palu, obeng, martil, tang dan lain-lain
• Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda, las listrik/las karbit.
• Peralatan galian
• Dan lain-lain.
4) Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
• Digital multitester Insulation meter
• dB gain meter
• Earthing resistant meter
• Tool kit
• Dan lain-lain.

D. Persyaratan Lainnya.
1) Pekerjaan sistem elektrikal harus dilaksanakan oleh Penyedia yang terdaftar di PLN dan memiliki
surat ijin dari PLN yang masih berlaku, minimal Pas PLN kelas C, dan sesuai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2) Penyedia diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari Pemilik Proyek sehingga memahami
seluruh sistem elektrikal ini dan dapat menjalankannya dengan baik.

90│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

F. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

A. Lingkup Pekerjaan Secara Umum.


Sistem Plambing pada proyek “ Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton” ini melingkupi :
a. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Distribusi Air bersih.
b. Pengadaan dan Pemasangan Tangki Air Bersih.
c. Pengadaan dan Pemasangan Sumur baru.
d. Instalasi Plambing ( Air bersih & Air Kotor ) untuk :
• Toilet
Kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana
yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, instalasi air kotor, instalasi air bekas,
instalasi vent dan instalasi air hujan lengkap dengan assessories dan bak kontrol sesuai gambar
rencana dan spesifikasi.
b. Pemasangan dan penyambungan instalasi pipa dari Pompa Utama Pengolahan air bersih ke Water
Tank lengkap dengan stop valve dan assessoris lainnya.
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi pompa air bersih, lengkap dengan instalasi listrik dan
assessoris lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi Tanki Penampungan limbah MCK dengan sistem Bioseptic
Tank sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
e. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan instalasi plumbing.
f. Pengadaan dan pembuatan saluran drainase luar, sumur resapan air hujan dan bak-bak kontrol
sesuai gambar dan spesifikasi.
g. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali sanitary.
h. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
i. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built drawing,
manual operation dan pemeliharaan bagi instalasi yang telah terpasang.

B. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.


a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa Sumur sebagai sumber utama
air bersih dan Instalasi pipa Utama Air Bersih sebagai backup, instalasi pompa transmisi, dan
seluruh instalasi pemipaan beserta alat bantunya.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa - pipa distribusi ke setiap peralatan sanitasi dan lain-
lain seperti yang tercantum dalam gambar.
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan - bobokan,
galian - galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
d. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih secara keseluruhan
dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik sesuai dengan yang dikehendaki yaitu
suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.
e. Desinfeksi.
f. Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus dilakukan cara
desinfeksi sebagai berikut :
• Air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.

91│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

• Sistem diisi larutan yang mengandung 50 mg/l chlor dan dibiarkan selama 24 jam.

C. Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Bekas dan Ventilasi.


a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam
sistem pembuangan dari semua alat sanitasi yang ada (water closet, wastafel, kitchen sink, floor
drain) ke instalasi Septick Tank dengan sistem Bioseptic Tank.
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan dari setiap alat sanitasi sampai ke saluran air
buangan (riool) maupun ke sumur resapan.
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-
bobokan, galian - galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.
d. Pengujian sistem instalasi pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem instalasi
plumbing air kotor, air bekas dan vent secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
seluruh sistem bekerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang
sempurna dan terpadu.

D. Pengadaan, Pemasangan Peralatan-Peralatan dan Lain-Lain.


a. Pengadaan dan Pemasangan Kran - kran :
Pengadaan dan pemasangan kran - kran air untuk kamar mandi, dapur, kran taman dan ruang-
ruang air bersih serta pemasangan kran - kran untuk closet, wastafel dan lain-lain.
b. Pengadaan dan Pemasangan Pompa - pompa.
c. Pengadaan dan pemasangan pompa - pompa dan instalasinya :
• Pompa Pendistribusi Air Bersih
• Pompa Drain/Penguras.
d. Pengadaan testing - testing dan commissioning.
Testing dan commisioning dilakukan terhadap semua sistem pekerjaan yang terpasang,
mengadakan izin - izin yang diperlukan dari instansi - instansi terkait untuk mendapatkan surat
keterangan untuk IPB, dan mendidik operator yang akan menangani peralatan ini sehingga
memahami dan menguasainya dengan baik.
e. Melaksanakan Pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan instalasi plumbing,
yaitu antara lain :
• Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk pemipaan,
peralatan dan lain - lain.
• Pekerjaan testing, cleaning, flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibat testing.
• Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
• Pengecatan semua pipa - pipa yang kelihatan sesuai dengan kode warnanya.
• Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan peralatannya.
• Pengadaan shop drawing (gambar kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi RKS bila
ada.
• Membuat time schedule, network planning, curva “S” dan lain - lain yang diperlukan.
• Membuat as built drawing, buku petunjuk operasi dan pemeliharaan dalam bahasa
Indonesia rangkap 5 (lima).
• Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Penyedia dapat
menanyakan lebih lanjut kepada konsultan independen atau pihak lain yang ditunjuk.
f. Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Penyedia bertanggung jawab penuh atas kerugian
- kerugian yang terjadi.
E. Koordinasi.

