You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Nama : Aulyra Velinda Pinanti Putri

NIM 225090707111002

Kelompok 08

Tgl. Praktikum : 26 Mei 2023

Nama Asisten : Geraldin Ramadita

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR I
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Tanggal Masuk Laporan :


Pukul :

Korektor Asisten

Geraldin Ramadita Geraldin Ramadita


CO Asisten

Elsa Hedya Kusumaningtyas

Catatan:

Tanggal Masuk Revisi :


Pukul :

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan kali ini adalah dapat dipahaminya prinsip
transistor sebagai saklar.

1.2 DASAR TEORI


Sebuah transistor memiliki tiga daerah yang didoping, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.2.1 untuk yang a menunjukkan transistor NPN, dan untuk yang b menunjukkan
transistor PNP. Perhatikan bahwa untuk kedua jenis, basis adalah wilayah sempit yang diapit di
antara wilayah kolektor dan emitor yang lebih besar. Daerah emitor transistor sangat didoping.
Tugasnya adalah memancarkan atau menyuntikkan arus pembawa ke pangkalan. Daerah dasar
sangat tipis dan didoping ringan. Sebagian besar pembawa arus yang disuntikkanke basis dari
emitor tidak mengalir keluar dari kabel basis. Sebaliknya, sebagian besar pembawaarus yang
disuntikkan ke basis diteruskan ke kolektor. Wilayah kolektor cukup didoping dan merupakan
yang terbesar dari ketiga wilayah. Itu wilayah kolektor menarik pembawa arus yangdisuntikkan
ke dalam yang tipis dan ringan daerah basis yang didoping. Kebetulan, wilayah kolektor adalah
yang terbesar dari ketiganya daerah karena harus menghilangkan lebih banyakpanas dari emitor
atau daerah basis (Schultz, M.E. 2016).

Gambar 1.2.1 Transistor NPN dan PNP (Schultz, M.E. 2016)

Konfigurasi transistor yang paling umum adalah transistor NPN. Sambungan transistor
bipolar dapat berupa bias dibuat dengan salah satu dari tiga cara berbeda Common Base,
Common Emitter, dan Common Collector. Dalam subbagian ini, transistor bipolar dapat dilihat
secara detail. Contoh penggunaan transistor NPN adalah pada rangkaian penguat emitter satu
tahap. Cara kerja transistor sebagai saklar yaitu, apabila saklar dalam posisi tertutup atau
terhubung arus listrik akan mengalir dari kutub baterai positif melewati beban (misalnya lampu)
kemudian menuju kaki kolektor dan berhenti di sana. Arus berhenti dikarenakan transistor
masih belum mendapatkan pemicu sehingga posisinya tidak aktif. Hal ini menyebabkan lampu
masih tetap mati. Kemudian untuk waktu yang bersamaan, arus pemicu yang ukurannya lebih
kecil dibandingkan arus listrik utama mengalir dari sumber listrik menuju ke resistor kemudian
ke saklar, melewati kaki basis transistor lanjut ke emitor, dan berlanjut menuju massa. Karena
lampu mendapatkan masa listrik, beban tersebut pun akan menyala. Dari cara kerja transistor
NPN tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasinya masih berkaitan dengan saklar. Baik
saklar lampu maupun saklar pada peralatan elektronik lainnya (Setiyo, M. 2017).
Pada transistor, terdapat BJT (bipolar junction transistor) dan juga MOSFET (metal-
oxide semiconductor field-effect transistor). BJT atau bipolar junction transistor terdiri dari satu
kristal sandwich yang berada di antara dua jenis yang berlawanan. NPN dan PNP transistor.
Terdapat tiga semikonduktor yang dinamai collector, baase, dan emitter. Panah akan selalu
berada pada emmiter dan akan menandaakan arah dari arus yang mengalir pada operasi normal.
Pada sirkuit digital dapat ditemukan transistor MOSFET sebagai saklar. Pada transistor
MOSFET, bagian yang disebut sebagai emmiter pada bipolar transistor disebut sebagai source.
Collector pada bipolar transistor disebut sebagai drain pada MOSFET. Kemudian base disebut
sebagai gate. Gate akan bertindak untuk membiarkan arus dapat mengalir atau tidak dari source
ke drain yang tergantung pada medan listrik yang disediakan oleh gate untuk melintasi isolator
yang memisahkannya dari semikonduktor p-type. MOSFET biasa digunakan sebagai saklar, on
atau off, yang pada sirkuit digital dapat memungkinkan penyimpanan bit binary (Giancoli, D.C.
2015).
Transistor sebagai penguat dituntut agar mampu mengeluarkan sinyal yang panjang
gelombangnya dan sinyal yang masuk adalah sama, akan tetapi amplitudonya yang lebih besar.
Apabila panjang gelombang sinyal keluaran tidak sama dengan sinyal masukan, maka sinyal
keluaran dianggap cacat atau gagal. Penguat dibagi menjadi 3, yaitu di antaranya adalah
common base, common emitor, dan common collector. Grounded base atau yang sering dikenal
sebagai common base adalah suatu keadaan dimana basis pada ground, emitor pada input, dan
kolektor sebagai output. Common base biasa digunakan sebagai penguat tegangan. Ciri-ciri
common emitor adalah saat emitor disambungkan dengan ground, basic dengan input dan
kolektor dengan output. Terakhir, jenis common collector, yaitu penguat yang menyambungkan
kolektor pada ground, basis pada input, dan emitor pada output (Malvino, A & Bates, D. 2015).
BAB II

