You are on page 1of 9

LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UTS MK. Literasi Dasar

Dosen Pengampu:

Dr. Halimatussakdiah, S.Pd., M.Pd.


Frinawaty Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Ridha Jihan Resty


NIM. 9243610124
PGSD 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
Laporan Kemajuan Belajar Literasi Dasar

Mata kuliah literasi dasar merupakan mata kuliah yang bertujuan


untuk mengembangkan kemampuan calon guru profesional dalam
merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan literasi di
sekolah dasar. Sebelum saya mengampu mata kuliah literasi dasar pada
perkuliahan PPG Prajabatan, definisi dari kegiatan literasi di sekolah dasar
secara umum Saya pahami hanya sebatas menuntun peserta didik untuk
memiliki kegemaran dalam kegiatan membaca dan menulis. Seperti yang
disampaikan oleh Safitri & Dafit (2021) bahwa kegiatan membaca dan
menulis menjadi faktor awal dan dasar bagi peserta didik untuk memasuki
dunia pendidikan. Hal ini membuat saya terpaku bahwa kegiatan literasi di
sekolah dasar hanya kegiatan membaca dan menulis agar memudahkan
mereka dalam memahami pelajaran yang diberikan baik di masa sekarang
atau di masa yang akan datang. Namun faktanya, setelah saya mengikuti
perkuliahan PPG Prajabatan pada mata kuliah Literasi Dasar ini saya
mengetahui bahwa konteks kegiatan literasi di sekolah dasar sangat luas,
guru tidak hanya menuntut peserta didik untuk gemar membaca dan
menulis, tetapi mereka juga dituntun untuk bisa menyampaikan suatu
pendapat dan ide, memiliki kemampuan untuk mengevaluasi informasi
dengan kritis (analisis teks), dan melakukan penelitian dasar/proyek
sederhana.
Didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan literasi di sekolah dasar
secara kompleks dapat melibatkan pendekatan yang holistik untuk
mengembangkan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara. Hal ini mencakup membaca dengan memahami, maksudnya
peserta didik tidak hanya diajarkan membaca kata-kata, tetapi juga
bagaimana untuk memahami dan menganalisis teks yang mereka baca,
sehingga melibatkan strategi seperti menerapkan konteks, memprediksi,
menanyakan pertanyaan, dan merangkum informasi. Lalu kegiatan
menulis dengan beragam tujuan, maksudnya kegiatan menulis ini
mencakup berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dan

1
argumentasi, sehingga peserta didik belajar untuk mengorganisir ide-ide
mereka menggunakan struktur teks yang tepat dan menyampaikan pesan
secara efektif kepada pembacanya. Kemudian kegiatan mendengarkan
aktif, maksudnya literasi juga melibatkan keterampilan mendengarkan yang
baik, sehingga peserta didik diajarkan untuk memahami instruksi, mengikuti
petunjuk, dan menanggapi informasi secara tepat ketika mereka
mendengarkan pembicaraan atau presentasi. Setelah itu kegiatan
berbicara dengan percaya diri, maksudnya peserta didik didorong untuk
berpartisipasi dalam diskusi kelas, presentasi, dan bermain peran,
sehingga mereka belajar untuk menyampaikan suatu gagasan dan ide-ide
yang jelas dan percaya diri, serta menerima umpan balik dari teman sebaya
dan guru. Berdasarkan serangkaian kegiatan tersebut, literasi membantu
memperluas kosa kata peserta didik dan pemahaman bahasa, seperti
struktur bahasa yang lebih kompleks, dan membantu mereka memahami
konvensi tulisan yang benar. Hasil akhirnya, peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan literasi yang kuat yang akan membantu
mereka sukses di semua aspek kehidupan mereka, baik di sekolah maupun
di luar sekolah.
Selain kegiatan tersebut, memasuki era digitalisasi sekolah saat ini,
peserta didik juga dituntun agar memiliki keterampilan dan pengetahuan
dasar dalam bidang digital. Anak-anak saat ini tumbuh di era digital di mana
teknologi digital memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana teknologi kerap hadir dalam ruang lingkup peserta didik, baik
secara akademik maupun non akademik, literasi digital membantu mereka
untuk bijak dan memiliki kemampuan dalam mengelola serta
mengimplementasikan informasi yang di dapat secara bertanggung jawab
dan efektif, sehingga berguna dalam menghadapi berbagai kondisi
perubahan maupun tantangan yang dihadapi. Pemahaman tentang literasi
digital membantu mereka mengevaluasi kebenaran dan keandalan
informasi yang mereka temui secara online, termasuk pemahaman tentang
keselamatan online, seperti pentingnya menjaga privasi, mengidentifikasi