92│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

a. Spesifikasi dan gambar rencana ini tidak menunjukkan secara detail berbagai item pekerjaan dari
peralatan-peralatan maupun penyambungan - penyambungannya.
b. Penyedia harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan - peralatan yang dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan ini.
c. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan, instalasi
pemipaan, panel-panel dan lain - lain.
d. Penyedia harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pemasangan - pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan
Arsitek dari peralatan - peralatan tersebut.
e. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjukkan dalam gambar
atau sebaliknya harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi
dan ditunjukkan dalam gambar.

F. Kualifikasi Pekerja.
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan - pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja-
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
b. Management Konstruksi/Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan
bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.

G. Pengajuan-Pengajuan.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan – pekerjaan / pemasangan peralatan
dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan - pekerjaan lain atau pekerjaan - pekerjaan
yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan - perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap
gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan yang akan
dipasang.
d. Contoh - contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari material /
peralatan yang akan dipasang.

H. Review.
a. Pengawas (independen) akan memeriksa (me-review) pengajuan- pengajuan dari Penyedia dan
memberi komentar atas hal tersebut.
b. Penyedia harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar Konsultan
Independen /Pengawas sampai didapat persetujuan dari Konsultan Independen/Pengawas.

I. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi.


a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama, Penyedia wajib
menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparant.
b. Penyedia juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan maintenance dari
sistem yang dipasang dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

93│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN

Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan-peraturan
pembangunan yang syah berlaku di Republik Indonesia, Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana,
maka pada pekerjaan ini berlaku standart dan peraturan-peraturan sebagai berikut :

A. Standart dan peraturan-peraturan yang digunakan :


a. SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung
b. SNI 19-6783-2002, tentang spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
c. SNI 03-2453:2002 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan
d. SNI 8456:2017 tentang Sumur dan Parit Resapan Air Hujan
e. SNI 03-6373-2000, tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada system plumbing
f. SNI 06-6419-2000 tentang spesifikasi pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk air
bersih,
g. SNI 7511:2011 tentang tata cara pemasangan pipa transmisi dan pipa distribusi serta bangunan
pelintas pipa
h. SNI 7504:2011 - spesifikasi material fiberglass reinforced plastic unit untuk instalasi pengolahan
air,
i. SNI 06-2548-1991 - metode pengujian diameter luar pipa PVC untuk air minum dengan jangka
sarong,
j. SNI 06-2549-1991 - metode pengujian kekuatan pipa PVC untuk air minum terhadap tekanan
hidostatik,
k. SNI 19-6774:2002 - Spesifikasi Pipa PVC untuk Saluran Air Minum.

B. Penyedia pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai dengan klasifikasi yang
dipersyaratkan dan surat ijin/pass dari PDAM dan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
C. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun material pendukung serta peralatan
Acesories lainnya harus sesuai dengan per- syaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
D. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Pengawas harus dipenuhi segera agar pekerjaan tidak
terhambat, dan sebelum dilaksanakan harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
E. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari pabrik pembuat.
F. Supplier dari peralatan yang dipakai sepenuhnya berada dalam tanggung jawab Penyedia pekerjaan ini.
G. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan PUIL dan persyaratan
pekerjaan instalasi listrik.
H. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block, bak kontrol dan lain-lain) yang harus dibuat oleh Penyedia
pekerjaan ini harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil (pasangan bata, beton dan sebagainya).
I. Penyedia sistem instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan pemeliharaan sebanyak 5
set.
J. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
K. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih mengikat.
L. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi proyek. Gambar-gambar arsitektur dan
struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
M. Mengadakan ijin-ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan pencegahan / pemadam kebakaran antara

94│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

lain dari Depnaker, Dinas Pemadam Kebakaran dan lain-lain. Selama pelaksanaan, Kontrak harus betul-
betul ditaati.
N. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal pekerjaan
plumbing di muka.
O. Penyedia dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan-peraturan
dan syarat-syarat di atas.

PASAL 3
SISTEM INSTALASI PLUMBING

A. Sistem Instalasi Air Bersih.


Pada area Bumi Perkemahan Cibubur ini sistem Penyediaan air bersih diperuntuk kan adalah untuk : Air
buat mandi ,air buat kakus/WC , dan air mencuci pakaian dan air untuk Wudhu .
Maka Sistem penyediaan air bersih yang dibutuhkan adalah :
a. Air bersih dari Tangki air, air bersih ini langsung didistribusikan ke masing – masing Instalasi
Plambing yang ada di Bangunan dengan system gravitasi.
b. Air bersih yang bersumber utama dari sumur bor baru sebagai sumber kebutuhan air bersih
menggunakan jaringan instalasi pemipaan langsung dialirkan ke Tangki penampung air, dan
kemudian didistribusikan ke Instalasi Plambing yang ada di bangunan dengan sistem Gravitasi .
c. Jenis bak retensi (Tandon Air) penampungan yang di pasang tersebut adalah Type Cylinder, bahan
material : Fiber , dengan Kapasitas 700 liter (Termasuk rangka penopang tandon air setinggi 2m).
d. Kemudian Air yang ada pada Bak retensi (Tandon air) Cylinder type tersebut di distribusikan ke
instalasi outlet Unit beban Plambing (Unit Fixture) yang ada dalam TOILET (Kran dinding, Kran
washer, kran Zing ) dengan system gravitasi.
e. Type dan kapasitas Pompa air harus sesuai gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana.