METODOLOGI

2.1 PERALATAN PERCOBAAN

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan kali ini diantaranya voltmeter DC,
amperemeter DC, variable power supply, dan rangkaian uji transistor. Adapun komponen yang
digunakan dalam percobaan kali ini diantaranya transistor Q1, tahanan RB1 47Ω, tahanan RB2
1kΩ, dan kipas/motor 12 V DC.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.2.1 Arus IB dan Arus IC Dihubungkan

• Persiapan

Untuk Langkah pertama dilakukan persiapan terlebih dahulu yaitu dengan dipilihnya
transistor T1 yaitu transistor 2N3904. Putus saklar S2, S3, dan S4, pada voltmeter dan
amperemeter dipilih mode DC. Terminal voltmeter dihubungkan ke titik X-E dimana untuk
terminal positif ke titik X dan terminal negatif ke titik E. Voltmeter saat ini akan menunjukkan
tegangan VXE atau tegangan keluaran variabel power supply 1 atau tegangan VBB. Variable
power supply 1 diatur agar didapat tegangan keluaran 5 V. Terminal voltmeter dihubungkan ke
titik D-E dimana untuk terminal positif ke titik D dan terminal negatif ke titik E. Voltmeter saat
ini akan menunjukkan tegangan VDE atau tegangan keluaran variabel power supply 2 atau
tegangan VCC. Variable power supply 2 diatur agar didapat tegangan keluaran 6 V.Saklar S1,
S2 dan S5 dihubungkan. Kondisi motor saat ini dalam keadaan On atau berputar.

• Saat VAE = 5 V

Terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-E dan tegangan VAE dicatat. Terminal
voltmeter dihubungkan ke titik B-E dan catat tegangan VBE. Posisikan amperemeter di posisi
I1 dan catat arus IB dimana arus IB = I1. Terminal voltmeter dihubungkan ke titik C-E dan
dicatat tegangan VCE. Amperemeter diposisikan pada I2 dan catat arus IC dimana IC = I2.
Kondisi motor dicatat (On atau Off ).
• Saat VAE dibawah 5 V

Terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-E dan tegangan VAE diturunkan hingga
didapat tegangan 0,5 V dibawah tegangan VAE sebelumnya dan tegangan VAE dicatat.
Terminal voltmeter dihubungkan ke titik B-E dan catat tegangan VBE. Posisikan amperemeter
di posisi I1 dan catat arus IB (IB = I1). Terminal voltmeter dihubungkan ke titik C-E dan dicatat
tegangan VCE. Amperemeter diposisikan pada I2 dan catat arus IC (IC = I2). Kondisi motor
dicatat (On atau Off ). Ulangi langkah yang sama sampai kondisi VAE = 0 V.

2.2.2 Kendali On/Off Motor

• Persiapan

Untuk Langkah pertama dilakukan persiapan terlebih dahulu yaitu dengan


dihubungkannya saklar S2 dan S5, kemudian saklar S1 di Off kan (masukan untuk ground
dipilih). Terminal voltmeter dihubungkan ke titik D-E. Tegangan VDE diatur sehingga
didapatkan tegangan 6 V. Terminal voltmeter dihubungkan ke titik X-E. Tegangan VXE diatur
sehingga didapatkan tegangan 5 V.

• Kendali On

Terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-E. Saklar S1 di On kan (masukan untuk


VBB dipilih). Saklar S2 dan S5 dipastikan terhubung. Tegangan VAE dicatat. Kondisi motor
dicatat (On atau Off ).

