You are on page 1of 2

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Jl . Ir. Sutami 36 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

Nama : Damar Abdallah


NIM : I0223117
Mata Kuliah : Sejarah Arsitektur Nusantara – C
Tanggal : 28 Februari 2024
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mohammad Muqoffa M.T.

Arsitektur Nusantara : Rumah Adat Honai, Papua

Arsitektur Nusantara merupakan warisan


budaya yang kaya dan bernilai tinggi, yang
mencerminkan kekayaan sejarah, budaya, dan
kearifan lokal di wilayah Nusantara. Salah
satunya kebudayaan yang ada dalam kearifan
arsitektur nusantara yaitu rumah adat honai suku
Dani, Papua.
Rumah honai atau onai merupakan rumah
tradisional masyarakat khususnya suku Dani
yang berada di wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Rumah ini biasanya
berbentuk bulat sederhana dengan pintu kecil dan tidak dilengkapi jendela. Akan tetapi ada
juga rumah honai yang berbentuk persegi panjang, rumah jenis ini namanya Ebe'ai (Honai
Perempuan). Terdapat tiga jenis rumah honai, yaitu rumah honai (khusus laki-laki), rumah
ebai (khusus perempuan), dan rumah wamai (khusus binatang). Tinggi rumah Honai biasanya
hanya mencapai 2,5 meter dan terdapat dua lantai didalamnya. Tetapi walau hanya memiliki
ketinggian 2,5 meter beserta dua lantai, disebutkan bahwasanya rumah honai mampu
menampung orang lima hingga sepuluh orang loh! Dan dari dua lantai itu biasanya Lantai
bawah digunakan untuk tidur, sedangkan lantai atas digunakan untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari seperti makan, bersantai dan membuat kerajinan. Pada lantai bawah, dibagian
tengahnya terdapat api unggun atau yang biasa mereka sebut Hipere, yang dipergunakan
untuk memasak atau sekadar menghangatkan tubuh. Selain sebagai tempat tinggal, Rumah
Honai juga memiliki makna sosial dan budaya yang dalam bagi suku Dani. Biasanya, sebuah
Rumah Honai ditempati oleh beberapa keluarga yang terkait dalam satu kelompok atau klan.
Rumah ini memiliki ciri khas yaitu berbentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu dan
beratap kerucut yang terbuat dari jerami. Tinggi rumahnya
mencapai 2,5 meter dan tidak memiliki jendela dan hanya ada
satu pintu. Semua bahannya berasal dari kayu dan jerami atau
ilalang, yang dimana konon suku Dani ini terinspirasi dari
melihat burung-burung yang mengumpulkan ranting kayu untuk
membuat sarang mereka. Kesederhanaan rumah honai ini juga
bukanlah tanpa tujuan, struktur rumah yang kecil bisa
memberikan efek hangat. Tidak memiliki jendela dan hanya
memiliki satu pintu juga ada tujuannya, yaitu untuk melindungi
orang yang berada didalam dari suhu dingin, mengingat suhu di sana bisa mencapai 10-15
derajat celcius pada waktu malam.
Selain berfungsi sebagai hunian, rumah
honai memiliki beberapa fungsi dan filosofi
tersendiri. Pertama, rumah honai berfungsi sebagi
tempat menyimpan peralatan perang dan
peralatan warisan leluhur. Selain itu di rumah
honai ini juga mengajarkan para anak lelaki
tentang strategi perang. Kedua, rumah honai
dijadikan tempat untuk menyimpan umbi-umbian
dan hasil ladang. Bahkan terdapat pula honai yang
didirikan khusus untuk pengasapan mumi.
Ada pun filosofi yang terkandung dari rumah
honai sebagai berikut:
Pertama mengajarkan nilai persatuaan dan kesatuan yang tinggi antar sesama suku
serta mempertahankan warisan budaya yang diwariskan para leluhur.
Kedua, nilai kerja sama dalam mengerjakan pekerjaan yang mengajarkan antar sesama
harus sehati, sepikir dan satu tujuan. Hal tersebut tercermin dari awal pendirian rumah honai.
Dimana orang yang akan membuat rumah honai akan memanggil keluarga untuk membantu
membuat runah honai kemudian makan bersama.

Referensi
https://indonesiabaik.id/infografis/honai-rumah-mungil-khas-papua.

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Honai#cite_note-1.

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/rumah-honai-kekayaan-arsitektur-hijau-dari-
papua.

Selayang Pandang Papua. Klaten: Intan Perwira. 2018. hlm. 41–42.

You might also like