B. Sistem Instalasi Air Bekas / Air Kotor.


a. Pada prinsipnya air buangan/bekas yang berasal dari toilet seperti dari floor drain, wastafel dibuat
satu jalur pipa dan 1 (satu) jalur pipa lagi untuk air kotor yang berasal dari closet.
b. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) pipa tegak.
c. Selanjutnya air kotor dan air bekas tersebut disalurkan ke instalasi Sewage Bioseptic Tank (STP).
d. Untuk air buangan/bekas yang berasal dari kitchen/pantry harus melalui perangkap minyak
(grease trap) terlebih dahulu sebelum disalurkan ke STP sehingga air buangan yang masuk
terbebas dari lemak dan tidak mempengaruhi bekerjanya system pengolahan di dalam STP.

C. Sistem Drainase air hujan.


a. Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui roof drain dan pipa-pipa tegak
sampai ke bak kontrol yang ada di lantai dasar.
b. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada di sekeliling gedung untuk
selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan akhir/saluran kota yang sebelumnya melalui sumur
resapan.

95│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

PASAL 4
PENGUJIAN DAN DESINFEKSI

A. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih.


a. Setelah selesai pemasangan instalasi pipa (sebelum memasang fixture- fixture), seluruh sistem
distribusi air bersih harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 2 (dua) kali tekanan kerjanya
(working pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 24 (dua empat) jam
tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh tembok atau konstruksi bangunan lain,
maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti di atas sebelum
ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut (ceiling, ceramik dan lain-lain).

B. Pengujian Sistem Pembuangan.


a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged)
agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “vent“ tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut di atas, minimal selama 1
(satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 1 kg/cm2.
c. Apabila Konsultan Independen/pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian di
atas, Penyedia harus melakukannya dan semua biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.

C. Kerusakan dan Kegagalan Uji.


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu
bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Penyedia harus mengganti bagian atau bahan yang
rusak atau gagal tersebut dengan biaya Penyedia dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai
memuaskan pengawas.

D. Desinfeksi (Flushing).
a. Penyedia harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air bersih sebelum
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “chlorine“ ke dalam sistem pipa dengan
cara/metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (parts per
milion)
c. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka
dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 4 jam.

PASAL 5
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

A. Peraturan-Peraturan/Persyaratan.
a. Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan-peraturan
pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan, kontrak harus betul-betul
ditaati.
b. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal pekerjaan
plumbing di muka.
c. Penyedia dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan-
peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.

96│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

B. Pengadaan Pompa.
Pompa untuk pendistribusian air bersih ke Tandon air bersih adalah :
a. Pompa air ( Pompa sumur dangkal )
Pompa ini berfungsi yaitu Pompa sumur dangkal (Sumur bor pantek) yang berfungsi sebagai
sumber air tanah dengan mengebor tanah sesuai kedalaman yang dibutuhkan ( sesuai gambar
Konsultan Perencana ) air bersih dari tanah disupplay ke Reservoir ( Menara air/Tandon air ) yang
ada di bangunan “Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton, Spesifikasi sebagai berikut :
• Type / Jenis : Pompa Sumur Dangkal
• Output : 125 watt
• Input : 0.3 kW
• Daya Hisap Max :9m
• Total Head Max : 35 m
• Head : 10 – 22
• Kapasitas : 18 – 10
• Pipa Hisap : 1 Inch
• Pipa Dorong : 1 Inch
• Berat : 10 Kg
• Kapasitas Max : 30 L / min,
• Operation : Panel Control Standart

B. Pekerjaan Instalasi Pipa Air Bersih.


a. Pipa plumbing air bersih :
Untuk air bersih menggunakan pipa dari bahan PVC Klas AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2.
Digunakan pipa setara produksi Pralon, Rucika, Wavin, Fitting harus dari material yang sama
dengan pipa di atas (yang dikeluarkan oleh pabrik yang sama).
b. Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain harus terbuat dari bahan yang sama yaitu Flamco
galvanized system yang sudah dipabrikasi dan tidak diperbolehkan menggunakan gantungan
buatan sendiri.
c. Kran-kran/fixtures harus dipakai yang terbaik, lihat RKS arsitektur.
d. Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup beton, lihat RKS
Struktur.

