You are on page 1of 12
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR 103 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN OPERASIONAL, MASJID DAN MUSHALLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 perlu menetapkan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Operasional Masjid dan Mushalla; b. bahwa —berdasarkan —pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Operasional Masjid dan Mushalla; 1. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 5423); 2. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata C Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191); 4. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang pada Kementerian Agama, diubah dua kali terakhir dengan n Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 (Berita Tahun 2016 Nomor 2097); cuangan Nomor 168/PMK.05/ 2015 Pelaksanaan Anggaran Bantuan ‘ terian Negara/ Lembaga, imana tclal diubah dengan Per in Menieri a Nomor 173/PMK.05/ 2016 (Berita Negara Jndonesia ‘Tahun 2015 Nomor 1340}; Peraturan Menteri tentang Mekani erintah Pa a Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL —_BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN OPERASIONAL MASJID DAN MUSHALLA. Menetapkan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Operasional Masjid dan Mushalla sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan pedoman_ dalam _pelaksanaan Penyaluran Bantuan Operasional Masjid dan Mushalla. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 2019 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, ha uHAMMADIYAH AMIN + LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, NOMOR +103 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN OPERASIONAL MASJID DAN MUSHALLA BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid dan mushalla merupakan tempat merefleksikan aktifitas keagamaan umat Islam yang berfungsi sebagai rumah ibadah, pusat pendidikan, dakwah, dan lain-lain. Peran penting masjid tercatat dalam sejarah awal perjuangan dan perkembangan Islam, disaat peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Makkah ke Madinah, Masjid merupakan bangunan yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Fungsi masjid dan mushalla sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas dan kesejahteraan umat Islam khususnya dan masyarakat umumnya. Untuk mendukung masjid dan mushalla, Kementerian Agama mamandang perlu memberikan bantuan operasional masjid dan mushalla sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam peningkatan kualitas pembinaan, bimbingan, layanan dan pemberdayaan umat. B. Dasar Hukum Pemberian Bantuan 1. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); 2. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1101); 4. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama, sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 (Berita Negara Tahun 2016 Nomor 2097); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/ 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/ Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/ 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 11340); C. Pengertian Umum ee Masjid adalah bangunan tempat ibadah umat Islam yang dipergunakan untuk shalat rawatib dan shalat Jum/at. Mushalla adalah ruangan/bangunan yang dipergunakan untuk shalat rawatib yang ukurannya lebih kecil dari bangunan masjid. Bantuan Operasional Masjid/Mushalla adalah bantuan sejumlah dana yang diberikan Pemerintah kepada masjid/mushalla untuk operasional masjid /mushalla. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan = -kewenangan _—Penggunaan Anggaran/Kuasa Penggunaan Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada Negara. 7. Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah membayar. 8. Kas Negara adalah tempat penyimpanan wang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk menampung seluruh penerimaan negara dan pembayaran seluruh pengeluaran negara, BAB II TUJUAN Meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pengelolaan masjid dan mushalla sebagai manifestasi pelayanan Umat dalam rangka terwujudnya masyarakat Islam Indonesia yang taat beragama, sejahtera lahir dan batin. BAB Ill PERSYARATAN, PROSEDUR DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN rsyaratan, . Memiliki susuan kepengurusan/takmir yang sah; . Pe L 2. Memiliki status legalitas tanah; 3. Memiliki rekening Bank atas nama masjid/mushalla; 4. Terdaftar pada Sistem Informasi Masjid (SIMAS);dan 5. Tidak mendapat bantuan dari Kementerian Agama selama 2 tahun terakhir. B, Prosedur 1. Surat Permohonan Bantuan ditujukan kepada Menteri Agama cq Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam/Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. 