• Kendali Off

Saklar S1 di Off kan (masukan untuk ground dipilih). Saklar S2 dan S5 dipastikan
terhubung. Tegangan VAE dicatat. Kondisi motor dicatat (On atau Off ).
2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

2.3.1 Voltmeter DC

Gambar 2.3.1 Voltmeter DC

2.3.2 Amperemeter DC

Gambar 2.3.2 Amperemeter DC


2.3.3 Power Supply

Gambar 2.3.3 Power Supply

2.3.4 Rangkaian Uji


Gambar 2.3.4 Rangkaian Uj
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 DATA HASIL PERHITUNGAN
VAE = 5 V - 0 V
Tabel 3.1 Data Hasil Perhitungan
NO VAE (V) VBE (V) IB = I1 VCE (mV) IC = I2 MOTOR
(mA) (mA) ON/OFF
1 5 0,853 4,165 198,3 mV 53,814 ON
2 4.5 0,838 3,614 214,0 53,855 ON
3 4 0,852 3,084 221,7 53,823 ON
4 3.5 0,846 2,535 232,9 53,775 ON
5 3 0,843 2,109 152,2 mV 53,711 ON
6 2.5 0,836 1,599 173 mV 53,580 ON
7 2 0,827 1,106 198,3 mV 53,212 ON
8 1.5 0,805 0,654 0,853 51,305 ON
9 1 0,400 174,369 μA 4,85 37,335 ON
10 0.5 0,381 7,611 μA 4,97 576,03 OFF
11 0 0,397 0,039 μA 5,91 0,665 μA OFF

3.2 KENDALI MOTOR ON/OFF


Tabel 3.2 Kendali Motor On/Off
Cara Pengendalian VAE Motor ON/OFF
Kendali ON 5,83 V ON
Kendali OFF 0,2 mV OFF

3.4 PEMBAHASAN
3.4.1 ANALISA PROSEDUR
3.4.1.1 FUNGSI ALAT
Pada percobaan kali ini setiap alat tentunya memiliki fungsi masingmasing, diantaranya
seperti transistor sebagai pemutus dan penyambung arus listrik, tahanan sebagai penghambat arus
listrik, dan motor sebagai beban.
Voltmeter DC digunakan sebagai penghitung tegangan pada rangkaian uji.

Amperemeter DC digunakan sebagai penghitung nilai arus yang mengalir.

Variable power supply berfungsi sebagai sumber tegangan listrik.

3.4.1.2 FUNGSI PERLAKUAN


Adapun perlakuan yang berbeda-beda dalam percobaan kali ini yaitu transistor sebagai
saklar, yang pertama adalah alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian agar
hubungan arus IB dan arus IC dapat diketahui maka saklar S1, S2, S3, S4 OFF. Voltmeter dan
amperemeter di mode DC, hubungkan terminal voltmeter ke titik XE (VBB), atur power supply
dengan keluaran 5V, hubungkan terminal voltmeter pada titik DE (VCC), atur power supply
dengan keluaran 6V, S1, S2 dan S5 dihidupkan maka motor dalam keadaan ON. Saat VAE bernilai
5V, hubungkan terminal voltmeter ke titik AE, dan BE serta catat lah nilai tegangannya,
amperemeter diposisi I1 maka catatlah arus nya sebagai arus IB. Hubungkan terminal voltmeter
ke titik CE, dan amperemeter diposisi I2 serta catatlah nilai tegangan VCE, arus IC, dan kondisi
motor, saat VAE bernilai dibawah 5V sampai 0V maka tegangan VAE diturunkan, kemudian catat
nilai tegangannnya, hubungkan terminal voltmeter ke titik BE dan amperemeter pada posisi I1
serta catastlah nilai VBE dan arus IB nya. Hubungkan terminal ke titik CE, dan amperemeter di
posisi I2 serta catatlah nilai VCE, arus IC, dan kondisi motor. Langkah diatas diulangi sebanyak 18
sampai 26 kali.
Untuk kendali ON/OFF motor, saklar S1, S2, dan S5 OFF. Terminal voltmeter
dihubungkan ke titik DE dan atur tegangan hingga 6V, hubungkan terminal voltmeter ke titik XE
serta atur tegangannya hingga 5V. Saat kendali ON, hubungkan terminal voltmeter ke titik AE,
saklar S1, S2, dan S5 ON, serta catat nilai VAE nya dan kondisi motor. Saat kendali OFF. Saklar
S1 OFF, S2 dan S5 ON, catat tegangan VAE nya dan kondisi motor.
3.4.1 ANALISA HASIL
Setelah dilakukannya percobaan maka didapatkan data hasil percobaan. Percobaan
dilakukan sebanyak 11 kali, dengan nilai VAE sebesar 5V sampai 0V hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada transistor. Didapatkan data VAE, VBE, dan VCE, serta
hubungan arus IB dan IC beserta nilai tegangannya. Data yang diperoleh dipakai agar dapat
ditentukannya kondisi motor dalam keadaan On atau Off. Pada data percobaan tegangan kendali
berpengaruh terhadap arusnya dimana pada tegangan VAE memiliki nilai tegangan VAE yang
berbanding lurus dengan arus IB dengan nilai terbesar pada saat VAE bernilai 5V didapati nilai IB
terbesar yaitu sebesar 4.16 mA, serta yang terkecil saat VAE pada keadaan minimum yaitu sebesar
nol dengan nilai arus sebesar 0.039 mA. Pada data percobaan, nilai tegangan VCE dan arus IC
berbanding terbalik dengan nilai terbesar yaitu sebesar 5.28 V dengan arus sebesar 5,76 mA, serta
nilai terkecil nya yaitu sebesar 187.4 mV dengan arus 0.54 mA, hal ini dikarenakan pada daerah
tersebut terjadi saturasi.. Dari data percobaan yang dilakukan sebanyak sebelas kali didapati
kondisi motor On sebanyak 8 kali yaitu percobaan 1 hingga percobaan 8, dan didapati kondisi
motor Off sebanyak 3 kali yaitu pada percobaan 9 hingga percobaan 11. Didapati data hasil
percobaan kendali On atau Off pada motor dengan memanfaatkan saklar S1, dan dengan
menggunakan data VAE yaitu saat bernilai 5 V dengan kondisi motor On, dan dalam keadaan off
saat VAE bernilai 1 V.
Titik saturasi merupakan daerah kerja transistor, dimana arus kolektor mencapai nilai
maksimumnya. Arus kolektor ditentukan oleh nilai VCC dan RC dikarenakan nilai resistansi
kolektor-emitor transistor dalam kondisi minimum (=0) sehingga dapat diabaikan. Untuk daerah
aktif atau yang sering disebut titik Q-Point yaitu daerah kerja transistor dimana transistor tersebut
selalu mengalirkan arus dari kolektor ke emitor, titik aktif ini terletak diantara titik saturasi dan
titik cut-off. Daerah cut-off atau yang lebih sering dikenal dengan daerah mati merupakan titik
dimana arus IC bernilai nol. Apabila tidak ada arus yang mengalir maka motor atau kipas dalam
keadaan Off (Ponto, Hantje. 2018).