C. Pekerjaan Instalasi Pipa Air Bekas & Air Kotor.


a. Semua pipa air kotor, air bekas, vent dan air hujan, baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat
dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/ standar SNI 06-2549-1991 - metode pengujian
kekuatan pipa PVC Klass AW (VP) setara produksi Pralon, Rucika, Wavin dan pipa untuk vent dari
bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 kelas AW standar JIS produksi setara Pralon, Rucika
dan Wavin.
b. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama (Ex. Rucika, Paralon,
Wavin, atau yang setara untuk fitting PVC).
c. Floor drains dan clean out dari bahan stainless steel. (Lihat RKS arsitektur).
d. Penggantung-penggantung, klem-klem dan lain-lain dari flamco galvanized system atau buatan
pabrik yang setara.

97│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

PASAL 6
SISTEM PEMIPAAN PLUMBING

A. Sistem Penyambungan Pipa Air Bersih.


a. Sistem penyambungan pipa air bersih PVC adalah system penyambungan lem PVC dengan
menggunakan alat sederhana dan hasil yang diharapkan dari system ini adalah sambungan yang
homogen atau senyawa sehingga terjamin kekuatannya, anti bocor dan bebas perawatan.
b. Untuk penyambungan/socket harus yang sesuai standard an jenis pipa- pipa yang digunakan.
c. Untuk fitting-fitting, sambungan harus dari jenis standard yang dikeluarkan oleh pabrik dan telah
disetujui oleh Pengawas.
d. Sistem penyambungan pipa tidak diperbolehkan dipanaskan dengan cara dibakar dan kontak
dengan api.
e. Saat penyambungan komponen pipa harus terlindungi dari benturan dan berbagai bentuk
kerusakan mekanik serta seluruh komponennya harus baru, tidak rusak dan tidak terkontaminasi.
f. Pada persilangan / pencabangan / pertemuan sudut pipa dengan arah berbeda jalur pipa yang
tidak berhubungan harus menggunakan komponen-komponen khusus yang telah didesain untuk
hal tersebut dan jangan menggunakan komponen buatan sendiri.
g. Untuk menghasilkan hasil penyambungan yang sempurna, maka proses penyambungan harus
mengikuti prosedur pemasangan peralatan serta perlengkapan yang telah direkomendasikan oleh
pabrik pembuat.
h. Fitting berulir digunakan pada sambungan ulir, sambungan fitting berulir tidak diperbolehkan
berpasangan dengan komponen plastic, ulir harus dilapisi dengan seal teflon atau sealing
compound.
i. Apabila pipa/fitting telah tersambung dengan pipa besi, jangan sampai ada perlakuan panas
(brazing/pengelasan) di sekitar sambungan.
j. Apabila sambungan ulir akan ditutup sebelum instalasi selesai (akan dilakukan pressure test),
maka harus menggunakan penutup fitting dari plastic.

B. Sistem Penyambungan Pipa Air Bekas, Air Kotor, Vent dan Pipa Air Hujan.
a. Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee & junction PVC injection moulded sanitary
fitting large radius, solvent cement joint type dan lain-lain dari bahan yang sama dengan jenis
pipanya.
b. Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujung yang terbuka harus diberi tutup dan rapat untuk
menghindari kotoran masuk.
c. Untuk penyambungan/socket harus yang sesuai standard an jenis pipa- pipa yang digunakan.
d. Untuk fitting-fitting, sambungan harus dari jenis standard yang dikeluarkan oleh pabrik dan telah
disetujui oleh Pengawas.
e. Sistem penyambungan pipa tidak diperbolehkan dipanaskan dengan cara dibakar dan kontak
dengan api.
f. Saat penyambungan komponen pipa harus terlindungi dari benturan dan berbagai bentuk
kerusakan mekanik serta seluruh komponennya harus baru, tidak rusak dan tidak terkontaminasi.
g. Untuk menghasilkan hasil penyambungan yang sempurna, maka proses penyambungan harus
mengikuti prosedur pemasangan peralatan serta perlengkapan yang telah direkomendasikan oleh
pabrik pembuat.

C. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.


a. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan

98│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap dari bahan beton.
b. Semua fixtures, fitting dan pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam kedudukannya
dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding porselent dan sebagainya.
c. Penyedia bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan
jaringan instalasi di atas.
d. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/ pipa induk dipasang blok-blok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
e. Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipment atau valve harus digunakan
perlengkapan-perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila fixture atau equipment tersebut
telah dilengkapi dari pabrik.
f. Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap- tiap fixture atau equipment harus
dipasang valve sesuai dengan gambar perencanaan.

D. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.
a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh
(rigid), agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco galvanized
system, yang difabrikasi (bukan buatan sendiri).
c. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus memungkinkan
adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal.
d. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :

Bahan Diameter Jarak Tumpuan


(mm) (m)

Pipa Baja < 20 1


20 - 40 2
50 - 80 3
80 ke atas 3.5

Pipa 20 - 40 1
PVC/PPR 50 1,2
65 - 125 1,5
>150 2

e. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dan fisher. Semua alat-
alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak
merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
f. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih dari 3 m.