2. Proposal terdiri dari: a. Surat rekomendasi dari Kementerian Agama sesuai tingkatan: 1) Bantuan pada tingkat pusat, direkomendasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi atau Kementerian Agama Pusat dhi Menteri Agama/Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam/Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. 2) Bantuan pada tingkat provinsi, direkomendasikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota. 3) Bantuan pada tingkat Kabupaten/Kota direkomendasikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. b. Fotokopi Surat Keputusan Susunan Kepengurusan; c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Operasional; d. Fotokopi Surat Keterangan Status Tanah; e. Fotokopi buku rekening bank atas nama Masjid/Mushalla, disarankan menggunakan Bank Syariah Mandiri; f. Surat referensi_ bank yang menyatakan rekening tersebut masih aktif; g. Surat Keterangan telah terdaftar pada Sistem Informasi Masjid (SIMAS) yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama;dan h. Surat pernyataan kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh Ketua Pengurus bermaterai cukup. C. Penetapan Penerima Bantuan 1. PPK menetapkan tim untuk melaksanakan seleksi dan verifikasi proposal permohonan bantuan. 2. Tim membuat berita acara hasil seleksi dan verifikasi dokumen permohonan bantuan sebagai dasar PPK menetapkan penerima bantuan. 3. PPK menetapkan penerima bantuan dalam bentuk Surat Keputusan yang disahkan oleh KPA. BAB IV BENTUK DAN BESARAN BANTUAN 1. Bentuk bantuan berupa uang. 2, Besaran bantuan Operasional Masjid sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) s.d Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah). 3. Besaran bantuan Operasional Mushalla sebesar Rp25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) 4. Besaran bantuan sebagaimana disebutkan pada angka 2 dan 3 disusun dan dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang ditandatangani oleh Ketua Pengurus/Takmir dan PPK. 5. Bantuan bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Ditjen Bimas Islam. BABV PROSES PELAKSANAAN BANTUAN . Penerimaan proposal bantuan dilaksanakan sampai dengan tahun anggaran berjalan. . Pelaksanaan seleksi dan verifikasi dokumen, 3. Hasil seleksi dan verifikasi dokumen yang dinyatakan layak mendapat bantuan ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam. . Petugas melakukan verifikasi lapangan kepada calon penerima bantuan untuk memastikan kelayakan penyaluran bantuan. Bagi calon penerima bantuan yang dinyatakan layak diberikan dokumen Perjanjian Kerja Sama yang harus diisi sebagai persyaratan untuk mengajukan pencairan bantuan. . Penerima bantuan memberikan konfirmasi jika bantuan telah diterima. BAB VI PENGGUNAAN BANTUAN 1, Kegiatan peribadatan untuk ibadah rawatib, ibadah Jum/’at, kegiatan Ramadhan, dan perayaan hari besar Islam; 2. Keperluan kesekretariatan dan ketatausahaan masji 3. Keperluan pembinaan dan pelatihan keumatan yang diselenggarakan di masjid dan mushalla; 4, Langganan daya dan jasa Pemeliharaan dan Pengadaan barang/jasa. BAB VII TATA KELOLA BANTUAN 1. Pencairan dana bantuan dilaksanakan setelah perjanjian kerja sama antara PPK dengan Penerima bantuan ditandatangani. 2. Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat: a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. Jumlah bantuan operasional yang diberikan; c. Tata cara dan syarat penyaluran; d. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; e. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; f. Sanksi; dan g. Pernyataan kesediaan melaporkan pertanggungjawaban bantuan setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran kepada Diretur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dhi. PPK Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan syariah. BAB VIII PROSEDUR PENYALURAN DANA BANTUAN 1, Penyaluran Bantuan dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS) dalam bentuk uang melalui rekening penerima bantuan. 2. Penyaluran Bantuan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS) dilakukan sekaligus atau bertahap berdasarkan pertimbangan_nilai dana bantuan yang diberikan. 3. Penyaluran bantuan dengan nilai bantuan Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) dilaksanakan sekaligus melalui mekanisme LS. 4. Pernyaluran dana bantuan dengan nilai_ bantuan diatas Rp100.000.000,- (seratus juta) dilaksanakan dua tahap. 5. Penyaluran Bantuan dilakukan setelah PPK mendapatkan laporan hasil monitoring Tim ke lokasi penerima bantuan. 6. Dalam hal penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap sesuai pasal 35 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tahap | sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; b. Tahap Il sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan, apabila jumlah dana pada Tahap I telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80% (delapan puluh persen) dengan menyampaikan laporan tertulis; 7. Pemberian Bantuan tahap selanjutnya dapat disalurkan setelah pemberi bantuan menerima laporan tertulis pertanggungjawaban bantuan tahap sebelumnya. 