2
ancaman keamanan, dan berperilaku secara etis di dunia digital. Anak-anak
perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi
diri mereka sendiri saat menggunakan internet. Hal ini juga diperjelas oleh
(Fahrianur, dkk., 2023) bahwa saat ini, istilah literasi digunakan atau
memiliki pengertian yang lebih luas dan kompleks. Kegiatan literasi
mencakup banyak bidang, diantaranya adalah literasi baca tulis, literasi
numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya
dan kewarganegaraan.
Pemahaman tentang literasi finansial juga penting di sekolah dasar,
seperti penjelasan oleh Laila, dkk. (2019) bahwa peran pendidikan literasi
finansial di sekolah dasar tidak hanya sekedar mengenalkan uang, namun
juga mempelajari tentang pengelolaan uang, belajar bertransaksi, dan
dapat memiliki jiwa kewirausahaan. Bentuk kontekstualisasi mengapa
literasi finansial diperlukan agar memberikan pendidikan awal yang baik,
maksudnya peserta didik diperkenalkan dengan konsep literasi finansial
sejak dini untuk membangun pemahaman yang kuat tentang manajemen
keuangan sebelum mereka terjun ke dunia keuangan yang lebih kompleks
di masa depan. Lalu memahami kebutuhan sehari-hari, maksudnya anak-
anak di sekolah dasar juga memiliki kebutuhan finansial sehari-hari, seperti
mengenal nilai uang, berbelanja, dan menyimpan uang saku, sehingga
membantu mereka mengelola uang dengan bijaksana sejak dini. Literasi
finansial juga mengajarkan pentingnya pengelolaan keuangan, seperti
memahami pentingnya pengelolaan keuangan pribadi, termasuk membuat
anggaran, menabung untuk tujuan masa depan, dan menghindari utang
yang tidak perlu, sehingga mereka terampil untuk mencapai kestabilan
keuangan di masa dewasa dan belajar bagaimana membuat keputusan
keuangan yang cerdas dan bertanggung jawab. Jika literasi finansial masuk
ke dalam kurikulum sekolah dasar, peserta didik akan mendapatkan
pemahaman yang kuat untuk mengelola uang dengan bijaksana sepanjang
hidup mereka, membantu mereka mencapai stabilitas keuangan dan
kemandirian di masa dewasa.

3
Kabari, dkk. (2023) menjelaskan bahwa pengembangan literasi
budaya dan kewarganegaraan menjadi hal yang penting pada satuan
pendidikan, khususnya di sekolah dasar untuk membangun pemahaman
tentang budaya lokal, nasional, dan global, serta pemahaman akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
Budaya membantu memperkuat identitas nasional peserta didik dengan
memperkenalkan mereka pada nilai-nilai, simbol, dan sejarah budaya
Indonesia, sehingga membantu peserta didik merasa terhubung dengan
komunitas mereka dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap warisan
budaya mereka. Nilai-nilai kewarganegaraan juga melibatkan
pengembangan sikap toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman
sosial, budaya, agama, dan politik. Peserta didik belajar untuk menghormati
pendapat dan keyakinan orang lain, serta menghargai perbedaan sebagai
sumber kekayaan dalam masyarakat, memperjuangkan hak asasi manusia,
mengatasi diskriminasi, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat
yang adil dan inklusif.
Pemahaman tentang literasi sains juga sangat penting di sekolah
dasar, seperti yang dijelaskan oleh Irsan (2021) bahwa penguasaan dan
kemampuan pemecahan sains dan teknologi di era digital ini menjadi
peranan penting keberhasilan pendidikan suatu bangsa. Sains sebagai
salah satu bagian dari pendidikan memiliki peran penting dalam
menghasilkan dan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan
berpikir kritis, logis, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global. Literasi sains
menciptakan pemahaman tentang dunia fisik, maksudnya literasi sains
membantu peserta didik memahami dunia fisik di sekitar mereka, termasuk
benda-benda alami, fenomena alam, dan proses-proses yang terjadi di
alam semesta, sehingga dapat membantu mereka mengembangkan rasa
ingin tahu dan keingintahuan terhadap dunia di sekitar mereka. Melalui
literasi sains, peserta didik juga belajar untuk mengamati, bertanya, dan
mencoba menjawab pertanyaan tentang dunia mereka dengan
menggunakan metode ilmiah. Literasi sains memberikan pemahaman