E. Valve-valve (Tekanan Kerja Minimal 10 Bar)


a. Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain harus
sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.
b. Semua valve-valve adalah setaraf merk Kitazawa, Toyo, Showa, Danfoss Socla yang disetujui dan

99│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

bilamana mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
c. Untuk valve yang mempunyai Ø 2" ke bawah menggunakan valve dari Bronze dengan seri 150,
dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.
d. Selanjutnya untuk valve Ø 2½” ke atas dipakai valve yang bahannya dari besi tuang (cast iron)
dengan seri 150 dengan sistem sambungan menggunakan flanged junction.
e. Untuk valve Ø ¾” ke bawah dipakai valve type bola (globe valve). Untuk valve yang lebih besar
dari Ø 3/4" dipakai gate valve. Untuk sambungan-sambungan pipa, socket bonch bend, tee dan
lain-lain pada jaringan air limbah dan vent dipakai bahan yang sepabrik dengan pipanya atau yang
disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Independen.
f. Water valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate valve, non-rising
steam.
g. Water valve Ø 2,5" ke atas adalah type butterfly valve body cast iron, end connection : Lug type,
Steam : 316 stainless steel, seat : Buns N or EPDM, actuator dan water valve Ø < 4" gear operation
dan Flanged steel body.

F. Pipa-pipa dalam tanah.


a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar
lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu
dengan baik.
b. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air limbah tidak diperbolehkan diletakkan pada lubang-
lubang yang sama. Kemiringan pipa air limbah + 2,0%.
c. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir dengan
kedalaman minimal 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar galian
harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm.
d. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir, maka pipa pada
bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm yang
dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya
diurug sampai padat.
e. Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula.
f. Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut dengan isolasi PVC sebelum ditanam.
g. Pada sambungan antara pipa pada bangunan & pipa pada instalasi luar yang di tanam dalam
tanah atau pada titik defleksi harus menggunakan Fleksible Joint, guna mencegah kepatahan
apabila ada pergerakan dari bangunan.

G. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.


a. Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam tembok/lantai,
Penyedia harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan
kebutuhan pipa.
b. Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar.
Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finishing yang rapih sehingga tidak
terlihat bekas-bekas dari pembobokan.

H. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :


a. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan langit-langit
dilaksanakan.
b. Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah terpasang harus

100
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

dihindarkan.
c. Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus
dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
d. Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.

I. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.


a. Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures harus
ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau lainnya
yang tidak diinginkan.
b. Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa, valve, trap dan fitting harus
diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.
c. Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.

J. Pipa Mendatar.
a. Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan diameter,
kemiringan pipa menuju ke arah pembuangan adalah 2,0%.
b. Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat,
rantai, perforated strip dan lain-lain.

K. Sleeve-sleeve.
a. Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok) harus dibuat sleeve
sebelum beton-beton dicor.
b. Slevee dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan slevee harus ditutup
rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.

L. Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.


a. Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut 45°
dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan “P” trap dan brass strainer yang dapat dibuka
sewaktu-waktu untuk pembersihan.

M. Pembersihan.
a. Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran
lainnya.
b. Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau mengkilap, setelah
pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
c. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish Arsitektural atau
timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian Penyedia, karena
pembersihan sistem pemipaan kurang baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung
jawab Penyedia.
d. Penggunaan penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh
tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa di dalam galian tanah, pipa menembus tembok dan
sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau cat penahan karat.
e. Penyedia harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi dari seluruh instalasi air bersih
sebelum diserahkan kepada pemilik.
f. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa sehingga residual chlorine (sisa
chlor) di ujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam berturut-turut.

101
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

N. Pengecatan.
a. Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR
(Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis chromium atau Nikel harus dapat dikenal
dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau
ditentukan oleh Konsultan.
b. Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut adalah lapisan aspal,
lapisan goni dan lapisan aspal.
c. Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari jenis zat yang
melewati.

O. Pengujian
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hydrostatik
selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Penyedia.
c. Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Independen dan Pemberi Tugas atau
pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu dan selanjutnya dibuat Berita
Acaranya.
d. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa di luar
gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum langit - langit di daerah yang
bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang. Untuk sistem air kotor, air bekas, vent
dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan Independen.
e. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Penyedia harus memperbaiki bagian-bagian yang
rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian kembali sampai
berhasil dengan baik.

PASAL 7

PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TOILET.

