Professional Documents
Culture Documents
Bandung Lautan API (Drama XII IPS 3) - 1
Bandung Lautan API (Drama XII IPS 3) - 1
Pembukaan:
(Suasana warga Bandung berinteraksi dan beraktivitas seperti biasanya berbelanja, berbincang bincang).
Narator: 24 maret 1946 merupakan peristiwa yang sangat mendebarkan dikota Bandung. Suasana malam
mencekam saat penduduk melarikan diri, mengungsi ditengah kobaran api dan tembakan tembakan
musuh.Sebuah kisah tentang harapan keberanian dan kasih sayang yang terjadi dalam waktu 7 jam.
Ratusan ribu penduduk mengukir sejarah dengan membumi hanguskan rumah dan harta benda mereka
demi mempertahankan ibu pertiwi. Pasukan sekutu yang berada dibawah Komando Brigade McDonald
menuntut agar seluruh senjata api yang dimiliki penduduk diserahkan kembali. Selain itu orang-orang
belanda juga dituntut agar dibebaskan dari kamp tawanan. Mereka pun mulai melakukan tindakan -
tindakan yang mengganggu keamanan rakyat di kota Bandung
Adegan 1:
McDonald: We give you a warning, untuk segera serahkan seluruh senjata yang telah kalian rampas dari
tentara Jepang, dan segera kosongkan kota Bandung bagian utara!.
McDonald: Ultimatum ini harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal 29 November 1945. Jika
warga dan pasukan Indonesia belum juga menarik diri dari Bandung Utara sampai dengan batas waktu
yang kami tentukan, kami tidak akan segan-segan untu mengambil tindakan tegas dengan cara
menangkap dan menembak siapapun yang sudah melanggar ultimatum ini.
Narator: TKR dan para masyarakat Bandung pun tak pernah menggubris ultimatum dari pihak sekutu.
Warga tetap bersikap acuh dan menjalankan aktivitas seperti biasanya
(warga bersikap acuh dan kembali menjalani aktifitas dan keluar dari panggung.)
Narator: Bahkan pada tanggal 21 November 1945, TKR serta badan-badan perjuangan melancarkan
serangan ke markas-markas Sekutu di Bandung Utara. Keributan dimana-mana suara tembakan ledakan
dan perang riuh rikuk pikuk.
Adegan 2:
Narator : MC Donald menyebarkan ultimatum untuk kedua kalinya melalui radio dan surat kabar
McDonald: Kami memerintahkan kalian warga Bandung dan pasukan bersenjata pejuang Indonesia
segera meninggalkan kawasan Bandung Selatan hingga radius 10-11 km menjauhi pusat kota. Dan jika
kalian tidak mematuhi ultimatum kedua ini sampai tanggal 24 Maret 1946, di jam 12 malam kami akan
membinasakan kota Bandung hingga tak tersisa.
Adegan 3:
Narator: sebelumnya AHN mendapatkan telegram dari Jendral Soedirman “Tiap sejengkal tanah harus
dipertahankan sampai mati.”
Di saat itu juga, pada tanggal 23 maret 1946 Kolonel Abdul Haris Nasution mengadakan musyawarah
bersama para pemuda dan TKR
A. H. Nasution: Rencana apakah yang sudah kalian siapkan?
Mayor Rukana: Mari kita buat Bandung Selatan menjadi lautan api.
Mayor Rukana: Kita evakuasi seluruh warga dan pejuang bersenjata Indonesia dari kota Bandung. Tapi
sebelum kita pergi dari Bandung, kota Bandung harus terlebih dahulu dibumi hanguskan agar tidak bisa
diambil alih oleh sekutu.
(Selagi Narator membacakan teks AHN, Mayor Rukana, Para Pemuda dan TKR berdiskusi)
Narator: Saran dari Mayor Rukana sangat teramat dipertimbangkan oleh Jenderal Nasution, dengan segala
perhitungan seberapa besar kerugian yang akan diderita oleh pasukan jika mereka memilih melawan
sekutu. Dihitung dari jumlah personel dan logistik yang ada ternyata hal itu masih tidak memandai untuk
melakukan penyerangan. Akhirnya setelah mempertimbangkan dengan matang, Jenderal Nasution pun
yakin membumi hanguskan kota Bandung merupakan solusi yang tepat. Saran itu lah yang menjadi awal
sebuah peristiwa besar dalam sejarah mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Pemuda: Demi tatar Parahyangan ini, kita akan berjuang sampai titik darah penghabisan
Adegan 4:
Narator: Para Pemuda pun segera memberitahukan rencana tersebut kepada para penduduk.
(kondisi tidak terkontrol semua warga panik dan berpergian untuk menyelamatkan diri)
Pemuda: Kita harus percaya kepada Jenderal, Kolone, Mayol dan TKR. Cepat atau lambat tanah ini akan
kita rebut kembali!
Narator: Tepat tengah malam, Kota Bandung Utara telah kosong dan penduduk pun menelusuri
pegunungan menuju Bandung Selatan
-SEKIAN-