4
tentang proses ilmiah, maksudnya peserta didik diperkenalkan pada proses
ilmiah, termasuk observasi, pengukuran, perumusan hipotesis, eksperimen,
dan analisis data. Ini membantu mereka memahami bagaimana
pengetahuan ilmiah dibangun dan disusun secara sistematis. Kemudian,
kegiatan literasi sains memberikan dasar yang kuat bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi karier di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika
(STEM) serta untuk berkontribusi dalam pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Implementasi kegiatan literasi sains di sekolah dasar, akan
mengasah peserta didik menjadi lebih terampil dalam berpikir kritis,
memahami tentang dunia di sekitar mereka, dan lebih siap untuk
menghadapi tantangan dan peluang di masa depan yang berkaitan erat
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan literasi yang tidak kalah penting di sekolah dasar yaitu
tentang literasi numerasi. Literasi numerasi memberikan dasar yang kuat
bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan matematika yang
meliputi pemahaman tentang konsep angka, operasi matematika dasar,
pengukuran, geometri, dan pemecahan masalah matematika, karena
literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, sehingga komponen-
komponen dalam pelaksanaan literasi numerasi tidak lepas dari materi
cakupan yang ada dalam matematika (Ekowati, dkk., 2019).
Kontekstualisasi literasi numerasi di sekolah dasar yaitu dapat dijadikan
acuan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, seperti berbelanja,
mengelola keuangan pribadi, memasak, atau mengukur benda-benda di
sekitar mereka. Lalu membantu pengembangan keterampilan logika dan
pemikiran kritis, maksudnya belajar matematika melibatkan pengembangan
keterampilan logika, pemikiran kritis, dan penalaran deduktif, sehingga
peserta didik mampu untuk menyusun argumen matematika, memecahkan
teka-teki, dan mencapai kesimpulan berdasarkan bukti matematika yang
mereka temui. Literasi numerasi juga tidak luput dalam persiapan untuk
bidang karier, maksudnya keterampilan numerasi adalah dasar yang
penting untuk berbagai bidang karier, termasuk ilmu pengetahuan,

5
teknologi, kedokteran, keuangan, dan teknik, sehingga peserta didik
memiliki pemahaman yang kuat tentang matematika membuka pintu untuk
berbagai peluang karier di masa depan. Dengan memasukkan literasi
numerasi ke dalam kurikulum sekolah dasar, peserta didik akan
mendapatkan dasar yang kuat untuk berhasil dalam matematika dan
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sukses di berbagai bidang
kehidupan mereka.
Sistem kegiatan literasi di Indonesia telah mengalami perkembangan
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun demikian, masih ada
ruang untuk pemerintah dan pihak sekolah melakukan pengayaan dan
tindak lanjut untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Berikut adalah
gambaran umum tentang sistem kegiatan literasi di Indonesia.
1. Kebijakan pemerintah: Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan literasi, salah
satu inisiatif utama adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi
masyarakat Indonesia. Gerakan ini mengikutsertakan berbagai pihak
baik internal juga eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta
didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan industri juga menjadi
komponen penting dalam GLS (Hidayah, 2017).
2. Program di sekolah: Sekolah-sekolah di Indonesia memiliki berbagai
program literasi, termasuk pengajaran membaca dan menulis di kelas,
klub buku, dan kegiatan ekstrakurikuler literasi. Namun, implementasi
program-program ini bisa bervariasi antara sekolah satu dengan yang
lainnya. Seperti di SDN 104204, tingkat kemajuan atau peringkat dalam
implementasi dan efektivitas program literasi masih berada di lampu
merah. Bukan karena kemampuan membaca atau menulis peserta
didik yang sangat rendah, melainkan kurangnya dukungan dari
stakeholder utama yaitu guru dan orang tua, serta ketersediaan buku di
kelas tidak sesuai/melebihi jumlah peserta didik di kelas.

