You are on page 1of 36

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN ILEUS OBSTRUKSI

Disusun Oleh :

Rista Firnanda (1440121043)


Sahrul Gunawan (1440121044)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................2
A. KONSEP PENYAKIT
Definisi................................................................................................3
Etiologi................................................................................................3
Menifestasi Klinis...............................................................................4
Patofisiologi........................................................................................5
Klasifikasi...........................................................................................8
Komplikasi..........................................................................................9
Pemeriksaan penunjang................................................................... 9
Penatalaksanaan...............................................................................11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian.........................................................................................12
Diagnosa.............................................................................................17
Intervensi...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Ileus atau obstruktif adalah suatu gangguan (apa pun penyebabnya)
aliran normal isi usus sepanjang saluran usus ,intestinal obstruction
terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal
(Diyono., Mulyanti S., 2013).
Ileus obstruksi adalah keadaan gangguan /hambatan dari gerakan
dan pasase usus yang merupakan tanda adanya obsrtruksi usus akut
yang segera membutuhkan prtolongan atau tindakan, yang secara
normal harusnya tidk terjadi. Ileus timbul saat udara dan cairan sekresi
tidak dapat keluar kearah distal karena berbagai sebab baik karena
faktor intrinsic aupun ekstrinsik (Kasron., Susilawati S., 2018)
Ileus obstruktif adalah suatu keadaan yang menyebabkan isi usus
tidak bisa melewati lumen usus sebagai akibat adanya sumbatan atau
hambatan mekanik pada lumen usus. Hal tersebut diakibatkan adanya
kelainan di dalam lumen usus, dinding usus, atau benda asing di luar
usus yang menekan, serta kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang dapat menyebabkan nekrosis segmen pada usus .(Hendra
Kastiaji & Imam Al Rasyidi, 2023)

2. Etiologi
Etiologi Ileus, dikutip dari (Diyono., Mulyanti S., 2013) di bagi dalam 3
kategori adalah:
1. Lesi Ekstrinsik
Yang termasuk kedalam etilogi ini ini diantaranya perlengketan
malrotasi, hernia, volvunus, puntiran.
2. Lesi Intrinsik

3
Lesi intrinsik dalam usus dapat memyebabakan obstruksi mekanik .
disamping itu juga kelainan kongenital yang termasuk dalam
penyebab ini antara lain atresia, duplikasi usus, endometriosis, serta
peradangan sekunder terhadap radiasi.
3. Obastruksi Menutup
Pada kategori ini antara lain intusepsi maupun sumbatan mekonilin
yang banyak terjadi pada anak bayi adapun pada orang dewasa,
tumoar polioid , batu empedu, feses yang mengeras.

3. Manifestasi klinis
Gejala Ileus obstruksi tersebut bervariasi tergantung lokasi
obstruksi, lamanya obstruksi, penyebabnya dan ada atau tidaknya
iskemia usus. Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi,
oliguria, syok hipovelemik,pireksia,septikemia, penurunan respirasi dan
peritonitis. Terhadap setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruksi,
semua kemungkinan hernia harus diperiksa. Gambaran klinis ileus
obstruksi yaitu nyeri perut, distensi atau kembung, tidak BAB, mual
dan muntah.beberapa hal yang sering muncul gejala ileus obstruksi
(Kasron., Susilawati S., 2018) :
a) Nyeri abdomen
b) Mual dan muntah
c) Distensi
d) Tidak dapat buang air besar tau gas (konstipasi)
e) Bising usus biasanya jarang atau tidak ada dibandingkan dengan
obstruksi mekanis dimana pada fase awal sangat
intensif,meskipun mungkin tidak ada pada fase akhi.

4. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus adalah
sama tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut disebabkan oleh
penyebab mekanik, ataupun fungsional. Perbedaannya adalah pada ileus

4
paralitik (fungsional) peristaltik usus dihambat sejak awal, sedangkan
pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian
intermiten dan akhirnya hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan terpegang oleh
cairan dan gas (70% yang ditelan). akibatnya peningkatan tekanan
intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen
usus ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam
saluran cerna setiap hari, dengan adanya obstruksi dapat mengakibatkan
penimbunan intraluman yang cepat.Muntah, penyedotan usus setelah
pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan
elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang
cairan ekstrasel, yang mengakibatkan hipotensi, syok, penurunan curah
jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidasi metabolic.
Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran
setan, penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan
kedalam usus.Efek local pergerakan usus adalah ischemia. Akibat
distensi dan peningkatan permeabilitas sehingga usus menjadi nekrosis
disertai absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritonium, dan
sirkulasi sistematik (Diyono., Mulyanti S., 2013).

