You are on page 1of 8

TINJAUAN JUAL BELI LELANG SECARA ONLINE MELALUI APLIKASI

E-COMERCE DALAM PERSFEKTIF HUKUM ISLAM

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah
UIN “Sultan Maulana Hasanuddin Banten”
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum ( S. H)

Disusun Oleh:

AHMAD IHSANUDIN

NIM: 211130079

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2023 M/1444 H


BAB I
PENDHUALUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan Manusia dari awal hidup sampai mati terdapat hukum-hukum yamg
menjadi aturan untuk keberlangsungan hidupnya dengan tujuan untuk mengetahui
batasan yang akan di lakukan dalam kehidupannya, terkhusus untuk umat muslim tidak
lepas dari kajiannya dengan fiqh, karena fiqih adalah salah satu cabang ilmu yang
mencakup semua kegiatan manusia dari lahir hingga meninggal. Fiqh memiliki banyak
cabang disiplin ilmu, yang kaitannya dengan ibadah, muamalah, munakahat dan jinayah.
badah adalah sebuah konsep yang memiliki makna yang mendalam dalam agama-
agama monotheistik seperti Islam, Kristen, dan Yahudi. Istilah ini merujuk kepada
pengabdian atau peribadatan kepada Tuhan atau Yang Maha Esa. Dalam banyak agama,
ibadah adalah cara utama bagi umatnya untuk menyembah, menghormati, dan
berkomunikasi dengan Tuhan.
Dalam Islam, sebagai contoh, ibadah merupakan salah satu pilar utama dari
agama. Ibadah dalam Islam mencakup berbagai aktivitas seperti shalat (sembahyang),
puasa, zakat (sumbangan amal), dan haji (perjalanan ke Mekah). Tujuannya adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah, mengakui keesaan-Nya, dan mematuhi perintah-
perintah-Nya.
Dalam agama-agama lain seperti Kristen, ibadah juga memiliki peran penting,
termasuk kegiatan seperti ibadah gereja, doa, dan ritual keagamaan. Ibadah dalam Kristen
umumnya ditujukan kepada Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh
Kudus.
Penting untuk dicatat bahwa konsep ibadah bisa berbeda-beda antara agama-
agama, dan praktik ibadah juga bervariasi sesuai dengan ajaran dan tradisi masing-masing
agama. Meskipun demikian, inti dari ibadah adalah hubungan manusia dengan Tuhan dan
penghormatan kepada-Nya melalui tindakan spiritual, doa, dan pengabdian.
Muamalah adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada aspek-aspek transaksi
dan urusan sehari-hari dalam kehidupan manusia. Ini mencakup segala jenis aktivitas
ekonomi, sosial, dan keuangan yang melibatkan interaksi antara individu, baik itu dalam
konteks bisnis, perdagangan, keuangan, atau hubungan sosial.
Dalam Islam, muamalah diatur oleh prinsip-prinsip syariah, yang merupakan
aturan-aturan Islam yang mengatur perilaku dan etika dalam bertransaksi dan
berhubungan dengan orang lain. Beberapa prinsip utama dalam muamalah menurut
syariah Islam meliputi,
Transaksi dan urusan dalam muamalah harus didasarkan pada kejujuran dan
keadilan. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi diharapkan untuk jujur dan adil dalam
segala hal, termasuk dalam menetapkan harga, mengikat perjanjian, dan memenuhi
kewajiban.
Selanjutnya Islam melarang praktik riba atau bunga. Oleh karena itu, transaksi
yang melibatkan riba dilarang dalam muamalah. Dalam sistem keuangan Islam, ada
alternatif seperti akad mudharabah (bagi hasil) dan akad murabahah (penjualan dengan
markup). Islam juga melarang perjudian (maysir) dan ketidakpastian berlebihan (gharar)
dalam transaksi. Ini berarti kontrak atau perjanjian yang sangat spekulatif atau tidak jelas
tidak diperbolehkan.
Islam mendorong pemberian zakat (sumbangan amal wajib) dan sadaqah
(sumbangan amal sukarela) sebagai bagian dari muamalah yang baik. Ini bertujuan untuk
membantu mereka yang kurang beruntung dan mengurangi ketidaksetaraan sosial. Hak
individu dan kepemilikan dalam muamalah dihormati, dan melanggar hak milik orang
lain adalah perbuatan yang dilarang. Islam mengajarkan etika dalam bisnis, termasuk
berlaku jujur, menghormati kontrak, dan memenuhi janji-janji.
Muamalah merupakan bagian integral dari praktik Islam sehari-hari, dan prinsip-
prinsip syariah yang mengatur muamalah dimaksudkan untuk memastikan bahwa
interaksi sosial dan ekonomi umat Muslim sesuai dengan nilai-nilai dan etika Islam. Ini
menciptakan landasan untuk sebuah masyarakat yang adil dan beretika dalam
bertransaksi dan berhubungan dengan sesama manusia
B. Rumusan Masalah.
1. Apa itu Pengertian Jual Beli Lelang?
2. Bagaimana Dasar hukum Jual beli lelang ?
3. Tinjauan Jual Beli lelang dalam Hukum Islam ?
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian tentang jual beli lelang dapat bervariasi tergantung pada
konteks dan permasalahan yang ingin dijelaskan atau dipahami. Beberapa tujuan umum
penelitian tentang jual beli lelang meliputi: Mengidentifikasi Praktik Terbaik:
Penelitian ini dapat bertujuan untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam proses jual
beli lelang, termasuk tata cara lelang, persyaratan hukum, dan perlindungan konsumen.
Mengkaji Kepatuhan Hukum: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah
praktik jual beli lelang sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku, dan jika tidak,
mengidentifikasi pelanggaran yang mungkin terjadi.
Menganalisis Dampak Sosial dan Ekonomi: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dampak ekonomi dan sosial dari praktik jual beli lelang, termasuk dampaknya terhadap
penjual, pembeli, dan masyarakat umum. Memahami Motivasi dan Perilaku Pihak yang
Terlibat: Penelitian ini bisa fokus pada memahami motivasi dan perilaku pihak yang
terlibat dalam jual beli lelang, seperti penjual, pembeli, dan lembaga lelang.

