You are on page 1of 18

M AK AL AH

M ASA R E FO R M ASI 1 98 8- SE K AR AN G

K EL O MPO K 2

K E L A S IX - C

AN GG O T A :

- G IT A PU SPI T ASA R I

- AR IN I N AZ L A SAP U T R I

- HE S T I R O S M A W A T I

- R I K I H E R M AW AN

- D E D E NU R U L F A L A H

M T S A L - HI D A Y A H I BU N

T P 20 23 - 2 02 4

0
K at a Pe ng ant ar

Puji syukur saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya
makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam paper ini saya membahas
mengenani "MASA REFORMASI 1998-SEKARANG" .

Makalah ini dibuat dalam rangka mengenal lebih dalam mengenai sistem pemerintahan di
Indonesia, yang menganut sistem pemerintahan presidensial serta mengetahui perbedaan
sistem pemerintahan anatara pada masa reformasi dan makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang telah di berikan oleh guru kami.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada rekan-rekan yang sudah mendukung dalam
pembuatan makalah ini, baik dukungan materi dan moril Isi dari makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna, dengan masih banyaknya kekurangan dalam makalah ini, saya sangat
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, dan harapan saya kedepan supaya makalah ini
dapat berguna bagi kita semua.

1
D A FT AR ISI

HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 2

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 3

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 3

1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 5

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 6

3.1. Pengertian Reformasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

2.2. Lahirnya Reformasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

2.3 Perkembangan Politik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

2.4. Perkembangan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

2.5. Kehidupan Masyarakat Pada Masa Reformasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

BAB III PENUTUP

31. Kesimpulan Dan Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

2
B AB I

P E N D AH U L U AN

A. L at ar B e lak ang

Pada era reformasi sekarang ini, media massa berkembang sangat pesat, tidak seperti pada
masa orde baru, perkembangan media massa pada saat itu tidak bebas dalam perannya untuk
menyuarakan kepentingan public. Media yang mengancam kekuasan Negara mengalami
bayang- bayang akan adanya pembredelan dan pengensoran.

Dalam sejarahnya pada Tahun 1945 sampai dengan 1950- an, pers Indonesia menjadi salah
satu alat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di penghujung
Tahun 1945, pertumbuhan pers semakin baik, yang ditandai oleh mulai beredarnya surat kabar
di tanah air seperti Koran Soeara Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta), Merdeka,
Independent, Indonesia News Bulletin, Warta Indonesia, dan The Voice of Free Indonesia (Ishak
Salim, 2013: 4).

Pada Tahun 1950-1960- an, masa ini pers menjadi pers partisan yang memiliki tujuan sama
dengan partai-partai politik yang mendanainya. Masa ini merupakan masa pemerintahan
parlementer atau masa demokrasi liberal. Pada masa demokrasi liberal, banyak didirikannya
partai politik dalam memperkuat sistem pemerintahan parlementer. Pers masa itu merupakan
alat propaganda dari partai politik. Beberapa partai politik memiliki media atau koran sebagai
corong partainya.

Seiring dengan berkembangnya rezim orde baru, menandai tumbuhnya pers komersial di
Indonesia. Pers mengalami depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada Tahun 1973, pemerintah
orde baru mengeluarkan peraturan yang memaksa penggabungan partai-partai politik menjadi
tiga partai yaitu, Golkar, PDI dan PPP. Peraturan tersebut menghentikan hubungan partai-partai
politik dan organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi mendapat dana dari partai
politik.

Pada Tahun 1982, lahir Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1982 (code of intreprise) yang
menegaskan bahwa urusan-urusan perusahaan dalam Undang-Undang ini penguasa tidak
memiliki kewenangan untuk mengatur pers. Agar dapat mengawasi pers departemen
penerangan mengeluarkan peraturan Menteri Penerangan No. 1 Tahun 1984 Tentang surat Izin
Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Dengan adanya SIUPP, sebuah penerbitan pers, yang izin
penerbitannya dicabut oleh departemen penerangan akan langsung ditutup dan dibekukan
kegiatannya. Pers yang mengkritik pembangunan dianggap sebagai pers yang berani melawan
pemerintah dan pers yang seperti ini dapat ditutup dengan cara dicabut SIUPP-nya.Selanjutnya
1990-an pers Indonesia mengalami repolitisasi lagi. Yang dimaksudkan, bahwa pada Tahun
1990 ini, sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai menentang