5
5. Pathway
Predisposisi pascaoperatif bedah
abdominal
Hernia inkarserata, Penyempitan
lumen usus, invaginasi,
intusepsi,volvulus, hernia, tumor.
ILEUS

Hipomotilitas (kelumpuhan)
intestinal

KetidakmampuanAbs Hilangnya kemampuan Gangguan


orpsi air intestinal dalam pasase
gastrointestinal
material feses

Penurunan intake cairan


Mual, muntah,
KONSTIPASI kembung,anoresia

Penurunan volume Kekurangan volume


cairan intra sel cairan

Hipovolemia Asupan
Kehilangan cairan dan elektrolit
nutrisi tidak
adekuat
Resiko Ketidakseimbangan Cairan Defist Nutrisi


Respon psikologis misintrepretasi Respon lokal saraf terhadap


perawatan dan pengobatan inflamasi

Kecemasan pemenuhan kebutuhan informasi


Distensi abdomen

ansietas Nyeri

Gangguan Pola Tidur

6
6. Klaifikasi
Klasifikasi ileus obsstruksi ada bermacam-macam, berdasarkan letak
obstruksinya ,ileus obstruksi terdiri dari (Kasron., Susilawati S., 2018):
a) Letak tinggi, ileus obstruksi dengan sumbatannya mengeenai
usus halus (gaster sampai ileum terminal)
b) Letak rendah, ileus obstruksi dengan sumbatan mengenai usus
besar (dari ileum terminal sampai rectum)
Klasifikasi berdasarkaan jenis sumbatannya, yaitu:
a) Ileus obstruksi sebagai (partial obstruction) :obstruksi terjadi
sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat,dapat flatus
dan defekasi sedikit.
b) Ileus obstruksi sederhana (simple obstruction): dimana obstruksi
tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh darah(tidak disertai
gangguan aliran darah)
c) Ileus obstruksi Strangulasi(strangulated obstruction):Dimana
obstruksi yang disertai adanya penjepitan pembuluh darah
sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis
yang ditandai denga gejala umum berat yang disebabkan oleh
toksin dari jaringan gangrene.
Berdasarkan penyebabnyaa ileus obstruksi dibedakan menjadi tiga
keompok:
a) Ileus obstruktif lesiintraluminal, misalnya fekalit, benda
asing,bezoar,batu empedu.
b) Ileus obstruksi lesi intramural, misalnya maignansi atau
inflamasi
c) Ileus obstruksi lesi ekstramural, misalnya adhesi,hernia,volvulus
atau intususepsi.
7. Komplikasi
Pada obstruksi dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir
dengan perforasi sekum sehingga terjadi infeksi rongga perut dengan

7
akibat peritonitis umum, sepsis dan syaok hipovelemi (Kasron.,
Susilawati S.,2018)

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan penunjang Ileus, dikutip dari (Diyono., Mulyanti S.,
2013) adalah:
1. Pemeriksaan dengan sinar X terhadap abdomen akan menunjukkan
kuantitas abnormal dari gas dan/atau cairan dalam usus.
2. Pemeriksaan laboratorium : Dalam pemeriksaan laboratorium akan
didapat peningkatan: BUN, Hematrokit, Leukosit, juga berat jenis
urin, penurunan dari serum Katrium Klorida, Kalium, Bikarbonat
disamping itu juga dilakukan pemeriksaan elektrolit apakah adanya
dehidrasi, pemeriksaan darah lengkap apakah adanya kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Ileus, dikutib dari (Mutaqin, A., Sari K., 2012) adalah:
1. Konservatif
Sebagian besar kasus ileus pascabedah mendapat intervensi
konservatif. Pasien harus menerima hidrasi intravena. Untuk pasien
dengan muntah dan distensi, penggunaan selang nasogastrik
diberikan untuk menurunkan gejala, namun belum ada penelitian
dalam literatur yang mendukung penggunaan selang nasogastrik
untuk memfasilitasi resolusi ileus.
Panjang selang ke saluran gastrointestinal tidak memiliki manfaat
atas perbaikan ileus. Untuk pasien dengan ileus berlarut-larut,
obstruksi mekanis harus diperiksa dengan studi kontras. Sepsis dan
gangguan elektrolit yang mendasari. terutama hipokalemia,
hiponatremia, dan hipomagnesemia, dapat memperburuk ileus.
Kondisi ini didiagnosis dan diperbaiki
2. Terapi Diet

