You are on page 1of 8

MAKALAH PENGOLAHAN MAKANAN

“KHAS SULAWESI TENGAARA”

OLEH
NURUL AINUNISA

SMKN 57 JAKARTA SELATAN

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengolahan Makanan Khas Sulawesi Tenggara”.
Dalam pengantar ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada guru
pembimbing yang telah membimbing saya dalam pengerjaan makalah ini . Terima kasih juga
saya sampaikan kepada orang tua dan teman teman yang selalu memberikan doa dan
dukungan.
Kemudian, saya juga mohon maaf karena menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
tidak lepas dari kesalahan dan kekuranga, oleh karena itu saya mengharapkan dan saran
untuk membangun guna memperbaiki kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi saya dan pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullhi Wabarokaatuh.
DAFTAR ISI
BAB II
SULAWESI TENGGARA

A. LOKASI
Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) adalah sebuah provisi di indonesia yang terletak bagian tenggara
pulau Sulawesi, dengan ibu kota Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara
Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' –
06°15'Llintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas
38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (Laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Pada pertengahan
tahun 2023, jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebanyak 2.726.590 orang.

B. SOSIAL DAN BUDAYA


C. AGAMA
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) mencatat, 2,56 juta penduduk di Sulawesi Tenggara beragama Islam
pada Juni 2021. Jumlah tersebut mencapai 95,75% dari total populasi Sulawesi Tenggara
yang mencapai 2,67 juta jiwa.Sebanyak 50,78 ribu (1,9%) penduduk Sulawesi Tenggara
memeluk agama Hindu. Ada 44,87 ribu (1,68%) penduduk di provinsi tersebut yang
beragama Kristen.Ada pula 16,18 ribu (0,61%) penduduk di Sulawesi Tenggara yang
beragama Katolik. Sebanyak 1,61 ribu (0,06%) penduduk di Sulawesi Tenggara memeluk
agama Buddha.Penduduk Sulawesi Tenggara yang memeluk agama Konghucu sebanyak 113
jiwa. Sementara, ada 63 penduduk Sulawesi Tenggara yang menganut aliran
kepercayaan.Berdasarkan jenis kelamin, 1,35 juta (50,69%) penduduk Sulawesi Tenggara
merupakan laki-laki. Sementara, 1,32 juta (49,31%) penduduk di provinsi yang beribu kota
Kendari tersebut berjenis kelamin perempuan

D. MATA PENCARIAN
Perdagangan menjadi sumber ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara secara garis besar
selain sebagai petani, nelayan, pedagang dan pelayar. Untuk bidang pertanian dan
perkebunan bisa diketahui dari laporan tertulis tentang mata pencaharian masyarakat
Indonesia secara umum sebagai petani. Jika sebelum kedatangan kolonial Belanda
masyarakat Sulawesi Tenggara hanya mengenal tamanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari
seperti umbi-umbian, maka saat masuknya Kolonial Belanda mereka mulai diperkenalkan
dengan jenis tanaman baru. Yang kemudian dibudidayakan dalam jumlah besar untuk
selanjutnya dijual di pasar Internasional.
Peternakan menjadi mata pencaharian yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Sulawesi
Tenggara. Peternakan ini terutama berkembang di daerah Muna. Hasil peternakan Muna
yang terkenal adalah Sapi, Mutiara dan ayam yang kemudian di ekspor ke luar kota. Untuk
ayam diekspor ke Ambon sedangkan sapi diekspor ke Bali. Wilayah hutan yang luas di
Sulawesi Tenggara tidak disia-siakan oleh penduduk Sulawesi Tenggara. Hal ini terbukti
dengan hasil hutannya yang melimpah terutama rotan yang kemudian diekspor ke berbagai
negara. Namun hal tersebut tidak membuat masyarakat Sulawesi Tenggara mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri. Sehingga mereka juga mengimpor bahan-bahan
pokok dari luar seperti beras, gula, garam, kain dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan
munculnya hubungan perdagangan di Sulawesi Tenggara.
MAKANAN DAERAH
‘SULAWESI TENGGARA”

Sagu merupakan makanan utama ma


syarakat Tolaki – etnis terbesar yang mendiami Sulawesi Tenggara. Di sana, pati
sagu diolah menjadi Sinonggi, makanan khas masyarakat Tolaki. Mereka kerap
menyantap Sinonggi dengan campuran sayur bening dan ikan kuah kuning atau
ayam kampung yang dimasak dengan daun kedondong hutan (tawaloho).
Namun, keberhasilan swasembada beras di tahun 1980-an turut mengubah pola
konsumsi masyarakat dari sagu menjadi penggila nasi. Sagu sebagai makanan
pokok terpinggirkan dan hanya jadi sekedar pelengkap makanan setelah nasi.

Secara potensi, jumlah sagu di Sulawesi Tenggara cukup besar untuk di


pulau Sulawesi. Sebagai pembanding, data Kementerian Pertanian menunjukkan
di Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai penghasil sagu di daratan Sulawesi,
volume produksi sagu mencapai 3.259 ton dengan luas lahan produksi
mencapai 3.849 hektar. Sedangkan Sulawesi Tenggara dengan luas produksi 4.567
hektar, jumlah produksinya hanya mencapai 3.001 ton. Daratan Konawe masih
sangat berpotensi menjadi pusat industri sagu. Menurut Kementerian
Pertanian, sagu dapat diolah menjadi tepung sagu (termasuk produk makanan
olahannya, seperti kue tradisional), dari bahan pembuatan obat di industri
farmasi hingga sumber energi alternatif seperti bioetanol. Ampas sagu bahkan
bisa diolah menjadi protein sel tunggal untuk pakan ternak. Ini tentunya bisa
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di Sulawesi Tenggara.

1. MAKANAN POKOK
2. SOUP / SAYUR

sup tinira dari Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang hanya ada
saat perayaan hari besar. Perwakilan dari Pemprov Sulawesi Tenggara.
Sup tinira sendiri adalah sayur yang terbuat dari potongan rebung pohon palem
yang dimasak bersama santan. Yang unik adalah sup ini disajikan dalam sebuah
labu kuning berukuran besar. berkesempatan mencicipi sup unik yang jarang ada
bahkan di daerah asalnya ini, rasa rebung yang dimasak memiliki rasa mirip
seperti talas. Dan kuah santan dengan paduan bumbu-bumbunya menghasilkan
rasa yang gurih sedap. Rasanya mirip seperti sayur lodeh namun dengan kuah
yang lebih kental dan lebih krimi. Lezat

3. LAUK PAUK
MENU TABLE DHOTE

APPETIZER

SOUP TIRINA

MAIN COURSE

SINONGGI

IKAN PARENDEN

IKAN DOLE

KERUPUK SAGU

SAMBAL KAHOLEO

You might also like