D. Manfaat Penelitian.
Penelitian tentang jual beli lelang memiliki manfaat yang signifikan, baik bagi
masyarakat, pihak yang terlibat dalam proses lelang, maupun peneliti. Beberapa
manfaat utama dari penelitian ini meliputi: Meningkatkan Transparansi: Penelitian jual
beli lelang dapat mengidentifikasi praktik terbaik untuk meningkatkan transparansi
dalam proses lelang. Ini membantu memastikan bahwa proses lelang lebih terbuka dan
jujur, sehingga mencegah praktik-praktik curang. Perlindungan Konsumen: Penelitian
dapat mengidentifikasi isu-isu yang memengaruhi konsumen dalam proses jual beli
lelang, seperti praktik penipuan atau ketidakjelasan dalam peraturan lelang. Ini dapat
membantu memperbaiki perlindungan konsumen dalam transaksi lelang. Mengurangi
Risiko Hukum: Penelitian dapat membantu pemangku kepentingan, seperti
penyelenggara lelang, penjual, dan pembeli, untuk memahami risiko hukum yang
terkait dengan lelang. Hal ini dapat membantu mereka menghindari atau mengelola
risiko dengan lebih baik.

E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian tentang jual beli lelang, terdapat beberapa batasan yang
dapat memengaruhi lingkup, metodologi, atau generalisasi hasil penelitian. Berikut
adalah beberapa batasan yang mungkin ada dalam penelitian jual beli lelang: Batasan
Waktu dan Ruang: Penelitian mungkin dibatasi oleh waktu atau wilayah geografis
tertentu. Ini berarti bahwa hasil penelitian hanya relevan untuk periode waktu atau
daerah tertentu. Batasan Sampel: Keterbatasan dalam pemilihan sampel peserta lelang
atau lelang tertentu dapat mempengaruhi representasi hasil penelitian. Hasil penelitian
mungkin hanya berlaku untuk sampel yang diambil, bukan untuk seluruh populasi
peserta lelang. Keterbatasan Data: Terkadang, keterbatasan akses atau kualitas data
yang tersedia dapat mempengaruhi kemampuan penelitian untuk memberikan
pemahaman yang komprehensif tentang praktik jual beli lelang. Keterbatasan
Metodologi: Metode penelitian tertentu mungkin memiliki keterbatasan yang
memengaruhi validitas dan generalisabilitas hasil penelitian. Keterbatasan Subyek
Penelitian: Penelitian mungkin tidak dapat mengakses atau mengumpulkan data dari
semua pihak yang terlibat dalam jual beli lelang, seperti pihak penyelenggara lelang,
penjual, atau pembeli.

F. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Studi Literatur.
Melakukan studi literatur untuk mengumpulkan informasi dan wawasan mengenai
konsep lelang, jenis-jenis lelang, dan prosedur lelang. Menganalisis literatur yang
relevan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil lelang dan perilaku
pembeli dan penjual dalam proses lelang. Studi literatur adalah langkah awal yang
penting dalam melakukan penelitian tentang konsep lelang dan jenis-jenis lelang.
Dalam studi literatur, Anda akan mencari referensi, artikel, buku, dan sumber informasi
lainnya yang relevan untuk memahami konsep lelang dan variasi jenis lelang. Berikut
adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam studi literatur: Identifikasi
Sumber-Sumber Utama: Cari sumber-sumber tepercaya yang membahas lelang. Ini bisa
termasuk buku, jurnal akademis, artikel, dan dokumen resmi.
Definisikan Konsep Lelang: Mulai dengan mencari definisi konsep lelang. Apa itu
lelang? Bagaimana lelang bekerja? Apa tujuannya? Siapa yang terlibat dalam
prosesnya?Pelajari Jenis-Jenis Lelang: Telusuri jenis-jenis lelang yang ada. Ada banyak
variasi lelang, seperti lelang terbuka, lelang tertutup, lelang online, lelang dutch, lelang
silent, dan lain sebagainya. Pelajari karakteristik dan mekanisme setiap jenis lelang.
Analisis Literatur Terkait:Baca artikel atau buku yang membahas penelitian terkait
lelang. Ini dapat membantu Anda memahami perkembangan teori dan penemuan
terbaru dalam bidang ini.
2. Pendekatan Penelitian.
Menggunakan metode penelitian kualitatif, seperti wawancara dengan para
ahli hukum atau peserta lelang, untuk memahami pandangan mereka tentang isu-isu
hukum yang berkaitan dengan jual beli lelang. Menggunakan metode penelitian
kualitatif, seperti wawancara dengan para ahli hukum atau peserta lelang, untuk
memahami pandangan mereka tentang isu-isu hukum yang berkaitan dengan jual beli
lelang adalah pendekatan yang berharga dalam memperoleh wawasan yang mendalam
tentang perspektif individu dan pemahaman mereka terhadap masalah hukum dalam
konteks lelang
Pendekatan ini dapat membantu Anda mendapatkan perspektif yang lebih mendalam
tentang bagaimana hukum berinteraksi dengan praktik sehari-hari.
3. Sumber Hukum
a. Primer.
Sumber hukum primer dalam konteks hukum jual beli lelang biasanya
mencakup undang-undang dan peraturan yang mengatur praktik lelang. Sumber
hukum ini menjadi landasan utama untuk menentukan hak dan kewajiban semua
pihak yang terlibat dalam proses lelang. Berikut adalah beberapa sumber hukum
primer yang relevan dalam hukum jual beli lelang:

1.Undang-Undang Jual Beli:


Undang-undang jual beli di berbagai yurisdiksi (negara atau wilayah)
biasanya mengatur dasar hukum untuk kontrak jual beli, termasuk kontrak jual
beli yang melibatkan lelang. Undang-undang ini mengatur prinsip-prinsip
umum yang berlaku untuk transaksi jual beli, seperti penawaran, penerimaan,
pembayaran, dan transfer kepemilikan.
Undang-Undang Lelang:

Beberapa yurisdiksi memiliki undang-undang khusus yang mengatur lelang dan


praktiknya. Undang-undang ini biasanya mengatur persyaratan untuk
penyelenggaraan lelang, hak dan kewajiban peserta lelang, serta aspek-aspek
lain yang terkait dengan proses lelang.
2. Peraturan Pemerintah:Pemerintah sering mengeluarkan peraturan-peraturan
yang lebih rinci untuk mengatur aspek-aspek teknis dari lelang, seperti
prosedur lelang, persyaratan untuk peserta lelang, dan kriteria evaluasi
penawaran.
3.Putusan Pengadilan: Putusan pengadilan, terutama yang terkait dengan
sengketa dalam konteks jual beli lelang, dapat menjadi sumber hukum yang
penting. Putusan ini memperjelas bagaimana hukum diterapkan dalam
kasus-kasus konkret dan dapat menjadi preseden untuk kasus serupa di masa
depan.
4.Kontrak Lelang: Dokumen kontrak lelang yang dibuat oleh penyelenggara
lelang biasanya mengatur hubungan antara penyelenggara, penjual, dan
pembeli dalam proses lelang. Kontrak ini dapat mengandung persyaratan
dan ketentuan yang menjadi dasar hukum bagi transaksi lelang tertentu.
5.Peraturan Internal Lembaga Lelang:Lembaga lelang sering memiliki
peraturan internal yang mengatur praktik dan prosedur mereka sendiri,
termasuk persyaratan keanggotaan, biaya, dan tata cara pelaksanaan lelang.
Peraturan-peraturan ini dapat menjadi sumber hukum untuk peserta lelang
yang tergabung dalam lembaga tersebut.
Sumber-sumber hukum primer ini dapat berbeda-beda antara negara, dan
seringkali sangat penting untuk memahami dan mematuhi peraturan yang
berlaku dalam yurisdiksi tertentu ketika terlibat dalam jual beli lelang. Juga,
perubahan dalam peraturan dan hukum yang berlaku perlu diikuti secara cermat
karena dapat berdampak pada transaksi lelang Anda.
b. Sekunder.
Sumber penelitian hukum sekunder adalah sumber yang menyediakan
analisis, interpretasi, dan komentar tentang hukum serta isu-isu yang berkaitan
dengan jual beli lelang. Sumber-sumber ini membantu peneliti dalam
memahami dan menganalisis sumber-sumber hukum primer, serta memberikan
konteks hukum yang lebih luas. Berikut adalah beberapa contoh sumber
penelitian hukum sekunder yang dapat digunakan dalam penelitian tentang jual
beli lelang:

1.Buku Hukum: Buku-buku hukum yang mengkaji topik jual beli lelang,
undang-undang yang mengatur lelang, dan isu-isu hukum terkait. Buku ini
dapat memberikan pemahaman mendalam tentang kerangka kerja hukum
dan analisis hukum yang mendalam.
2.Jurnal Hukum: Artikel-artikel yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal hukum
yang membahas isu-isu hukum dalam jual beli lelang. Jurnal hukum
akademis sering menyajikan penelitian yang mendalam dan analisis hukum
yang relevan.
3.Laporan Penelitian: Laporan penelitian yang diterbitkan oleh lembaga-
lembaga penelitian hukum atau akademisi yang mengkaji berbagai aspek
dari jual beli lelang. Laporan ini dapat mencakup analisis, temuan, dan
rekomendasi terkait isu-isu hukum dalam jual beli lelang.
4.Panduan Hukum: Panduan hukum yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga
hukum atau konsultan hukum yang menjelaskan prosedur dan persyaratan
hukum yang terkait dengan lelang. Panduan ini dapat memberikan pedoman
praktis bagi peserta lelang.

Sumber-sumber penelitian hukum sekunder ini dapat menjadi sumber


informasi yang berharga dalam memahami dan menganalisis isu-isu hukum
yang berkaitan dengan jual beli lelang. Mereka sering membantu peneliti
dalam membentuk pandangan yang lebih komprehensif tentang subjek
tersebut.

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Melakukan wawancara dengan peserta lelang, penyelenggara lelang, atau
pihak terkait lainnya. Wawancara dapat memberikan wawasan tentang motivasi
peserta, persepsi mereka terhadap proses lelang, dan pengalaman mereka dalam jual
beli lelang. Wawancara adalah metode yang sangat efektif untuk mendapatkan
wawasan mendalam tentang motivasi peserta lelang, persepsi mereka terhadap
proses lelang, dan pengalaman mereka dalam jual beli lelang. Namun, wawancara
memerlukan perencanaan yang baik dan pendekatan yang cermat. Berikut adalah
langkah-langkah yang dapat membantu Anda dalam melakukan wawancara
penelitian jual beli lelang:
a. Rencanakan Wawancara:
Tentukan tujuan wawancara dan pilih responden yang sesuai. Anda dapat
mewawancarai peserta lelang, penyelenggara lelang, notaris, pengacara, atau
pihak terkait lainnya, tergantung pada fokus penelitian Anda.
Identifikasi pertanyaan yang akan Anda ajukan. Pertanyaan sebaiknya dirancang
untuk menggali informasi yang relevan dan mendalam tentang jual beli lelang.
b. Hubungi Responden:
Hubungi responden potensial dan jelaskan tujuan dan cakupan wawancara.
Pastikan mereka bersedia untuk diwawancara. Tentukan waktu dan tempat
yang nyaman bagi mereka.
c. Lakukan Wawancara: Selama wawancara, berikan kesempatan kepada
responden untuk berbicara dan menjelaskan pandangan mereka. Dengarkan
dengan seksama tanpa interupsi.
Ajukan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk merinci
pengalaman dan perspektif mereka.
2. Observasi
Observasi dalam konteks jual beli lelang adalah metode pengumpulan data
yang melibatkan pengamatan langsung terhadap proses lelang yang sedang
berlangsung. Dengan melakukan observasi, Anda dapat memeriksa dinamika
lelang, perilaku peserta lelang, strategi yang digunakan, dan interaksi yang terjadi.
H. Teknik Analisi Data
Teknik analisis data pada jual beli lelang dapat membantu Anda mengambil keputusan
yang lebih baik dalam proses lelang, baik sebagai penjual maupun pembeli. Berikut
beberapa teknik analisis data yang berguna dalam konteks jual beli lelang:

1. Analisis Statistik Dasar:


Statistik deskriptif: Gunakan metrik seperti rata-rata, median, dan deviasi
standar untuk memahami distribusi harga atau penawaran. Histogram: Buat histogram
untuk memvisualisasikan distribusi penawaran atau harga. Box plots: Box plot dapat
membantu mengidentifikasi pencilan dan melihat persebaran harga atau penawaran.

You might also like