A. URAIAN SISTEM.
a. Pendahuluan.
b. Pada Area rencana bangunan “Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton” sistem Pengolahan air limbah
toilet adalah yakni air kotor yang dari kakus / WC , Air Kencing di tamping didalam bak
penampungan yang dinamakan BIOSETPTIC TANK
c. Uraian sistem
• Sistem pengolahan air kotor atau Sewage Treatment Plant yang direncanakan adalah sistem
“Bioseptic Tank“ dengan kapasitas pengolahan adalah : 3 m3/day.
• Didalam proses ini digunakan Biocell media HDPE 800 m2/m3 untuk menampung jumlah
mikro organisme dalam jumlah besar dan menguraikan zat-zat organik menjadi anorganik,
sehingga effluent yang dihasilkan akan menjadi jernih dan tidak berbau.
• Kualitas air yang telah diolah harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh instansi
yang berwenang, atau minimal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Rata-rata dalam 24 jam :
1. BOD 5 hari : 20-30 ppm (mg/l).
2. Suspended solid : 20 ppm (mg/l).
d. Proses ini merupakan aliran continue. Air kotor pertama-tama dialirkan ke solid separation tank
untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada aliran, selanjutnya ditampung dalam flow

102
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

equivalent tank. Dari flow equivalent tank dialrkan ke aeration tank yang dilengkapi 1 (satu) set air
seal diffuser.
e. Membuat gambar kerja (shop drawing) dari sewage treatment plant lengkap termasuk elektrikal
control system dan gambar- gambar detail dari equipment, pipa sleeves, pipa hanger dan lain- lain.
f. Melaksanakan pengetesan baik terhadap bekerjanya sistem maupun terhadap kualitas effluent
yang dihasilkan (pemeriksaan laboratorium).
g. Menyerahkan 5 (lima) set buku petunjuk operas (operation manual) yang ditulis dalam bahasa
Indonesia.
h. Menyerahkan semua sertifikat yang disyaratkan.
i. Spesifikasi Teknis Material.
• Kapasitas : 1 m3/day.
• Produk : BIOFILTER BIOSEVEN SYSTEM
• System : Biotech, Biologycal Ball & Bio Filter
• Meterial : CB = Isopthalic Resin Grade : Structure = Orthopyhelic Resin Grade
• Kapasitas Tanki / Tipe : 1 m3 / BC – 01
• Dimensi : ø 1.20 M x T 1.0 M
• Output Limbah : Sesuai Standart BPLHD
• With : Disinfectant Feeder (Pembunuh kuman/klorinasi)
• Keterangan :
1. Air buangan Grey Water membutuhkan tambahan bak control.
2. Buangan dari kitchen membutuh kan tambahan Grease Trap.
j. Cara kerja menggunakan bakteri pengurai untuk menghancurkan kotoran padat, air yang keluar
sudah bersih dan dapat langsung dibaung ke saluran umum / drainase.

B. Tata Cara Pelaksanaan dan Cara Pemasangan.


Pendahuluan.
a. Segera setelah mendapat surat perintah kerja, Penyedia harus membuat gambar kerja (shop
drawing) yang menunjukkan antara lain gambar-gambar :
• Sewage treatment plant lengkap dengan dimensi-dimensi.
• Gambar equipment dan pemipaan.
• Gambar instalasi listrik dan panel.
• Gambar detail Bio Media.
• Gambar pipa-pipa yang menembus dinding-dinding bak beton (pipa sleeves).
• Dan lain – lain.
b. Penggambaran tersebut agar disesuaikan dengan material yang ditawarkan dan yang sesuai
dengan spesifikasi.
c. Sebelum dilaksanakan, gambar-gambar tersebut agar disetujui dulu oleh konsultan.
d. Pada saat pembuatan bak sewage treatment plant oleh Penyedia sipil, pihak Penyedia instalasi
sewage treatment plant harus ikut mengawasi pekerjaan tersebut terutama untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan :
• penempatan pipa sleeves.
• penempatan peralatan-peralatan / equipment dari sewage treatment plant.Sehingga
pemasangan instalasi sesuai dengan sistem yang direncanakan.
• Buku Petunjuk Operasional (Operation Manual Book).
e. Penyedia harus membuat dan menyerahkan 5 set buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris, yang menjelaskan secara terperinci : “cara kerja sistem pengolahan“.

103
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

C. TESTING
Pendahuluan.
a. Setiap peralatan dan pemipaan yang telah selesai dipasang harus ditest.
b. Pengetesan harus dilaksanakan dengan pengawasan Konsultan Pengawas. Untuk itu minimal
(tujuh) hari sebelum pelaksanaan testing, Penyedia harus memberitahukan kepada Konsultan
Independen.
Pipa.
Pipa-pipa untuk air diffuser harus ditest dengan cara pressure tests minimal 2 kali tekanan kerja untuk
memudahkan mendeteksi tempat- tempat yang bocor harus digunakan smoke detector sebagai
indicator.
Testing Kualitas dari Effluent Water.
c. Khusus mengenai testing kualitas effluent water, pekerjaan ini dapat juga dapat dilakukan di
laboratorium pengambilan sample yang harus dilaksanakan oleh petugas-petugas laboratorium
dengan petunjuk dari Konsultan Independen.
d. Testing kualitas ini harus dilaksanakan setelah bangunan tersebut dihuni baik sebagian maupun
seluruhnya.
e. Testing tersebut harus dilaksanakan minimal 2 bulan satu kali selama 1 tahun.
f. Testing tersebut minimal dilakukan terhadap BOD 5 hari, suspended solid dan bacteriologi.