3
pemerintah dengan memuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan Orde Baru.
Kemudian pada tahun 1994, ada tiga majalah mingguan yang ditutup, yaitu Tempo, Detik, dan
Editor. Ketiganya di bredel, karena pemberitaannya tergolong kritis kepada penguasa. Tindakan
refresif inilah yang memicu aksi solidaritas sekaligus perlawanan dari banyak kalangan secara
merata disejumlah kota. Dan pada hari itu juga terjadi adanya Deklarasi Sirnagalih dan
berdirinya AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan inti dari Deklarasi ini adalah menuntut
dipenuhinya hak public atas informasi, menentang pengekangan pers, menolak wadah tunggal
untuk jurnalis

Lalu, Pada Tahun 1990-1997, pers mulai mengalami komersialisasi dan diversifikasi media yang
banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok besar. Sayangnya, industri pers harus menelan pil
pahit lagi, yaitu dengan adanya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia pada Juli
1997 berimbas pada industri pers. Saat itu harga kertas Koran membumbung tinggi, banyak
wartawan dan karyawan-karyawan perusahaan pers rela dipotong gajinya bahkan ada yang
mengalami PHK. Berbagai cara dilakukan oleh surat kabar untuk bisa eksis, seperti mengurangi
jumlah halaman. (Hisyam, 2003: 395)

Setelah reformasi bergulir Tahun 1998, pers Indonesia mengalami perubahan luar biasa dalam
mengekspresikan kebebasan, kebebasan berbicara, berkumpul dan berorganisasi. Dan
departemen Penerangan, yang dulu dikenal sebagai lembaga pengontrol media, dibubarkan.
Lalu Undang-Undang Pers pun diperbaiki sehingga menghapus ketentuan- ketentuan yang
menghalangi kebebasan pers pada masa ini pula terbentuk UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers. Era reformasi ini ditandai dengan terbukanya kran kebebasan informasi dan kebebasan ini
ditunjukkan dengan dipermudahnya pengurusaan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
Fenomena ini juga ditandai dengan munculnya ratusan media- media baru di indonesia baik
secara cetak dan elektronik dengan berbagai kemasan dan segmen. (Pramono, Materi Mata
Kuliah, Hukum Media Massa, 2015) Tak dapat dipungkiri, bahwa media khususnya media cetak
sebelum orde baru hanya mengandalkan penjualan oplahnya untuk tetap bertahan, dan
mengalami proses yang sulit, karena terus di bawah kekuasaan partai politik yang mendanainya.
Dengan begitu media ini harus terus bersaing ketat dengan munculnya ratusan media-media
baru, dan dalam kompetisi tersebut tampaknya masih berlaku hukum rimba, siapa yang kuat dia
akan bertahan.Dan tak semua media-media baru bertahan lama, banyak diantara mereka yang
rontok ditengah jalan. Tak sedikit hanya menjual keberanian dibanding dengan isi berita yang
disajikan kepada pembacanya. Akibatnya banyak yang menjadi media sensasional". Namun,
perlahan-lahan karena tak dapat mendapatkan pangsa pasarnya umur merekapun tak bertahan
lama.

Berbeda dengan era informasi saat ini media cetak merupakan wujud perubahan dan
perkembangan sistem informasi, media cetak tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi,
pendidikan, dan hiburan, tetapi telah tumbuh menjadi sarana bisnis. Dalam konteks
sarang/46snis, khususnya di media cetak, untuk mempertahankan kehidupan media cetak tidak
lepas dari persaingan salah satunya persaingan pemasukan iklan. Pertumbuhan dan
perkembangan media cetak saat ini terjadi pergeseran indikator, yakni kesehatan media cetak

4
lebih menyakinkan jika di ukur dari pendapatan iklan.