6
3. Tantangan yang masih dihadapi: Meskipun ada kemajuan yang telah
dicapai, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi sistem kegiatan
literasi di Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk akses terbatas
terhadap buku dan sumber literasi lainnya, keterbatasan pelatihan bagi
guru, dan rendahnya minat baca di kalangan anak-anak dan remaja.
Selain faktor dari infrastruktur dan kompetensi guru yang matang,
Saputri, dkk. (2017) menemukan masalah-masalah dikelas dalam hal
baca tulis (literasi) secara rinci dijabarkan sebagai berikut: 1) peserta
didik sulit membaca buku bacaan, 2) beberapa peserta didik tidak dapat
menulis dengan benar, 3) peserta didik tidak dapat menceritakan
kembali apa yang dibacakan sebelumnya, 4) kalaupun ada peserta
didik yang dapat menceritakan kembali, ceritanya tidak runtut, dan 5)
peserta didik tidak tertarik membaca teks yang disajikan dalam buku.
4. Perlu tindak lanjut: Untuk meningkatkan efektivitas sistem kegiatan
literasi di Indonesia, perlu dilakukan tindak lanjut dalam beberapa area.
Hal ini termasuk peningkatan akses terhadap bahan bacaan dan
sumber literasi lainnya, terutama di daerah-daerah terpencil dan
berpenghasilan rendah, penyediaan pelatihan dan dukungan bagi guru
untuk mengembangkan keterampilan mengajar literasi, mendorong
partisipasi orangtua dan komunitas dalam mendukung pembelajaran
literasi di rumah dan di luar sekolah, serta memanfaatkan teknologi
untuk memperluas akses dan meningkatkan minat baca, seperti
dengan menyediakan akses ke e-book dan platform pembelajaran
digital.
Melalui mata kuliah Literasi Dasar pada program PPG Prajabatan ini,
besar harapan saya dapat ikut andil dalam meningkatkan implementasi dari
program Gerakan Literasi Sekolah. Proses perkuliahan pada mata kuliah
ini menjadi pembekalan diri untuk menjalankan dan menyuarakan ide untuk
berbagai program-program dan kegiatan literasi dengan efektif dan efisien,
serta memberikan dampak positif secara signifikan dan berkelanjutan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ekowati, D. W., Astuti, Y. P., Utami, I. W. P., Mukhlishina, I., & Suwandayani,
B. I. (2019). Literasi numerasi di SD Muhammadiyah. ELSE
(Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Sekolah Dasar, 3(1), 93-103.

Fahrianur, F., Monica, R., Wawan, K., Misnawati, M., Nurachmana, A.,
Veniaty, S., & Ramadhan, I. Y. (2023). Implementasi Literasi di
Sekolah Dasar. Journal of Student Research, 1(1), 102-113.

Hidayah, L. (2017). Implementasi Budaya Literasi Di Sekolah Dasar Melalui


Optimalisasi Perpustakaan: Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri di
Surabaya. JU-Ke (Jurnal Ketahanan Pangan), 1(2), 48-58.

Irsan, I. (2021). Implemensi Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di


Sekolah Dasar. Jurnal basicedu, 5(6), 5631-5639.

Kabari, M. I., Hayati, R. M., Ningsih, S. W., Dafara, Z. D., & Dafit, F. (2023).
Pengembangan Literasi Budaya dan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar: Studi Kasus di Pekanbaru. Bhinneka: Jurnal Bintang
Pendidikan dan Bahasa, 1(2), 73-82.

Laila, V., Hadi, S., & Subanji, S. (2019). Pelaksanaan Pendidikan Literasi
Finansial Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, Dan Pengembangan, 4(11), 1491-1495.

Safitri, V., & Dafit, F. (2021). Peran Guru Dalam Pembelajaran Membaca
Dan Menulis Melalui Gerakan Literasi di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(3), 1356-1364.

Saputri, K., & Nurhaidah, N. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Literasi Anak Kelas 1 SD Negeri 20 Banda Aceh. Elementary
Education Research, 2(2).

You might also like