D. PENYERAHAN DAN GARANSI.


Setelah pekerjaan selesai, Penyedia harus menyerahkan pekerjaan dengan Berita Acara. Dalam Berita
Acara dilampirkan :
a. Surat Keterangan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan instalasi baik.
b. Berita Acara pengetesan.
c. Gambar instalasi terpasang (as built drawing) sebanyak 4 (empat) set.
d. Surat hasil pemeriksaan analisa kualitas air buangan dari laboratorium.
e. Semua surat garansi dari equipment yang terpasang.
f. Daftar petunjuk kerja (manual operation) dari peralatan-peralatan yang terpasang.
g. Daftar maintenance.
Memberikan masa pemeliharaan minimal selama satu tahun untuk membuktikan bahwa sistem berjalan
dengan sempurna.
Apabila diperlukan oleh Konsultan Independen, Penyedia diharuskan mengurus pemeriksaan instalasi
oleh pejabat yang berwenang.
Penyedia diwajibkan melakukan latihan (training) kepada team operator pemilik bangunan pengolahan
(pengelola gedung) untuk :
h. Cara menangani sistem pengolahan.
i. Cara memelihara peralatan.
j. Cara pengetesan hasil air buangan.
k. Jangka waktu latihan akan ditentukan kemudian.

E. STANDAR
Bio Septick Tank (BST) dengan sistem Bioseptic Tank harus dengan standar Fibretech, Bestindo atau
Bioseptic.

PASAL 8

104
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

PEKERJAAN TANGKI RESERVOIR (WATERTANK RESERVOIR)

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan Bak Penampungan air yang dibutuhkan serta
difungsikan untuk Suplai air Domestic. Yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang sudah
ditentukan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan Watertank Type Fiber Tank
beserta pekerjaan aksesories pendukungnya dengan ukuran dan bentuk sesuai yang tercantum dalam
Gambar Kerja. Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan sampai tersambung dengan instalasi dari dan ke Pompa.
b. Pengadaan dan Pemasangan pendukungnya antara lain Outlet, Inlet, Drain Hole, Overflow, rangka
penopang Tangki air, dan Tangga.
Dan semua pekerjaan pendukung sehingga tangki FRP dapat berfungsi menampung air sesuai dengan
kapasitas yang ditentukan .

B. Persyaratan Bahan
a. Volume : 700 liter/ 0,7 m³
b. Garansi : 2 tahun
c. Bahan Panel : Fiber Reinfosed
d. Resin Orthophthalic dilapisi anti UV Double smooth surface Bahan Serat Fiberglass : CS Mat
450, dan Woven Roving (WR) WR 600, kepadatan 600 gr/m2.
e. Tebal : 10 mm
f. Material yang digunakan semua dengan bahan kualitas terbaik dan tahan lama untuk di pakai
dengan jangka waktu yang lama.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Persiapan area penempatan Tandon air, perkuat pondasi untuk rangka Tandon air.
b. Pemasangan rangka penopang Tandon air dari konstruksi besi.
c. Pada bagian dasar galian harus terdapat lantai kerja.
d. Setelah landasan 100% kering, rangka besi tangki air dirakit.
e. Kemudian Tangki air dinaikkan ke posisi atas rangka besi tandon air yang sudah selesi dirakit,
kemudian persiapkan instalasi Inlet, Outlet, Kemudian diisikan air.
f. Lubang ventilasi harus benar benar terlindungi dari terik matahari.
g. Sertakan Pelatihan pemeliharaan Tangki air secara baik, bertujuan supaya kualitas air dalam
Tandon air selalu terjaga.

PASAL 9

PEKERJAAN ELEKTRIKAL UNTUK PLUMBING

A. Lingkup Pekerjaan.
Pada garis besarnya pekerjaan ini adalah starter motor dan sistem kontrol yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :

105
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

a. Pengadaan dan pemasangan panel kontrol tegangan rendah.


b. Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang dihubungkan dengan starter
pompa.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal motor.
d. Pengadaan dan pemasangan kabel control :
• dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel kontrol motor.
• dari remote starter ke panel starter motor.
e. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.

B. Standard dan Peraturan.


Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan terakhir.

C. Bahan dan Tenaga Pelaksana.


Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud
dalam spesifikasi. Penyedia harus menempatkan di lapangan secara full time seorang koordinator yang
ahli dalam bidang listrik, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Penyedia
dengan predikat baik. Tenaga pelaksana lainnya harus sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi listrik dengan baik, aman dan rapi.