Pengendalian motor dapat dikendalikan oleh besar kecilnya tegangan dan arus yang
masuk pada motor. Motor dapat menyala dengan cara arus IB diatur agar transistor dalam keadaan
saturasi, agar arus yang mengalir pada motor dapat maksimal maka transistor bertindak sebagai
penyambung kaki kolektor dan emitor dititik C dan E. Tegangan VAE dan tegangan power supply
bernilai 5 V dengan saklar S1, dan S2 On. Motor dapat off dengan cara arus IB diatur agar transistor
dalam keadaan cut-off. Transistor memutus kaki kolektor dan emitor dititik C dan E sehingga
arus yang mengalir pada motor minimal atau mendekati nol.
Adapun pengaplikasian transistor sebagai saklar dalam kehidupan sehari-hari yang
terdapat di berbagai perangkat elektronik dikarenakan dimilikinya keandalan yang signifikan
dengan konsumsi biaya yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan relay konvensional.
Transistor sebagai saklar biasanya digunakan untuk mengendalikan motor, beban lampu, solenoid
dan lain-lainnya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukannya percobaan kali ini yaitu transistor sebagai saklar, maka dapat
dipahaminya prinsip transistor yang digunakan sebagai saklar oleh praktikan. Dimana motor
dalam keadaan menyala, maka memasuki daerah jenuh atau saturasi, arus dapat mengalir dari
kolektor menuju emitor, karena itu saklar pada kondisi ini dihubungkan (tertutup). Namun, saat
motor dalam keadaan off, dimana tidak ada arus yang dapat dialirkan dikarenakan saklarnya
terbuka. Saat itulah disebut sebagai daerah cut-off.

4.2 SARAN
Dikarenakan praktikum dilaksanakan secara online, praktikan tidak dapat mencoba
alatalat yang seharusnya digunakan pada praktikum offline, sehingga praktikan kurang paham
terhadap alat-alat yang digunakan. Disamping itu keterbatasan waktu juga menyebabkan kurang
pahamnya praktikan terahadap topik yang dibawa pada percobaan kali ini. Jaringan juga menjadi
masalah pada percobaan kali ini. Saya harap praktikum selanjutnya dapat dilaksanakan secara
offline. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D.C. 2015. Physics Principles with Application. 7th ed. New Jersey : Pearson

Education, Inc.

Malvino, A & Bates, D. 2015. Electronic Principles. New York : McGraw-Hill.

Ponto, Hantje. 2018. Dasar Teknik Listrik. Sleman : Deepublish.

Schultz, M.E. 2016. Grog's Basic Electronic. 12th ed. New York : McGraw-Hill.

Setiyo, M. 2017. Listrik Elektronika Dasar Otomotif. Edisi Pertama. Magelang : UNIMMA

PRESS.
LAMPIRAN

(Giancoli, D.C. 2015)

(Malvino, A & Bates, D)


(Ponto, Hantje. 2018)

(Schultz, M.E. 2016)


(Setiyo, M. 2017)

You might also like