Perolehan iklan ini mampu menunjukan seberapa kuat cengkraman pengaruh dan kepercayaan
media cetak dimata khalayak, semakin banyak iklan yang muncul di media cetak tersebut
semakin kuat media ini dipercaya oleh pemasang iklan dan pembacanya. Begitupun semakin
kuat dalam mempertahankan kehidupannya.

Menurut Krisyantono (2009: 275), pada dasarnya ada tiga sumber utama yang menjadi sumber
penunjang kehidupan industri media, yakni capital (meliputi struktur permodalan dan
pemasukan iklan), content (meliputi aspek program dan jenis isi media) dan audience
(menunjukkan jenis khalayak sasaran). Dengan demikian kompetisi antarmedia pada dasarnya
adalah kompetisi untuk memperebutkan ketiga sumber daya tersebut.

Iklan merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang paling penting yang memiliki daya
jangkaunya yang luas, selain di nilai efisien dari segi biaya, dengan iklan juga mampu mencapai
audiensi dalam jumlah besar. Pada media surat kabar Ponorogo Pos yang terbit mingguan di
Ponorogo, media cetak ini memiliki ciri khasnya tersendiri, terlihat dari

B.Rumusan Masalah

Konsekuensi dari industrialisasi media massa adalah timbulnya persaingan antara media
massa yang ada. Salah satu persaingannya adalah dalam memperebutkan jenis iklan. Iklan
dalam industri media massa sangat berperan dalam menentukan kelangsungan hidup media
yang bersangkutan. Media yang memiliki khalayak dengan jumlah besar, akan menarik
pengiklan untuk mengiklankan produknya dimedia tersebut. Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diformulasikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Strategi iklan di media Mingguan Ponorogo Pos dan Media Mataraman?

2. Perbandingan kompetisi antara Media Ponorogo Pos dan Media Mataraman dalam
memperebutkan sumber daya iklan?

Keenam tuntutan tersebut adalah: pertama, penegakan supremasi hukum; kedua,


pemberantasan KKN; ketiga, pengadilan mantan presiden Soeharto dan kroninya; keempat,
amandemen konstitusi; kelima, pencabutan dwifungsi ABRI (TNI/Polri), dan; keenam, pemberian
otonomi daerah seluas-luasnya.

5
B AB I I

P E M B A HA S A N

Reformasi atau dapat diartikan sebagai perubahan bentuk terdiri dari karakteristik. kualitas,
fungsi dan objek. Perubahan seperti itu dapat dikontrol dan diukur dari sisi biaya, kualitas serta
waktu pencapaiannya. Keadaan suatu negara maupun kebijakannya mempengaruhi tindakan
untuk melakukan reformasi. Keberhasilan dari tindakan tersebut dapat dilihat dari kapasitas
objek yang diadaptasi, skala perubahan serta peranan aktor/agen. Menurut Oleg Sukharev
(Sukharev, 2015) setelah dilakukan reformasi maka akan ada pengeluaran dalam ekonomi,
dalam hal ini ada biaya transformasi ditambah lagi dengan biaya adaptasi terhadap perubahan
yang terjadi. Jika transformasi mengacu pada semua bidang atau mengubah karakter
pengembangan dan kualitas sistem ekonomi secara keseluruhan seperti cara produksi, gaya
publik dan lain-lain, ini jelas merupakan reformasi sistem. Sukharev menambahkan bahwa
reformasi yang benar selalu memiliki perubahan institusional besar yang dapat diproyeksikan
serta memiliki tujuan yang jelas. 1956 Prasojo (Prasojo, 2009) mengemukakan bahwa reformasi
merujuk pada upaya yang dikehendaki (intended change), dalam suatu kerangka kerja yang
jelas dan terarah, oleh karena itu persyaratan keberhasilan reformasi adalah eksistensi peta
jalan (road map), menuju suatu kondisi, status dan tujuan yang ditetapkan sejak awal beserta
indicator keberhasilannya. Menurut Samuel P. Huntington (1968: 344) reformasi merupakan
perubahan yang dilakukan dengan cakupan yang terbatas dan dalam waktu yang tidak cepat
maupun lambat (moderate), dalam rangka mengubah kepemimpinan, kebijakan dan institusi-
institusi politik. Berbicara mengenai konsep reformasi berarti berbicara tentang tujuan
perubahan yang diinginkan juga cakupan dan tingkat perubahannya. Tujuan perubahan yang
ingin dicapai bermaksud untuk mewujudkan kesetaraan baik sosial maupun ekonomi
masyarakat, hal ini juga berpengaruh pada sesuatu yang baik demi kelangsungan sistem politik
yang menjamin suatu negara. Reformasi tidak akan berjalan kalau bukan karena terjadi suatu
masalah atau hal lain yang dianggap kurang tepat diterapkan dalam suatu negara. Menurut
KBBI, reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau
agama) dalam suatu masyarakat atau negara.Setiap tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari
Reformasi Nasional. Tahun 2023 merupakan tahun ke-25 peringatan reformasi Indonesia sejak
tahun 1998. Peringatan reformasi Indonesia ditandai dengan jatuhnya Presiden Soeharto dari
tampuk kekuasaan Republik Indonesia.Secara garis besar, butir-butir tuntutan reformasi
tersebut antara lain amendemen UUD, pemberantasan KKN, pencabutan Dwi Fungsi ABRI,
penegakan hukum, penegakan hak asasi manusia dan demokrasi, penegakan kebebasan pers,
dan pemberian hak otonomi kepada daerah-daerah.