8. Mekanisme penyaluran bantuan sekaligus, penerima bantuan melampirkan: a. Fotokopi Surat Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan bermeterai cukup; b. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan 9. Mekanisme penyaluran bantuan dua tahap: a. Tahap I, penerima bantuan melampirkan: 1) Fotokopi Surat Perjanjian Kerja Sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; 2) Rencana pengeluaran bantuan yang akan dicairkan pada tahap I; 3) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; b. Tahap II, penerima bantuan melampirkan: 1) Rencana pengeluaran bantuan yang akan dicairkan pada tahap Il; 2) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani; 3) Laporan kemajuan pekerjaan dan penggunaan dana bantuan tahap | yang ditandatangani oleh ketua bermaterai cukup; 10. Mekanisme penyaluran bantuan dilaksanakan oleh PPK dengan ketentuan sebagai berikut: a. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana yang diajukan penerima bantuan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Operasional Masjid dan Mushalla; b. Berdasarkan dokumen permohonan yang telah memenuhi persyaratan, PPK menandatangani perjanjian kerjasama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang; c. PPK menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) untuk pencairan dana bantuan secara sekaligus dan/atau bertahap dilampiri dengan: 1) Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; 2) Kuitansi bukti penerima uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK. d. Dalam hal dokumen permohonan tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pembangunan/Rehab Masjid dan Mushalla, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen. BAB IX PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN 1, Penerima Bantuan = harus_—smenyampaikan _laporan pertanggungjawaban kepada PPK sesuai dengan _perjanjian kerjasama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran. 2. Laporan pertanggungjawaban bantuan terdiri dari a. Laporan jumlah dana yang diterima (melampirkan fotokopi buku rekening), dan sisa dana bantuan; b. Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dalam bentuk bangunan/gedung masjid/mushalla sesuai dengan Perjanjian Kerjasama; c. Bukti pengeluaran/penggunaan dana bantuan; d. Foto sebelum, sedang dan setelah selesai pekerjaan bangunan fisik masjid /mushalla; e. Dalam hal terdapat sisa dana bantuan, penerima melampirkan bukti setoran sisa dana bantuan ke rekening Kas Negara kepada PPK sesuai dengan Perjanjian Kerjasama. 3. Laporan pertanggungjawaban dibuat sesuai dengan format sebagaimana lampiran petunjuk teknis bantuan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari petunjuk teknis. BAB X. MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring Monitoring dilaksanakan setelah ditetapkannya Tim dan penetapan penerima bantuan berdasarkan Surat Keputusan PPK yang disahkan oleh KPA. B. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk menilai kualitas output pelaksanaan bantuan dan meningkatkan kualitas kegiatan. BAB XI KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI A. Perpajakan 1. Penyaluran Dana Bantuan Operasional masjid atau Mushalla dari Kas Negara ke rekening Masjid atau Mushalla tidak dipungut pajak. 2. Masjid atau Mushalla penerima bantuan pada saat menggunakan dana bantuan tunduk pada ketentuan peraturan perpajakan dengan ketentuan bahwa Masjid atau Mushalla penerima bantuan lembaga bukan sebagai wajib pungut pajak yang berkewajiban memungut dan menyetorkan pajak dalam transaksi belanja yang dilakukannya. B. Sanksi 1. Pemberi bantuan dapat memberikan sanksi administrasi jika terdapat kesalahan administrasi yang sengaja dilakukan oleh penerima bantuan dalam pencairan dan penggunaan bantuan; 2. Bentuk sanksi administrasi dapat berupa a. peringatan tertulis. b. penundaan pencairan bantuan. c. pengurangan jumlah bantuan. d. penghentian sementara bantuan. 3. Jika terjadi pelanggaran yang disebabkan kelalaian penerima bantuan dalam penggunaan dana bantuan yang mengakibatkan kerugian Negara, maka penerima bantuan wajib membayarkan kerugian Negara tersebut ke rekening Kas Negara dan mempertanggungjawabkannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XII PENUTUP 1. Dalam hal masjid/mushalla sebagaimana persyaratan yang dimaksud pada Bab Ill huruf A, point 5 (lima) dikecualikan berdasarkan kebijakan pimpinan. 2. Petunjuk teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan penyaluran Bantuan Pembangunan/Rehab Masjid dan Mushalla khususnya bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Agama dan pihak yang berkepentingan pada umumnya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 2019 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, *Munanie DIYAH AMIN tt

You might also like