PASAL 10

MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

A. Peralatan dan instalasi ini harus dijamin berfungsi dengan baik selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
B. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak saat Penyerahan
Pertama Pekerjaan.
C. Selama masa pemeliharaan ini Penyedia pekerjaan instalasi ini wajib mengatasi segala kerusakan
peralatan dan instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan biaya.
D. Selama masa pemeliharaan tersebut Penyedia pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Penyedia masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
instalasi yang telah dilaksanakan.
E. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan baik yang
ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan serta
jika perlu disahkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
F. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut Penyedia pekerjaan instalasi ini tidak melaksanakan teguran-
teguran atas perbaikan / penggantian / kekurangan selama masa pemeliharaan maka Konsultan berhak
menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya Penyedia
pekerjaan instalasi tersebut.
G. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Penyedia harus mendidik/melatih karyawan/petugas dari
Pemberi Tugas sehingga mengenali sistem instalasi dan dapat menjalankan serta melaksanakan proses
pemeliharaannya.

PASAL 11

PEMERIKSAAN BERKALA

106
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

Selama masa pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala


dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) minggu sekali.

PASAL 12

PENUTUP

A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara
B. Aanwijzing dan kontrak yang disepakati bersama. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Penyedia tetapi
tidak diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat- syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh Penyedia
sesuai dengan gambar pelaksanaan supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang baik.

107
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

PASAL 13.

SPESIFIKASI BAHAN

No. Jenis Bahan Spesifikasi Teknis Sat. Merk


Plumbing
Instalasi Air Bersih dan Kotor
Pipa PVC Ø 1/2 “
1 PVC type AW btg Wavin
Air bersih
Pipa PVC Ø 2 “
2 PVC type AW btg Wavin
Air bersih
Pipa PVC Ø 3 “
3 PVC type AW btg Wavin
Air kotor / bekas
Pipa PVC Ø 4 “
4 PVC type AW btg Wavin
Air kotor / bekas
Bioseptictank kapasitas 1 m3
Ex. BIOSEVEN, atau yang
5 Septictank System Biotech, Biologycal Ball unit
setara.
& Bio Filter
Bahan : Polyethylene (PE)
Lapisan : Outer, Porous Layer,
Tangki air kapasitas Inner Layer
700 liter lengkap Product license : FDA
6 unit Pinquin
dengan dudukan Tahan terhadap kimia
rangka besi. Tahan terhadap benturan
Tahan terhadap cuaca exstrem
Perawatan mudah
Type / Jenis : Pompa Sumur
Dangkal
Output : 125 watt
Input : 0.3 kW
Daya Hisap Max: 9 m
Total Head Max: 35 m
Pompa Air sumur Head : 10 – 22
7 unit Shimizu
dangkal Kapasitas : 18 – 10
Pipa Hisap : 1 Inch
Pipa Dorong : 1 Inch
Berat : 10 Kg
Kapasitas Max: 30 L / min,
Operation: Panel Control
Standart

Sanitary
1 Kloset duduk Porcelen ceramic polish unit Toto
2 Kitchen sing Stainless steel unit Ex. Royal, atau yang setara
3 Stop Kran ½ “ Stainless steel / kuningan unit Ex. Aer, atau yang setara
4 Jet Shower Set Toto

108
│Halaman
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kap.2 Ton
MEP - PLUMBING

5 Jet Washer Set Toto


6 Floor drain Stain less steel unit Paloma

ELEKTRIKAL
Kabel Ex. Supreme, Eterna,
Kabel NYM 2 x 2.5 mm
Blitz, atau yang setara.
Pipa Conduit
Pipa conduit Ex. Clipsal, atau
1 Insatalasi lampu Tee Dus titik
yang setara.
Inbow duss
Isolator Ex.Unibel, National,
Isolator
Nitto, atau yang setara.
Saklar Tunggal
ex. Clipsal, Panasonic, Philip,
2 Saklar Ganda Pcs
Broco, Atau yang setara.
Stop Kontak
Kabel Ex. Supreme, Eterna,
Kabel NYM 2 x 2.5 mm
Blitz, atau yang setara.
Pipa Conduit 3/8
Instalasi Stop Pipa conduit Ex. Clipsal, atau
3 Tee Dus titik
Kontak yang setara.
Inbow duss
Isolator Ex.Unibel, National,
Isolator
Nitto, atau yang setara.
Kabel Ex. Supreme, Eterna,
Blitz, atau yang setara.
Kabel NYY 3 x 2,5 mm Pipa conduit Ex. Clipsal, atau
4 Instalasi MCB titik
Pipa Conduit 3/8 yang setara.
Isolator Ex.Unibel, National,
Nitto, atau yang setara.
Ex.Masko, Broco, Presto,
5 Box MCB Isi 4 Group unit
Atau yang setara.
Ex. Schneider, atau yang
6 MCB 10 A Pcs
setara.
Tembaga Ex. Schneider, atau yang
7 Bushbar sisir Pcs
Panjang 15 cm setara.
Ex. Phillip, Panasonic, atau
8 Fitting Downlight 3” Pcs
yang setara.
Fitting lampu Kap dari plat zincalum
9 Pcs Ex. SNI, atau yang setara.
gantung Fiiting ceramik
Lampu bohlamp LED Bohlamp
10 Pcs Phillip
LED 18 watt Hemat energi

109
│Halaman

You might also like