6
1. P E N GE R T IA N R E F O R M A S I M E NU R U T B E B E R A P A P E ND A P A T

1. Pengertian Reformasi Menurut Sedarmayanti

Pengertian reformasi adalah proses sistematis, terpadu dan komprehensif yang ditujukan untuk
merealisasikan tata pemerintahan untuk lebih lagi (Good Governance).

2. Pengertian Reformasi Menurut Quah

Pengertian reformasi adalah proses untuk mengubah prosedur birokrasi publik dan sikap
tingkah laku birokrat dalam rangka mencapai efektivitas birokrasi serta tujuan pembangunan
nasional.

3. Pengertian Reformasi Menurut Sinambela, dkk.

Pengertian reformasi adalah secara teoretis merupakan suatu perubahan yang mana secara ke
dalaman relatif terbatas tetapi keleluasaan dalam perubahannya melibatkan seluruh elemen
masyarakat.

4. Pengertian Reformasi Menurut Khan

Pengertian reformasi adalah perubahan pokok dalam sistem birokrasi yang mempunyai tujuan
untuk mengubah struktur, tingkah laku, keberadaan dan kebiasaan lama.

5. Pengertian Reformasi Menurut Samonte

Pengertian reformasi adalah perubahan dengan menggunakan perencanaan dan adopsi dalam
rangka membuat sistem administrasi sebagai badan yang lebih efektif dalam hal perubahan
sosial, sebagai instrumen yang baik untuk membawa persamaan politik, sosial dan perubahan
ekonomi.

6. Pengertian Reformasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam bidang sosial,
politik atau agama dalam suatu masyarakat atau negara.

7
2 . L a h i r n y a Ma s a R e f o r m a s i

Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden di tahun 1998 adalah pertanda Orde Baru telah
berakhir dan disusul dengan lahirnya era Reformasi. Pada era Reformasi ini, masih ada
beberapa pejabat yang beranggap bahwa Orde Baru belum berakhir, karenanya era Reformasi
disebut juga dengan era pasca Orde Baru. Adapun asal kata reformasi sendiri tersusun atas dua
kata, yakni re yang berarti kembali, dan formasi berarti susunan. Maka era Reformasi dapat
dikatakan sebagai era yang menyusun kembali. Perihal yang disusun kembali dalam era ini
adalah sistem pemerintahan Negara Indonesia. Lahirnya era Reformasi ini bertujuan untuk
mengubah segala bidang yang menyimpang pada masa Orde Baru atau sebelum tahun 1998.
Era ini lahir tepat setelah presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan kemudian
digantikan oleh wakil presidennya, yakni B.J. Habibie.Krisis finansial yang terjadi pada tahun
1997 atau yang lebih dikenal dengan krisis moneter, menjadi faktor utama yang
melatarbelakangi lahirnya era Reformasi dan runtuhnya Orde Baru.Tidak hanya itu, Indonesia
juga dilanda kemarau dan didukung dengan jatuhnya komoditas ekspor. Permasalahan-
permasalan

8
3. P er k e m b angan Po lit ik

asi tuntutan reformasi. Ketetapan-ketetapan itu antara lain sebagai berikut:

Ketetapan MPR No.VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemen.