8
Umumnya, menunda intake makan oral sampai tanda klinis
ileus berakhir. Namun, kondisi ileus tidak menghalangi pemberian
nutrisi enteral. Pemberian enteral secara hati-hati dan dilakukan
secara bertahap.
3. Terapi aktivitas
Kebijakan konvensional pada praktik klinik memberikan
pemahaman bahwa merangsang fungsi usus dan meningkatkan ileus
pasca bedah, meskipun hal ini belum ditunjukkan dalam literatur.
Dalam sebuah studi nonrandomized mengevaluasi 34 pasien,
elektroda bipolar seromuscular ditempatkan di segmen saluran
gastrointestinal setelah laparotomi Sepuluh pasien ditugaskan untuk
ambulasi pada pasca operasi hari pertama, dan yang lainnya 24
pasien ditugaskan untuk ambulasi pada pasca bedah hari keempat.
Hasil yang didapat, ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan
dari hasil mioelektrik dalam pemulihan di lambung, jejunum, atau
usus antara 2 kelompok tersebut. Walaupun begitu, ambulasi tetap
bermanfaat dalam mencegah pembentukan atelektasis, obstruksi
vena profunda, dan pneumonia tetapi tidak memiliki peran dalam
mengobati ileus.
4. Terapi farmakologis
Metoklopramid, sebuah antagonis dopaminergik, sebagai
obat antim prokinetik. Data telah menunjukkan bahwa pemberian
obat ini dapat ber memperburuk ileus
Terapi farmakologis yang dianjurkan adalah golongan Opioid
antagonis misalnya alvimopan. Alvimopan ini ditunjukkan untuk
membantu mencegah postoperative reseksi usus

9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.Pada remaja lebih
berisiko mempunyai penyakit gangguan saluran pencernaan.Faktor
yang mendukung terjadinya ileus obstruksi adalah hernia, tumor,
dll. (Muttaqin, 2012, hal. 12).
b. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluhkan tidak ada flatus dan defekasi
(konstipasi) selama beberapa hari.
2. Alasan masuk rumah sakit
Ileus obstruksi biasanya px mengeluh nyeri abdomen yang disertai
mual dan muntah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada ileus obstruktif biasanya pasien merasa tidak enak pada perut,
konstipasi, anorexia, mual dan terkadang sampai muntah.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penyakit sebelumnya terakhirklien pernah dirawat
dirumah sakit karena penyakit ileus, Riwayat pembedahan juga
perlu dikaji baik pembedahan abdomenatau sistem yang lain.dan
penggunaan obat-obatan, alkohol dan pola hidup tidak baik.
2. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit pada keluarga yang memicu terajadinya ileus dan
sebagainya.
3. Riwayat pengobatan
Mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa
lalu seperti obat antasida penghilang maag.
d. Pemeriksaan Fisik

10
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran
Pada pasien ileus tingkat kesadaran dalam keadaan baik atau
composmentis
b. Tanda-tanda vital
Pada pasien ileus biasanya dapat terjadi syok hipovolemik. Pada
saat pasien mengalami syok hipovolemik maka akan terjadi
tekanan darah menurun, nadi meningkat, suhu tubuh meningkat
dan respiratory dalam keadaan normal.
2. (Hed to Toe)
a. Kepala : Simetris,tidak ada benjolan
Kulit kepala : Bersih,tidk ada luka
Mata : Simetris ka/ki, pupil isokor, reflek cahaya +/+,
Telinga : Tidak ada serumen , fungsi pendengaran baik,
tidak ada nyeri tekan
Hidung : bersih, tidak ada pembesaran polip, tidak ada
sekret, tidak ada nyeri tekan
Mulut dan Gigi: Lidah kotor, gigi kuning
Wajah :Simetris,bersih
b. Leher :Tidak terdapat pembesaran tiroid dan nadi
karotis teraba
c. Dada/thoraks
Paru-paru
Inspeksi :Simetris,pergerakan dada simetris dan tidak
Terdapat jejas
Palpasi :Simestris, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara dada sonor, tak ada redup atau suara
Tambahan lainnya
Auskultasi : Suara nafas normal, tidak ada wheezing, atau suara
Tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi

11
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictuskordis teraba di ics ke
4 dan 5, N: ≤100x/mnt.
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 S2 TUNGGAL (lubdub),tidak ada suara
tambahan murmur
d. Abdomen
Inspeksi :Simetris, bentuk datar atau membusung, tidak ada
jejas, distensi abdomen.
Auskultasi :Tidak terdengar bising usus.
Palpasi : Nyeri tekan ada, tidak ada pembesaran limfe dan
klien
Perkusi :Didapatkan bunyi hipertimpani
e. Pelvis
Inspeksi :Simestris,tidak terdapat benjolan/luka
Palpasi :Tidak terdapat nyeri tekan
f. Genitalia :Bersih,tidak ada benjolan
g. Ekstermitas
Status sirkulasi :Nadi radalis teraba 94x/menit
Keadaan injury:-
h. Neurologis
Fungsi sensorik :Psien mampu menerima rangsang nyeri dengan
baik 5555 5555
Fungsi motorik: Kekuatan otot
5555 5555

12
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan rontgen sangat bermanfaat demi mengonfirmasi
diagnosis, obstruksi usus serta foto abdomen dalam posisi tegak
dan berbaring kadang diperlukan denngan pemeriksaan zat kontras
(barium).
2. Pemeriksaan laboratorium
Dalam pemeriksaan laboratorium akan didapat peningkatan dari :
BUN, hematocrit, leukosit, juga berat jenis urine. Disamping itu
juga terjadi penurunan dari serum natrium clorida, kalium,
bikarbonat.
3. Leukosit darah, kadar elektrolit, ureum, glukosa darah, amilase.
4. Foto polos abdomen atau foto abdomen dengan menggunakan
kontras. Foto polos abdomen dengan posisi tegak atau lateral
dekubitus tampak distensi usus proksimal dari hambatan dan
fenomena anak tangga. Pada vondus sigmoid tampak yang distensi
berbentuk U yang terbalik.
2. Diagnosa
Menurut SDKI (PPNI, 2018) diagnose keperawatan dari ileus
obstruksi adalah:
a. Konstipasi
Definisi : Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses
sulit dan tidak tuntas serta feses kering dan banyak.
Penyebab :
a) Penurunan mortilitas gastrointestinal.
b) Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi.
c) Ketidakcukupan diet.
d) Ketidakcukupan asupan serat.
e) Ketidakcukupan asupan cairan.
f) Kelemahan otot abdomen.

13
Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
1. Defekasi kurang dari 2x seminggu.
2. Pengeluaran feses lama dan sulit.
b) Objektif
1. Feses keras.
2. Peristaltic usus menurun.
Gejala tanda minor
a) Subjektif
1. Mengejan saat defekasi
b) Objektif
1. Distensi abdomen.
2. Kelemahan umum.
3. Teraba massa pada rectal.
Kondisi Klinis Terkait
1. Lesi/ cedera pada medulla spinalis.
2. Spina bifida.
3. Stroke.
4. Sklerosis multipel.
5. Penyakit Parkinson
6. Demensia.
7. Hiperparatiroidisme.
8. Hipoparatiroidisme.
9. Ketidakseimbangan elektrolit.
10. Hemoroid.
11. Obesitas.
12. Pasca operasi obstruksi bowel.
13. Kehamilan.
14. Pembesaran prostat.
15. Abses rectal.
16. Fisura anorektal.

14
17. Striktura anorektal.
18. Prolapsed rectal.
19. Ulkus rectal.
20. Rectokel.
21. Tumor.
22. Penyakit hisrcsprung.
23. Impaksi feses.
b. Nyeri akut
Definisi : Penagalaman sensorik atau emosional yamg berkaitan denagn
kerusakan jaringan aktual atau fungsioanal ,denagan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
Penyebab:
a) Agen pencedera fisiologi (mis. infelamasi,iskemia,neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawai (mis. terbakar ,bahakan kimia iritan )
c) Agen pencedera fisik (mis .abses,amputasi,terbakar,terpotong
mengangkat berat, prosedur operasi,trauma,latihan fisik berlebihan )
Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
Mengeluh nyeri
b) Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap proktektif (mis.waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Tekanan darah meningkat

15
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sinderom koroner akut
e) Glaukoma
c. Defisit Nutrisi
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab
a) Ketidakmampuan menelan makanan
b) Ketidakmampuan mencerna makanan
c) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d) Peningkatan kebutuhan metabolisme
e) Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
f) Faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makanan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram/ nyeri abdomen