Ketetapan MPR No.XII Tahun 1998, mengenai pencabutan Ketetapan MPR No. IV Tahun 1993
tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam
rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila.

Ketetapan MPRNo.XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II Tahun 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa).

KetetapanMPRNo.XIII Tahun 1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden Maksimal Dua Periode.

KetetapanMPRNo.XVTahun1988,tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan


Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketetapan MPR No XI Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari KKN.

Otonomi daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Otonomi daerah pada masa reformasi dilaksanakan secara lebih demokratis dari masa
sebelumnya.

Pembagian hasil eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam antara pemerintah pusat dan
daerah juga disesuaikan dengan kebutuhan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah.

Penerapan otonomi daerah tersebut diiringi dengan perubahan sistem pemilu berupa
penyelenggaraan pemilu langsung untuk mengangkat kepala daerah mulai dari gubernur hingga
bupati dan wali kota.

Dengan pelaksanaan otonomi daerah ini diharapkan dapat meminimalkan ancaman disintegrasi
bangsa.Pencabutan pembatasan partai politik

Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai
politik.

9
Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik, pada pertengahan bulan Oktober
1998 sudah tercatat sebanyak 80 partai politik dibentuk.

Menjelang Pemilihan Umum tahun 1999, partai politik yang terdaftar mencapai 141 partai.

Setelah diverifikasi oleh Komisi Pe4.Perkembangan Ekonomi

Pada masa Reformasi, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi. Berbagai upaya dilakukan
untuk memulihkan kembali ekonomi.

Berikut perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Reformasi

Pada masa kepemimpinan B.J Habibie, ditetapkan kebijakan pokok di bidang ekonomi, misal
penanggulangan krisis ekonomi dengan mengendalikan nilai rupiah.

Kebijakan lainnya, yakni ketersediaan kebutuhan bahan pokok serta obat-obatan dengan harga
terjangkau.

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan langkah-langkah berikut:

Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund (IMF) untuk membantu proses
pemulihan ekonomi

Menerapkan independensi Bank Indonesia agar fokus mengurus perekonomian

Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah

Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10 juta

Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.

Berbagai upaya penyelesaian krisis keuangan dan perbaikan ekonomi, berhasil menaikkan nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, yaitu Rp 6.700 per dolar Amerika pada Juni 1999.

Namun, Rupiah kembali melemah mencapai Rp 8.000 per dolar Amerika pada akhir masa
kepemimpinan Habibie.Pada masa reformasi Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi

Upaya-upaya untuk pemulihan ekonomi terus dilakukan pada beberapa periode kepemimpinan
masa reformasi.

- Pemerintahan Presiden B.J. Habibie

Pada masa pemerintahan B.J Habibie ditetapkan kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu
penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya
kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan harga terjangkau serta berputarnya roda
perekonomian nasional, dan pelaksanaan reformasi ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

10
Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan dan kondisi
keuangan sudah mulai stabil. Namun, keadaan kembali merosot.

Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah hingga mencapai
Rp12.000,00.Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian
nasional dan menghambat usaha pemulihan ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri

Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak
pada terkendalinya harga-harga barang.

Selain itu tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil.

Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional
dan menghambat usaha pemulihan ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak
pada terkendalinya harga-harga barang.

Selain itu tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil.

Namun, pertumbuhan ekonomi masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya
perekonomian Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposito.

- Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada masa kepemimpinan
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 5 persen sampai 6
persen per tahun serta kemampuan ekonomi Indonesia yang bertahan dari pengaruh krisis
ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa sepanjang tahun 2008 hingga 2009.Pada
masa reformasi, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi besar-besaran. Nilai tukar mata
uang rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah. Akibatnya, harga kebutuhan pokok terus
naik dan masyarakat kehilangan daya beli. Bahkan, angka pengangguran terus melonjak dan
banyak anak yang harus putus sekolah.milihan Umum sebanyak 48 partai saja yang berhak
mengikuti Pemilihan Umum

11
4. P er k e m b angan E k ono m i

Pada masa Reformasi, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi. Berbagai upaya dilakukan
untuk memulihkan kembali ekonomi.

Berikut perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Reformasi

Pada masa kepemimpinan B.J Habibie, ditetapkan kebijakan pokok di bidang ekonomi, misal
penanggulangan krisis ekonomi dengan mengendalikan nilai rupiah.

Kebijakan lainnya, yakni ketersediaan kebutuhan bahan pokok serta obat-obatan dengan harga
terjangkau.

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan langkah-langkah berikut:

Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund (IMF) untuk membantu proses
pemulihan ekonomi

Menerapkan independensi Bank Indonesia agar fokus mengurus perekonomian

Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah

Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10 juta

Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.

Berbagai upaya penyelesaian krisis keuangan dan perbaikan ekonomi, berhasil menaikkan nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, yaitu Rp 6.700 per dolar Amerika pada Juni 1999.

Namun, Rupiah kembali melemah mencapai Rp 8.000 per dolar Amerika pada akhir masa
kepemimpinan Habibie.Pada masa reformasi Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi

Upaya-upaya untuk pemulihan ekonomi terus dilakukan pada beberapa periode kepemimpinan
masa reformasi.

- Pemerintahan Presiden B.J. Habibie

Pada masa pemerintahan B.J Habibie ditetapkan kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu
penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya
kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan harga terjangkau serta berputarnya roda
perekonomian nasional, dan pelaksanaan reformasi ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

Pada masa ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan dan kondisi
keuangan sudah mulai stabil. Namun, keadaan kembali merosot.

Pada bulan April 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah hingga mencapai

12
Rp12.000,00.Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian
nasional dan menghambat usaha pemulihan ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri

Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak
pada terkendalinya harga-harga barang.

Selain itu tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil.

Melemahnya nilai tukar rupiah tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional
dan menghambat usaha pemulihan ekonomi.

- Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Pada masa ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berhasil distabilkan dan berdampak
pada terkendalinya harga-harga barang.

Selain itu tingkat inflasi rendah dan cadangan devisa negara stabil.

Namun, pertumbuhan ekonomi masih tergolong rendah yang disebabkan kurang menariknya
perekonomian Indonesia bagi investor dan karena tingginya suku bunga deposito.

- Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada masa kepemimpinan
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi yang berkisar pada 5 persen sampai 6
persen per tahun serta kemampuan ekonomi Indonesia yang bertahan dari pengaruh krisis
ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa sepanjang tahun 2008 hingga 2009.Pada
masa reformasi, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi besar-besaran. Nilai tukar mata
uang rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah. Akibatnya, harga kebutuhan pokok terus
naik dan masyarakat kehilangan daya beli. Bahkan, angka pengangguran terus melonjak dan
banyak anak yang harus putus sekolah.

13
5 . K e h i du p a n Ma s y a r a k a t P a da M a s a R e f o r m a s i

Pada masa Reformasi, kehidupan masyarakat Indonesia tentunya berbeda dengan saat ini.

Dalam artikel ini, akan dibahas kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Reformasi yang
mencakup bidang sosial, pendidikan, dan kebudayaan.

Kehidupan sosial

Pada masa awal Reformasi, kehidupan sosial masyarakat sempat diwarnai dengan konflik
sosial bersifat etnis.Disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya
hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak kunjung membaik.Kekacauan ini lantas
menimbulkan gesekan dalam masyarakat yang berujung pada konflik sosial antarkelompok.

Namun pada akhirnya, pemerintah berhasil mengatasi masalah yang ada, sehingga
kehidupanmua berangsur-angsur membaik.Pada masa Reformasi, masyarakat lebih bebas
menyuarakan aspirasinya. Didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi.

Pendidikan

Pada masa Reformasi, pemerintah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya


20 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).Selain itu, pemerintah juga
memberi ruang yang cukup luas bagi perumusan kebijakan pendidikan baru yang bersifat
reformatif dan revolusioner.

Hal ini dapat dilihat dari penetapan UU No 22 Tahun 1999 yang mengubah sistem pendidikan
Indonesia menjadi sektor pembangunan yang didesentralisasikan.

Begitu pula dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pengganti UU
No 2 Tahun 1989, yang mendefenisikan ulang pengertian pendidikan.Kehidupan sosial

Pada masa awal Reformasi, kehidupan sosial masyarakat sempat diwarnai dengan konflik
sosial bersifat etnis.

Disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan kondisi
ekonomi negara yang tidak kunjung membaik.

Kekacauan ini lantas menimbulkan gesekan dalam masyarakat yang berujung pada konflik
sosial antarkelompok.

Namun pada akhirnya, pemerintah berhasil mengatasi masalah yang ada, sehingga
kehidupanmua berangsur-angsur membaik.

Pada masa Reformasi, masyarakat lebih bebas menyuarakan aspirasinya. Didukung dengan
adanya reformasi di bidang komunikasi.

Sesuai agenda reformasi bidang pendidikan, terutama masalah kurikulum yang harus ditinjau

14
minimal lima tahun, pemerintah melakukan beberapa kali perubahan kurikulum, yakni: KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) Dalam kurikulum ini, siswa dituntut aktif untuk memperoleh
informasi, dan guru bertugas sebagai fasilitator.KBK berupaya menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa, baik individual maupun klasikal, serta berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Secara umum, KTSP tidak jauh
berbeda dengan KBK. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan penyusunannya,
yaitu desentralisasi sistem pendidikan.

Kurikulum 2013

Menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum ini
juga menekankan pada keaktifan siswa untuk mendapat pengalaman personal lewat observasi
(pengamatan), bertanya, menalar, menyimpulkan, dan mengomunikasikan informasi dalam
kegiatan pembelajaran.

Kebudayaan

Dalam bidang ini, dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya
Indonesia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Oganization (UNESCO).Upaya
ini dilakukan untuk menghindari klaim negara lain terhadap warisan budaya Indonesia. Beberapa
warisan budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional lewat UNESCO.