16
c) Nafsu makan menurun
Objektif
a) Bising usus hiperaktif
b) Otot pengunyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membran mukosa pucat
e) Sariawan
f) Serum albumin turun
g) Rambut rontok berlebihan
h) Diare
Kondisi Klinis Terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Celft palate
g) Amyotropic lateral sclerosis
h) Kerusakan neuromuskular
i) Luka bakar
j) Kanker
k) Infeksi
l) AIDS
m) penyakit Crohn’s
a. Hipovolemia
Definisi : Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler,
interstisial, dan / atau intraseluler.
Penyebab:
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbs cairan
3. Usia lanjut

17
4. Kelebihan berat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Nadi teraba lemah
2. Teknan darah menurun
3. Turgor kulit menurun
4. Membrane mukosa kering
Gejala dan tanda Minor
Subjektif
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
Objektif
1. Suhu tubuh meningkat
2. Status mental berubah
3. Konsentrasi urin menurun
Kondisi Klinis Terkait
1. Penyakit Addison
2. Trauma/pendarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif

18
3. Intervensi
Menurut SLKI dan SIKI intervensi dari ileus obstruksi yaitu:
a. Konstipasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan
eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil:
1. Pembentukan dan pengeluaran feses membaik.
2. Nyeri abdomen berkurang.
3. Distensi abdomen menurun.
Observasi
1. Identifiksi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
3. Monitor buang air besar(mis.warna,frekuensi,konsisten,volume)
4. Monitor tanda dan gejala diare,konstipasi, atau infeksi
Terapeutik
1. Berikan air hangat setelah makan
2. Jadwalkn waktu defekasi bersama pasien
3. Sediakan makan tinggi serat
Edukasi
1. Jelaskan makanan yang membantu meningkatkan keteraaturn
peristaltik usus
2. Anjurkan meningkatkan aktifitas,seuai toleransi
3. Anjurkan mengkonsumsi makanan yng mengandung tinggi serat
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan,jika tidak ada
kontraindikassi
Kalaborasi
Kalaborasi pemberian obat supositoria anal,jika perlu
b. Nyeri akut
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
diharapkan aktivitas pasien membaik dengan kriteria hasil:

19
1. Frekuensi nadi meningkat.
2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat.
Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
e. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
g. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping analgetik
Terapiutik
a. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 19
b. Berikan teknik non farmakologi (misalnya TENS, hypnosis,
akupresure, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
tekniki majinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain, terapi distraksi).
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
c. Defisit nutrisi

20
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
diharapkan Nutrisi pasien pasien membaik dengan kriteria
hasil:
a. Perasaan cepat kenyang menurun.
b. Nafsu makan membaik.
c. Frekuensi makan meningkatan.
d. Nyeri abdomen menurun.
e. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
f. Memiliki nialai laboratorium (mis ; transferin, albumin, dan
elektrolit) dalam batas normal
g. Melaporkan tingkat energi yang adekut
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikai kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Monitor asupan makanan.
4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
Terapeutik
1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
2. Berikan seuplemen makanan.
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk.
2. Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemeberian medikasi sebelum makan.
d. Hipovolemia
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
diharapkan status cairan pasien membaik dengan kriteria
hasil:
a. Memiliki konsentrasi urine yang normal.

21
b. Memiliki hemoglobin dan hematokrid dalam batas normal untuk
pasien.
c. Memiliki vena sentral dan pulmonal dan rentan yang di
harapkan
d. Tidak mengalami haus yang tidak normal.
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, naditeraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulitmenurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah).
2. Monitor intake dan output cairan.
Terapeutik
1. Hitung kebutuhan cairan.
2. Berikan posisi modified Trendelenburg.
3. Berikan asupan cairan oral.
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL) -
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%) .
2. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, Plasmanate).
3. Kolaborasi pemberian produk darah.

22
DAFTAR PUSTAKA
Diyono, & Mulyanti, S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta:
Prenada Media Group.
Krasron, & Susilawati, S. (2018). Buku Ajar Anatomi Fisiologi Dan Gangguan
Sistem Pencernaan.Jakarta:Cv Trans Info Media.
SDKI. (2018). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
SLKI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
SIKI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
Hendra Kastiaji, & Imam Al Rasyidi. (2023). Ileus Obstruktif: Laporan Kasus.
Jurnal Kesehatan Amanah, 7(1), 40–45.
https://doi.org/10.57214/jka.v7i1.262

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

You might also like