15
B AB I I I

K E SI M PU L AN

Setelah lahirnya era reformasi membuat daerah menjadikan masa tersebut. sebagai masa
transisi pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi demi memperbaiki bentuk
pemerintahan yang demokratis dan efisien. Masa tersebut. ditandai dengan lahirnya UU
Otonomi Daerah yang membuat daerah di Indonesia melakukan manuver dalam menjalankan
pemerintahan. Salah satu daerah yang menerapkan UU tersebut adalah Kabupaten Padang
Pariaman. Hal tersebut. ditandai dengan berdirinya Kota Pariaman tahun 2002, yang semula
merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Padang Pariaman. Konsekuensinya adalah
ibukota Kabupaten Padang Pariaman yang berada di Kota Pariaman harus dipindahkan ke
wilayah kabupaten Setelah lahirnya era reformasi membuat daerah menjadikan masa tersebut
sebagai masa transisi pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi demi memperbaiki
bentuk pemerintahan yang demokratis dan efisien. Masa tersebut. ditandai dengan lahirnya UU
Otonomi Daerah yang membuat daerah di Indonesia melakukan manuver dalam menjalankan
pemerintahan. Salah satu daerah yang menerapkan UU tersebut adalah Kabupaten Padang
Pariaman. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya Kota Pariaman tahun 2002, yang semula
merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Padang Pariaman. Konsekuensinya adalah
ibukota Kabupaten Padang Pariaman yang berada di Kota Pariaman harus dipindahkan ke
wilayah kabupaten. Dalam pemindahan tersebut terjadi peristiwa menarik dalam sejarah politik
dan pemerintahan di Kabupaten Padang Pariaman. Fenomena tersebut bermula pada tahun
2005, pada tahun itu merupakan masa pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh pasangan Muslim Kasim dan Ali Mukhni untuk meraup
suara di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Melalui kampanyenya pasangan Muslim Kasim dan
Ali Mukhni menjanjikan Sungai Sariak menjadi ibukota Kabupaten Padang Pariaman. Sebagian
masyarakat menjadi kecewa, Muslim Kasin dan Ali Mukhni yang terpilih menjadi Bupati dan
Wakil Bupati Padang Pariaman tidak menepati janjinya ketika kampanye. Masyarakat yang
terdiri dari berbagai aliansi dan LSM meminta DPRD Kabupaten Padang Pariaman untuk
menetapkan Kecamatan VII 81 Koto Sungai Sariak sebagai ibukota kabupaten sesuai janji yang
dilontarkan oleh bupati sehingga menimbulkan konflik terkait penentuan ibukota kabupaten.
Konflik yang terjadi yaitu demontrasi yang dilakukan oleh masyarakat Sungai Sariak didepan
kantor DPRD Kabupaten Padang Pariaman dan aksi tersebut diteruskan didepan kantor Bupati
Padang Pariaman. Suasana demonstrasi semakin tidak terkendali dan mendesak bupati untuk
menuntaskan rapat bersama DPRD dengan mengagendakan penetapan Sungai Sarik menjadi
ibukota kabupaten, karena menurut para demontran Sungai Sariak selain telah dijanjikan oleh
bupati pada masa kampanye juga dinilai sebagai lokasi yang cocok untuk dijadikan sebagai
pusat pemerintahan karena letaknya yang strategis jika dilihat dari wilayah Kabupaten Padang
Pariaman. Konflikpun semakin memanas setelah DPRD tidak menghiraukan tuntutan
masyarakat untuk menetapkan VII Koto Sungai Sariak sebagai ibukota kabupaten, hal itu
dikarenakan bahwa DPRD melihat hasil yang dilakukan oleh tim ahli yang dibentuk oleh
pemerintah daerah melalui Bappeda yang terdiri dari unsur akademisi dari berbagai kalangan

16
universitas. DPRD Kabupaten Padang Pariaman dan Bupati akhirnya dalam sidang paripurna
menetapkan Nagari Parik Malintang sebagai ibukota Kabupaten Padang Pariaman yang baru.
Pertimbangan penetapan tersebut didasari oleh kajian tim ahli dari akademisi dan masukan
masyarakat yang melakukan berbagai kajian dan sosialisasi mengenai lokasi penetapan
tersebut. Maka pada akhirnya penetapan Nagari Parik Malintang sebagai ibukota kabupaten
Padang Pariaman dapat diterima semua pihak.Dalam pelaksanaan pemindahan ibukota
kabupaten terkesan dipaksakan, hal itu dikarenakan adanya kunjungan kerja dari Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono ke Sumatera Barat. Daerah yang akan dikunjungi oleh presiden
adalah Kabupaten Tanah Datar, namun karena kedekatan Muslim Kasim dengan pemerintah
pusat, Kabupaten Padang Pariaman mendapatkan kunjungan dari presiden dengan
mengagendakan tiga kegiatan yaitu peletakkan batu pertama tugu ikan di Lubuk Akung,
peresmian PDAM yang berada di Kayu Tanam dan peletakan batu pertama bangunan kantor
Bupati Padang Pariaman yang berada di Nagari Parik Malintang Kecamatan Enam Lingkung
Kabupaten Padang Pariaman. Sampai saat ini kawasan Parik Malintang setelah menjadi ibukota
kabupaten terus. mengalami perkembangan, baik dari segi ekomoni, sarana dan prasarana dan
hubungan sosial masyarakat setempat.

Sar an

Saran saya sebagai penulis yaitu kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya para generasi
muda yang akan yang akan membangun bangsa kedepan, harus mengetahui perkembangan
kehidupan masyarakat baik dari segi kehidupan sosial ekonomi maupun dari segi kehidupan
sosial budaya. Karena itu dapat memperkuat jati diri kita sebagai generasi penerus demi
membangun suatu Bangsa dan Negara.

17

You might also like